• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MEDIA KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS SISWA KELAS IV SD NEGERI SILEBU 1 KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MEDIA KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS SISWA KELAS IV SD NEGERI SILEBU 1 KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MEDIA KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS SISWA KELAS IV SD NEGERI SILEBU 1 KECAMATAN KRAGILAN

KABUPATEN SERANG.

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Yeni Oktaviani

0903825

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Implementasi media kartu kata pada

pembelajaran kosakata untuk peningkatan

hasil belajar menulis siswa kelas IV SDN Silebu I

Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang

Oleh Yeni Oktaviani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Yeni Oktaviani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Yeni Oktaviani NIM. 0903825

IMPLEMENTASI MEDIA KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS SISWA KELAS IV SD NEGERI SILEBU I KECAMATAN KRAGILAN

KABUPATEN SERANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Drs. H. Herli Salim, M. Ed., Ph. D. NIP 19591022 198503 1 008

Pembimbing II,

Yulianti Fitriani, S. Pd., M. Sn. NIP 19820725 200812 2 004

Diketahui oleh,

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Serang

(4)

ABSTRAK

Yeni Oktaviani (0903825), “Implementasi Media Kartu Kata pada Pembelajaran Kosakata untuk Peningkatan Hasil Belajar Menulis Siswa Kelas IV SDN Silebu I Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Media... 10

3. Pengertian Kartu Kata ... 11

4. Kosakata ... 14

5. Hasil Belajar Siswa yang Baik ... 15

6. Pengertian Menulis ... 15

7. Penyusunan Karangan ……… 18

B. Kerangka Berpikir ………. .. 19

C. Kajian Hasil Temuan Peneliti ………. 20

(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian ... 22

C. Prosedur Penelitian ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Analisis Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 31

B. Hasil Penelitian ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

D. Jawaban Hipotesis ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 52

B. Rekomendasi ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan yang meliputi berbicara, membaca, mendengarkan dan menulis. Menulis atau mengarang boleh dikatakan keterampilan yang paling sulit bila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Apabila siswa menggunakan bahasa secara lisan, orang lain dapat mengerti dan menerima lafal yang kurang sempurna atau kata yang kurang gramatikal. Akan tetapi, apabila siswa menggunakan bahasa secara tertulis, maka penutur asli yang membacanya akan lebih ketat dalam menilai tulisan bila ada kesalahan ejaan atau tata bahasanya.

Keterampilan menulis ini tidak akan datang sendiri, ketermpilan ini haruslah diajarkan dan dilatih secara terus-menerus agar mencapai tujuannya. Oleh karena itu keterampilan ini memerlukan penanganan yang khusus dalam pembelajarannya di kelas.

Tujuan utama belajar Bahasa Indonesia adalah untuk melatih siswa agar mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Namun, pada saat observasi peneliti menemukan fakta bahwa sebagian besar siswa sekolah dasar kelas IV SDN Silebu I memiliki kemampuan menulis yang sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil karangan yang siswa buat. Dari jumlah 13 siswa kelas IV SDN Silebu I, hanya dua orang yang hasil karangannya cukup baik. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Indonesia. Padahal dalam kegiatan menulis itu, penulis haruslah terampil menggunakan struktur bahasa, kalimat dan kosakata.

(8)

yang disampaikan oleh guru tidak diterima dengan baik oleh siswa. Guru kurang melibatkan siswa untuk ikut serta aktif dalam pembelajaran. Cara belajar yang seperti ini mengakibatkan hasil belajar siswa kurang maksimal.

Sebelumnya, dengan masalah yang sama penelitian ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu diantaranya :

Pertama, oleh Teti Kusmawati (2004), dengan judul “Implementasi Pembelajaran Teknik Acak Kata untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kosakata di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Banjarsari I Kecamatan Cipocok Jaya Kabupaten Serang“. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pada prasiklus kemampuan guru hanya sebesar 40%, siklus I naik menjadi 60%, siklus II 80% dan pada siklus III naik menjadi 100%. Aktivitas siswa pada penelitian ini juga menjadi meningkat terbukti dengan angket siswa mulai dari siklus I sebesar 37,5%, siklus II sebesar 50%, dan dan siklus III sebesar 67,5%. Dan guru mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran kosakata dengan menggunakan teknik acak kata dengan nilai Siklus I sebesar 6,1, Siklus II sebesar 6,75, Siklus III sebesar 7,10.

(9)

3

Berdasarkan penelitain tersebut di atas, ke duanya menunjukan angka keberhasilan yang cukup baik, dimana hasil belajar siswa pada pembelajaran kosakata dapat meningkat dengan menggunakan media lingkungan mapun dengan menggunakan teknik acak kata. Hal ini yang menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk mencoba menggabungkan antara pembelajaran kosakata dengan penggunaan media sehingga meningkatkan hasil belajar menulis siswa yang tidak hanya mencakup pada penguasaan kosakata seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Teti (2004). Namun peneliti tetap membutuhkan sesuatu yang dapat membantu untuk meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa dalam belajar, agar pembelajaran di kelas tidak monoton dan terkesan bahwa guru adalah satu-satunya sumber materi yang menjadikan suasana belajar membosankan.

Cara belajar seperti ini dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran. Gerlach dan Ely (Subana, 2011:289) berpendapat bahwa ‘media pendidikan adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik yang digunakan untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan’. Media membantu guru untuk menyampaikan materi secara lisan dengan menggunakan alat sehingga mudah dipahami oleh siswa. Dengan media dapat menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan, membantu siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, terjadi kontak langsung antara guru dan siswa, serta mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan lingkungan dalam belajar.

(10)

Dengan menggunakan media kartu kata siswa aktif mencari sendiri informasi yang ingin siswa ketahui sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Kartu kata juga dapat melatih siswa mengembangkan ide dari suatu kata sehingga dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karena keterbatasan ide dan terbatasnya perbendaharaan kata yang siswa miliki. Oleh karena itu peneliti akan mengimplementasikan media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatkan hasil belajar menulis siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Silebu 1 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan persoalan pada latar belakang di atas maka dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa kelas IV SDN Silebu I Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang menggunakan media kartu kata?

2. Bagaaimana implementasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata mampu meningkatkan hasil belajar menulis siswa kelas IV SDN Silebu I Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang?

3. Implikasi apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Demikian halnya dengan penelitian ini, tujuan secara umum dalam penelitian ini ialah ingin menerapkan media kartu kata dalam pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa. Adapun tujuan secara khusus yang ingin dicapai adalah :

(11)

5

2. Mengetahui bagaimana implementasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata mampu meningkatkan hasil belajar menulis siswa kelas IV SDN Silebu I Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang?

3. Mengetahui Implikasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa terhadap pembelajaran.

D. Definisi Oprasional

1. Pengertian Implementasi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah penerapan, penggunaan.

2. Pengertian Media

Santoso dalam Subana (2011:287) mengemukakan beberapa pengertian media, secara umum media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide/gagasan sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Medium yang paling utama dalam komunikasi sosial manusia adalah bahasa.

Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan, isi pengajaran dan dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Breatz dalam Subana (2011:289) berpendapat bahwa media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely dalam Subana (1980:289) untuk berpendapat bahwa media pendidikan adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik yang digunakan untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan.

(12)

Edward de Bono dalam Dananjaya (2010:169) menggunakan kartu kata-kata dalam sebuah kartu tertulis enam kata untuk membuat suatu kalimat yang logis. Langkah-langkah dalam menggunakan kartu kata :

1) Guru membagikan kartu kata kepada siswa.

2) Beberapa siswa diminta membacakan kartu kata yang dimilikinya. 3) Siswa diminta memilih dua kata yang ada dikartunya.

4) Siswa diminta membuat kalimat yang logis dari kata yang dipilihnya. 5) Demikian beberapa orang membuat kalimatnya.

6) Guru memanggil empat siswa, kemudian mengumumkan kepada kelas, bahwa empat orang ini akan menyampaikan ceritanya dengan dua kata yng dipilihnya.

7) Mintalah keempat siswa untuk membalikan badan setelah semuanya mengungkapkan ceritanya.

8) Kelas memilih siapa yang terbaik pertama, kedua, ketiga dan keempat. 9) Guru bertanya kepada empat siswa tadi, siapa yang merasa paling baik

atau berposisi terbaik kedua, ketiga, dan keempat.

10) Melibatkan teman-temanya dan dirinya sendiri merupakan penilaian yang otentik.

Kartu kata tidak hanya digunakan untuk membuat kalimat yang logis, tetapi juga dapat dipergunakan untuk pembelajaran kosakata seperti mencari antonym dan sinonim, kata majemuk dan kata dari bahasa Indonesia lainnya yang akan melatih penguasaan kosa kata siswa.

4. Pengertian Kosakata

(13)

7

Kosakata dasar atau basic vocabulary adalah kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain (Subana, 2011:252).

5. Hasil Belajar Siswa yang Baik

Memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa merupakan kewajiban seorang guru yang mutlak dilakukan. Dikatakan kewajiban bagi setiap guru karena pada akhirnya guru harus dapat memberikan informasi kepada lembaga atau siswanya, bagaimana dan sampai mana penguasaan dan keterampilan yang telah dicapai oleh siswanya. Kripsin dan Feldhusen dalam Miarson dalam Uno (2012:190) mengatakan bahwa ‘evaluasi adalah satu-satunya cara untuk menentukan ketepatan pembelajaran dan keberhasilan’. Dengan demikian dapat dikatakan indikator pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang baik. Petunjuk keberhasilan belajar siswa dapat dilihat bahwa siswa tersebut menguasai materi pelajaran yang diberikan. Namun, karena siswa memiliki kemampuan yang variatif maka tidak semua siswa dapat menguasai materi secara tuntas. Carol dalam Uno (1968:190) mengatakan apabila siswa diberikan kesempatan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar, mereka akan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi belajarnya memungkinkan. Tingkat penguasaan materi dalam belajar tuntasditetapkan antara 75-90%. Berdasarkan konsep belajar tuntas, maka pembelajaran yang efektif adalah apabila setiap siswa sekurang-kurangnya dapat menguasai 75% dari materi yang diajarkan. Menurut pendapat Murshell dalam Dimyati dan Mudjiono dalam Uno (2011:190), indikator pembelajaran efektif adalah hasil belajar yang tahan lama dan siswa dapat menggunakannya dalam hidupnya.

6. Pengertian Menulis

(14)
(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian :

Subyek dalam penelitian ini adalah Kelas IV SDN Silebu I dengan jumlah siswa 13 orang. Perempuan lima Orang dan laki-laki delapan orang. 2. Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Silebu I Jln. Sentul-nyapah KM 8, Kampung Sukamaju Desa Sukajadi Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Elliot dalam Takari (2010:5) bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Takari, (2010:5), yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi dari kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan PTK dengan model Kemmis dan Mc. Taggar yang terdiri dari empat langkah yaitu :

1. Perencanaan (Planning) yakni rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan.

(16)

3. Observasi (Observing) yaitu suatu upaya pengumpulan data berkenaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi (Reflecting) yaitu pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian berbagai tujuan dan untuk menentukan perlu tidaknya tindakan lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir.

Model alur penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart :

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart

Langkah-langkah umum penelitian tindakan kelas : 1. Mengidentifikasi masalah

2. Menganalisis masalah dan menentukan factor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama

(17)

24

Langkah-langkah selanjutnya adalah membuat rancangan bagaimana tindakan sebagai pemecahan masalah dilaksanakan. Oleh karena itu peneliti perlu membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Merancang model PTK sesuai permasalahan rencana kegiatan dan keadaan atau situasi kelas.

2. Mengatur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan

3. Melakukan identifikasi komponen-komponen pendukung yang diperlukan 4. Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan

dilakukan

5. Menyusun desain tindakan sesuai dengan model PTK dan jadwal kegiatan.

C. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dan alternatif tindakan dalam kegiatan pembelajaran yang ditetapkan (yaitu media kartu kata), maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan tahap demi tahap dalam setiap siklusnya sebagai berikut:

1. Pra Siklus a. Observasi

Pada kegiatan prasiklus, peneliti melakukan tinjauan awal ke sekolah untuk melakukan observasi tentang masalah yang akan diteliti. Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV (daftar wawancara terlampir). Peneliti menemukan bahwa dari jumlah 13 orang siswa kelas IV SDN Silebu I, hanya dua orang yang mampu menulis karangan dengan nilai mencapai KKM. Hal ini diakibatkan oleh keterbatasan penguasaan kosakata dan kemampuan siswa yang masih kurang dalam membuat kalimat.

(18)

Yeni Oktaviani, 2013 IMPLEMENTASI MEDIA KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA UNTUK PENINGKATAN HASIL

BOLA

LAPANGAN

RUMPUT

KERBAU

Pada kegiatan refleksi peneliti mendiskusikan hasil temuan dengan guru kelas IV guna merencanakan tindakan yang akan diambil sesuai dengan masalah yang ada. Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pemantau dan guru yang melaksanakan pembelajaran. Namun pada tahap prasiklus penelitilah yang menjadi model. Guru dan peneliti bersama-sama mengamati kegiatan pembelajaran di kelas baik yang berkaitan dengan aktivitas siswa maupun aktivitas guru.

2. Siklus I

Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut :

a. Perencanaan

(19)

26

Kalimat yang telah dibuat oleh siswa kemudian disusun menjadi sebuah karangan sederhana. LKS yang digunakan dalam pembelajaran menulis adalah sebagai berikut:

Menulis Karangan

Buatlah sebuah karangan berdasarkan kalimat yang telah kalian buat dari kartu kata yang kalian dapatkan!

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

b. Tindakan

Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencanaa yang telah disusun tentang pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa dengan menggunakan media kartu kata.

(20)

Tahap pengamatan atau observasi dalam setiap siklus pelaksanaannya adalah bersamaan dengan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

Pertama, Guru melakukan pengamatan terhadap dirinya sendiri dengan cara mencatat pada format observasi yang sudah disiapkan sebelumnya tentang tindakan yang telah ataupun yang belum dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Kedua, melakukan observasi atas aktivitas belajar siswa secara individu maupun dalam kelompok dan interaksi belajar diantara mereka maupun dengan guru dengan cara mencatat kegiatan yang dilakukan pada lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi

Pada tahap ini guru melakukan penafsiran, evaluasi dan pemaknaan atas segala tindakan yang telah dilakukan dan hasil-hasilnya, maupun atas tindakan yang belum dilaksanakan berikut hambatan atau kesulitannya. Serta memikirkan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya untuk mengatasi hambatan tersebut dan memperbaiki kekurangan dalam tindakan pada siklus I. Jika hasil belajar pada siklus I belum mencapai nilai yang melampaui rata-rata pembelajaran Bahasa Indonesia maka kegiatan ini akan dilanjutkan pada siklus II.

D. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan tiga jenis instrument, yaitu :

1. Tes

(21)

28

kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 1993:123).

Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari satu soal uraian (siswa membuat karangan yang akan mengukur secara langsung kemampuan menulis siswa.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis tes tertulis dengn melalui tahapan :

Pertama, pembuatan kisi-kisi soal yang berpedoman pada evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia. (Soal terlampir)

Kedua, Melakukan uji coba terhadap soal yang akan digunakan untuk evaluasi serta membahas tentang kekurangan dari soal tersebut dan melakukan perbaikan terhadap soal sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

2. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar atau rekaman suara (Arikunto: 1993).

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu :

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrument pengamatan.

(22)

pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran kosakata dengan menggunakan media kartu kata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran terhadap media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa. Adapun lembar observasi penerapan media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa, dapat dilihat pada lampiran table 3.1. Serta lembar observasi aktivitas siswa secara individu dan kelompok dapat dilihat pula pada lampiran table 3.2 dan 3.3.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang memberikan angket kepada responden dan menghendaki jawaban tertulis, (Arikunto, 2006:227). Wawancara meminta jawaban dengan responden dengan bertatap muka. Sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru pada tahapan prasiklus guna mendapatkan informasi tentang kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

E. Analisis Pengolahan Data

Setelah data didapat dari hasil pengumulan data, dilakukan pengolahan data. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Memeriksa kelengkapan data, yaitu memeriksa alat pengumpul data penelitian.

(23)

30

Dalam tahap ini peneliti mengklarifikasikan data melalui tabulasi data. a. Chek list pada hasil observasi.

b. Memberikan skor terhadap soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa, dengan ketentuan sebagai berikut: membuat rata-rata nilai untuk soal masing-masing tujuan penilaian pada setiap siklus, menjumlahkan nilai seluruh siswa pada setiap tujuan penelitian di setiap siklus dibagi setiap siswa. Sehingga nilai akhir adalah :

Nilai = Jumlah jawaban Ya X 100% Skor Maksimal

Untuk pengolahan data hasil observasi aktivitas siswa individu dan kelompok adalah sebagai berikut :

Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh siswa X 100% Skor Maksimal

Pada tahap ini peneliti juga memberikan sekor terhadap hasil soal tes disetiap siklusnya dengan format penilaian sebagai berikut: pertama, skor hasil belajar siswa membuat kalimat terdiri dari tiga

soal, dan setiap soal bobotnya 3,33 sehingga skor maksimal siswa 9,99. Kedua, untuk soal kelompok (menuliskan kosakata) terdiri dari dua soal dan setiap soal siswa harus menyebutkan 10 kosakata sehingga jumlah kosakata yang disebutkan oleh siswa adalah 20 kosakata sehingga skor akhir yang diperoleh siswa dalam menuliskan kosakata yaitu: 20 : 2 = 10. Sedangkan untuk hasil belajar menulis siswa pensekorannya adalah sebagai berikut:

(24)

antar paragraf. Setiap aspek yang dinilai tersebut memiliki bobot nilai 2,5 sehingga nilai akhir dalam membuat karangan yaitu:

Nilai = Jumlah seluruh skor aspek yang dinilai dalam karangan x 10.

3. Tahap Penerapan Data

Tahap penerapan data kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

a. Menyesuaikan data dengan pertanyaan penelitian.

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada BAB IV, maka kesimpulan impelemtasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatkan hasil belajar menulis siswa harus disimpulkan berdasarkan rumusan masalah agar penelitian ini dapat terjawab. Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

Yang pertama, “bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa kelas IV SDN Silebu I Kecamatan

Kragilan Kabupaten Serang menggunakan media kartu kata?”. Implementasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa dapat meningkatkan aktifitas siswa. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa secara individu yang meningkat yakni 53,84% pada siklus I, 69,29 pada siklus II dan meningkat pada siklus III menjadi 80,76%. Serta aktivitas siswa secara kelompok yang juga meningkat dari 50% pada siklus I, menjadi 70% pada Siklus II dan mencapai angka 90% pada siklus III.

Kedua, “bagaimana implementasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata mampu meningkatkan hasil belajar menulis siswa kelas IV SDN Silebu I

(26)

menjadi 83,33 pada siklus II dan meningkat lagi pada siklus III mencapai angka 88,88%.

Dan rumusan masalah yang terakhir, “Implikasi apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran?”. Implikasi media kartu kata dalam pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa adalah mampu meningkatkan aktivitas siswa dan memperbaiki cara mengajar yang masih menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar dan pusat pembelajaran di kelas. Dengan media kartu kata siswa aktif belajar menuliskan dan menyebutkan kata selingkung serta aktif dalam membuat kalimat dari pasangan kata. Siswa akan lebih lama mengingat ilmu yang ia pelajari jika siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar menulis siswa pun dapat meningkat.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, atau tidak secara tatap muka dengan orang lain dan dalam kegiatan menulis itu penulis haruslah terampil menggunakan struktur bahasa, kalimat dan kosakata. Maka media kartu kata ini cocok digunakan oleh guru dalam pembelajaran karena media kartu kata melatih siswa untuk mengembangkan ide dari suatu kata sehingga meningkatkan hasil belajar menulis siswa.

B. Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas bahwa implementasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata dapat meningkatkan hasil belajar menulis siswa, maka rekomendasi yang diajukan pada hasil penelitian ini agar implementasi media kartu kata pada pembelajaran kosakata untuk peningkatan hasil belajar menulis siswa dapat teraplikasikan dalam pembelajaran adalah kepada pihak-pihak yang terkait seperti berikut ini:

(27)

bervariasi dalam pembelajaran kosakata, serta meningkatkan hasil belajar menulis siswa dengan menggunakan media kartu kata.

2. Kepada semua Guru, terutama Guru Sekolah Dasar hendaknya dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama kosakata mendapatkan bagian yang lebih banyak sehingga siswa lebih terampil dalam menulis.

3. Kepada Kepala Sekolah, Pengawas dan Diknas Cabang Kecamatan Kragilan diharapkan agar senantiasa membantu dalam pengadaan sarana dan prasarana untuk kelancaran proses belajar mengajar di sekolah agar peningkatan hasil belajar siswa lebih maksimal.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. et al. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.(1993). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Dananjaya, Utomo. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.

Darmadi, Kaswan. (2008). Bahasa Indonesia untuk SD dan MI kelas IV.Jakarta: Pusat Perbukuan Departmen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Fitriyani. (2011). Efektivitas Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2011/2012. [Online] .Tersedia:http://phk.unimed.ac.id/phki-iv/penelitian/183-efektivitas-media-kartu-kata-terhadap-kemampuan menulis-puisi-siswa-kelas-x-sma-negeri-2-kabanjahe-tahun-pembelajaran-20112012.html [Diakses pada tanggal 27 Februari 2013].

Hakim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana Prima.

Kusmawati, Teti. (2004). Implementasi Pembelajaran Teknik Acak Kata untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kosakata di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Banjarsari I Kecamatan Cipocok Jaya Kabupaten Serang. Disertasi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Kampus Serang: tidak diterbitkan.

Nuraeni, Ani. (2007). Peningkatan Penguasaan Kosakata dalam Pembelajaran Menulis dengan menggunakan Media Lingkungan“. (PTK di Kelas V SDN Cipedang 03 Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak). Disertasi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.

Nur’aini, Umri dan Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

(29)

56

Soedjito dan Mansur Hasan. (1994). Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Subana M dan Sunari. (2011). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV.Pustaka Setia.

Suherman dan Ishak Iskandar. (1997). Pengantar Evaluasi Hasil Pengajaran Bahasa Indonesia. Serang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tirtayasa Serang Banten.

Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Takari, Enjah R. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Genesindo.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart
gambar atau rekaman suara (Arikunto: 1993).

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Normalisasi Sungai Pekerjaan Normalisasi Afour Kragilan Ds Kragilan, Kadilanggon Kec Gantiwarno.

Dimana informasi ini diperuntukan agar pengguna dapat mengenal lebih dalam dan jauh akan cerita , karakter dalam serial tersebut dan juga perkembangan berita yang ada tentang

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana walaupun

Mengingatkan pasien menggunakan kacamata yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan ferifer hilang.. Dan buta titik

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajah secara diplomatis, yaitu dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Official Methods of Analysis of Association of Official Analytical Chemist International Edisi XVII.. Maryland USA: AOAC international

Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan