• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Studi Kesenjangan Ekonomi Antara Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Transmigran di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Studi Kesenjangan Ekonomi Antara Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Transmigran di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: ……-…….; E-ISSN: ……….-………..

Volume 1, Issue Volume: 1, Number: 1 Desember 2022, Page No. 33-39

33 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Studi Kesenjangan Ekonomi Antara Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Transmigran di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata

1Nur Afifah*, Kaharuddin2, Firdaus3

1, 2, 3

University of Muhammadiyah Makassar

*Email: Nurafifah0597@gmail.com

Abstract. This study aims to determine the Study of Economic Disparities between Indigenous Communities and Transmigrant Communities in Lewoleba City, Lembata Regency. This type of research uses qualitative, data collection is done by means of observation, interviews, documentation. The formulation of the problem in this study consists of two problem formulations, namely, 1) the factors causing the economic occurrence between the indigenous people and the transmigrant community in the city of Lewoleba district, 2) how is the economic level between the indigenous community and the transmigrant community in the city of Lewoleba, Lembata district. The purpose of this research is to find out the factors causing the economic occurrence between indigenous people and transmigrant communities and how the economic level between indigenous peoples and transmigrants is. The results of this study indicate that Kotaleba, Lembata Regency, is one of the average areas found by transmigrant communities with economic problems obtained from discovery, concentration discovery, and discovery opportunities.

This discussion shows that the economic level between the indigenous community and the transmigrant community in Lewoleba City, Lembata Regency. According to the Central Statistics Agency, the indicators used to determine the levels are five, namely income, family consumption or expenditure, condition of residence and residential facilities, health of family members and ease of obtaining health services, ease of entering children into education levels.

Keywords: Economic Gap, Indigenous People, Transmigrant Society

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui Studi Kesenjangan Ekonomi antar Masyarakat Pribumi dan Masyarakata Transmigran di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata. Jenis Penelitian menggunakan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentai. Rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah yaitu, 1) Faktor penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran di kota lewoleba kabupaten, 2) Bagaimana tingkat kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran di kota lewoleba kabupaten lembata. Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran serta bagaimana tingkat kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kota lewoleba kabupaten lembata salah satu daerah rata-rata dihuni dengan masyarakat transmigran dengan begitu menimbulkan persoalan kesenjangan ekonomi mencakup kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, penguasaan konsentrasi ekonomi, dan kesetaraan kesempatan. Pembahasan ini menunjukan bahwa tingkat kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran dikota lewoleba kabupaten lembata. Menurut Badan Pusat Statistik, indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesenjangan ada lima, yaitu pendapatan, konsumsi

(2)

34 | P a g e

atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal dan fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan.

Kata Kunci: Kesenjangan Ekonomi, Masyarakat Pribumi, Masyarakat Transmigran

PENDAHULUAN

Koentjaraningrat (1990:146) berpendapat bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masalah kesenjangan adalah salah satu masalah serius yang melanda perekonomian indonesia. Kesenjangan ekonomi ini mengakibatkan adanya perlakuan yang berbeda maupun jurang yang begitu dalam antara orang kaya dan orang miskin, kelompok kaya dan kelompok miskin. Kesenjangan ekonomi ini terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah maraknya kemiskinan dan meningkatnya pengangguran di setiap tahunnya. Tidak hanya itu saja, ada pula sikap monopoli atas kelompok kuat terhadap kelompok lemah sehingga orang kaya akan semakin kaya, dan orang miskin pun akan semakin terpuruk. Perpecahan juga bisa menjadi faktor pendorong terjadinya kesenjangan ekonomi dalam kehidupan masyarakat, karena perpecahan dapat mengakibatkan kecemburuan sosial serta tidak meratanya pembangunan. Pendatang adalah orang yang mendiami suatu wilayah setelah melakukan perpindahan dari tempat asalnya menuju tempat yang baru. perpindahan terjadi karena dilatarbelakangi permasalahan penduduk terutama dalam bidang ekonomi. Terjadinya perpindahan penduduk tidak akan terlepas dari adanya faktor pendorong, motif dan tujuan yang melatarbelakangi terjadinya perpindahan. Secara umum, perpindahan terjadi karena dilatarbelakangi permasalahan penduduk terutama dalam bidang ekonomi, sosial, keamanan dan kebudayaan.

Hasil pengamatan peneliti menunjukan bahwa di kabupaten lembata masyarakat pribumi dikota lewoleba bermata pencaharian sebagian besar ialah pedagang, petani penggarap, pegawai negeri, guru, supir taxi, pegawai tokoh, buruh, asisten rumah tangga. Sementara mata pencaharian masyarakat transmigran mulai dari petani bawang, menjahit, konter, pabrik tahu tempe, warung bakso, warung sate, konter hp, toko kelontongan dan toko aksesoris. dan pada umumnya sebagian besar masyarakat transmigran berdagang. Disini ketimpangan dalam jaringan bisnis mengakibatkan ekonomi masyarakat transmigran jauh lebih maju daripada masyarakat pribumi.

KAJIAN TEORI

Penelitian ini diambuil dari beberapa skripsi terkait riset 5 tahun terakhir diantaranya; 1) Penelitian ini melihat kesenjangan ekonomi berdasarkan pada ekonomi Islam memandang bahwa kesenjangan bukan semata-mata hanya permasalahan distribusi ekonomi secara materi semata-mata tetapi juga menyangkut unsur non materi dan bidang-bidang yang lainnya. Ekonomi Islam menuntut para pengikutnya untuk menjalankan keseluruhan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupannya.

Dengan jalan Konsekuensi dari konsep ini adalah kesenjangan harus dipandang sebagai perwujudan perintah Tuhan kepada hamba-hambanya. 2) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesenjangan ekonomi Aktifitas ekonomi masyarakatnya sangat tergantung pada kondisi perekonomian Tawau.

Apalagi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menggunakan dua mata uang yaitu ringgit dan rupiah, ringgit merupakan mata uang utama dan rupiah hanya menjadi mata “ alternatif” saja. Kondisi ini berlangsung sejak lama, Artinya sehingga dapat dikatakan bahwa perekonomian pulau Sebatik dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat Malaysia bukan Indonesia.

Dalam penelitian mengkaji terkait kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran dikota lewoleba kabupaten lembata, serta bagaimana tingkat

(3)

35 | P a g e

kesenjangan yang terjadi dikabupaten ini banyak masyarakat pribumi yang menetap dan tinggal karena sudah turun temurun, banyak masyarakat transmigran yang pindah karena mereka merantau dan memilih menetap di kota lewoleba karena di tempat tinggal mereka sebelumnya sudah susah untuk mencari pekerjaan ataupun membuka lapangan usaha dan pekerja.

1. Pertentangan Kelas

Kelas sosial menurut Marx (dalam Wirawan, 2012: 10) merupakan gejala khas yang terdapat pada masyarakat pascafeodal. Marx kemudian menyebut di dalam struktur kelas ada perbedaan, yaitu kelas atas (kaum pemilik modal dan alat-alat industri) dan kelas bawah (kaum proletariat atau buruh). Marx (dalam Franz Magnis-Suseno, 2001: 110-121) mengungkapkan bahwa konsep perjuangan kelas dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi yang didasarkan atas praanggapan bahwa pelaku utama dalam masyarakat adalah kelas-kelas sosial. Kelas sosial dalam pandangan Marx adalah kelas buruh industri. Kelas ini dianggap sebagai kelas dalam arti yang sebenarnya. Teori kelas Marx pada dasaranya mengandung pokok-pokok pembicaraan yang menjadi dasar pertentangan antarkelas. Pokok pembicaraan tersebut adalah: Kelas Atas dan Kelas Bawa.

Menurut pandangan Marx, pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu- individu tertentu, melainkan kelas-kelas sosial. Dalam setiap masyarakat terdapat kelas yang menguasai dan kelas yang dikuasai atau dengan kata lain terdapat kelas atas dan kelas bawah.

Dalam masyarakat kapitalis, Marx (dalam Wirawan, 2012: 10) membagi kelas sosial ke dalam tiga kelas sosial yaitu: (1) kelas buruh, yaitu mereka yang hidup dari upah; (2) kaum pemilik modal, yaitu mereka yang hidup dari laba; dan (3) tuan tanah, yaitu mereka yang hidup dari rente tanah.

Hubungan antara kelas atas dan kelas bawah adalah suatu hubungan kekuasaan, di mana kelas buruh dituntut tetap bekerja untuk kepentingan para majikan dengan cara menggunakan tenaga buruh. Oleh karena itu, bisa dikatan bahwa kelas atas adalah kelas penindas bagi kelas bawah.

2. Struktural Fungsional

Fungsional berarti melihat masyarakat sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lainya. Satu bagian tidak terpisah dari keseluruhan. Dengan demikian, dalam perspektif fungsionalisme ada beberapa persyaratan atau kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar sebuah sistem social bisa bertahan. Imperatif-imperatif tersebut adalah adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan latensi atau yang bisa disingkat dengan AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency).

Asumsi dasar dari teori Struktural Fungsional yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaanperbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu system yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat merupakan kumpulan system-sistem social yang berhubungan dan saling ketergantungan antara satu sama lain.

METODE

Salah satu dari jenis pendekatan yang dikemukakan oleh Creswell adalah studi kasus.

Jenis pendekatan studi kasus ini merupakan jenis pendekatan yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan. Susilo Rahardjo & Gudnanto pada tahun 2010 juga menjelaskan bahwa studi kasus merupakan suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman

(4)

36 | P a g e

yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.

Adapun yang membedakan penelitian dengan pendekatan studi kasus dengan jenis pendekatan penelitian kualitatif yang lain terdapat pada kedalaman analisisnya pada sebuah kasus tertentu yang lebih spesifik. Analisis dan triangulasi data juga digunakan untuk menguji keabsahan data dan menemukan kebenaran objektif sesungguhnya. Metode ini sangat tepat untuk menganalisis kejadian tertentu di suatu tempat tertentu dan waktu yang tertentu pula.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama Lembata sebagai salah satu nama dari gugus kepulauan di Kabupaten Flores Timur sudah memasyarakat sejak tahun 1965. Tetapi sebelum dikenal dengan nama Lembata, dahulu pada masa pemerintahan Hindia Belanda hingga kini dikenal dalam peta Indonesia dengan nama “Pulau Lomblen”. Pada tanggal 24 Juni 1967 dilaksanakan Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata yang diselenggarakan di Lewoleba yang kemudian mengukuhkan nama Lembata. Pengukuhan nama “Lembata” ini sesuai sejarah asal masyarakatnya dari pulai “Lepanbatan”, sehingga mulai 01 Juli 1967 sebutan untuk penduduk yang semula “Orang Lomblen” berubah menjadi “Orang Lembata”.

Rencana ke arah terbentuknya Kabupaten Lembata bertolak pada 2 (dua) Pernyataan (Statement), yaitu: 1) Pernyataan 7 Maret 1954; 2) Pernyataan (Memorandum) 7 Maret 1999 Memorandum 7 Maret 1999 sebagai cikal bakal berdirinya Kabupaten Lembata yang terpisah dari kabupaten induk Flores Timur, dan tahun 1999 dikenal sebagai hari lahir atau berdirinya kabupaten Lembata. Persoalan ekonomi dalam hal pendapatan dalam kehidupan masyarakat pribumi maupun transmigran untuk saat ini itu ada, namun namanya manusia makhluk sosial memiliki keinginan untuk perubahan dalam hidupnya itu wajar. Namun ini tidak jadikan masalah dalam kota ini, karena setiap orang memiliki kebutuhan nya masing-masing, interaksi yang berjalan dalam kota ini sangat baik, sikap toleransi sangat tinggi. Masyarakat Lembata bermayoritas agama katolik namun ada juga yang beragama Islam, agama Islam masuk di Lembata ini berawal dari keberadaan masyarakat-masyarakat pendatang yang tinggal di Lembata. Karena selain kebutuhan jasmaniah maka kebutuhan rohani juga sangat penting.kehidupan beragama di Kecamatan Nubatukan sangat harmonis tidak akan muncul kejadiaan yang berlatar belakang dengan isu agama.

1. Faktor Penyebab Terjadinya Kesenjangan Ekonomi Antara Masyarakat Pribumi dan Masyarakat di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata

a. Faktor Ekonomi dan Pekerjaan

Kesenjangan ekonomi biasa dikenal dengan istilah kesenjangan pendapatan,kesenjangan kekayaan, dan jurang antara kaya dan miskin. Hal ini mengacu pada persebaran ukuran ekonomi di antara individu dalam kelompok, kelompok dalam populasi, atau antar suatu masyarakat transmigran dan masyarakt pribumi. Para ekonomi umumnya mengakui tiga ukuran kesenjangan ekonomi, yaitu kekayaan, pendapatan, dan konsumsi. Persoalan kesenjangan ekonomi mencakup kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, penguasaan konsentrasi ekonomi, dan kesetaraan kesempatan.

b. Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Masyarakat pribumi dikota lewoleba kabupaten lembata banyak yang bermata pencaharian di bidang pertanian seperti bertani ke sawah.

(5)

37 | P a g e

c. Perdagangan

Sejalan dengan dinamika pertumbuhan/perkembangan pembangunan yang ada dan semakin meningkatnya upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk hidup semakin layak dalam berbagai aspek kehidupan bersama maka usaha perdagangan di Kabupaten Lembata mengalami perkembangan, meskipun nampaknya masih lamban karena terbentur pada sejumlah keterbatasan yang ada, antara lain masih terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik lokal di dalam wilayah Kabupaten Lembata maupun antar pulau. Jika dicermati perkembangan usaha perdagangan berdasarkan omset usaha yang dimiliki maka Kabupaten Lembata sampai dengan awal tahun 2021 tercatat ada 589 pedagang, dengan rincian pedagang mikro sebanyak 8 pedagang, pedagang kecil sebanyak 371 pedangan, pedagang menengah sebanyak 133 pedagang, dan pedagang besar sebanyak 76 pedagang.

2. Bagaimana Tingkat Kesenjangan Ekonomi Antara Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Transmigran di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata

Tingkat kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran dikota lewoleba kabupaten lembata. Menurut Badan Pusat Statistik, indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesenjangan ada lima, yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal dan fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan.

a. Pendapatan

Pendapatan atau income merupakan salah satu indikator yang dapat menjelaskan kesejahteraan suatu masyarakat. Pendapatan adalah jumlah pendapatan tunai yang diperoleh oleh individu atau rumah tangga selama periode waktu tertentu.

b. Konsumsi dan Pengeluaran

Tingkat konsumsi rumah tangga juga menjadi pertimbangan dalam melihat tingkat kesejahteraan kehadiran masyarakat transmigran dikota lewoleba kabupaten lembata.

c. Perumahan dan Permukiman

Perumahan dan permukiman tidak hanya merupakan kebutuhan pokok manusia, tetapi juga memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai pusat pembentukan keluarga dan berperan dalam peningkatan kualitas generasi mendatang.

d. Pendidikan

Pendidikan adalah hak asasi manusia, hak setiap warga negara untuk mewujudkan potensinya melalui proses pembelajaran. Semua warga negara Indonesia berhak atas pendidikan yang berkualitas sesuai dengan minat dan bakatnya, tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, agama, atau letak geografisnya.

e. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk dan keberhasilan program pembangunan. Orang sakit akan kesulitan memperjuangkan kesejahteraannya.

Dengan demikian, pembangunan dan beragam upaya bidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dan tidak diskriminatif dalam pelayanannya.

SIMPULAN

Penelitian ini menjelaskan bahwa faktor penyebab kesenjangan ekonomi antara masyarakat transmigran dikota lewoleba kabupaten lembata, berbagai macam faktor penyebab faktor ekonomi dan pekerjaan, faktor penguasaan sumber daya alam (lapangan/lahan).dan juga ada berasal dari daerah kepadatan penduduk sehingga melakukan program transmigrasi secara mandiri.

(6)

38 | P a g e

Tingkat kesenjangan ekonomi masyarakat pribumi dan masyarakat transmigran dikota lewoleba kabupaten lembata dilihat dari beberapa indikator Menurut Badan Pusat Statistik, indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesenjangan ada lima, yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal dan fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Admadja, Suma. Pengantar Study Sosial. Jakarta : Penerbit Alumni. 2001

Creswell, John W., Vicki L. Plano Clark. 2007. Designing and Conducting Mixed Methods Research.Thousand Oaks: SAGE Publications.

Clifford Jansen, Beberapa Aspek Sosiologis dari Migrasi, (Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan Universitas Gadjah Mada, 1979), hlm. 9-10

Departemen Trasmigrasi dan PPH, VISI, MISI dan Paradigma baru dalam pembangunan Transmigrasi, makalah seminar ketransmigrasian, Puslit kependudukan Unpad, 19 Mei 1999, hlm 3. Dalam Skripsi Ardiyansyah, Mhd, Kehidupan Masyarakat Transmigran Suku Jawa Desa Satuan Pemukiman 1 Makarti Nauli Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Tengah 1996-2005, Repositori Institusi USU, 2018.

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesi, (Jakarta : Balai Pustaka, 2008), h. 18

https://didahputri.wordpress.com/2015/10/28/macam-macam-kesenjangan-sosial/

Indra Maipita, Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan,(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), h. 54

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta. Djambata

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 2006), hlm. 163.

KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online) Available at :

Kementerian Desa, Transmigrasi: Masa Doeloe, Kini, dan Harapan Kedepan, (Jakarta:

Ditjenpkp2trans, 2015), hlm. 2.

Kuncoro, Mudrajad. 2014. Otonomi Daerah Menuju Era Baru Pembangunan Daerah. Edisi Tiga. Jakarta: Erlangga. Hal 203

Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h.65 M. P dan Smith, S. C. Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta: Erlangga,

2003), h. 169-170

Muljono, Djoko. Perbankan dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: ANDI. 2015 Prijono Tjiptoherijanto, “Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi”, Makalah

Bappenas, No. 20, hlm. 1-3.

(7)

39 | P a g e

Pasaribu dkk, Sosiologi Pembangunan. Bandung : Tarsito, 2006

Prijono Tjiptoherijanto, “Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi”, Makalah Bappenas, No. 20, hlm. 1-3.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1981), hlm. 303

Sri Edi dan Masri singarimbun, Swasono, .transmigran di Indonesia 1905-1985, (Jakarta: UI Press 1986).

Setiyo Nugroho & Agus Joko Priyo, “Arus Migrasi Risen di Indonesia Tahun 1980-2010”, Jurnal Bumi Indonesia, Vol. 6 No. 4, 2017, hlm. 2-3.

Sosek Emalisa, “Pola dan Arus Migrasi di Indonesia”, Fakulta Pertanian Universitas Sumatera Utara, 2003, hlm. 1-3. Makalah Tidak Diterbitkan

Sosio Religia Vol.01.No.02 Juli – Desember 2020

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 121

Soekanto, Soerjono. (2004). Dasar Dasar Sosiologi. PT Grafindo: Jakarta Tatok Mardikanto, Pengantar Ilmu Pertanian, (Surakarta: Puspa, 2007), hlm. 30.

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah membaca dan memahami kontrak baku akad rahn pada produk MULIA di Pegadaian Syariah Malabar penulis menemukan beberapa Pasal yang masih menggunaan klausul

Industri kerajinan kuningan merupakan salah satu usaha kecil yang ada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Industri yang tetap berproduksi mengalami kendala

Alternatif strategi promosi bagi Esia yaitu meningkatkan intensitas promosi above the line, baik melalui media cetak maupun elektronik (A), aktif melakukan promosi

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan

PELANGGARAN TERHADAP KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM YANG DILAKUKAN OLEH ANAK PUNK DI KOTA PAYAKUMBUH..

Secara umum, suatu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama adalah untuk penerapan ilmu yang bertujuan kepada pemberdayaan atau peningkatan kemampuan kepada

Dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa nilai round trip time yang menurun saat menggunakan algoritma dijkstra, dapat disimpulkan bahwa penggunaan algoritma

Sawah irigasi, yaitu sawah yang sumber airnya berasal dari tempat lain.. melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat