• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS PADA SISWA KELAS V SDN BENDUNGAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS PADA SISWA KELAS V SDN BENDUNGAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

IMAM SOMANTRI 0903309

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

Oleh

Imam Somantri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan

© Imam Somantri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS

( Penelitian Tindakan Kelas Pada SiswaKelas V SDN Bendungan II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd

NIP 195905201988031002

Pembimbing II

Indra Safari, M.Pd

NIP. 197709022008011016

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S1 PENJAS

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd

(4)

v

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 14

3. Peranan Pendidikan Jasmani ... 16

4. Tujuan Pendidikan Jasmani... 17

B. PerkembanganAnakSekolahDasar ... 17

1. Perkembangan Keterampilan Gerak ... 17

2. Perkembang perseptual-motorik ... 18

3. Perkembangan sosial-emosional ... 18

C. Kebugaran Jasmani ... 18

D. Kelincahan... 19

E. Permainan Tradisional ... 20

F. Permainan Tradisional ... 20

G. Permainan Tukang Rampas... 20

H. Kelincahan Melalui Tukang Rampas ... 22

I. Penelitian Yang Relevan ... 23

J. Hipotesis Tindakan... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 25

A. LokasidanWaktuPenelitian ... 25

B. SubjekPenelitian ... 27

(5)

vi

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Paparan Data Awal ... 55

B. Paparan Data Tindakan ... 63

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 64

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 64

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 68

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ... 72

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siklus I ... 74

e. Analisis Dan Refleksi Siklus I ... 77

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 82

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 82

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 85

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ... 89

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siklus II ... 92

e. Analisis Dan Refleksi Siklus II ... 94

3 Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 98

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 98

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 102

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 106

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siklus III... 108

e. Analisis Dan Refleksi Siklus III ... 110

C. Pembahasan ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127

(6)

vii

3.8 Format Catata Lapangan ... 51

4.1Data Awal Hasil Perencanaan Kineja Guru (IPKG 1) ... 56

4.2 Data Awal Hasil Pelaksanaan Kineja Guru (IPKG 2 ) ... 58

4.3DataAwal Aktivitas Siswa ... 59

4.4Data Awal TesBelajarSiswa ... 62

4.5 Data Hasil Observasi Perencanaan Kineja Guru Siklus 1 ... 65

4.6 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Kineja Guru Siklus 1 ... 70

4.7DataHasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 73

4.8DataHasil TesBelajarSiswaPadaSiklus I ... 75

4.9 Rekafitulasi Tindakan Data Siklus 1 ... 77

4.10RekafitulasiHasilPerolehanPersentasePerencanaan Siklus I... 78

4.11RekafitulasiPerolehanHasilPelaksanaansiklus I... 80

4.12Rekafitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 81

4.13RekafitulasiHasilTesBelajarSiklus I ... 81

4.14 Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 83

4.15HasilObservasiPelaksanaanKineja Guru Siklus II ... 87

4.16Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 90

4.17HasilTesBelajarSiswaPadaSiklus II ... 92

4.17RekafitulasiHasilPerolehanPersentasePerencanaan Siklus II ... 94

4.18RekafitulasiHasilPerolehanPersentasePelaksanaanSiklus II ... 95

4.19RekafitulasiHasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 96

4.20RekafitulasiHasilTesBelajarSiswaPadaSiklus II ... 97

4.20HasilObservasiPerencanaanKinerja Guru Siklus III ... 100

4.21HasilObservasiPelaksanaanKinerja Guru Siklus III ... 104

4.22 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 106

4.23Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 108

4.24Rekafitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III ... 111

4.25Rekafitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus III ... 112

4.26Rekafitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 113

4.27 Rekafitulasi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus III ... 114

(7)

viii

4.2 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal dan Siklus I ... 72

4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal dan Siklus I ... 74

4.4 Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa Data Awal dan Siklus I ... 76

4.5 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 84

4.6 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 89

4.7 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 91

4.9 Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 93

4.10 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru Siklus III... 101

4.11 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 105

4.12 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 107

4.13 Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 110

4.14 Hasil Penilaian Perencanaan Data Awal, Siklus I, II, III ... 115

4.15 Hasil Penilaian Pelaksanaan Data Awal, Siklus I, II, III ... 116

4.16 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II, III ... 117

(8)

ix

(9)

x

2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Perencanaan) ... 133

3. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Pelaksanaan) ... 134

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 135

5. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 136

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 137

7. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Perencanaan) ... 141

8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Pelaksanaan) ... 142

9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 143

10. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 144

11. Rencana Pelaksanaan pembelajaran III... 145

12. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Tahap Perencanaan) ... 149

13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ( Tahap Pelaksanaan) ... 150

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 151

15. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 152

16. Format Wawancara Guru ... 153

17. Format Wawancara Siswa ... 155

18. Format Catatan Lapangan ... 156

19. Surat Keputusan ... 157

20. Surat Izin Penelitian dari Kampus ... 158

21. Surat Izin Penelitian dari SD ... 159

22. Monitoring Bimbingan ... 160

23. Dokumentasi ... 161

(10)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk melakukan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Menurut Abdul Gafur (1983:6) dalam Abdullah dan Manadji (1994:5) bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan pendidikan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Sebagaimana yang telah di uraikan di atas, maka tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, dan mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.

Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Kebugaran itu dicapai melalui sebuah kombinasi dari latihan teratur dan kemampuan yang melekat pada seseorang (kebugaran yang terkait dengan performa : agilitas, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, power dan waktu reaksi).

Sadoso (1989:9) dalam Safari (2011:4) mendefinisikan bahwa:

(11)

Kaitannya dengan anak usia sekolah dasar, sudah jelas bahwa komponen kebugaran jasmani sangatlah penting. Namun pada dewasa ini, Gejala kemerosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak usia sekolah dasar sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah karena mereka kurang aktif bergerak, yang diakibatkan oleh bertambah sedikitnya waktu untuk melaksanakan latihan jasmani. Anak-anak begitu asyik bermain permainan di komputer disertai dengan pola makan yang tidak sehat, seperti senang menyantap makanan siap hidang, dalam susunan menu yang tidak seimbang. Keadaan ini sudah terjadi di Indonesia. Karena itu sungguh beralasan untuk memperhatikan pembinaan kebugaran jasmani sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan, dan selanjutnya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Disamping pengembangan keterampilan yang kelak terpakai dalam aneka kegiatan. Pengembangan kebugaran juga perlu menjadi prioritas utama dalam program pendidikan jasmani.

Anak-anak usia sekolah dasar perlu diajarkan dengan keterampilan untuk menjalankan gaya hidup aktif. Kepada mereka juga diajarkan pengetahuan, sikap, dan pembentukan perilaku yang menyebabkan mereka aktif secara teratur. Sebagai guru pendidikan jasmani, kita mesti mengetahui tentang nilai-nilai pendidikan jasmani, atau manfaat yang diperoleh dari kegiatan itu.

Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan gerak pada posisi tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan, atau dari samping ke depan, tanpa kehilangan keseimbangan.

Harsono (1988:172) dalam Safari (2011:33) mengungkapkan

bahwa:“Kelincahan adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah

arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”.

(12)

Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia adalah mahluk yang senang bermain. Dapat diamati dari anak pada masa bayi, sebelum dapat berkomunikasi, anak sangat menikmati dirinya bermain dengan hal disekitarnya.

Manakala guru bermaksud menggunakan permainan untuk kepentingan pendidikan jasmani, tentunya guru harus mampu memilih permainan mana yang sekiranya sesuai dengan tujuan dasar penggunaannya, dikaitkan dengan manfaat yang dapat diperolehnya. Untuk memaksimalkan manfaat dari permainan dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, sedikitnya guru harus memperhatikan empat hal yang mendasari penggunaan permainan dalam pendidikan jasmani, sebagai berikut:

1. Permainan yang dipilih seyogyanya merupakan permainan yang cukup sederhana dalam pelaksanaannya, tidak mengandung peraturan dan ketentuan yang sulit dimengerti anak.

2. Permainan harus bersifat menarik, sehingga tanpa sadar, semua anak mau melakukannya. Dikatakan menarik, sebuah permainan harus mampu menggembirakan semua anak yang terlibat dan melihat, sehingga suasana permainan benar-benar meriah, dan kalau mungkin menghebohkan.

3. Permainan yang dipakai harus juga mampu melibatkan banyak anak dalam satu waktu tertentu. Maksudnya adalah, ketika permainan itu berlangsung, bukan

hanya satu atau dua anak saja yang aktif, sedangkan sisanya hanya menonton

atau berteriak-teriak di pinggir.

4. Terakhir, tentunya permainan itupun harus mengandung unsur-unsur

pengembangan yang berguna bagi anak dalam hal pengembangan kualitas fisik,

pengembangan kualitas gerak, pengembangan pemikiran dan penalaran, serta

memupuk moral dan sifat keolahragaan yang mementingkan kejujuran,

kesamarataan, ketaatan pada aturan, serta mampu mengembangkan kemampuan

kerjasama dan keterampilan sosial yang lain.

(13)

strategi untuk menyiasati pengajaran agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Salah satu model yang bisa dikembangkan adalah melalui model dalam bentuk permainan. Karena permainan merupakan wahana bagi anak untuk mengekspresikan dirinya, serta sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial dengan orang lain.

Bagi anak, belajar itu adalah bermain dan bermain adalah belajar. Mengingat sangat penting peranan bermain bagi anak, maka bahan ajar yang disajikan pada pembelajaran ini mengupas dan memberikan contoh-contoh permainan. Permainan yang disajikan dalam pembelajaran ini telah dikaji dan ditelaah dengan seksama. Penelaahan yang dimaksudkan adalah bahwa dengan permainan yang disajikan dalam pembelajaran ini akan membentuk siswa ke arah yang positif dalam belajar.

Permainan tukang rampas adalah permainan yang dilakukan oleh sekelompok anak, baik laki-laki atau perempuan yang terdiri dari 5 orang atau lebih yang dilakukan dengan cara berlari mengejar anak yang berada di sebuah lingkaran yang digunakan sebagai tempat persembunyiannya. Permainan ini menggunakan dua buah lingkaran dan empat buah kotak yang mempunyai ukuran berbeda. Lingkaran pertama berfungsi sebagai rumah atau tempat sembunyi, lingkaran yang kedua sebagai lintasan dan kotak sebagai tempat melangkah anak yang nantinya menjadi kucing. Ukuran lingkaran pertama sendiri adalah 150 cm, dan lingkaran kedua 75 cm. Permainan ini dilakukan oleh 5 orang anak atau bisa lebih. Apabila permainan ini dilakukan oleh 5 orang anak, maka 4 orang anak akan tinggal di dalam lingkaran pertama, dan 1 orang anak berada di lingkaran kedua sebagai lintasan, sebagai hukuman karena ia kalah dalam undian.

(14)

Tabel 1.1

Data awal hasil tes siswa kelas V.

No Nama

Sikap Awal Pergerakan Koordinasi Sikap Lanjutan

Persentase 19,23 81,77

(15)

Nilai KKM = 70 %

Jikasiswamendapatnilai ≥ 70 dikatakantuntas. Jikasiswamendapatnilai ≤ 70 dikatakantidaktuntas.

Deskriptor

a. Sikap Awal

1. Kaki kanan di depan, ujung kaki kiri sejajar dengan kaki kanan 2. Sikap kedua tangan disamping badan

3. Posisi badan condong ke depan dan pandangan lurus ke depan b. Pergerakan berpindah tempat

1. Lutut dan paha diangkat tinggi

2. Ayunan lengan dari belakang ke depan dengan badan condong ke depan

3. Pandangan ke arah tempat berpindah lokasi c. Kordinasi gerakan

1. Posisi kaki tidak kaku

2. Posisi lengan berusaha untuk tetap stabil/mengikuti irama kaki 3. Kordinasi antara lengan dan kaki stabil

d. Sikap Lanjutan

1. Berat badan pindahkan ke depan

2. Posisi kaki belakang berpindah ke depan 3. Pandangan lurus ke depan

Penilaian ;

3 = Jika tiga komponen muncul 2 = Jika hanya dua komponen muncul 1 = Jika hanya satu komponen muncul

(16)

kurangnya kreativitas guru dalam mengemas pembelajaran sehingga anak cepat merasa jenuh dan bosan.

Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis mencoba untuk melakukan tindakan guna untuk meningkatkan kelincahan gerak pada siswa kelas V. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran melalui permainan.tukang rampas.

Dari paparan di atas, maka penulis mengambil judul “Meningkatkan Kelincahan Dalam Kebugaran JasmaniMelalui PermainanTukang Rampasdi Kelas V SDN Bendungan 2 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Penulis mencoba untuk meningkatkan kelincahan melalui permainan tradisional. Penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas di kelas V?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas di kelas V?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas di kelas V?

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar kelincahan melalui permainan tukang rampas di kelas V?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mempermudah penelitian, penulis mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalah sebagai berikut :

Siklus I :

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). 2) Menyiapkan materi ajar.

(17)

b. Tahap Pelaksanaan

1) Menjelaskan materi ajar yang akan disampaikan.

2) Mendemonstrasikan aturan permainan dan cara-cara dalam melakukan permaianan tukang rampas.

3) Melakukan permainan tukang rampas c. Tahap Observasi

Tahap observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai mengisi lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa.

d. Refleksi

Refleks dilakukan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran

3) Merancang solusi untuk melakukan sirklus selanjutnya guna memperbaiki dan meningkatkan kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki saat pembelajaran berlangsung

Siklus II :

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). 2) Menyiapkan materi ajar.

3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar tes. b. Tahap Pelaksanaan

1) Menjelaskan materi ajar yang akan disampaikan.

(18)

3) Melakukan permainan tukang rampas dengan memodifikasi ukuran lingkaran pertama dari 150 cm menjadi 200 cm dan lingkaran kedua menjadi 85 cm.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai mengisi lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa.

d. Refleksi

Refleks dilakukan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran

3) Merancang solusi untuk melakukan sirklus selanjutnya guna memperbaiki dan meningkatkan kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki saat pembelajaran berlangsung

Siklus III :

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). 2) Menyiapkan materi ajar.

3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar tes. b. Tahap Pelaksanaan

1) Menjelaskan materi ajar yang akan disampaikan.

2) Mendemonstrasikan aturan permainan dan cara-cara dalam melakukan permaianan tukang rampas.

(19)

c. Tahap Observasi

Tahap observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, yaitu melaksanakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai mengisi lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa.

d. Refleksi

Refleks dilakukan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian

2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran

3) Merancang solusi untuk melakukan sirklus selanjutnya guna memperbaiki dan meningkatkan kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki saat pembelajaran berlangsung.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perencanaan yang dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, khususnya pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas.

2. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas.

3. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas.

(20)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu :

1. Bagi Siswa

a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa dapat memiliki kelincahan yang baik.

b. Dngan adanya penelitian ini, diharapkan siswa bisa lebih termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani pada saat mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani.

2. Bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa lebih kreatif dalam menyajikan model pembelajaran untuk berjalannya proses kegiatan belajar mengajar.

b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa lebih memahami akan pentingnya model pembelajaran melalui permainan bagi peserta didik.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani .

b. Dapat dijadikan bahan evaluasi tentang keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.

4. Bagi Penulis

a. Dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam menyusun karya ilmiah.

b. Dapat memberikan pengetahuan baru tentang karakteristik-karakteristik siswa kelas V dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani. 5. Bagi peneliti lain

(21)

E. BatasanIstilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap pokok permasalahn yang diteliti ini, berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah-istilah yang perlu diketahui kejelasannya. Yaitu sebagai berikut :

Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan gerak pada posisi tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan, atau dari samping ke depan, tanpa kehilangan keseimbangan. (Harsono (1988:172) dalam Safari (2011:32))

Permainan tukang rampas adalah permainan yang dilakukan oleh beberapa kelompok, dimana yang akan menjadi tukang rampasnya adalah yang kalah dalam undian. Permainan ini dilakukan di lapangan, dimana lapangan di buat bentuk lingkaran dan tangga.

Kebugaran Jasmaniadalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, kelincahan, dan fleksibilitas. (Safari, 2011:4)

Permainan adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang merupakan kesepakatan dari komunitas tertentu. (Kusmaedi, 2009:4).

(22)

26

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini diadakan di SDN Bendungan 2 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. SDN Bendungan 2 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini karena jarak antara SDN Bendungan 2 dengan lingkungan rumah mempunyai jarak yang cukup dekat, hal ini di nilai dapat mempermudah dalam proses penelitian.

SDN Bendungan 2 ini terletak di Desa Karapyak Kecamatan lokasi SDN Bendungan 2 dalam gambar 3.1

Gambar 3.1

Denah SDN Bendungan 2 WC

UKS

Kelas 1

Kelas 2 Kelas 5B

Kelas 4B

Kelas 4B

Gudang

Lapang upacara

(23)

Lokasi SDN Bendungan 2 ini letaknya sangat strategis. Dimana di sebelah utara terdapat akses jalan yang selalu dilalui oleh masyarakat, lapangan sepakbola, serta pemukiman penduduk. Di sebelah barat terdapat masjid yang selalu digunakan oleh masyarakat untuk beribadah. Di sebelah timur terdapat pemukiman penduduk, dan di sebelah selatan terdapat akses jalan raya, POM bensin, dan juga pusat pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang. Untuk lebh jlasnya dapat dilihat denah lokasi SDN Bendungan 2 dalam gambar 3.1

2. Waktu Penelitian

Lama waktu penelitian adalah selama tigabulan, yaitu dari bulan Maret sampai Mei 2013. Karena peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan proses dari pembelajaran tersebut. Penelitian ini juga menggunakan beberapa siklus untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang diperoleh dari data awal. Dalam perjalanan penelitian yang dilakukan terdapat hal-hal yang harus dikerjakan misalnya : persiapan, pembekalan, perencanaan, pelaksanaan siklus 1, 2, dan 3, pengolahan data dan penyusunan laporan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.2.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

NO. URAIAN

KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

MARET APRIL MEI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Pembekalan

2. Pembekalan

3. Perencanaan

4. Pelaksanaan siklus I

5. Pelaksanaan siklus II

6. Pelaksanaan siklus III

7. Pengolahan data

(24)

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bendungan 2 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan di pilih sebagai subjek dalam penelitian karena peneliti lebih menemukan permasalahan-permasalahan yang ada pada siswa-siswi kelas V dalam pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu meningkatkan gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana. Menurut Hopkin (1993:44) dalam Wiraatmaja (2005:11) menyatakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi , sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Metode penelitian secara umum dapat dikelompokan menjadi dua yaitu metode kuantitatif dan kualitatif.

Metode kuantitatif disebut juga sebagai metode tradisional, dikarenakan metode ini sudah cukup lama digunakan sebagai metode untuk penelitian. Metode kuantitatif juga disebut sebagai metode discoveri, hal ini karena di metode discoveri dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai penelitian yang berhubungan dengan ilmi pengetahuan dan teknologi yang hasil penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Menurut Sugiyono (2010;14) metode kuantitatif adalah :

(25)

Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara representatif, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, metode kualitatif fokus penelitiannya lebih banyak ditujukan pada konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa “tidak tahu apa yang tidak diketahui”, sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya.

Menurut Sugiyono (2010;15), metode penelitian kualitatif adalah :

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meniliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode kualitatif sering digunakan untuk mendapatkan data lebih mendalam, data yang mengandung makna yang berarti data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi seperti pada penelitian kuantitatif, tetapi penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna itu sendiri.

(26)

kegiatan belajar mengajar di kelas, yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

2. Desain Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian itindakan kelas ini adalah berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus akan dilaksanakan dalam satu pertemuan pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada akhir pertemuan, diharapkan akan tercapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan guling depan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (1988), yaitu model siklus yang dilakukan secara ulang dan berkelanjutan.Untuk lebih jelas, penulis sajikan gambar model siklus sebagai berikut.

(27)

Model siklus tersebut meliputi langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Wiriatamadja, 2005 : 66), menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya.

Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa dalam pembelajaran sains. Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa belajar sains dengan cara menghafal bukan dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri siswa, apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya kepada siswa? Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa menjawab pertanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan

(plan). Pada kotak tindakan (act), mulai diajukan pertnyaan-pertanyaan kepada

siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati. Pada kotak pengamatan (observe), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku hariannya. Sementara dalam kotak refleksi (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas. Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar guling depan dengan menggunakan media bantu sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan

(28)

rampas yaitu sebesar 80% siswa kelas V SDN Bendungan 2 mampu melakukan kelincahan

Perencanaan Siklus I, II, dan III:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Menyiapkan bahan dan alat pembelajaran .

c. Menyiapkan lembar observasi dan lembar penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan a. Pelaksanaan Siklus I:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

 Siswa dibariskan menjadi empat barisan

 Mengecek kehadiran siswa

 Menegur siswa yang tidak berpakaian olahraga

 Berdo’a

 Melakukan pemanasan yang berorientasi kepada kegiatan inti : 2) Kegiatan Inti (50 menit)

 Menjelaskan materi yang akan diajarkan.

 Memberikan contoh cara melakukan permainan tukang rampas dalam

pembelajaran kelincahan.

 Menentukan salah satu siswa yang akan menjadi tukang rampas dengan

cara undian/suit..

 Siswa yang menang dalam undian masuk ke dalam lingkaran yang

kedua. Sedangkan yang menjadi tukang rampas berdiri di luar .

 Melakukan permainan tukang rampas.

Cara melakukan:

o Tukang rampas bergerak ke tangga nomor 1 dan berkata

“Sedang apa kamu?” dan anak yang berada di dalam lingkaran yang kedua menjawab “Tidak apa-apa”.

(29)

o Selanjutnya tukang rampas bergerak lagi ke tangga nomor 3 dan

berkata lagi “Bukakan pintu” dan dijawab lagi “Pintu tidak dikunci”.

o Tukang rampas pun melanjutkan lagi ke tangga nomor 4 dan

berkata “Betulkah?” dan dijawab lagi “Betul”.

o Tukang rampas pun terus masuk ke dalam lingkaran dan berkata

lagi “Mana pemimpinnya?”, kemudian dijawab lagi oleh anak -anak yang berada di lingkaran kedua “Tidak ada. Kemudian tukang rampas berkata lagi “Saya akan mengambil anak buah, satu orang” dijawab lagi “Silahkan!” Maka terjadilah kejar -kejaran, dan tukang rampas berusaha untuk menyentuh anak yang berada di dalam lingkaran yang kedua. Apabila anak-anak yang berada di dalam lingkaran kedua tersentuh, maka ia akan menggantikan tugas si tukang rampas.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

 Melakukan pendinginan (colling down)

 Siswa diperintahkan untuk beristirahat/duduk di tempat yang teduh

 Evaluasi hasil belajar siswa

 Berdo’a

 Siswa diperintahkan untuk kembali ke kelas/pulang jika tidak ada

pelajaran lain

b. Pelaksanaan Siklus II: 1) Kegiatan Awal (10 menit)

 Siswa dibariskan menjadi empat barisan

 Mengecek kehadiran siswa

 Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/pakaian olahraga

 Berdo’a

 Melakukan pemanasan yang berorientasi kepada kegiatan inti :

(30)

 Menjelaskan materi yang akan diajarkan.

 Memodifikasi ukuran permainan. Lingkaran yang digunakan sebagai

rumah diperbesar dari 150 cm menjadi 200 cm, dan lintasan dari 75 cm menjadi 85 cm.

 Memberikan contoh cara melakukan permainan tukang rampas dalam

pembelajaran kelincahan.

 Menentukan salah satu siswa yang akan menjadi tukang rampas dengan

cara undian/suit..

 Siswa yang menang dalam undian masuk ke dalam lingkaran yang

kedua. Sedangkan yang menjadi tukang rampas berdiri di luar .

 Melakukan permainan tukang rampas. Cara melakukan:

o Tukang rampas bergerak ke tangga nomor 1 dan berkata

“Sedang apa kamu?” dan anak yang berada di dalam lingkaran yang kedua menjawab “Tidak apa-apa”.

o Kemudian tukang rampas naik ke tangga nomor 2 dan berkata

“Bolehkah saya masuk?” dan dijawab lagi “ Boleh”.

o Selanjutnya tukang rampas bergerak lagi ke tangga nomor 3 dan

berkata lagi “Bukakan pintu” dan dijawab lagi “Pintu tidak dikunci”.

o Tukang rampas pun melanjutkan lagi ke tangga nomor 4 dan

berkata “Betulkah?” dan dijawab lagi “Betul”.

o Tukang rampas pun terus masuk ke dalam lingkaran dan berkata

(31)

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

 Melakukan pendinginan (colling down)

 Siswa diperintahkan untuk beristirahat/duduk di tempat yang teduh

 Evaluasi hasil belajar siswa

 Berdo’a

 Siswa diperintahkan untuk kembali ke kelas/pulang jika tidak ada

pelajaran lain

c. Pelaksanaan Siklus III: 1) Kegiatan Awal (10 menit)

 Siswa dibariskan menjadi empat barisan

 Mengecek kehadiran siswa

 Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap/pakaian olahraga

 Berdo’a

 Melakukan pemanasan yang berorientasi kepada kegiatan inti :

2) Kegiatan Inti (50 menit)

 Menjelaskan materi yang akan diajarkan.

 Memodifikasi ukuran permainan. Lingkaran yang digunakan sebagai

rumah diperbesar dari 200 cm menjadi 250 cm, dan lintasan dari 85 cm menjadi 95 cm.

 Memberikan contoh cara melakukan permainan tukang rampas dalam

pembelajaran kelincahan.

 Menentukan salah satu siswa yang akan menjadi tukang rampas dengan cara undian/suit..

 Melakukan permainan tukang rampas.

Cara melakukan:

o Tukang rampas bergerak ke tangga nomor 1 dan berkata

(32)

o Kemudian tukang rampas naik ke tangga nomor 2 dan berkata

“Bolehkah saya masuk?” dan dijawab lagi “ Boleh”.

o Selanjutnya tukang rampas bergerak lagi ke tangga nomor 3 dan

berkata lagi “Bukakan pintu” dan dijawab lagi “Pintu tidak dikunci”.

o Tukang rampas pun melanjutkan lagi ke tangga nomor 4 dan

berkata “Betulkah?” dan dijawab lagi “Betul”.

o Tukang rampas pun terus masuk ke dalam lingkaran dan berkata lagi “Mana pemimpinnya?”, kemudian dijawab lagi oleh anak -anak yang berada di lingkaran kedua “Tidak ada. Kemudian tukang rampas berkata lagi “Saya akan mengambil anak buah, satu orang” dijawab lagi “Silahkan!” Maka terjadilah kejar -kejaran, dan tukang rampas berusaha untuk menyentuh anak-anak yang berada di dalam lingkaran yang kedua

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

 Melakukan pendinginan (colling down)

 Siswa diperintahkan untuk beristirahat/duduk di tempat yang teduh

 Evaluasi hasil belajar siswa

 Berdo’a

 Siswa diperintahkan untuk kembali ke kelas/pulang jika tidak ada

pelajaran lai

3. Observasi

(33)

4. Analisis dan Refleksi

Analisis dilakukan untuk mengetahui semua yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan dengan cara :

1) Mengecek data dan informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian 2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan

pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran

3) Merancang solusi untuk melakukan sirklus selanjutnya guna memperbaiki dan meningkatkan kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki saat pembelajaran berlangsung

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Format Observasi Perencanaan Kinerja Guru

Tabel 3.2 IPKG 1

No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN 1 2 3 4

A. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cakupan rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

JUMLAH

B. MENGEMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA

SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran 3. Memilih sumber belajar

4. Memilih sumber pembelajaran

JUMLAH

C. MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran 4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan pembelajaran 5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

JUMLAH

D. MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT

PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian

JUMLAH

E. TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

(34)

Deskriptor :

A. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Rumusan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dasar dan indikator dengan dilengkapi komponen-komponen tujuan yang dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan tapsiran ganda.

2. Rumusan tujuan pembelajaran dinyatakan lengkap, bila memenuhi komponen-komponen:

a. Subjek belajar (A=Audience).

b. Tingkah laku yang diharapkan dapat diambil dan diukur (B=Behavior). c. Kondisi.

d. Kriteria keberhasilan (D=Degree).

3. Tujuan pembelajaran berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkrit ke yang abstrak dan dari ingatan dan evaluasi.

Skor Nilai

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

3. Rumusan tujuan pembalajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan Mengorganisasikan Meteri, Media (Alat Bantu Pembelajaran), Metode Pembelajaran dan Sumber Pembelajaran

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran

Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran, perlu diperhatikan deskriptor-deskriptor berikut:

a. Cakupan materi (keleluasaan dan kedalaman) yang sesuai dengan GBPP. b. Sistematika materi.

(35)

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran

Yang dimaksud dengan alat pembelajaran (media) adalah segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memudahkan siswa belajar (misalnya: gambar, model, benda asli, peta) tidak termasuk papan tulis, penghapus, kapur dan sejenisnya.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut: Skor Nilai

1. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan 4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai

dengan tujuan. 3. Memilih sumber belajar

Sumber belajar dapat berupa narasumber, buku paket, buku pelengkap, museum, lingkungan, laboratorium dan sebagainya.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor seperti di bawah ini: a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa. c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.

Skor Nilai

(36)

4. Memilih metode pembelajaran

Metode adalah cara guru dalam mensiasati murid agar terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut: Skor Nilai

1. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan

2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan ajuan

3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan 4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai

dengan tujuan

C. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran 1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dapat berupa mendengarkan penjelasan guru, observasi, diskusi, belajar kelompok, melakukan percobaan, membaca dan sebagainya. Penggunaan lebih dari satu jenis kegiatan pembelajaran sangat diharapkan dengan maksud agar perbedaan individu siswa dapat dilayani dan kebosanan siswa dapat dihindari.

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut: a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak. c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan. d. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

e. Sesuai dengan sarana dan atau lingkungan yang tersedia. f. Bervariasi.

g. Memungkinkan terbentuknya dampak pengiring yang direncanakan. h. Memungkinkan keterlibatan siswa.

Skor Nilai

(37)

2. Tiga sampai empat deskriptor Nampak 3. Lima sampai enam deskriptor Nampak 4. Tujuh sampai delapan deskriptor Nampak

2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap pembelajaran yang direncanakan guru sejak awal sampai akhir pembelajaran.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut: Skor Nilai

1. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci

2. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tatapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

3. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran

4. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan meteri pembelajaran

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

Alokasi waktu pembelajaran adalah pembagian waktu untuk setiap tahapan jenis kegiatan dalam suatu pertemuan.

Untuk penilaian butir ini perlu diperhatikan penyediaan waktu bagi kegiatan pembukaan, inti dan penutup sebagaimana tampak pada deskriptor berikut: Skor Nilai

1. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran

2. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup) dicantumkan

3. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup

(38)

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran relevan dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Untuk menilai butir ini digunakan skala: Skor Nilai

1. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan

2. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan

3. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan meteri dan tujuan 4. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan rinci

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

Metode dan materi dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik apektif dan keterampilan motorik anak didik.

Untuk menilai butir ini digunakan skala: Skor Nilai

1. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik

2. Dicantumkan metode, materi yang dapat didemonstrasikan peserta didik 3. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta

didik

4. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian 1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

Prosedur penilaian meliputi: a. Penilaian awal

b. Penilaian tengah c. Penilaian akhir

Skor Nilai

(39)

3. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan tujuan

4. Tercantum prosedur dan jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan

2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

Yang dimaksud dengan alat penilai adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengungkap perubahan prilaku setelah berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut: Skor Nilai

1. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian

2. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap 3. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap 4. Alat penilai ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap

3. Menentukan kriteria penilaian

Kriteria penilaian adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian sebagai rambu-rambu untuk memperoleh informasi keberhasilan anak dalam belajar.

Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut: a. Menulisakan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. c. Tafsiran penilaian mewakili hasil hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian. Skor Nilai

(40)

E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran 1. Kebersihan dan kerapihan

Penjelasan:

Kebersihan dan kerapihan rencana pembelajaran dapat dilihat dari penampilan fisik rencana pembelajaran.

Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut: a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah

b. Tidak banyak coretan

c. Bentuk dan ukuran tulisan baku d. Tulisan tegak bersambung 2. Penggunaan bahasa tulis

Penjelasan:

Bahasa tulis yang digunakan dalam rencana pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah bahasa tulis yang baik dan komunikatif.

Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut: a. Bahasa komuniktif, mudah dimengerti dan dilaksanakan

b. Pilihan kata tepat c. Struktur kalimat baku

d. Struktur penulisan sesuai dengan EYD

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru

(41)

Tabel 3.3

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

A Pra Pembelajaran

1 Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2 Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah

B Membuka Pembelajaran

1 Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2 Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan Jumlah

No Aspek Yang Diamati Penilaian

1 2 3 4

C Mengelola Inti Pembelajaran

1 Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pelaksanaan lompat juah gaya jongkok

2 Mengenai respon dan pertanyaan siswa

3 Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan 4 Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5 Memantapkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok Jumlah

D Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Penjas

1 Merangkai gerakan

2 Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak 3 Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak

4 Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan 5 Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah

E Melaksanakan Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar

1 Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran 2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah

F Kesan Umum Kinerja Guru

1 Keefektifan proses pembelajaran 2 Penampilan guru dalam pembelajaran

(42)

3 =Tigadeskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak B. Membuka Kegiatan Pembelajaran

Penjelasan

1. Menarik perhatian anak 2. Memotivasi anak

3. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak 4. Mengarah pada kegiatan

Keterangan:

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tigadeskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak C. Mengelola Inti Pembelajaran

Penjelasan

1. Isi kegiatan disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang 2. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat

3. Penyampaian sistematis

4. Materinya jelas dan benar mudah dimengerti anak Keterangan:

1. = Satu deskriptor tampak 2. = Dua deskriptor tampak 3. = Tiga deskriptor tampak 4. = Empat deskriptor tampak

D. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Penjelasan

1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksana dan akhir 2. Leluasa melakukan aktivitas gerak

3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan

(43)

Keterangan:

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak

E. Melaksanakan Penilaian Profesi dan Hasil Belajar Penjelasan

1. Melaksanakan penilaian sesuai dengan bentuk penilaian yang ada 2. Menilai kemajuan anak secara individual maupun kelompok 3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung 4. Member latihan dan perbaikan dari hasil penelitian

Keterangan

1. = Satu deskriptor tampak 2. = Dua deskriptor tampak 3. = Tiga deskriptor tampak 4. = Empat deskriptor tampak F. Kesan Umum Kinerja Guru

Penjelasan

1. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran

2. Guru memberikan kesempatan untuk leluasa pada siswa 3. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan 4. Menutup pembelajaran

Keterangan:

1. = Satu deskriptor tampak 2. = Dua deskriptor tampak 3. = Tiga deskriptor tampak

(44)

3. Format Observasi Aktivitas Siswa

Selama proses kegiatan pembelajaran, siswa diberikan suatu tes keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Kemudian hasil tes tersebut digunakan untuk menjadi sumber data yang penting.

Tabel 3.4

Sikap Awal Pergerakan Koordinasi Sikap Lanjutan

1. Kaki kanan di depan, ujung kaki kiri sejajar dengan kaki kanan 2. Sikap kedua tangan disamping badan

3. Posisi badan condong ke depan dan pandangan lurus ke depan b. Pergerakan berpindah tempat

1. Lutut dan paha diangkat tinggi

(45)

3. Pandangan ke arah tempat berpindah lokasi c. Kordinasi gerakan

1. Posisi kaki tidak kaku

2. Posisi lengan berusaha untuk tetap stabil/mengikuti irama kaki 3. Kordinasi antara lengan dan kaki stabil

d. Sikap Lanjutan

1. Berat badan pindahkan ke depan

2. Posisi kaki belakang berpindah ke depan 3. Pandangan lurus ke depan

Penilaian ;

3 = Jika tiga komponen muncul 2 = Jika hanya dua komponen muncul 1 = Jika hanya satu komponen muncul

4. Format Hasil Belajar

jawab Disiplin Kejujuran Sportivitas

(46)

Deskriptor penilaian a. Tanggung Jawab

Skor 3 : Jika siswa bertanggung jawab dalam pembelajaran dengan baik Skor 2 : Jika siswa bertanggung jawab dalam pembelajaran dengan cukup baik Skor 1 : Jika siswa bertanggung jawab dalam pembelajaran dengan kurang baik b. Disiplin

Skor 3 : Jika siswa disiplin dalam pembelajaran dengan baik Skor 2 : Jika siswa disiplin dalam pembelajaran dengan cukup baik Skor 1 : Jika siswa disiplin dalam pembelajaran dengan kurang baik c. Kejujuran

Skor 3 : Jika siswa jujur dalam pembelajaran dengan baik Skor 2 : Jika siswa jujur dalam pembelajaran dengan cukup baik Skor 1 : Jika siswa jujur dalam pembelajaran dengan kurang baik

d. Sportivitas

Skor 3 : Jika siswa sportivitas dalam pembelajaran dengan baik Skor 2 : Jika siswa sportivitas dalam pembelajaran dengan cukup baik Skor 1 : Jika siswa sportivitas dalam pembelajaran dengan kurang baik

5. Format Wawancara

(47)

Tabel 3.6

Format Wawancara Untuk Guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran?

2. Apakah anda mengelola waktu pembelajaran dengan efisien?

3. Apakah anda memicu dan memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan?

4. Apakah anda memicu dan memelihara ketertiban siswa?

5. Apakah anda melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran?

6. Apakah anda melaksanakan penilaian setiap akhir pembelajaran?

Tabel 3.7

Format Wawancara Untuk Siswa

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu menunjukkan perhatian dan antusias selama pembelajaran berlangsung? 2. Apakah kamu menunjukkan rasa sportivitas dan

kerjasama dalam beregu saat pembelajaran?

(48)

6. Format Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mencatat data yang memuat gambaran berbagai kegiatan, suasana kelas, berbagai bentuk interaksi sosial dilapangan ketika proses pembelajaran berlangsung dari setiap sirklus, sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap sirklus.

Tabel 3.8 Catatan Lapangan

Pelaksanaan Tindakan :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Pertemuan Ke :

7. Dokumentasi

Dokumentasi sangat penting untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting/khusus yang terjadi, alat-alat elektronik ini dapat digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan.

Fokus Deskripsi Proses

Pembelajaran Target Analisis Refleksi Kegiatan Awal

Pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran

(49)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Bendungan 2. Data yang akan diolah yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi, cacatan lapangan, wawancara, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Setelah semua data sudah terkumpul baru dilaksanakan pengolahan data pada saat refleksi dari setiap tindakan pada setiap siklus.

Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menghitung presentase jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas. Data tes hasil yang digunakan penulis yaitu berupa penilaian sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut

a. Sikap Awal

1. Kaki kanan di depan, ujung kaki kiri sejajar dengan kaki kanan 2 Sikap kedua tangan disamping badan

3 Posisi badan condong ke depan dan pandangan lurus ke depan

b. Pergerakan berpindah tempat 1 Lutut dan paha diangkat tinggi

2 Ayunan lengan dari belakang ke depan dengan badan condong ke depan

3 Pandangan ke arah tempat berpindah lokasi

c. Koordinasi gerakan

1 Posisi kaki tidak kaku

2 Posisi lengan berusaha untuk tetap stabil/mengikuti irama kaki 3 Kordinasi antara lengan dan kaki stabil

d. Sikap Lanjutan

1 Berat badan pindahkan ke depan

(50)

Penilaian ;

3 = Jika tiga komponen muncul 2 = Jika hanya dua komponen muncul 1 = Jika hanya satu komponen muncul

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Bendungan 2 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan adalah 70. Cara untuk menghitung dan mengetahui berhasilnya suatu pembelajaran adalah

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh

Skor ideal × 100

2. Analisis Data

Sugiyono (2005: 88) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukandengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit untuk melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam analisis data terdapat data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Suherman (2012:84) data berdasarkan bentuk dan sifatnya ada dua yaitu:

a. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka.Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).Bentuk lai dari data kualitatif adalah gambar yang dipeoleh dari pemotretan atau rekaman video.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

(51)

melakukan kegiatan dalam analisis data yaitu reduksi (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification).

G. Validasi Data

Ada beberapa bentuk validasi yang dapat penulis lakukan dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Hopkins (1993) dalam Wiraatmadja (2005:168) dan kawan-kawan, untuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut:

1. Member checkadalah memeriksa kembali informasi data yang diperoleh

selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah informasi atau penjelasan itu tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya.

Waktu: 16 April 2013 Tempat: SDN Bendungan 2

Kegiatan: Dalam kegiatan ini, peneliti mengadakan pertemuan khusus bersama Kepala Sekolah SDN Bendungan 2, yaitu mengobservasi dan mewawancarai mengenai aktivitas guru, aktivitas siswa mengenai pembelajaran kelincahan dalam kebugaran jasmani bahwa hasil kelincahan siswa kelas V banyak yang tidak tuntas.

2. Triangulasiadalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan dengan hasil orang lain atau mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

Waktu: 16 April 2013 Tempat: SDN Bendungan 2

(52)

3. Audit Trailadalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul data dengan mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa. Waktu: 15 April 2013

Tempat: UPI Kampus Sumedang

Kegiatan: Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pertemuan dengan pembimbing 1 (Drs. Respaty Mulyanto) dan pembimbing ke-2 (Indra Safari M.Pd), yaitu mendiskusikan data-data yang telah diperoleh juga prosedur penelitian apakah benar prosedur dan metode penelitian tersebut dapat dicek kebenarannya dan juga diberi pengarahan oleh pembimbing mengenai prosedur dan metode pengumpulan data.

4. Expert opinionadalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Waktu: 15 April 2013

Tempat: UPI Kampus Sumedang

(53)

122

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kelincahan dalam kebugaran jasmanimelalui permainantukang rampasdi kelas VSDN Bendungan II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedangdapatdisimpulkanbahwa :

1. Perencanaan Kinerja Guru

Perencanaan pembelajaran meningkatkan kelincahan dalam kebugaran jasmanimelalui permainantukang rampas,memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materikelincahandalam kebugaran jasmani.Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Dimana, data awal keseluruhan persentase yang didapat baru mencapai 47,5%. Untuk komponen perumusan tujuan pembelajaran 43,7%.Komponen mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran 43,7%. Komponen merencanakan skenario kegiatan pembelajaran 50%. Komponen merencanakan prosedur jenis dan menyiapkan alat penilaian 50%. Dan komponen yang terakhir yaitu tampilan dokumen rencana pembelajaran 50%.

(54)

Siklus II kegiatan siswa adalahUntuk siklus II pada pembelajaran ini peneliti memodifikasi ukuran permainan. Lingkaran yang digunakan sebagai rumah diperbesar dari 150 cm menjadi 200 cm, dan lintasan dari 75 cm menjadi 85 cm.Secara keseluruhan persentase guru pada indikator perencanaan baru mencapai 79,2%. Kegiatan perumusan tujuan pembelajaran persentase yang diperoleh adalah 75%.Kegiatan mengembangkan dan mengorganisasikan meteri media sumber belajar dan metode pembelajaran persentase yang diperoleh adalah 75%. Kegiatan merencanakan skenario pembelajaran persentase yang diperoleh adalah 75%.Kegiatan merencanakan prosedur jenis dan menyiapkan alat penilaian persentase yang diperoleh 83%. Dan tampilan dokumen rencana pembelajaran baru mencapai 88% masih belum mencapai target yang ditentukan yaitu 90%.

Kegiatan siswa padasiklus III pada pembelajaran ini peneliti memodifikasi ukuran permainan. Lingkaran yang digunakan sebagai rumah diperbesar dari 200 cm menjadi 250 cm, dan lintasan dari 85 cm menjadi 95 cm, dengan perolehan secara keseluruhan persentase pada indikator perencanaan pembelajaran yang didapat mencapai94% dan target 90%. Indikator perumusan tujuan pembelajaran, hasil persentase yang diperoleh mencapai 94%, indikator mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran mencapai 94%, indikator merencanakan skenario kegiatan pembelajaranmencapai 90%,indikator merencanakan prosedur dan menyiapkan alat penilaianmencapai 92%, selanjutnya dari tampilan dokumen rencana pembelajaran mencapai 90%.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaanpembelajaran yang

dilakukantetapmengacupadaperencanaanpembelajaran yang sudahdisusundandisiapkansebelumnya yang terdapatpada RPP.Pelaksanaanpembelajaranmeningkatkan kelincahanmelaluipermainan tukang

rampas, dengankinerja guru untukmemotivasi,

(55)

pembelajaran, hasil persentase yang diperoleh baru mencapai 62%, indikator membuka pembelajaran baru mencapai 37,5%, indikator mengelola inti pembelajaran, hasil persentase yang diperoleh baru mencapai 45%, indikator mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas baru mencapai 50%, indikator melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar baru mencapai 50%, dan indikator kesan umum kerja guru baru mencapai 62,5%.

Pada Siklus I aspek pertama adalah pra pembelajaran hasil yang dicapai adalah 75%. Dalam membuka pembelajaran, diraih hasil 75%. Dalam mengelola inti pembelajaran, diraih hasil 65%. Selanjutnya mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani, diraih hasil sebesar 70%. Dalam pelaksanaan pembelajaran kelincahan melalui permainan tukang rampas adalah melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar kelincahan melalui permainan tukang rampas hasil yang dicapai 75%.Keefektifan proses pembelajaran, dan penampilan guru dalam pembelajaran hasil yang dicapai adalah 63%..

sikus II aspek pertama adalah pra pembelajaran hasil yang dicapai adalah 88%.Selanjutnya pada aspek kedua adalah membuka pembelajaran, diraih hasil 88%.Kemudian untuk aspek ketiga adalah mengelola inti pembelajaran, diraih hasil 80%.Aspek yang keempat adalah mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani, diraih hasil sebesar 85%.Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar kelincahan melalui permainan tukang rampas hasil yang dicapai 88%.Aspek yang terakhir adalah kesan umum kinerja guru, indikator yang belum tercapai adalah keefektifan proses pembelajaran, dan penampilan guru dalam pembelajaranhasil yang dicapai adalah 88%.

Gambar

Gambar                                                                                                     Halaman
Tabel 1.1 Data awal hasil tes siswa kelas V.
Gambar 3.1 Denah SDN Bendungan 2
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas

(1) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, (2) pengalaman lansung memungkinkan peneliti menggunakan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

tanda-tanda vital, gelisah. Kaji lokasi, karaktersitik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan. Dorong klien menyatakan persaan tentang nyeri. Perhatikan keluhan peningkatan nyeri

<p>Patokan dasar dilandaskan dengan Pancasila dan Tridharma Mahasiswa maka organisasi HIMTI ini telah bersinergi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan lain

Hal tersebut dikarenakan udara yang dialirkan tanpa menggunakan swirl cenderung lurus sehingga laju pendinginan pada bagian belakang sirip tidak mengalami proses pendinginan