PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING
TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
YUDITH DEWANTY PERMANA
0903682
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING
TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
Oleh
Yudith Dewanty Permana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Yudith Dewanty Permana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
YUDITH DEWANTY PERMANA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING
TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. Asep Saepulrohman, M.Pd. NIP 196109091985031006
Pembimbing II,
Drs. Akhmad Nugraha, M.Si. NIP 195910271986111001
Diketahui oleh Ketua Program Studi PGSD
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PENEMUAN TERBIMBING
TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
ABSTRAK
Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam menggali potensi dirinya, mengembangkan keterampilan, mengembangkan kemampuan berpikir (objektif, mandiri, kritis dan logis), dan membina sikap. Kecenderungan guru mendominasi dalam proses pembelajaran membuat siswa pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Sampel penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sukamantri berjumlah 53 siswa, diperoleh melalui teknik sampling jenuh. Pendekatan yang digunakan adalan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen tipe eksperimen semu. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, lembar observasi kemandirian behavioral dan angket kemandirian behavioral.
Hasil pengolahan dan analisis data, antara lain : 1) Kemandirian behavioral siswa pada kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi dan setelah perlakuan berada pada kategori tinggi dengan kriteria tingkat gain rendah. 2) Kemandirian behavioral siswa pada kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi, dan setelah perlakuan meningkat menjadi pada kategori sangat tinggi dengan kriteria tingkat gain sedang. 3) Ada perbedaan kemandirian behavioral siswa yang signifikan tentang energi panas dan energi bunyi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penggunaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing mempengaruhi kemandirian behavioral, ini dibuktikan dengan adanya perbedaan kemandirian behavioral siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing ... 9
2. Pengertian Kemandirian Behavioral ... 15
3. Pembelajaran IPA... 18
4. Materi tentang Energi Panas dan Energi Bunyi ... 20
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 22
C. Kerangka Pemikiran ... 23
D. Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian ... 25
B. Desain Penelitian ... 26
D. Definisi Operasional Variabel ... 28
E. Instrumen Penelitian... 30
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ... 38
H. Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46
2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing .... 47
3. Analisis Deskriptif Kemandirian Behavioral Siswa ... 48
4. Uji Hipotesis ... 72
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87
1. Kemandirian Behavioral Siswa Sebelum Treatment (Hasil Pretest) ... 87
2. Kemandirian Behavioral Siswa Selama Pembelajaran ... 87
3. Kemandirian Behavioral Siswa Sesudah Treatment (Hasil Postest) ... 88
4. Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa ... 89
5. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing terhadap Kemandirian Behavioral Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Energi Panas dan Energi Bunyi di Kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 99
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 3.1 Definisi Operasional Variabel Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan
Terbimbing ... 29
3.2 Definisi Operasional Variabel Kemandirian Behavioral Siswa... 30
3.3. Aspek dan Indikator Kemandirian Behavioral ... 32
3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 34
3.5. Reliability Statistic ... 36
3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instumen ... 37
3.7. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Sumber Data... 39
3.8. Interval Kategori ... 40
4.1. Persentase Keterlaksanaan Fase Inkuiri Penemuan Terbimbing ... 47
4.2. Rambu-rambu Interval Kategori Kemandirian Behavioral ... 48
4.3. Interval Kategori Kemandirian Behavioral Siswa Berdasarkan Angket ... 49
4.4 Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket ... 49
4.5. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian Behavioral Hasil Angket Pretest ... 51
4.6. Skor Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket ... 52
4.7. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian Behavioral Hasil Angket Posttest ... 53
4.8. Interval Kategori Kemandirian Behavioral Berdasarkan Hasil Observasi ... 55
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Siswa Selama Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ... 55
4.11. Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa
Berdasarkan Normal Gain Hasil Angket Pretest dan Posttest ... 59 4.12. Ukuran-ukuran Statistik Skor Normal Gain Siswa ... 60 4.13. Rekapitulasi Peningkatan Memiliki Kemampuan Mengambil
Keputusan Siswa Berdasarkan Normal Gain Hasil Angket
Pretest dan Posttest... 61
4.14. Rekapitulasi Peningkatan Memiliki Kekuatan terhadap Pengaruh Pihak Lain Berdasarkan Normal Gain Hasil Angket
Pretest dan Posttest... 62 4.15. Rekapitulasi Peningkatan Memiliki Rasa Percaya Diri Berdasarkan
Normal Gain Hasil Angket Pretest dan Posttest ... 64 4.16. Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa dari
pembelajaran kesatu ke pembelajaran kedua Berdasarkan
Hasil Observasi ... 65 4.17. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain
Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari pembelajaran
kesatu ke pembelajaran kedua ... 67 4.18. Rekapitulasi Peningkatan Intensitas Kemandirian Behavioral Siswa
dari pembelajaran kedua ke pembelajaran ketiga Hasil Observasi ... 68 4.19. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain
Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari pembelajaran
kedua ke pembelajaran ketiga ... 69 4.20. Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa dari
pembelajaran kesatu ke pembelajaran ketiga ... 70 4.21. Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain
Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari pembelajaran
kesatu ke pembelajaran ketiga ... 71 4.22. Analisis Skewness dan Kurtosis Kemandirian Behavioral Siswa
4.24. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Pretest antara Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket... 76 4.25. Analisis Skewness dan Kurtosis Kemandirian Behavioral Siswa
Hasil Angket Posttest ... 78 4.26. Uji Homogenitas Varian Skor Posttestt Berdasarkan Angket ... 79 4.27. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Posttest antara Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Angket... 79 4.28. Uji Homogenitas Varian Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 81 4.29. Uji Homogenitas Varian Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 81 4.30. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol Berdasarkan Angket ... 82 4.31. Hasil Uji Hipotesis dari Skor Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen Berdasarkan Angket ... 83 4.32. Analisis Skewness dan Kurtosis Gain Kemandirian Behavioral Siswa .... 84 4.33. Uji Homogenitas Varian Gain Kemandirian Behavioral Siswa
Berdasarkan Angket Pretest dan Posttest ... 85 4.34. Hasil Uji Hipotesis Perubahan Kemandirian Behavioral Siswa
Berdasarkan Normal Gain antara Kelas Kontrol dengan Kelas
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 3.1. Desain Penelitian ... 26 4.1. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian
Behavioral Hasil Angket Pretest ... 51
4.2. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Kemandirian
Behavioral Hasil Angket Posttest ... 54
4.3. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat Gain Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari Pembelajaran
kesatu ke Pembelajaran kedua ... 67 4.4. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat
Gain Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari Pembelajaran
kesatu ke Pembelajaran kedua ... 69 4.5. Grafik Intensitas Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Tingkat
Gain Kemandirian Behavioral Hasil Observasi dari Pembelajaran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A Instrumen Penelitian ... 100
A.1 Kisi-kisi Instrumen untuk Mengukur Kemandirian Behavioral ... 101
A.2 Angket Kemandirian Behavioral Sebelum Revisi ... 103
A.3 Angket Kemandirian Behavioral Sesudah Revisi ... 107
A.4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri ... 111
A.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Kemandirian Behavioral ... 114
Lampiran B Hasil Uji CobaInstrumen Penelitian ... 116
B. 1 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum Revisi ... 117
B. 2 Hasil Uji Validitas Instrumen Sebelum Revisi ... 118
B. 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sebelum Revisi ... 122
B. 4 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Sesudah Revisi ... 124
B. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Sesudah Revisi ... 125
B. 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sesudah Revisi... 129
Lampiran C Perangkat Pembelajaran ... 131
C. 1 RPP Kelas Kontrol Ke 1 ... 132
C. 2 RPP Kelas Kontrol Ke 2 ... 137
C. 3 RPP Kelas Kontrol Ke 3 ... 141
C. 4 RPP Kelas Eksperimen Ke 1 ... 145
C. 5 RPP Kelas Eksperimen Ke 2 ... 153
C. 6 RPP Kelas Eksperimen Ke 3 ... 160
D. 1 Tabulasi Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 168
D. 2 Tabulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 169
D. 3 Tabulasi Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 170
D. 4 Tabulasi Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 171
D.5 Rekapitulasi Peningkatan Kemandirian Behavioral Siswa Berdasarkan Normal Gain Hasil Pretest dan Posttest ... 172
D. 6 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu... 173
D. 7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Kelas Eksperimen Pembelajaran Kedua ... 176
D. 8 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Kelas Eksperimen Pembelajaran Ketiga ... 179
D. 9 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Kontrol Pembelajaran Kesatu ... 182
D.10 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Kontrol Pembelajaran Kedua ... 183
D.11 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Kontrol Pembelajaran Ketiga ... 184
D.12 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu ... 185
D.13 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu ... 186
D.14 Skor Hasil Observasi Kemandirian Behavioral Kelas Eksperimen Pembelajaran Kesatu ... 187
D. 15 Histogram ... 188
Lampiran E Dokumentasi Penelitian ... 190
E. 1 Profil SD ... 191
E. 2 Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 193
Lampiran F Administrasi Penelitian ... 195
F. 2 Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI Kampus Tasikmalaya ... 197
F. 3 Surat Izin dari Badan Kesbang, Politik dan Linmas ... 198
F. 4 Surat Izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya... 199
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam KTSP pengertian Sains (IPA) sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Mulyana 2011:12). Paparan T. Sarkim hakikat pendidikan IPA dapat dikategorikan ke dalam tiga dimensi yaitu : dimensi produk, dimensi proses dan dimensi sikap (Mulyana 2011:9). Maka pada pembelajaran IPA siswa tidak hanya mendapat bekal berupa pengetahuan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. Pada pembelajaran IPA siswa diharapkan pula tidak hanya menerima ilmu tetapi mencari dan menemukannya sendiri. Pernyataan ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang tertulis :
“ Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. “
Maka jelas bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu yang berupa konsep tetapi juga mengajarkan keterampilan dan kepribadian yang harus dimiliki siswa. Disebutkan pula siswa harus memiliki sikap mandiri/kemandirian yang tertanam pada dirinya. Salah satu bagian kemandirian yang masih kurang diperhatikan adalah kemandirian behavioral/ kemandirian perilaku. Tanggung jawab para guru tidak terbatas pada pencapaian kecakapan-kecakapan tertentu yang dikuasai para siswa,tetapi lebih jauh lagi yakni mencapai tujuan-tujuan ideal. Dalam Syah (2005:239) tujuan-tujuan ideal meliputi:
1. Tujuan pengembangan pribadi para siswa sebagai individu mandiri.
Tujuan-tujuan ideal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan keduanya menyebutkan pentingnya penanaman dan pengembangan kemandirian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri
yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain dan perilaku/behavioral adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan. Dalam Lestari (2012) “kemandirian
behavioral adalah kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada
orang lain dan melakukannya secara tanggung jawab” sedangkan dalam Budiamin, A, dkk (2006:142) “kemandirian behavioral anak adalah dimensi
kemandirian yang merujuk kepada kemampuan anak membuat keputusan secara
bebas dan konsekuen atas keputusannya itu”. Kemandirian behavioral sangat
penting ditanamkan pada setiap siswa karena kompleksitas kehidupan siswa terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan seperti perilaku yang menyimpang.
Sudah semestinya kemandirian behavioral bisa tertanam saat pembelajaran termasuk pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, agar kemandirian behavioral tertanam pada kepribadian siswa karena seperti menurut Suharsimi Arikunto dalam Hayin (2010) “membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka
dari bantuan orang lain.”. Namun dalam Mulyana (2011: 2) dikemukakan bahwa
“salah satu kelemahan pembelajaran IPA pada SD selama ini adalah pembelajaran
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri “.
Hanafiah dan Suhana dalam Hayin (2010) menyatakan bahwa:
“ Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sejalan dengan pendapat tersebut maka inkuiri diharapkan dapat mempengaruhi keadaan belajar mengajar dan tingkat
kemandirian siswa .”
Dalam Hayin dituliskan pula bahwa “penerapan inkuiri berkaitan dengan peningkatan kemandirian siswa karena siswa mempunyai kewenangan penuh pada dirinya dalam menemukan konsep pengetahuan dan itu merupakan bentuk
peningkatan kemandirian yang bisa diterapkan pada siswa.” Namun dalam
penerapan pembelajaran inkuiri untuk siswa SD harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa SD seperti dikatakan dalam Herdian (2010) bahwa :
“Berdasarkan karakteristik perkembangan siswa SD maka penyajian
pembelajaran dengan pembimbingan guru yang bertugas sebagai pembimbing siswa dalam pembelajaran dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada situasi diskusi. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan
masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. “
Maka inkuiri yang digunakan adalah inkuiri penemuan terbimbing karena sesuai karakteristik siswa SD. Berdasarkan observasi di Sekolah Dasar, kenyataan yang ada masih kurang penggunaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan penanaman sikap kemandirian behavioral. Kurangnya penggunaan model inkuiri penemuan terbimbing yang pada umumnya model pembelajaran di SD seperti kutipan dari Hamalik (2009: 58-59) dalam Ahmad Ramdan (2012: 6) bahwa :
“Dalam proses pembelajaran guru cenderung mendominasi proses interaktif edukatif, berdiri di depan sampai tengah kelas, guru sedikit kontak dengan anak didik. Siswa cenderung pasif menghabiskan semua waktu mereka hanya untuk mendengar, melihat, membaca dan mencatat atau DDCH (duduk,
kegiatan ekstrakulikuler lebih didominasi oleh kegiatan olahraga dan belum diadakan kegiatan yang lebih menyeluruh sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat siswa sehingga SDN Sukamantri lebih berprestasi dalam bidang olahraga. Berdasar uraian diatas , maka peneliti terdorong untuk mengungkap
permasalahan tentang “Pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa
Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.”
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru sedangkan siswa pasif yaitu hanya menerima pelajaran dari guru.
b. Masih belum optimalnya penanaman kemandirian behavioral siswa kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan CiawiKabupaten Tasikmalaya 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “adakah pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?”
Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian, maka rumusan masalah di atas dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
b. Bagaimanakah kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?
c. Adakah perbedaan yang signifikan kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan model pembelajaran konvensional SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?
3. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
a. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
b. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol dengan materi ajar energi panas dan energi bunyi.
c. Kemandirian behavioral adalah kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain namun masih mempertimbangkan pendapat orang lain dan melakukannya secara tanggung jawab.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Adapun lebih rinci dari tujuan penelitian ini yaitu :
Untuk mengetahui kemandirian behavioral di Kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Sukamantri Kabupaten Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan bunyi pada model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan model pembelajaran konvensional.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini diantaranya : 1. Bagi Pihak Sekolah di SDN Sukamantri Kabupaten Tasikmalaya, dapat
menjadi bahan pertimbangan mengenai perlu tidaknya mengoptimalkan kemandirian behavioral untuk bekal siswa.
2. Memberi masukan bagi para guru / sekolah bahwa kemandirian behavioral itu bukan hanya dari faktor keluarga dan lingkungan saja, tetapi sekolah juga sangat berpengaruh dalam penanaman kemandirian behavioral.
3. Memberikan informasi bagi guru, khususnya guru bidang studi IPA sebagai pertimbangan untuk memperhatikan dan mengembangkan kemandirian
behavioral sebagai salah satu pribadi yang penting untuk bekal siswa.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan referensi dan komparasi khususnya tentang masalah yang relevan dengan masalah penelitian ini.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi atau sistematika penelitian skripsi ini, meliputi: 1. BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.
2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian
Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
Bab ini berisi pemaparan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi konseptual dan definisi opersional variabel; instrumen penelitian, proses pengembangan penelitian; teknik pengumpulan data dan analisis data.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berjudul pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA dengan lokasi penelitian bertempat di SDN Sukamantri yang beralamat di Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Alasan lokasi penelitian adalah karena penelitian yang sejenis belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut.
2. Populasi Penelitian
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
diambilnya sampel 100% dari populasi, diharapkan dapat memperkecil kesalahan dan betul-betul refresentative.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalen Control
Group Design. “Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random” dalam Sugiyono (2009 : 116). Desain ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diberi
pretest dan posttest tetapi berbeda dalam model pembelajaran. Siswa di kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan model inkuiri penemuan terbimbing, dan siswa di kelas kontrol dengan model konvensional.Desain penelitian ini berbentuk:
POLA E
K
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiono, 2009:116)
Keterangan : E = Kelas Eksperimen K = Kelas Kontrol O1 dan O3 = Pretest O2 dan O4 = Posttest
X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen.
Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Memilih kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Memberikan pretest. Tes awal yang dilakukan adalah penyebaran angket untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa sebelum dilakukan
treatment.
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
konvensional sedangkan kelas eksperimen adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing.
4. Pengisian lembar observasi kemandirian behavioral siswa selama proses pembelajaran (treatment) yang dilakukan oleh observer.
5. Pengisian lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing.
6. Memberikan posttest. Tes akhir yang dilakukan adalah penyebaran angket untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa setelah dilakukan treatment. 7. Melakukan uji statistik
8. Menganalis hasil data 9. Menarik kesimpulan.
C. Metode Penelitian
Dalam Sugiono (2009:3) “metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam Sugiono (2009) penelitian dikelompokkan berdasarkan pendekatan yang digunakan menjadi dua yaitu:
1. Penelitian Kuantitatif
Diartikan sebagai penelitian yang berdasar pada teori-teori yang sudah ada dan analisis datanya bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2. Penelitian Kualitatif
Diartikan sebagai penelitian yang beranjak dari permasalahan yang ada di lapangan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada hasil generalisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena beranjak dari teori yang sudah ada dan pengolahan datanya menggunakan kuantitatif/statistik. Dalam Sugiono (2009:6) “dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi : penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research,
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
(R&D).” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen tipe quasi experimental design (eksperimen semu). Dalam Sugiono
(2009:107) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dikatakan eksperimen tipe quasi
experimental design (eksperimen semu) karena dalam hal ini variabel-variabel
lain yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian tidak dapat dikontrol.
D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Peneltian
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” dalam Sugiyono, (2009:61). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan variabel terikat adalah kemandirian behavioral .
2. Definisi Konseptual Variabel Peneltian
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai judul skripsi ini, yakni “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing terhadap Kemandirian Behavioral Siswa pada Pembelajaran IPA”, maka variabel tersebut didefinisikan bahwa:
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya di dalam inkuiri terbimbing, berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b) Kemandirian behavioral adalah kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara tanggung jawab.
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Model pembelajaran Inkuiri yang digunakan pada penelitian ini adalah inkuiri penemuan terbimbing. Model ini digunakan di kelas IV A SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi kelas eksperimen pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi. Sedangkan kemandirian behavioral yang akan diteliti dapat didukung perkembangannya oleh guru, seperti memiliki kemampuan mengambil keputusan, memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain, dan memiliki rasa percaya diri. Secara sistematis definisi operasional dari variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Model Pembelajaran Inkuiri Penemuan Terbimbing
No Fase Instrumen
(a) (b) (c)
1. Fase I :
Penyajian masalah/ perumusan masalah.
Lembar Observasi 2. Fase II :
Rencana pengumpulan data dan verifikasi. 3. Fase III :
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
4. Fase IV :
Pengorganisasian data dan formulasi kesimpulan
5. Fase V :
Analisis proses inkuiri dan kesimpulan.
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel Kemandirian Behavioral Siswa
No Aspek Instrumen
Individual
(a) (b) (c)
1. Memiliki kemampuan mengambil keputusan
Angket dan Lembar Observasi 2. Memiliki kekuatan
terhadap pengaruh pihak lain.
3. Memiliki rasa percaya diri
E. Instrumen Penelitian
Dalam Sugiyono (2009:148) “pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik”. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti, untuk pengembangan bahan ajar yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan instrumen pengumpul data yaitu: lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, lembar observasi kemandirian behavioral dan soal pernyataan angket kemandirian behavioral, dengan rincian sebagai berikut:
1. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
di siapkan sebelum pembelajaran tetapi dibutuhkan penunjang lain agar pembelajaran terlaksana dengan baik seperti alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Rencana pelaksanaan pembelajaran, alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS), untuk kelas eksperimen yang dirancang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing. Sedangkan untuk kelas kontrol hanya RPP dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Adapun materi ajar yang dipilih yaitu pada materi ajar semester dua tahun ajaran 2012/2013 tentang energi panas dan energi bunyi. Pembelajaran dilaksanakan untuk tiga kali pertemuan, baik dikelas eksperimen ataupun dikelas kontrol selama 2x35 menit.
Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
8.1Mendeskrifsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya
Indikator
- Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas. - Mendemonstrasikan adanya perpindahan panas.
- Membuat daftar sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar. - Mendemontrasikan perambatan bunyi.
- Menyimpulkan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. 2. Instrumen Observasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematis. Hal ini dilakukan agar observer tidak kesulitan melakukan pengamatan.
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
Dalam pengamatannya, observer hanya memberikan tanda checklist pada kolom ya atau tidak untuk kegiatan yang dilakukan pengajar/peneliti.
b. Instrumen Lembar Observasi Kemandirian Behavioral
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kemandirian
behavioral siswa. Observasi yang digunakan adalah skala rating scale dalam
Riduwan (2010:93).
3. Instrumen Angket Kemandirian Behavioral
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna dalam Riduwan (2010:71). Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk memperoleh data mengenai kemandirian behavioral siswa, peneliti menggunakan soal angket objektif berupa pilihan ganda dengan skala likert empat option. Menurut Riduwan (2010:87) skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Untuk pernyataan positif, skor yang digunakan, antara lain: a. Jawaban selalu diberi skor 4
b. Jawaban sering diberi skor 3
c. Jawaban kadang-kadang diberi skor 2 d. Jawaban tidak pernah diberi skor 1
Untuk pernyataan negatif, skor yang digunakan, antara lain: a. Jawaban selalu diberi skor 1
b. Jawaban sering diberi skor 2
c. Jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d. Jawaban tidak pernah diberi skor 4
Yudith Dewanty Permana, 2013
[image:31.595.117.515.146.629.2]PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
Tabel 3.3
Aspek dan Indikator Kemandirian Behavioral
No Aspek Indikator
Nomor
Pernyataan Jumlah Positif Negatif
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1. Memiliki kemampuan mengambil keputusan
a. Menyadari adanya resiko dari tingkah lakunya. b. Memilih pemecahan
masalah didasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain.
c. Bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. 14,34 7,13 8,31 2,19 20,24 28,33 4 4 4
Lanjutan Tabel 3.3
Aspek dan Indikator Kemandirian Behavioral
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
2. Memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain
a. Tidak mudah terpengaruh dalam situasi.
b. Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dalam mengambil keputusan.
c. Memasuki kelompok sosial tanpa tekanan. 4,40 3,26 32,39 9,5 21,37 16,27 4 4 4
3. Memiliki rasa percaya diri
a. Merasa mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah dan di sekolah. b. Merasa mampu memenuhi
tanggung jawab di rumah dan di sekolah.
c. Merasa mampu mengatasi sendiri masalahnya. d. Berani mengemu-
kakan ide atau gagasan.
6,18 15,35 11,22 10,23 17,29 30,38 1,25 12,36 4 4 4 4
F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen ini dilaksanakan secara terbimbing. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.
a. Uji Validitas
Dalam Sugiono (2009:363) “validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti”. Sedangkan dalam Arikunto (2006:168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Pengujian validitas ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Untuk memudahkan penghitungan, pengujian validitas angket dalam penelitian ini menggunakan bantuan Ms.Excel 2007 dan program SPSS Versi 16.0. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji validitas dengan bantuan Ms.Excel 2007 dan program SPSS Versi 16.0 sebagai berikut:
1) Tabulasikan data dengan bantuan Ms. Excel 2007 2) Buka program SPSS Versi 16.0
3) Masukan data pada SPSS data View
4) Klik Variabel View. Pada kolom Name ketik item nomor 1 sampai item nomor 40 (banyak butir soal pernyataan angket sebanyak 40 nomor).
5) Klik analyze >> correlate >>bivariate 6) Pindahkan variabel ke kotak items, 7) Klik pearson >> Klik OK
Kriteria pengujian validitas ini membandingkan antara koefisien korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (rtabel). Dalam Riduwan (2010:98) kriterianya adalah “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel maka instrumen tidak valid”. Adapun hasil perhitungan validittas yang dibantu dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
No Item
Nilai Hitung Korelasi (rhitung)
Nilai Tabel Korelasi (rtabel)
Keterangan
(a) (b) (c) (d)
1 0,585 0,381 Valid
2 0,519 0,381 Valid
3 0,654 0,381 Valid
4 0,430 0,381 Valid
5 0,160 0,381 Tidak Valid
6 0,644 0,381 Valid
7 0,645 0,381 Valid
8 0,660 0,381 Valid
9 0,573 0,381 Valid
10 0,704 0,381 Valid
11 0,284 0,381 Tidak Valid
12 0,704 0,381 Valid
13 0,645 0,381 Valid
14 0,654 0,381 Valid
Lanjutan Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
(a) (b) (c) (d)
15 0,567 0,381 Valid
16 0,581 0,381 Valid
17 0,712 0,381 Valid
18 0,645 0,381 Valid
19 0,581 0,381 Valid
20 0,645 0,381 Valid
21 0,435 0,381 Valid
22 0,654 0,381 Valid
23 0,260 0,381 Tidak Valid
24 0,704 0,381 Valid
25 0,569 0,381 Valid
26 0,700 0,381 Valid
27 0,645 0,381 Valid
28 0,712 0,381 Valid
29 0,243 0,381 Tidak Valid
30 0,645 0,381 Valid
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
32 0,198 0,381 Tidak Valid
33 0,660 0,381 Valid
34 0,573 0,381 Valid
35 0,792 0,381 Valid
36 0,573 0,381 Valid
37 0,704 0,381 Valid
38 0,328 0,381 Tidak Valid
39 0,704 0,381 Valid
40 0,414 0,381 Valid
Dari hasil perhitungan product moment dengan bantuan SPSS versi 16.0, terdapat 6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 5, 11, 23, 29, 32 dan 38. Jumlah yang valid adalah 34 item pernyataan.
b. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Dalam Arikunto (2006:168) “reliabilitas diartikan sebagai sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Pengujian reliabilitas angket dalam penelitian ini menggunakan teknik Spearman Brown yang di bantu SPSS versi 16.0. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach. Dalam Anggraeni (2009:43, Stanislaus S dan Uyanto, 2009: 274-275) Kriterianya yaitu: “bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi”.
Langkah- langkah yang dilakukan untuk menghitung reliabilitas adalah : 1) Buka tabulasi data di Ms. Excel 2007
2) Buka program SPSS Versi 16.0
3) Masukan data dari Ms. Excel 2007 skor angket ke halaman data view
4) Klik Variabel View. Pada kolom Name ketik item nomor 1 sampai item nomor 40 (banyak butir soal pernyataan angket sebanyak 40 nomor).
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
7) Kemudian klik statistics. Pada kotak dialog descriptives for, klik scale of item
deleted. Lalu klik continue, ok.
Berikut hasil perhitungan pengujian reliabilitas dengan menggunakan uji
[image:35.595.115.510.237.715.2]cronbach alpha dalam program SPSS 16.0
Tabel 3.5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.942 40
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16.0 diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,942. Jika Cronbach’s Alpha lebih kecil dari Cronbach’s Alpha If Item
Deleted maka item tersebut reliabel, begitupun sebaliknya. Hasil uji reliabel
dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No
Item
Nilai Alpha Cronbach Nilai Alpha if Item Deleted
Keterangan
(a) (b) (c) (d)
1 0,942 0,941 Reliabel
2 0,942 0,941 Reliabel
3 0,942 0,940 Reliabel
4 0,942 0,942 Reliabel
5 0,942 0,945 Tidak Reliabel
6 0,942 0,940 Reliabel
7 0,942 0,941 Reliabel
8 0,942 0,940 Reliabel
9 0,942 0,941 Reliabel
10 0,942 0,940 Reliabel
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
12 0,942 0,940 Reliabel
13 0,942 0,941 Reliabel
14 0,942 0,940 Reliabel
15 0,942 0,941 Reliabel
16 0,942 0,941 Reliabel
17 0,942 0,940 Reliabel
18 0,942 0,941 Reliabel
19 0,942 0,941 Reliabel
20 0,942 0,941 Reliabel
21 0,942 0,942 Reliabel
22 0,942 0,940 Reliabel
23 0,942 0,944 Tidak Reliabel
24 0,942 0,940 Reliabel
25 0,942 0,941 Reliabel
26 0,942 0,940 Reliabel
27 0,942 0,941 Reliabel
28 0,942 0,940 Reliabel
29 0,942 0,944 Tidak Reliabel
30 0,942 0,941 Reliabel
31 0,942 0,942 Reliabel
32 0,942 0,944 Tidak Reliabel
33 0,942 0,940 Reliabel
Lanjutan Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
(a) (b) (c) (d)
34 0,942 0,941 Reliabel
35 0,942 0,939 Reliabel
36 0,942 0,941 Reliabel
37 0,942 0,940 Reliabel
38 0,942 0,943 Tidak Reliabel
39 0,942 0,940 Reliabel
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
Dari tabel 3.6 di atas ada enam nomor yang tidak reliabel yaitu nomor 5, 11, 23, 29, 32 dan 38, karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari Cronbach’s Alpha If
Item Deleted. Jumlah yang reliabel adalah 34 item pertanyaan.
Setelah diujikan, item yang tidak valid dan tidak reliabel adalah 6 item. Pada penelitian ini item pernyataan yang tidak valid dan tidak reliabel tidak akan dihilangkan, tetapi akan direvisi dan diujikan kembali.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Sugiono (2009:308) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dari penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data”. Pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab dan memecahkan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data harus sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian yaitu dengan menggunakan alat pengumpul data berupa angket/kuesioner dan lembar observasi.
[image:37.595.106.517.300.714.2]Dalam Sugiyono (2009:199) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”, dan observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempuyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain dan tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Adapun rincian mengenai jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen dan sumber data dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Sumber Data
No Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Data Sumber Data
(a) (b) (c) (e)
1. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Inkuiri.
Observasi Observer
2. Lembar observasi kemandirian behavioral
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
siswa selama pembelajaran 3. Angket kemandirian
behavioral sebelum dan
sesudah perlakuan/treatment
Angket/kuesioner Siswa
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap nilai pretest, posttest dan gain. Analisis data yang diperoleh adalah untuk mengetahui kemandirian behavioral siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan dan apakah ada perbedaan kemandirian behavioral yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen sehingga diketahui berpengaruh tidaknya model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Kegiatan pada langkah persiapan ini, antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.
2. Tabulasi
Kegiatan pada langkah tabulasi ini, antara lain: memberikan skor terhadap item-item soal, serta mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel.
3. Analisis Statistik a. Data Deskriptif
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
menggunakan program SPSS Versi 16.0 yaitu untuk mengetahui data deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.
[image:39.595.115.511.231.539.2]Untuk interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 adalah interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (Anggraeni, 2010:43) dengan ketentuan sebagai berikut
Tabel 3.8 Interval Kategori
No. Interval Kategori
1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi
2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi 3. ideal -0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang 4. ideal -1,5 Sideal ≤ X < ideal -0,5 Sideal Rendah 5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah
Sumber: Anggraeni, (2010: 42)
Keterangan:
ideal = Xideal
Sideal = ideal
b. Data untuk Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis kerja penelitian untuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Adakah pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya ?”. Dengan hipotesis kerja sebagai berikut :
Hipotesis nol (Ho)
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Hipotesis alternatif (Ha)
Ada pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk menguji hipotesis kerja dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk memperoleh data parametrik atau non parametrik dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Jika hasil data menunjukkan berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan data menggunakan statistik parametrik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sampel yang terkumpul berasal dari distribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik.
Untuk memudahkan dalam perhitungan uji normalitas data, bisa dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 16.0. Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan dengan menghitung ratio skewness dan ratio
kurtosis. Skewness dan kurtosis digunakan untuk menentukan tingkat normalitas
data.Perhitungan ratio skewness dan ratiokurtosis, sebagai berikut:
nilai skewness Ratio Skewness =
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
nilai kurtosis Ratio Kurtosis =
standar error kurtosis
Kriteria perhitungannya adalah “bila ratio skewness dan ratio kurtosis lebih
kecil + 2 berarti distribusi data normal, bila ratio skewness dan ratio kurtosis lebih besar + 2 berarti distribusi data tidak normal” Hartono dalam Anggraeni (2010: 44).
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap data pretest dan data posttest. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi yang diperoleh>α, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi yang diperoleh<α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Untuk memudahkan dalam perhitungan uji homogenitas data, bisa dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 16.0. Pada penelitian ini, uji homogenitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Versi 16.0.
(a) Buka program SPSS Versi 16.0
(b) Masukkan data pada sheet variable view
(a) Klik Analyze > Descriptive Statistics > Explore
(b) Masukkan variabel ke kotak Dependent List dan Faktor List (c) Klik Plots, pilih levene test untuk untransormed
(d) Klik Continue (e) Klik OK
b. Uji Hipotesis Statistik 1) Uji Komparasi
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
hipotesis menggunakan t-test. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan t test sampel related. Dan dalam penelitian ini membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0 yaitu paired sample t test (uji dua sampel berpasangan) dan independent samples t test (uji dua sampel tidak berkaitan) untuk statistik parametrik sedangkan uji Mann-Whitney U Test untuk statistik nonparametrik.Berikut pengujian dengan paired sample t test :
(1) Buka program SPSS Versi 16.0
(2) Masukkan variabel pada sheet data view (3) Klik variabel view
(4) Kemudian klik Analyze pilih Compare Means pilih Paired Sample T Test (5) Masukkan skor pada variable 1 dan skor pada variabel 2 klik OK
Berikut pengujian dengan independent samples t test : (1) Buka program SPSS Versi 16.0
(2) Masukkan variabel pada sheet data view (3) Klik variabel view
(4) Kemudian klik Analyze pilih Compare Means pilih Independent Sample T Test (5) Masukkan skor pada Test Variable dan perlakuan pada Grouping Variable (6) Klik Define Group lalu Edit Group 1 dengan angka 1 dan kotak Edit Group 2 dengan angka 2
(7) Klik Continue, klik OK
Langkah-langkah pengujian paired samples t test dan independent samples t test adalah menentukan hipotesis, menentukan tingkat signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika signifiknsi 2 tailed > α atau signifiknsi 2
tailed > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi 2 tailed < α atau signifiknsi 2
tailed < 0,05.Berikut pengujian dengan uji Mann-Whitney U Test :
(1) Buka program SPSS Versi 16.0
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
(4) Kemudian klik Analyze pilih Nonparametric Test pilih 2 Independent Samples (5) Masukkan variabel ke kotak Test Variable List dan kelompok ke Grouping
Variable.
(6) Pada Test Type pilih Mann-Whitney U. (7) Klik OK.
Perubahan kemandirian behavioral siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-gains). Rumus normal gain menurut Meltzer (2002) adalah :
Normal g =
Keterangan:
Spost = Skor postest Spre = Skor pretest Smaks = Skor maksimum
Kriteria tingkat gain menurut Hake dalam NN (2009) adalah sebagai berikut :
g ≥ 0,7 : tinggi
0,3 < g < 0,7 : sedang g < 0,3 : rendah
Nilai gain adalah selisih skor posttest dan pretest pada pembelajaran. c. Uji Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: H0: µg-eksperimen = µg-kontrol
Tidak terdapat perbedaan tingkat kemandirian behavioral siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
Terdapat perbedaan tingkat kemandirian behavioral siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing dan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemandirian behavioral siswa pada kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi sebesar 113,4 dan setelah perlakuan berada pada kategori tinggi sebesar 116,2 dengan kriteria tingkat gain rendah yaitu 0,05.
2. Kemandirian behavioral siswa pada kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing, sebelum diadakan perlakuan berada pada kategori tinggi sebesar 114,3 dan setelah perlakuan meningkat menjadi pada kategori sangat tinggi sebesar 129,9 dengan kriteria tingkat gain sedang yaitu 0,34.
3. Ada perbedaan yang signifikan kemandirian behavioral siswa tentang energi panas dan energi bunyi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata posttest sebesar 129,9 dan kriteria tingkat gain sebesar 0,34 pada kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata posttest sebesar 116,2 dan kriteria tingkat gain sebesar 0,05 pada kelas kontrol. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik parametrik (untuk uji perbedaan nilai rata-rata posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen) dan uji statistik nonparametrik menggunakan Mann-
Whitney U Test (untuk uji perbedaan normal gain antara kelas kontrol dan kelas
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
eksperimen.
Dengan terjawabnya pertanyaan penelitian yang merupakan uraian dari rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inkuiri penemuan terbimbing terhadap kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi di kelas IV SDN Sukamantri Desa Sukamantri Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
B.Saran
Dari kesimpulan di atas, untuk mengembangkan dan meningkatkan kemandirian behavioral siswa pada pembelajaran IPA, maka disarankan sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Diharapkan memberikan sosialisasi mengenai model pembelajaran inkuiri kepada guru-guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, mandiri dan bermakna untuk siswa. Hendaknya memberikan pengarahan kepada orang tua siswa tentang pentingnya kemandirian behavioral dalam kehidupan sehari-hari, Agar orang tua dapat membantu dan memfasilitasi perkembangan dan peningkatan kemandirian behavioral siswa.
2. Bagi Guru
Hendaknya menambah wawasan tentang inovasi pembelajaran, dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas lebih inovatif, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di masyarakat, serta dapat mengembangkan dan meningkatkan kemandirian behavioral siswa. Guru hendaknya bekerja sama dengan orang tua siswa dalam memfasilitasi proses belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan kemandirian behavioral siswa.
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
kemandirian behavioral siswa dapat tumbuh optimal dan berpengaruh positif terhadap hasil berlajar di sekolah.
4. Bagi Peneliti Lain
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ramdan, A. (2012). “Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa melalui Metode Inkuiri Terbimbing terhadap Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dalam Pembelajaran IPA Di Kelas IX B SMP N 11 Kota Tangerang Selatan”. Jurnal Saung Guru. 6-13
Anggraeni, Lengga. (2010). Skripsi Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalang 1 Kota Tasikmalaya.Skripsi pada FIP UPI kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
Aprilliany, F. (2011). Perkembangan Peserta Didik. [Online]
Tersediadi:http://www.google.com/FitriAprilliany/2011/12/24/ perkembangan peserta didik/ [28 Oktober 2012]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
Asrori, M. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima.
Arta. (2011). Peran Layanan Orientasi Terhadap Kemandirian Siswa Sekolah
Dasar. [Online]
Tersedia di :http://www.google.com/Artha/2011/05/10/peran layanan orientasi terhadap kemandirian siswa sekolah dasar/ [28 Oktober 2012]
Budiamin, A, dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI PRESS.
Depdikbud. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (cetakan ke satu). Jakarta: Balai Pustaka.
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
Hamalik, O. (2003). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan
CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Hayin Amin, M. (2010). Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Pembelajaran Inkuiri
dan Kemandirian Belajar Pada Kelas VII Smp N 16 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi pada USM Surakarta: tidak diterbitkan [Online]
[28 Oktober 2012]
Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]
Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/ [28 Oktober 2012]
Indriyana, Y. (2007). Pendidikan. [Online]
Tersedia : http://Yulisindriyani's Blog.htm/2007/Pendidikan [28 Oktober 2012]
Iru, La. Arihi, La Ode Safiun. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Bantul: Multi Presindo
Kurnia J, A. (2010). “Penerapan Model PembelajaranInkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Peristiwa Benda Padat dalam Air melalui
Kegiatan Praktikum”. Jurnal Pendidikan Dasar. 38-40.
Lestari, P. (2012). Perkembangan Kemandirian Peserta Didik. [Online] Tersedia:http://penalestari.blogspot.com/2012/07/perkembangan-kemandirian-peserta-didik.html [28 Oktober 2012]
Meltzer, D. E. (2002b). Normalized Learning Gain: A Key Measure of Student
Learning, Addendum to Meltzer (2002a). [Online]
Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/articles/index.html. [19 Mei 2013].
Mulyana, E H. (2011). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI.
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
NN. (2009), Analisis Data [Online].
Tersedia di : http: // www.scribd.com/doc/ 5876937/Analisis-Data, [ 10 Maret 2013]
Rahayu, F,T. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pendekatan
Penemuan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA .Skripsi pada FIP UPI kampus Tasikmalaya: tidak diterbitkan
Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Muda. Bandung: ALFABETA
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Roikhanah, S, dkk.(2013). Kemandirian Siswa (Laporan Hasil Uji CobaSkala
Kemandirian Siswa) [Online]
Tersedia di :http://sitiroikhanah.blogspot.com/2013/01/kemandirian-siswa.html [20 Maret 2013]
Rose, L. D. (2011). Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Anak
dan Remaja [Online]
Tersedia di :http://lovelydiamondrose.blogspot.com/2011/06/karakteristik-perkembangan-kemandirian.html [30 Oktober 2012]
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Permata Puri Media.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. ALFABETA.
Suliyono, J. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala
Yudith Dewanty Permana, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINKUIRI PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMANDIRIAN BEHAVIORAL SISWA
Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.