Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1550
MENINGKATKAN PENGUASAAN FI’IL AMAR MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMOSNTRASI.
SAFRIANI
e_mail [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan yang sifatnya alamiah, yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) akibat belum digunakannya metode yang tepat sehingga pembelajaran Bahasa Arab khusunya materi kata kerja perintah (fi’il amar) di kelas X Pada MAN 2 Barito Kuala tidak efektif. Masalah ini penulis angkat karena masalah pembelajaran Bahasa Arab khususnya tentang penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) masih menekankan aspek pengetahuan saja, sedangkan aspek afektif dan psikomotor terkesan diabaikan.
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pengasaan fi’il amar siswa kelas X Pada MAN 2 Barito Kuala dengan metode demonstrasi. Secara teoritis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi pengembangan teori belajar, terutama penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) di MAN 2 Barito Kuala. Dari temuan penelitian ini dapat diketahui sejauh mana keunggulan metode demonstrasi dapat meningkatkan penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar).
Hasil Penelitian ini diharapkan juga memberikan manfaat praktis bagi peneliti, siswa, guru dan madrasah. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri peneliti. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu mereka untuk meningkatkan penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar). Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) di MAN 2 Barito Kuala. Bagi madrasah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, khususnya dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas madrasah secara umum.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1551
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas X Pada MAN 2 Barito Kuala. Siswa yang dijadikan sumber data adalah siswa kelas X sebanyak 23 orang dengan rincian 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data verbal dan data nonverbal. Data verbal terdiri dari tuturan guru dan siswa baik tulisan maupun lisan. Sedangkan data nonverbal terdiri dari foto-foto dan hasil kemampuan mendemonstrasikan kata kerja perintah (fi’il amar).
Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa secara deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari hasil tes (hasil belajar) atau data lain yang berupa angka-angka diperhitungkan persentase. Dalam menganalisa hasil belajar dimulai dari member skor tes setiap subjek, selanjutnya mencari selesih antara tes akhir dan tes awal, dicari rata-ratanya, kemudian dipersentasikan.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam proses penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) siswa kelas X Pada MAN 2 Barito Kuala berhasil dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil akhir dari setiap siklus yang dilakukan.
Kata Kunci : Fi’il amar, Meningkatkan penguasaan, Media gambar, Metode demosntarsi
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu kebutuhan dasar dan penting bagi manusia, karena bahasa adalah media penyampai ide, gagasan dan pikiran manusia dalam bentuk ucapan atau tulisan dengan maksud agar dipahami oleh orang lain. Seiring dengan perjalanan waktu kehidupan manusia ragam bahasa pun semakin banyak, di antaranya bahasa Arab, Inggris, China, Spanyol, Korea, Jepang dan lain-lain.
Di antara bahasa-bahasa dunia tersebut bahasa Arab menjadi bahasa tertua dan paling lama digunakan di dunia ini. Sejak Al-Qur’an diturunkan dan agama Islam semakin berkembang, penutur bahasa Arab semakin bertambah hingga kini dituturkan oleh lebih dari 200.000 umat manusia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara. Alasan lainnya karena bahasa Arab adalah bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam sedunia , maka tentu saja ia merupakan bahasa yang paling besra signifikannya bagi miliyaran muslim sedunia, baik yang berkebangsaan Arab maupun bukan Arab.
Media pembelajaran merupakan segala jenis sarana yang dapat digunakan sebagai perantara di dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1552
efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Media pembelajaran bisa berupa media grafis, alat penampil, peta, model, globe dan lain sebagainya.
Pemamfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya pembelajaran media masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, di antaranya : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan dan lain- lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai pembelajaran media.
Media pembelajaran bukan saja baik untuk peserta didik tingkat bawah, namun juga untuk peserta didik tingkat atas. Telah banyak penelitian yang membuktikan keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Asing (Arab), sayangnya tidak banyak guru yang menggunakan media pembelajaran di sekolah. Banyak yang menjadi alasan tidak digunakannya media dalam proses pembelajaran bahasa Arab, salah satu diantaranya adalah karena menurut guru, penyediaan media membutuhkan biaya dan waktu yang cukup banyak. Dalam hal ini guru itu kreatif banyak hal yang biasa dimamfaatkan untuk media pembelajaran bahasa tanpa harus mengeluarkan biaya dan menyita banyak waktu.
Dengan penggunaan media dalam pembelajaran terkhusus media gambar animasi, pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik akan semakin bertambah. Peserta didik tidak hanya mendapat kosakata tapi mendapatkan pengentahuan nyata dari media gambar animasi yang ditampilkan.
Salah satu jenis media yang dianggap mampu mengirimkan pesan atau materi secara baik adalah media gambar animasi. Ini dikarenakan presentase kemampuan yang dihasilkan lebih baik, pada media gambar animasi. Tentu saja gambar animasi yang dimaksud adalah gambar animasi yang berisi pembelajaran bahasa Arab.
Berdasarkan penelitian Yusnawati pada jurnal Kreatif Tadulako (2019) bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran dan juga berdasarkan pendapat Ina Magdalena di dalam jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial (2019), Hasil penilitian menunjukkan bahwa
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1553
penggunaan media gmbar dapat mempengaruhi strategi dalam meninggkatkan penguasaan pembelajaran.
Jika dilihat dari masalah yang ada khususnya penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Barito Kuala, masih terdapat banyak peserta didik yang belum bisa berhasil dalam meningkatkan penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar), disebabkan penggunaan media gambar tidak digunakan lagi dalam pembelajaran bahasa Arab, pendidik hanya menggunakan metode ceramah dalam meningkatkan penguasaan sharof peserta didik.
Merujuk pernyataan di atas, maka penulis tertarik ingin mencoba menggunakan media gambar animasi dalam pembelajaran bahasa Arab tersebut dan melihat hasilnya bagi peserta didik, terkhusus pada materi fi’il amar (kata kerja perintah). Adapun judul yang penulis akan bahas adalah
“MENINGKATKAN PENGUASAAN FI’IL AMAR MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif;
(d) administrasi sosial eksperimental. (Wati, 2021)
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti berkerja sama dengan observator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di kelas MAN 2 Barito Kuala.
Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1554
yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu penelitian seperti ini disebut dengan field study. (Azeem & Nazir, 2008)
Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan kualitaif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati ((Kunandar, 2011)) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X di MAN 2 Barito Kuala yang berjumlah 23 orang terdiri dari 14 laki-laki dan 9 perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas X MAN 2 Barito Kuala dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Daftar nama siswa kelas X MAN 2 Barito Kuala.
No. Nama Siswa Jenis Kelamin Keterangan
1 Ahmad Baihaki Laki-laki Aktif
2 Anwar Hadimi Laki-laki Aktif
3 Arifin Ilham Laki-laki Aktif
4 Daiman Ramadhan Laki-laki Aktif
5 Dia Agustina Perempuan Aktif
6 M. Abrarul Akbar Laki-laki Aktif
7 M. Amilin Laki-laki Aktif
8 Muhammad Miqdad Laki-laki Aktif
9 M. Muhtadinnor Laki-laki Aktif
10 Muhammad Rizal Laki-laki Aktif
11 M. Zaid Fachrio Laki-laki Aktif
12 M. Wildan Salman Laki-laki Aktif
13 Nahdiah Perempuan Aktif
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1555
14 Nazmuddin Laki-laki Aktif
15 Nor Khalisa Perempuan Aktif
16 Norlatifah Perempuan Aktif
17 Patimah Perempuan Aktif
18 Salma Amalia Perempuan Aktif
19 Sayid Nizar Alwi Laki-laki Aktif
20 Setiawan Laki-laki Aktif
21 Sinta Mahpujah Perempuan Aktif
22 Siti Aisyah Perempuan Aktif
23 Siti Arpah Perempuan Aktif
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil Belajar belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
∑ X X =
∑ N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1556
∑ X = Jumlah semua nilai siswa ∑ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 80 % atau nilai 80, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 80
%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
∑ Siswa yang tuntas belajar
P = x 100%
∑ Siswa
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki / meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis dkk., 2021, hlm. 5).
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 3 jam 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan / observasi dan refleksi.
Sedangkan model penelitian yang digunakan adalah model Kurt Lewis.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi), (Marlena dkk., 2017, hlm. 21). Tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1557
Gambar 1.2. Putaran Siklus Model Kurt Lewis
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1558
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model demonstrasi.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, 2 dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunanaan metode demonstrasi untuk peningkatan hasil belajar bagi siswa – siswi kelas X MAN 2 Barito Kuala dalam menghadapi kesuliatan belajar menguasai materi kata kerja perintah (fi’il amar) pada pelajaran Bahasa Arab. Setelah peneliti melihat dan membandingkan hasil dari, Post Test 1 dan Post Test 2, berbeda.
Maka dari itu, siswa harus benar-benar menguasai materi yang diberikan oleh guru. Dalam peningkatan prestasi hasil belajar siswa, guru memberikan metode demonstrasi. Karena dengan memberikan metode demonstrasi secara langsung, dengan sendirinya siswa akan mendapat pengalaman dan pemahaman sekaligus penguasaan.
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa Arab menguasai materi kata kerja perintah (fi’il amar) menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan memunculkan keaktifan peserta didik karena metode
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1559
demonstrasi melibatkan peserta didik berperan aktif untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui proses bekerjasama, berpikir dan diskusi.
Metode demonstrasi menuntut keaktifan siswa secara mental maupun fisik. Aktivitas mental yang dilakukan dalam metode demonstrasi dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan sehingga mudah diingat peserta didik.
Metode demonstrasi merupakan langkah atau cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan. metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik atau cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi.
Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, dengan demikian dapat menghindarkan verbalisme, siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari, proses pelajaran akan lebih menarik, siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri, melalui metode ini dapat sajikan materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.
Dengan adanya suasana tersebut, peserta didik dapat lebih termotivasi untuk belajar karena lebih antusias dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Bila ditinjau dari hasil observasi, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Arab menguasai materi kata kerja perintah (fi’il amar) melalui media gambar animasi dengan metode demonstrasi mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase ketuntasan 86,95 %. Pada siklus II persentasi ketuntasan meningkat menjadi 100 % termasuk dalam kategori baik dan sangat baik.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1560 KESIMPULAN
Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa Kemampuan siswa dalam penguasaan kata kerja perintah (fi’il amar) dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode demonstrasi serta demonstrasi dalam pembelajaran kata kerja perintah (fi’il amar) dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar dan melihat saja tetapi mendemonstrasikan langsung dan berulang- ulang serta siswa merasa lebih jelas dan kongkrit dan berperan secara langsung.
Usaha guru untuk membangkitkan skemata dan langkah-langkah kegiatan mampu memberi kejelasan dan kemudahan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran serta memberi motivasi agar belajar dengan sungguh-sungguh.
Dari penelitian ini diperoleh hasil :
1. Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam menguasai materi kata kerja perintah (fi’il amar).
2. Dengan menggunakan metode demonstrasi meningkatkan penguasaan materi kata kerja perintah (fi’il amar) siswa kelas X MAN 2 Barito Kuala.
3.
Dengan menggunakan metode demonstrasi meningkatan penguasaan dalam menguasai materi materi kata kerja perintah (fi’il amar) menggunakan media gambar animasi di kelas X MAN 2 Barito Kuala.DAFTAR PUSTAKA
Azeem, S. M., & Nazir, N. A. (2008). A Study of Job Burnout among University
Teachers. Psychology and Developing Societies, 20(1), 51–64.
https://doi.org/10.1177/097133360702000103
Kunandar, K. (2011). Evaluasi Program Pengembangan Dan Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp). Jurnal Evaluasi
Pendidikan, 2(2), 171–181. https://doi.org/10.21009/JEP.022.05
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1561
Marlena, N., Dwijayanti, R., Patrikha, F. D., & Parjono, P. (2017). PELATIHAN
Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Kti) Bagi Guru Sma Swasta Di Sidoarjo.
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat
Mukhlis, A. M. A., Dewi, A. C., & Abdal, N. M. (2021). Pelatihan Penulisan Karya
Tulis Ilmiah sebagai Implementasi Pengembangan Kompetensi Profesi
Guru. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Azhary, N. M., Arie, H. G., & Sudirman, S. (2021). Agresivitas Dalam Demonstrasi.
Jurnal Psikologi Karakter, 1(1), 01–06.
B.Arab_Nahwu_Indonesia_Mapk_Kelas X_Kskk_compressed.pdf. (t.t.).
Kurniawan, Y. (2015). Media Gambar Animasi Untuk Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman. Laterne, 4(3). https://ejournal.unesa.ac.id
Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (2020).
Analisis Bahan Ajar. Nusantara, 2(2), 311–326.
https://doi.org/10.36088/nusantara.v2i2.828
Mt, R., Kamil, M., Saepudin, A., & Komar, O. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual terhadap Hasil Belajar pada Pelatihan Kewirausahaan. Jurnal Basicedu, 6(3), 4712–4719.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2748
Munadi, Y. (2013a). Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. GP press group.