FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM BERBELANJA
DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
( Studi kasus : Konsumen Pasar Tradisional Sei Sikambing dan Brastagi
Swalayan, Kota Medan)
SKRIPSI
OLEH :
SUSFRI ANITA PURBA 050304014
SEP-AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM BERBELANJA
DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
( Studi kasus : Konsumen Pasar Tradisional Sei Sikambing dan Brastagi
Swalayan, Kota Medan)
SKRIPSI
Skripsi Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
OLEH :
SUSFRI ANITA PURBA 050304014
SEP-AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM
BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
NAMA : SUSFRI ANITA PURBA
NIM : 050304014
DEPARTEMEN : SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
Dr. Ir. Tavi Supriana,MS Dr.Ir. Rahmanta Ginting, MSi
NIP. 196411021989032001 NIP. 196309281998031001
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RINGKASAN
Susfri Anita Purba (050304014) dengan judul skrispsi ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsuemn dalam Berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern”. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2009 dan dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta
Ginting, MSi sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi pasar tradisional dan pasar
modern yang ada di kota medan, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar
modern, Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen (umur, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jumlha tanggungan) dengan tingkat keputusan konsumen
dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern, Untuk mengetahui hubungan
antara tingkat daya tarik pasar (harga, produk, lokasi, pelayanan) dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja, untuk mengetahui hubungan faktor psikologis
(kenyamanan dan gengsi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) menurut
kategori pasar tradisional dan pasar modern. Metode penentuan sample untuk sample
konsumen adalah metode acak berstrata dan proporsional (stratified proporsionate
random sampling), dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang untuk pasar tradisionald an
30 orang untuk pasar modern.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :
2. Faktor yang memberi pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional adalah kelengkapan produk, lokasi, desain pasar,
dan pengalaman berbelanja sebelumnya, sedangkan Faktor yang memberi
pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern
adalah kelengkapan produk, faktor harga, promosi, ketersediaan fasilitas yang
lengkap, desain pasar, pengaruh orang lain atau keluarga, pengalaman berbelanja
sebelumnya, faktor kenyamanan serta faktor gengsi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan jumlah tanggungan terhadap
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional. Tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan
terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional, dan tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jumlah tanggungan, tingkat
penghasilan dan tingkat pendidikan terhadap keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar modern.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik pasar dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.
5. Tidak terdapat hubungan antara kenyamanan dan gengsi dalam berbelanja
terhadap tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional.
Terdapat hubungan antara gengsi dan kenyamanan dengan tingkat keputusan
RIWAYAT HIDUP
Susfri Anita Purba, lahir tanggal 07 Maret 1987 di Bulu Pange, Merek Raya
sebagai anak keempat dari empat bersaudara dari bapak S. Purba dan ibu
N. Saragih.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1993 masuk sekolah dasar di SD negeri 091322 M. Raya tamat tahun
1999.
2. Tahun 1999 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN III M. Raya
tamat tahun 2002.
3. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Umum di SMUN 1 P. Raya tamat tahun
2005
4. Tahun 2005 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
5. Bulan Juni 2009 melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di desa Laksa,
kecamatan Pegagan Hilir , Kabupaten Dairi.
6. Bulan Juli 2009 melaksanakan penelitian skripsi di pasar tradisional Sei
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
kasih dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern” dengan studi kasus pasar tradisional sei sikambing dan pasar modern brastagi swalayan,
kota medan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis dengan hati ikhlas menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarnya kepada:
1. Bapak Ir. Luhut sihombing, Mp sebagai ketua departemen sosial ekonomi
pertanian.
2. Ibu Dr. Ir. Salmiah , MS sebagai sekretaris departemen sosial ekonomi pertanian.
3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua komisi pembimbing.
4. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai anggota komisi pembimbing.
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai departemen sosial ekonomi pertanian.
6. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini dan telah membantu penulis
mengambil data.
7. Seluruh konsumen sampel yang telah membantu penulis dalam melengkapi
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada orangtua,
bapak S. Purba dan ibu N. Saragih serta kakak sarlina risdewaty purba, abang sardo
wilmanson purba, serta abang samdi wilson purba. Terima kasih atas doa, bantuan,
semangat dan kasih sayang yang mendalam sehingga penulisan ini dapat berhasil sesuai
yang diharapkan.
Ungkapan terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepada seluruh
teman-teman SEP FP USU stambuk 2005, semua stambuk SEP FP USU dan teman-teman-teman-teman satu
pertanian yang telah sangat membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dan
bersama-sama merasakan senang dan sedih kuliah di FP USU.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan,
DAFTAR ISI
Identifikasi Masalah... 4
Tujuan Penelitian ... 5
Kegunaan Penelitian... ... 5
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka... 6
Landasan Teori... 9
Kerangka Pemikiran... 14
Hipotesis Penelitian... ... 16
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian... ... 17
Metode Penentuan Sample... 18
Metode Pengumpulan Data... 19
Metode Analisis Data... 19
Defenisi Dan Batasan Operasional... ... 23
Defenisi Batasan Operasional DEKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian... 26
Luas Dan Letak Geografis Daerah Penelitian... 26
Keadaan Penduduk... 26
Sarana Dan Prasarana... ... 29
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi di Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan... 35
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 36
Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 41
Hubungan Umur Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 41
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 43
Hubungan Tingkat Penghasilan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 46
Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 49
Hubungan Tingkat Daya tarik Pasar dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 51
Hubungan Faktor Psikologis Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 53
Hubungan Kenyamanan Berbelanja dengan Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 53
Saran Kepada Konsumen... 59
Saran Kepada Pedagang... 59
Saran Kepada Pemerintah ... 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan tahun 2008... 17
Populasi dan Sampel Konsumen di Kota Medan... 18
Parameter Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 21
Tingkat Daya tarik Pasar... 22
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 27
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 28
Penduduk Menurut Pekerjaan ... 29
Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 200847 ... 30
Karakteristik Sosial Ekonomi ... 33
Jumlah Konsumen yang Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 37
Jumlah dan Persentase Konsumen Menurut Kategori Tingkat Keputusan... 40
Hubungan Umur Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 41
Hubungan Umur Konsumen dengan Tingkat KeputusanKonsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern... 42
Hubungan Tingkat Pendidikan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 44
Hubungan Tingkat Pendidikan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern... 45
Hubungan Tingkat Penghasilan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 47
Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 49
Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern... 50
Hubungan Tingkat Daya tarik Pasar dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 51
hubungan tingkat daya tarik pasar dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar Modern... 52
Hubungan Kenyamanan Berbelanja dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 54
Hubungan Kenyamanan Berbelanja dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern ... 54
Hubungan Gengsi Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Pasar Tradisional
2. Data Pasar Modern
3. Karakteristik Konsumen di pasar Tradisional
4. Karakteristik Konsumen di pasar Modern
5. Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di pasar Tradisional
6. Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di pasar Modern
7. Jumlah Konsumen yang Berbelanja di pasar Tradisional
8. Jumlah Konsumen yang Berbelanja di pasar Modern
9. Korelasi rank spearman antara karakteristik konsumen dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional
10.Korelasi rank spearman antara karakteristik konsumen dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar Modern
11.Korelasi rank spearman antara Daya tarik Pasar dengan Tingkat
Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional
12.Korelasi rank spearman antara Daya tarik Pasar dengan Tingkat
Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern
13.Daya Tarik Pasar Tradisional
14.Daya Tarik Pasar Modern
15.Faktor Psikologis Konsumen Pasar Tradisional
DAFTAR GAMBAR
RINGKASAN
Susfri Anita Purba (050304014) dengan judul skrispsi ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsuemn dalam Berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern”. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2009 dan dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta
Ginting, MSi sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi pasar tradisional dan pasar
modern yang ada di kota medan, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar
modern, Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen (umur, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jumlha tanggungan) dengan tingkat keputusan konsumen
dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern, Untuk mengetahui hubungan
antara tingkat daya tarik pasar (harga, produk, lokasi, pelayanan) dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja, untuk mengetahui hubungan faktor psikologis
(kenyamanan dan gengsi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) menurut
kategori pasar tradisional dan pasar modern. Metode penentuan sample untuk sample
konsumen adalah metode acak berstrata dan proporsional (stratified proporsionate
random sampling), dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang untuk pasar tradisionald an
30 orang untuk pasar modern.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :
2. Faktor yang memberi pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional adalah kelengkapan produk, lokasi, desain pasar,
dan pengalaman berbelanja sebelumnya, sedangkan Faktor yang memberi
pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern
adalah kelengkapan produk, faktor harga, promosi, ketersediaan fasilitas yang
lengkap, desain pasar, pengaruh orang lain atau keluarga, pengalaman berbelanja
sebelumnya, faktor kenyamanan serta faktor gengsi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan jumlah tanggungan terhadap
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional. Tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan
terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional, dan tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jumlah tanggungan, tingkat
penghasilan dan tingkat pendidikan terhadap keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar modern.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik pasar dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.
5. Tidak terdapat hubungan antara kenyamanan dan gengsi dalam berbelanja
terhadap tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional.
Terdapat hubungan antara gengsi dan kenyamanan dengan tingkat keputusan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bisnis eceran merupakan bagian dari saluran distribusi yang memegang
peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau
perantara antara konsumen dam produsen. Bisnis atau usaha eceran di Indonesia
telah mengalami kemajuan pesat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya toko, kantor, pabrik, jenis usaha lainnya. Kebanyakan dari
usaha ini diambil alih oleh swasta. Pemerintah juga memiliki usaha-usaha di
bidang perkantoran, pertokoan dan lainnya. Kemajuan bisnis eceran yang ada di
indonesia diakibatkan karena adanya perkembangan usaha manufaktur serta
peluang pasar yang cukup terbuka yang disebabkan oleh adanya dampak dari
lajunya kondisi ekonomi masyarakat. Perkembangan ini mengakibatkan
perubahan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama yang ada di
kota-kota besar, dimana salah satu perubahan itu adalah tempat belanja masyarakat
(Pangestu, 2007).
Dahulu pasar tradisional merupakan tempat utama yang dituju oleh
konsumen untuk berbelanja. Tetapi karena adanya perkembangan dari waktu ke
waktu banyak bermunculan pasar-pasar modern atau swalayan atau dikenal
dengan nama supermarket (Pangestu, 2007).
Meskipun demikian, pasar tradisional tetap memiliki keunggulan bersaing
alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang
rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan
pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.
Selain memiliki keunggulan alamiah, pasar tradisional memiliki berbagai
kelemahan yang telah menjadi karakteristik dasar yang sangat sulit diubah. Faktor
desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas
barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi
pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam
menghadapi persaingan dengan pasar modern.
Ketika konsumen menuntut ”nilai lebih ” atas setiap uang yang
dibelanjakannya, maka kondisi pasar tradisional yang kumuh, kotor, bau dengan
atmosfir seadanya dalam jam operasional yang relatif terbatas tidak mampu
mengakomodasi hal ini. Kondisi ini menjadi salah satu alasan konsumen untuk
beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Artinya, dengan nilai uang yang
relatif sama, pasar modern memberikan kenyamanan, keamanan dan keleluasaan
berbelanja yang tidak dapat diberikan pasar tradisional.
Pasar modern memiliki keunggulan ditengah masyarakat yaitu dari segi
pelayanan yang menarik, harga terjangkau dan serba instan. Pasar ini memiliki
penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan
bahan pokok secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir( Nielson, 2004).
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak
berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di situasi pasar modern
dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar
tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan
pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama, yaitu pasar ritel. Hampir semua
produk yang dijual di pasar tradisional seharusnya dapat ditemui di pasar modern.
Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daipada
harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena
keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan
bantuan teknologi informasi (Irawan, 2008).
Keberadaan pasar modern terus menggeser peran pasar tradisional.
Sebagian masyarakat, khususnya di perkotaan, kini dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya lebih memilih pasar modern.Bagi penganut liberalism yang menjadi
mayoritas dalam praktik ekonomi kita saat ini, hancurnya pasar tradisional karena
kalah bersaing dengan pasar modern. Fenomena berubahnya pilihan konsumen
dari pasar tradisional yang bau, kumuh, kotor, becek dengan harga yang tidak
pasti kepada pasar modern yang bersih, nyaman dengan harga yang pasti. Walau
bagaimanapun pasar tradisional merupakan simbolisasi dari kemandirian ekonomi
rakyat. Pengalaman krisis ekonomi membuktikan sektor informal yang berpusat di
pasar tradisional berhasil menjadi pengaman perekonomian saat lemahnya
fundamental ekonomi kita (Irawan, 2008).
Perilaku konsumen merupakan tindakan suatu individu dalam membuat
keputusan dalam membelanjakan sumberdaya yang dimilikinya untuk
memperoleh atau untuk mendapatkan barnag dan jasa yang akan dikonsumsi
nantinya. Dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang disertai dengan kegiatan
Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan
adalah soal pilihan. Keputusan meliputi pilihan ”antara dua atau lebih alternatif”
tindakan atau perilaku”. Pilihan meliputi produk, merk, deler, waktu pembelian,
dan jumlah pembelian. Pilihan-piliahn itu digolongkan sebagai respons.
Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen
akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen (Setiadi, 2003).
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern di kota Medan?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern?
3. Bagaimana hubungan karakteristik konsumen (umur, tingkat pendidikan,
tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan) dengan tingkat keputusan
konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern ?
4. Bagaimana hubungan tingkat daya tarik pasar (harga, kelengkapan
produk, pelayanan, lokasi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern?
5. Bagaimana hubungan faktor psikologis konsumen (gengsi, kenyamanan)
dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mendiskripsikan kondisi pasar tradisional dan pasar modern di Kota
medan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.
3. Untuk mengetahui hubungan karakteristik konsumen (umur, tingkat
pendidikan, tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan) dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar
modern.
4. Untuk mengetahui hubungan tingkat daya tarik pasar (harga, kelengkapan
produk, pelayanan, lokasi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.
5. Untuk mengetahui hubungan faktor psikologis konsumen (gengsi,
kenyamanan) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di
pasar tradisional dan pasar modern.
Kegunaan
Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang
memiliki ketertarikan masalah pasar tradisional dan pasar modern yang
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah
kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap jumlah
(kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua
pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau
pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan
untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku
ekonomi produksi atau pedagang (Kotler, 1987 ).
Pasar tradisional dikenal sebagai pasar yang bangunannya relatif
sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat
usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan
pasar, dan penerangan kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah
barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan,
harga barang relatif murah, dan cara pembelanjaanya dengan sistem tawar
menawar. Parapedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan
cara berdagangnya kurang profesional ( Pangestu, 2007).
Sementara itu pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional,
biasanya adalah barang tahan lama. Pasar modern adalah toko yang besar,
berbiaya rendah, volume tinggi, dan melayani segala kebutuhan pelanggan berupa
makanan, barang-barang pencuci pakaian, serta barang-barang perawatan rumah
tangga. Salah satu contohnya adalah hypermarket, supermarket, minimarket, dan
departemen store ( Kotler, 1987).
Penurunan pertumbuhan pasar tradisional dan makin berkembangnya
pasar modern lainnya makin memperlihatkan adanya pergeseran preferensi
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jika dulu masyarakat
berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar-pasar tradisional, maka sekarang
masyarakat cenderung berbelanja di pasar modern.Hal ini tentu saja menjadi
pertanyaan besar. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga sekarang ini masyarakat
cenderung memilih pasar modern ketimbang pasar tradisional. Pada dasarnya
harga produk di pasar tradisional memang lebih murah, namun selisih harganya
tidak terlalu jauh ketimbang harga di pasar modern.Kenyataan ini didukung pula
dengan kondisi pasar tradisional yang semraut dan jorok. Sehingga tidak heran
bila hal ini membuat masyarakat lebih memilih belanja di pasar modern seperti
Hypermarket, mall, atau pasar modern lainnya ketimbang di pasar tradisional.
Sebagai pusat bertemunya pedagang dan pembeli, keberadaan pasar tradisional
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sayangnya, tidak jarang konsep penataan
pasar menjadi semraut yang mengakibatkan minimnya tingkat kedisiplinan para
pedagang. Diperparah pula dengan bermunculannya sejumlah pedagang liar,
sehingga kesan kumuh pun menjadi pemandangan sehari-hari di beberapa pasar
Jika pasar tradisional bisa dikelola dengan baik dan menarik, maka tidak
perlu ada pertentangan antara pasar modern dan pasar tradisional.Keduanya
berkembang dengan nuansa serta dayatariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup
kemungkinan bahwa golongan yang berpendapatan tinggi dan menengah atas
akan juga menjadi tertarik untuk sesekali mengunjungi pasar tradisional untuk
menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern
(Napitupulu, 2007).
Pasar modern dan pasar tradisional sudah dibedakan dengan sangat tegas
oleh para pembeli atau konsumen. Keduanya belum bisa digabung karena
keduanya dibutuhkan oleh penduduk. Idealnya, semua pasar menjadi pasar
modern dan ini juga menjadi impian semua penduduk, tetapi karena kondisi
kehidupan penduduk yang masih mayoritas berpendapatan rendah dengan tingkat
pengetahuan yang masih rendah pula, maka masih jauh kemungkinan untuk
memikirkan agar semua pasar menjadi modern (Wikipedia, 2005).
Secara umum, tempat yang nyaman, aman dan memadai akan menjadi
pilihan utama bagi kebanyakan pembeli. Kondisi ini harus bisa menjadi perhatian
serius dari para pedagang di pasar tradisional. Walaupun tradisional tetap
memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh para calon pembeli. Pedagang harus
mengetahui bahwa persaingan tidak hanya terbatas pada kualitas dan harga
produk, tetapi juga sudah pada tataran lain yaitu bagaimana memuaskan
pelanggan dari faktor yang lainnya, seperti adanya kenyamanan berbelanja dan
adanya nuansa khusus menarik lainya yang tidak dimiliki oleh pasar modern
Landasan Teori
Pasar tradisional dan pasar modern
Menurut Pangestu (2007) dalam penelitiannya, mencoba mendefenisikan
pasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi, dalam hal ini organisasi pasar yang masih ada dan masih
sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik
yang kotor dan pola bangunan yang sempit. Beliau mengajukan beberapa potensi
dan ciri-ciri dari pasar tradisional, seperti lemampuan pasar tradisional dalam
menyerap Komoditi lokal dari kawasan sekitarnya. Berfungsi sebagai supplier
bagi berbagai input pertanian dan perumahan serta kebutuhan masyarakat yang
luas, dimana pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri yang
membedakannya dengan pasar modern.
Sedangkan pasar Modern didefenisikan sebagai pasar besar, lengkap yang
menspesialisasikan dirinya dalam keanekaragaman bahan makanan dan
barang-barang di luar bahan makanan sangat terbatas. Pasar Modern didefenisikan
sebagai sesuatu yang lengkap, pelayanan sendiri dan berkenaan dengan toko
makanan.
Konsumen
Konsumen merupakan individu-individu dan organisasi yang
membutuhkan suatu produk atau jasa dari sebuah organisasi untuk dikonsumsi,
suatu produk, umumnya dipengaruhi juga oleh orang lain yang menjadi
referensinya, keluarga, maupun kelompok lainnya (Mahyuni, 2007).
Konsep keputusan pembelian konsumen
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dakam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan
penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang dan
jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Harga
Harga, nilai, maupun manfaat merupakan konsep yang saling berkaitan.
Manfaat adalah atribut barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan
konsumen. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat
dipertukarkan dengan produk lainnya. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan
untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang
menyertainya. Kepercayaan konsumen terhadap ekonomi, psikologi konsumen
dan perilaku beli konaumen ditentukan terutama oleh naik turunnya harga.
Konsumen sangat tergantung pada harga sebuah indicator kualitas sebuah produk
terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan membeli sedangkan
informasi yang dimliki tidak lengkap (Stanton, 1996).
Lokasi
Masalah lokasi merupakan masalah penting harus dipertimbangkan oleh
strategi pengecer dalam memilih lokasi dan penetapan lokasi yang strategis sesuai
dengan produk yang dijual. Tiga tingkat keputusan mengenai lokasi yang dihadapi
oleh para ahli strategi pemasaran adalah seleksi pasar, analisis area, dan evaluasi
tempat, ketiga hal ini penting untuk membedakan suatu usaha dengan para
pesaingnya dalam benak konsumen yang ingin dilayani sehingga memungkinkan
untuk mencapai keuntungan diferensial yang dapat dipertahankan atas para
pesaingnya (Pangestu, 2007).
Produk
Produk merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang dapat
memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Diharapkan
melalui pembelian produk tersebut konsumen dapat terpenuhi kepuasannya.
Menurut Stanton (1996) mendefenisikan produk sebagai pemahaman subjektif
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi dan daya beli pasar. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke
konsumen dan bisa mendapatkan perhatian konsumen untuk dibeli dan digunakan
sehingga bisa menciptakan sebuah kepuasan bagi konsumen.
(Stanton, 1996).
Pelayanan
Dalam sebuah usaha, pelayanan juga harus dipertimbangnkan untuk
pembeli. Maksud dari layanan diatas adalah bahwa layanan merupakan sebuah
aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan lepada konsumen
(Stanton, 1996).
Faktor sosial
Karakteristik sosial konsumen dipengaruhi oleh :
a) Umur
Umur dan tahapan siklus hidup dapat membentuk pola konsumsi orang
dewasa, niasanya mengalami perubahan dan transformasi (perubahan
bentuk, rupa, sifat) tertentu pada saat menjalani hidupnya.
b) Pendidikan
Pendidikan seseorang juga mempengaruhi perilaku seseorang. Apabila
pendidikan konsumen tinggi maka konsumen akan lebih memilih
barang-barang yang berkualitas baik (Setiadi, 2003).
Faktor ekonomi
a) Penghasilan
Penghasilan sangat mempengaruhi konsumsi konsumen. Apabila
penghasilan meningkat maka kemampuan rumah tangga untuk membeli
aneka kebutuhan semakin besar.
c) Jumlah tanggungan
Jumlah tanggungan sangat mempengaruhi keputusan konsumen saat
tingkat konsumsi juga meningkat, sehingga anggota keluarga berpengaruh
besar terhadap keputuasan konsumen (Setiadi, 2003).
Faktor psikologis
Psikologis adalah faktor kejiwaan (psikologi) yang mempengaruhi
perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Faktor psikologis yang
mempengaruhi perilaku konsumen berbelanja dibagi menjadi 3 yaitu :
yaitu: comfortable (kenyamanan), prestige (gengsi).
a) Kenyamanan berbelanja (comfortable)
Kenyamanan merupakan salah satu nilai jual yang utama dari
supermarket/ hypermarket, karena tanpa faktor kenyamanan
supermarket/hypermarket tidak jauh berbeda dari pasar tradisional.
b) Gengsi (prestige)
prestige adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa mempunyai
kebanggan tersendiri, pada saat mengkonsumsi barang dan jasa tertentu
yang dihasilkan oleh perusahaan.Salah satu nilai jual dari pasar modern
adalah faktor gengsi, karena seorang konsumen merasa lebih prestige
berbelanja di pasar modern dari pada di pasar tradisional, karena selama
ini pasar tradisional selalu identik dengan segmen kalangan bawah, dan
supermarket/hypermarket identik dengan kalangan menengah ke atas.
Kerangka Pemikiran
Konsumen merupakan individu-individu yang membutuhkan suatu produk
untuk dikonsumsi, bukan untuk dijual atau diproses lagi, konsumen dapat
memperoleh produk yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
di pasar. Sekarang ini ada dua jenis pasar yang menjadi pilihan bagi konsumen
dalam berbelanja yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Ada beberapa karakteristik pasar yang dimiliki pasar tradisional dan pasar
modern yang menjadi daya tarik bagi konsumen. Pertama harga, hal ini menjadi
pertimbangan utama bagi kebanyakan konsumen sebelum memilih untuk
berbelanja di pasar tersebut, biasanya jika suatu pasar menetapkan harga yang
murah untuk produk yang dijual, maka kebanyakan konsumen akan memilih
berbelanja di tempat tersebut. Kelengkapan produk, biasanya hal ini juga menjadi
pertimbangan bagi konsumen, dengan jenis produk yang beragam dan tersedia
dalam jumlah yang banyak maka konsumen akan memiliki banyak pilihan dalam
memilih produk yang diinginkan. Pelayanan juga sering menjadi bahan
pertimbangan bagi konsumen, sebagian besar konsumen menginginkan pelayanan
yang bagus dan ramah sehingga mereka merasa dilayani dengan baik sewaktu
berbelanja. Lokasi juga menentukan keputusan konsumen dalam berbelanja, untuk
beberapa konsumen mungkin memilih berbelanja di pasar yang lebih dekat
dengan tempat tinggal atau tempat kerjanya.
Keputusan konsumen dalam memilih tempat berbelanja juga dipengaruhi
oleh karakteristik konsumen yaitu faktor sosial yang terdiri dari umur dan
tanggungan serta faktor psikologis yang terdiri dari gengsi, kenyamanan dalam
berbelanja.
Apabila keputusan konsumen telah ditetapkan, maka akan dilakukan
keputusan berbelanja di pasar yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, yaitu di pasar tradiisonal dan pasar modern.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
KONSUMEN
Keterangan :
= Menyatakan ada hubungan = Menyatakan saluran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran KEPUTUSAN
Karakteristik b. pendidikan
Pasar : 2. faktor
ekonomi 1. harga
2. produk a. penghasilan
3. lokasi b. jumlah
4. pelayanan tanggungan
Hipotesis
1) Terdapat hubungan tingkat umur, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan
dan jumlah tanggungan dengan tingkat keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.
2) Terdapat hubungan tingkat daya tarik pasar (harga, kelengkapan produk,
pelayanan, lokasi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposif) di pasar tradisional
dan pasar modern yang ada di kota Medan. Banyaknya pasar tradisional dan pasar
modern yang ada di kota medan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. banyaknya pasar tradisional dan pasar modern di Kota Medan tahun 2008
16.Medanperjuangan 23.779 1 1
17. Medan tembung 30.956 2 2
Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk terbesar terdapat di kecamatan
pada kecamatan medan kota yaitu 15 pasar tradisional dan pasar swalayan
terbanyak terdapat pada kecamatan medanBarat yaitu 12 pasar Modern.
Metode Penarikan Sampel
Sampel pasar
Metode penarikan sampel dilakukan dengan metode sengaja (purposif)
menurut kategori pasar tradisional dan pasar modern, yang menjadi sampel pasar
adalah pasar tradisional sei sikambing dengan pasar modern brastagi swalayan.
Sampel konsumen
Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan menggunakan
metode acak berstrata dan proporsional (stratified proporsionate random
sampling). Metode penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari
konsumen yang sedang berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.
Tabel 2. populasi dan sampel konsumen di Kota Medan
No Jenis Pasar Populasi Penduduk Sampel
(Rumah Tangga ) Konsumen
1 Pasar Sei Sikambing 470481 30
2 Pasar Brastagi Swalayan 470481 30
Sumber : BPS,Medan dalam angka 2008
Tabel 2 diatas menunjukkan jumlah populasi konsumen di pasar
tradisional dan swalayan yang adalah populasi penduduk kota medan. Dari
seluruh populasi penduduk kota medan diambil 60 jiwa responden konsumen
menggunakan analisa statistik, ukuran responden paling minimum 30
(Hasan,2002)
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden
dengan menggunakan daftar pertanyaan ( kuisioner), sedangkan data sekunder
diperoleh dari lembaga atau instansi terkait, Badan Pusat Statistika, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan.
Metode Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian
dianalisis dengan uji statistik.
Untuk masalah (1) dan (5) digunakan analisis deskriptif yaitu pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terinci, untuk
masalah (2) digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan formula skoring berdasarkan data-data yang diperoleh.
Untuk hipotesis (3) dan (4) dianalisis dengan analisis koefisien rank spearman ( Irianto, 2004)
keterangan :
rs : Koefisien korelasi rank spearman
di : Selisih antar peringkat
n : Jumlah sampel
α : Derajat nyata
db : Derajat bebas
Kriteria uji hipotesis adalah:
Tabel 3. parameter tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern
No Parameter Pernyataan Skor
a. sangat tidak setuju 1
b. Tidak setuju 2
c. Ragu-ragu 3
d Memilih pasar karena menyediakan produk yang lengkap dan mempunyai jenis yang beagam sehingga mempunyai banyak
Memilih suatu pasar untuk berbelanja karena adanya faktor harga
Memilih suatu pasar untuk berbelanja karena adanya promosi yang diberikan
Memilih suatu pasar untuk berbelanja karena faktor pelayanan pasar yang baik
Memilih suatu pasar sebagai tempat belanja karena faktor lokasi yang dekat dengan tempat tinggal
e. Sangat setuju 5
a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak
Memilih suatu pasar karena ketersediaan fasilitas yang lengkap
setuju 2
Memilih suatu pasar karena desain pasar yang menarik
Memilih suatu pasar karena adanya pengaruh dari orang lain atau keluarga
e. Sangat setuju 5
a. sangat tidak setuju 1 b. T
c. Ragu-ra Memilih suatu pasar untuk
berbelanja karena adanya Memilih suatu pasar karena adanya faktor kenyamanan dalam
11 Memilih suatu pasar karena adanya faktor gengsi
e. Sangat setuju 5
Tabel 4. tingkat daya tarik pasar
No Parameter Pernyataan Skor
a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak setuju 2
c. Ragu-ragu 3
d. Setuju 4
1
Memilih suatu pasar karena harga yang ditetapkan pasar relatif murah
Memilih suatu pasar karena adanya sistem tawar-menawar
3 Memilih suatu pasar karena memiliki produk yang beragam
e. Sangat setuju 5 a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak setuju 2
c. Ragu-ragu 3
d. Setuju 4
4 Memilih suatu pasar karena menyediakan produk yang baru dan segar
Mmeilih suatu pasar karena pelayanannya yang baik dan menyenangkan
e. Sangat setuju 5 a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak setuju 2 c.
Memilih suatu pasar karena pedagang dan pramuniaganya
Memilih suatu pasar karena jarak pasar yang dekat dan dapat dijangkau
Memilih suatu pasar karena lokasi pasar yang berada di pusat kota dan dekat dengan keramaian
e. Sangat setuju 5
Jumlah Skor 40
Untuk mengukur tingkat keputusan konsumen dan daya tarik pasar
digunakan metode skoring, dengan 3 kriteria dengan rumus :
Range = Data terbesar – data terkecil Jumlah kriteria
Untuk mengukur tingkat keputusan konsumen dengan data terbesar 55 dan
data terkecil adalah 11.
Jumlah skor tingkat keputusan adalah antara1 11 - 55. apabila skor,
1-18 = Tingkat keputusan konsumen rendah
19-36 = Tingkat keputusan konsumen sedang
37-55 = Tingkat keputusan konsumen tinggi
Untuk mengukur tingkat daya tarik pasar digunakan metode skoring
dengan 8 parameter. Jumlah skor tingkat daya tarik pasar adalah 8 - 40. Apabila
skor berada:
1-13 = Tingkat daya tarik pasar rendah
14-27 = Tingkat daya tarik pasar sedang
28-40 = Tingkat daya tarik pasar tinggi
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi
1. Pasar tradisional adalah Suatu tempat dimana para penjuald dan pembeli
melakukan transaksi perdagangan dengan sistem tawar-menawar sehingga
terjadi kesepakatan akan harga
2. Pasar modern adalah Toko berukuran besar, bervolume besar, dimana
pembeli melayani dirinya sendiri dengan harga yang telah ditentukan.
3. Harga adalah uang yang dikeluarkan untuk ditukarkan dengan produk
4. Faktor sosial adalah faktor yang ada pada diri konsumen sebagai
responden yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
berbelanja yang meliputi umur dan tingkat pendidikan.
5. Tingkat umur konsumen adalah usia konsumen pada saat penelitian
dilakukan yaitu umur 20 – 65 tahun
6. Tingkat pendidikan konsumen adalah pendidikan formal terakhir yang
pernah ditempuh oleh konsumen parameternya SD, SLTP, SLTA,
Diploma, dan Sarjana.
7. Faktor ekonomi adalah faktor faktor yang ada pada diri konsumen sebagai
responden yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
berbelanja yang meliputi tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan
keluarga.
8. Tingkat penghasilan adalah pendapatan kotor yang diterima oleh
konsumen setiap bulannya.
9. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi
tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.
10.Faktor psikologis adalah faktor-faktor yangada pada diri konsumen
sebagai responden yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
berbelanja yang meliputi gaya hidup, kenyamanan, dan gengsi.
11.gaya hidup adalah bagaimana konsumen menghabiskan waktu dan
uangnya ketika berbelanja.
12.kenyamanan adalah rasa aman yang dirasakan oleh konsumen ketika
13.gengsi adalah Suatu keadaan dimana konsumen merasa mempunyai
kebanggan tersendiri dalam menggunakan produk atau berbelanja di suatu
pasar tertentu.
14.Keputusan konsumen adalah pemilihan atau tindakan dari dua atau lebih
alternatif yang diputuskan dalam berbelanja antara pasar tradisional dan
pasar modern.
Batasan operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan di pasar tradisional Sei Sekambing dan pasar modern
Brastagi Swalayan di kotamadya medan.
2. Waktu penelitian adalah tahun 2009
3. Sampel penelitian adalah konsumen yang berbelanja di pasar tradisional
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, KARAKTERISTIK PASAR DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian
Letak geografis, batas dan luas wilayah
Kota Medan merupakan ibukota dari propinsi sumatera utara. Kota medan
terletak diantara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BT, dengan luas wilayah
265,10 km. Kota medan berada pada ketinggian 2,5 sampai dengan 37,5 meter
diatas permukaan laut, rata-rata curah hujan 171,2 mm dengan suhu minimum
23,2ºC - 24,3ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,8ºC - 33,2ºC.
Kelembaban udara di wilayah Kota medan rata-rata berkisar antara 84 - 85%.
kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/sec, sedangkan rata-rata total laju
penguapan tiap bulannya 104,3 mm.
Kota medan memiliki batas-batas yaitu : Sebelah Utara : Kabupaten Deli
Serdang dan Selat Malaka, sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang, sebelah
Timur : Kabupaten Deli Serdang, dan Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang.
Topografi Kota medan cenderung miring ke Utara.
Keadaan penduduk
Penduduk kota Medan berjumlah 2.083.156 orang dengan 470.481 rumah
tangga yang tersebar di setiap kecamatan dan keluharan di kota medan. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai jumlah penduduk kota medan berdasarkan
Tabel. 5 penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Golongan
Umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
Persen Persen
15-19 111.263 105.426 10,06 216.689 10,40
20-24 116.164 121.385 11,58 237.549 11,40
25-29 99.499 102.041 9,73 201.54 9,67
30-34 83.325 75.926 7,24 159.251 7,64
Jumlah 1.034.696 1.048.460 50,33 2.083.156 100 Sumber : BPS,Medan Dalam Angka 2008
Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota medan pada tahun
2008 sebesar 2.083.156 orang yang terdiri dari 1.034.696 orang laki-laki
(49,67%) dan 1.048.460 orang perempuan (50,33%), dari data tersebut dapat
dilihat bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.
Data tabel diatas juga menunjukkan jumlah usia non produktif bayi, balita,
anak-anak dan remaja (0-14 tahun) sebesar 569.612 orang (27,34%)manula (>55 tahun)
sebesar 187.872 orang (9,02%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) adalah
sebesar 1.325.672 orang (63,63%). Usia produktif adalah usia dimana orang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa
dengan efektif, dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja
Penduduk menurut tingkat pendidikan
Penduduk kota medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD,
SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat
pendidikan penduduk kota medan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel. 6 penduduk menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Persentase (%)
1 SD 21,24
2 SLTP 29,92
3 SLTA 34,21
4 Perguruan Tinggi 14,61
Jumlah 100 Sumber : BPS, Medan dalam angka 2008
Tabel 6. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk kota medan
paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 726.560 orang (34,21%), Sekolah Lanjut
Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 635.451 orang (29,92%), Sekolah Dasar
(SD) sebesar 451.226 orang(21,24 %), dan Perguruan Tinggi berjumlah 310.475
orang (14,61 %).
Penduduk menurut mata pencaharian
Mata pencarian penduduk kota medan bermacam jenisnya yaitu pegawai
negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan
masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui
lebih jelas mengenai mata pencarian penduduk kota medan dapat dilihat pada
Tabel. 7 penduduk menurut pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase(%)
1 Pegawai negri 16727 4,22%
2 Pegawai Swasta 15580 3,93%
3 TNI/POLRI 4326 3,61%
4 Tenaga pengajar 45426 11,4%
5 Tenaga kesehatan 3290 0,83%
6 Lain-lain 300862 75,93%
Jumlah 386211 100%
Sumber: BPS, medan dalam angka 2008
Tabel 7. menunjukkan bahwajumlah pekerjaan penduduk yang terbesar
adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai negri
sebesar 16.727 orang (4,22%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%),
TNI/POLRI sebesar14.326 orang (3,61%) dan tenaga kesehatan sebesar 3.290
orang ( 0,83%) dan pekerjaan yang lain-lain yaitu gabungan dari berbagai
pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu yaitu sebesar 300.862 orang
(75,93%). Data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk kota medan
yang berusia produktif hanya sebagian kecil saja yang sudah bekerja, setelah
dikurangi penduduk kota medan yang bersekolah dan kuliah, masih banyak
penduduk yang menganggur baik sebagai pengangguran terselubung maupun
pengangguran tetap.
Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju
pembangunan. Sarana dan prasarana di kota medan sekarang ini sangat baik, hal
ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan,
Tabel 8. sarana dan prasarana di kota Medan tahun 2008
No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
Sekolah
Sumber : BPS medan dalam angka 2008
Sarana pendidikan di kota medan sangat lengkap mulai dari Sekolah Dasar
berjumlah 810 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah 353 unit ,
Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 339 unit hingga ke Perguruan Tinggi
berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam
mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut
dan pelosok kota Medan dengan kualitas yang beragam.
Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti kota
Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas
39 unit, Pustu 40 unit, BPU 421 unit , Rumah Bersalin 431 uni ,Rumah sakit
Sarana peribadatan juga sangat diperlukan oleh penduduk kota medan
yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada
sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu masjid 826
unit, musholla 675 unit, gereja 525 unit, kuil 39 unit, dan wihara 140 unit.
Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat
banyak ke segala penjuru kota medan. Panjang jalan kota Medan 3.078,94 km.
Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 2.084,16 km, jalan dalam kondisi sedang
389,80 km, jalan dalam kondisi rusak sepanjang 112,76 km, dan jalan dalam
kondisi rusak berat sepanjang 1,35 km.
Pasar tradisional maupun pasar modern banyak sekali terdapat di kota
medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional
dan pasar modern. Ada 56 unit pasar tradisional dan 30 unit pasar modern yang
tersebar di setiap kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing
pasar yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi atau sore
hari, sedangkan pasar Modern buka dari pagi hingga malam hari. Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel pasar tradisional sei sekambing dan pasar
Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian)
Pasar tradisional sei sikambing
Pasar ini buka pada pagi hingga malam hari. Barang-barang yang dijual
beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok seperti sayur mayur, ikan, bumbu,
alat masak, buah dan lain-lain. Luas areal pasar ± 4500 m2. Pedagang yang
berjualan di pasar ini cukup banyak.
Pasar brastagi swalayan
Brastagi swalayan terletak di jalan gatot subroto. Luas areal brastagi
swalayan yaitu ± 4500 m2. Brastagi swalayan tidak hanya menjual buah, tetapi
juga menjual barang-barang lain seperti yang dijual pada swalayan pada
Karakteristik Konsumen Sampel
Karakteristik konsumen sampel di pasar tradisional dan pasar modern
Karakteristik konsumen sampel yang dimaksud adalah meliputi
karakteristik sosial ekonomi yang teridri dari umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,
jumlah tanggungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. karakteristik sosial ekonomi
Pasar Tradisional Pasar Modern No Karakteristik
Sosial Ekonomi Range Rata-rata Range Rata-rata
1 Umur 34 – 42 37,25 24 - 32 29,53
2 Pendidikan 9 – 13 11,81 16 – 19 17,7
3 Penghasilan 1.800.000-
2.899.999
Sumber : Analisis Data Primer 2009 ( Lampiran 3 & 4 )
Umur konsumen sampel yang berbelanja di pasar tradisional berkisar
antara 34 - 42 tahun dengan rata-rata umur konsumen 37,25 tahun. Sedangkan di
pasar modern berkisar antara 24 – 32 dengan rata-rata 29,53. Rata-rata tersebut
memperlihatkan bahwa konsumen sampel masih berada dalam kategori usia
produktif.
Pendidikan formal konsumen sampel yang berbelanja di pasar tradisional
berkisar 9 - 13 tahun dengan rata-rata pendidikan konsumen 11,81 tahun yang
menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan konsumen sampel adalah setingkat
SMA. Sedangkan di pasar modern berkisar antara 16 – 19 tahun dengan rata-rata
17,7 tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan konsumen sampel di
pasar modern setingkat sarjana.
Tingkat pendapatan konsumen sampel yang berbelanja di pasar tradisional
2.166.666 per bulan. Sedangkan di pasar modern berkisar antara 4.500.000 –
6.499.999 dengan rata-rata Rp 5.250.000 per bulan.
Jumlah tanggungan keluarga konsumen sampel yang berbelanja di pasar
tradisional berkisar antara 4-6 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan 4,714
orang. Rata-rata tersebut memperlihatkan bahwa jumlah tanggungan konsumen
sampel cukup banyak. Sedangkan di pasar modern berkisar antara 1 – 3 orang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan
Pasar Tradisional yang ada di kota Medan berjumlah 67 buah yang
tersebar diseluruh kecamatan di kota Medan. Bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan
makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang
elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan
barang-barang lainnya. Pada umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Kondisi pasar tradisional di kota medan tidak begitu nyaman dengan
struktur pasar yang begitu sederhana. Becek, jorok, sempit, bau, panas dan
berdesakan. Itulah sekilas gambaran pasar tradisional di Medan. Kawasan Pusat
Pasar, Sukaramai, Simpang Limun, Sei Sikambing, Petisah, Aksara mewakili
kondisi tersebut.
Hujan sedikit saja, genangan air dan bau tak sedap langsung menyapa
pembeli. Eksistensi pasar tradisional di Medan makin buruk ketika para pedagang
memenuhi ruas jalan yang sebenarnya lalu lintas kendaraan. Itu bisa dilihat di
Pasar Simpang Limun, Sukaramai dan Sei Sikambing sebelum ditertibkan. Sudah
ditertibkan pun tetap saja para pedagang itu masih mencari tempat strategis di
Sedangkan jumlah Pasar modern yang ada di Kota Medan sampai saat ini
( tahun 2009 ) berjumlah 71 buah ( lampiran 2 ), yang terdiri dari :
1. Departemen Store : 14 buah
2. Hypermarket : 4 buah
3. Supermarket : 10 buah
4. Pasar Swalayan : 43 buah
Jenis pasar yang paling banyak di kota medan adalah jenis pasar swalayan
yaitu berjumlah 43 buah. Di pasar modern ini penjual dan pembeli tidak
bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang
tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran,
daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama.
(Sumber, Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar
modern dipengaruhi oleh 11 faktor. Hasil wawancara yang dilakukan di pasar
Tabel 11. jumlah konsumen yang berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern
Pasar Tradisional Pasar Modern No Parameter Jlh
Tabel 11 menunjukkan data jumlah konsumen yang berbelanja di pasar
tradisional dan pasar modern yang dipengaruhi oleh 11 faktor.
1. Faktor Kelengkapan Produk
Kelengkapan produk merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen
untuk berbelanja dalam memenuhi kebutuhannya. Dari hasil wawancara yang
dilakukan, berdasarkan faktor kelengkapan produk diperoleh jumlah konsumen
yang berbelanja di pasar tradisional adalah sebanyak 30 orang (100%) , sedangkan
di pasar modern berjumlah 29 (96,6%) artinya kelengkapan produk memberi
pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja.
2. Faktor Harga
Faktor harga merupakan salah satu pertimbangan bagi konsumen dalam
berbelanja, Sebagian besar konsumen paling suka dengan sistem tawar-menawar
yang telah ditetapkan sebelumnya, Namun sebagian lagi lebih menyukai harga
yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga hasil wawancara yang telah dilakukan
berdasarkan faktor harga di pasar tradisional diketahui hanya 9 orang (30 %)
sedangkan di pasar modern berjumlah 27 orang (90,0%).
3. Faktor Promosi
Hasil wawancara yang telah dilakukan berdasarkan faktor promosi
diketahui di pasar tradisional berjumlah 3 orang (10 %) sedangkan di pasar
modern berjumlah 26 orang (86,6%).
4. Faktor Pelayanan
Hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan faktor pelayanan diketahui
di pasar tradisional berjumlah 4 orang (13,3%), sedangkan di pasar modern
berjumlah 5 orang (16,6%).
5. Faktor Lokasi
Jauh dekatnya lokasi pasar juga terkadang menjadi pertimbangan penting
bagi konsumen, ada yang berpendapat lebih baik ke pasar yang dekat dengan
tempat tinggal, namun ada juga yang memilih tempat berbelanja itu bukan hanya
karena faktor lokasi. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan berdasarkan
faktor lokasi diketahui di pasar tradisional sebanyak 24 orang (80%), sedangkan
di pasar modern berjumlah 2 orang (6,6%).
6. Faktor ketersediaan fasilitas yang lengkap
Sebagian konsumen juga memperhatikan fasilitas yang disediakan pasar.
Hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan faktor ketersediaan fasilitas yang
lengkap diketahui di pasar tradisional ada 9 orang (30 %), sedangkan di pasar
7. Faktor desain pasar
Desain pasar itu ditunjukkan pasar untuk menarik perhatian konsumen.
Hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan faktor desain pasar diketahui di
pasar tradisional jumlah konsumen adalah sebanyak 15 orang ( 50%), sedangkan
di pasar modern sebanyak 25 orang (83,3%).
8. Faktor pengaruh orang lain atau keluarga
Orang lain atau keluarga secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi keputusan konsumen. Hasil wawancara yang dilakukan
berdasarkan faktor pengaruh orang lain atau keluarga diketahui di pasar
tradisional sebanyak 8 orang (26,6%), sedangkan di pasar mosern berjumlah 12
orang (40,0).
9. Faktor pengalaman berbelanja
Pengalaman berbelanja di sebuah pasar sebelumnya merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Hasil wawancara yang
dilakukan berdasarkan faktor pengalaman berbelanja diketahui di pasar tradisional
sebanyak 24 orang (80%), sedangkan di pasar modern sebanyak 19 orang
(63,3%).
10.Faktor kenyamanan
Kenyamanan dalam berbelanja juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan konsumen. Hasil wawancara yang dilakukan
berdasarkan faktor kenyamanan diketahui di pasar tradisional jumlah konsumen
sebanyak 5 orang (16,6%), sedangkan di pasar modern sebanyak 28 orang
11.Faktor gengsi
Sebagian besar dari konsumen tidak menjadikan gengsi sebagai faktor
penting yang harus dipertimbangkan dalam berbelanja, sebagian besar tidak ada
gengsi dalam berbelanja. Hasil wawancara yang telah dilakukan berdasarkan
faktor gengsi diketahui di pasar tradisional jumlah konsumens sebanyak 2 orang
(6,6), sedangkan di pasar modern berjumlah 12 orang (40,0%). yang berbelanja
karena gengsi.
Jumlah dan persentase konsumen menurut kategori tingkat keputusan
Jumlah dan persentase konsumen menurut kategori tingkat keputusan
konsumen yang berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Hasil analisis
parameter tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional
dan pasar modern dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Jumlah dan persentase konsumen menurut kategori tingkat Keputusan
Tingkat Keputusan Konsumen Rendah Sedang Tinggi No Pasar
Sumber : Analisis Data Primer 2009 ( Lampiran 5 & 6 ).
Terdapat 2 orang (6,6%) konsumen berbelanja di pasar sei sikambing
mempunyai tingkat keputusan pada level tinggi, dan 20orang ( 66,6 %) berbelanja
Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Karakteristik konsumen terdiri dari faktor sosial dan faktor ekonomi.
Faktor sosial yang diteliti adalah umur dan tingkat pendidikan. Faktor ekonomi
yang diteliti adalah tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan keluarga. Hasil
analisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan konsumen
dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern dapat diuraikan berikut :
Hubungan umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern
Umur konsumen merupakan salah satu faktor sosial yang berkaitan erat
dengan cara berfikir dan pandangan dalam membuat keputusan. Hasil analisis
hubungan antara umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional diuraikan pada tabel 13.
Tabel 13. hubungan umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional
Tingkat Keputusan Konsumen
Tabel 13. menunjukkan bahwa tidak terdapat konsumen pada kelompok
umur 25-33 tahun mempunyai tingkat keputusan pada level tinggi. Terdapat 1
orang (3,3%) konsumen pada kelompok umur 34-42 tahun mempunyai tingkat
keputusan pada level tinggi. Terdapat 1 orang (3,3%) konsumen pada kelompok
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank
spearman pada lampiran 9. Diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,467 dengan
tingkat signifikansi 0,009, berarti hubungan kedua peubah sedang dengan tingkat
signifikansi 0,009 < 0,025 , berarti ada hubungan yang signifikan antara umur
dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja dengan nilai
t
hitung =2,794. Oleh karena t hitung = 2,794 > t (α/2 0,025 ) = 2,048 berarti Ho ditolak dan
H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara umur konsumen dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional.
Umur mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam berbelanja. Semakin tinggi umur konsumen maka tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja juga semakin banyak. Oleh karena itu
hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara umur dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional diterima.
Sedangkan Hasil analisis hubungan antara umur konsumen dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern diuraikan pada tabel 14.
Tabel 14. hubungan umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern
Tabel 14. menunjukkan bahwa terdapat 9 orang (30%) konsumen pada
Terdapat 6 orang (20%) konsumen pada kelompok umur 33-41 tahun mempunyai
tingkat keputusan pada level tinggi. Terdapat 5 orang (16,6%) konsumen pada
kelompok umur 42-50 tahun mempunyai tingkat keputusan pada level tinggi.
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank
spearman pada lampiran 10 . Diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,103 dengan
tingkat signifikansi 0,548, berarti tidak ada hubungan antara kedua peubah
sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat
keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern dengan nilai
t
hitung =0,548. Oleh karena t hitung = 0,548 < t (α/2 0,025 ) = 2,048 berarti Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara umur konsumen dengan
tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern.
Tinggi rendahnya umur konsumen tidak memberi pengaruh yang besar
terhadap keputusan dalam berbelanja di pasar modern karena kebanyakan dari
konsumen yang datang ke pasar modern bukan hanya untuk berbelanja melainkan
untuk jalan-jalan atau sekedar refreshing,oleh karena itu orangtua maupun yang
muda yang datang ke pasar modern tidak harus memutuskan untuk berbelanja,
dengan demikian umur tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelnja
di pasar modern.
Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara umur
dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern ditolak.
Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern
Tingkat pendidikan formal yang dimiliki konsumen akan menunjukkan