• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI TEKNIK MOZAIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI TEKNIK MOZAIK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN DOI: 10.18592/jea.v8i2.6702

Received: 12 06 2022 / Accepted: 15 08 2022 / Published online: 06 01 2023

OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI TEKNIK MOZAIK

Dinah Halilah1, Lizza Suzanti2

1,2Universitas Pendidikan Indonesia Email: dinahhalilah@upi.edu

Abstract

This study examines the fine motor development of children using the mosaic technique. The purpose of this study was to find out how to optimize children's fine motor development with the mosaic technique. This research method uses a qualitative descriptive approach with two research subjects. Data collection techniques in this study using observation and documentation. Analysis of the data used in this study using data collection, data reduction, data display and affirmation of conclusions.

This study shows how children attach origami paper that already has a pattern with a small shape and glue HVS paper which has an apple-shaped pattern in training eye and hand coordination simultaneously. Based on the results of the data in this study, two subjects had optimal fine motor skills using the mosaic technique.

Keywords: early childhood, fine motor

Abstrak

Penelitian ini mengkaji perkembangan motorik halus anak dengan menggunakan teknik mozaik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana optimalisasi perkembangan motorik halus anak dengan teknik mozaik.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan dua subjek penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pengumpulan data, reduksi data, display data dan penegasan kesimpulan.

Penelitian ini menunjukan bagaimana anak menempelkan kertas origami yang telah memiliki pola dengan bentuk yang kecil dan mengelem kertas HVS yang telah

(2)

berbentuk pola bergambarkan apel dalam melatih koordinasi mata dan tangan secara bersamaan.

Berdasarkan hasil data pada penelitian ini dua subjek memiliki kemampuan motorik halus yang optimal dengan menggunakan teknik mozaik.

Kata Kunci: Anak usia dini, motorik halus

Pendahuluan

Anak usia dini merupakan individu berusia antara 0-6 tahun yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat, baik dari aspek fisik maupun psikis (Lestariningrum, 2017). Pengaruh dan perubahan yang terjadi pada aspek-aspek perkembangannya akan terhubung pada masa yang akan datang. Masa pada anak usia dini merupakan periode yang meliputi perilaku, kebiasaan dan kepribadian dibentuk oleh lingkungan sekitarnya (Lian et al., 2020). Pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama merupakan masa yang bijak dalam memberikan dasar pengetahuan dan rangsangan bagi anak (Rizqina et al., n.d.). Dengan demikian, optimalisasi perkembangan pada anak berkaitan dengan potensi yang distimulasi. Keterkaitan aspek satu dengan yang lainnya memiliki peran yang beriringan, sebagai wujud potensi untuk dikembangkan.

Potensi yang terdapat dari dasar manusia telah dimilikinya sejak individu tersebut lahir, keterkaitan tersebut sejalan dengan keyakinan personal yang dianutnya. Stimulasi yang diupayakan dengan baik pada anak sejak dini, akan tumbuh dengan baik pula terhadap potensi dan aspek kehidupannya. Peran dari lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi perkembangan potensi yang dimiliki oleh anak. Beragam potensi yang terdapat 214

(3)

pada individu memerlukan pengetahuan dan pemahaman agar menjadi penunjang kemampuan yang dapat berdaya (Trenggonowati & Kulsum, 2018). Pemberdayaan yang diimplementasikan oleh lingkungan sekitar bagi anak, akan memperbaiki kualitas pada aspek perkembangan dan pertumbuhan beriringan dengan rentang usianya.

Perubahan yang terjadi pada anak berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Bentuk dan ukuran tubuh seseorang terlihat dengan jelas pada perubahannya. Motor development atau perkembangan motorik merupakan perubahan yang terjadi secara progresif pada kontrol serta kemampuan untuk melakukan gerakan yang didapatkan melalui interaksi antara faktor kematangan (maturation), latihan (practice) dan pengalaman (experiences) sepanjang kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan atau pergerakan yang dilakukannya (Rini, 2016). Perkembangan motorik yang dimiliki oleh setiap individu akan mengalami perkembangan pada masa kehidupannya. Dasar dalam membangun perkembangan motorik perlu distimulasi sejak dini. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan anak sedang mengalami proses yang sangat pesat jika diberikan stimulus.

Perkembangan pada motorik halus anak perlu difasilitasi dengan baik, hal tersebut dapat menjadikan perkembangan yang optimal dan mampu mandiri dalam pemenuhan aktivitas kesehariannya. Fisik motorik terbagi ke dalam dua bentuk.

Bentuk tersebut yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus merupakan perkembangan gerak yang meliputi otot kecil dengan terkoordinasi mata dan tangan. Bagi anak usia pra sekolah, kemampuan motorik halus merupakan hal yang sangat penting dan sangat diperlukan dalam berbagai macam aktivitas

(4)

kehidupannya sehari-hari (Pramesty, 2017). Perkembangan motorik halus yang dimiliki oleh anak dapat berpengaruh pada aspek perkembangan-perkembangan lainnya seperti kognitif (Pienaar, A. E., Barhorst, R., & Twisk, 2014). Aktivitas melalui perkembangan motorik halus mampu memberikan dorongan kepada anak untuk lebih percaya diri dan menambah rasa keingintahuannya pada suatu kegiatan yang dilakukannya (Suriati et al., 2019). Kegiatan motorik halus adalah kemampuan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil terkoordinasi dengan mata dan tangan secara seimbang sehingga menciptakan suatu keterampilan. Kinerja pada motorik halus berbeda dengan motorik kasar yang memerlukan lebih banyak tenaga, melainkan hanya melibatkan koordinasi mata dan gerakan tangan yang cermat tanpa membutuhkan banyak tenaga (Darmiatun &

Mayar, 2019). Perkembangan motorik halus anak yang telah optimal dapat menunjukan aktivitas kemandirian karena tangannya sudah dapat terampil melakukan berbagai kegiatan (Darmiatun & Mayar, 2020). Motorik halus merupakan suatu gerakan jari jemari tangan dengan susunan sel saraf pusat.

Makna tersebut adalah kemampuannya dalam melakukan kegiatan yang melibatkan otot-otot kecil yang dapat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, agar perkembangan motorik halus anak optimal maka perlu untuk distimulasi agar siap ke jenjang pendidikan selanjutnya (Maulaya et al., 2021).

Stimulasi pada motorik halus anak dapat mempengaruhi kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan aspek perkembangan lainnya. Kegiatan motorik halus anak dalam kehidupan sehari-hari seperti: menggunting, meronce, menulis, mewarnai serta aktivitas (Matarma, T., Lagström, H., 216

(5)

Löyttyniemi, E., & Koski, 2020). Kegiatan serupa seperti meremas, memasang dan membuka kancing baju, meronce media manik-manik, melipat kertas, menyusun balok dan melukis dengan jari dapat mendukung untuk mengkoordinasikan kecepatan mata dan tangan (Sari et al., 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Misiyanti, Parmiti dan Wirya menggunakan media yang dimanfaatkan untuk menstimulasi perkembangan motorik halus pada anak dengan menggunakan kolase yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dan kreativitas pada anak usia dini (Misiyanti, N. W., Parmiti, D. P., & Wirya, 2018).

Oleh karena itu, perkembangan fisik motorik halus perlu distimulasi agar berjalan dengan optimal dengan kegiatan sederhana yang dapat dilakukan oleh guru maupun orang tua.

Peningkatan motorik halus salah satunya dengan kegiatan mozaik. Mozaik merupakan pembuatan karya seni rupa dua dimensi atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan-kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada suatu bidang datar dengan cara di lem (Wahyudi & Nurjaman, 2018). Karya yang pada teknik mozaik ini memerlukan ketekunan atau ketelitian pada prosesnya. Proses dalam kertas-kertas kecil yang ditempelkan akan menghasilkan suatu karya yang indah. Teknik mozaik ini dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak dan mengoptimalkan fungsi-fungsi otot kecil pada anak usia dini.

Berdasarkan latar belakang yang dikaji oleh peneliti, penggunaan teknik mozaik sebagai salah satu fasilitas untuk anak usia dini agar perkembangan motorik halus anak tetap optimal dan dapat mendukung kemampuan aktivitas

(6)

kesehariannya dan keterampilan ini dapat membantu dalam pencapaian tumbuh kembang anak.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan studi kepustakaan. Pendekatan tersebut digunakan agar peneliti dapat menganalisa fenomena ataupun interaksi yang terjadi dari sumber data yang diperoleh. Sumber data pada penelitian ini menggunakan sumber sekunder pada penelitian sebelumnya. Hal ini agar memberikan informasi yang telah dianalisa atau ditafsirkan (Hermawan, 2018). Subjek pada penelitian ini berjumlah 2 orang. Peran subjek ini untuk memberikan tanggapan atau informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, ataupun masukan pada penggunaan teknik mozaik yang dapat mengoptimalkan motorik halus anak. Pendekatan ini sesuai dengan penelitian yang dijalankan, dengan subjek (anak usia dini berjumlah 2 orang) yang mendapatkan pengalaman teknik mozaik secara langsung dan dapat diamati. Lokasi pada penelitian ini di Rangkasbitung, kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Mei 2022. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik obersvasi untuk mengamati perkembangan motorik halus anak dini. Penggunaan teknik dokumentasi sebagai bahan pendukung untuk pengumpulan data pada penelitian yang telah dilakukan.

Teknik analisis data yang peneliti gunakan merujuk pada model Miles dan Huberman. Tahap pertama, peneliti mengumpulkan data dengan mengamati perkembangan motorik halus anak dengan menggunakan teknik mozaik. Setelah peneliti 218

(7)

observasi langkah selanjutnya mendokumentasikan kegiatan penelitian berlangsung. Tahap kedua, peneliti mereduksi data atau merangkum untuk difokuskan pada kedua subjek yang sedang melakukan teknik mozaik untuk perkembangan motorik halusnya. Kemudian tahap ketiga peneliti melakukan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif pada penelitian yang telah dilakukan. Tahap keempat peneliti melakukan kesimpulan dan verifikasi yang didukung dengan data yang didapatkan di lapangan (Sugiyono, 2021).

Hasil dan Pembahasan

Perkembangan motorik halus merupakan kegiatan yang berkaitan dengan otot-otot kecil yang berkaitan dengan koordinasi gerakan jari jemari, pergelangan tangan, mata untuk mengontrol gerakan halus (Fitriani, 2019). Peneliti menyiapkan bahan-bahan untuk digunakan dalam teknik mozaik, diantaranya: lem, kertas hvs yang terdapat gambar apel tidak berwarna, origami yang telah membentuk pola berukuran kecil.

Penggunaan teknik mozaik setelah diaplikasikan kepada dua subjek menggunakan kertas origami dapat dilakukan dengan baik. Anak-anak yang membuat karya mozaik dapat memfungsikan koordinasi tangan dan mata dengan menempelkan origami yang telah dibentuk kecil-kecil pada kertas HVS yang telah yang telah digambar berbentuk apel.

Anak-anak dapat terlatih motorik halusnya dengan membuat pola pada mozaik tersebut. Mozaik merupakan teknik menempelkan bahan-bahan kecil yang berbentuk gambar dibuat sesuai dengan pola yang sudah disediakan oleh peneliti, serta menempel kertas origami yang sudah disediakan. Teknik mozaik dapat memberikan optimalisasi perkembangan motorik halus

(8)

pada anak usia dini. Perkembangan fisik motorik halus yang dilakukan oleh dua subjek dapat mengoptimalkan perkembangannya (Rezieka et al., 2022).

Perkembangan motorik halus pada Subjek A memiliki capaian yang baik. Subjek memberikan lem pada kertas HVS yang terdapat gambar apel mengikuti bentuk pola dan tertata rapi. Selanjutnya subjek A menempelkan kertas origami dengan cermat, tepat dan mengikuti pola yang berbentuk apel. Subjek A melakukan teknik mozaik dengan fokus. Koordinasi tangan dan mata yang dilakukan oleh subjek A dalam penerapan teknik mozaik dapat mengembangkan motorik halus dan memfungsikan jari jemarinya dengan baik. Kegiatan seni ini memiliki manfaat yang sama dengan teknik kolase, yaitu berkegiatan pada pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini menggunakan teknik mozaik dapat pula mengembangkan kemampuan kognitif dan seni (Cahyati, 2018).

Subjek A menempelkan kertas origami dengan imajinasinya sehingga menjadikan suatu karya mozaik yang kreatif. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Pamadhi bahwa jari jemari tangan yang digunakan untuk kegiatan kolase dapat berkreasi dengan menempelkan, menyusun, dan merekatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing, motorik halus anak akan terlatih dan dapat berkembang secara optimal dan dapat menghasilkan karya yang indah. Instrumen penilaian terhadap perkembangan motorik halus subjek A mendapatkan hasil yang baik (Annisa et al., 2018). Tiga Kategori indikator yang dilakukan mendapatkan penilaian berkembang sangat baik. Penilaian tersebut berdasarkan kemandirian, keuletan, fokus yang baik, 220

(9)

dan pola yang dibuat rapi, hal ini kemampuannya dalam membuat mozaik terhadap perkembangan motorik halusnya optimal.

Gambar 1. Subjek A ketika melakukan kegiatan mozaik

Perkembangan motorik halus pada subjek B yang peneliti amati memberikan proses dan hasil yang optimal pada motorik halusnya. Kegiatan yang sama dengan subjek A menggunakan teknik kolase, bermula dengan memberikan lem pada kertas HVS yang bergambar apel, kemudian menempelkan origami yang telah dibentuk kecil-kecil pada gambar tersebut dengan teliti dan fokus pada kegiatannya. Pengkoordinasian mata dan tangan yang baik, mampu mengoptimalkan perkembangan motorik halus dengan baik pula. Kemampuan subjek B sejalan dengan penelitian Dea Hasna bahwa gerakan motorik halusnya berkembang dengan maksimal (Hasna & others, 2021).

Kegiatan mozaik ini dapat mengoptimalkan gerakan tangan dan mata secara bersamaan seperti yang dilakukan oleh subjek B. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik seperti: gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu

(10)

anak menulis atau menggambar. Kegiatan mozaik pun memiliki esensi yang sama terhadap perkembangan motorik halus anak (Dadan, 2018). Penggunaan mozaik yang diimplementasikan kepada subjek B efektif untuk perkembangan motorik halusnya, karena koordinasi pada jari jemari dan mata dapat meningkatkan perkembangan motorik halus. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwasanya penggunaan media dengan teknik kolase maupun mozaik sangat efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak terutama usia 5-6 tahun (Suryana & Vaneza, 2020). Tiga Kategori indikator yang dilakukan oleh subjek B mendapatkan penilaian berkembang sesuai harapan. Pada kategori penilaian tersebut anak sudah mandiri, dapat memfungsikan dengan baik jari jemari dan koordinasi tangannya.

Gambar 2. Subjek B ketika melakukan kegiatan mozaik

Berdasarkan kegiatan teknik mozaik yang memiliki peran terhadap perkembangan motorik halus anak usia dini dapat mengoptimalkan koordinasi mata dan tangan serta sangat penting dalam proses stimulasinya. Peningkatan motorik halus pada kegiatan mozaik juga dapat meningkatkan aspek 222

(11)

perkembangan yang lain seperti kognitif. Perkembangan motorik halus anak mendapatkan peningkatan terhadap kegiatan membuat mozaik pada subjek A maupun subjek B.

Kesimpulan

Perkembangan motorik halus anak berperan penting terhadap aspek perkembangannya dan memiliki keterkaitan dengan aspek yang lainnya. Mengoptimalkan motorik halus memiliki urgensitas untuk distimulasi, seperti dengan kegiatan mozaik. Kegiatan mozaik memiliki peran terhadap perkembangan motorik halus anak. Maka dari itu, teknik mozaik dapat digunakan sebagai fasilitas untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus bagi anak usia dini.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi pada penelitian ini. Peneliti juga ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan ini.

Ucapan terima kasih juga kepada pihak tim editor jurnal edukasi AUD yang telah memberikan arahan terhadap artikel ini.

Daftar Pustaka

Annisa, F., Indar, M., & Hana, P. (2018). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini melalui Kegiatan Kolase Media Daun Ketepeng”. Jurnal Aulad, 1(1), 9.

Cahyati, N. (2018). Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Karakter Tanggung Jawab Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal

Golden Age, 2(02), 75.

https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i02.1033

Dadan, S. (2018). Stimulasi & Aspek Perkembangan Anak.

Kencana.

Darmiatun, S., & Mayar, F. (2019). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kolase dengan Menggunakan

(12)

Bahan Bekas pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 257.

https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.327

Darmiatun, S., & Mayar, F. (2020). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kolase dengan Menggunakan Bahan Bekas Abstrak. 4(1), 257–267.

https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.327

Fitriani, R. (2019). Model Pembelajaran Kooperatif dengan Permainan Estafet untuk Motorik Kasar Anak Usia Dini.

Jurnal Pelita PAUD, 4(1), 1–13.

https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v4i1.780

Hasna, D., & others. (2021). Analisis Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia 5-6 Tahun melalui Kegiatan Kolase. Jurnal Pelita PAUD, 5(2), 171–177.

Hermawan, H. (2018). Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata.

Lestariningrum, A. (2017). Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini. Adjie Media Nusantara.

Lian, B., Kristiawan, M., Ammelia, D., Primasari, G., Anggung, M., & Prasetyo, M. (2020). Teachers’ Model in Building Students’ Character. Journal of Critical Reviews, 7(14).

https://doi.org/10.31838/jcr.07.14.165

Matarma, T., Lagström, H., Löyttyniemi, E., & Koski, P. (2020).

Motor Skills of 5-Year-Old Children: Gender Differences and Activity and Family Correlates. Perceptual and Motor Skills, 127 (2), 367–385.

Maulaya, A. Q., Nurmala, S., & Komarudin, D. (2021).

Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Melalui Metode Mewarnai dan Kolase di Rw . 15.

34(November).

Misiyanti, N. W., Parmiti, D. P., & Wirya, I. N. (2018). Penerapan metode demonstrasi berbantuan media konkret melalui kegiatan kolase untuk meningkatkan perkembangan motorik halus. E-Journal PG-PAUD, 2(1), 1–11.

Pienaar, A. E., Barhorst, R., & Twisk, J. W. R. (2014).

Relationships between academic performance, SES school type and perceptual-motor skills in first grade South African learners: NW-CHILD study. Child: Care, Health and Development, 4, 370–378.

Pramesty, D. A. (2017). Penerapan Melipat, Menggunting, Menempel (3M) dalam Upaya Meningkatkan Ketrampilan Motorik Halus Anak. Jurnal PTK Dan Pendidikan, 3(1).

https://doi.org/10.18592/ptk.v3i1.1057

Rezieka, D. G., Munastiwi, E., Munar, A., Aulia, A., Billah, A., &

Muhammadkan, F. (2022). Memfungsikan Jari Jemari melalui 224

(13)

Kegiatan Mozaik sebagai Upaya Peningkatan Motorik Halus

Anak Usia Dini. 6(5), 4321–4334.

https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2501

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu

Dakwah, 17(33), 81.

https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Rini, H. (2016). Rini Hildayani. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Tangerang: Universitas Terbuka. Universitas Terbuka.

Rizqina, A. L., Suratman, B., & Kalijaga Yogyakarta, S. (n.d.).

PERAN PENDIDIK DALAM MENANAMKAN NILAI AGAMA DAN MORAL ANAK USIA DINI.

Sari, S. K., Izzati, I., & Ismet, S. (2021). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Gambar Cetak Geometri Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Edukatif : Jurnal Ilmu

Pendidikan, 3(1), 149–155.

https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i1.275

Suardi, W. (2017). Catatan Kecil Mengenai Desain Riset Deskriptif Kualitatif. Jurnal EKUBIS, 2(1), 1–11.

Sugiyono, 2021. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Suriati, S., Kuraedah, S., Erdiyanti, E., & Anhusadar, L. O.

(2019). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak melalui Mencetak dengan Pelepah Pisang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 211.

https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.299

Suryana, D., & Vaneza, T. (2020). Pengaruh Kolase Kapas Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di Taman Kanak- Kanak Bunda Tunas Harapan Kabupaten Pasaman. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4, 576.

https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/download/50 1/470

Trenggonowati, D. L., & Kulsum, K. (2018). Analisis Faktor Optimalisasi Golden Age Anak Usia Dini Studi Kasus Di Kota Cilegon. Journal Industrial Services, 4(1), 48–56.

https://doi.org/10.36055/jiss.v4i1.4088

Wahyudi, I. N., & Nurjaman, I. (2018). Pengaruh Kegiatan Mozaik Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-6 Tahun. Ceria: Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 12. https://doi.org/10.31000/ceria.v7i1.560

Referensi

Dokumen terkait

dan prasarana Aparatur Jumlah Sarana dan Prasarana yang terpelihara 1 Mobil 5 Spd Motor 1 Mobil 5 Spd Motor 100% 4. Penyusunan Laporan Capaian kinerja dan ikhtisar

Dampak ekonomi diukur oleh besarnya biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya gangguan kesehatan manusia, yang terdiri dari mortalitas dan morbiditas.Teknik estimasi melibatkan

Jaringan pergaulan yang dilakukann- ya tak berhenti di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, karena itu sebenarnya ko- munikasi dalang yang dilakukannya tak terbatas. Kapan saja

melalui kerja sama , siswa dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan berkaitan dengan penggunaan konsep irisan dari himpunan.. Pengertian irisan

Berdasarkan data representatif untuk beberapa tahun pengamatan dapat diperkirakan gelombang yang diharapkan disamai atau dilampaui satu kali dalam T tahun, dan

Kader posyandu lansia berkunjung ke rumah lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Yashinta Asteria Norhermaya, menyatakan bahwa skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KEPERCAYAAN DAN

Setelah diketahui kinerja pelayanan dalam menganalisis kepuasan konsumen unit usaha yang masih kurang, kemudian dibuat perencanaan analisis kepuasan konsumen dan strategi