• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING

TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

YUDITH DEWANTY PERMANA

0903682

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING

TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Oleh

Yudith Dewanty Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yudith Dewanty Permana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

YUDITH DEWANTY PERMANA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING

TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. Asep Saepulrohman, M.Pd. NIP 196109091985031006

Pembimbing II,

Drs. Akhmad Nugraha, M.Si. NIP 195910271986111001

Diketahui oleh Ketua Program Studi PGSD

(4)
(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING

TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

ABSTRAK

Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam menggali potensi dirinya, mengembangkan keterampilan, mengembangkan kemampuan berpikir (objektif, mandiri, kritis dan logis), dan membina sikap. Kecenderungan guru mendominasi dalam proses pembelajaran membuat siswa pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

Sampel penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sukamantri berjumlah 53 siswa, diperoleh melalui teknik sampling jenuh. Pendekatan yang digunakan adalan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen tipe eksperimen semu. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, lembar observasi kemandirian behavioral dan angket kemandirian behavioral.

Hasil pengolahan dan analisis data, antara lain : 1) Kemandirian behavioral siswa pada kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi dan setelah perlakuan berada pada kategori tinggi dengan kriteria tingkat gain rendah. 2) Kemandirian behavioral siswa pada kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi, dan setelah perlakuan meningkat menjadi pada kategori sangat tinggi dengan kriteria tingkat gain sedang. 3) Ada perbedaan kemandirian behavioral siswa yang signifikan tentang energi panas dan energi bunyi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penggunaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing mempengaruhi kemandirian behavioral, ini dibuktikan dengan adanya perbedaan kemandirian behavioral siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9

1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing ... 9

2. Pengertian Kemandirian Behavioral ... 15

3. Pembelajaran IPA... 18

4. Materi tentang Energi Panas dan Energi Bunyi ... 20

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 22

C. Kerangka Pemikiran ... 23

D. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 26

(7)

D. Definisi Operasional Variabel ... 28

E. Instrumen Penelitian... 30

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46

2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing .... 47

3. Analisis Deskriptif Kemandirian Behavioral Siswa ... 48

4. Uji Hipotesis ... 72

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

1. Kemandirian Behavioral Siswa Sebelum Treatment (Hasil Pretest) ... 87

2. Kemandirian Behavioral Siswa Selama Pembelajaran ... 87

3. Kemandirian Behavioral Siswa Sesudah Treatment (Hasil Postest) ... 88

4. Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa ... 89

5. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing terhadap Kemandirian Behavioral Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Energi Panas dan Energi Bunyi di Kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 99

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1 Definisi Operasional Variabel Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan

Terbimbing ... 29

3.2 Definisi Operasional Variabel Kemandirian Behavioral Siswa... 30

3.3. Aspek dan Indikator Kemandirian Behavioral ... 32

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 34

3.5. Reliability Statistic ... 36

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instumen ... 37

3.7. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Sumber Data... 39

3.8. Interval Kategori ... 40

4.1. Persentase Keterlaksanaan Fase Inkuiri Penemuan Terbimbing ... 47

4.2. Rambu-rambu Interval Kategori Kemandirian Behavioral ... 48

4.3. Interval Kategori Kemandirian Behavioral Siswa Berdasarkan Angket ... 49

4.4 Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket ... 49

4.5. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian Behavioral Hasil Angket Pretest ... 51

4.6. Skor Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket ... 52

4.7. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian Behavioral Hasil Angket Posttest ... 53

4.8. Interval Kategori Kemandirian Behavioral Berdasarkan Hasil Observasi ... 55

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Siswa Selama Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ... 55

(9)

4.11. Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa

Berdasarkan Normal Gain Hasil Angket Pretest dan Posttest ... 59 4.12. Ukuran-ukuran Statistik Skor Normal Gain Siswa ... 60 4.13. Rekapitulasi Peningkatan Memiliki Kemampuan Mengambil

Keputusan Siswa Berdasarkan Normal Gain Hasil Angket

Pretest dan Posttest... 61

4.14. Rekapitulasi Peningkatan Memiliki Kekuatan terhadap Pengaruh Pihak Lain Berdasarkan Normal Gain Hasil Angket

Pretest dan Posttest... 62 4.15. Rekapitulasi Peningkatan Memiliki Rasa Percaya Diri Berdasarkan

Normal Gain Hasil Angket Pretest dan Posttest ... 64 4.16. Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa dari

pembelajaran kesatu ke pembelajaran kedua Berdasarkan

Hasil Observasi ... 65 4.17. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain

Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari pembelajaran

kesatu ke pembelajaran kedua ... 67 4.18. Rekapitulasi Peningkatan Intensitas Kemandirian Behavioral Siswa

dari pembelajaran kedua ke pembelajaran ketiga Hasil Observasi ... 68 4.19. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain

Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari pembelajaran

kedua ke pembelajaran ketiga ... 69 4.20. Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa dari

pembelajaran kesatu ke pembelajaran ketiga ... 70 4.21. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain

Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari pembelajaran

kesatu ke pembelajaran ketiga ... 71 4.22. Analisis Skewness dan Kurtosis Kemandirian Behavioral Siswa

(10)

4.24. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Pretest antara Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket... 76 4.25. Analisis Skewness dan Kurtosis Kemandirian Behavioral Siswa

Hasil Angket Posttest ... 78 4.26. Uji Homogenitas Varian Skor Posttestt Berdasarkan Angket ... 79 4.27. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Posttest antara Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket... 79 4.28. Uji Homogenitas Varian Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 81 4.29. Uji Homogenitas Varian Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 81 4.30. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol Berdasarkan Angket ... 82 4.31. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen Berdasarkan Angket ... 83 4.32. Analisis Skewness dan Kurtosis Gain Kemandirian Behavioral Siswa .... 84 4.33. Uji Homogenitas Varian Gain Kemandirian Behavioral Siswa

Berdasarkan Angket Pretest dan Posttest ... 85 4.34. Hasil Uji Hipotesis Perubahan Kemandirian Behavioral Siswa

Berdasarkan Normal Gain antara Kelas Kontrol dengan Kelas

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 3.1. Desain Penelitian ... 26 4.1. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian

Behavioral Hasil Angket Pretest ... 51

4.2. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian

Behavioral Hasil Angket Posttest ... 54

4.3. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari Pembelajaran

kesatu ke Pembelajaran kedua ... 67 4.4. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat

Gain Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari Pembelajaran

kesatu ke Pembelajaran kedua ... 69 4.5. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat

Gain Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari Pembelajaran

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A Instrumen Penelitian ... 100

A.1 Kisi-kisi Instrumen untuk Mengukur Kemandirian Behavioral ... 101

A.2 Angket Kemandirian Behavioral Sebelum Revisi ... 103

A.3 Angket Kemandirian Behavioral Sesudah Revisi ... 107

A.4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri ... 111

A.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Kemandirian Behavioral ... 114

Lampiran B Hasil Uji CobaInstrumen Penelitian ... 116

B. 1 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum Revisi ... 117

B. 2 Hasil Uji Validitas Instrumen Sebelum Revisi ... 118

B. 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sebelum Revisi ... 122

B. 4 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Sesudah Revisi ... 124

B. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Sesudah Revisi ... 125

B. 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sesudah Revisi... 129

Lampiran C Perangkat Pembelajaran ... 131

C. 1 RPP Kelas Kontrol Ke 1 ... 132

C. 2 RPP Kelas Kontrol Ke 2 ... 137

C. 3 RPP Kelas Kontrol Ke 3 ... 141

C. 4 RPP Kelas Eksperimen Ke 1 ... 145

C. 5 RPP Kelas Eksperimen Ke 2 ... 153

C. 6 RPP Kelas Eksperimen Ke 3 ... 160

(13)

D. 1 Tabulasi Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 168

D. 2 Tabulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 169

D. 3 Tabulasi Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 170

D. 4 Tabulasi Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 171

D.5 Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa Berdasarkan Normal Gain Hasil Pretest dan Posttest ... 172

D. 6 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu... 173

D. 7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Kelas Eksperimen Pembelajaran Kedua ... 176

D. 8 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Kelas Eksperimen Pembelajaran Ketiga ... 179

D. 9 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Kontrol Pembelajaran Kesatu ... 182

D.10 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Kontrol Pembelajaran Kedua ... 183

D.11 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Kontrol Pembelajaran Ketiga ... 184

D.12 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu ... 185

D.13 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu ... 186

D.14 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu ... 187

D. 15 Histogram ... 188

Lampiran E Dokumentasi Penelitian ... 190

E. 1 Profil SD ... 191

E. 2 Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 193

Lampiran F Administrasi Penelitian ... 195

(14)

F. 2 Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya ... 197

F. 3 Surat Izin dari Badan Kesbang, Politik dan Linmas ... 198

F. 4 Surat Izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya... 199

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam KTSP pengertian Sains (IPA) sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Mulyana 2011:12). Paparan T. Sarkim hakikat pendidikan IPA dapat dikategorikan ke dalam tiga dimensi yaitu : dimensi produk, dimensi proses dan dimensi sikap (Mulyana 2011:9). Maka pada pembelajaran IPA siswa tidak hanya mendapat bekal berupa pengetahuan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. Pada pembelajaran IPA siswa diharapkan pula tidak hanya menerima ilmu tetapi mencari dan menemukannya sendiri. Pernyataan ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang tertulis :

“ Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. “

Maka jelas bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu yang berupa konsep tetapi juga mengajarkan keterampilan dan kepribadian yang harus dimiliki siswa. Disebutkan pula siswa harus memiliki sikap mandiri/kemandirian yang tertanam pada dirinya. Salah satu bagian kemandirian yang masih kurang diperhatikan adalah kemandirian behavioral/ kemandirian perilaku. Tanggung jawab para guru tidak terbatas pada pencapaian kecakapan-kecakapan tertentu yang dikuasai para siswa,tetapi lebih jauh lagi yakni mencapai tujuan-tujuan ideal. Dalam Syah (2005:239) tujuan-tujuan ideal meliputi:

1. Tujuan pengembangan pribadi para siswa sebagai individu mandiri.

(16)

Tujuan-tujuan ideal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan keduanya menyebutkan pentingnya penanaman dan pengembangan kemandirian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri

yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain dan perilaku/behavioral adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan. Dalam Lestari (2012) “kemandirian

behavioral adalah kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada

orang lain dan melakukannya secara tanggung jawab” sedangkan dalam Budiamin, A, dkk (2006:142) “kemandirian behavioral anak adalah dimensi

kemandirian yang merujuk kepada kemampuan anak membuat keputusan secara

bebas dan konsekuen atas keputusannya itu”. Kemandirian behavioral sangat

penting ditanamkan pada setiap siswa karena kompleksitas kehidupan siswa terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan seperti perilaku yang menyimpang.

Sudah semestinya kemandirian behavioral bisa tertanam saat pembelajaran termasuk pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, agar kemandirian behavioral tertanam pada kepribadian siswa karena seperti menurut Suharsimi Arikunto dalam Hayin (2010) “membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka

dari bantuan orang lain.”. Namun dalam Mulyana (2011: 2) dikemukakan bahwa

“salah satu kelemahan pembelajaran IPA pada SD selama ini adalah pembelajaran

(17)

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri “.

Hanafiah dan Suhana dalam Hayin (2010) menyatakan bahwa:

Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sejalan dengan pendapat tersebut maka inkuiri diharapkan dapat mempengaruhi keadaan belajar mengajar dan tingkat

kemandirian siswa .”

Dalam Hayin dituliskan pula bahwa “penerapan inkuiri berkaitan dengan peningkatan kemandirian siswa karena siswa mempunyai kewenangan penuh pada dirinya dalam menemukan konsep pengetahuan dan itu merupakan bentuk

peningkatan kemandirian yang bisa diterapkan pada siswa.” Namun dalam

penerapan pembelajaran inkuiri untuk siswa SD harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa SD seperti dikatakan dalam Herdian (2010) bahwa :

“Berdasarkan karakteristik perkembangan siswa SD maka penyajian

pembelajaran dengan pembimbingan guru yang bertugas sebagai pembimbing siswa dalam pembelajaran dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada situasi diskusi. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan

masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. “

Maka inkuiri yang digunakan adalah inkuiri penemuan terbimbing karena sesuai karakteristik siswa SD. Berdasarkan observasi di Sekolah Dasar, kenyataan yang ada masih kurang penggunaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan penanaman sikap kemandirian behavioral. Kurangnya penggunaan model inkuiri penemuan terbimbing yang pada umumnya model pembelajaran di SD seperti kutipan dari Hamalik (2009: 58-59) dalam Ahmad Ramdan (2012: 6) bahwa :

“Dalam proses pembelajaran guru cenderung mendominasi proses interaktif edukatif, berdiri di depan sampai tengah kelas, guru sedikit kontak dengan anak didik. Siswa cenderung pasif menghabiskan semua waktu mereka hanya untuk mendengar, melihat, membaca dan mencatat atau DDCH (duduk,

(18)
(19)

kegiatan ekstrakulikuler lebih didominasi oleh kegiatan olahraga dan belum diadakan kegiatan yang lebih menyeluruh sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat siswa sehingga SDN Sukamantri lebih berprestasi dalam bidang olahraga. Berdasar uraian diatas , maka peneliti terdorong untuk mengungkap

permasalahan tentang “Pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa

Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.”

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

a. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru sedangkan siswa pasif yaitu hanya menerima pelajaran dari guru.

b. Masih belum optimalnya penanaman kemandirian behavioral siswa kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan CiawiKabupaten Tasikmalaya 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “adakah pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?”

Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian, maka rumusan masalah di atas dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(20)

b. Bagaimanakah kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?

c. Adakah perbedaan yang signifikan kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan model pembelajaran konvensional SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?

3. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

a. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

b. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol dengan materi ajar energi panas dan energi bunyi.

c. Kemandirian behavioral adalah kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain namun masih mempertimbangkan pendapat orang lain dan melakukannya secara tanggung jawab.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Adapun lebih rinci dari tujuan penelitian ini yaitu :

Untuk mengetahui kemandirian behavioral di Kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

(21)

2. Untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Sukamantri Kabupaten Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan model pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini diantaranya : 1. Bagi Pihak Sekolah di SDN Sukamantri Kabupaten Tasikmalaya, dapat

menjadi bahan pertimbangan mengenai perlu tidaknya mengoptimalkan kemandirian behavioral untuk bekal siswa.

2. Memberi masukan bagi para guru / sekolah bahwa kemandirian behavioral itu bukan hanya dari faktor keluarga dan lingkungan saja, tetapi sekolah juga sangat berpengaruh dalam penanaman kemandirian behavioral.

3. Memberikan informasi bagi guru, khususnya guru bidang studi IPA sebagai pertimbangan untuk memperhatikan dan mengembangkan kemandirian

behavioral sebagai salah satu pribadi yang penting untuk bekal siswa.

4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan referensi dan komparasi khususnya tentang masalah yang relevan dengan masalah penelitian ini.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi atau sistematika penelitian skripsi ini, meliputi: 1. BAB I Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

(22)

Bab ini berisi pemaparan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi konseptual dan definisi opersional variabel; instrumen penelitian, proses pengembangan penelitian; teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran

(23)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berjudul pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA dengan lokasi penelitian bertempat di SDN Sukamantri yang beralamat di Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Alasan lokasi penelitian adalah karena penelitian yang sejenis belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut.

2. Populasi Penelitian

(24)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

diambilnya sampel 100% dari populasi, diharapkan dapat memperkecil kesalahan dan betul-betul refresentative.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalen Control

Group Design. “Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group

design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

tidak dipilih secara random” dalam Sugiyono (2009 : 116). Desain ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diberi

pretest dan posttest tetapi berbeda dalam model pembelajaran. Siswa di kelas

eksperimen diberi perlakuan dengan model inkuiri penemuan terbimbing, dan siswa di kelas kontrol dengan model konvensional.Desain penelitian ini berbentuk:

POLA E

K

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiono, 2009:116)

Keterangan : E = Kelas Eksperimen K = Kelas Kontrol O1 dan O3 = Pretest O2 dan O4 = Posttest

X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen.

Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Memilih kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Memberikan pretest. Tes awal yang dilakukan adalah penyebaran angket untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa sebelum dilakukan

treatment.

(25)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

konvensional sedangkan kelas eksperimen adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing.

4. Pengisian lembar observasi kemandirian behavioral siswa selama proses pembelajaran (treatment) yang dilakukan oleh observer.

5. Pengisian lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing.

6. Memberikan posttest. Tes akhir yang dilakukan adalah penyebaran angket untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa setelah dilakukan treatment. 7. Melakukan uji statistik

8. Menganalis hasil data 9. Menarik kesimpulan.

C. Metode Penelitian

Dalam Sugiono (2009:3) “metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam Sugiono (2009) penelitian dikelompokkan berdasarkan pendekatan yang digunakan menjadi dua yaitu:

1. Penelitian Kuantitatif

Diartikan sebagai penelitian yang berdasar pada teori-teori yang sudah ada dan analisis datanya bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2. Penelitian Kualitatif

Diartikan sebagai penelitian yang beranjak dari permasalahan yang ada di lapangan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada hasil generalisasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena beranjak dari teori yang sudah ada dan pengolahan datanya menggunakan kuantitatif/statistik. Dalam Sugiono (2009:6) “dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi : penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research,

(26)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

(R&D).” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen tipe quasi experimental design (eksperimen semu). Dalam Sugiono

(2009:107) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dikatakan eksperimen tipe quasi

experimental design (eksperimen semu) karena dalam hal ini variabel-variabel

lain yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian tidak dapat dikontrol.

D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Peneltian

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” dalam Sugiyono, (2009:61). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan variabel terikat adalah kemandirian behavioral .

2. Definisi Konseptual Variabel Peneltian

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai judul skripsi ini, yakni “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing terhadap Kemandirian Behavioral Siswa pada Pembelajaran IPA”, maka variabel tersebut didefinisikan bahwa:

(27)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya di dalam inkuiri terbimbing, berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).

b) Kemandirian behavioral adalah kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara tanggung jawab.

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Model pembelajaran Inkuiri yang digunakan pada penelitian ini adalah inkuiri penemuan terbimbing. Model ini digunakan di kelas IV A SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi kelas eksperimen pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi. Sedangkan kemandirian behavioral yang akan diteliti dapat didukung perkembangannya oleh guru, seperti memiliki kemampuan mengambil keputusan, memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain, dan memiliki rasa percaya diri. Secara sistematis definisi operasional dari variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing

No Fase Instrumen

(a) (b) (c)

1. Fase I :

Penyajian masalah/ perumusan masalah.

Lembar Observasi 2. Fase II :

Rencana pengumpulan data dan verifikasi. 3. Fase III :

(28)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

4. Fase IV :

Pengorganisasian data dan formulasi kesimpulan

5. Fase V :

Analisis proses inkuiri dan kesimpulan.

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Kemandirian Behavioral Siswa

No Aspek Instrumen

Individual

(a) (b) (c)

1. Memiliki kemampuan mengambil keputusan

Angket dan Lembar Observasi 2. Memiliki kekuatan

terhadap pengaruh pihak lain.

3. Memiliki rasa percaya diri

E. Instrumen Penelitian

Dalam Sugiyono (2009:148) “pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik”. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.

Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti, untuk pengembangan bahan ajar yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan instrumen pengumpul data yaitu: lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, lembar observasi kemandirian behavioral dan soal pernyataan angket kemandirian behavioral, dengan rincian sebagai berikut:

1. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar

(29)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

di siapkan sebelum pembelajaran tetapi dibutuhkan penunjang lain agar pembelajaran terlaksana dengan baik seperti alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Rencana pelaksanaan pembelajaran, alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS), untuk kelas eksperimen yang dirancang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing. Sedangkan untuk kelas kontrol hanya RPP dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Adapun materi ajar yang dipilih yaitu pada materi ajar semester dua tahun ajaran 2012/2013 tentang energi panas dan energi bunyi. Pembelajaran dilaksanakan untuk tiga kali pertemuan, baik dikelas eksperimen ataupun dikelas kontrol selama 2x35 menit.

Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

8.1Mendeskrifsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

Indikator

- Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas. - Mendemonstrasikan adanya perpindahan panas.

- Membuat daftar sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar. - Mendemontrasikan perambatan bunyi.

- Menyimpulkan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. 2. Instrumen Observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematis. Hal ini dilakukan agar observer tidak kesulitan melakukan pengamatan.

(30)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

Dalam pengamatannya, observer hanya memberikan tanda checklist pada kolom ya atau tidak untuk kegiatan yang dilakukan pengajar/peneliti.

b. Instrumen Lembar Observasi Kemandirian Behavioral

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kemandirian

behavioral siswa. Observasi yang digunakan adalah skala rating scale dalam

Riduwan (2010:93).

3. Instrumen Angket Kemandirian Behavioral

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna dalam Riduwan (2010:71). Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk memperoleh data mengenai kemandirian behavioral siswa, peneliti menggunakan soal angket objektif berupa pilihan ganda dengan skala likert empat option. Menurut Riduwan (2010:87) skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Untuk pernyataan positif, skor yang digunakan, antara lain: a. Jawaban selalu diberi skor 4

b. Jawaban sering diberi skor 3

c. Jawaban kadang-kadang diberi skor 2 d. Jawaban tidak pernah diberi skor 1

Untuk pernyataan negatif, skor yang digunakan, antara lain: a. Jawaban selalu diberi skor 1

b. Jawaban sering diberi skor 2

c. Jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d. Jawaban tidak pernah diberi skor 4

(31)

Yudith Dewanty Permana, 2013

[image:31.595.117.515.146.629.2]

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

Tabel 3.3

Aspek dan Indikator Kemandirian Behavioral

No Aspek Indikator

Nomor

Pernyataan Jumlah Positif Negatif

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

1. Memiliki kemampuan mengambil keputusan

a. Menyadari adanya resiko dari tingkah lakunya. b. Memilih pemecahan

masalah didasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain.

c. Bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. 14,34 7,13 8,31 2,19 20,24 28,33 4 4 4

Lanjutan Tabel 3.3

Aspek dan Indikator Kemandirian Behavioral

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

2. Memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain

a. Tidak mudah terpengaruh dalam situasi.

b. Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dalam mengambil keputusan.

c. Memasuki kelompok sosial tanpa tekanan. 4,40 3,26 32,39 9,5 21,37 16,27 4 4 4

3. Memiliki rasa percaya diri

a. Merasa mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah dan di sekolah. b. Merasa mampu memenuhi

tanggung jawab di rumah dan di sekolah.

c. Merasa mampu mengatasi sendiri masalahnya. d. Berani mengemu-

kakan ide atau gagasan.

6,18 15,35 11,22 10,23 17,29 30,38 1,25 12,36 4 4 4 4

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian

(32)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen ini dilaksanakan secara terbimbing. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.

a. Uji Validitas

Dalam Sugiono (2009:363) “validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti”. Sedangkan dalam Arikunto (2006:168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Pengujian validitas ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Untuk memudahkan penghitungan, pengujian validitas angket dalam penelitian ini menggunakan bantuan Ms.Excel 2007 dan program SPSS Versi 16.0. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji validitas dengan bantuan Ms.Excel 2007 dan program SPSS Versi 16.0 sebagai berikut:

1) Tabulasikan data dengan bantuan Ms. Excel 2007 2) Buka program SPSS Versi 16.0

3) Masukan data pada SPSS data View

4) Klik Variabel View. Pada kolom Name ketik item nomor 1 sampai item nomor 40 (banyak butir soal pernyataan angket sebanyak 40 nomor).

5) Klik analyze >> correlate >>bivariate 6) Pindahkan variabel ke kotak items, 7) Klik pearson >> Klik OK

Kriteria pengujian validitas ini membandingkan antara koefisien korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (rtabel). Dalam Riduwan (2010:98) kriterianya adalah “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel maka instrumen tidak valid”. Adapun hasil perhitungan validittas yang dibantu dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4

(33)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

No Item

Nilai Hitung Korelasi (rhitung)

Nilai Tabel Korelasi (rtabel)

Keterangan

(a) (b) (c) (d)

1 0,585 0,381 Valid

2 0,519 0,381 Valid

3 0,654 0,381 Valid

4 0,430 0,381 Valid

5 0,160 0,381 Tidak Valid

6 0,644 0,381 Valid

7 0,645 0,381 Valid

8 0,660 0,381 Valid

9 0,573 0,381 Valid

10 0,704 0,381 Valid

11 0,284 0,381 Tidak Valid

12 0,704 0,381 Valid

13 0,645 0,381 Valid

14 0,654 0,381 Valid

Lanjutan Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen

(a) (b) (c) (d)

15 0,567 0,381 Valid

16 0,581 0,381 Valid

17 0,712 0,381 Valid

18 0,645 0,381 Valid

19 0,581 0,381 Valid

20 0,645 0,381 Valid

21 0,435 0,381 Valid

22 0,654 0,381 Valid

23 0,260 0,381 Tidak Valid

24 0,704 0,381 Valid

25 0,569 0,381 Valid

26 0,700 0,381 Valid

27 0,645 0,381 Valid

28 0,712 0,381 Valid

29 0,243 0,381 Tidak Valid

30 0,645 0,381 Valid

(34)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

32 0,198 0,381 Tidak Valid

33 0,660 0,381 Valid

34 0,573 0,381 Valid

35 0,792 0,381 Valid

36 0,573 0,381 Valid

37 0,704 0,381 Valid

38 0,328 0,381 Tidak Valid

39 0,704 0,381 Valid

40 0,414 0,381 Valid

Dari hasil perhitungan product moment dengan bantuan SPSS versi 16.0, terdapat 6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 5, 11, 23, 29, 32 dan 38. Jumlah yang valid adalah 34 item pernyataan.

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Dalam Arikunto (2006:168) “reliabilitas diartikan sebagai sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Pengujian reliabilitas angket dalam penelitian ini menggunakan teknik Spearman Brown yang di bantu SPSS versi 16.0. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach. Dalam Anggraeni (2009:43, Stanislaus S dan Uyanto, 2009: 274-275) Kriterianya yaitu: “bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi”.

Langkah- langkah yang dilakukan untuk menghitung reliabilitas adalah : 1) Buka tabulasi data di Ms. Excel 2007

2) Buka program SPSS Versi 16.0

3) Masukan data dari Ms. Excel 2007 skor angket ke halaman data view

4) Klik Variabel View. Pada kolom Name ketik item nomor 1 sampai item nomor 40 (banyak butir soal pernyataan angket sebanyak 40 nomor).

(35)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

7) Kemudian klik statistics. Pada kotak dialog descriptives for, klik scale of item

deleted. Lalu klik continue, ok.

Berikut hasil perhitungan pengujian reliabilitas dengan menggunakan uji

[image:35.595.115.510.237.715.2]

cronbach alpha dalam program SPSS 16.0

Tabel 3.5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.942 40

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16.0 diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,942. Jika Cronbach’s Alpha lebih kecil dari Cronbach’s Alpha If Item

Deleted maka item tersebut reliabel, begitupun sebaliknya. Hasil uji reliabel

dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No

Item

Nilai Alpha Cronbach Nilai Alpha if Item Deleted

Keterangan

(a) (b) (c) (d)

1 0,942 0,941 Reliabel

2 0,942 0,941 Reliabel

3 0,942 0,940 Reliabel

4 0,942 0,942 Reliabel

5 0,942 0,945 Tidak Reliabel

6 0,942 0,940 Reliabel

7 0,942 0,941 Reliabel

8 0,942 0,940 Reliabel

9 0,942 0,941 Reliabel

10 0,942 0,940 Reliabel

(36)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

12 0,942 0,940 Reliabel

13 0,942 0,941 Reliabel

14 0,942 0,940 Reliabel

15 0,942 0,941 Reliabel

16 0,942 0,941 Reliabel

17 0,942 0,940 Reliabel

18 0,942 0,941 Reliabel

19 0,942 0,941 Reliabel

20 0,942 0,941 Reliabel

21 0,942 0,942 Reliabel

22 0,942 0,940 Reliabel

23 0,942 0,944 Tidak Reliabel

24 0,942 0,940 Reliabel

25 0,942 0,941 Reliabel

26 0,942 0,940 Reliabel

27 0,942 0,941 Reliabel

28 0,942 0,940 Reliabel

29 0,942 0,944 Tidak Reliabel

30 0,942 0,941 Reliabel

31 0,942 0,942 Reliabel

32 0,942 0,944 Tidak Reliabel

33 0,942 0,940 Reliabel

Lanjutan Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

(a) (b) (c) (d)

34 0,942 0,941 Reliabel

35 0,942 0,939 Reliabel

36 0,942 0,941 Reliabel

37 0,942 0,940 Reliabel

38 0,942 0,943 Tidak Reliabel

39 0,942 0,940 Reliabel

(37)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

Dari tabel 3.6 di atas ada enam nomor yang tidak reliabel yaitu nomor 5, 11, 23, 29, 32 dan 38, karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari Cronbach’s Alpha If

Item Deleted. Jumlah yang reliabel adalah 34 item pertanyaan.

Setelah diujikan, item yang tidak valid dan tidak reliabel adalah 6 item. Pada penelitian ini item pernyataan yang tidak valid dan tidak reliabel tidak akan dihilangkan, tetapi akan direvisi dan diujikan kembali.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Sugiono (2009:308) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dari penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data”. Pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab dan memecahkan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data harus sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian yaitu dengan menggunakan alat pengumpul data berupa angket/kuesioner dan lembar observasi.

[image:37.595.106.517.300.714.2]

Dalam Sugiyono (2009:199) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”, dan observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempuyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain dan tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Adapun rincian mengenai jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen dan sumber data dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Sumber Data

No Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data Sumber Data

(a) (b) (c) (e)

1. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Inkuiri.

Observasi Observer

2. Lembar observasi kemandirian behavioral

(38)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

siswa selama pembelajaran 3. Angket kemandirian

behavioral sebelum dan

sesudah perlakuan/treatment

Angket/kuesioner Siswa

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap nilai pretest, posttest dan gain. Analisis data yang diperoleh adalah untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan dan apakah ada perbedaan kemandirian behavioral yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen sehingga diketahui berpengaruh tidaknya model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan pada langkah persiapan ini, antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.

2. Tabulasi

Kegiatan pada langkah tabulasi ini, antara lain: memberikan skor terhadap item-item soal, serta mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel.

3. Analisis Statistik a. Data Deskriptif

(39)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

menggunakan program SPSS Versi 16.0 yaitu untuk mengetahui data deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.

[image:39.595.115.511.231.539.2]

Untuk interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 adalah interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (Anggraeni, 2010:43) dengan ketentuan sebagai berikut

Tabel 3.8 Interval Kategori

No. Interval Kategori

1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi 3. ideal -0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang 4. ideal -1,5 Sideal ≤ X < ideal -0,5 Sideal Rendah 5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah

Sumber: Anggraeni, (2010: 42)

Keterangan:

ideal = Xideal

Sideal = ideal

b. Data untuk Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis kerja penelitian untuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Adakah pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya ?”. Dengan hipotesis kerja sebagai berikut :

Hipotesis nol (Ho)

(40)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

Hipotesis alternatif (Ha)

Ada pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

Untuk menguji hipotesis kerja dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk memperoleh data parametrik atau non parametrik dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Jika hasil data menunjukkan berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan data menggunakan statistik parametrik.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sampel yang terkumpul berasal dari distribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik.

Untuk memudahkan dalam perhitungan uji normalitas data, bisa dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 16.0. Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan dengan menghitung ratio skewness dan ratio

kurtosis. Skewness dan kurtosis digunakan untuk menentukan tingkat normalitas

data.Perhitungan ratio skewness dan ratiokurtosis, sebagai berikut:

nilai skewness Ratio Skewness =

(41)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

nilai kurtosis Ratio Kurtosis =

standar error kurtosis

Kriteria perhitungannya adalah “bila ratio skewness dan ratio kurtosis lebih

kecil + 2 berarti distribusi data normal, bila ratio skewness dan ratio kurtosis lebih besar + 2 berarti distribusi data tidak normal” Hartono dalam Anggraeni (2010: 44).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap data pretest dan data posttest. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi yang diperoleh>α, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi yang diperoleh<α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Untuk memudahkan dalam perhitungan uji homogenitas data, bisa dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 16.0. Pada penelitian ini, uji homogenitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 16.0.

(a) Buka program SPSS Versi 16.0

(b) Masukkan data pada sheet variable view

(a) Klik Analyze > Descriptive Statistics > Explore

(b) Masukkan variabel ke kotak Dependent List dan Faktor List (c) Klik Plots, pilih levene test untuk untransormed

(d) Klik Continue (e) Klik OK

b. Uji Hipotesis Statistik 1) Uji Komparasi

(42)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

hipotesis menggunakan t-test. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan t test sampel related. Dan dalam penelitian ini membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0 yaitu paired sample t test (uji dua sampel berpasangan) dan independent samples t test (uji dua sampel tidak berkaitan) untuk statistik parametrik sedangkan uji Mann-Whitney U Test untuk statistik nonparametrik.Berikut pengujian dengan paired sample t test :

(1) Buka program SPSS Versi 16.0

(2) Masukkan variabel pada sheet data view (3) Klik variabel view

(4) Kemudian klik Analyze pilih Compare Means pilih Paired Sample T Test (5) Masukkan skor pada variable 1 dan skor pada variabel 2 klik OK

Berikut pengujian dengan independent samples t test : (1) Buka program SPSS Versi 16.0

(2) Masukkan variabel pada sheet data view (3) Klik variabel view

(4) Kemudian klik Analyze pilih Compare Means pilih Independent Sample T Test (5) Masukkan skor pada Test Variable dan perlakuan pada Grouping Variable (6) Klik Define Group lalu Edit Group 1 dengan angka 1 dan kotak Edit Group 2 dengan angka 2

(7) Klik Continue, klik OK

Langkah-langkah pengujian paired samples t test dan independent samples t test adalah menentukan hipotesis, menentukan tingkat signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika signifiknsi 2 tailed > α atau signifiknsi 2

tailed > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi 2 tailed < α atau signifiknsi 2

tailed < 0,05.Berikut pengujian dengan uji Mann-Whitney U Test :

(1) Buka program SPSS Versi 16.0

(43)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

(4) Kemudian klik Analyze pilih Nonparametric Test pilih 2 Independent Samples (5) Masukkan variabel ke kotak Test Variable List dan kelompok ke Grouping

Variable.

(6) Pada Test Type pilih Mann-Whitney U. (7) Klik OK.

Perubahan kemandirian behavioral siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-gains). Rumus normal gain menurut Meltzer (2002) adalah :

Normal g =

Keterangan:

Spost = Skor postest Spre = Skor pretest Smaks = Skor maksimum

Kriteria tingkat gain menurut Hake dalam NN (2009) adalah sebagai berikut :

g ≥ 0,7 : tinggi

0,3 < g < 0,7 : sedang g < 0,3 : rendah

Nilai gain adalah selisih skor posttest dan pretest pada pembelajaran. c. Uji Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: H0: µg-eksperimen = µg-kontrol

Tidak terdapat perbedaan tingkat kemandirian behavioral siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

(44)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

Terdapat perbedaan tingkat kemandirian behavioral siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

(45)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemandirian behavioral siswa pada kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi sebesar 113,4 dan setelah perlakuan berada pada kategori tinggi sebesar 116,2 dengan kriteria tingkat gain rendah yaitu 0,05.

2. Kemandirian behavioral siswa pada kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi sebesar 114,3 dan setelah perlakuan meningkat menjadi pada kategori sangat tinggi sebesar 129,9 dengan kriteria tingkat gain sedang yaitu 0,34.

3. Ada perbedaan yang signifikan kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata posttest sebesar 129,9 dan kriteria tingkat gain sebesar 0,34 pada kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata posttest sebesar 116,2 dan kriteria tingkat gain sebesar 0,05 pada kelas kontrol. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik parametrik (untuk uji perbedaan nilai rata-rata posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen) dan uji statistik nonparametrik menggunakan Mann-

Whitney U Test (untuk uji perbedaan normal gain antara kelas kontrol dan kelas

(46)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

eksperimen.

Dengan terjawabnya pertanyaan penelitian yang merupakan uraian dari rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

B.Saran

Dari kesimpulan di atas, untuk mengembangkan dan meningkatkan kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA, maka disarankan sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Diharapkan memberikan sosialisasi mengenai model pembelajaran inkuiri kepada guru-guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, mandiri dan bermakna untuk siswa. Hendaknya memberikan pengarahan kepada orang tua siswa tentang pentingnya kemandirian behavioral dalam kehidupan sehari-hari, Agar orang tua dapat membantu dan memfasilitasi perkembangan dan peningkatan kemandirian behavioral siswa.

2. Bagi Guru

Hendaknya menambah wawasan tentang inovasi pembelajaran, dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas lebih inovatif, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di masyarakat, serta dapat mengembangkan dan meningkatkan kemandirian behavioral siswa. Guru hendaknya bekerja sama dengan orang tua siswa dalam memfasilitasi proses belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan kemandirian behavioral siswa.

(47)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

kemandirian behavioral siswa dapat tumbuh optimal dan berpengaruh positif terhadap hasil berlajar di sekolah.

4. Bagi Peneliti Lain

(48)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ramdan, A. (2012). Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa melalui Metode Inkuiri Terbimbing terhadap Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dalam Pembelajaran IPA Di Kelas IX B SMP N 11 Kota Tangerang Selatan”. Jurnal Saung Guru. 6-13

Anggraeni, Lengga. (2010). Skripsi Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalang 1 Kota Tasikmalaya.Skripsi pada FIP UPI kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

Aprilliany, F. (2011). Perkembangan Peserta Didik. [Online]

Tersediadi:http://www.google.com/FitriAprilliany/2011/12/24/ perkembangan peserta didik/ [28 Oktober 2012]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

Asrori, M. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima.

Arta. (2011). Peran Layanan Orientasi Terhadap Kemandirian Siswa Sekolah

Dasar. [Online]

Tersedia di :http://www.google.com/Artha/2011/05/10/peran layanan orientasi terhadap kemandirian siswa sekolah dasar/ [28 Oktober 2012]

Budiamin, A, dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI PRESS.

Depdikbud. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (cetakan ke satu). Jakarta: Balai Pustaka.

(49)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

Hamalik, O. (2003). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Hayin Amin, M. (2010). Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Pembelajaran Inkuiri

dan Kemandirian Belajar Pada Kelas VII Smp N 16 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi pada USM Surakarta: tidak diterbitkan [Online]

[28 Oktober 2012]

Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]

Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/ [28 Oktober 2012]

Indriyana, Y. (2007). Pendidikan. [Online]

Tersedia : http://Yulisindriyani's Blog.htm/2007/Pendidikan [28 Oktober 2012]

Iru, La. Arihi, La Ode Safiun. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,

Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Bantul: Multi Presindo

Kurnia J, A. (2010). “Penerapan Model PembelajaranInkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Peristiwa Benda Padat dalam Air melalui

Kegiatan Praktikum”. Jurnal Pendidikan Dasar. 38-40.

Lestari, P. (2012). Perkembangan Kemandirian Peserta Didik. [Online] Tersedia:http://penalestari.blogspot.com/2012/07/perkembangan-kemandirian-peserta-didik.html [28 Oktober 2012]

Meltzer, D. E. (2002b). Normalized Learning Gain: A Key Measure of Student

Learning, Addendum to Meltzer (2002a). [Online]

Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/articles/index.html. [19 Mei 2013].

Mulyana, E H. (2011). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di

Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran

(50)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

NN. (2009), Analisis Data [Online].

Tersedia di : http: // www.scribd.com/doc/ 5876937/Analisis-Data, [ 10 Maret 2013]

Rahayu, F,T. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pendekatan

Penemuan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA .Skripsi pada FIP UPI kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung: ALFABETA

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Roikhanah, S, dkk.(2013). Kemandirian Siswa (Laporan Hasil Uji CobaSkala

Kemandirian Siswa) [Online]

Tersedia di :http://sitiroikhanah.blogspot.com/2013/01/kemandirian-siswa.html [20 Maret 2013]

Rose, L. D. (2011). Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Anak

dan Remaja [Online]

Tersedia di :http://lovelydiamondrose.blogspot.com/2011/06/karakteristik-perkembangan-kemandirian.html [30 Oktober 2012]

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Permata Puri Media.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. ALFABETA.

Suliyono, J. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala

(51)

Yudith Dewanty Permana, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA

Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman 3.1  Definisi Operasional Variabel Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan
Gambar                                                                                                         Halaman
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar

Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah

Diversifikasi pangan lokal merupakan strategi pengembangan perekonomian pedesaan yang berbasiskan potensi lokal. Pengolahan ketela pohon menjadi ceriping ketela,

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Halaman ini terdapat data Dosen dengan matakuliah yang di ampu yang untuk selanjutnya Dosen akan melakukan input data nilai mahasiswa.. Tampilan Menu

Aplikasi berbasis web dengan tampilan grafis sangat bermanfaat untuk menampilkan beberapa model data yang perlu dianalisa, lebih jauh lagi bahwa aplikasi berbasis web yang bisa

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor

bahwa besaran gaji pokok Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai