• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsuemn dalam Berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsuemn dalam Berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN DALAM BERBELANJA

DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN

( Studi kasus : Konsumen Pasar Tradisional Sei Sikambing dan Brastagi

Swalayan, Kota Medan)

SKRIPSI

OLEH :

SUSFRI ANITA PURBA 050304014

SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN DALAM BERBELANJA

DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN

( Studi kasus : Konsumen Pasar Tradisional Sei Sikambing dan Brastagi

Swalayan, Kota Medan)

SKRIPSI

Skripsi Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

OLEH :

SUSFRI ANITA PURBA 050304014

SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM

BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN

NAMA : SUSFRI ANITA PURBA

NIM : 050304014

DEPARTEMEN : SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Dr. Ir. Tavi Supriana,MS Dr.Ir. Rahmanta Ginting, MSi

NIP. 196411021989032001 NIP. 196309281998031001

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

RINGKASAN

Susfri Anita Purba (050304014) dengan judul skrispsi ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsuemn dalam Berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern”. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2009 dan dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta

Ginting, MSi sebagai anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi pasar tradisional dan pasar

modern yang ada di kota medan, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar

modern, Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen (umur, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, jumlha tanggungan) dengan tingkat keputusan konsumen

dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern, Untuk mengetahui hubungan

antara tingkat daya tarik pasar (harga, produk, lokasi, pelayanan) dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja, untuk mengetahui hubungan faktor psikologis

(kenyamanan dan gengsi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) menurut

kategori pasar tradisional dan pasar modern. Metode penentuan sample untuk sample

konsumen adalah metode acak berstrata dan proporsional (stratified proporsionate

random sampling), dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang untuk pasar tradisionald an

30 orang untuk pasar modern.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :

(5)

2. Faktor yang memberi pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional adalah kelengkapan produk, lokasi, desain pasar,

dan pengalaman berbelanja sebelumnya, sedangkan Faktor yang memberi

pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern

adalah kelengkapan produk, faktor harga, promosi, ketersediaan fasilitas yang

lengkap, desain pasar, pengaruh orang lain atau keluarga, pengalaman berbelanja

sebelumnya, faktor kenyamanan serta faktor gengsi.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan jumlah tanggungan terhadap

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional. Tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan

terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional, dan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jumlah tanggungan, tingkat

penghasilan dan tingkat pendidikan terhadap keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar modern.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik pasar dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.

5. Tidak terdapat hubungan antara kenyamanan dan gengsi dalam berbelanja

terhadap tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional.

Terdapat hubungan antara gengsi dan kenyamanan dengan tingkat keputusan

(6)

RIWAYAT HIDUP

Susfri Anita Purba, lahir tanggal 07 Maret 1987 di Bulu Pange, Merek Raya

sebagai anak keempat dari empat bersaudara dari bapak S. Purba dan ibu

N. Saragih.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1993 masuk sekolah dasar di SD negeri 091322 M. Raya tamat tahun

1999.

2. Tahun 1999 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN III M. Raya

tamat tahun 2002.

3. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Umum di SMUN 1 P. Raya tamat tahun

2005

4. Tahun 2005 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

5. Bulan Juni 2009 melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di desa Laksa,

kecamatan Pegagan Hilir , Kabupaten Dairi.

6. Bulan Juli 2009 melaksanakan penelitian skripsi di pasar tradisional Sei

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat

kasih dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern” dengan studi kasus pasar tradisional sei sikambing dan pasar modern brastagi swalayan,

kota medan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan

ini penulis dengan hati ikhlas menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarnya kepada:

1. Bapak Ir. Luhut sihombing, Mp sebagai ketua departemen sosial ekonomi

pertanian.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah , MS sebagai sekretaris departemen sosial ekonomi pertanian.

3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua komisi pembimbing.

4. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai anggota komisi pembimbing.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai departemen sosial ekonomi pertanian.

6. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini dan telah membantu penulis

mengambil data.

7. Seluruh konsumen sampel yang telah membantu penulis dalam melengkapi

(8)

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada orangtua,

bapak S. Purba dan ibu N. Saragih serta kakak sarlina risdewaty purba, abang sardo

wilmanson purba, serta abang samdi wilson purba. Terima kasih atas doa, bantuan,

semangat dan kasih sayang yang mendalam sehingga penulisan ini dapat berhasil sesuai

yang diharapkan.

Ungkapan terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepada seluruh

teman-teman SEP FP USU stambuk 2005, semua stambuk SEP FP USU dan teman-teman-teman-teman satu

pertanian yang telah sangat membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dan

bersama-sama merasakan senang dan sedih kuliah di FP USU.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan,

(9)

DAFTAR ISI

Identifikasi Masalah... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian... ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka... 6

Landasan Teori... 9

Kerangka Pemikiran... 14

Hipotesis Penelitian... ... 16

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian... ... 17

Metode Penentuan Sample... 18

Metode Pengumpulan Data... 19

Metode Analisis Data... 19

Defenisi Dan Batasan Operasional... ... 23

Defenisi Batasan Operasional DEKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian... 26

Luas Dan Letak Geografis Daerah Penelitian... 26

Keadaan Penduduk... 26

Sarana Dan Prasarana... ... 29

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi di Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan... 35

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 36

Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 41

Hubungan Umur Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 41

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 43

Hubungan Tingkat Penghasilan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 46

Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 49

Hubungan Tingkat Daya tarik Pasar dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 51

Hubungan Faktor Psikologis Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 53

Hubungan Kenyamanan Berbelanja dengan Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 53

Saran Kepada Konsumen... 59

Saran Kepada Pedagang... 59

Saran Kepada Pemerintah ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan tahun 2008... 17

Populasi dan Sampel Konsumen di Kota Medan... 18

Parameter Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 21

Tingkat Daya tarik Pasar... 22

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 27

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 28

Penduduk Menurut Pekerjaan ... 29

Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 200847 ... 30

Karakteristik Sosial Ekonomi ... 33

Jumlah Konsumen yang Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern ... 37

Jumlah dan Persentase Konsumen Menurut Kategori Tingkat Keputusan... 40

Hubungan Umur Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 41

Hubungan Umur Konsumen dengan Tingkat KeputusanKonsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern... 42

Hubungan Tingkat Pendidikan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 44

Hubungan Tingkat Pendidikan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern... 45

Hubungan Tingkat Penghasilan Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 47

(12)

Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 49

Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern... 50

Hubungan Tingkat Daya tarik Pasar dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 51

hubungan tingkat daya tarik pasar dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar Modern... 52

Hubungan Kenyamanan Berbelanja dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 54

Hubungan Kenyamanan Berbelanja dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern ... 54

Hubungan Gengsi Konsumen dengan Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional ... 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Pasar Tradisional

2. Data Pasar Modern

3. Karakteristik Konsumen di pasar Tradisional

4. Karakteristik Konsumen di pasar Modern

5. Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di pasar Tradisional

6. Tingkat Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di pasar Modern

7. Jumlah Konsumen yang Berbelanja di pasar Tradisional

8. Jumlah Konsumen yang Berbelanja di pasar Modern

9. Korelasi rank spearman antara karakteristik konsumen dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional

10.Korelasi rank spearman antara karakteristik konsumen dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar Modern

11.Korelasi rank spearman antara Daya tarik Pasar dengan Tingkat

Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional

12.Korelasi rank spearman antara Daya tarik Pasar dengan Tingkat

Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Modern

13.Daya Tarik Pasar Tradisional

14.Daya Tarik Pasar Modern

15.Faktor Psikologis Konsumen Pasar Tradisional

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

RINGKASAN

Susfri Anita Purba (050304014) dengan judul skrispsi ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsuemn dalam Berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern”. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2009 dan dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta

Ginting, MSi sebagai anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi pasar tradisional dan pasar

modern yang ada di kota medan, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar

modern, Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen (umur, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, jumlha tanggungan) dengan tingkat keputusan konsumen

dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern, Untuk mengetahui hubungan

antara tingkat daya tarik pasar (harga, produk, lokasi, pelayanan) dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja, untuk mengetahui hubungan faktor psikologis

(kenyamanan dan gengsi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) menurut

kategori pasar tradisional dan pasar modern. Metode penentuan sample untuk sample

konsumen adalah metode acak berstrata dan proporsional (stratified proporsionate

random sampling), dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang untuk pasar tradisionald an

30 orang untuk pasar modern.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :

(16)

2. Faktor yang memberi pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional adalah kelengkapan produk, lokasi, desain pasar,

dan pengalaman berbelanja sebelumnya, sedangkan Faktor yang memberi

pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern

adalah kelengkapan produk, faktor harga, promosi, ketersediaan fasilitas yang

lengkap, desain pasar, pengaruh orang lain atau keluarga, pengalaman berbelanja

sebelumnya, faktor kenyamanan serta faktor gengsi.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan jumlah tanggungan terhadap

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional. Tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan

terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional, dan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara umur, jumlah tanggungan, tingkat

penghasilan dan tingkat pendidikan terhadap keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar modern.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik pasar dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.

5. Tidak terdapat hubungan antara kenyamanan dan gengsi dalam berbelanja

terhadap tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional.

Terdapat hubungan antara gengsi dan kenyamanan dengan tingkat keputusan

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bisnis eceran merupakan bagian dari saluran distribusi yang memegang

peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

perantara antara konsumen dam produsen. Bisnis atau usaha eceran di Indonesia

telah mengalami kemajuan pesat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat

dilihat dari banyaknya toko, kantor, pabrik, jenis usaha lainnya. Kebanyakan dari

usaha ini diambil alih oleh swasta. Pemerintah juga memiliki usaha-usaha di

bidang perkantoran, pertokoan dan lainnya. Kemajuan bisnis eceran yang ada di

indonesia diakibatkan karena adanya perkembangan usaha manufaktur serta

peluang pasar yang cukup terbuka yang disebabkan oleh adanya dampak dari

lajunya kondisi ekonomi masyarakat. Perkembangan ini mengakibatkan

perubahan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama yang ada di

kota-kota besar, dimana salah satu perubahan itu adalah tempat belanja masyarakat

(Pangestu, 2007).

Dahulu pasar tradisional merupakan tempat utama yang dituju oleh

konsumen untuk berbelanja. Tetapi karena adanya perkembangan dari waktu ke

waktu banyak bermunculan pasar-pasar modern atau swalayan atau dikenal

dengan nama supermarket (Pangestu, 2007).

Meskipun demikian, pasar tradisional tetap memiliki keunggulan bersaing

alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang

(18)

rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan

pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.

Selain memiliki keunggulan alamiah, pasar tradisional memiliki berbagai

kelemahan yang telah menjadi karakteristik dasar yang sangat sulit diubah. Faktor

desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas

barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi

pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam

menghadapi persaingan dengan pasar modern.

Ketika konsumen menuntut ”nilai lebih ” atas setiap uang yang

dibelanjakannya, maka kondisi pasar tradisional yang kumuh, kotor, bau dengan

atmosfir seadanya dalam jam operasional yang relatif terbatas tidak mampu

mengakomodasi hal ini. Kondisi ini menjadi salah satu alasan konsumen untuk

beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Artinya, dengan nilai uang yang

relatif sama, pasar modern memberikan kenyamanan, keamanan dan keleluasaan

berbelanja yang tidak dapat diberikan pasar tradisional.

Pasar modern memiliki keunggulan ditengah masyarakat yaitu dari segi

pelayanan yang menarik, harga terjangkau dan serba instan. Pasar ini memiliki

penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan

bahan pokok secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir( Nielson, 2004).

Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak

berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di situasi pasar modern

dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar

tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan

(19)

pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama, yaitu pasar ritel. Hampir semua

produk yang dijual di pasar tradisional seharusnya dapat ditemui di pasar modern.

Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daipada

harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena

keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan

bantuan teknologi informasi (Irawan, 2008).

Keberadaan pasar modern terus menggeser peran pasar tradisional.

Sebagian masyarakat, khususnya di perkotaan, kini dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya lebih memilih pasar modern.Bagi penganut liberalism yang menjadi

mayoritas dalam praktik ekonomi kita saat ini, hancurnya pasar tradisional karena

kalah bersaing dengan pasar modern. Fenomena berubahnya pilihan konsumen

dari pasar tradisional yang bau, kumuh, kotor, becek dengan harga yang tidak

pasti kepada pasar modern yang bersih, nyaman dengan harga yang pasti. Walau

bagaimanapun pasar tradisional merupakan simbolisasi dari kemandirian ekonomi

rakyat. Pengalaman krisis ekonomi membuktikan sektor informal yang berpusat di

pasar tradisional berhasil menjadi pengaman perekonomian saat lemahnya

fundamental ekonomi kita (Irawan, 2008).

Perilaku konsumen merupakan tindakan suatu individu dalam membuat

keputusan dalam membelanjakan sumberdaya yang dimilikinya untuk

memperoleh atau untuk mendapatkan barnag dan jasa yang akan dikonsumsi

nantinya. Dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang disertai dengan kegiatan

(20)

Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan

adalah soal pilihan. Keputusan meliputi pilihan ”antara dua atau lebih alternatif”

tindakan atau perilaku”. Pilihan meliputi produk, merk, deler, waktu pembelian,

dan jumlah pembelian. Pilihan-piliahn itu digolongkan sebagai respons.

Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen

akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen (Setiadi, 2003).

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern di kota Medan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern?

3. Bagaimana hubungan karakteristik konsumen (umur, tingkat pendidikan,

tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan) dengan tingkat keputusan

konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern ?

4. Bagaimana hubungan tingkat daya tarik pasar (harga, kelengkapan

produk, pelayanan, lokasi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern?

5. Bagaimana hubungan faktor psikologis konsumen (gengsi, kenyamanan)

dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional

(21)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mendiskripsikan kondisi pasar tradisional dan pasar modern di Kota

medan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.

3. Untuk mengetahui hubungan karakteristik konsumen (umur, tingkat

pendidikan, tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan) dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar

modern.

4. Untuk mengetahui hubungan tingkat daya tarik pasar (harga, kelengkapan

produk, pelayanan, lokasi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.

5. Untuk mengetahui hubungan faktor psikologis konsumen (gengsi,

kenyamanan) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di

pasar tradisional dan pasar modern.

Kegunaan

Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang

memiliki ketertarikan masalah pasar tradisional dan pasar modern yang

(22)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli

(konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah

kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap jumlah

(kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua

pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau

pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan

untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku

ekonomi produksi atau pedagang (Kotler, 1987 ).

Pasar tradisional dikenal sebagai pasar yang bangunannya relatif

sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat

usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan

pasar, dan penerangan kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah

barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan,

harga barang relatif murah, dan cara pembelanjaanya dengan sistem tawar

menawar. Parapedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan

cara berdagangnya kurang profesional ( Pangestu, 2007).

Sementara itu pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional,

(23)

biasanya adalah barang tahan lama. Pasar modern adalah toko yang besar,

berbiaya rendah, volume tinggi, dan melayani segala kebutuhan pelanggan berupa

makanan, barang-barang pencuci pakaian, serta barang-barang perawatan rumah

tangga. Salah satu contohnya adalah hypermarket, supermarket, minimarket, dan

departemen store ( Kotler, 1987).

Penurunan pertumbuhan pasar tradisional dan makin berkembangnya

pasar modern lainnya makin memperlihatkan adanya pergeseran preferensi

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jika dulu masyarakat

berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar-pasar tradisional, maka sekarang

masyarakat cenderung berbelanja di pasar modern.Hal ini tentu saja menjadi

pertanyaan besar. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga sekarang ini masyarakat

cenderung memilih pasar modern ketimbang pasar tradisional. Pada dasarnya

harga produk di pasar tradisional memang lebih murah, namun selisih harganya

tidak terlalu jauh ketimbang harga di pasar modern.Kenyataan ini didukung pula

dengan kondisi pasar tradisional yang semraut dan jorok. Sehingga tidak heran

bila hal ini membuat masyarakat lebih memilih belanja di pasar modern seperti

Hypermarket, mall, atau pasar modern lainnya ketimbang di pasar tradisional.

Sebagai pusat bertemunya pedagang dan pembeli, keberadaan pasar tradisional

sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sayangnya, tidak jarang konsep penataan

pasar menjadi semraut yang mengakibatkan minimnya tingkat kedisiplinan para

pedagang. Diperparah pula dengan bermunculannya sejumlah pedagang liar,

sehingga kesan kumuh pun menjadi pemandangan sehari-hari di beberapa pasar

(24)

Jika pasar tradisional bisa dikelola dengan baik dan menarik, maka tidak

perlu ada pertentangan antara pasar modern dan pasar tradisional.Keduanya

berkembang dengan nuansa serta dayatariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup

kemungkinan bahwa golongan yang berpendapatan tinggi dan menengah atas

akan juga menjadi tertarik untuk sesekali mengunjungi pasar tradisional untuk

menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern

(Napitupulu, 2007).

Pasar modern dan pasar tradisional sudah dibedakan dengan sangat tegas

oleh para pembeli atau konsumen. Keduanya belum bisa digabung karena

keduanya dibutuhkan oleh penduduk. Idealnya, semua pasar menjadi pasar

modern dan ini juga menjadi impian semua penduduk, tetapi karena kondisi

kehidupan penduduk yang masih mayoritas berpendapatan rendah dengan tingkat

pengetahuan yang masih rendah pula, maka masih jauh kemungkinan untuk

memikirkan agar semua pasar menjadi modern (Wikipedia, 2005).

Secara umum, tempat yang nyaman, aman dan memadai akan menjadi

pilihan utama bagi kebanyakan pembeli. Kondisi ini harus bisa menjadi perhatian

serius dari para pedagang di pasar tradisional. Walaupun tradisional tetap

memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh para calon pembeli. Pedagang harus

mengetahui bahwa persaingan tidak hanya terbatas pada kualitas dan harga

produk, tetapi juga sudah pada tataran lain yaitu bagaimana memuaskan

pelanggan dari faktor yang lainnya, seperti adanya kenyamanan berbelanja dan

adanya nuansa khusus menarik lainya yang tidak dimiliki oleh pasar modern

(25)

Landasan Teori

Pasar tradisional dan pasar modern

Menurut Pangestu (2007) dalam penelitiannya, mencoba mendefenisikan

pasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk

melakukan transaksi, dalam hal ini organisasi pasar yang masih ada dan masih

sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik

yang kotor dan pola bangunan yang sempit. Beliau mengajukan beberapa potensi

dan ciri-ciri dari pasar tradisional, seperti lemampuan pasar tradisional dalam

menyerap Komoditi lokal dari kawasan sekitarnya. Berfungsi sebagai supplier

bagi berbagai input pertanian dan perumahan serta kebutuhan masyarakat yang

luas, dimana pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri yang

membedakannya dengan pasar modern.

Sedangkan pasar Modern didefenisikan sebagai pasar besar, lengkap yang

menspesialisasikan dirinya dalam keanekaragaman bahan makanan dan

barang-barang di luar bahan makanan sangat terbatas. Pasar Modern didefenisikan

sebagai sesuatu yang lengkap, pelayanan sendiri dan berkenaan dengan toko

makanan.

Konsumen

Konsumen merupakan individu-individu dan organisasi yang

membutuhkan suatu produk atau jasa dari sebuah organisasi untuk dikonsumsi,

(26)

suatu produk, umumnya dipengaruhi juga oleh orang lain yang menjadi

referensinya, keluarga, maupun kelompok lainnya (Mahyuni, 2007).

Konsep keputusan pembelian konsumen

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan

dakam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan

penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang dan

jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Harga

Harga, nilai, maupun manfaat merupakan konsep yang saling berkaitan.

Manfaat adalah atribut barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan

konsumen. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat

dipertukarkan dengan produk lainnya. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan

untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya. Kepercayaan konsumen terhadap ekonomi, psikologi konsumen

dan perilaku beli konaumen ditentukan terutama oleh naik turunnya harga.

Konsumen sangat tergantung pada harga sebuah indicator kualitas sebuah produk

terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan membeli sedangkan

informasi yang dimliki tidak lengkap (Stanton, 1996).

Lokasi

Masalah lokasi merupakan masalah penting harus dipertimbangkan oleh

(27)

strategi pengecer dalam memilih lokasi dan penetapan lokasi yang strategis sesuai

dengan produk yang dijual. Tiga tingkat keputusan mengenai lokasi yang dihadapi

oleh para ahli strategi pemasaran adalah seleksi pasar, analisis area, dan evaluasi

tempat, ketiga hal ini penting untuk membedakan suatu usaha dengan para

pesaingnya dalam benak konsumen yang ingin dilayani sehingga memungkinkan

untuk mencapai keuntungan diferensial yang dapat dipertahankan atas para

pesaingnya (Pangestu, 2007).

Produk

Produk merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang dapat

memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Diharapkan

melalui pembelian produk tersebut konsumen dapat terpenuhi kepuasannya.

Menurut Stanton (1996) mendefenisikan produk sebagai pemahaman subjektif

produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha mencapai tujuan

organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan

kompetensi dan kapasitas organisasi dan daya beli pasar. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat dipahami bahwa produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke

konsumen dan bisa mendapatkan perhatian konsumen untuk dibeli dan digunakan

sehingga bisa menciptakan sebuah kepuasan bagi konsumen.

(Stanton, 1996).

Pelayanan

Dalam sebuah usaha, pelayanan juga harus dipertimbangnkan untuk

(28)

pembeli. Maksud dari layanan diatas adalah bahwa layanan merupakan sebuah

aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan lepada konsumen

(Stanton, 1996).

Faktor sosial

Karakteristik sosial konsumen dipengaruhi oleh :

a) Umur

Umur dan tahapan siklus hidup dapat membentuk pola konsumsi orang

dewasa, niasanya mengalami perubahan dan transformasi (perubahan

bentuk, rupa, sifat) tertentu pada saat menjalani hidupnya.

b) Pendidikan

Pendidikan seseorang juga mempengaruhi perilaku seseorang. Apabila

pendidikan konsumen tinggi maka konsumen akan lebih memilih

barang-barang yang berkualitas baik (Setiadi, 2003).

Faktor ekonomi

a) Penghasilan

Penghasilan sangat mempengaruhi konsumsi konsumen. Apabila

penghasilan meningkat maka kemampuan rumah tangga untuk membeli

aneka kebutuhan semakin besar.

c) Jumlah tanggungan

Jumlah tanggungan sangat mempengaruhi keputusan konsumen saat

(29)

tingkat konsumsi juga meningkat, sehingga anggota keluarga berpengaruh

besar terhadap keputuasan konsumen (Setiadi, 2003).

Faktor psikologis

Psikologis adalah faktor kejiwaan (psikologi) yang mempengaruhi

perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Faktor psikologis yang

mempengaruhi perilaku konsumen berbelanja dibagi menjadi 3 yaitu :

yaitu: comfortable (kenyamanan), prestige (gengsi).

a) Kenyamanan berbelanja (comfortable)

Kenyamanan merupakan salah satu nilai jual yang utama dari

supermarket/ hypermarket, karena tanpa faktor kenyamanan

supermarket/hypermarket tidak jauh berbeda dari pasar tradisional.

b) Gengsi (prestige)

prestige adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa mempunyai

kebanggan tersendiri, pada saat mengkonsumsi barang dan jasa tertentu

yang dihasilkan oleh perusahaan.Salah satu nilai jual dari pasar modern

adalah faktor gengsi, karena seorang konsumen merasa lebih prestige

berbelanja di pasar modern dari pada di pasar tradisional, karena selama

ini pasar tradisional selalu identik dengan segmen kalangan bawah, dan

supermarket/hypermarket identik dengan kalangan menengah ke atas.

(30)

Kerangka Pemikiran

Konsumen merupakan individu-individu yang membutuhkan suatu produk

untuk dikonsumsi, bukan untuk dijual atau diproses lagi, konsumen dapat

memperoleh produk yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

di pasar. Sekarang ini ada dua jenis pasar yang menjadi pilihan bagi konsumen

dalam berbelanja yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

Ada beberapa karakteristik pasar yang dimiliki pasar tradisional dan pasar

modern yang menjadi daya tarik bagi konsumen. Pertama harga, hal ini menjadi

pertimbangan utama bagi kebanyakan konsumen sebelum memilih untuk

berbelanja di pasar tersebut, biasanya jika suatu pasar menetapkan harga yang

murah untuk produk yang dijual, maka kebanyakan konsumen akan memilih

berbelanja di tempat tersebut. Kelengkapan produk, biasanya hal ini juga menjadi

pertimbangan bagi konsumen, dengan jenis produk yang beragam dan tersedia

dalam jumlah yang banyak maka konsumen akan memiliki banyak pilihan dalam

memilih produk yang diinginkan. Pelayanan juga sering menjadi bahan

pertimbangan bagi konsumen, sebagian besar konsumen menginginkan pelayanan

yang bagus dan ramah sehingga mereka merasa dilayani dengan baik sewaktu

berbelanja. Lokasi juga menentukan keputusan konsumen dalam berbelanja, untuk

beberapa konsumen mungkin memilih berbelanja di pasar yang lebih dekat

dengan tempat tinggal atau tempat kerjanya.

Keputusan konsumen dalam memilih tempat berbelanja juga dipengaruhi

oleh karakteristik konsumen yaitu faktor sosial yang terdiri dari umur dan

(31)

tanggungan serta faktor psikologis yang terdiri dari gengsi, kenyamanan dalam

berbelanja.

Apabila keputusan konsumen telah ditetapkan, maka akan dilakukan

keputusan berbelanja di pasar yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, yaitu di pasar tradiisonal dan pasar modern.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

KONSUMEN

Keterangan :

= Menyatakan ada hubungan = Menyatakan saluran

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran KEPUTUSAN

Karakteristik b. pendidikan

Pasar : 2. faktor

ekonomi 1. harga

2. produk a. penghasilan

3. lokasi b. jumlah

4. pelayanan tanggungan

(32)

Hipotesis

1) Terdapat hubungan tingkat umur, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan

dan jumlah tanggungan dengan tingkat keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.

2) Terdapat hubungan tingkat daya tarik pasar (harga, kelengkapan produk,

pelayanan, lokasi) dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja

(33)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposif) di pasar tradisional

dan pasar modern yang ada di kota Medan. Banyaknya pasar tradisional dan pasar

modern yang ada di kota medan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. banyaknya pasar tradisional dan pasar modern di Kota Medan tahun 2008

16.Medanperjuangan 23.779 1 1

17. Medan tembung 30.956 2 2

Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk terbesar terdapat di kecamatan

(34)

pada kecamatan medan kota yaitu 15 pasar tradisional dan pasar swalayan

terbanyak terdapat pada kecamatan medanBarat yaitu 12 pasar Modern.

Metode Penarikan Sampel

Sampel pasar

Metode penarikan sampel dilakukan dengan metode sengaja (purposif)

menurut kategori pasar tradisional dan pasar modern, yang menjadi sampel pasar

adalah pasar tradisional sei sikambing dengan pasar modern brastagi swalayan.

Sampel konsumen

Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan menggunakan

metode acak berstrata dan proporsional (stratified proporsionate random

sampling). Metode penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari

konsumen yang sedang berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern.

Tabel 2. populasi dan sampel konsumen di Kota Medan

No Jenis Pasar Populasi Penduduk Sampel

(Rumah Tangga ) Konsumen

1 Pasar Sei Sikambing 470481 30

2 Pasar Brastagi Swalayan 470481 30

Sumber : BPS,Medan dalam angka 2008

Tabel 2 diatas menunjukkan jumlah populasi konsumen di pasar

tradisional dan swalayan yang adalah populasi penduduk kota medan. Dari

seluruh populasi penduduk kota medan diambil 60 jiwa responden konsumen

(35)

menggunakan analisa statistik, ukuran responden paling minimum 30

(Hasan,2002)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden

dengan menggunakan daftar pertanyaan ( kuisioner), sedangkan data sekunder

diperoleh dari lembaga atau instansi terkait, Badan Pusat Statistika, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan.

Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian

dianalisis dengan uji statistik.

Untuk masalah (1) dan (5) digunakan analisis deskriptif yaitu pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terinci, untuk

masalah (2) digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan formula skoring berdasarkan data-data yang diperoleh.

Untuk hipotesis (3) dan (4) dianalisis dengan analisis koefisien rank spearman ( Irianto, 2004)

(36)

keterangan :

rs : Koefisien korelasi rank spearman

di : Selisih antar peringkat

n : Jumlah sampel

α : Derajat nyata

db : Derajat bebas

Kriteria uji hipotesis adalah:

(37)

Tabel 3. parameter tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern

No Parameter Pernyataan Skor

a. sangat tidak setuju 1

b. Tidak setuju 2

c. Ragu-ragu 3

d Memilih pasar karena menyediakan produk yang lengkap dan mempunyai jenis yang beagam sehingga mempunyai banyak

Memilih suatu pasar untuk berbelanja karena adanya faktor harga

Memilih suatu pasar untuk berbelanja karena adanya promosi yang diberikan

Memilih suatu pasar untuk berbelanja karena faktor pelayanan pasar yang baik

Memilih suatu pasar sebagai tempat belanja karena faktor lokasi yang dekat dengan tempat tinggal

e. Sangat setuju 5

a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak

Memilih suatu pasar karena ketersediaan fasilitas yang lengkap

setuju 2

Memilih suatu pasar karena desain pasar yang menarik

Memilih suatu pasar karena adanya pengaruh dari orang lain atau keluarga

e. Sangat setuju 5

a. sangat tidak setuju 1 b. T

c. Ragu-ra Memilih suatu pasar untuk

berbelanja karena adanya Memilih suatu pasar karena adanya faktor kenyamanan dalam

11 Memilih suatu pasar karena adanya faktor gengsi

e. Sangat setuju 5

(38)

Tabel 4. tingkat daya tarik pasar

No Parameter Pernyataan Skor

a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak setuju 2

c. Ragu-ragu 3

d. Setuju 4

1

Memilih suatu pasar karena harga yang ditetapkan pasar relatif murah

Memilih suatu pasar karena adanya sistem tawar-menawar

3 Memilih suatu pasar karena memiliki produk yang beragam

e. Sangat setuju 5 a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak setuju 2

c. Ragu-ragu 3

d. Setuju 4

4 Memilih suatu pasar karena menyediakan produk yang baru dan segar

Mmeilih suatu pasar karena pelayanannya yang baik dan menyenangkan

e. Sangat setuju 5 a. sangat tidak setuju 1 b. Tidak setuju 2 c.

Memilih suatu pasar karena pedagang dan pramuniaganya

Memilih suatu pasar karena jarak pasar yang dekat dan dapat dijangkau

Memilih suatu pasar karena lokasi pasar yang berada di pusat kota dan dekat dengan keramaian

e. Sangat setuju 5

Jumlah Skor 40

Untuk mengukur tingkat keputusan konsumen dan daya tarik pasar

digunakan metode skoring, dengan 3 kriteria dengan rumus :

Range = Data terbesar – data terkecil Jumlah kriteria

(39)

Untuk mengukur tingkat keputusan konsumen dengan data terbesar 55 dan

data terkecil adalah 11.

Jumlah skor tingkat keputusan adalah antara1 11 - 55. apabila skor,

1-18 = Tingkat keputusan konsumen rendah

19-36 = Tingkat keputusan konsumen sedang

37-55 = Tingkat keputusan konsumen tinggi

Untuk mengukur tingkat daya tarik pasar digunakan metode skoring

dengan 8 parameter. Jumlah skor tingkat daya tarik pasar adalah 8 - 40. Apabila

skor berada:

1-13 = Tingkat daya tarik pasar rendah

14-27 = Tingkat daya tarik pasar sedang

28-40 = Tingkat daya tarik pasar tinggi

Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi

1. Pasar tradisional adalah Suatu tempat dimana para penjuald dan pembeli

melakukan transaksi perdagangan dengan sistem tawar-menawar sehingga

terjadi kesepakatan akan harga

2. Pasar modern adalah Toko berukuran besar, bervolume besar, dimana

pembeli melayani dirinya sendiri dengan harga yang telah ditentukan.

3. Harga adalah uang yang dikeluarkan untuk ditukarkan dengan produk

(40)

4. Faktor sosial adalah faktor yang ada pada diri konsumen sebagai

responden yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam

berbelanja yang meliputi umur dan tingkat pendidikan.

5. Tingkat umur konsumen adalah usia konsumen pada saat penelitian

dilakukan yaitu umur 20 – 65 tahun

6. Tingkat pendidikan konsumen adalah pendidikan formal terakhir yang

pernah ditempuh oleh konsumen parameternya SD, SLTP, SLTA,

Diploma, dan Sarjana.

7. Faktor ekonomi adalah faktor faktor yang ada pada diri konsumen sebagai

responden yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam

berbelanja yang meliputi tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan

keluarga.

8. Tingkat penghasilan adalah pendapatan kotor yang diterima oleh

konsumen setiap bulannya.

9. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi

tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.

10.Faktor psikologis adalah faktor-faktor yangada pada diri konsumen

sebagai responden yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam

berbelanja yang meliputi gaya hidup, kenyamanan, dan gengsi.

11.gaya hidup adalah bagaimana konsumen menghabiskan waktu dan

uangnya ketika berbelanja.

12.kenyamanan adalah rasa aman yang dirasakan oleh konsumen ketika

(41)

13.gengsi adalah Suatu keadaan dimana konsumen merasa mempunyai

kebanggan tersendiri dalam menggunakan produk atau berbelanja di suatu

pasar tertentu.

14.Keputusan konsumen adalah pemilihan atau tindakan dari dua atau lebih

alternatif yang diputuskan dalam berbelanja antara pasar tradisional dan

pasar modern.

Batasan operasional

Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan di pasar tradisional Sei Sekambing dan pasar modern

Brastagi Swalayan di kotamadya medan.

2. Waktu penelitian adalah tahun 2009

3. Sampel penelitian adalah konsumen yang berbelanja di pasar tradisional

(42)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, KARAKTERISTIK PASAR DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Letak geografis, batas dan luas wilayah

Kota Medan merupakan ibukota dari propinsi sumatera utara. Kota medan

terletak diantara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BT, dengan luas wilayah

265,10 km. Kota medan berada pada ketinggian 2,5 sampai dengan 37,5 meter

diatas permukaan laut, rata-rata curah hujan 171,2 mm dengan suhu minimum

23,2ºC - 24,3ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,8ºC - 33,2ºC.

Kelembaban udara di wilayah Kota medan rata-rata berkisar antara 84 - 85%.

kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/sec, sedangkan rata-rata total laju

penguapan tiap bulannya 104,3 mm.

Kota medan memiliki batas-batas yaitu : Sebelah Utara : Kabupaten Deli

Serdang dan Selat Malaka, sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang, sebelah

Timur : Kabupaten Deli Serdang, dan Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang.

Topografi Kota medan cenderung miring ke Utara.

Keadaan penduduk

Penduduk kota Medan berjumlah 2.083.156 orang dengan 470.481 rumah

tangga yang tersebar di setiap kecamatan dan keluharan di kota medan. Untuk

mengetahui lebih jelas mengenai jumlah penduduk kota medan berdasarkan

(43)

Tabel. 5 penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Golongan

Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

Persen Persen

15-19 111.263 105.426 10,06 216.689 10,40

20-24 116.164 121.385 11,58 237.549 11,40

25-29 99.499 102.041 9,73 201.54 9,67

30-34 83.325 75.926 7,24 159.251 7,64

Jumlah 1.034.696 1.048.460 50,33 2.083.156 100 Sumber : BPS,Medan Dalam Angka 2008

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota medan pada tahun

2008 sebesar 2.083.156 orang yang terdiri dari 1.034.696 orang laki-laki

(49,67%) dan 1.048.460 orang perempuan (50,33%), dari data tersebut dapat

dilihat bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.

Data tabel diatas juga menunjukkan jumlah usia non produktif bayi, balita,

anak-anak dan remaja (0-14 tahun) sebesar 569.612 orang (27,34%)manula (>55 tahun)

sebesar 187.872 orang (9,02%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) adalah

sebesar 1.325.672 orang (63,63%). Usia produktif adalah usia dimana orang

memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa

dengan efektif, dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja

(44)

Penduduk menurut tingkat pendidikan

Penduduk kota medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD,

SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat

pendidikan penduduk kota medan dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel. 6 penduduk menurut tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Persentase (%)

1 SD 21,24

2 SLTP 29,92

3 SLTA 34,21

4 Perguruan Tinggi 14,61

Jumlah 100 Sumber : BPS, Medan dalam angka 2008

Tabel 6. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk kota medan

paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 726.560 orang (34,21%), Sekolah Lanjut

Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 635.451 orang (29,92%), Sekolah Dasar

(SD) sebesar 451.226 orang(21,24 %), dan Perguruan Tinggi berjumlah 310.475

orang (14,61 %).

Penduduk menurut mata pencaharian

Mata pencarian penduduk kota medan bermacam jenisnya yaitu pegawai

negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan

masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui

lebih jelas mengenai mata pencarian penduduk kota medan dapat dilihat pada

(45)

Tabel. 7 penduduk menurut pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase(%)

1 Pegawai negri 16727 4,22%

2 Pegawai Swasta 15580 3,93%

3 TNI/POLRI 4326 3,61%

4 Tenaga pengajar 45426 11,4%

5 Tenaga kesehatan 3290 0,83%

6 Lain-lain 300862 75,93%

Jumlah 386211 100%

Sumber: BPS, medan dalam angka 2008

Tabel 7. menunjukkan bahwajumlah pekerjaan penduduk yang terbesar

adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai negri

sebesar 16.727 orang (4,22%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%),

TNI/POLRI sebesar14.326 orang (3,61%) dan tenaga kesehatan sebesar 3.290

orang ( 0,83%) dan pekerjaan yang lain-lain yaitu gabungan dari berbagai

pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu yaitu sebesar 300.862 orang

(75,93%). Data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk kota medan

yang berusia produktif hanya sebagian kecil saja yang sudah bekerja, setelah

dikurangi penduduk kota medan yang bersekolah dan kuliah, masih banyak

penduduk yang menganggur baik sebagai pengangguran terselubung maupun

pengangguran tetap.

Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan

masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju

pembangunan. Sarana dan prasarana di kota medan sekarang ini sangat baik, hal

ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan,

(46)

Tabel 8. sarana dan prasarana di kota Medan tahun 2008

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

Sekolah

Sumber : BPS medan dalam angka 2008

Sarana pendidikan di kota medan sangat lengkap mulai dari Sekolah Dasar

berjumlah 810 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah 353 unit ,

Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 339 unit hingga ke Perguruan Tinggi

berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam

mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut

dan pelosok kota Medan dengan kualitas yang beragam.

Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti kota

Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas

39 unit, Pustu 40 unit, BPU 421 unit , Rumah Bersalin 431 uni ,Rumah sakit

(47)

Sarana peribadatan juga sangat diperlukan oleh penduduk kota medan

yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada

sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu masjid 826

unit, musholla 675 unit, gereja 525 unit, kuil 39 unit, dan wihara 140 unit.

Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat

banyak ke segala penjuru kota medan. Panjang jalan kota Medan 3.078,94 km.

Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 2.084,16 km, jalan dalam kondisi sedang

389,80 km, jalan dalam kondisi rusak sepanjang 112,76 km, dan jalan dalam

kondisi rusak berat sepanjang 1,35 km.

Pasar tradisional maupun pasar modern banyak sekali terdapat di kota

medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional

dan pasar modern. Ada 56 unit pasar tradisional dan 30 unit pasar modern yang

tersebar di setiap kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing

pasar yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi atau sore

hari, sedangkan pasar Modern buka dari pagi hingga malam hari. Dalam

penelitian ini yang menjadi sampel pasar tradisional sei sekambing dan pasar

(48)

Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian)

Pasar tradisional sei sikambing

Pasar ini buka pada pagi hingga malam hari. Barang-barang yang dijual

beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok seperti sayur mayur, ikan, bumbu,

alat masak, buah dan lain-lain. Luas areal pasar ± 4500 m2. Pedagang yang

berjualan di pasar ini cukup banyak.

Pasar brastagi swalayan

Brastagi swalayan terletak di jalan gatot subroto. Luas areal brastagi

swalayan yaitu ± 4500 m2. Brastagi swalayan tidak hanya menjual buah, tetapi

juga menjual barang-barang lain seperti yang dijual pada swalayan pada

(49)

Karakteristik Konsumen Sampel

Karakteristik konsumen sampel di pasar tradisional dan pasar modern

Karakteristik konsumen sampel yang dimaksud adalah meliputi

karakteristik sosial ekonomi yang teridri dari umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,

jumlah tanggungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. karakteristik sosial ekonomi

Pasar Tradisional Pasar Modern No Karakteristik

Sosial Ekonomi Range Rata-rata Range Rata-rata

1 Umur 34 – 42 37,25 24 - 32 29,53

2 Pendidikan 9 – 13 11,81 16 – 19 17,7

3 Penghasilan 1.800.000-

2.899.999

Sumber : Analisis Data Primer 2009 ( Lampiran 3 & 4 )

Umur konsumen sampel yang berbelanja di pasar tradisional berkisar

antara 34 - 42 tahun dengan rata-rata umur konsumen 37,25 tahun. Sedangkan di

pasar modern berkisar antara 24 – 32 dengan rata-rata 29,53. Rata-rata tersebut

memperlihatkan bahwa konsumen sampel masih berada dalam kategori usia

produktif.

Pendidikan formal konsumen sampel yang berbelanja di pasar tradisional

berkisar 9 - 13 tahun dengan rata-rata pendidikan konsumen 11,81 tahun yang

menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan konsumen sampel adalah setingkat

SMA. Sedangkan di pasar modern berkisar antara 16 – 19 tahun dengan rata-rata

17,7 tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan konsumen sampel di

pasar modern setingkat sarjana.

Tingkat pendapatan konsumen sampel yang berbelanja di pasar tradisional

(50)

2.166.666 per bulan. Sedangkan di pasar modern berkisar antara 4.500.000 –

6.499.999 dengan rata-rata Rp 5.250.000 per bulan.

Jumlah tanggungan keluarga konsumen sampel yang berbelanja di pasar

tradisional berkisar antara 4-6 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan 4,714

orang. Rata-rata tersebut memperlihatkan bahwa jumlah tanggungan konsumen

sampel cukup banyak. Sedangkan di pasar modern berkisar antara 1 – 3 orang

(51)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Medan

Pasar Tradisional yang ada di kota Medan berjumlah 67 buah yang

tersebar diseluruh kecamatan di kota Medan. Bangunan biasanya terdiri dari

kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu

pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan

makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang

elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan

barang-barang lainnya. Pada umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar

memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

Kondisi pasar tradisional di kota medan tidak begitu nyaman dengan

struktur pasar yang begitu sederhana. Becek, jorok, sempit, bau, panas dan

berdesakan. Itulah sekilas gambaran pasar tradisional di Medan. Kawasan Pusat

Pasar, Sukaramai, Simpang Limun, Sei Sikambing, Petisah, Aksara mewakili

kondisi tersebut.

Hujan sedikit saja, genangan air dan bau tak sedap langsung menyapa

pembeli. Eksistensi pasar tradisional di Medan makin buruk ketika para pedagang

memenuhi ruas jalan yang sebenarnya lalu lintas kendaraan. Itu bisa dilihat di

Pasar Simpang Limun, Sukaramai dan Sei Sikambing sebelum ditertibkan. Sudah

ditertibkan pun tetap saja para pedagang itu masih mencari tempat strategis di

(52)

Sedangkan jumlah Pasar modern yang ada di Kota Medan sampai saat ini

( tahun 2009 ) berjumlah 71 buah ( lampiran 2 ), yang terdiri dari :

1. Departemen Store : 14 buah

2. Hypermarket : 4 buah

3. Supermarket : 10 buah

4. Pasar Swalayan : 43 buah

Jenis pasar yang paling banyak di kota medan adalah jenis pasar swalayan

yaitu berjumlah 43 buah. Di pasar modern ini penjual dan pembeli tidak

bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang

tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya

dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran,

daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat

bertahan lama.

(Sumber, Dinas Perindustrian dan Perdagangan).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar

modern dipengaruhi oleh 11 faktor. Hasil wawancara yang dilakukan di pasar

(53)

Tabel 11. jumlah konsumen yang berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern

Pasar Tradisional Pasar Modern No Parameter Jlh

Tabel 11 menunjukkan data jumlah konsumen yang berbelanja di pasar

tradisional dan pasar modern yang dipengaruhi oleh 11 faktor.

1. Faktor Kelengkapan Produk

Kelengkapan produk merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen

untuk berbelanja dalam memenuhi kebutuhannya. Dari hasil wawancara yang

dilakukan, berdasarkan faktor kelengkapan produk diperoleh jumlah konsumen

yang berbelanja di pasar tradisional adalah sebanyak 30 orang (100%) , sedangkan

di pasar modern berjumlah 29 (96,6%) artinya kelengkapan produk memberi

pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja.

2. Faktor Harga

Faktor harga merupakan salah satu pertimbangan bagi konsumen dalam

berbelanja, Sebagian besar konsumen paling suka dengan sistem tawar-menawar

(54)

yang telah ditetapkan sebelumnya, Namun sebagian lagi lebih menyukai harga

yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga hasil wawancara yang telah dilakukan

berdasarkan faktor harga di pasar tradisional diketahui hanya 9 orang (30 %)

sedangkan di pasar modern berjumlah 27 orang (90,0%).

3. Faktor Promosi

Hasil wawancara yang telah dilakukan berdasarkan faktor promosi

diketahui di pasar tradisional berjumlah 3 orang (10 %) sedangkan di pasar

modern berjumlah 26 orang (86,6%).

4. Faktor Pelayanan

Hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan faktor pelayanan diketahui

di pasar tradisional berjumlah 4 orang (13,3%), sedangkan di pasar modern

berjumlah 5 orang (16,6%).

5. Faktor Lokasi

Jauh dekatnya lokasi pasar juga terkadang menjadi pertimbangan penting

bagi konsumen, ada yang berpendapat lebih baik ke pasar yang dekat dengan

tempat tinggal, namun ada juga yang memilih tempat berbelanja itu bukan hanya

karena faktor lokasi. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan berdasarkan

faktor lokasi diketahui di pasar tradisional sebanyak 24 orang (80%), sedangkan

di pasar modern berjumlah 2 orang (6,6%).

6. Faktor ketersediaan fasilitas yang lengkap

Sebagian konsumen juga memperhatikan fasilitas yang disediakan pasar.

Hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan faktor ketersediaan fasilitas yang

lengkap diketahui di pasar tradisional ada 9 orang (30 %), sedangkan di pasar

(55)

7. Faktor desain pasar

Desain pasar itu ditunjukkan pasar untuk menarik perhatian konsumen.

Hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan faktor desain pasar diketahui di

pasar tradisional jumlah konsumen adalah sebanyak 15 orang ( 50%), sedangkan

di pasar modern sebanyak 25 orang (83,3%).

8. Faktor pengaruh orang lain atau keluarga

Orang lain atau keluarga secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi keputusan konsumen. Hasil wawancara yang dilakukan

berdasarkan faktor pengaruh orang lain atau keluarga diketahui di pasar

tradisional sebanyak 8 orang (26,6%), sedangkan di pasar mosern berjumlah 12

orang (40,0).

9. Faktor pengalaman berbelanja

Pengalaman berbelanja di sebuah pasar sebelumnya merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Hasil wawancara yang

dilakukan berdasarkan faktor pengalaman berbelanja diketahui di pasar tradisional

sebanyak 24 orang (80%), sedangkan di pasar modern sebanyak 19 orang

(63,3%).

10.Faktor kenyamanan

Kenyamanan dalam berbelanja juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan konsumen. Hasil wawancara yang dilakukan

berdasarkan faktor kenyamanan diketahui di pasar tradisional jumlah konsumen

sebanyak 5 orang (16,6%), sedangkan di pasar modern sebanyak 28 orang

(56)

11.Faktor gengsi

Sebagian besar dari konsumen tidak menjadikan gengsi sebagai faktor

penting yang harus dipertimbangkan dalam berbelanja, sebagian besar tidak ada

gengsi dalam berbelanja. Hasil wawancara yang telah dilakukan berdasarkan

faktor gengsi diketahui di pasar tradisional jumlah konsumens sebanyak 2 orang

(6,6), sedangkan di pasar modern berjumlah 12 orang (40,0%). yang berbelanja

karena gengsi.

Jumlah dan persentase konsumen menurut kategori tingkat keputusan

Jumlah dan persentase konsumen menurut kategori tingkat keputusan

konsumen yang berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Hasil analisis

parameter tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional

dan pasar modern dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Jumlah dan persentase konsumen menurut kategori tingkat Keputusan

Tingkat Keputusan Konsumen Rendah Sedang Tinggi No Pasar

Sumber : Analisis Data Primer 2009 ( Lampiran 5 & 6 ).

Terdapat 2 orang (6,6%) konsumen berbelanja di pasar sei sikambing

mempunyai tingkat keputusan pada level tinggi, dan 20orang ( 66,6 %) berbelanja

(57)

Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Konsumen dalam Berbelanja di Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Karakteristik konsumen terdiri dari faktor sosial dan faktor ekonomi.

Faktor sosial yang diteliti adalah umur dan tingkat pendidikan. Faktor ekonomi

yang diteliti adalah tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan keluarga. Hasil

analisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan konsumen

dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern dapat diuraikan berikut :

Hubungan umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern

Umur konsumen merupakan salah satu faktor sosial yang berkaitan erat

dengan cara berfikir dan pandangan dalam membuat keputusan. Hasil analisis

hubungan antara umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam

berbelanja di pasar tradisional diuraikan pada tabel 13.

Tabel 13. hubungan umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional

Tingkat Keputusan Konsumen

Tabel 13. menunjukkan bahwa tidak terdapat konsumen pada kelompok

umur 25-33 tahun mempunyai tingkat keputusan pada level tinggi. Terdapat 1

orang (3,3%) konsumen pada kelompok umur 34-42 tahun mempunyai tingkat

keputusan pada level tinggi. Terdapat 1 orang (3,3%) konsumen pada kelompok

(58)

Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank

spearman pada lampiran 9. Diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,467 dengan

tingkat signifikansi 0,009, berarti hubungan kedua peubah sedang dengan tingkat

signifikansi 0,009 < 0,025 , berarti ada hubungan yang signifikan antara umur

dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja dengan nilai

t

hitung =

2,794. Oleh karena t hitung = 2,794 > t (α/2 0,025 ) = 2,048 berarti Ho ditolak dan

H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara umur konsumen dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional.

Umur mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan

konsumen dalam berbelanja. Semakin tinggi umur konsumen maka tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja juga semakin banyak. Oleh karena itu

hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara umur dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional diterima.

Sedangkan Hasil analisis hubungan antara umur konsumen dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern diuraikan pada tabel 14.

Tabel 14. hubungan umur konsumen dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern

Tabel 14. menunjukkan bahwa terdapat 9 orang (30%) konsumen pada

(59)

Terdapat 6 orang (20%) konsumen pada kelompok umur 33-41 tahun mempunyai

tingkat keputusan pada level tinggi. Terdapat 5 orang (16,6%) konsumen pada

kelompok umur 42-50 tahun mempunyai tingkat keputusan pada level tinggi.

Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank

spearman pada lampiran 10 . Diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,103 dengan

tingkat signifikansi 0,548, berarti tidak ada hubungan antara kedua peubah

sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat

keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern dengan nilai

t

hitung =

0,548. Oleh karena t hitung = 0,548 < t (α/2 0,025 ) = 2,048 berarti Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara umur konsumen dengan

tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern.

Tinggi rendahnya umur konsumen tidak memberi pengaruh yang besar

terhadap keputusan dalam berbelanja di pasar modern karena kebanyakan dari

konsumen yang datang ke pasar modern bukan hanya untuk berbelanja melainkan

untuk jalan-jalan atau sekedar refreshing,oleh karena itu orangtua maupun yang

muda yang datang ke pasar modern tidak harus memutuskan untuk berbelanja,

dengan demikian umur tidak mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelnja

di pasar modern.

Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara umur

dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar modern ditolak.

Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern

Tingkat pendidikan formal yang dimiliki konsumen akan menunjukkan

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 1. banyaknya pasar tradisional dan pasar modern di Kota Medan tahun 2008
Tabel 3. parameter tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di  pasar                  tradisional dan   pasar modern No Parameter Pernyataan Skor
Tabel 4. tingkat daya tarik pasar No Parameter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini merupakan rekomendasi yang diberikan oleh penulis terkait penelitian yang berjudul Evaluasi Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

[r]

Efisiensi yang dihasilkan oleh turbin kemiringan sudut 10° lebih tinggi karena daya yang dihasilkan juga tinggi disebabkan oleh arah jatuh aliran yang mengenai

Hasil penelitian tahap kedua yang dilakukan pada beberapa ruang kelas menunjukkan bahwa paparan panas terjadi di ruang kelas selain karena disebabkan karena material

Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun 2010; Nomor:

Dalam konteks penelitian ini peneliti membagi pengalaman Pegiat Perpustakaan Jalanan Bandung menjadi dua yaitu kegiatan yang pernah dilakukan oleh Perpustakaan

Puji dan syukur penulis haturkan pada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “ Half

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liza (2018) pada kelas VII dengan indikator kemampuan pemahaman matematis diperoleh hasil : “Pada soal yang memuat