REDEVELOPMENT PASAR SUKARAMAI ( GREEN ARCHITECTURE )
LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Oleh
DIANA MAYASARI 070406044
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
REDEVELOPMENT PASAR SUKARAMAI (GREEN ARCHITECTURE)
Oleh :
DIANA MAYASARI 07 0406 044
Medan, Juni 2011
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. VINKY RAHMAN, MT NIP. 19660622 1997021001 Pembimbing I
DEVIN DEFRIZA H. ST, MT (NIP. 19750810 1998021001)
Pembimbing II
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Diana Mayasari
NIM : 07 0406 044
Judul Proyek Tugas Akhir : Redevelopment Pasar Sukaramai
Tema : Green Architecture
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
2. Lulus Melengkapi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari Papa, Mama, Kakak & Abang, serta seluruh Keluarga saya.
Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada :
Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil. Ph.D selaku pimpinan sidang dan dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.
Bapak Devin Defriza H. ST, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.
Ibu R. Lisa Suryani, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.
Seluruh teman-teman saya angkatan 2007 yang telah banyak membantu dalam proses Tugas Akhir ini.
Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 24 Juni 2011
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3. Masalah Perancangan ... 3
1.4. Pendekatan ... 3
1.5. Lingkup Batasan ... 4
1.6. Kerangka Berpikir ... 5
1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 6
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul ... 7
2.1.1. Pengertian Judul ... 7
2.1.2. Pasar Tradisional ... 8
2.1.2.1. Klasifikasi Pasar ... 8
2.1.2.2. Unsur – Unsur Pokok Perpasaran ... 11
2.1.2.3. Materi Perdagangan di Pasar ... 12
2.1.2.4. Unsur – Unsur Penunjang Pasar ... 12
2.2. Lokasi ... 15
2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota ... 16
2.2.1.2. Pencapaian ... 17
2.2.1.3. Area Pelayanan ... 18
2.2.2. Analisis Lokasi ... 19
2.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 19
2.2.3.1. Luas Lahan ... 19
2.2.3.2. Peraturan Site ... 20
2.2.3.3. Ketinggian Bangunan ... 21
2.2.3.4. Eksisting ... 22
2.3. Tinjauan Fungsi ... 22
2.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 22
2.3.1.1.Deskripsi Kegiatan Pasar Sukaramai ... 23
2.3.1.2. Deskripsi Pengguna Pasar Sukaramai ... 23
2.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 28
2.3.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 28
2.4. Studi Banding Fungsi Sejenis ... 29
2.4.1. Pasar Beringharjo ... 30
2.4.2. Pasar Tradisional BSD ... 31
BAB 3 ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian Tema ... 32
3.2. Interpretasi Tema ... 34
3.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 35
3.3.1. Nanyang Technology University ... 35
4.3.1.3.Pondasi ... 74
5.7.1.6. Tanggap Terhadap Kondisi Tapak. ... 95
Gambar 6.1.19 Detail Green Roof ... 115
Gambar 6.1.19 Detail Septic Tank ... 115
Gambar 6.1.20 Detail Fasade ... 116
Gambar 6.1.21 Detail Kios dan Loosd ... 117
Gambar 6.1.22 Detail Loosd ... 118
D A F T A R T A B E L
Halaman
Tabel 2.1. Pembagian WPP Kota Medan ... 16
Tabel 2.2. Rincian dan Jumlah Pedagang Pasar ... 28
Tabel 4.1. Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 57
Tabel 4.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk ... 60
Tabel 4.3. Proyeksi Pertumbuhan Pedagang ... 61
Tabel 4.4. Program Ruang ... 66
Tabel 4.5. Jenis Massa Bangunan ... 67
Tabel 4.6. Bentuk Dasar Massa Bangunan ... 68
Tabel 4.7. Jenis Sistem Struktur Bangunan ... 73
Tabel 4.8. Jenis Struktur Kolom ... 74
Tabel 4.9. Analisa Pondasi ... 75
Tabel 4.10. Jenis Sistem Air Bersih ... 77
Tabel 4.11. Jenis Sistem Penghawaan ... 78
Tabel 4.12. Jenis Sistem Instalasi Listrik ... 79
Tabel 4.13. Jenis Sistem Pencahayaan ... 79
Tabel 5.1. Golongan Bahan Bangunan ... 92
D A F T A R G A M B A R
Gambar 3.2. Konsep Pencahayaan Pada Bangunan Green ... 35
Gambar 6.1.13 Rencana Vegetasi ... 109
Gambar 6.1.14 Aksono Air Bersih dan Air Kotor ... 110
Gambar 6.1.15 Aksono Elektrikal ... 111
Gambar 6.1.15 Aksono Kebakaran ... 111
Gambar 6.1.16 Detail Pondasi dan Pembalokan ... 112
Gambar 6.1.17 Detail Atap ... 113
Gambar 6.1.18 Detail Penampungan Air Limbah ... 114
Gambar 6.1.19 Detail Green Roof ... 115
Gambar 6.1.19 Detail Septic Tank ... 115
Gambar 6.1.20 Detail Fasade ... 116
Gambar 6.1.21 Detail Kios dan Loosd ... 117
Gambar 6.1.22 Detail Loosd ... 118
D A F T A R D I A G R A M
Halaman
Diagram 1.1. Kerangka Berpikir ... 5
Diagram 2.1. Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia ... 13
Diagram 2.2.Struktur Organisasi Pasar ... 14
Diagram 4.1. Kegiatan Pengunjung ... 58
BAB 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG PROYEK
Kondisi pasar tradisional di tanah air saat ini semakin lama semakin menyusut, tergerus dengan kokohnya pasar-pasar modern. Pangsa pasar tradisional tendensi nya makin menurun, bersamaan dengan makin meningkatnya jumlah dan kapitalisasi bisnis di pasar modern. Kini di hampir sudut-sudut kota sudah berdiri pasar-pasar modern, seperti supermarket, indomarket, mall, plaza dan pusat belanja (trade center) orang menyebut dengan istilah hypermarket. Kehadiran mall dan hypermarket akan mendorong meningkatnya aktifitas ekonomi publik. Kegiatan ekonomi selalu saja memiliki dampak positif dan negatif. Dalam konteks inilah kehadiran pasar modern baik di kota-kota maupun di daerah sering kali mengundang reaksi negatif dari sejumlah kalangan. Karena hadirnya pasar-pasar modern yang kian menjamur tersebut akan menggeser kegiatan ekonomi rakyat yang bergerak di pasar-pasar tradisional maupun ritel berskala kecil.
Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian orang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional, diantaranya; Pertama Supermarket dapat menjual lehih banyak produk yanglebih berkualitas dengan harga yang lebih murah Kedua Informasi daftar harga setiap barang tersedia dandengan mudah di akses publik Ketiga Supermarket menyediakan lingkungan berbelanjayang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit dan kartu debit dan menyediakan layanan kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar Keempat Produk yang di jual di supermarket maupun indomarket, seperti bahan pangan telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual jika telah kadaluarsa.
Dibalik peran pasar tradisional yang strategis tersebut, diperlukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan daya saing pasar tradisional yang identik dengan sebuah lokasi perdagangan yang kumuh, semrawut, kotor dan merupakan sumber kemacetan lalu lintas.
Citra Pasar Tradisional yang kurang baik tersebut sudah semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat dan harus di upayakan sebagai rasa tanggung jawab kepada publik. Pembenahan pasar tersebut tentu saja bukan hanya tugas Pemerintah tetapi juga tugas masyarakat, pengelola pasar dan para pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan negative tesebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat.
Di Medan masih banyak pasar tradisional yang berpotensi dan memerlukan pembenahan. Salah satu contoh pasar yang berpotensi adalah pasar Sukaramai. Seperti yang telah kita ketahui pasar Sukaramai beberapa waktu yang lalu telah terbakar. Para pedagang mengalami kerugian yang besar dan kehilangan mata pencaharian mereka dan mereka sangat berharap agar bisa kembali berjualan sebagaimana biasanya, guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga.
Lokasi Pasar Sukaramai yang berada di persimpangan Jalan A. R. Hakim dan Jalan Sutrisno secara tidak langsung mempengaruhi lalu lintas di daerah tersebut dikarenakan aktivitas yang terjadi di pasar tersebut sehingga menimbulkan kemacetan. Hal ini disebabkan PKL yang kurang memperhatikan tempat berjualan sehingga menempati badan jalan, selain itu para pengguna pasar sering memarkirkan kendaraan mereka sembarangan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dan lahan parkir yang terbatas serta sarana transportasi umum seperti becak yang menggunakan badan jalan untuk parkir.
Pasca kebakaran pedagang membuka lapak berjualan di bekas lokasi kebakaran dan di pinggir jalan A.R Hakim sehingga menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Lokasi Pasar Sukaramai saat ini sudah tidak strategis lagi untuk didirikan Pasar. Karena berada di persimpangan Jalan Arteri dan aktifitas pasar yang selalu menimbulkan kemacetan lalu lintas.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
a. Menciptakan suatu wadah berjuakan bagi para pedagang yang lebih efektif dan efisien. b. Merencanakan pasar tradisional yang aman, nyaman, bersih yang tertata dengan rapih,
sehingga jauh dari kesan kumuh.
c. Membuat pasar tradisional yang dapat dikunjungi oleh semua orang tanpa melihat batasan umur baik tua atau muda.
d. Memberikan konsep yang modern pada tempat, fasilitas, bahan atau konstruksi bangunannya.
I.3 MASALAH PERANCANGAN
a. Bagaimana menerapkan tema yang sesuai dengan desain bangunan
b. Bagaimana pengaturan lalu lintas antara kendaraan pribadi, kendaraan umum maupun pejalan kaki.
c. Bagaimana penataan pedagang agar tertata rapih tidak semrawut.
d. Bagaimana menata ruang yang nyaman antara pedagang dengan pembeli.
e. Bagaimana memadukan ruang dalam dan ruang luar bangunan sehingga terdapat suatu keharmonisan.
I.4 PENDEKATAN MASALAH
Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pasar tradisional untuk meningkatkan faktor kenyamanan maupun fungsinya serta daya saing terhadap pasar modern maka selanjutnya perlu dirumuskan cara-cara untuk mengatasi hal tersebut, yaitu:
- Survey : Metode survey dilakukan dengan cara mengamati lokasi proyek perencanaan dan tempat-tempat pameran yang ada untuk mengetahui permasalahan yang ada.
- Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan persyaratan-persyaratan perancangan dan perencanaan gedung pameran dengan cara studi literatur dan studi banding kasus proyek dan tema yang sama.
- Analisa Data : Dalam tahap analisa, data mentah yang sudah diperoleh kemudian diolah kembali sehingga didapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu
- Konsep : Penyusunan konsep perancangan dilakukan untuk menganalisa dan menetapkan usulan-usulan perancangan dari permasalahan, data-data variabel, dan persyaratan yang diperoleh untuk mendapatkan skematik desain.
I.5 LINGKUP dan BATASAN a. Lingkup Pembahasan
Materi pembahasan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai pada perencanaan dan perancangan ”Redevelopment Pasar Sukaramai” dengan menerapkan gagasan arsitektur fungsional untuk memperoleh desain pasar dan pusat perbelanjaan dengan tingkat fleksibilitas, kenyamanan, keamanan, efektifitas yang tinggi, sirkulasi bangunan, serta utlitas yang baik dalam bangunan.
b. Batasan Pembahasan
1.6KERANGKA BERFIKIR
e
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, membahas mengenai latar belakang pemilihan judul, permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, pendekatan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah, kerangka berpikir, asumsi dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai deskripsi, pengertian dan batasan proyek, studi lokal, tinjauan khusus, gambaran umum lokasi proyek, lingkup dan batasan proyek, dan studi tipologi bentuk pasar tradisional dan bangunan pusat perbelanjaan.
BAB III ELABORASI TEMA, mengemukakan mengenai tinjauan teoritis / pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISA, membahas dan mempelajari masalah yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta-fakta data serta standar-standar yang sudah ada, dimulai dengan analisa mikro yang berkaitan dengan lingkungan dan analisa mikro yang berkaitan dengan tapak dan bangunan. BAB V KONSEP, menguraikan konsep dasar perancangan pasar tradisional dan
pusat perbelanjaan yang terdiri dari konsep dasar perencanaan tapak dan konsep dasar perencanaan bangunan.
BAB 2
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul
Judul kasus proyek yang akan dirancang dan direncanakan adalah ”Redevelopment Pasar Sukaramai” untuk itu akan dibahas berikutnya masing-masing unit pembentuk kata dari judul tersebut.
II.1.1 Pengertian Judul
Redevelopment atau pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut.
Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi wilayah yang akan di remajakan, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok :
1. Memberikan vitalitas baru. 2. Meningkatkan vitalitas yang ada.
3. Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar.
Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbangkan kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk di kembangkan.
Pengertian pasar berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, ada beberapa, antara lain : 1. Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan
sebagainya dengan maksud mencari derma.
2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya.
Jadi dapat dirangkumkan pengertian dari ”Redevelopment Pasar Sukaramai” adalah
”Pembangunan kembali Pasasr Sukaramai yang diperuntukkan sebagai tempat berjual beli (kawasan Pasar Sukaramai) yang akan dibuat terkoordinasi dan akan ditambahkan fungsi-fungsi baru yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan tersebut.”
II.1.2 Pasar Tradisional II.1.2.1 Klasifikasi pasar
Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandangnya. Berikut akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang berbeda :
Pengertian pasar menurut sifatnya : a. Pasar nyata/ konkret
Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll.
b. Pasar abstrak
Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll.
Pengertian pasar menurut fisik bangunannya :
a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran listrik.
b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran listrik.
c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki fasilitas yang belum memadai.
d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak.
e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa bangunan.
Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana pembangunan ditentukan menjadi pasar kelas IV.
a. Pasar lingkungan
Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari
b. Pasar wilayah
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan
c. Pasar kota
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap
d. Pasar regional
Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya. e. Pasar perumahan
Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.
Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya : a. Pasar siang hari
Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB b. Pasar malam hari
Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB. c. Pasar siang malam
Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d. Pasar malam
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari e. Pasar pagi
Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari f. Pasar mingguan
Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.
Pengertian pasar secara operasional a. Pasar perusahaan daerah
b. Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas
d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat
e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi
g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta
Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya : a. Pasar tradisional
Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.
b. Pasar khusus
- Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja.
- Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama. - Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata. - Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi
pasar yang merupakan bangunan umum
- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.
c. Pasar Grosir
Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar. a. Pasar Eceran
Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil. e. Pasar modern
Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencana sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal.
d. Pasar wisata Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu :
- Potensi wisata pada kawasan wisata
- Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut - Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata
II.1.2.2 Unsur-Unsur Pokok Perpasaran A. Konsumen
Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali.
Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain : a. Daya beli atau tingkat pendapatan
b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja c. Waktu yang tersedia
d. Tingkah laku adat dan kebiasaan
B. Lembaga Perdagangan dan Wadah Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Keuntungan yang relatif baik b. Harga dan biaya penjualan c. Cara pelayanan
d. Suplai barang yang diperdagangkan
C. Barang Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 :
a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll
b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.
c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll
d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll
Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :
A. Jenis materi perdagangan :
a. bahan kebutuhan rohani / pemuas diri b. bahan sandang / tekstil
c. kebutuhan rekreasi
B. Sifat / kesan perdagangan a. basah
b. kering c. tahan lama
C. Tingkat urgensi materi perdagangan
a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good) b. barang kebutuhan berkala (convinience good)
D. Cara pangangkutan a. barang bukan pecah b. barang pecah belah
E. Cara penyajian
a. cara penyajian sedang b. cara penyajian baik
II.1.2.4 Unsur-Unsur Penunjang Pasar
Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta :
a. Pemerintah
Skema II.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia (Sumber: Pemko Medan)
Melihat banyaknya pasar yang ada di kota Medan, maka pemerintah menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar hubungan antara produsen dengan konsumen dan antara penjual dengan pembeli. Sebelum PD Pasar terbentuk penanganan pasar-pasar di Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar KotamadyaTingkat II Medan.
Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992 yang di sahkan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan SK No. 188.342-09/1995 tanggal 15 Februari 1993 dibentuklah Perusahaan Daerah Pasar.
Adapun tujuan didirikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah : a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
c. Melanjutkan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan pasar tersebut menjadi bersih, rapi dan tertib sehingga menyenangkan bagi konsumen yang belanja. d. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam penyediaan dan peningkatan sarana pasar.
Untuk setiap pasar dikelola oleh seorang kepala pasar beserta para staf dibawahnya yang ditunjuk oleh Perusahaan Daerah Pasar, berikut merupakan bagan struktur organisasi yang diadopsi oleh manajemen pasar tradisional di semua wilayah :
Skema II.2 Struktur Organisasi Pasar
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau
b. Perusahaan daerah yang memberi otoritas untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran.
Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain : 1. Memelihara kebersihan
2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar
3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari. c. Bank
Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll
b. Swasta
Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.
Kepala Pasar
II.2 Lokasi
Adapun lokasi dari proyek ”Redevelopment Pasar Sukaramai” ini terletak di daerah Sukaramai itu sendiri, tepatnya pada Kecamatan Medan Area. Berikut merupakan tinjauan lokasi pasar Sukaramai terhadap kota Medan dan Kecamatan Area.
Gbr 2.1 Peta Kota Gbr 2.3 Peta Lokasi
II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan oleh pihak PD Pasar. Sehingga tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan sebagai proyek pasar yang baru.
II.2.1.1 Tinjauan terhadap struktur kota
Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan (WPP), yaitu :
WPP Cakupan Kecamatan
Pusat Pengembangan
Peruntukan Lahan Program Pembangunan
A
M. Belawan M. Marelan
M. Labuhan BELAWAN
Pelabuhan. Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim
Jalan Baru, Jaringan air minum, Septic Tank,
Jalan baru, Jaringan Air Minum, Pembuangan
Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan
Gambar 2.4 Pemukiman Sekitar Sukaramai
II.2.1.2 Pencapaian
Lokasi site berada di Jalan Akik yang tepat di belakang Pasar Sukaramai sebelumnya, sangat efesien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.
Gbr 2.5 Pencapaian Menuju Site II.2.1.3 Area pelayanan
Pasar Sukaramai
Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar Sukaramai adalah pasar kecamatan, tepatnya adalah pasar kecamatan Medan Area.
Jalan Asia Raya Jalan Kapt. Jumhana
Jalan Sutrisno Jalan Akik
SITE Jalan A.R Hakim
Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman Retail + Pemukiman
Retail + Pemukiman
Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan Pasar Sukaramai memiliki kriteria sebagai berikut :
Pasar Kecamatan Medan Area :
- Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan civic center. - Poupulasi pelayanan : 20.000 – 70.000 jiwa
- Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km - Perkiraan kepadatan : 80-100 ha - Status pasar kecamatan
Gambar 2.6 Kawasan Pelayanan Pasar
II.2.2 Analisis Lokasi
Site ini merupakan lokasi tunggal, karena letaknya yang sangat dekat dengan lokasi site sebelumnya dan hal ini sudah menjadi pertimbangan oleh pihak PD Pasar Medan karena pedagang tidak mau pindah ke lokasi lain. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar, antara lain :
Pasar Pagi Beruang
Pasar Pagi Perguruan
Pasar Ramai
Pasar Akik
1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap. 2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak
3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki.
Gambar 2.7 Perletakan Lokasi Sukaramai
II.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi II.2.3.1 Luas Lahan
Site terletak pada Kecamatan Medan Area. Termasuk dalam WPP C dengan fungsi sebagai Permukiman, Perdagangan dan Rekreasi.
Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain : - Kelebihan :
1. Pencapaian mudah karena kawasan ini di lalui oleh banyak angkutan umum. 2. Luas lahan mencukupi, sekitar 2.3 Ha
3. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai
- Kelemahan :
1. Memiliki arus lalu lintas yang cukup padat, sehingga cukup menyulitkan untuk memarkirkan kendaraan.
Merupakan kawasan pemukiman penduduk sehingga pasar sukaramai memiliki pelanggan tetap yang ada di sekitarnya
2. Tidak adanya fasilitas halte, tempat tunggu angkutan umum, sehingga pengunjung menunggu pada pinggir jalan yang kemudian menyebabkan kemacetan
II.2.3.2 Peraturan Site 1. Land Use (RDTRK)
Rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat – syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.
2. GSB = Garis Sempadan Bangunan
Mengatur jarak batas kapling, bias batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2 x lebar jalan) + 1.
GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site adalah seperti yang di utarakan dalam penjelasan diatas, yaitu :
-GSB sebelah Utara (Jl. Asia Raya) Rumah Toko = (1/2 x 6) + 1
= 4 m
-GSB sebelah Timur (Jl. A.R. Hakim) Rumah Toko = (1/2 x 18) + 1
= 10 m
-GSB sebelah Barat (Jl. Asia) = (1/2 x 4.5) + 1
= 3.25 m
-GSB sebelah Selatan (Jl. Akik) = (1/2 x 5) + 1
= 3.5 m
3. BC + Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan)
Sebagai kawasan pasar, maka koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80% - 90%.
Maka koefisien dasar bangunan adalah : 80% x 19.012 m² = 15.209,6 m²
4. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan)
Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah di tetapkan total luas lantai. Koefisien ini bias lebih dari 100 % untuk bangunan bertingkat.
Untuk daerah di sekitar pasar Sukaramai, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-4 lantai. Dengan KDB sekitar 80 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.
II.2.3.3 Ketinggian Bangunan
1. Bangunan pasar Sukaramai sebelumnya terdiri dari 3 Lantai.
2. Bangunan di sekitar kawasan Sukaramai Medan, kebanyakan bangunan ruko dengan ketinggian 2 – 3 Lantai. Berikut akan disajikan ketinggian masing – masing ruko di sekitar kawasan pasar Sukaramai.
Gambar 2.8 KLB Site
= Ketinggian 6 Lantai
= Ketinggian 4 Lantai
= Ketinggian 3 Lantai
= Ketinggian 2 Lantai
II.2.3.4 Eksisting
`
Gambar 2.9 KLB Eksisting Site
II.3 Tinjauan Fungsi
II.3.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pelaku pada proyek Redevelopment Pasar Sukaramai ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar.
Pelakunya antara lain :
-Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar.
-Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pusat perbelanjaan. -Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas
kepada para pedagang.
Kegiatannya antara lain :
-Berdagang yang merupakan fungsi utama dari bangunan ini. Merupakan kegiatan menajajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam bentuk kios, los dan retail.
-Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untukbarang yang di inginkan.
Secara lebih lengkap akan di bahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku Pasar Sukaramai.
II.3.1.1 Deskripsi Kegiatan Pasar Sukaramai
Dikarenakan lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai pukul 04.30 pagi s/d 18.00 WIB.
-Pada pukul 04.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar Sukaramai. -Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga pasar mulai ramai. -Pukul 06.30 – 18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang terlaksana. -Pukul 18.00 WIB pasar ditutup
II.3.1.2 Deskripsi Pengguna Pasar Sukaramai
Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi pengguna/struktur organisasi pengelola, pengunjung yang ada di kawasan pasar Sukaramai, antara lain :
4. Kerang 3
JUMLAH 117
Aksesoris 2
Pasar Tradisional Jl. Akik
Bawang 8
Tabel 2.2 Rincian dan Jumlah Pedagang Pasar
II.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku. Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu Time Saver, Architect Data, atau buku standar lainnya.
II.3.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Dalam perancangan pasar, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :
Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang
c. Ketinggian ruang
d. Tata letak stan, kios dan los
2. Kenyamanan
Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.
a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan
3. Sirkulasi
Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.
II.4 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis
Konsep pasar modern mulai bermunculan dewasa ini. Pasar modern muncul sebagai suatu kebutuhan yang mendesak. Terutama karena pasar tradisional terlihat lecek, becek dan kotor. Berbelanja di pasar tradisional sangat dirasa tidak nyaman. Sebagian anggota masyarakat beralih ke supermarket atau hipermarket. Selain nyaman, berbelanja kebutuhan pokok dapat dilakukan sambil jalan-jalan bersama keluarga. Jika tidak diantisipasi dengan segera maka pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggan.
II.4.1 Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.
II.4.2 Pasar Tradisional BSD (Bumi Serpong Damai)
Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini.
BAB 3
BAB III
ELABORASI TEMA
III.1. PENGERTIAN TEMA
Adapun pengertian tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Pasar Sukaramai adalah
Green Architecture.
Istilah Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti Hijau. Kata Architecture berasal dari bahasa Yunani
1). Arche : yang asli, yang utama, yang awal
2) Tektoon : sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3). Archetektoon : pembangunan utama, tukang ahli bangunan yang utama.
Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan, yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya.
Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah – langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.
Beberapa pemahaman akan green architecture dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut :
a. Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi
Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energi 2. Bekerja dengan iklim
Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami.
3. Meminimalisasi penggunaan sumber daya alam baru
Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumber daya alam baru dan menggunakan material ramah lingkungan.
4. Menghargai pengguna
Green Architecture menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut.
5. Menghargai Site
Meminimalisasi perusakan site 6. Holistik
b. Green Architecture oleh standar Leadership in Energy and Enviromental Design (LEED) : 1. Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat menggunakan
material – material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunaan roof garden dan penanaman vegetasi di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung.
2. Penggunaan pendaur ulang air kotor (air yang telah digunakan) dan penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan. Penggunaan dan penyediaan air perlu dimonitari.
3. Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam – macam, contohnya, pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternatatif energi seperti energi solar dan energi dingin
4. Penggunaan material yang di daur ulang yang tidak memerlukan energi yang banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu dapat juga meggunakan material lokal yang rendah polusi.
5. Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan
personal space, ventilasi, pengkontrolan suhu, dan menggunakan material yang tidak mengandung gas beracun.
c. Menurut buku Green Architecture, terbitan Taschen, tahun 2008, standar dari bangunan
eco – friendly adalah :
1. Bangunan yang lebih kecil 2. Penggunaan material daur ulang 3. Penggunaan material hemat energi
4. Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar (untuk masa pembangunan dan
furnishing) dan menghindari kayu import. 5. Menggunakan sistem penggunaan air alternatif. 6. Perawatan bangunan yang murah
7. Pendaur ulangan bangunan
8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon 9. Pemeliharaan lingkungan sekitar 10.Efisiensi energi
11.Orientasi matahari
III.2. INTERPRETASI TEMA
Dari beberapa prinsip – prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang telah di uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok – pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah :
Sumber energi alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energy listrik
Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang – buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan.
Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangunan. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat.
Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site.
Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur – fitur sebagai berikut :
Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan.
Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak mengandung zat – zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.
Pemakaian green roof ini tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset.
Memanfaatkan panas matahari lalu mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk pemakaian listrik bangunan.
Gambar 3.2 Konsep Pencahayaan Pada Bangunan Green
III.3. STUDI BANDING TEMA SEJENIS
III.3.1 School of Art Design and Media, Nanyang Technology University
Sekolah ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan
finishing dasar dari kaca dan beton kasar dan beratap rumput (roof garden), bangunan ini dibuat sebagai landmark arsitektur pada universitas tersebut.
Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada masterplan dari kampus universitas seluas 200 Ha. Daripada mengesankan bangunan di atas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan aspek hijau pada site untuk membuat bangunan menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum. Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan peraturan yang jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Disini, para pendesain membuat tipe yang berbeda tentang space – dari tempat duduk auditorium yang formal ke studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken plaza yang dibentuk seperti tangan yang berpelukan pada bangunan tersebut dan atap roof garden. Semua hal di atas menyediakan space yang beragam bagi para mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik karya – karya kreatif mereka.
Site Plan
Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan green roof pada seluruh atap yang menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok – blok ini mengelilingi untuk membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan lansekap yang indah.
Gambar 3.3 Site Plan Nanyang University
Floor Plan
Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen sirkulasi seperti lift, tangga terbuka dan jembatan penghubung, dari area lobbi tersebut, mahasiswa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan.
Auditorium terdiri dari dua lantai, terdapat sebuah perpustakaan luas, lengkap dengan ruang fotokopi, area santai (Lounge) dan area belajar.
Entrance utama tapak ini terletak pada tapak drop-off yang mana dibuat oleh bentangan dari dua blok yang terjalin.
Fitur Green Architecture
Energi Matahari dan Pencahayaan Alami
Elemen dan Bangunan Sustainable
Performa yang tinggi dari fasad kaca menghalangi panas matahari yang masuk tetapi membiarkan cahaya masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi energi yang di habiskan pada pemakaian AC (pendingin ruangan). Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia Matrella memberikan insulasi yang sangat bagus pada space dibawahnya. Tempat penyiraman air di bawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai yang konstan dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi pada atap.
Penanda Lokal
Desain bangunan terinspirasi dari lahan yang berbukit-bukit dari topografi yang berkontur dan lingkungan hutan sekitar kampus. Dengan bentuk massa bangunan ini, bersama-sama dengan roof gardennya, membantu untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya.
Menghubungkan Komunitas
Kampus ini terletak pada jantung kota. Di samping menjadi sebuah bangunan ramah lingkungan,
roof garden dan plaza dapat menjadi area berkumpul bagi mahasiswa lainnya dalam kampus.
III.3.2 Trafacon Office Building
Data Proyek
Nama Proyek : Trafacon Office Building
Lokasi : Jakarta, Indonesia Luas Site : 1.883 m²
Luas Lantai : 1.451 m² Firma Arsitektur : 12akitek
Sebuah bangunan sehrusnya tidak hanya merespon tentang keindahannya atau fungsinya, tetapi juga kelokalitasannya seperti kebudayaan, sosial dan iklimnya. Dalam konteks Jakarta, dimana kota tersebut sering terjadi bencana banjir, arsitek butuh untuk mengambil alih masalah selama proses desain dapat dipertanggung jawabkan antara struktur dan lingkungan.
Konsep utamanya adalah untuk menciptakan pencampuran suasana antara bangunan dan lingkungannya. Teknik pelipatan kertas digunakan untuk membentuk ruangan, menghasilkan bentuk yang dinamis dan tidak konvensional. Bagian luar bangunan ditutupi dengan green roof, hal ini juga merupakan strategi untuk mengganti area hijau yang terpakau oleh pembangunan bangunan ini. Prinsip dasar dari overhang, cahaya dan aliran udara diadaptasi dari fitur suistainable tradisional seperti sistem manajemen air sebaik teknik ventilasi silang terintegrasi ke arsitektur kontemporer untuk mendapatkan performa lingkungan yang baik.
Fitur Green Architecture
Energi
Air
Metode konvensional dan hi tech digunakan untuk menyimpan air. Green roof yang luas digunakan untuk menyimpan dan menyaring air hujan, yang mana di salurkan ke ground water tank untuk keperluan flushing kloset dan pengairan tumbuhan. Sistem filtrasi di modifikasi seperti yang digunakan oleh rumah tradisional Indonesia. Terlepas dari ruang penyimpanan yang kecil dan saringan dari kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter yang biasa. Dipasangkan dengan penggunaan teknologi peralatan air lokal, yang mana mengurangi kontaminasi dari besi, magnesium, organic, dan zat ammonium, gabungan zat yang tidak diketahui, bau dan keruh, pengumpulan air hujan juga dapat di ubah menjadi air yang dapat di minum.
Material
Material rendah energi seperti beton, kaca dan bingkai aluminium anodized digunakan dalam bangunan ini, material dengan zat kimia seperti emulsi cat dihindarkan, meminimalisir dampak negatif pada lingkungan.
Kenyaman dan Kesehatan Manusia
Dinding kaca transparan diorientasikan sepanjang utara-selatan untuk menghindari sinar matahari langsung. Hal ini meminimalisir radiasi matahari dan perolehan panas, menurunkan temperature dalam ruangan. Kantilever atap yang besar digunakan untuk keperluan shading, dan green roof
yang bertingkat digunakan sebagai lapisan pendingin. Halaman gedung memiliki fountain dan pohon yang mana membantu menjaga dalam temperature sekitar dan kelembaban. Semua faktor tersebut berkontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Dengan mendesain fitur tapak yang besar yang juga dapat digunakan sebagai area social, sebuah area interkasi outdoor
BAB IV ANALISA
IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Site
Berikut data-data serta keterangan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan site :
Gambar 4.1 Site
Judul Proyek : Redevelopmen Pasar Sukaramai Lokasi : Jalan A.R Hakim
Ukuran : 2.3 Ha
Batas – batas :
-Utara : Jl. Asia Raya, Pemukiman Penduduk dan Pertokoan -Timur : Jl. A.R. Hakim, Pemukiman Penduduk dan Pertokoan -Selatan : Jl. Akik, Pertokoan
-Barat : Jl. Asia, Pemukiman Penduduk dan Pertokoan
Berdasarkan data – data site di atas, maka dapat dikatakan bahwa site terletak di sekitar kawasan pemukiman penduduk dan pertokoan, sehingga letak site ini sangat mendukung terhadap persentase penjualan pasar, karena meiliki konsumen yang tetap.
Jl. A.R. Hakim
Jl. Sutrisno Jl. Akik Jl. Asia Raya
Peraturan – Peraturan Site :
1. GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Mengatur jarak batas kapling, bias batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2 x lebar jalan) + 1.
Gambar 4.2 GSB Site
Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan. Dikarenakan KDB yang besar didaerah ini (sekitar 80 & – 90 % ) menyebabkan lebar GSB juga menjadi lebih kecil, karena lahan dipakai menjadi bangunan.
2. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan)
Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah di tetapkan total luas lantai. Koefisien ini bias lebih dari 100 % untuk bangunan bertingkat.
Untuk daerah di sekitar pasar Sukaramai, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 80 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200%-300%.
Site
(½ x 17.4 m) + 1 = 9.7 m (½ x 18.5 m) + 1 = 10.25 m
Gambar 4.3 KLB Sekitar Site
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa ketinggian rata – rata bangunan di sekitar site adalah 2-3 lantai. Sehingga berdasarkan data tersebut hal yang dapat disimpulkan adalah bangunan yang akan di desain nantinya tidak boleh memiliki ketinggian yang terlalu jauh dari rata – rata bangunan, sehingga memiliki keharmonisan dengan lingkungan sekitar.
3. BC + Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan)
Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bias berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisien dasar bangunan yang ada di sekitar site adalah sekitar 80% - 90 %.
Maka koefisien dasar bangunan adalah : 80% x 19.012 m² = 15.209,6 m²
1. Kondisi Eksisting
Sampah – sampah pasar yang berserakan sampai ke badan jalan. Sehingga
mengganggu kelancaran lalu lintas.
Tempat penampungan sampah semetara yang tidak dapat menampung seluruh sampah pasar
Pedagang pasar yang menempati setengah badan jalan di A.R Hakim
Gambar 4.4 Kondisi Eksisting Site
IV.1.2 Analisa Pencapaian
Untuk analisa pencapaian, maka akan dibagimenjadi 2 bagian besar, antara lain : a. Kendaraan
Parkir kendaraan roda 2 di badan jalan. Parkir Becak di badan jalan
1. Kendaraan Pribadi (Kendaraan Roda 2 dan Roda 4)
Lokasi site yang berada di Jalan Akik, sangat efisien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.
Site sangat dekat dengan 4 jalur : 1. Jalan A.R. Hakim
2. Jalan Sutrisno 3. Jalan Asia Raya 4. Jalan Kapt. Jumhana
Gambar 4.5 Pencapaian Menuju Site
2. Angkutan Umum
-Angkot Kuning 53 - Angkot merah 41 -Angkot Kuning 51 - Angkot biru 26 -Angkot Kuning 16
C. Jalan Kapt. Jumhana -Angkot Merah 41 - Angkot Kuning 51 - Angkot Hijau Putih 138
Potensi : - Kawasan ini dilalui oleh berbagai macam kendaraan umum, sehingga dapat dikatakan bahwa site ini cukup mudah dicapai.
Masalah : - Banyaknya jumlah kendaraan umum, selalu menyebabkan kemacetan di sekitar Site, sehingga mengganggu kenyamanan pengendara lainnya
-Lahan parkir yang terbatas menyebabkan pengunjung memarkirkan kendaraan di pinggir jalan, sehingga turut menambah kemacetan.
Tanggapan : - Untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh angkutan umum, maka akan di buat halte untuk pengunjung.
-Untuk kendaraan pengunjung, akan disediakan parkir kendaraan pribadi serta parkir becak mesin dan becak dayung.
D. Pejalan Kaki
Gambar 4.6. Pencapaian Pejalan Kaki
Potensi
-Kawasan ini dilewati oleh banyak jalur angkutan umum. Sehingga kawasan ini dapat di jangkau dari jarak yang cukup jauh.
Permasalahan
-Pemberhentian angkutan umum yang tidak teratur sehingga menyebabkan kemacetan.
Masalah
-Konflik antara pejalan kaki, kendaraan pribadi dan angkutan umum, karena tidak ada pedestrian, halte, dan lahan parkir. Sehingga sangat rawan kecelakaan dan kemacetan.
Tanggapan
-Pemisahan jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan, sehingga konflik antara keduanya dapat terpecahkan.
-Pemisahan tempat angkutan umum dengan kendaraan lain, sehingga dapat mengatasi kemacetan.
B. Pejalan Kaki
Gambar 4.8 Sirkulasi Pejalan kaki Permasalahan
Sirkulasi pejalan kaki di pasar Sukaramai sangat tidak teratur, karena banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan, bahkan tidak sedikit menempati badan jalan, sehingga para pejalan kaki juga menggunakan badan jalan.
Banyaknya para pedagang yang tersebar di sepanjang jalan Sutrisno, jalan A.R Hakim dan jalan Akik menyebabkan sulitnya dilakukan pengawasan terhadap pasar.
Para pengunjung naik dan turun kendaraan umum di tempat yang tidak sewajarnya (contoh: di persimpangan jalan) sehingga menyebabkan kendaraan lain terganggu dan mengakibatkan kemacetan.
Tanggapan
Memperjelas orientasi sirkulasi pada pasar yang akan di desain.
Menyediakan halte untuk tempat turun dan naik nya penumpang angkutan umum.
IV.1.4 Analisa Orientasi
Untuk analisa view bangunan, maka akan dibagi menjadi 3 (dua) bagian, antara lain :
A. Orientasi dari Luar ke Dalam
Site di apit oleh 3 jalan, yaitu Jalan A.R Hakim (Jalan Primer), Jalan Asia Raya (Jalan Sekunder), dan Jalan Akik (Jalan Sekunder).
Gambar 4.9 Bagian Site
B. View dari Dalam ke Luar
Di sekitar site tidak ada bagian tertentu dari kawasan yang cukup menarik, sehingga bangunan tidak perlu di orientasikan ke suatu arah tertentu.
Selain dari alasan tidak ada view yang baik di sekitar bangunan, untuk kasus pusat perbelanjaan terkadang bangunan sengaja meminimalkan bukaan dengan tujuan agar pengunjung tidak mengingat waktu dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja.
Potensi
-Site dilewati oleh jalan yang sangat padat serta dikelilingi pemukiman penduduk, sehingga dapat terlihat oleh orang – orang yang lewat.
Masalah
-Jalan Akik di tutup oleh pedagang – pedagang sehingga jalan ini tidak dapat di lewati oleh kendaraan.
-Jalan A.R. Hakim merupakan jalan utama, tetapi ada beberapa bangunan ruko dan rumah tinggal yang semi permanen menjadi penghambat view dari jalan A.R. Hakim. Sehingga menutupi sebagian besar site yang seharusnya dapat terlihat dari jalan utama.
Tanggapan
-Pada bagian site yang terlihat dari jalan akan di buat fasade yang menarik mungkin, sehingga menarik masyarakat untuk datang.
-Merelokasikan ruko – ruko dan rumah semi permanen di jalan A.R. Hakim yang menutupi site.
-Perbaikan kualitas kawasan sekitar sehingga nantinya bangunan yang akan di desain memiliki ke harmonisan dengan kawasan sekitarnya.
IV.1.5 Analisa Matahari
Untuk permasalahan matahari yang akan dibahas dalam analisa matahari, akan dijelaskan dari peta pergerakan matahari pada kawasan yang akan dirancang nantinya sebagai berikut :
Gambar 4.10 Arah Matahari
Berdasarkan gambar pergerakan matahari pada site di atas, maka dapat di ketahui :
- Bagian yang berwarna kuning muda merupakan bagian yang paling banyak terkena sinar matahari. Karena posisi matahari kebanyakan selalu berada di atas site.
- Bagian yang berwarna kuning tua menunjukkan bahwa intensitas matahari semakin berkurang.
Potensi
- Site dikelilingi oleh bangunan yang memiliki ketinggian rata – rata 2-3 lantai sehingga secara tidak langsung menjadi peneduh bagi pejalan kaki dari arah tersebut.
Masalah
- Pada siang hari suhu udara cukup tinggi dan tidak ada vegetasi di sekitar site. Tanggapan
- Untuk pencahayaan site di usahakan kontribusi dari pencahayaan alami. Khusus untuk pasar pencahayaan akan di usahakan dengan penggunaan skylight sehingga dapat dilakukan dengan pembuatan listrik.
- Untuk beberapa kawasan pada site akan ditempatkan vegetasi yang berfungsi sebagai buffer
panas sehingga pejalan kaki yang melewati daerah tersebut dapat merasa nyaman.
IV.1.6 Analisa Vegetasi
Gambar 4.11 Analisa Vegetasi
IV.1.7 Analisa Sarana dan Prasarana 1. Pola drainase site
- Drainase utama pada site terdapat di sepanjang jalan A.R Hakim dengan lebar jalan sekitar 18.5 meter.
- Drainase sekunder pada site terdapat di sepanjang jalan Akik.
Gambar 4.12 Analisa Sarana dan Prasarana
Pada jalan Asia Raya terdapat vegetasi yang di tanam sendiri oleh pihak pertokoan Asia Mega Mas.
Pada pinggir site terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh, tapi kondisi vegetasi tidak terawat.
Pada jalan Antara terdapat vegetasi yang hanya terdapat di median jalan dengan jarak ±4 m, tapi fungsinya untuk peneduh kurang terasa.
Saluran drainase utama
Permasalahan
- Pada bagian site di kawasan Jalan Asia Raya tidak terdapat saluran drainase.
Tanggapan
- Pada bagian site di kawasan jalan Asia Raya akan di buat saluran drainase, sehingga aliran drainase tidak menumpuk hanya pada jalan Akik dan Jalan A.R Hakim.
2. Jaringan Listrik dan Telepon
- Jaringan listrik dan telepon sudah tersedia. Perletakan kedua sistem ini mengikuti sistem yang sudah ada yaitu penggunaan tiang listrik dan telepon (ada di atas tanah).
Permasalahan
- Perletakan kabel listrik yang tidak tertata rapi, sehingga mengganggu terhadap view menuju kawasan.
Tanggapan
- Penataan kembali sistem listrik dan telepon, di usahakan agar perletakannnya berada di bawah tanah, sehingga tidak mengganggu view dan dapat lebih efektif penggunaannya.
IV.1.8 Analisa Tata Guna Lahan
Untuk analisa tata guna lahan, maka kawasan sekitar yang akan disurvei hanya sebatas bangunan yang terdapat di sekeliling site, di karenakan bangunan sekitar inilah yang paling memilki pengaruh terhadap site nantinya.
Pada peta tata guna lahan di atas, di buat dengan radius kawasan sekitar 500 meter. Sehingga tidak begitu detail. Namun berikut akan di sampaikan tata guna lahan yang lebih detail dari kawasan sekitar site :
Potensi
Gambar 4.13 Potensi Site
Permasalahan
- Karena banyaknya toko dan jenis usaha yang beraneka ragam, maka permasalahan parkir pengunjung menjadi masalah yang cukup rumit.
Tanggapan
-Ruko yang terdapat di luar site akan dicoba untuk di kombinasikan dengan bangunan yang terdapat di dalam site, sehingga menjadi keharmonisan.
-Usaha untuk menyatukan keduanya di harapkan dapat mengatasi parkir, sehingga parkir yang berada di dalam site dapat di manfaatkan untuk parkir pengunjung toko yang berada diluar site. IV.2 Analisa Fungsional
= Bangunan Komersil
= Bangunan Kantor
= Bangunan Prndidikan
= Tempat Ibadah
IV.2.1 Analisa Kegiatan dan Kriteria Ruang
IV.2.1.1 Pengelompokan Kegiatan dan Kriteria Ruang No
.
Elemen Ruang Pemakai Kegiatan
1. Utama - Kios - Loosd
- Pedagang Menawarkan Menjual
- R. Pimpinan - Pimpinan - Membuat Pembukuan - R. Kerja Pegawai - Pengelola - Mengawasi kegiatan di
- Pengelola
- ATM - Pembeli
- Pengelola
- Transaksi Perbankan
- R. Penglolaan Sampah - Pekerja Daur Ulang
- Daur Ulang Sampah
4. Servis - Gudang - Pedagang - Menyimpan Dagangan - Dok Bongkar Muat - Pedagang - Menurunkan Dagangan - R. Genset - Pengelola - Mengawasi Mesin - R. Kontrol Panel - Pengelola - Mengawasi Mesin - T. Pembuangan Tabel 4.1 Kegiatan dan Kriteria Ruang
IV.2.1.2 Aliran Kegiatan
Berikut akan di sampaikan deskripsi perilaku dari masing-masing pengguna Pasar Sukaramai. a. Pedagang
-Pedagang Kios
-Pedagang Los Menetap
-Pedagang Kaki Lima
c. Pengunjung
-Pengunjung dari Kota Medan
-Pengunjung dari Luar Kota Medan
Skema 4.1 Kegiatan Pengunjung Gelar Dagangan
Membuka Kios Menata Barang Berjualan Pulang
Datang Bongkar Barang Datang
Jualan DaganganGulung n
Gulung Dagangan
n
Datang Bongkar Barang Gelar Dagangan Jualan
Belanja Jajakan
Pulang
Datang Jalan - Jalan Belanja Tawar Menawar Menunggu Angkutan
Pulang
Datang Jalan - Jalan Belanja Tawar Menawar Pulang
IV. 2.1.3 Analisa Jumlah Pengunjung, Jumlah Pedagang dan Daya Tampung
Untuk mengetahui jumlah pengunjung keseluruhan pada kawasan ini, maka terlebih dahulu harus diketahui jumlah penduduk dan jumlah pasar dalam kecamatan Medan Area.
Jumlah penduduk kecamatan Medan Area : 144.837 Jiwa
Jumlah keluarga di kecamatan Medan Area : 30.664 Kepala Keluarga Jumlah Pasar di kecamatan Medan Area : 6 Pasar
Jumlah Pengunjung Pasar Asumsi
- Dianggap dalam satu keluarga, ada satu anggota keluarga yang berbelanja - Dianggap tiap keluarga berbelanja 1 kali untuk kebutuhan 2 hari.
- Setiap pasar memiliki jumlah pengunjung yang sama.
Maka : - Jumlah yang berbelanja per pasar : 30.664 : 6 Pasar = 5.110 Jiwa -Jumlah pengunjung per hari : 5.110 : 2 = 2.555 Jiwa Pertumbuhan Penduduk Medan Area
Tahun 2007 : 107.300 Jiwa Jumlah pengunjung tahun 2010 = 0.9 % x 2.555 = 22
= 2.555 + 22 = 2.577 Jiwa
Jumlah pengunjung 2013 = 0.9 % x 2.623 = 23 = 2.623 + 23 = 2.646 Jiwa Jumlah pengunjung tahun 2011
= 0.9 % x 2.577 = 23 = 2.577 + 23 = 2600 Jiwa