Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
IDENTIFIKASI TINGKAT KESIAPAN SMK DALAM
IMPLEMENTASI E-LEARNING
(Studi kasus di SMK Bidang Studi Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh
JOHAN RAMADHAN 0902699
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
IDENTIFIKASI TINGKAT KESIAPAN SMK DALAM
IMPLEMENTASI E-LEARNING
Oleh Johan Ramadhan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Johan Ramadhan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
IDENTIFIKASI TINGKAT KESIAPAN SMK DALAM IMPLEMENTASI E-LEARNING
(Studi kasus di SMK Bidang Studi Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi) Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Drs. H. Bambang Trisno, MSIE NIP. 19610309 198610 1 002
Pembimbing II
Iwan Kustiawan, S.Pd, MT NIP. 19770908 200312 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi
iv
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
IDENTIFIKASI TINGKAT KESIAPAN SMK DALAM IMPLEMENTASI E-LEARNING
(Studi kasus di SMK Bidang Studi Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi) Johan Ramadhan., Bambang Trisno., Iwan Kustiawan
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 Telp. (022) 201363
E-mail: jramadhan6@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) telah menciptakan kultur dan pandangan baru bagi dunia pendidikan, sehingga fenomena strategis dari penggunaan TIK dalam pembelajaran memberi kontribusi tersendiri dalam pengembangan pembelajaran berbasis TIK, khususnya di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Salah satu produk integrasi TIK dalam dunia pendidikan adalah e-learning
(electronic learning). Penerapan e-learning di SMK sudah dilakukan di beberapa SMK, namun masih belum berjalan efektif, penyebabnya adalah kompetensi dan inovasi para guru mengenai TIK. Penelitian ini secara garis besar, bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesiapan implementasi e-learning di SMK khususnya pada BSK (Bidang Studi Keahlian) TIK ditinjau dari aspek, yaitu kompetensi guru dan siswa berbasis TIK, dan infrastruktur pembelajaran berbasis TIK. Penelitian ini mendeskripsikan kenyataan secara empiris di lapangan dengan pendekatan kuantitatif, instrumen yang digunakan berupa angket dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa BSK TIK jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan), kelas XI tahun ajaran 2012-2013 di tiga SMK yang berbeda yaitu SMKN 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang Kab. Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan SMK dalam implementasi e-learning sebagai media pembelajaran sudah 79,65% atau berada pada kriteria siap menjadi pelengkap untuk membantu model pembelajaran tatap muka sebagai model pembelajaran utama. Hal ini didasarkan pada tidak mudahnya mengubah kebiasaan siswa dengan model pembelajaran tatap muka. Dapat disimpulkan bahwa e-learning
dapat diterapkan sebagai pelengkap model pembelajaran tatap muka bukan sebagai pengganti model pembelajaran tersebut.
Kata kunci: e-learning, kesiapan, teknologi informasi dan komunikasi, kompetensi, infrastruktur.
ABSTRACT
v
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
students with face-to-face learning model. It can be concluded that e-learning can be applied as a complement for face-to-face learning model, not as a substitute for the learning model.
viii
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah... 2
C. Rumusan Masalah ... 2
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Batasan Masalah ... 3
F. Manfaat Penelitian ... 3
G. Penjelasan Istilah dalam Judul ... 3
H. Lokasi dan Subjek Penelitian... 4
I. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.7 A. Implementasi E-learning ... 7
1. Sistem pembelajaran tradisional ... 9
2. Sistem pembelajaran jarak jauh ... 9
B. Aspek-aspek Tingkat Kesiapan E-learning ... 10
1. Kompetensipembelajaran berbasis TIK ... 11
2. Infrastruktur pembelajaran berbasis TIK ... 20
C. Kerangka Teoritis ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Metode Penelitian ... 28
B. Paradigma Penelitian ... 29
C. Alur Penelitian ... 29
D. Data Penelitian dan Sumber Data ... 30
1. Data penelitian ... 30
ix
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Populasi dan Sampel ... 31
1. Populasi ... 31
2. Sampel... 32
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 33
1. Teknik pengumpulan data ... 33
2. Instrumen penelitian... 34
G. Uji Instrumen Penelitian ... 35
1. Uji validitas angket ... 35
2. Uji reliabilitas angket ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 37
1. Perhitungan persentase... 37
2. Uji kecenderungan ... 38
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Pengujian Instrumen Penelitian ... 40
1. Hasil uji validitas angket uji coba ... 40
2. Hasil uji reliabilitas angket uji coba... 41
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41
1. Kompetensi berbasis TIK pada implementasi e-learning ... 41
2. Infrastruktur berbasis TIK pada implementasi e-learning ... 48
3. Tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning ... 51
C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 55
D. Pembahasan ... 56
1. Aspek kompetensi berbasis TIK ... 57
2. Aspek infrastruktur pembelajaran berbasis TIK ... 59
3. Tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64 DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 TIK dalam pembelajaran ... 14
Tabel 2.2 Mengelola pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran ... 15
Tabel 2.3 Contoh menyusun aktivitas pembelajaran ... 21
Tabel 2.4 Ungkapan siswa dalam aktivitas pembelajaran ... 22
Tabel 3.1 Jumlah populasi pada subjek penelitian ... 32
Tabel 3.2 Jumlah sampel pada subjek penelitian... 33
Tabel 3.3 Pemberian alternatif jawaban angket ... 35
Tabel 3.4 Interprestasi nilai r ... 37
Tabel 3.5 Kriteria penafsiran persentase data ... 38
Tabel 3.6 Skala skor mentah ... 38
Tabel 4.1 Kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 43
Tabel 4.2 Kompetensi guru berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 43
Tabel 4.3 Kompetensi siswa berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 44
Tabel 4.4 Kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 44
Tabel 4.5 Kompetensi guru berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 45
Tabel 4.6 Kompetensi siswa berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 46
Tabel 4.7 Kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas ... 46
Tabel 4.8 Kompetensi guru berbasis TIK di Cihampelas ... 47
Tabel 4.9 Kompetensi siswa berbasis TK di SMKN 1 Cihampelas ... 48
Tabel 4.10 Infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 49
Tabel 4.11 Kriteria persentase responden penggunaan internet ... 50
Tabel 4.12 Infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas ... 51
Tabel 4.13 Tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning ... 51
Tabel 4.14 Kesiapan implementasi e-learning di SMKN 1 Katapang ... 52
Tabel 4.15 Kesiapan implementasi e-learning di SMKN 1 Cimahi ... 53
Tabel 4.16 Kesiapan implementasi e-learning di SMKN 1 Cihampelas ... 54
Tabel 4.17 Uji kecenderungan aspek pengetahuan mengenai e-learning ... 55
Tabel 4.18 Kriteria asumsi kompetensi guru berbasis TIK ... 58
Tabel 4.19 Kriteria asumsi kompetensi siswa berbasis TIK ... 58
Tabel 4.20 Kriteria asumsi responden pada infrastruktur pembelajaran berbasis TIK... 59
Tabel 4.21 Kriteria tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning ... 60
Tabel 4.22 Tingkat kesiapan SMK ... 61
xi
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori yang mendasari penelitian ... 26
Gambar 3.1 Metode penelitian ... 28
Gambar 3.2 Paradigma penelitian ... 29
Gambar 3.3 Langkah-langkah penelitian ... 30
Gambar 3.4 Langkah-langkah penyusunan dan pengolahan intrumen ... 34
Gambar 4.1 Grafik aspek kopetensi berbasis TIK ... 42
Gambar 4.2 Kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 43
Gambar 4.3 Kompetensi guru berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 44
Gambar 4.4 Kompetensi siswa berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 44
Gambar 4.5 Kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 45
Gambar 4.6 Kopetensi guru berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 46
Gambar 4.7 Kompetensi siswa berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 46
Gambar 4.8 Kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas ... 47
Gambar 4.9 Kompetensi guru berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas ... 48
Gambar 4.10 Kompetensi siswa berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas ... 48
Gambar 4.11 Grafik aspek infrastruktur pembelajaran berbasis TIK ... 49
Gambar 4.12 Infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Katapang ... 50
Gambar 4.13 Infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Cimahi ... 50
Gambar 4.14 Infrastruktur berbasis TIK di Cihampelas ... 51
Gambar 4.15 Tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning ... 52
Gambar 4.16 Kesiapan implementasi e-learning di SMKN 1 Katapang ... 53
Gambar 4.17 Kesiapan implementasi e-learning di SMKN 1 Cimahi ... 53
Gambar 4.18 Kesiapan implementasi e-learning di SMKN 1 Cihampelas ... 54
Gambar 4.19 Frekuensi uji kecenderungan tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning... 55
Gambar 4.20 Uji kecenderungan tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning ... 56
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A: Surat-surat
A.1 Surat Keputusan (SK) Skripsi ... Lamp A-1 A.2 Lembar Bimbingan Skripsi ... Lamp A-5 A.3 Surat Pengantar Penelitian ke SMKN 1 Cihampelas ... Lamp A-7 A.4 Surat Pengantar Penelitian ke SMKN 1 Cimahi ... Lamp A-8 A.5 Surat Pengantar Penelitian ke SMKN 1 Katapang ... Lamp A-9 A.6 Surat Keterangan Penelitian di SMKN 1 Cihampelas ... Lamp A-10 A.7 Surat Keterangan Penelitian di SMK N 1 Cimahi ... Lamp A-11 A.8 Surat Keterangan Penelitian di SMKN 1 Katapang ... Lamp A-12 LAMPIRAN B: Instrumen Penelitian
B.1 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ... Lamp B-1 B.2 Soal Uji Coba Instrumen ... Lamp B-2 B.3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... Lamp B-5 B.4 Dokumentasi ... Lamp B-8 B.5 Tabel Konsultasi ... Lamp B-9 LAMPIRAN C: Pengolahan Data Penelitian
C.1 Data Hasil Penyebaran Angket Penelitian ... Lamp C-1 C.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Setiap Aspek ... Lamp C-6 C.3 Data Dokumentasi ... Lamp C-7 LAMPIRAN D: Foto-foto Penelitian
1
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembang pesat TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam pendidikan di era globalisasi ini, mengakibatkan guru dan siswa dituntut untuk terampil dalam memanfaatkannya, peranan TIK dalam dunia pendidikan dinilai sangat berpengaruh terhadap pola dan proses pembelajaran. Metode pembelajaran berbasis pengalaman dan audio visual, menyampaikan materi lebih efektif dan materi mudah dipahami oleh siswa karena menarik dibandingkan metode ceramah, namun sulit direalisasikan karena terbatas oleh waktu, ketersediaan media pembelajaran, kompetensi tenaga pengajar, kebijakan sekolah dan lain-lain. Selama melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMKN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi) karena guru menerapkan metode ceramah dalam pembelajarannya. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran secara optimal. Sedangkan hasil dari obserpasi awal di SMKN 1 Cimahi, pembelajaran dirancang 50% secara teoritis dan pratikum 50%, dengan ditunjang laboratorium di jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) diantaranya pearakitan komputer, komputer jaringan, dan multimedia, serta sudah mampu menyediakan satu komputer untuk satu siswa dalam praktikumnya, selain itu siswa dan guru difasilitasi akses internet. SMKN 1 Cimahi memiliki LMS (learning Management System) yang menyatu dengan bagian ICT sekolah untuk mengatur segala informasi yang disajikan oleh wabsate sekolah, perpustakaan online sekolah, dan
2
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dipengaruhi tingkat kesiapan yang akan mempengaruhi efektivitasnya. Banyak SMK yang memiliki fasilitas yang memadai, tapi tidak memanfaatkan secara maksimal, sehingga kesiapan aspek-aspek yang mempengaruhi implementasi e-learning sangat penting untuk diteliti. Penulis mengkaji potensi juga prospek kesiapan SMK dalam implementasi e-learning, penelitian ini tidak memunculkan hipotesis, karena lebih diarahkan untuk mendeskripsikan kenyataan empiris yang terjadi di lapangan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif persentase. Alat pengumpul data yang digunakan berupa angket dan dokumentasi, populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru Jurusan TKJ.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi berbasis e-learning yang berkembang pesat, belum dimanfaatkan secara optimal dalam proses pembelajaran di SMK secara umum
2. Model Pembelajaran e-learning bukan sebagai visi dan misi SMK dan masih merupakan pelengkap tujuan pendidikan yang sudah ada
3. Belum meratanya fasilitas pendukung untuk pembelajaran e-learning di setiap SMK.
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, perlu dirumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai lebih terarah. Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu tingkat kesiapan implementasi e-learning yang ditinjau:
1. Bagaimana kompetensi Guru dan siswa berbasis TIK di SMKN 1 Cihampelas, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang?
4
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Bagaimana kriteria kesiapan SMK dalam implementasi e-learning?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan dalam implementasi e-learning. Adapun tujuan penelitian yaitu:
1. Mengidentifikasi aspek kompetensi berbasis TIK di SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas
2. Mengidentifikasi infrastruktur berbasis TIK di SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas
3. Mengidentifikasi kesiapan SMK dalam implementasi e-learning
E. Batasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini agar terarah kepada tujuan yang ingin dicapai dan untuk menghindari meluasnya masalah yang akan dikaji serta ruang lingkup penelitian, maka diperlu adanya batasan masalah dalam penelitian. Permasalahan dibatasi pada tingkat kesiapan SMK dalam implementasi
e-learning terutama hasil penelitian ini merupakan asumsi atau pendapat dari guru dan siswa BSK TIK jurusan TKJ di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Aspek yang diteliti adalah, aspek kompetensi guru produktif TKJ dan kompetensi siswa kelas XI TKJ, dan aspek infrastruktur berbasis TIK.
F. Manfaat Penelitian
5
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu G. Penjelasan Istilah dalam Judul
Penjelasan istilah adalah uraian tentang pengertian secara garis besar terhadap istilah judul penelitian yang digunakan. Penjelasan istilah ini berguna untuk membatasi pengertian sehingga diharapkan pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan. Istilah-istilah tersebut adalah:
1. Tingkat Kesiapan
Menurut kamus lengkap bahasa indonesia (Santoso: 409), “Tingkat adalah lapis dari sesuatu yang bersusun atau berlenggek-berlenggek, seperti lantai yang berketinggian, lenggek rumah, tutupan pada tangga jenjang, tingkatan”. Kesiapan berasal dari kata siap yang menurut kamus lengkap bahasa Indonesia mempunyai arti (Santoso: 329), “sudah sedia, sudah disediakan, tinggal memakai”. Tingkat kesiapan yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah tahapan untuk menjalankan atau melaksanakan sesuatu dalam proses pembelajaran. Tingkat kesiapan dalam penelitian ini ada lima kriteria yaitu sangat siap, siap, cukup siap, kurang siap, dan tidak siap.
2. Implementasi
Arti kata implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan, maksudnya melaksanakan serangkaian gagasan baru yang diharapkan membawa perubahan. Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini, memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat membentuk kompetensi yang diinginkan.
3. E-learning
6
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sebagai pelengkap pembelajaran konvensonal untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
H. Lokasi dan Subjek Penelitian
SMK Negeri 1 Cihampelas adalah salah satu SMK yang terdaftar dalam Program Peningkatan Tenaga Pendidik Berbasis TIK dengan Pola Pendampingan oleh mahasiswa UPI tahun 2010 sampai 2013. SMK Negeri 1 Cihampelas bertempat di jl Sayuran No. 39 Desa Mekarmukti Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. SMK Negeri 1 Cihampelas berlokasi di bagian selatan Kabupaten Bandung Barat yang dulu sebelum adanya pemekaran daerah masih satu kecamatan dengan Cililin. Dengan adanya pemekaran wilayah, desa Cihampelas menjadi kecamatan Cihampelas dan pada tahun 2007 Pemerintah Daerah membuat mendirikan sebuah SMK, yaitu SMK Negeri 1 Cihampelas.
SMK Negeri 1 Cimahi (STM Pembangunan Bandung) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan di Kota Cimahi, yang beralamat di Jl. Maharmartanegara No. 48, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Program Pendidikan Kejuruan berlangsung selama 4 Tahun, pembangunan dimulai sejak tahun 1969, di atas tanah seluas 3,4 Ha, dan telah menerima siswa pada tahun 1974 dengan nama STM Negeri Pembangunan Bandung, yang diresmikan pada tanggal 24 Maret 1977, berubah nama pada tahun pelajaran 1996/1997 menjadi SMK Negeri 1 Cimahi Bandung. Sejalan dengan otonomi daerah, berpisahnya Kota Cimahi dengan Kab. Bandung, maka pada tahun pelajaran 2001/2002 SMK Negeri 1 Cimahi Bandung berubah nama menjadi SMK Negeri 1 Kota Cimahi.
7
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menjadi SMK Negeri 1 Katapang, karena kurang sesuai keberadaanya di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.
Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposive dan pelaksanaanya sesuai dengan purpose atau tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran BSK TIK SMK Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat, SMK Negeri 1 Katapang Kab. Bandung, dan SMK Negeri 1 Cimahi.
I. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini mengemukakan mengenai latar belakang masalah, indentifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah judul, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisikan tentang dasar-dasar teori umum yang digunakan dalam penelitian dan kerangka teoritis. Teori diambil dari literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, dari internet, dan buku pembahasan mengenai teori yang mendasari proses belajar siswa pada praktikum juga fasilitas praktik.
Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisikan tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji instrumen penellitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai pengujian instrumen penelitian, deskripsi data hasil penelitian, analisi data hasil peneliaan, dan pembahasan penelitian.
28
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian startegi, yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode pada dasarnya merupakan alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Dalam penelitian memiliki karakteristik yang komplek, tidak sekedar alat tetapi ada tujuan tertantu dengan menggunakan alat itu. Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai tujuan, ketepatan penggunaan metode dalam penelitiian sangat menentukan objektivitas hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Arikunto (2006: 10) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi)”. Ciri-ciri metode deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang, danpada masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
29
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penelitian
Analitik Deskriptif
Kualitatif
Kuantitatif
Persentase
Klasifikasi
30
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah alur pikir mengenai objek penelitian dalam sebuah proses penelitian. Untuk memperjelas gambaran tentang variabel dalam penelitian ini, penulis menyusun penelitian secara skematis dalam bentuk paradigma sebagai berikut:
Alur Penelitian adalah langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam penelitian ini. Alur penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, karena merupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian sehingga penelitian lebih sistematis dan terarah sesuai dengan rancana yang telah ditetapkan. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat juga dilakukan dengan lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan 2. Mengembangkan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
31
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
(Sugiyono, 2011:298)
D. Data Penelitian dan Sumber Data
1. Data penelitian
32
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dirumuskan. Dengan data yang diperlukan tersebut, maka dapat disusun bahan informasi yang nantinya untuk memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Adapun data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data yang ada hubungannya dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman dan pengetahuan dasar tentang e-learning, kompetensi berbasis TIK, interaksi siswa, infrastruktur TIK, serta kemampuan ekonomi orang tua siswa yang didapat melalui angket dan dokumentasi yang disebar kepada siswa dan guru BSK TIK
b. Jumlah siswa Jurusan BSK TIK
c. Bahan-bahan pustaka untuk mengkaji beberapa teori umum yang relevan dengan permasalahan penelitian.
2. Sumber data
Menurut Arikunto (2006: 129) pengertian sumber data adalah, “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan”. Adapun sumber penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringandi SMKN 1 Cihampelas, SMKN 1 Katapang, dan SMKN 1 Cimahi.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Kegiatan suatu penelitian selalu berhubungan dengan objek penelitian yang merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang diperlukan. Menurut Arikunto (2006: 130), “Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti”, sedangkan menurut Sugiyono (2006: 90) mengenai populasi ini mengatakan bahwa:
33
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam suatu penelitian merupakan keseluruhan objek yang dapat dijadikan sumber penelitian, berbentuk benda-benda, manusia ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian, sesuai dengan lingkup penelitian. Adapun populasi yang berkenaan dengan penelitian ini adalah guru-guru dan siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cihampelas, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Katapang Kelas XI, untuk lebih rinci lagi lihat tabel berikut.
Tabel 3.1 Jumlah populasi pada subjek penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru Produktif TKJ
TIK
Jumlah Kelas Jumlah Siswa
a. SMKN 1 Cihampelas 8 Orang 2 Kelas XI 68Orang
b. SMKN 1 Cimahi 11 Orang 2 Kelas XI 62 Orang
c. SMKN 1 Katapang 10 Orang 2 Kelas XI 64 Orang
Jumlah 29 Orang 6 Kelas 194Orang
Menurut rincian tabel di atas, disebutkan ada jumlah populasi subjek penelitian sebanyak 29 orang guru dan 194 orang siswa dari 6 kelas jurusan TKJ. Sehingga jumlah seluruh populasinya menjadi 223 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diteliti dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Menurut Surakhmad (1998: 93) “Sampel adalah cuplikan dari populasi yang dipandang memiliki segala sifat utama populasi dan mewakili seluruh populasi untuk diteliti secara nyata dalam jumlah tertentu”. Dan pada halaman berikutnya dikemukakan bahwa:
“Apabila populasi sebanyak kurang/sama dengan 100, pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sebanyak kurang/sama dengan 1000, penganmbilan sampel sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi”.
34
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25%”.
Pengambilan sampel pada penelitian ini, mengacu pada pendapat-pendapat di atas. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 81 orang dari 223 orang terdiri dari siswa dan guru atau sekitar 36,3%, perhitungan sampelnya sebagai berikut 223 orang x 36,3% = 80,95 orang,digenapkan menjadi 81 orang. Sedangkanuntuk data uji coba diambil sebanyak 35 orang, jadi jumlah data keseluruhan sebanyak 81 + 35 = 116 orang, atau sekitar 52% dari jumlah populasi.
Tabel 3.2 Jumlah sampel pada subjek penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru
TIK
Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1. SMKN 1 Cihampelas 8 Orang 1 Kelas XI TKJ 15 Orang
2. SMKN 1 Cimahi 5 Orang 1 Kelas XI TKJ 23 Orang
3. SMKN 1 Katapang 10 Orang 1 Kelas XII TKJ 20 Orang
Jumlah 23Orang 3 Kelas 58 Orang
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang dikehendaki, penulis menggunakan beberapa teknik pengambilan data dalam penelitian ini seperti:
a. Teknik observasi
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data awal yang subjektif tentang responden dan lokasi penelitian. Seperti jumlah guru dan siswa kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, fasilitas berbasis TIK, dan metode pembelajaran di SMK.
b. Teknik Angket.
35
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sampel. Penggunaan angket sebagai teknik pengumpulan data mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing- masing dan menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu dalam memberikan jawaban.
5) Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Arikunto (2006: 152) Teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat kesiapan siswa dalam implementasi e-learning pada pembelajaran di Jurusan TKJ SMKN 1 Cihampelas Bandung Barat.
Mulai
Gambar 3.4 Langkah-langkah penyusunan dan pengolahan intrumen
2. Instrumen penelitian
36
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket (kuisioner) yang disebar kepada siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Beberapa halyang menyangkut isi angket yang digunakan adalah dipandang dari cara menjawab, kuesioner yang digunakan bersifat tertutup dimana alternatif jawaban sudah disediakan sehingga responden hanya memilih dan dipandang dari jawaban, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dimana responden memberikan jawaban tentang pendapatnya.
Kisi-kisi instrumen memuat indikator-indikator yang akan diukur dari aspek-aspek yang telah ditetapkan yang kemudian dijabarkan dalam butir-butir pernyataan. Sehubungan dengan bidang masalah yang peneliti teliti adalah mengenai tingkat kesiapanyang dapat berupa pendapat atau penilaian, maka model angket yang digunakan peneliti adalah model skala Likert. Model Likert memberikan suatu nilai skala untuk setiap alternatif jawaban yang berjumlah lima kategori. Dengan demikian instrumen itu akan menghasilkan total skor bagi tiap responden. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu yang akan diukur. Untuk setiap pernyataan dalam angket penelitian disediakan lima altematif jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan dibuat bervariasi antara pernyataan positif dan pernyataan negatif. Cara pemberian nilai pada pernyataan positif dan pernyataan negatif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pemberian alternatif jawaban angket Alternatif Jawaban SS S S TS STS
Positif (+) 5 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4 5
Agar instrumen yang digunakan memiliki keampuhan dalam pengukuran, maka instrumen perlu diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumennya, karena keampuhan instrumen sangat berpengaruh terhadap mutu penelitian itu sendiri.
37
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji instrumen penelitian bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas agar dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.
1. Uji validitas angket
Instrumen dikatakan valid artinya alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga artinya instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Untuk menguji validitas angket digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
r y
√( 2 2)( 2 2)
(Arikunto, 2008: 72) dengan: rxy = koefisien korelasiantara variabel X dan Y
X = skor tiap butir soal, Y = skor total tiap butir soal, N = jumlah responden uji coba.
Setelah rxy diperoleh kemudian masukan ke rumus uji t sebagai berikut:
√
(Sudjana, 2002: 37) dengan: t = uji signifikan korelasi,
r = koefisien korelasi,
n = jumlah responden uji coba.
Kriteria pengujian item adalah jika thitung>ttabel pada tingkat kepercayaan
95% dan derajat kebebasan (dk = n-2), maka item tersebut signifikan atau valid.
2. Uji reliabilitas angket
38
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha dan tabel Pedoman kriteria penafsiran r11 adalah sebagai berikut:
a. Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
(Arikunto, 2006: 184), dengan: = harga varians setiap item angket,
2
= jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item angket, ( )2 = kuadrat skor seluruh responden dari setiap item angket, dan N = jumlah responden.
b. Langkah 2: Menghitung varians total dengan rumus:
(Arikunto, 2006: 184) dengan: = harga varian total,
2
= jumlah kuadrat total, ( )2
= jumlah kuadrat skor seluruh responden dijumlahkan, N = jumlah responden.
c. Langkah 3: Memasukkan nilai Alpha dengan rumus:
( )
(Arikunto, 2006: 188) dengan: r11 = reliabilitas intrumen,
k = banyaknya item,
= jumlah varian item,
Tabel 3.4 Interprestasi nilai r Koefisien korelasi Interpretasi
0,80-1,00 Sangat siap 0,60-0,79 Siap 0,40-0,59 Cukup siap 0,20-0,39 Tidak siap 0,00-0,19 Sangat tidak siap
Arikunto (2008: 75)
39
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Data dalam penelitian ini berupa angka-angka, sehingga perlu diolah dan dianalisis untuk proses penarikan kesimpulan yang akurat. Pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.
1. Perhitungan persentase
Perhitungan persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persen, untuk setiap kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan cara membagi frekuensi jawaban dengan jumlah responden, kemudian dikalikan dengan 100% atau tahap kemungkinan dengan rumus:
Rumus P1 digunakan untuk mengetahui jumlah responden yang memenuhi
kriteria-kriteria yang ditentukan, sedangkan rumus P2 digunakan untuk
menentukan persentase tingkat kesiapan setiap SMK. Persentase jawaban yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui interval yang dibuat menjadi lima kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dihitung dari persentase maksimum yang didapat yaitu 100%. Kemudian persentase tersebut dibagi lima bagian sama besar yaitu sebagai berikut:
40
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Uji kecenderungan
Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan; a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing aspek, b. Menentukan skala skor mentah.
Tabel 3.6 Skala skor mentah
Skala skor Kriteria
X ≥ M + 1,5. SD Sangat Siap/Sangat Baik M + 0,5. SD ≤ X< M + 0,5. SD Siap/Baik
M - 0,5. SD ≤ x <M + 0,5. SD Cukup Siap/Cukup Baik M - 1,5. SD≤ x < M - 0,5. SD Kurang Siap/Kurang Baik
X < M - 1,5. SD Tidak Siap/Tidak Baik
63
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari deskripsi data yang diuraikan pada BAB IV, maka penulis penyimpulkan mengenai semua asumsi responden yang berjumlah 81 responden terdiri dari siswa dan guru BSK TIK yang tersebar di tiga SMK yaitu, SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas. Adapun kesimpulan mengenai tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning, yaitu sebagai berikut:
1. Aspek kompetensi berbasis TIK pada implementasi e-learning yaitu, guru SMKN 1 Katapang yang menyatakan sangat menguasai sebanyak delapan guru dan menguasai sebanyak dua guru. SMKN 1 Cimahi yang menyatakan sangat mengetahui sebanyak lima guru. guru SMKN 1 Cihampelas yang menyatakan sangat mengetahui sebanyak lima dan menguasai sebanyak tiga guru. Sedangkan siswa SMKN 1 Katapang yang menyatakan sangat menguasai sebanyak sembilan siswa dan menguasai sebanyak 11 siswa. Siswa SMKN 1 Cimahi yang menyatakan sangat menguasai sebanyak 17 dan menguasai sebanyak enam siswa. Siswa SMKN 1 Cihampelas yang menyatakan sangat menguasai sebanyak dua siswa, menguasai sebanyak 12 siswa dan satu cukupmenguasai.
64
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
65
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Cihampelas sudah siap. Persentase kesiapan masing-masing SMK yaitu, SMKN 1 Katapang 80,83%, SMKN 1 Cimahi 83,13%, dan 73,89%. Jadi kesiapan SMK dalam implementasi e-learning sudah 79,65% atau kriteria siap.
B. Saran
Selaras dengan tujuan penelitian berikut ini saran penelitian yang dapat disampaikan adalah:
1. Implementasi e-learning di SMK sudah bisa dilakukan khususnya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
2. Tingkat pengetahuan siswa dalam implementasi e-learning, siswa atau SMK perlu diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang e-learning sebagai media pembelajaran agar siswa memahaminya.
3. Dibutuhkan kesiapan dan peran aktif dari lembaga/manajemen, guru, dan siswa supaya sistem pembelajaran e-learning di SMK dapat berjalan dengan baik.
4. Adanya media penunjang internet disetiap SMK yang dapat diakses di ruang kelas, untuk menunjang keberhasilan belajar siswa.
5. Siswa diperbolehkan menggunakan akses internet milik SMK, dimana saja tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
6. Harus ada pengawasan terhadap penggunaan internet agar tidak disalah gunakan seperti memblokir situs-situs yang tidak mendidik.
7. Apresiasi dari pemerintah dan industri dalam mengawasi dan mengamati perkembangan calon tenaga kerja terlatih dan terampil (lulusan SMK).
8. Fasilitas yang tersedia di sekolah harus menyesuaikan dengan perkembangan TIK
9. Dalam efektivitas e-learning dalam pembelajaran di SMK khususnya pemerintah dan industri diharapkan untuk bisa memberikan bantuan berupa fasilitas belajar bagi siswa yang kurang mampu dari segi ekonimi.
65
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTARPUSTAKA
Ali, Muhamad. (2010). Analisis Kesiapan Sekolah Menengah Kejuruan dalam Pembelajaran Berbasis E-learning. Yogyakarta: UNY.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
………….... Pemanfaatan E-Learning sebagai Sistem Pembelajaran. [online].
Tersedia: http://zero-fisip.web.unair.ac.id. [18 Desember 2012]
……… Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007.
Tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta.
……… Undang-undang No. 14 tahun 2006. Tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: CV. Tamita Utama.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Muslich, Masnur. (2009). KTSP Berbasis Kompetensi dan Kontektual. Jakarta: Bumi aksara.
Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Santoso, Ananda. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Duta Media Siregar, Ridwan A, (2007). Kopetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia.
[Pdf]. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.
Soekartawi. (2007). Merancang dan Menyelenggarakan e-Learning. Yogyakarta: Ardana Media.
66
Johan Ramadhan, 2013
Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Sutrisno. (2012). Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK.
Bandung: Alfabeta
Sutrisno. E-learning di sekolah dan KTSP. [Online]. Tersedia: http://www.balinter.net [26 Agustus 2010].
Wicaksono, Vishnuharyo. (2007). Faktor-faktor yang mendukung efektivitas penggunaan E-learning. Tesis Magister Teknologi Informasi UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan.