• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi Proyek : Desa Teluk, Kec

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Lokasi Proyek : Desa Teluk, Kec"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Studi Kasus

Data teknis proyek Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir adalah berdasarkan data-data yang di peroleh penulis selama melakukan penelitian pada proyek Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir. Adapun data-data proyek Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir adalah sebagai berikut:

1. Nama Proyek : Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir 2. Pemberi Tugas : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi

Banten

3. Lokasi Proyek : Desa Teluk, Kec. Labuan, Kabupaten Pandeglang

4. Fungsi Proyek : Pengamanan Sungai, perkebunan, pesawahan dan sarana umum terhadap bahaya longsor serta mengurangi masalah banjir

5. Kontraktor Utama : PT. Sumber Usaha Baru Karya 6. Jumlah Anggaran : Rp. 8.980.000.000,00 + PPN 10 %

: Rp. 9.878.000.000,00 7. Sistem Kontrak : Unit Price

8. Mata Uang : Rupiah (Rp.)

9. Waktu Pelaksanaan : Total 180 hari kalender (± 15 Bulan)

5.2 Profil Responden

Pada tahap ini kuesioner disebarkan kepada karyawan dinas PUPR Provinsi Banten yang sedang mengerjakan proyek konstruksi Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan. Adapun profil responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Profil Responden

NO RESPONDEN JABATAN PENDIDIKAN PENGALAMAN

(Tahun)

1 R1 Site Manager S2 10

2 R2 Safety Head Officer S1 7

3 R3 Safety Staff S1 5

(2)

NO RESPONDEN JABATAN PENDIDIKAN PENGALAMAN (Tahun)

4 R4 Mechanical Engineer SMA 8

5 R5 Electrical Engineer S1 9

6 R6 Logistic S1 10

7 R7 Quantity Surveyor S1 8

8 R8 Quality Control S1 10

9 R9 Civil Engineer S1 5

10 R10 Civil Engineer S1 10

11 R11 Civil Engineer S1 8

12 R12 Civil Engineer S2 7

13 R13 Supervisor SMA 20

14 R14 Supervisor S1 6

15 R15 Supervisor S1 8

16 R16 Civil Engineer S1 8

17 R17 Civil Engineer S1 5

18 R18 Civil Engineer S1 9

19 R19 Civil Engineer S1 15

20 R20 Civil Engineer S1 4

21 R21 Civil Engineer S1 12

22 R22 Quality Control S1 5

23 R23 Supervisor D3 13

24 R24 Supervisor SMA 8

25 R25 Mechanical Engineer S1 6

26 R26 Electrical Engineer SMA 9

27 R27 Logistic D3 10

28 R28 Quantity Surveyor D3 8

29 R29 Quality Control S1 9

30 R30 Civil Engineer S1 4

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2022)

5.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama bekerja.

1. Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin

(3)

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 25 83,33 %

2 Perempuan 5 16,67 %

Total 30 100 %

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Gambar 5.1 diatas, yang merupakan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden, dapat dilihat bahwa sebanyak 25 responden laki-laki (83,33%) dan 5 responden perempuan (16,67%). Dengan demikian dalam penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki.

2. Pendidikan Terakhir

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarakan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1 SMA 4 13,3 %

2 D3 4 13,3 %

3 S1 21 70,0 %

4 S2 1 3,3%

Total 30 100 %

(4)

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarakan Pendidikan Terakhir

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Gambar 5.2 diatas, jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir SMA sebanyak 4 orang (13,3%), D3 sebanyak 4 orang (13,3%), S1 sebanyak 21 orang (70,0%), S2 sebanyak 1 orang (3,3%). Dengan demikian, responden dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh responden dengan pendidikan terakhir adalah S1 sebanyak 21 orang (70,0%).

3. Lama Bekerja

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja (Tahun) Jumlah Persentase

1 2,5-5 4 13,33 %

2 5-7,5 7 23,33 %

3 7,5-10 14 46,67 %

4 >10 5 16,67 %

Total 30 100 %

(5)

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarakan Lama Bekerja

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Gambar 5.3 diatas, jumlah responden berdasarkan lama berkerja.

Bekerja dari 2,5-5 tahun terdapat 4 orang (13,33%), responden yang bekerja dari 5- 7,5 tahun terdapat 7 orang (23,33%), responden yang bekerja dari 7,5-10 tahun terdapat 14 orang (46,67%), dan responden yang bekerja >10 tahun terdapat 5 orang (16,67). Dengan demikian, responden berdasarkan kriteria lama bekerja didominasi oleh responden yang bekerja dari 7,5-10 tahun yaitu sebanyak 14 orang (46,67%).

4. Usia

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarakan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah Persentase

1 30-35 6 20,00 %

2 36-40 11 33,33 %

3 41-50 12 43,33 %

4 >50 1 3,33 %

Total 30 100 %

(6)

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarakan Usia

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Gambar 5.4 diatas, jumlah responden berdasarkan usia dalam penelitian ini adalah responden berusia 30-35 tahun sebanyak 20,0%, usia 36-45 sebanyak 33,33%, usia 46-50 orang sebanyak 43,33% dan usia >50 sebanyak 3,33%. Dengan demikian, responden berdasarkan usia didominasi oleh usia 46-50 tahun, yaitu sebanyak 43,33%.

5.3 Pengumpulan Data

5.3.1 Kuesioner Tahap Pertama (Pakar)

Pada tahap ini semua variabel hasil kajian pustaka yang disusun oleh peneliti kemudian diberikan kepada pakar dalam bentuk kuesioner untuk dilakukan validasi. Dalam kuesioner tersebut juga diberikan pernyataan mengenai variabel- variabel mengenai keselamatan dan kesehatan kerja terhadap manajemen risiko pada proyek konstruksi yang belum tercantum dalam kuesioner.

Pakar yang dipilih dalam pengumpulan data ini adalah orang yang bekerja dibidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi dan akademisi dibidang manajemen rekayasa konstruksi ataupun dibidang hidrologi. Jumlah pakar yang mengisi kuesioner tahap pertama ini sebanyak 3 orang yang berasal dari kontraktor

(7)

berjumlah 1 orang dan dosen berjumlah 2 orang. Adapun data profil para pakar yang mengisi kuesioner ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Profil Pakar Untuk Validasi Awal (Kuesioner Tahap 1)

NO PAKAR PENDIDIKAN

TERAKHIR

JABATAN PENGALAMAN (tahun)

1 Pakar 1 S2 Dosen 5

2 Pakar 2 S2 Dosen 8

3 Pakar 3 S2 PPTK 20

(Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2022)

Ketiga orang tersebut diharapkan dapat melakukan validasi, pengkoreksian terhadap kalimat variabel dan menambahkan variabel yang belum tercantum pada penelitian ini. Maka rekapitulasi hasilnya ditabulasikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.7 Hasil Kuesioner Tahap I

No Komponen Penelitian Hasil Kuesioner

1 2 3

1. Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

X.1 Setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat kerja dengan aman

3

X.2 Telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja

3

X.3 Lokasi proyek memiliki penerangan dan pencahayaan yang baik

3

X.4 Telah terpasang rambu-rambu atau tanda-tanda keselamatan kerja pada area tertentu di proyek

1

X.5 Perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, sabuk pengaman, dll

3

X.6 Semua peralatan tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan sesuai fungsinya

3

X.7 Para pekerja menggunakan peralatan dan pakaian kerja saat bekerja

1

X.8 Perusahaan menyediakan alat pengaman kerja seperti tangga, jarring, railing, dll

3

X.9 Peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh pekerja yang telah berpengalaman

3

X.10 Melakukan perawatan pada alat-alat kerja yang sering digunakan secara berkala

3

(8)

No Komponen Penelitian Hasil Kuesioner

1 2 3

1. Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

X.11 Telah diberlakukan larangan merokok pada area proyek untuk menghindari kebakaran

3

X.12 Tersedia alat pemadam kebakaran yang mencukupi dan petunjuk penggunaannya

3

X.13 Telah memberi pembatas bahan material yang mudah terbakar

3

X.14 Telah disediakan tempat untuk menyimpan dan membuang material atau barang yang mudah terbakar

1

X.15 Telah terpasang pagar beserta pintu masuk dan keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi proyek

2

X.16 Telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek

3

X.17 Pemasangan sign board K3, yang berisi antara lain slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, dll

3

X.18 Terdapat jalur penyelamatan yang cukup sebagai jalur alternatif dalam keadaan darurat

2

X.19 Tersedia kamar mandi yang cukup dan diberlakukan tugas piket untuk membersihkan kamar mandi

3

X.20 Tersedia ruang untuk istirahat dan dapur beserta air minum untuk para pekerja

3

X.21 Tersedia kotak P3K untuk pertolongan pertama pekerja 3 X.22 Pemeriksaan kesehatan untuk karyawan sebelum

dilakukannya proyek dan pemeriksaan kesehatan berkala saat pelaksanaan proyek

2

X.23 Memberikan asuransi dan bekerja sama dengan pihak puskesmas atau rumah sakit untuk para pekerja

2

No Komponen Penelitian Hasil Kuesioner

1 2 3

2. Variabel Manajemen Risiko

Y.1 Perusahaan mengikut sertakan para pekerja pada pelatihan mengenai prosedur keselamatan kerja

3

(9)

No Komponen Penelitian Hasil Kuesioner

1 2 3

2. Variabel Manajemen Risiko

Y.2 Memiliki peraturan yang jelas dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan K3

3

Y.3 Perusahaan memberikan briefing mengenai prosedur keselamatan kerja dihari tertentu selama proyek berlangsung

3

Y.4 Mengidentifikasi secara menyeluruh terhadap kecelakaan kerja yang pernah terjadi sebelumnya

3

Y.5 Terdapat jalur evakuasi yang cukup dalam keadaan darurat

3

Y.6 Tidak nyamannya dengan peralatan pelindung diri yang ada

1

Y.7 Terbiasa dengan apa adanya tanpa alat pelindung diri 1 Y.8 Alat yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan para

pekerja

1

Y.9 Keterbatasan pengetahuan tentang keselamatan kerja membuat para pekerja enggan untuk bekerja dengan alat pelindung diri

3

Y.10 Banyak pekerja yang tidak mengetahui jaminan K3 pada proyek konstruksi yang ada

3

Y.11 Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar atau pokok

1

Y.12 Tidak adanya komunikasi untuk mengikutsertakan pekerja pada program K3

1

Y.13 Pola pikir pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang minim

3

Y.14 Perusahaan meminimkan modal untuk menjalakan program K3

1

Y.15 Tidak adanya kepedulian dari pihak perusahaan tentang K3

2

Y.16 Tidak tersedia ruang untuk istirahat atau kotak P3K serta kebersihan dalam proyek konstruksi

1

Y.17 Alat pelindung diri yang disediakan oleh perusahaan 1 Y.18 Tidak ada sanksi tegas untuk pelanggaran K3 3

(10)

No Komponen Penelitian Hasil Kuesioner

1 2 3

2. Variabel Manajemen Risiko

Y.19 Pengawasan Pemerintah yang lemah dalam menerapan K3 dalam proyek konstruksi

3

Y.20 Perusahaan tidak mengasuransikan para pekerja tetapi lebih memberikan bonus untuk para pekerja

3

Y.21 Penerapan K3 yang tidak terkoordinasi karena manajemen yang lemah sehingga tidak terlaksanakan dengan baik

1

Y.22 Perusahaan tidak mempertimbangkan ekonomis dana jika terjadi sesuatu pada pekerja akibat kurangnya kesadaran penerapan K3

1

(Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2022)

Berdasarkan kuesioner pakar, didapatkan komponen penelitian yang bisa dimasukan kedalam kuesioner tahap II. Pada kuesioner tahap I untuk komponen yang diambil dan bisa dilanjutkan ke tahap II adalah komponen yang memiliki mayoritas pemilihan oleh pakar. Terdapat 20 komponen pada variabel X atau variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan terdapat 14 komponen pada variabel Y atau variabel manajemen risiko. Variabel yang tidak bisa dimasukan kedalam kuesioner tahap II yaitu: X4, X7, X14, Y6, Y7, Y8, Y11, Y12, Y14, Y16, Y17, Y21 dan Y22. Variabel-variabel tersebut karena hanya dipilih oleh 1 orang pakar (minoritas).

Variabel seluruhnya sejumlah 45 variabel. Kemudian variabel-variabel tersebut divalidasi oleh pakar. Validasi kuesioner tahap pertama ini menghasilkan 32 variabel yang valid, 13 variabel yang tidak valid dan 13 variabel tambahan. Variabel tambahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.8 Variabel Tambahan Dari Pakar

No Komponen Penelitian

Y.23 Lokasi proyek dilengkapi dan diawasi dengan cctv

Y.24 Proyek bekerja sama dengan pihak kepolisian (Polsek) dalam pengamanan lokasi proyek

Y.25 Setiap alat dan mesin dilengkapi petunjuk pengoperasian dan keselamatan Y.26 Lokasi proyek diberikan instrumen alarm tanda bahaya

(11)

No Komponen Penelitian

Y.27 Proyek telat bekerja sama dengan pihak pemadam kebakaran (DAMKAR) setempat Y.28 Telah memberikan papan informasi nomor-nomor telepon penting dan darurat di

lokasi proyek

Y.29 Melakukan pengukuran/uji polusi udara, kebisingan dan getaran pada lokasi proyek Y.30 Bekerja sama dengan klinik sekitar proyek untuk pelayanan kesehatan pekerja Y.31 Melakukan monitoring kesehatan lingkungan sesuai instrumen pemeriksaan

dan baku mutu yang berlaku

Y.32 Perusahaan melakukan audit dan monitoring K3 disetiap proyek secara berkala Y.33 Merekrut tenaga ahli dan tersertifikasi K3 untuk melakukan pembinaan K3 secara

terpusat

Y.34 Penyusunan manajemen risiko tidak dilakukan secara representatif dan sifatnya administratif saja

Y.35 Perusahaan cenderung profit oriented sehingga biaya K3 biasanya ditekan dalam RAP proyek agar memaksimalkan profit

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2022)

5.3.2 Kuesioner Tahap Kedua (Responden)

Setelah melewati validasi pakar, selanjutnya kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Kuesioner tahap II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Sedangkan untuk rekapitulasi hasil penelitian dari responden dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 5.9 Kuesioner Penelitian

Variabel Pernyataan SS S KS TS STS

X Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5 4 3 2 1

1 Setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat kerja dengan aman

2 Telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja

3 Lokasi proyek memiliki penerangan dan pencahayaan yang baik

4 Perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, sabuk pengaman, dll

5 Semua peralatan tersebut dalam kondisi baik

(12)

Variabel Pernyataan SS S KS TS STS X Variabel Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

5 4 3 2 1

dan dapat digunakan sesuai fungsinya 6 Perusahaan menyediakan alat pengaman

kerja seperti tangga, jarring, railing, dll 7 Peralatan dan mesin yang ada dioperasikan

oleh pekerja yang telah berpengalaman 8 Melakukan perawatan pada alat-alat kerja

yang sering digunakan secara berkala 9 Telah diberlakukan larangan merokok pada

area proyek untuk menghindari kebakaran 10 Tersedia alat pemadam kebakaran yang

mencukupi dan petunjuk penggunaannya 11 Telah memberi pembatas bahan material

yang mudah terbakar

12 Telah terpasang pagar beserta pintu masuk dan keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi proyek

13 Telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek 14 Pemasangan sign board K3, yang berisi

antara lain slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, dll 15 Terdapat jalur penyelamatan yang cukup

sebagai jalur alternatif dalam keadaan darurat

16 Tersedia kamar mandi yang cukup dan diberlakukan tugas piket untuk membersihkan kamar mandi

17 Tersedia ruang untuk istirahat dan dapur beserta air minum untuk para pekerja 18 Tersedia kotak P3K untuk pertolongan

pertama pekerja

19 Pemeriksaan kesehatan untuk karyawan sebelum dilakukannya proyek dan pemeriksaan kesehatan berkala saat pelaksanaan proyek

(13)

Variabel Pernyataan SS S KS TS STS X Variabel Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

5 4 3 2 1

20 Memberikan asuransi dan bekerja sama dengan pihak puskesmas atau rumah sakit untuk para pekerja

Variabel Pernyataan SS S KS TS STS

Y Variabel Manajemen Risiko 5 4 3 2 1

1 Perusahaan mengikut sertakan para pekerja pada pelatihan mengenai prosedur keselamatan kerja

2 Memiliki peraturan yang jelas dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan K3

3 Perusahaan memberikan briefing mengenai prosedur keselamatan kerja dihari tertentu selama proyek berlangsung

4 Mengidentifikasi secara menyeluruh terhadap kecelakaan kerja yang pernah terjadi sebelumnya

5 Terdapat jalur evakuasi yang cukup dalam keadaan darurat

6 Keterbatasan pengetahuan tentang keselamatan kerja membuat para pekerja enggan untuk bekerja dengan alat pelindung diri

7 Banyak pekerja yang tidak mengetahui jaminan K3 pada proyek konstruksi yang ada

8 Pola pikir pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang minim

9 Tidak adanya kepedulian dari pihak perusahaan tentang K3

10 Tidak ada sanksi tegas untuk pelanggaran K3.

(14)

Variabel Pernyataan SS S KS TS STS

Y Variabel Manajemen Risiko 5 4 3 2 1

11 Pengawasan Pemerintah yang lemah dalam menerapan K3 dalam proyek konstruksi.

12 Perusahaan tidak mengasuransikan para pekerja tetapi lebih memberikan bonus untuk para pekerja

13 Lokasi proyek dilengkapi dan diawasi dengan cctv

14 Proyek bekerja sama dengan pihak kepolisian (Polsek) dalam pengamanan lokasi proyek

15 Setiap alat dan mesin dilengkapi petunjuk pengoperasian dan keselamatan

16 Lokasi proyek diberikan instrumen alarm tanda bahaya

17 Proyek telat bekerja sama dengan pihak pemadam kebakaran (DAMKAR) setempat 18 Telah memberikan papan informasi nomor-

nomor telepon penting dan darurat di lokasi proyek

19 Melakukan pengukuran/uji polusi udara, kebisingan dan getaran pada lokasi proyek 20 Bekerja sama dengan klinik sekitar proyek

untuk pelayanan kesehatan pekerja

21 Melakukan monitoring kesehatan lingkungan sesuai instrumen pemeriksaan dan baku mutu yang berlaku

22 Perusahaan melakukan audit dan monitoring K3 disetiap proyek secara berkala

23 Merekrut tenaga ahli dan tersertifikasi K3 untuk melakukan pembinaan K3 secara terpusat

24 Penyusunan manajemen resiko tidak dilakukan secara representatif dan sifatnya administratif saja

25 Perusahaan cenderung profit oriented

(15)

Variabel Pernyataan SS S KS TS STS

Y Variabel Manajemen Risiko 5 4 3 2 1

sehingga biaya K3 biasanya ditekan

dalam RAP proyek agar

memaksimalkan profit

5.4 Analisa Data

5.4.1 Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Dalam uji validitas ini penulis meneliti data karyawan PUPR Banten. Dimana pernyataanya berisikan 20 item pernyataan untuk variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan 25 item pernyataan untuk variabel Manajemen Risiko. Uji validitas ini bertujuan untuk melihat item pernyataan dalam kuesioner tersebut yang dapat mendefinisikan suatu variabel.

Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid atau tidaknya pernyataan tersebut jika rhitung˃ rtabel, maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika rhitung

< rtabel, maka item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas variabel manajemen risiko dengan menggunakan program SPSS V.20 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.10 Pengujian Validitas Manajemen Risiko (Y)

Variabel r tabel Pearson Correlation

N Keterangan

Y1 0,3610 0.663 30 Valid

Y2 0,3610 0.557 30 Valid

Y3 0,3610 0.672 30 Valid

Y4 0,3610 0.622 30 Valid

Y5 0,3610 0.613 30 Valid

Y6 0,3610 0.650 30 Valid

Y7 0,3610 0.661 30 Valid

Y8 0,3610 0.654 30 Valid

Y9 0,3610 0.709 30 Valid

Y10 0,3610 0.687 30 Valid

(16)

Variabel r tabel Pearson Correlation

N Keterangan

Y11 0,3610 0.736 30 Valid

Y12 0,3610 0.646 30 Valid

Y13 0,3610 0.613 30 Valid

Y14 0,3610 0.499 30 Valid

Y15 0,3610 0.514 30 Valid

Y16 0,3610 0.649 30 Valid

Y17 0,3610 0.550 30 Valid

Y18 0,3610 0.508 30 Valid

Y19 0,3610 0.616 30 Valid

Y20 0,3610 0.631 30 Valid

Y21 0,3610 0.716 30 Valid

Y22 0,3610 0.606 30 Valid

Y23 0,3610 0.566 30 Valid

Y24 0,3610 0.530 30 Valid

Y25 0,3610 0.499 30 Valid

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Tabel 5.10 di atas, nilai-nilai korelasi Pearson tiap butir pernyataan yang sudah di koreksi memiliki nilai > 0,3610 (lihat tabel nilai r Product Moment pada lampiran 4) dengan jumlah N-2 = 28. Hal ini menunjukkan bahwa butir pernyataan yang ada dalam variabel manajemen risiko dapat dikatakan valid, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

Tabel 5.11 Pengujian Validitas Keselamatan dan Ksesehatan Kerja (K3) (X)

Variabel r tabel Pearson Correlation

N Keterangan

X1 0,3610 0.526 30 Valid

X2 0,3610 0.440 30 Valid

X3 0,3610 0.614 30 Valid

X4 0,3610 0.675 30 Valid

X5 0,3610 0.517 30 Valid

X6 0,3610 0.668 30 Valid

X7 0,3610 0.654 30 Valid

X8 0,3610 0.768 30 Valid

X9 0,3610 0.664 30 Valid

(17)

Variabel r tabel Pearson Correlation

N Keterangan

X10 0,3610 0.670 30 Valid

X11 0,3610 0.412 30 Valid

X12 0,3610 0.656 30 Valid

X13 0,3610 0.609 30 Valid

X14 0,3610 0.546 30 Valid

X15 0,3610 0.412 30 Valid

X16 0,3610 0.572 30 Valid

X17 0,3610 0.630 30 Valid

X18 0,3610 0.498 30 Valid

X19 0,3610 0.652 30 Valid

X20 0,3610 0.398 30 Valid

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Tabel 5.11 di atas, nilai-nilai korelasi Pearson tiap butir pernyataan yang sudah di koreksi memiliki nilai > 0,3610 (lihat tabel nilai r Product Moment pada lampiran 4) dengan jumlah N-2 = 28. Hal ini menunjukkan bahwa butir pernyataan yang ada dalam variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dikatakan valid, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukan kemantapan/konsistensi hasil pengukuran. Dan pengandalan pengukuran dengan menggunakan alfa Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baiknya item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain, adapun hasil reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5.12 Hasil Uji Reliabilitas variabel Manajemen Risiko (Y) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.929 25

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Tabel 5.12 di atas, diperoleh hasil perhitungan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha = 0,929 ini menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,6. Maka,

(18)

dapat disimpulkan bahwa variabel Manajemen Risiko dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.

Tabel 5.13 Hasil Uji Reliabilitas variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.896 20

Berdasarkan Tabel 5.13 diatas, diperoleh hasil perhitungan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha = 0,896 ini menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,6. Maka, dapat disimpulkan bahwa variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.

5.4.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendeteksi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5.5 Grafik Hasil Uji Normalitas

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

(19)

Berdasarkan Gambar 5.5 diatas, dapat dilihat pula data mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut berarti uji normalitas sudah terpenuhi atau model telah berdistribusi normal.

Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendeteksi normal dengan melihat nilai signifikasi (Asymp. Sig. (2-tailed)) yang menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.14 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal

Parametersa,b Mean 0

Std. Deviation 9.77043044 Most Extreme

Differences Absolute .233

Positive .233

Negative -.172

Kolmogorov-Smirnov Z 1.279

Asymp. Sig. (2-tailed) .076

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Tabel 5.14 di atas, didapat output nilai signifikansinya adalah 0,076.

Dapat disimpulkan bahwa nilai sig. > 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Asumsi linearitas menyatakan bahwa hubungan antara X dan Y linear. Secara kasar linearitas hubungan ini dapat dinilai dari diagram tebar X-Y, sedangkan penilaian

(20)

secara lebih eksak adalah dengan uji lack-of-fit dengan H0: Tidak ada lack-of-fit vs H1: Ada lack-of-fit.

Tabel 5.15 Uji Linearitas

Variabel Deviation from linearity Keterangan

F Sig

X1 0,132 0,719 Linear

X2 0,079 0,781 Linear

X3 0,274 0,605 Linear

X4 0,779 0,385 Linear

X5 0,003 0,957 Linear

X6 5,873 0,022 Tidak Linear

X7 3,790 0,062 Linear

X8 0,703 0,409 Linear

X9 0,930 0,343 Linear

X10 1,248 0,274 Linear

X11 0,459 0,504 Linear

X12 0,164 0,688 Linear

X13 0,004 0,948 Linear

X14 0,070 0,793 Linear

X15 0,259 0,615 Linear

X16 0,094 0,762 Linear

X17 0,031 0,861 Linear

X18 4,239 0,096 Linear

X19 2,979 0,049 Tidak Linear

X20 0,015 0,985 Linear

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

(21)

Berdasarkan hasil uji linearitas, didapatkan 2 variabel yang tidak lulus uji linearitas, ke dua variabel tersebut adalah X6 dan X19. Variabel-variabel tersebut tidak akan disertakan pada pengujian selanjutnya.

3. Uji Korelasi Pearson

Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Jenis hubungan antar variabel X dan Y dapat bersifat positif dan negatif. Dasar pengambilan keputusan uji korelasi adalah jika nilai signifikansi < 0,05 , maka berkorelasi dan jika nilai signifikansi >

0,05 , maka tidak berkorelasi. Uji ini dapat dinilai dari angka nilai pearson correlation > 0,3610 (r tabel pada lampiran). Hasil pengujian korelasi pearson dapat dilihat pada tabel 5.16.

Tabel 5.16 Uji Korelasi Pearson Correlations

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X)

Manajemen Risiko (Y) Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) (X)

Pearson Correlation

1

0,623

Sig. (2-tailed) .046

N 30 30

Manajemen Risiko (Y) Pearson

Correlation 0,623 1

Sig. (2-tailed) .046

N 30 30

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan tabel 5.16 diatas, hasil dari uji korelasi pearson menghasilkan nilai sig.

untuk variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebesar 0,046 < 0,5.

Maka dari itu, data penelitian mengalami korelasi. Untuk hasil Pearson Correlation yaitu 0,623 > 0,361 (r tabel). Maka antar variable X dan Y saling berhubungan dan memiliki korelasi yang kuat.

4. Uji Homoskedastisitas

Homoskedastisitas adalah sebuah kondisi dimana varian dari error bersifat konstan atau tetap. Dengan kata lain bahwa varian dari error bersifat identik untuk setiap pengamatan. Kebalikan dari homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Model

(22)

regresi linear yang baik adalah model yang bebas dari kondisi heteroskedastisitas.

Uji ini dapat dinilai dari angka signifikansi Uji heteroskedastisitas Sig > 0,05 maka data tidak mengalami heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 5.17.

Tabel 5.17 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig

B B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.775 14.231 .968 .341

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

-.096 .184 -.098 -.522 .606

a. Dependent Variable: Manajemen Risiko

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan tabel 5.17 diatas, hasil dari uji heteroskedastisitas menghasilkan nilai sig. untuk variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebesar 0,606 >

0,5. Maka dari itu, data penelitian tidak mengalami heteroskedastisitas dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

5.4.3 Analisis Regresi Linear

Analisis regresi merupakan suatu statistika yang digunakan untuk mengetahui dan menentukan bentuk hubungan yang terjadi antara variabel-variabel, yang bertujuan untuk memerkirakan dan meramalkan nilai dari variabel lain yang telah diketahui.

Pada tahap ini dilakukan proses analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS v.20. Hasil dari analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi atau R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Nilai R² bernilai baik jika bernilai diatas 0,5.

(23)

Tabel 5.18 Uji Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0,845 0,714 0,092 9,988

a. Predictors: (Constant), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Pada tabel 5.18 diatas menunjukan bahwa nilai R2 (R Square) adalah 0,714 , ini menunjukan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) berpengaruh sebesar 71,4% terhadap manajemen risiko (Y), sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

2. Uji-F

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tersebut signifikan atau tidak. Maka, untuk mengetahui hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara simultan yaitu dengan menguji secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil output SPSS versi 20, hasil uji-F variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) terhadap Manajemen Risiko (Y) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.19 Uji-F ANOVAa

Model Sum of

Square

df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 380,543 1 380,543 4,647 ,048b

Residual 2978,657 28 106,380

Total 3359,200 29

a. Dependent Variabel: Y

b. Predictors: (Constant), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Kriteria keputusan uji – F yang digunakan adalah:

(24)

1. H0 : ditolak jika Fhitung < Ftabel

2. H1 : diterima jika Fhitung > Ftabel atau terima Ha

Berdasarkan Tabel 5.19 di atas, hasil pengolahan SPSS v.20 diperoleh nilai Fhitung

sebesar 4,647 hasil ini kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0,05), dan df : n-k-1 = 30-2-1 = 27 maka diperoleh Ftabel sebesar 4,210 (lampiran 4). Karena nilai Fhitung = 4,647 lebih besar Ftabel = 4,210, maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Manajemen Risiko. Dari output SPSS diatas diketahui nilai signifikansi sebesar 0,048. Karena nilai signifikansi 0,048 < 0,05 sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji – F maka dapat disimpulkan pula bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap Manajemen Risiko.

3. Persamaan Regresi Linear

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tersebut signifikan atau tidak. Maka, untuk mengetahui hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara parsial yaitu dengan menguji setiap masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil output SPSS versi 20, hasil uji–t variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) terhadap Manajemen Risiko (Y) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.20 Uji-t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 66,602 23.588 2.823 .020

X1 5.118 6.126 -.272 2.835 .425

X2 -.699 4.453 -.041 2.156 .879

X3 10.590 9.423 .568 1.124 .290

X4 -6.995 6.015 .369 2.958 .363

X5 -.741 7.969 -.054 -.093 .928

(25)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

X6 -1.558 7.201 -.088 -.216 .834

X7 3.543 7.679 .227 2.461 .655

X8 -10.610 6.847 -.707 -1.550 .156

X9 .702 5.089 .804 2.303 .047

X10 -.350 7.664 -.024 -.046 .965

X11 5.495 8.286 .309 .663 .524

X12 -1.629 5.474 .105 2.298 .773

X13 6.053 5.347 .460 2.132 .287

X14 10.266 7.188 .577 1.428 .187

X15 -12.455 9.052 -.795 -1.376 .202

X16 -8.202 6.599 -.506 -1.243 .245

X17 5.707 5.579 .303 1.023 .333

X18 -6.092 4.565 -.361 2.334 .215

X19 -9.245 6.455 -.558 -1.432 .186

X20 1.720 4.565 .101 .377 .715

a. Dependent Variable: Manajemen Resiko

(Sumber: Hasil Analisa Data SPSS V.20, 2022)

Berdasarkan Tabel 5.20 diatas, terdapat 8 variabel yang lolos uji-t dan terdapat 12 variabel yang memiliki nilai thitung lebih kecil dari ttabel yaitu X3, X5, X6, X8, X10, X11, X14, X15, X16, X17, X19, dan X20 (highlight kuning) dengan nilai thitung

lebih sebesar 1,124, -0,093, -0,216, -1,550, -0,046, 0,663, 1,428, -1,376, -1,243, 1,023, -0,432, dan 0,377 < 2,048. Maka variabel X3, X5, X6, X8, X10, X11, X14, X15, X16, X17, X19, dan X20 tidak di masukan kedalam rumus regresi karena tidak lolos uji-t. Persamaan garis regresi menggunakan metode kuadrat terkecil (least squares method) yang didapat adalah:

Y = 66,602 + 5,118 X1 – 0,699 X2 – 6,995 X4 + 3,543 X7 + 0,702 X9 – 1,629 X12

+ 6,053 X13 – 6,092 X18 (5.1)

(26)

Dimana:

y = Manajemen Risiko

X1 = Setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat kerja dengan aman

X2 = Telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja

X4 = Perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, sabuk pengaman, dan lain-lain

X7 = Peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh pekerja yang telah berpengalaman

X9 = Telah diberlakukan larangan merokok pada area proyek untuk menghindari kebakaran

X12 = Telah terpasang pagar beserta pintu masuk dan keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi proyek

X13 = Telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek

X18 = Tersedia kotak P3K untuk pertolongan pertama pekerja Persamaan tersebut dapat di terjemahkan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 66,602, memiliki arti bahwa nilai konstanta variabel manajemen risiko adalah sebesar 66,602

2. Berdasarkan rumus diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel X1, X2, X4, X7, X9, X12, X13, dan X18 memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap manajemen risiko (Y). Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah X13 yaitu telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek.

Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh lebih kecil adalah X2 yaitu telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja.

4. Pengambilan Keputusan Uji Regresi Linear

Berdasarkan nilai signifikasi dari tabel 5.20 diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,048

< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) mempengaruhi manajemen risiko (Y). Untuk variabel yang tidak masuk ke

(27)

dalam rumus regresi bukan berarti variabel tersebut tidak berpengaruh, melainkan berpengaruh tetapi sangat kecil pengaruhnya.

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya dan telah menggunakan prosedur metode ilmiah. Adapun pembahasan penelitian sebagai berikut:

1. Jumlah responden yang mengisi kuesioner penelitian ini berjumlah 30 responden dengan latar belakang pendidikan paling rendah yaitu SMA sederajat dan paling tinggi strata 2 (S2).

2. Hasil uji validitas, semua variabel X valid yaitu X1, X2,X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14, X15, X16, X17, X18, X19, dan X20, di lanjutkan proses pengolahan data. Nilai r Alpha dari uji Reliabilitas adalah 0,896, lebih dari batas reliabel suatu data yaitu 0,6.Oleh karena itu data tersebut reliabel atau konstan bila digunakan pada penelitian selanjutnya.

3. Sebelum melakukan analisis regresi linear, dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji korelasi person, dan uji homoskedastisitas. Dari hasil uji normalitas, semua nilai signifikasi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig pada setiap variabel nilainya lebih besar dari 0,05. Artinya data yang diperoleh merupakan data terdistribusi normal. Dari hasil uji linearitas, terdapat 2 variabel yang tidak lulus uji linearitas, yaitu X6 dan X19. Hasil uji korelasi person, menghasilkan nilai Pearson Correlation adalah sebesar 0,623 > 0,361 (r tabel). Maka antar variable Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) dengan variable manajemen risiko (Y) saling berhubungan dan memiliki korelasi yang kuat. Hasil dari uji heteroskedastisitas, menghasilkan nilai sig untuk variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) adalah sebesar 0,606 > 0,5. Oleh karena itu, data penelitian tidak mengalami heteroskedastisitas dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

Dengan demikian data tersebut memenuhi syarat uji asumsi klasik untuk analisis regresi linear. Analisa statistik yang dipakai adalah statisitik parametrik.

4. Analisa menggunakan analisis regresi linear berganda, dimana masing-masing variabel dilakukan analisis secara terpisah (parsial) yaitu variabel X terhadapY dan

(28)

bersama-bersama (analisis regresi linear berganda) yaitu variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan manajemen risiko.

5. Berdasarkan hasil koefisien determinasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) terhadap manajemen risiko (Y) menunjukan bahwa nilai R2 (R Square) yaitu 0,714 , ini menunjukan bahwa 71,4 % dari manajemen risiko (Y) dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X).

Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab–sebab yang lain. Pada Tabel 5.23 menunjukan bahwa nilai R2 (R Square) yaitu 0,648 , ini menunjukan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) secara simultan berpengaruh sebesar 64,8 % dari manajemen risiko (Y). Hal tersebut mampu menjelaskan bahwa nilai yang dihasilkan dapat berkontribusi dalam keterikatan diantara variabel Dependent dan variabel Independent. Maka sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah di terapkan pada proyek. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dengan nilai presentase sebesar 64,8 % termasuk kategori penerapan baik. Berikut penilaian penerapan K3 berdasarkan kategori penerapan:

Tabel 5.21 Kategori Penerapan

Kategori Penerapan Tingkat Presentase Penerapan

Penerapan Sangat Memuaskan 85-100 %

Penerapan Baik 60-84 %

Penerapan Kurang 0-59 %

(Sumber: PP RI No. 50 Tahun 2012)

6. Berdasarkan hasil uji F untuk variabel X, memiliki nillai F sebesar 4,647 sertanilai signifikansi sebesar 0,048 yang artinya variabel memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05. Oleh karena itu, variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) memenuhi syarat sehingga dikatakan memiliki pengaruh terhadap manajemen risiko (Y). Secara simultan, nilai F sebesar 4,325 dan nilai sig sebesar 0,040.

Sehingga secara simultan memiliki pengaruh terhadap manajemen risiko (Y).

(29)

7. Berdasarkan uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antara X dan Y linear.

Hal tersebut mampu menjelaskan bahwa variabel X berhubungan terhadap variabel Y. Maka penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap penerapan manajemen risiko berhubungan. Semakin diterapkannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam proyek konstruksi, maka akan manajemen risiko akan semakin meningkat.

8. Berdasarkan hasil uji t, didapatkan persamaan regresi linear kedua variabel yaitu:

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X) terhadap manajemen risiko (Y)

Y = 66,602 + 5,118 X1 – 0,699 X2 – 6,995 X4 + 3,543 X7 + 0,702 X9 – 1,629 X12

+ 6,053 X13 – 6,092 X18 (5.3)

Persamaan tersebut dapat di terjemahkan sebagai berikut:

Konstanta sebesar 66,602 memberikan pengertian bahwa jika setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat kerja dengan aman, telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja, perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, sabuk pengaman, dan lain-lain, peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh pekerja yang telah berpengalaman, telah diberlakukan larangan merokok pada area proyek untuk menghindari kebakaran, telah terpasang pagar beserta pintu masuk dan keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi proyek, telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek, tersedia kotak P3K untuk pertolongan pertama pekerja, sama dengan nol (0), maka besarnya tingkat manajemen risiko proyek konstruksi sebesar 66,602 satuan.

Koefesien regresi dari variabel X1 (setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat kerja dengan aman) sebesar 5,118 (bernilai positif) mempunyai arti bahwa semakin pekerja mencapai tempat kerja proyek dengan aman, maka akan meningkatkan manajemen risiko sebesar 5,118 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X2 (telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja) sebesar 0,699 (bernilai negatif) mempunyai arti bahwa semakin terpasang pagar pengaman pada

(30)

ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja, maka akan menurunkan manajemen risiko pada proyek konstruksi sebesar 0,699 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X4 (perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, sabuk pengaman, dan lain-lain) sebesar 6,995 (bernilai negatif) mempunyai arti bahwa semakin perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, sabuk pengaman, dan lain-lain, maka akan menurunkan manajemen risiko pada proyek konstruksi sebesar 6,995 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X7 (peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh pekerja yang telah berpengalaman) sebesar 3,543 (bernilai positif) mempunyai arti bahwa semakin peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh pekerja yang telah berpengalaman, maka akan meningkatkan manajemen risiko sebesar 3,543 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X9 (telah diberlakukan larangan merokok pada area proyek untuk menghindari kebakaran) sebesar 0,702 (bernilai positif) mempunyai arti bahwa semakin diberlakukan larangan merokok pada area proyek untuk menghindari kebakaran, maka akan meningkatkan manajemen risiko sebesar 0,702 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X12 (telah terpasang pagar beserta pintu masuk dan keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi proyek) sebesar 1,629 (bernilai negatif) mempunyai arti bahwa semakin terpasang pagar beserta pintu masuk dan keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi proyek, maka akan menurunkan manajemen risiko pada proyek konstruksi sebesar 1,629 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X13 (telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek) sebesar 6,053 (bernilai positif) mempunyai arti bahwa semakin dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek, maka akan meningkatkan manajemen risiko sebesar 6,053 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Koefesien regresi dari variabel X18 (tersedia kotak P3K untuk pertolongan pertama pekerja) sebesar 6,092 (bernilai negatif) mempunyai arti bahwa semakin tersedia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian untuk pekerjaan Punching menunjukkan hasil t(19) = 3,45 dengan p = 0,003 yang berarti terdapat perbedaan signifikan hasil kerja dengan menggunakan APD dan

[r]

Karena tingkat signifikansi di bawah 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel Tehnologi informasi dan Sumber Daya Manusia berpengaruh signfikan secara bersama-sama

Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah yang ditandai dengan mengenakan pakaian ihram yang berwarna putih dan tidak berjahit bagi laki-laki:

Namun bagi pemerintah pusat, pengesahan qanun ‘bulan bintang’ sebagai bendera Aceh seperti mengalami ‘post traumatic stress disorder (PTSD), sebuah istilah yang biasa digunakan

okey bila kita dah buat MPRC kita akan nampak apa yang akan terjadi pada MARKET....coz MPRC semua sudah bersedia walaupun MARKET belum ke arah itu....so kita buat

Pada saatnya dengan teknis pengolahan petani yang bertambah baik akibat pembelajaran, aktivitas variasi pengolahan bahan baku segar dapat diserahkan kepada sehingga

Berikut ini adalah perumusan strategi implementasi yang dapat digunakan sebagai bentuk tanggung jawab manager terhadap penerapan KM berdasarkan pertimbangan