PENYERAHANTANAHULAYATKAUMUNTUKUSAHA
PERTAMBANGANDIBATUBAGENDENGKENAGARIANPAKAN
RABAAUTARAKABUPATENSOLOKSELATANOLEH
PT.UNIVERSALMININGPRIMA
TESIS
DiajukanGunaMemenuhiPersyaratan
UntukMemperolehGelar
MagisterHukum
oleh:
WINGGASANDILA
0921211009
PROGRAMSTUDIILMUHUKUM
PASCASARJANAUNIVERSITASANDALAS
PADANG
2012
PenyerahanTanahUlayat KaumuntukUsahaPertambangandiBatu
Bagendeng,KenagarianPakanRabaUtara,KabupatenSolokSelatanoleh
PT.UniversalMiningPrima
(WINGGASANDILA,0921211009,ProgramMagisterHukumUniversitas
Andalas,JumlahHalaman98,Tahun2012)
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).
DahuluhukumpertambangandiaturdidalamUndang-UndangNomor11tahun 1967tentangPokok-PokokPertambangan.AkantetapikarenaUndang-Undang tersebut dirasakan belum memenuhi rasa keadilan, maka pada tahun 2009
dikeluarkanlahUndang-UndangNomor4Tahun2009tentangMineral,Airdan Batu Bara (UU Minerba). Pasal 10 ayat 2 Perda No. 6 Tahun 2008, yang
menyatakan bahwa, investor dapat memanfaatkan tanah ulayat berdasarkan
kesepakatan masyarakat adat yang bersangkutan dengan menuangkannya ke
dalamperjanjiandalambentuknotariil,yaitudihadapanPejabatPembuatAkta Tanah/Notaris. Hal ini tidak sepenuhnya bejalan, karena faktor kurangnya
pegetahuan hukum masyrakat akan hukum, perjanjian tidak dilaksanakan
dihadapanPejabatPembuatAktaTanah/Notaris.Keadaansepertiitutentuakan merugikanmasyarakatsebagaipemeganghaktanahulayat. Sebagaisalahsatu
contoh,disuatudaerahdiSumateraBarat,terjadipemanfaatantanahulayatuntuk suatukegiatanusaha,ketikausahaberakhirtanahulayattersebuttidakkembali menjadi hak dari masyarakat adat. Salah satu penyebabnya adalah,masyarakat
adatyangmenjalinkerjasamadenganpihakinvestor,tidakmenuangkanklausul perjanjiandalamaktayangdibuatolehnotaris.PerjanjianituhanyaberupaSurat Keputusan Bupati. Inilah yang menjadi latar belakang penulis melakukan
penelitian. Dunia pertambangan, tentu akan berkaitan pula dengan perjanjian -perjanjiansertaberbagaiperizinan.Berdasarkanlatarbelakangtersebutpenulis merumuskan3rumusanmasalah,yaitu(1)Bagaimanaprosespenyerahantanah ulayatdalamduniapertambangan(2)BagaimanaProsesPemberianIzindalam Dunia Pertambangan (3) Bagaimana kedudukan tanah ulayat dengan dikeluarkanyaIUPolehpemerintah(4)Bagaimanastatustanahulayatjikajangka waktu perizinan pertambangan berakhir. Untuk menjawab rumusan masalah
diatas,penulismengumpulkandatamelaluipenelitiankepustakaandanmelakukan penelitian (field research), dan kemudian dianalisa secara kualitatif dengan
metodedeskriptifanalistis.Daripenelitiandanpembahasanyangdilakukandapat disimpulkan bahwa, PT. Universal Mining Prima telah melakukan semua izin
sesuaiperaturanperundang-undangandantelahmenjalankangantitanamtumbuh ataspenyerahantanahulayatsecaraadat.Tanahulayatsetelahdikeluarkannya IUPtetapmenjadimilikmasyarakatadat,karenaPT.UniversalMiningPrima hanya diberi izin untuk mengelola saja. Tanah ulayat yang dikelola untuk
pertambangan setelah perizinan habis kembali menjadi milik masyarakat
BABI
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).
Bahangalianitumeliputi,emas,perak,tembaga,minyakdangasbumisertabatu
bara. Bahan galian itu dikuasai oleh negara.Hak penguasaan negara berisi
wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau
pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Penguasaan oleh negara diselengaarakan
olehpemerintah.1
Dalam pengusahaan bahan galian (tambang), pemerintah dapat
melaksanakan sendiri dan/atau menunjuk kontraktor apabila diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak atau belum sempat dapat
dilaksanakan sendiri oleh pemerintah. Disinilah kita dapat melihat adanya
kerjasamapemerintahdengankontraktoryangbiasanyabergabungdalamsuatu
badanhukum,yaituPerseroanTerbatas.Apabilausahapertambangandilakukan
olehPerseroanTerbatas,kedudukanpemerintahadalahmemberikanizinkepada
Perseroan Terbatas tersebut. Dahulu hukum pertambangan diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan.
Akan tetapi karena Undang-Undang tersebut dirasakan belum memenuhi rasa
keadilan,makapadatahun2009dikeluarkanlahUndang-UndangNomor4Tahun
2009tentangMineral,AirdanBatuBara(UUMinerba).
Barang tambang perlu diklasifikasikan agar dapat diketahui jenis dan
kewenangan.Baik dalam pengelolaan maupun instansi atau pejabat yang dapat
menerbitkanizinpengelolaannyamaupunkepadapihak-pihakyangmemohonizin
untuk melaksanakan pengusahaan pertambangan. Instansi yang memiliki
kewenangan memberikan izin adalah pemerintah pusat yakni Departemen
Pertambangan dan Energi untuk Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah yakni
PemerintahProvinsiyakniGubernuratauPejabatyangditunjuk.DanPemerintah
KabupatendanKotayakniBupatiatauWalikotaatauPejabatyangditunjuk.
Berbicaratentanghukumpertambangantentutidakakanterlepasdengan
tanah. Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari tanah, karena tanah
merupakantempatuntukmelakukankegiatandalammelanjutkandanmemenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam hukum adat, tanah merupakan masalah yang
penting.Permasalahanyangmendasardalamhukumpertambanganiniadalah,jika
pengelolaan pertambangan ini harus dilaksanakan di atas tanah ulayat.Seperti
yangkitaketahui,tanahulayatadalahtanahmilikkaumyangtidakdapatdiperjual
belikan.Banyaknyamasalahyangterjadiantaraperusahaanpertambangandengan
masyarakatsekitarnya,menurutPakarHukumUniversitasPadjadjaran(UNPAD)
Bandung,DaudSilalahi,taklepasdisebabkankarenasistemhukumpertambangan
lebihberpihakkepadainvestor.
Dalamsistemhukumpertambangan,kataDaud,takadapengakuanyang
jelasmengenaihak-hakadatdanhakatashasilhutan.Iamembericontoh,UU
No.11/1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan yang menunjukkan hal-hal
kontradiktif.Disatusisiyaitupadapenjelasanpasal11tentangPertambangan
penghidupan mereka sendiri sehari-hari telah melakukan usaha-usaha
pertambanganmenurutcara-caramerekasendiri.Halini,harusdilindungi.“Disitu
hakadatsecarategasdiakui.”Namun,tambahnya,diayat2pasal11dinyatakan
bahwapertambangan rakyat hanyadapatdilakukanolehrakyat setempat yang
memegangkuasapertambangan(ijin)PertambanganRakyat.“Inijelasmerupakan
kontradiktifsatudenganlainnya.”
Untukitu,saranDaud,persoalanhukumyangbersifatmendasardanperlu
dibahasterletakpadakonsephukum“hakmenguasai”berdasarkanpublictrust
doctrine yangterletakpadarejim hukum tertulis UUD1945 dengan hak adat
berdasarkankonsephakulayatyangberadadibawahrejimhukumadatyangtak
tertulis.“Sehinggaprosesperalihanhakperludibedakandalamhukumacara.”
KonstitusiatausumberhukumtertinggiNegaraRepublikIndonesiasecara
tegas telah mengakui hak-hak tradisional komunitas Indonesia.Dalam hal ini
adalahpengakuandanperlindunganterhadaphakulayat.Salahsatuinstrumenhak
ulayatyangdiakomodirsecarategasdalamkonstitusi,terdapatdalamPasal18B
UUD1945pascaamandemen.
Pasal18UUD1945:
“Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifatkhususdanistimewayangdiaturdenganundang-undang.
Negaramengakuidan menghormatikesatuan-kesatuanmasyarakathukumadat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembanganmasyarakatdanprinsipNegaraKesatuanRepublikIndonesia,yang diaturdalamundang-undang”.
Sejalandenganprinsipkonstitusi,pengakuanterhadapeksistensihukum
adatjugadiaturdalamPasal5Undang-UndangPokokAgrariaNomor5Tahun
Pasal5UUPA:
“Hukumagrariayangberlakuatasbumi,airdanruangangkasaialahhukumadat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan
peraturan-peraturan yang tercantum dalam undang-undang ini dan dengan peraturanperundanganlainnya,segalasesuatudenganmengindahkanunsur-unsur yangbersandarpadahukumagama”.
Pengaturanlainmengenaihak-haktradisionalyangberkenaandenganhak
ulayatjugadiaturdalamKetetapanMajelisPermusyawaratanRakyatNomorIX
Tahun2001tentangPembaharuanAgrariadanPengelolaanSumberDayaAlam,
agar sesegeranya dijadikan pedoman agenda pemerintah dan DPR untuk
melakukanrevisiUUPA.
Bertitik tolak dari berbagai sumber hukum di atas, bahwa pengaturan
mengenai hak-hak tradisional yang berkaitan dengan hak ulayat sudah diatur
denganjelas.Berarti,seharusnyatidakadaalasanbagipembuatundang-undang
(legislator)maupunpemerintah(eksekutif)untuktidakmewujudkanpenguatan
hak-hakmasyarakatadatitusecaraberkeadilan(socialJustice).
Masalah tanah merupakan masalah yang senantiasa menarik perhatian
karenamasalahtanahmenyangkutberbagaiaspekkehidupandanpenghidupan
masyarakat.Di negara yang sedang berkembang titki berat darikehidupan dan
penghidupanrakyatdititikberatkanpadasektoragrariadanmasalahpertanahan
merupakan masalah utama yang harus dihadapi negara tersebut.Salah satunya
adalah negara Indonesia. Bertambahnya penduduk dan adanya kecenderungan
berkurangnya tanah untuk digarap akan menimbulkan permasalahan
-permasalahandibidangsosialekonomidansosialpolitik.2
2Sajuti Thalib, Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau, Bina Aksara,
Kebutuhantanahuntukkeperluanpembangunanharusmendapatperhatian
dalamrangkamencapaimasyarakatadildanmakmurberdasarkanPancasila,dan
olehkarenaituharusdiusahakanadanyakeseimbanganantarakeperluantanah
untukkepentinganperorangandankepentinganorangbanyak.
Tanahulayatmerupakankondisikonstitutifkeberadaansuatumasyarakat
adat.Perjuanganpengakuanatastanahulayatmerupakanagendautamagerakan
masyarakatadatdiIndonesiadandunia.Padalevelinternasionalperjuanganitu
telah sampai pada Deklarasi Hak-Hak Masyarakat Adat (United Nation
DeclarationonTheRightsofIndegenousPeoples)yangdiadopsiolehMajelis
Umum PBB pada tanggal 13 September 2007. Salah satu isi dari deklarasi
tersebut adalah penegasan hubungan antara masyarakat adat dengan hak-hak
tradisionalnya,termasuktanahulayat,sebagaihak-hakdasaryangharusdiakui,
dihormati,dilindungidandipenuhisecarauniversal.3
Perjuangan hak masyarakat adat terutamadalam hal penguasaan ulayat
(sumberdayaalam)diIndonesiaseringterbenturolehkebijakanagrarianasional
dan atau kebijakan pemanfaatan sumber daya alam yang sektoral, dan
menggantungkan hak ulayat kepada pengakuan negara dengan batas-batas
pengakuan hak yang rinci.Kondisi kebijakan tersebut di perparah lagi oleh
berbagai distorsi penafsiran dan implementasi kebijakanyang mendesak
keberadaanhakulayatolehmasyarakatadat.
Berkenaan dengan keberadaan tanah ulayat di Minangkabau, maka ada
ketentuanhukumadat“kabautagakkubanagantingga”.Artinyaketentuanini
3Pasal
26 ayat (3) Deklarasi PBB tentang Hak-hak Masyarakat adat secara tegas menyebutkan: Negara patut memberikan pengakuan dan perlindungan hukum atas tanah, wilayah dan
sumberdaya masyrakat adat. Pengakuan seperti ini akan dilakukan dengan menghargai adat,
memerintahkankepadapihakketigamanapun,bilatelahselesaimemanfaatkan
tanahulayat,makatanahitukembalimenjaditanahulayat,bukanmanjadimilik
negara,sebagaimanayangterjadiselamaini..
Secaranasionalpersoalanperalihansudahdilakukansejakpemerintahan
PresidenSoekarnomaupunPresidenSoeharto.TerutamadiawalmasaOrdeBaru,
UUPA telah dieksploitasi secara berlebihan untuk menyokong ideologi
pembangunan,untukmemfasilitasiduniainvestasiyangsebenarnayacenderung
kapitalistik.4Akibatnyahak-hakmasyarakatadatyangmerupakanbagianterbesar
dariwarganegarainimenjaditerabaikandemikepastianhukum yangbersifat
individualistikuntukkepentinganinvestasisemata.
Banyaknyakonflikyangterjadiantaramasyrakatdenganpemerintahatau
dengan pengusaha sebagai akibat dari kebijakan yang tidak populis.5Sejumlah
undang-undang yangmengatursoalpengelolaan sumberdaya alam yanglahir
setelah UUPA keluar, pada dasarnya memang lebih berfungsi untuk
memperlancararuspenanamanmodaldilapanganagraria.
Kejanggalan dalam UUPA ialah adanya sejumlah pasal yang memuat
pengakuanhak-hakkomunitasmasyarakatadat,tapipadasaatyangbersamaan
selalu dipertentangkan dengan kepentingan nasional yang tidak jelas
batasanya.Sehingga yang terjadi, kepentingan nasional itu direduksi menjadi
kepentinganumumyangtidakjelasbatasnya,kemudiandireduksilagimenjadi
kepentingansekelompokkecilorangataukepentinganbisnisperusahaantertentu,
4Bachriadi, Anton Lucas, Merampas Tanah Rakyat, kasus Tapos dan Cimacan, Kepustakaan
PopulerGramedia,Jakarta,2001,hal.169
5Noer Fauzi, Pembangunan Berbuah Sengketa, Kumpulan Kasus-kasus Sengketa Pertanahan
karenahanyapemerintahyangbolehsewenang-wenangmenetapkanbatasandari
kepentinganumumtersebut.6
Pembaharuan agraria, selain merupakan tuntutan reformasijuga telah
menjadiagendaperubahanyangdiinginkanrakyat.Dalamhalinipatutdihargai
ketikaMegawatimasihmenjabatsebagaiPresidentelahmemulairevisiUUPA,
yaknidenganmengeluarkanKeputusanPresidenNomor34ahun2003tentang
Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan. Intinya memerintahkan agar Badan
Pertanahan Nasional (BPN) segera melakukan perubahan terhadap beberapa
kebijakandalamUUPA.
Masalahlainyayangmasihterjadiadalahadanyakecenderunganhukum
yang tidak sinergi,misalnya makna saling bertentangan (ambigu)daalm UUPA
sendiridanpersoalanantaraUUPAdenganperaturanperundang-undanglainnya.
Salahsatucontohperaturanperundang-undanganyanglangsungterkaitdengan
hukumpertanahannasionaladalahUndang-UndangPertambangan,yangsekarang
sudahmenjadiUndang-UndangNomor4Tahun2009tentangMineralAirdan
Batubara(UUMinerba).
Sementarasampaihariini,kebijakannegarabaiksecaranasionalmaupun
lokal seperti di Sumatera Barat belum juga menunjukan perkembangan yang
berarti bagi konsistensi hukum pertanahan.Kepentingan dunia investasi yang
semula diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup dan perekonomian rakyat,
ternyatatidakmampumenopangrealitasyangdihadapirakyathariini.Kekuasaan
selamainitelahmerusakprinsip-prinsipdanasas-asashukumdasaryangmasih
berlaku di masyarakat.Dalam artian, terdapatnya kesenjangan antara retorika
denganrealita,antaraperaturanataukebijakandenganpelaksanaandilapangan
atauantaradassollendengandassein.7
Sungguhironistanahulayathanyadijadikantumbalbagiinvestoryang
masukkedaerah.Sehinggadengandemikian,kepentinganrakyatyangjauhlebih
besartetapdikorbankan,sepertihalnyahakulayatyangjugadipasungdandibuat
mengambangdalamPeraturanDaerahProvinsiSumateraBaratNomor6Tahun
2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya, seperti yang terdapat dalam
Pasal10ayat2Perdaini.
Pasal 10 ayat 2 Perda No. 6 Tahun 2008, yang menyatakan bahwa,
investordapatmemanfaatkantanahulayatberdasarkankesepakatanmasyarakat
adat yang bersangkutan dengan menuangkannya ke dalam perjanjian dalam
bentuk notariil, yaitu dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris. Hal ini
tidaksepenuhnyabejalan,karenafaktorkurangnyapegetahuanhukummasyrakat
akan hukum, perjanjian tidak dilaksanakan dihadapan Pejabat Pembuat Akta
Tanah/Notaris. Keadaan seperti itu tentu akan merugikan masyarakat sebagai
pemegang hak tanah ulayat. Sebagai salah satu contoh, di suatu daerah di
Sumatera Barat, terjadi pemanfaatan tanah ulayat untuk suatu kegiatan usaha,
ketika usaha berakhir tanah ulayat tersebut tidak kembali menjadi hak dari
masyarakatadat.Salahsatupenyebabnyaadalah,masyarakatadatyangmenjalin
kerjasamadenganpihakinvestor,tidakmenuangkanklausulperjanjiandalamakta
yangdibuatolehnotaris.PerjanjianituhanyaberupaSuratKeputusanBupati.
Inilahyangmenjadilatarbelakangpenulismelakukanpenelitian.
7Zuhro,SitiRdkk,PemerintahLokaldanOtonomiDaerahdiIndonesia,ThailanddanPakistan,
Dunia pertambangan, tentu akan berkaitan pula dengan perjanjian
-perjanjian serta berbagai perizinan. Lapangan hukum perjanjian akan terlihat
dalamperjanjiankerjadiusahapertambangan.Dalamhalini,PerseroanTerbatas
diambil sebagai pihak yang sering berkaitan dengan usaha
pertambangan.Perseroanterbatassebagaisalahsatubentukbadanhukum.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengetahuipermasalahandiduniapertambanganyangterkaitdengantanahulayat
denganjudul“PenyerahanTanahUlayatKaumuntukUsahaPertambangan
di Batu Bagendeng, Kenagarian Pakan Raba Utara, Kabupaten Solok
SelatanolehPT.UniversalMiningPrima”
B.RumusanMasalah
1. Bagaimana proses penyerahan dan pemberian izin tanah ulayat dalam
duniapertambangan?
2. Bagaimana proses penyerahan dan pemberian izin tanah ulayat dalam
duniapertambangan?
3. Bagaimana kedudukan tanah ulayat dengan dikeluarkannya Izin Usaha
Pertambangan(IUP)olehpemerintah?
4. Bagaimanastatustanahulayatjikajangkawaktuperizinanpertambangan
berakhir?
C.TujuanPenelitian
Penelitianinibertujuan :
1. Untuk mengetahui proses penyerahan tanah ulayat dalam dunia
2. Untukmengetahuiprosespemberianizindalampertambangan.
3. Untuk mengetahui kedudukan tanah ulayat dengan dikeluarkannya Izin
UsahaPertambangan(IUP)olehpemerintah.
4. Untuk mengetahui status tanah ulayat jika jangka waktu perizinan
pertambanganberakhir.
D.ManfaatPenelitian
Manfaatpenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Secarateoritis,sebagaisumbanganpemikiranbagipengembanganhukum
pertambangan,khususnyayangterkaitdenganhukumadat(tanahulayat).
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran bagi
pembuat Undang-Undang dan pembuat kebijakan mengenai pengaturan
hukumpertambanganyangterkaitdenganeksistensitanahulayat.
E.KerangkaTeoridanKerangkaKonseptual
1.KerangkaTeori
a.HakUlayatsebagaiHakIstimewaMasyarakatHukumAdat
Berbicarapembangunan,terutamaterkaitpengelolaansumberdayaalam,
maka ada prinsip hukum yang harus dilakukan dalam hal pengaturan dan
kebijakanhukumagrariakedepan,yaknitanahharusdikelolaberdasarkanasas
kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian,
keadilan,kemandirian,transparasi,danakuntabilitas.Pengalihanatauperubahan
satushakyangsudahmenjadihakkomunitasmasyarakat,tidakdapatdilakukan
sewenang-wenang, apalagi melanggar ketentuan yang lebih tinggi.Sekalipun
mempertimbangkan eksistensidankeberlangsunganhidup generasi mendatang.
Bagimasyarakathukumadat,Hakulayatmerupakanciriadanyamasyarakatadat,
yangmerupakancadanganbagianakkemenakannyadikemudianhari.
SementaramenurutNonetdanSelznickyangmengaitkanhukumdengan
perubahan masyarakatnya, mencoba mengaitkan fungsi hukum dengan tipe
hukumyangberlakudalammasyarakatyangbersangkutan.NonetdanSelznick
menyebutkanadanyatigafungsihukum,yaitu:
1. Sebagaialatuntukmenekan(hukumrepresif).
2. Sebagaialatuntukmengurangipenekanandanmelindungiintegritasnya
(hukumotonom).
3. Sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat
(hukumresponsif).8
Perbedaan fungsi hukum tersebut dimuka menunjukan kebutuhan
masyarakatterhadaphukumberbeda-beda.Pluralismeataukeberagamanhukum
dansektoralismehukumagraria,terutamajugaterhadapperberlakuanhukumadat
dimasing-masing daerah menjadi cocok sekali dengan pendapat ini.Sekaligus
menunjukanbahwafungsihukumtersebutmenunjukanhubunganyangeratantara
hukum dengan masyarakatnya sendiri.Hukum tidak dapat dipisahkan dari
kehidupanmasyarakatnya.Olehsebabitukebijakan-kebijakanhukumdalamsuatu
masyarakatharusmencerminkankebutuhanmasyarakattempathukumituberada
atauberlaku.
Hukum sebagai alat untuk menekan, dimaksudkan dengan adanya
peraturanperundang-undangan,masyarakatdiwajibkanuntukmemenuhihukum
8Nonet,P.danSelznick,P.(1978)LawandSocietyinTransition :towardResponsiveLaw, New
yangberlaku,dalamhalinijugaadaperjanjianyangharusdipatuhikeduabelah
pihak.MenganutAsasPactaSuntServanda(Pasal1338KitabUndang-Undang
HukumPerdata)Hukumsebagaialatuntukmengurangipenekanan,mempunyai
maknahukumjugamelindungikepentinganmasyarakat,dalamhalinisebagai
pelindung masyarakat, karena pihak yang biasanya sering dirugikan dalam
permasalahan hukum yang menyangkut pemerintah atau pihak swasta, adalah
masyrakat.HukumsebagaiFasilitatormemenuhiaspirasimasyrakat,merupakan
fungsihukumsebagaiperpanjangantanganantarmasyarakatdenganpihakterkait
dalamhukumpertambangan yangberkaitandenganhukumadat,khususnyadi
NagariPakanRabaaUtaraKabupatenSolokSelatan.
Tanah ulayat merupakan hak istimewa masyarakat adat, hal ini berarti
negaratidakbisamenguasaitanahulayatsuatumasyarakatadat.Ketentuanitu
berbedadenganadanyateoriHakMenguasaiNegara,yangterdapatdalamPasal
33ayat(3)Undang-UndangDasar1945,yangmerupakanhakpenguasaanatas
tanahsebagaipenugasanpelaksanaanhakbangsayangtermasukbidanghukum
publik dan meliputi semua tanah bersama bangsa Indonesia.9 Hal ini juga
dirumuskandalamPasal2Undang-UndangPokokAgraria(UUPA).
Pasal2ayat(1)UUPAmenyatakan:atas dasarketentuandalamPasal33
ayat(3)UUD1945danhal-halyangdimaksuddalamPasal1,bumi,airdanruang
angkasa,termasukkekayaanalamyangterkandungdidalamnyaitupadatingkatan
tertinggi dikuasai oleh negara, sebagai organisasi seluruh rakyat. Untuk hal
kewenangandariHakMenguasaiNegaradijelaskandalamayat(2),yangberbunyi
:hakmenguasaidarinegaradalamayat1memberiwewenanguntuk:
9BoediHarsono, MenujuPenyempurnaanHukumTanahNasional,Jakarta:UniversitasTrisakti,
a. Mengatur dan menyelenggarakan, peruntukan, penggunaan, persediaan
danpemeliharaanbumi,airdanruangangkasatersebut;
b. Menentukandanmengaturhubungan-hubunganhukumantaraorang-orang denganbumi,airdanruangangkasa;
c. Menentukandanmengaturhubungan-hubunganhukumantaraorang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
UUPAjugamengakuikeberadaanmasyrakatadatdalamPasal5UUPA, yangberbunyi:“Hukumagrariayangberlakuatasbumi,airdanruangangkasa ialahhukumadat,sepanjangidakbertentangandengankepentingannasionaldan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia
serta dengan peraturan perundang-undangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkanunsur-unsuryangbersandarpadahukumagama”.
Berkenaandenganpemerintahterendah(villagegoverment)yangadadi
Sumatera Barat, dikenal dengan nama dan istilah pemerintahan nagari.
Pemerintahan nagari adalah implementasi dari pelaksanaan konstitusi yang
berdasarkan hak-hak istimewa. Dengan kata lain, prinsip desentralisasi sangat
mendorong terealisasinya hak istimewa atau sebuah otonomi daerah yang
bernuansalokaldankultural.10
Peluang otonomi yang direspon begitu cepat oleh masyarakat dan
pemerintahdaerahiniadalahsebuahlangkahmaju.DiSumateraBarat,saatini
telahdiberlakukanPeraturanDaerahNomor6Tahun2008tentangTanahUlayat
danPemanfaatannyadengantujuannyamengaktualisasikankebijakanpenglolaan
tanahsecaradesentralisasi.
AdanyateoriBoladariTerHar,mengenaitanahulayat“Juandakmakan
bali,gadaindakmakansando”.PolakepemilikiantanahdiMinangkabautidaklah
bersifatindividual,melainkanmilikkomunalyaitumiliksuku,kaumdannagari.
Tanah ulayat pada dasarnya tidak bole diperjualbelikan. Akan tetapi bole
10 Zenwen
Pador dan Fauzan Zakir, “Pola Partisipatif :Alternatif Kembali Ke sistem Nagari”,
dimanfaatkan. Ketika tanah ulayat dimanfaatkan pihak lain sesuai dengan
perjanjian,makahakkomunalmayarakatmenjadimengecil.MenurutTeoriBola,
Hak masyarakat atas tanah ulayat sepert bola yang bisa. mengembang dan
mengempis,akantetapitidakhilang.Jikaadapihakketigamemanfaatkantanah
ulayatmakahakmasyrakatkomunalmengempis/sebaliknya,tetapitidakhilang.
Haliniberarti,tanahulayattidakdapatdijualataupundigadaikan.Harta
pusakadimilikiolehsetiapkaumdalamsuatusuku,dantelahdiwariskanmelalui
beberapa generasi. Harta ini tidak boleh diperjual-belikan karena menyangkut
sosial genealogis (faktor keturunan), kecuali dipegang-gadaikan yang lebih
cenderungbersifatsosialdaripadaekonomi.11
b. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum, yang bertujuan mencari
keuntungan.
PerseroanTerbatasmerupakanbentukbadanusahaberbadanhukumyang
memilikihakdankewajibansertahartakekayaansendiriyangterlepasdarihak,
kewajibandanhartakekayaanparapendiridanataupemegangsaham.Kekayaan
yangterpisahdariparapendiridanataupemegangsahamdalamsebuahPerseroan
Terbatas disebut dengan modal.Modal menjadi unsur pokok dalam suatu
PerseroanTerbatasuntukmelaksanakankegiatan-kegiatan,pengembangandan
pertumbuhan-pertumbuhanPerseroangunamencapaitujuannyayaitumemperoleh
keuntungan.
Istilah“Perseroan”menunjukkepadacaramenentukanmodalyaituterbagi
dalam saham dan istilah “terbatas” menunjuk kepada batas tanggung jawab
pemegangsahamyaitusebatasjumlahnominalsahamyangdimiliki.Tanggung
11Amir, M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minangkabau, Jakarta: PT.
jawabparapemegangsahamyanghanyasebatasjumlahsahamyangdimilikinya,
yangdapatdiartikanbahwapemegangsahamPerseroantidakbertanggungjawab
secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggungjawabataskerugianPerseroanmelebihinilaisahamyangdiambilnya
ataumelebihinilainominalyangditempatkan.12
Undang-Undang Perseroan Terbatas yang lama, yaitu Undang-Undang
No.1Tahun1995menyebutkanbahwa“PerseroanTerbatasadalahbadanhukum
yangdidirikanberdasarkanperjanjian,melakukankegiatanusahadenganmodal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkandalam Undang-Undangsertaperaturanpelaksanaannya”.Berdasarkan
ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.40 Tahun 2007, “Perseroan
Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam serta peraturan pelaksanaannya”. Disini terlihat bahwa Undang-Undang
No.40 Tahun 2007 lebih menegaskan secara jelas Perseroan Terbatas sebagai
badanhukumyangmerupakanpersekutuanmodal.
Terlihat dari ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.40 Tahun
2007 di atas, bahwa Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukum
berdasarkan sistem tertutup (de gesloten systeem van rechtspersonen), dimana
suatu perbuatan perdata semata-mata tidak dapat menjadikan suatu organisasi
menjadi badan hukum, tetapi harus berdasarkan Undang-Undang atau dengan
Undang-Undang.Halinimembedakannyadenganyayasanyangmenjadibadan
12Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Pustaka Sinar Harapan,
hukumberdasarkansistemterbuka(hetopensysteemvanrechtspersonen),yaitu
tidak berdasarkan Undang-Undang atau dengan Undang-Undang, melainkan
berdasarkankebiasaan,doktrin,danmungkindidukungolehyurisprudensi.13
MenurutSoekardono,“PerseroanTerbatasadalahsuatuperserikatanyang
bercorakkhususuntuktujuanmemperolehkeuntunganekonomis”.14
PerseroanTerbatasmemilikiciri-cirisebagaibadanhukum,yakni:15
a. Organisasiyangteratur.
OrganisasidalamPerseroanterdiridariRapatUmumPemegangSaham
(RUPS),Direksi,danDewanKomisaris.Selainitu,dapatdilihatdariketeraturan
organisasimelaluiketentuanUndang-UndangPerseroanTerbatas,anggarandasar
Perseroan,KeputusanRUPS,KeputusanDewanKomisaris,KeputusanDireksi,
dan peraturan-peraturan perusahaan lainnya yang dikeluarkan dari waktu ke
waktu.
b. Hartakekayaansendiri.
Hartakekayaansendiriiniberupamodaldasardanhartakekayaandalam
bentuklainyangdapatdipersamakandenganhartakekayaanitusendiridandapat
dinominalkan dalam bentuk uang dan pada umumnya terdapat dalam laporan
neracakekayaandalamsuatuPerseroan.
c. Melakukanhubunganhukumsendiri.
Sebagai badan hukum, Perseroan melakukan sendiri hubungan hukum
denganpihakketigayangdiwakiliolehpengurusyangdisebutDireksidanDewan
Komisaris.Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk
13Chatamarrasjid,MenyingkapTabirPerseroan(PiercingTheCorporateVeil),PT.Citra
AdityaBakti,Bandung,2001,hal.26
14RichardBurtonSimatupang,AsperkHukumdalamBisnis,RinekaCipta,Jakarta,2003,hal.3 15AhmadYanidanGunawanWidjaja,SeriHukumBisnis:PerseroanTerbatas,PT.RajaGrafindo
kepentingandanmencapaitujuanPerseroan,sertamewakiliPerseroan,baikdi
dalam, maupun di luar pengadilan.Dalam melaksanakan kegiatannya tersebut,
DireksiberadadalampengawasanDewanKomisaris,yangdalamhal-haltertentu
membantuDireksidalammenjalankantugasnyatersebut.
d. Mempunyaitujuansendiri.
Tujuan tersebut ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan.Karena
Perseroan menjalankan perusahaan, maka tujuan utama perusahaan adalah
memperolehkeuntunganataulaba.
PerseroanTerbatasadalahartificialperson,sesuatuyangtidaknyataatau
tidak riil, akan tetapi Perseroan Terbatas dapat digolongkan sebagai subjek
hukum, yang menurut hukum berhak/berwenang untuk melakukan perbuatan
hukumatausiapayangmempunyaihakdancakapuntukbertindakdalamhukum.
HalituterjadikarenaPerseroanTerbatasdalammenjalankankegiatanusahanya
akandiwakiliolehorganPerseroan.Orang-orangyangmenjalankan,mengurus
dan mengawasi perseroan inilah yanag disebut dengan organ
perseroan.Sebagaimanalayaknyamanusia,perseroanjugamemilkiorgan,hanya
sajaorganperseroancumaadatiga,yaiturapatumumpemegangsaham(RUPS),
DireksidanKomisaris.16
c.PerjanjianadalahUndang-UndangBagiParaPihakyangMembuatnya.
Berdasarkan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata),dinyatakansecarategasbahwa“semuaperjanjianyangdibuatsecara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Hal itu
menyatakan, perjanjian tidak dapat ditarik kembali, kecuali keduabelah pihak
16Ridwan Khairandi, Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum, Jurnal Hukum Bisnis, Volume
menyetujui untuk itu.Selain itu juga berarti, selain tunduk kepada peraturan
perundang-undangan, para pihak juga tunduk pada perjanjian yang mereka
sepakati bersama. Perjanjian berdasarkan Undang-Undang,Kebiasaan dan
kepatutan.
2.KerangkaKonseptual
PenyerahanHakUlayatadalahprosespengalihanhakpenguasaan
dan hak milik atas sebidang tanah ulayat dari ninik mamak,
penghulu-penghulu suku dan mamak kepala waris berdasarkan
musyawarahdanmufakatdengananakkemenakankepadapihak
lain untuk dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan
ketentuan hukum adat yang dituangkan dalam perjanjian yang
dibuatolehpejabatnegarapembuataktatanah.17
Penyerahantanahulayat secaraadatmerupakansuatuperbuatan
hukumdimanapemiliktanahulayatmemberikanizinkepadapihak
ketiga, pihak lain atau investor untuk dikelola sesuai dengan
perjanjian kerjasama yang mereka buat, dan dituangkan dalam,
AdatDiisiLimbagoDituang18.
Hak ulayat dan yangserupadengan itu darimasyarakat hukum
adatadalahkewenanganyangmenuruthukumadatdipunyaioleh
masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang
merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil
manfaatdarisumberdaya alam,termasuktanah,dalamwilayah
17Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2008, tentang Tanah Ulayat dan
Pemanfaatannya,Pasal1ayat16
tersebut, turun-temurun dan tidak terputus antara masyarakat
hukumadattersebutdenganwilayahyangbersangkutan.19
Hakulayatadalahhakpenguasaandanhakmilikatasbidangtanah
besertakekayaanalamyangadadiatasdandidalamnyadikuasai
secarakolektifolehmasyarakathukumadatdiProvinsiSumatera
Barat20
Tanah Ulayat adalah bidang tanah pusaka beserta sumber daya
alamyangadadiatasnyadandidalamnyadiperolehsecaraturun
temurun merupakan hak masyarakat hukum adat di Provinsi
SumateraBarat.21
Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka penguasaan
mineralataubatubarayangmeliputitahapankegiatanpenyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.22
Izin Usaha Pertambangan(IUP) adalah izin untuk melaksanakan
usahaprtambangan.23
Izin lokasi adalah izin yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota
diberikankepadaperoranganataubadanhukumuntukmemperoleh
hakpengelolaantanah.24
19
Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Permenang) Nomor 5 tahun 1999tentangPedomanPenyelesaianMasalahHakUlayatMasyarakatHukumAdat.
20Op.Cit,Pasal1ayat6 21Ibid,Pasal1ayat7
22Undang-UndangNo.4Tahun2009tentangMinerba,Pasal1ayat6 23Ibid,Pasal1ayat7
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatanusahadenganmodaldasaryangseluruhnyaterbagidalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam serta
peraturanpelaksanaannya.25
Perjanjian menurut R. Subekti adalah suatu peristiwa dimana
seseorangberjanjikepadaseseoranglainataudimanaduaorangitu
salingberjanjiuntukmelaksanakansesuatuhal.26
F.MetodePenelitian
1.PendekatanPenelitian
Metodepadadasarnyaberarticarayangdigunakanuntukmencapaitujuan.
Olehkarenatujuanumumpenelitianadalahmemecahkanmasalah,penggunaan
metodeyangtepatuntukpenelitianditujukanuntukmenghindaricarapemecahan
masalah dan cara berpikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran
ilmu,menghindaricarapemecahanmasalahataucarabekerjayangsifatnyatrial
anderror(percobaandankesalahan,danmeningkatkansifatobjektivitasdalam
menggalikebenaranpengetahuan).27
Penelitianyangpenulislakukanmerupakanpenelitianyuridissosiologis
atauempiris(SosioLegalResearch),yaitudenganmenggunakanbahan-bahan
dari peraturan perundang-undangan pada lapisan ilmu hukum yang berkaitan
dengankenyataandilapangan.Penulisantesisiniberjudul“PenyerahanTanah
25Undang-UndangNo.40Tahun2007,tentang PerseroanTerbatas,Pasal1ayat1 26R.Subekti,HukumPerjanjian,Intermasa,Jakarta,1987hal.1
27Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta Gajahmada university ress,
UlayatUntukUsahaPertambangan(StudiKasusDiNagariPakanRabaa
UtaraKabupatenSolokSelatan)”.
2.SumberDatadanjenisData
Datayangdiperlukandalampenelitianiniberasaldari:
1. Penelitian kepustakaan (library research). Di dalam penelitian
kepustakaandatayangdiperolehadalahdatasekunder yaknidata yang
sudahterolahatautersusun.Datasekundermencakupdokumen-dokumen
resmi,hasil-hasilpenelitianyangberwujublaporandanbuku-bukuyang
relevandenganpenelitian.28
Datasekunderinidiperolehdari:
a) Bahan hukum Primer, yaitu merupakan bahan hukum yang
mempunyaikekuatanmengikatyaituberupaperaturanperundang
-undanganseperti:29
Undang-udang Dasar Republik Indonesia tahun
1945
Peraturan perundang-undangan yang terkait
diantaranya, Undang-undang No. 4 tahun 2009
tentangMineral,AirdanBatubara,Undang-undang
No.40tahun2007tentangPerseroanTerbatas.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Pokok-pokokAgraria
28SoejonoSoekanto,2006,PengantarPenelitianHukum,penerbitUniversitasindonesia,Jakarta,
hal.12
29Bambang Sunggono, 2003, Metodologi Penelitian Hukum Edisi II, Ed.1 Cet.5, JPT. Raja
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
TanahUlayatdanPemanfaatannya
b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang terkait dengan
penelitianyangdilakukan,diantaranyaadalah:30
RancanganUndang-undang
HasilPenelitaianHukumsebelumnya
Teori-teori hukum dan pendapat-pendapat sarjana
melaluiliteraturyangdipakai
Dan juga bahan-bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan
permasalahanyangdibahas
c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan
petunjukmaupunpenjelasanterhadapbahan-bahanhukumprimer
dan sekunder, minsalnya kamus hukum Seosilo Prajogo,
Ensiklopediadansebgainya.31
2. Penelitian Lapangan (field research). Penelitian dilakukan di Lapangan
gunamendapatkandataprimer.Penelitiandilakukanlangsungpadatanah
ulayat kaum di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan
Rabaa Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok
Selatan.Denganjenisdatayangdiperoleh:
a. DataPrimer.Datayangdiperolehlansungdaritanahulayatkaum
di Batu Bagendeng Jorong Ulu Suliti Kenagarian Pakan Rabaa
Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok
Selatansertapihakyangterkait seperti:
Masyarakat adat di Batu Bagendeng Jorong Ulu
Suliti Kenagarian Pakan Rabaa Utara, Kecamatan
KotoParikGadangDiatehKabupatenSolokSelatan
PihakPT.UniversalMiningPrima
Notarispembuataktaperjanjian.
b. Data sekunder. Data ini mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku,hasilpenelitianyangberwujudlaporandansebagainya.
3.TeknikSampling
Populasimerupakanhimpunanvariabelyangdijadikanobjekpenelitian.
Penelitian ini dilakukan terhadap tanah ulayat yang diserahkan untuk dikelola
untukusahapertambangan.Penelitiandilakukanpadatanahulayatyangberadadi
BatuBagendengJorongUluSuliti,KenagarianPakanRabaaUtara,Kecamatan
KotoParikGadangDiatehKabupatenSolokSelatan.PengelolanyaadalahPT.
UniversalMiningPrima.
Penetapansampelberdasarkanpadapengambilandatamelaluipurposive
sampling yaitu peneliti sendiri yang akan menentukan subjek yang akan di
wawancara.Subjek akandiwawancaraadalahorang-orangyangdianggaprelevan
untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengn cara terstruktur dan menggunakan pedoman
wawancara.32
32MenurutAmirudindanZainalAsikin,wawancarapadaumumnyadibagidalamduagolongan
4.Jenis-jenisAlatPengumpulanData
Jenis-jenisalatpengumpulandatayangdigunakanadalah:
1. StudiDokumen
Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan
hukumdanbahan-bahankepustakaan,setiapbahanhukumdanbahan
kepustakaan itu harus diperiksa ulang validitasnya (keabsahan
berlakunya) dan reliabilitasnya (hal atau keadaan yang dapat
dipercaya),sebabhalinisangatmenentukanhasilsuatupenelitian.
2. Wawancara
Wawancaraadalahsituasiperanantarapribadibertatapmuka(faceto
face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan
-pertanyaanyangdirancanguntukmemperolehjawaban-jawabanyang
relevandenganmasalahpenelitiankepadaseseorang.33
5.PengolahandanAnalisaData
1. PengolahanData
Pengolahandataadalahkegiatanmerapikandatahasilpengumpulan
data dilapangan sehingga siap dipakai untuk dianalisis,34 dalam
penelitianinisetelahdatayangdiperlukanberhasildiperoleh,maka
peneliti melakukan pengolahan terhadap data tersebut. Dengan cara
wawancara berstruktur yaitu wawancara walaupun tidak berencana, tapi memiliki struktur yang rumit seperti wawancara untuk mengumpulkan data pangalaman seseorang. Jenis wawancara selanjutnya adalah wawancara tak berstruktur, yang kemudian dibagi lagi menjadi dua yakni wawancara terfokus yaitu wawancara yang tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu terpusat pada pokok permasalahan tertentu, dan wawancara bebas yakni wawancara yang tidak terpusat artinya pertanyaan yang diajukan tidak terpusat pada suatu permasalahan pokok, pertanyaannyadapatberalih-alaihdarisuatupokokpermasalahankepokokpermasalahanlainnya. Lihat dalam Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo,Jakarta,2004,hal.84-85.
33Ibid hal.82
editingyaitudengancaramenelitikembaliterhadapcatatan-catatan,
berkas-berkas, informasi dikumpulkan oleh pencari data yang
diharapkan akan dapat meningkatkan mutu reliabilitas data yang
hendakdianalisis.35
2. AnalisisData
Analisisdatasebagaitindaklanjutprosespengolahandata,untukdapat
memecahkandanmenguraikanmasalahyangakanditelitiberdasarkan
bahan hukum yang diperoleh, Setelah didapatkan data-data yang
diperlukan,makapenelitimelakukananalisiskualitatif,36yaknidengan
melakukan penilaianterhadap data-data yangdidapatkandilapangan
denga bantuan literatur-literatur atau bahan-bahan terkait dengan
penelitian, kemudian ditarik kesimpulan nyang dijabarkan dalam
penulisandeskriptif.
6.SistematikaPenulisan
Sebelumnyatelahdikemukakanmengenailatarbelakangpenulisan,tujuan
penulisan,manfaatpenulisan, ruanglingkuppenulisansertametodepenelitian
untuk menjelaskan arah penulisan ini. Dengan demikian perlu kiranya
dikemukakan sistematika penulisan secara keseluruhan. Adapun sistematika
penulisaniniadalah:
BabI. Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kerangka teoritis dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BabII.
TinjauanPustaka,padababiniakandibahasmengenaitinjauan umum
tentangTanahUlayat,PerseroanTerbatas,Perjanjian
Bab III. Pembahasan, dalam bab ini penulis akan membahas tentang
proses
pemberian izin dan proses penyerahan tanah ulayat untuk d
ikelola
dalam usaha pertambangan, kedudukan status tanah ulayat
dengan
keluarnyaIUP,statustanahsetelahIUPdanperjanjianberakhir.