• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Nn.P dengan PrioritasMasalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman (Nyeri) di RSUP. H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Nn.P dengan PrioritasMasalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman (Nyeri) di RSUP. H. Adam Malik Medan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Pengelolaan Kasus

A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri

Defenisi

Menurut Asosiasi Nyeri International (1979) nyeri adalah suatu

pengalaman sensorik dan emoisonal yang tidak menyenangkan yang

berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik secara aktual maupun

potensial. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang dimanifestasikan

sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh pesepsi jiwa yang nyata, ancaman,

dan fantasi luka (Menurut Kozier dan Erb, 1983)

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal

yang disebabkan oleh stimulus tertentu.Nyeri bersifat subjektif dan sangat

bersifat individual.Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan

mental sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi

ego seorang individu (Mahon, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).

Fisiologi Nyeri

Fisiologi nyeri terdiri atas 3 fase, yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi (Potter

& Perry, 2005).Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut

saraf perifer.Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu

dari bebrapa rute saraf dan akirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di

medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel inhibitor,

mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmiter tanpa

hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan

memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta

asosiasi kebudayaan dalam mempersepsikan nyeri (McNair, 1990 dalam Potter

(2)

Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri didasarkan pada waktu/durasi terjadinya nyeri. Secara umum

nyeri dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Nyeri Akut

Nyeri akut adalah nyeri yang berlangsung tidak lebih dari 6 bulan dan

serangan nyeri bersifat mendadak.Penyebab nyeri diketahui dan daerah nyeri

juga dapat diidentifikasi (Long, 1996).Nyeri akut yang tidak diatasi secara

adekuat mempunyai efek yang membahyakan di luar ketidaknyamanan yang

disebabkanya karena dapat mempengaruhi sistem pulmonari, kardiovaskuler,

gastrointestinal, endokrin dan imunologik (Potter & Perry 1997).

b. Nyeri Kronik

Nyeri kronik adalah yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan.Nyeri

kronik berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan, karena

biasanyanyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang

diarahkan pada penyebabnya.Jadi, nyeri ini biasanya dikaitkan dengan

kerusakan jaringan (Guyton & Hall 1997).Nyeri kronik mengakibatkan supresi

pada fungsi sistem imun yang dapat meningkatkan pertumbuhan tumor,

depresi, dan ketidakmampuan.

Skala Nyeri

Skala nyeri berfungsi untuk mengukur seberapa parah nyeri dirasakan oleh

individu tersebut.Kategori dalam skala nyeri Bourbanis memiliki 5 kategori

dengan menggunakan skala rentang 0-10. Menurut AHCPR (1992) kriteria

nyeri pada skala ini yaitu:

0 : Tidak nyeri

(3)

4-6 : Nyeri sedang, secara obyektif klien meringis, menyeringai, dapat

menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikanya, dapat mengikuti perintah

dengan baik.

7-9 : Nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri,

tidak dapat mendeskripsikannya.

10 : Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,

memukul.

1) Pengkajian

Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat

dalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami oleh klien.(Sigit, 2010)

mengidentifikasi komponen-komponen tersebut, diantaranya:

1. Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian nyeri, perawat harus mempercayai ketika

pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak

menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien

adalah nyata.Sebaliknya ada beberapa pasien yang terkadang justru

menyembunyikan rasa nyerinya untuk menghindari pengobatan.

2. Karakteristik Nyeri ( P, Q, R, S, T)

P : Provocate/Paliatif

Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri, harus dapat

mengeksplorasikan perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa

yang dapat mencetuskan nyeri.

Q : Qualitatif

Kualitas nyeri yang diungkapakan oleh klien,biasanya klien

mendeskripsikan nyeri dengn kaliamat: tajam, tumpul, berdenyut,seperti

tertindih, perih, tersayat tertusuk dan lain-lain dimana tiap klien mungkin

(4)

R : Regio

Region ini bertujuan untuk mengkaji lokasi nyeri, maka perawat meminta

klien untuk menunjukan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman

oleh klien.

S : Severe

Tingkat keparahan atau intensitas tentang nyeri merupakan karakteristik

yang sbujektif.Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri

yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang, atau berat.

T : Time

Menentukan Lama waktu serangan durasi nyeri,perawat dapat

menanyakan “Kapan nyeri mulai dirasakan?”, Sudah berapa lama nyeri

dirasakan, “Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap

hari?”, Seberapa sering nyeri kambuh?”, atau dengan kata-kata lain yang

semakna.

3. Respon Fisiologis

Stimulus pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan

respon fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus-menerus maka respon

fisiolgis yang mengalami nyeri berubah , seperti respon simpatik akan

mengakibatkan dilatasi pupil, penurunan motilitas saluran cerna, peningkatan

pernapasan, peningkatan frekuensi denyut jantung, pucat, dan peningkatan

tegangan otot. Respon parasimpatik mengakibatkan pernapasan cepat,

penurunan denyut jantung, mual, muntah, lelah dan lemas.

4. Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukan oleh pasien antara

lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian

nyeri yang sakit, menggeretakan gigi, ekspresi wajah meringis. Mengerutkan

alis, ekspresi verbal menangis, mengerang mengaduh, menjerit, meraung.

5. Respon Afektif

Perawat perlu mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, depresi, atau

(5)

6. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien

Klien yang merasakan nyeri setiap hari akan mengalami gangguan atau

perubahan dalam kegiatan sehari-harinya. Perubahan-perubahan yang perlu

dikaji antara lain: perubahan pola tidur, pengruh nyeri pada aktivitas

sehari-hari misal: makan, minum, mandi, BAK atau BAB, serta perubahan pola

interaksi terhadap orang lain.

7. Persepsi klien tentang nyeri

Bagaimana klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami dengan

proses penayakit atau hal lain dalam diri atau lingkungan disekitarnya.

8. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri

Terkadang individu memiliki cara masing-masing dalam beradaptasi

terhadap nyeri. Perawat dalam hal ini perlu mengkaji cara-cara apa saja yang

biasa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang klien alami.

2) Analisa Data

Analisa data pada nyeri yaitu:

1. Lemah, letih, lesu

2. Gelisah

3. Takikardi

4. Berkeringat

5. Mual

6. Muntah

7. Anoreksia

8. Hipersensitivitas

9. Meringis

10. Perubahan tekanan darah

11. Melindungi area nyeri

3) Rumusan Masalah

1) Gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses inflamasi

(6)

3) Gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri) kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan.

4) Perencanaan

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses inflamasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri

berkurang.

Kriteria Hasil:

1. Nyeri berkurang

2. Mampu beraktivitas, tidur, dan istirahat.

3. Klien merasa nyaman

Implementasi:

1. Mengobservasi,catat lokasi, lamanya intensitas nyeri (skala 0-10) dan

penyebaran.Memperhatikan tanda non verbal, contohnya memperhatikan

tanda-tanda vital, gelisah.

2. Kaji lokasi, karaktersitik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan.

3. Dorong klien menyatakan persaan tentang nyeri.

4. Perhatikan keluhan peningkatan nyeri dan anjurkan pasien untuk istirahat

serta batasi aktifitas klien.

5. Ajarkan menggunakan teknik relaksasi dengan meningkatkan istirahat,

latihan napas dan memusatkan kembali perhatian.

6. Anjurkan klien melakukan tirah baring, biarkan klien melakukan posisi

yang nyaman.

7. Ajarkan klien melakukan distraksi: pengalihan pada hal-hal lain seperti

membayangkan hal yang indah, membaca buku,dan mendengarkan musik.

(7)

Rasional:

1. Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus.

Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat mencetuskan ketakutan, gelisah dan

ansietas berat.

2. Membantu mengatasi nyeri ketika muncul berdasarkan karakterisrik,

lokasi, durasi dan tingkat keparahanya.

3. Takut/masalah dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan

ambang persepsi nyeri.

4. Membantu menstimulus rasa sakit dan relaksasi.

5. Tirah baring pada posisi fowler rendah menurunkan tekanan intra

abdomen namun pasien akan melakuakan posisi yang menghilangkan

nyeri secara alamiah.

6. Meningkatkan istirahat memusatkan kembali perhatian dapat

meningkatkan koping.

7. Tindakan ini dapat mengurangi/ mengalihkan perasaan nyeri yang akan

muncul.

8. Antibiotika untuk membunuh/menghambat pertumbuhan agen patogen

biologik.

2) Gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri) akut berhubungan dengan stress

Tujuan: `nyeri berkurang/teratasi

Kriteria Hasil :

1. Klien menyatakan kenyamanan menjadi lebih baik

2. Perilaku klien atau gejala yang berhubungan dengan nyeri berkurang atau

hilang.

3. Klien memperagakan usaha untuk mengurangi nyeri.

4. Klien menghubungkan pengurangan nyeri setelah melakukan tindakan

penurunan rasa nyeri.

Intervensi :

1. Kaji derajat nyeri

(8)

a. Jelaskan penyebab nyeri

b. Jelaskan berapa lama nyeri akan berlangsung

c. Jelaskan karakteristik nyeri yang mungkintimbul selama prosedur

diagnosis.

3. Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa takut.

4. Tunjukan penerimaan perawat terhadap respons nyeri individu:

a. Kenali adanya rasa nyeri.

b. Dengarkan dengan penuh perhatian tentang nyeri yang terjadi.

c. Tunjukan bahwa perawat sedang mengkaji nyeri klien.

d. Diskusikan alasan mengapa individu mengalami peningkatan dan

penurunan nyeri.

5. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

6. Ajarkan tindakan penurunan nyeri noninvasif.

Rasional :

1. Pengkajian nyeri Dapat dengan menggunakan skala 0-10

2. Pengetahuan yang memadai memberi orientasi tentang penyakit yang

lebih baik, mengurangi kecemasan yang dapat meningkatkan sensasi

nyeri, sekaligus meningkatkan hubungan perawat-klien dalam

meningkatkan rasa aman.

3. Ketakutan dapat menjadi faktor yang nyaman meningkatkan sensasi

nyeri.

4.Tindakan memberi perhatian kepada klien akan meningkatkan rasa

percaya klen kepada perawat, sehingga dapat tergali data yang lebih

akurat tentang nyeri, menurunkan hambatan dalam menyampaikan

keluhan, serta meningkatkan rasa aman klien yang secara tidak langsung

dapat mengurangi persepsi nyeri.

5.Memberi dasar pengetahuan objektif tentang nyeri dan tindakan yang

(9)

6. Distraksi memberikan manipulasi pada tingkat persepsi (tingkat tinggi

otak) sehingga menurunkan nyeri.

7. Tindakan nyeri noninvasif antara lain:

a. Relaksasi

b. Stimulasi kutan

c. Distraksi

3) Gangguan rasa nyaman (nyeri) kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan

Tujuan: Nyeri berkurang/teratasi

Kriteria hasil:

1.Nyeri berkurang setelah melakukan tindakan penurunan rasa nyeri.

2. Adanya kemajuan dan peningkatan aktivitas sehari-hari.

Intervensi:

1. Kaji pengaruh nyeri kronis dalam kehidupan individu

2. Jelaskan hubungan nyeri kronis dan depresi

3. Diskusikan dengan klien tentang berbagai terapi modalitas tindakan

yang tersedia.

Rasional :

1. Nyeri kronis dapat mempengaruhi aspek-aspek

a. Kinerja (pekerjaan, tanggung jawab)

b. Interaksi sosial

c. Finansial

d. Kegiatan sehari-hari (tidur, makan)

e. Kognitif/ suasana hati (konsentrasi, depresi)

f. Respon dari anggota keluarga.

2. Nyeri kronis dapat menyebabkan depresi yang ditunjukan dengan

perubahan perilaku.Orientasi perubahan perilaku meningkatakan

(10)

3. Berbagi terapi modalitas seperti terapi keluarga, kelompok, modifikasi

perilaku dan program latihan yang lain diharapakan klien mampu

beradaptasi terhadap nyeri yang dialami.

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT B.Asuhan Keperawatan Kasus

1.Pengkajian I.BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn.P

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 Tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Nasrani

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Desa Sipagabu Kec.Nassau

Tanggal Masuk RS : 16-06-2013

No. Register : 00.55.83.50

Ruangan/Kamar : RA1/III-4

(11)

Tanggal Pengkajian : 17-06-2013

Tanggal Operasi : (-) tidak ada

Diagnosa Medis : Kolelitiasis (Batu Empedu)

II.KELUHAN UTAMA

Klien mengalami penyakit dengan diagnosa medis kolelitiasis, seperti tertusuk

benda tajam dan berdenyut, klien merasakan nyeri di bagian abdomen kuadran

kanan atas regio hypocondriak kanan atas, skala nyeri 8, nyeri dimulai sejak 3

bulan terakir muncul tiba-tiba dengan waktu yang tidak teratur, lama serangan

durasi nyeri kurang lebih 20 menit.

III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya : Nn. P mengatakan sebelum masuk

ke rumah sakit selama 3 tahun terakir sering mengonsumsi makanan

berkimiawi seperti saos, indomie, dll.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat/tidur, masase di daerah

abdomen.

B. Quantity/quality

1.Bagaimana dirasakan : Nn.P mengatakan bahwa ia merasa

nyeri dibagian abdomen kuadran kanan atas.

2.Bagaimana dilihat : Terlihat distensi abdomen pada

klien dan tampak sesekali wajah meringis kesakitan.

C. Region

1.Dimana lokasinya : Dibagian abdomen kuadran kanan

atas hypocandriac kanan atas

(12)

D. Severity : Nn P mengatakan bahwa ia tidak

dapat bekerja ketika nyeri muncul dan mengganggu aktivitas lainya.

E. Time : Nn P mengatakan bahwa ia

merasakan hal ini sejak 3 bulan yang lalu.

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A.Penyakit yang pernah dialami : Kolelitiasis (Batu Empedu)

B. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan : periksa USG, Obat

antibiotik, dan Analgetik

C.Pernah dirawat/dioperasi : pernah dirawat

D.Lama dirawat : 1 minggu

E. Alergi : (-) tidak ada

F. Imunisasi : Lengkap

V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A.Orang Tua : Orang Tua Nn. P mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit seperti dialami Nn.P

B. Saudara Kandung : Orang Tua Nn. P mengtakan

anaknya yang lain tidak mempunyai riwayat penyakit yang kronis seperti

Nn. P

C.Penyakit Keturunan yang ada : Orang tua Nn. P mengatakan bahwa

keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.

D.Anggota keluarga yang meninggal : Nn P mempunyai 4 saudara

semuanya belum ada yg meninggal.

E. Penyebab meninggal : Nn. P mengatakan semua

saudaranya masih hidup.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya : Nn. P mengatakan ingin cepat

sembuh dari penyakit yang di deritanya

(13)

− Gambaran diri : Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya

− Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan

kembali kerumah.

− Harga diri : Klien merasa dirinya selama di RS

mendapatkan banyak dukungan dari keluarga dan teman-teman

sekolahnya.

− Peran diri : Sebagai anak, dan adik dari 4

kakanya

− Identitas : Anak ke 5 dari 5 bersaudara

C. Keadaan emosi : Terkadang tidak stabil ketika

muncul nyeri di abdomen

D. Hubungan sosial :

− Orang yang berarti : Orang Tuanya

− Hubungan dengan keluarga : Baik, selama klien di RS klien

sering berbincang dengan anggota keluarga yang menjaga atau

berkunjung.

− Hubungan dengan orang lain : Hubungan dengan orang lain baik

karena Nn. P berinteraksi dengan baik dan berduka.

E. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Nn. P mengatakan tidak

ada hambatan selama berbincang dengan orang lain.

F. Spritual

− Nilai dan keyakinan : Nasrani

− Kegiatan ibadah : Nn. P Berdoa dengan keluarga yang

menjaga saat malam sebelum tidur.

VII.PEMERIKSAAN FISIK

A.Keadaan Umum : lemas, tampak meringis seperti kesakitan.

B. Tanda-tanda vital

− Suhu tubuh : 38,5 oC

− Tekanan darah : 130/90 mmHg

(14)

− Pernapasan : 24x/i

− Skala nyeri : rentang 8

− TB : 160 cm

− BB : 60 Kg

C.Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

− Bentuk : Simetris tidak ada benjolan

− Ubun-ubun : Sudah membentuk tengkorak kepala

− Kulit kepala : Normal tidak ada tanda radang

Rambut

− Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut leba, lurus,penyebaran rambut merata dan berwarna

− Bau : Rambut tidak berbau

− Warna Kulit : Kuning langsat.

Wajah

− Warna Kulit : Agak pucat

− Struktur wajah : Normal, bulat dan simetris

Mata

− Kelengkapan dan kesimetrisan : Bagian mata lengkap dan simetris

− Palpebra : (-) merah, (-) benjolan.

− Konjungtiva dan sklera : sklera; lengkap, konjungtiva; merah

(-), pucat (-), perdarahan (-)

− Pupil : Isokor (sama besar)

− Cornea dan iris : Cornea; tidak keruh, Iris; lengkap

− Visus : Penglihatamn klien masih baik,

tidak terdapat kerusakan penglihatan.

(15)

Hidung

− Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, medial/deviasi (-)

− Lubang hidung : Lubang sama besar, (-) kotoran,

perdarahan (-), kemerahan (-)

− Cuping hidung : Pernapasan cupinghidung (-)

Telinga

− Bentuk telinga : simetris

− Ukuran telinga : Normal, sama besar

− Lubang telinga :(-) kemerahan, (-) kotoran

− Ketajaman pendengaran : Pasien dapat mendengar dengan

baik jika lawan bicara berbicara dengan suara yang lembut

Mulut dan Faring

− Keadaan bibir : Pucat (-), mukosa bibir lemabab

− Keadaan gusi dan gigi : (-) pembengkakan, (-)kotor, gigi;

lengkap warna agak kekuningan

− Keadaan lidah : LidahNy. P terlihat bersih, Tidak

pucat

− Orofaring : (-) pembengkakan

Leher

− Posisi trachea : Berada dimedial

− Thyroid : pembesaran (-), kemerahan (-),

Nyeri tekan (-)

− Suara : Jelas

− Kelenjar limfe : Normal

− Vena jugularis : Teraba/normal

(16)

Pemeriksaan integumen

− Kebersihan : terjaga dengan baik

− Kehangatan : Hangat

− Warna : Kuning langsat

− Tugor : Elastis,kembali kurang dari 2 detik

− Kelembaban : lembab

− Kelainaan pada kulit : Tidak ada

Pemeriksaan payudara dan ketiak

− Ukuran dan bentuk : posisi simetris kanan dan kiri

− Warna payudara dan putting : sesuai dengan wrana kulit

− Produksi ASI : Belum menghasilkan ASI

− Aksilla dan clavicula : tidak terdapat benjolan.

Pemeriksaan thoraks/dada

− Inspeksi thoraks : Normal

− Pernafasan : 30x/i

− Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tampak kesulitan

bernafas

Pemeriksaan paru

− Palpasi getaran suara : Normal kanan dan kiri

− Perkusi : Resonan

− Auskultasi : Vesikuler

Pemeriksaan jantung

− Inspeksi : (-) pembengkakan, kemerahan (-),

(-) luka

− Auskultasi : (-) bunyi tambahan, frekuensi

88x/i.

(17)

− Palpasi : Pulsasi teraba

− Perkusi : (-) Pembesaran

Pemeriksaan abdomen

− Inspeksi : Simetris,terlihat distensi abdomen

− Auskultasi : Peristaltik usus terdengar 10x/i,

tidak ada suara tambahan

− Palpasi : Ada nyeri tekan, ada tanda distensi

abdomen

− Perkusi : Tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

− Genitalia : tidak dapat dikaji (privasi)

− Anus dan perineum : tidak dapat dikaji (privasi)

Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas: Otot simetris, tidak ada udem,

kekuatan otot kanan; 5 Otot kiri; 5

Pemeriksaan neurologi : Normal, tidak ada kelainan

Fungsi motorik : Baik, tidak ada masalah kelainan

otot

Fungsi sensotik : Normal

Refleks : Dextra skala, dan sinistra Skala

VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I.Pola makan dan minum

− Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

− Nafsu/selera makan : Pasien tidak nafsu makan, porsi

makan tidak habis ½ piring

− Nyeri ulu hati : Ada nyeri

(18)

− Mual dan Muntah : Ada,terkadang muncul ketika mulai makan/minum

− Waktu pemberian makan : Pagi,siang,sore

− Jumlah dan jenis makan : Beberapa sendok, bubur

− Waktu pemberian cairan/minum : Cairan NaCl 20 gtt/i

− Masalah makan dan minum : Tidak nafsu makan, klien

makan dibantu keluarga.

II.Perawatan diri/personal hygiene

− Kebersihan tubuh : Keluarga pasien menjaga

kebersihan tubuh pasien

− Kebersihan gigi dan mulut : Kebersihan gimul terjaga

−Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih, kuku dipotong

keluarga

III.Pola kegiatan/Aktivitas

− Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan,eliminasi,ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian,atau total : Pola

kegiatan/aktivitas dilakuakan dibantu sebagian oleh keluarga

karena pasien masih lemas.

− Uraiakan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : Nn. P dan keluarga yang menjaga berdoa seturut keyakinan ketika malam hari

sebelum tidur.

IV.Pola Eliminasi

1.BAB

− Pola BAB : Keluarga mengtakan pasien BAB

1x sehari

− Karakter feses : Kuning, tidak keras

−Riwayat payudara : Tidak ada perdarahan

(19)

− Diare : Tidak ada mengalami diare

− Penggunaan laksatif : Tidak menggunakan obat laksatif

2. BAK

− Pola BAK : 3x/hari

− Karakter Urine : Kuning/keruh

− Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada

− Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada

− Penggunaan diuretik : Tidak ada

(20)

2.ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan

1.

2.

3.

DS : Klien mengatakan nyeri

pada abdomen kuadran kanan

atas regio hipocondriak kanan

atas, klien mengtakan nyeri

berat.

DO: Klien tampak

meringis,gelisah, T :38,50C,

RR: 24x/i, RR: 84x/i, skala

nyeri: 8.

DS: Pasien mengatakan tidak

nafsu makan,terasa pahit, dan

mual.

DO: makanan yang disediakan

RS tidak habis, Ketika makan

terkadang muntah

DS: Klien sering menanyakan

kondisi penyakitnya.

DO: Wajah tampak tegang,

tremor, dan berkeringat.

Nyeri b/d proses inflamasi d/d

nyeri didaerah abdomen kuadran

kanan atas regio hipocondriak

kanan atas, meringis,gelisah,

T :38,50C, RR: 24x/i, RR: 84x/i,

skala nyeri: 8.

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d intake

makanan yang tidak adekuat d/d

mual,muntah, makanan yang

disediakan RS tidak habis.

Ansietas b/d kurang pengetahuan

tentang proses penyakit d/d klien

menanyakan kondisi

penyakitnya,wajah tegang, tremor,

dan berkeringat.

MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri)

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(21)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri) b/d proses inflamasi d/d sakit

didaerah abdomen kuadran kanan atas hypocondriak kanan

atas,meringis,gelisah, T :38,50C, RR: 24x/i, RR: 84x/i, skala nyeri: 8.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang

tidak adekuat d/d mual,muntah, makanan yang disediakan RS tidak habis.

3. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d klien

(22)

3.PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari

Tanggal

No.Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa/

18-19-2013

1 Tujuan dan Kriteria Hasil

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

nyeri berkurang.

Kriteria Hasil:

-Nyeri berkurang

-Mampu beraktivitas, tidur, dan istirahat.

-Klien merasa nyaman

No.Dx Rencana Tindakan Rasional

1 1.Mengobservasi,catat lokasi,

lamanya intensitas nyeri (skala

0-10) dan

penyebaran.Memperhatikan tanda

non verbal, contohnya

memperhatikan tanda-tanda vital,

gelisah.

2.Kaji lokasi, karaktersitik, durasi,

frekuensi dan tingkat keparahan.

3.Dorong klien menyatakan persaan

tentang nyeri.

1.Membantu mengevaluasi

tempat obstruksi dan

kemajuan gerakan kalkulus.

Nyeri tiba-tiba dan hebat

dapat mencetuskan

ketakutan, gelisah dan

ansietas berat.

2.Membantu mengatasi

nyeri ketika muncul

berdasarkan karakterisrik,

lokasi, durasi dan tingkat

keparahanya.

3.Takut/masalah dapat

meningkatkan tegangan

otot dan menurunkan

ambang persepsi nyeri.

(23)

4.Perhatikan keluhan peningkatan

nyeri dan anjurkan pasien untuk

istirahat serta batasi aktifitas klien.

5.Ajarkan menggunakan teknik

relaksasi dengan: meningkatkan

istirahat, latihan napas dalam dan

memusatkan kembali perhatian.

6.Anjurkan klien melakukan tirah

baring, biarkan klien melakukan

posisi yang nyaman.

7.Ajarkan klien melakukan

distraksi: pengalihan pada hal-hal

lain seperti membayangkan hal

yang indah, membaca buku,dan

mendengarkan musik

8.Kolaborasi pemberian antbiotik

sesuai indikasi contoh: ketorolak

dosis 30 mg.

rasa sakit dan relaksasi.

5. Meningkatkan istirahat

memusatkan kembali

perhatian dapat

meningkatkan koping.

6. Tirah baring pada posisi

fowler rendah menurunkan

tekanan intra abdomen

namun pasien akan

melakuakan posisi yang

menghilangkan nyeri secara

alamiah.

7. Tindakan ini dapat

mengurangi/ mengalihkan

perasaan nyeri yang akan

muncul.

8.Antibiotika untuk

membunuh/menghambat

pertumbuhan agen patogen

(24)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / Tanggal

No.

Dx Perencanaan keperawatan Senin/17

− Peningkatan berat badan

− Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Kriteria hasil:

-Menunjukan kemajuan mencapai berat badan

-Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Rencana Tindakan Rasional

1. Bantu pasien makan jika tidak mampu.

2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,

dalam keadaan hangat, tertutup dan

berikan sedikit-sedikit tetapi sering.

3. Selingi makan dengan minum.

4. Ukur intake makanan dan timbang berat

badan.

5. Kaji tanda vital, sensori, bising usus.

6. Atur posisi semifowler saat memberikan

makanan.

7. Berikan suasana menyenangkan pada saat

makan, hilangkan rangsangan berbau.

8. Konsul tentang kesukaan/ketidaksukaan

pasien, makanan yang menyebabkan

distres, dan jadwal makan yang disukai

1. Membantu pasien makan.

2. Meningkatkan selera makan dan

intake makan.

3. Memudahkan makanan masuk.

4. Berguna dalam mengukur

keefektifan nutrisi dan dukungan

cairan.

5. Membantu mengkaji keadaan

pasien.

6. Mengurangi regurtasi.

7. Untuk meningkatkan napsu

makan/menurunkan mual.

8. Melibatkan pasien dalam

perencanaan, memampukan pasien

memiliki rasa kontrol dan

(25)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / Tanggal

No.

Dx Perencanaan keperawatan

Senin/17 Juni 2013

3 Tujuan:

Kecemasan dapat teratasi.

Kriteria hasil:

- Pasien menunjukan rileks dan melaporkan penurunan

ansietas sampai tingkat dapat ditangani.

- Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan dapat

menerima.

Rencana Tindakan Rasional

1.Dorong menyatakan perasaan klien.

2.Catat petunjuk perilaku mis: gelisah, peka

rangsang, menolak, kurang kontak mata,

perilaku menarik perhatian.

3.Berikan informasi yang akurat dan nyata

tentang apa yang dilakuakan, mis: tirah

baring, pemabatasan masukan peroral, dan

prosedur.

4.Berikan lingkungan tenang dan istirahat.

1.Membuat hubungan teraupetik.

Membantu pasien/orang terdekat dalam

mengidentifikasi maslah yang

menyebabkan stres.

2.Indikator derajat ansietas/stres mis,

pasien dapat merasa tidak terkontrol di

rumah, kerja/masalah pribadi.Stres

dapat terjadi sebagai akibat gejala fisik

kondisi, juga reaksi lain.

3.Keterlibatan pasien dalam perencanaan

perawatan memberikan rasa kontrol

dan membantu menurunkan ansietas.

4.Memindahkan pasien dari stres luar

meningkatkan relaksasi, membantu

menurunkan ansietas.

(26)

5.Dorong pasien/orang terdekat untuk

menyatakan perhatian, perilaku perhatian.

6.Bantu pasien untuk

mengidentifikasikan/memerlukan perilaku

koping yang digunakan pada masa lalu.

7.Bantu pasien belajar mekanisme koping

baru, mis: teknik mengatasi stres,

ketrampilan organisasi.

pasien merasa stres berkurang,

memungkinkan energi untuk ditujukan

pada penyembuhan/perbaikan.

6.Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan

pada penerimaan masalah/stres saat ini,

meningkatkan rasa kontrol diri pada

pasien.

7.Belajar cara baru untuk mengatasi

masalah dapat membantu dalam

menurunkan stres, dan ansietas,

meningkatkan penyakit.

4.PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal

No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Senin

17- 06-

2013

1 1.Melakukanobservasi, mencatat

lokasi, lamanya intensitas nyeri

(skala 0-10) dan

penyebaran.Memperhatikan

tanda non verbal, contohnya

memperhatikan tanda-tanda vital,

gelisah.

2.Mengkaji lokasi, karaktersitik,

durasi, frekuensi dan tingkat

keparahan.

S: Klien mengatakan

nyeri masih terasa dan

menggangu aktifitasnya.

O: Klien tampak gelisah

(27)

3.Mendorong klien menyatakan

persaan tentang nyeri.

4.Memperhatikan keluhan

peningkatan nyeri dan

menganjurkan pasien untuk

istirahat serta batasi aktifitas

klien.

5.Menganjurkan klien

menggunakan teknik relaksasi

dengan meningkatkan istirahat,

latihan napas dan memusatkan

kembali perhatian.

6.Menganjurkan klien

melakukan tirah baring, biarkan

klien melakukan posisi yang

nyaman.

7.Melakukan kolaborasi

pemberian antbiotik sesuai

indikasi contoh: ketorolak dosis

30 mg.

teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan

-Memantau TTV

-Mengkaji skala nyeri

-Menanyakan

lokasi,durasi.

-Kolaborasi dalam

(28)

Senin, 17

Juni 2013

2 -Memberi diet kepada klien.

-Memantau berat badan klien.

-Menganjurkan klien untuk

makan nasi yang hangat dan

berikan sedikit-sedikit tetapi

sering.

- Mengatur posisi semi fowler

saat memberikan makan.

S : Klien mengatakan tidak selera makan

O:

− Makan tidak habis

− TD: 110/70mmHg

− HR: 68x/i

− RR: 26x/i

− T:37oC

− BB : 60kg

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan.

-Memantau berat badan

klien.

- Menganjurkan klien

untuk makan nasi yang

hangat dan berikan

sedikit-sedikit tetapi

sering.

Senin, 17

Juni 2013

3 - Dorong klien menyatakan

perasaanya.

- Catat petunjuk perilaku mis:

gelisah, peka rangsang, menolak,

kurang kontak mata, perilaku

menarik perhatian.

-Dorong pasien/orang terdekat

untuk menyatakan perhatian,

perilaku perhatian.

S : -Klien mengatakan dia

kawatir.

-Klien merasa takut

dengan penyakit yang

saat ini dialami.

O: -Gelisah

-Kontak mata yang buruk

-Memandang sekilas

A : Masalah teratasi

(29)

-Bantu pasien untuk

mengidentifikasikan/memerlukan

perilaku koping yang digunakan

pada masa lalu.

-Bantu pasien belajar mekanisme

koping baru, mis: teknik

mengatasi stres, ketrampilan

organisasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

-Dorong pasien/orang

terdekat

untuk menyatakan

perhatian, perilaku

perhatian.

- Bantu pasien belajar

mekanisme koping baru,

mis: teknik mengatasi

stres, ketrampilan

organisasi.

No.Dx Hari/

Tanggal

Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa18

Juni 2013

1 -Mengkaji skala nyeri klien (skala

nyeri : 8)

-Menanyakan area lokasi, durasi,

frekuensi nyeri.

-Mengobservasi keadaan klien,

klien tampak gelisah.

Mengukur TTV

TD: 130/80

RR : 24X/I

HR: 86x/i

T : 38.5 0C

-Menganjurkan klien untuk

minum air hangat

-Mengkolaborasikan dalam

S: Klien mengatakan

nyeri masih terasa dan

menggangu aktifitasnya.

O: Klien tampak gelisah

TD: 130/80

P: Intervensi dilanjutkan

(30)

pemberian antibiotik sesuai

indikasi dokter seperti :

keterolac 1 amp/ 8 jam.

-Menganjurkan klien tehnik

relaksasi: tarik nafas dalam.

-Mengkaji skala nyeri

-menanyakan lokasi,

durasi.

-Kolaborasi dalam

pemberian analgesik.

Selasa 18

Juni 2013

2 -Memberi diet kepada klien.

-Menganjurkan klien untuk makan

nasi yang hangat dan berikan

sedikit- sedikit tetapi sering.

-Mengatur posisi semi fowler saat

memberikan makan.

S: Klien mengatakan

tidak selera makan.

O:

-Makan tidak habis

-TD: 110/70 mmHg

A:Masalah teratasi

sebagian.

P:Intervensi

dilanjutkan.

-Memantau TTV

-Membantu memberi diet

kepada klien.

-Memabantu pasien

mengatur posisi

semifowler saat

(31)

Selasa

18 Juni

2013

3 -Dorong klien menyatakan

perasaanya.

-Catat petunjuk perilaku mis:

gelisah, peka rangsang, menolak,

kurang kontak mata, perilaku

menarik perhatian.

-Dorong pasien/orang terdekat

untuk menyatakan perhatian,

perilaku perhatian.

S: Klien mengatakan

terkadang takut apakah

penyakitnya bisa

disembuhkan.

O: Klien tampak gelisah,

kontak mata kurang.

TD: 130/80 mmHg

RR: 24x/i

HR: 86x/i

T: 380 C

A: Masalah belum

teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan

-Memantau TTV

-Menganjurkan keluarga

memberikan perhatian

dan menanyakan keadaan

klien.

Hari/

Tanggal

No.Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Rabu

19 Juni

2013

1 -Mengkaji skala nyeri klien.

-Mengobservasi keadaan klien,

mengkaji TTV.

- Mendorong klien menyatakan

perasaan tentang nyeri.

-Menganjurkan klien untuk

S: Klien mengatakan nyeri masih ada.

O: Klien tampak mulai

tenang.

TD: 110/70

RR: 24x/i

(32)

melakukan relaksasi tarik nafas.

dalam dan melakukan masase

disekitar daerah nyeri.

- Ajarkan klien melakukan

distraksi: pengalihan pada

hal-hal lain seperti membayangkan

hal yang indah, membaca buku,

dan mendengarkan musik

T:37 0C

Skala nyeri: 6

A: -Masalah belum

teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan

-Memantau vital sign

-Kolaborasi dalam

pemberian analgesik.

Rabu

19 Juni

2013

2 - Memantau keadaan umum

klien

dan Melakukan vital sign.

TD :110/70

HR: 84x/i

RR: 26x/i

T : 37,5 0C

-Membantu memberi diet

kepada klien.

-Memabantu pasien mengatur

posisi semifowler saat

memberikan makanan.

-Menganjurkan klien untuk

makan nasi yang hangat dan

berikan sedikit-sedikit tetapi

sering.

-Menganjurkan pasien untuk

istirahat.

S: -Klien mengatakan tidak nafsu makan.

-Klien mengatakan terasa mual.

A: Masalah teratasi

sebagian.

P: Intervensi dilanjutkan.

-Memantau TTV

-Menganjurkan nasi yang

diberikan hangat dan

(33)

Rabu

19 Juni

2013

3 -Bantu pasien untuk

mengidentifikasikan/

memerlukan perilaku koping

yang digunakan pada masa lalu.

-Bantu pasien belajar

mekanisme koping baru, mis:

teknik mengatasi stres,

ketrampilan organisasi.

S: Klien mengatakan sudah sedikit tenang saat ditemani mengobrol dan berbicara tentang penyakit klien.

O: Klien terlihat tenang dan mulai terbuka berbicara tentang kecemasanya.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Intervensi dilanjutakan. -Mendorong klien

menyatakan perasaanya. -Mencatat petunjuk perilaku. -Mendorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian.

Referensi

Dokumen terkait

Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian orang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional, diantaranya; Pertama Supermarket dapat

1) Isi Name dengan Tahun lalu pilih Type dan pilih Numeric. 4) Lalu pada Align pilih Center. Variabel Y adalah jumlah kriminalitas, variabel ini merupakan variabel kedua yang

Penelitian dengan menggunakan metode Kansei Engineering untuk mengetahui atribut produk spring bed 6 feet yang diinginkan oleh konsumen, QFD untuk mendapatkan suatu

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi upaya pelestarian terhadap burung dan ikan yang berkaitan dengan usaha dan/atau kegiatan perburuan, penangkaran

1 Penyelenggara upacara ini adalah unit kerja yang memiliki tugas menangani keprotokolan. 2 Pejabat yang meletakkan batu pertama dan meresmikan penggunaan

[r]

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 201 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka Kepala Daerah perlu mengatur batas

Oleh karena itu, dalam penelitian ini diusulkan bagaimana merancang sebuah media informasi yang layak, mudah diakses dan aman digunakan untuk pertukaran informasi dan