• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Kegunaan Hasil Penelitian ...

1. Secara Teoritis ...

2. Secara Praktis ...

E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian ...

1. Kerangka Berpikir ...

2. Paradigma Penelitian ...

F. Asumsi-Asumsi ...

G. Pengajuan Hipotesis ...

(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kinerja Mengajar dalam Konteks Administrasi Pendidikan ...

1. Pengertian Administrasi Pendidikan ...

2. Pendekatan Administrasi Pendidikan ...

B. Konsep Kepemimpinan ...

1. Pengertian Kepemimpinan ...

2. Teori-teori Kepemimpinan ...

3. Gaya dan Perilaku Kepemimpinan ...

4. Peranan Kepemimpinan ...

5. Kepemimpinan yang Efektif ...

6. Kepemimpinan Situasional ...

C. Konsep Komunikasi ...

1. Pengertian Komunikasi ...

2. Proses Komunikasi ...

3. Komunikasi Efektip ...

4. Strategi Komunikasi ...

5. Komunikasi Internal ...

D. Konsep Kinerja Mengajar Guru ...

1. Pengertian Kinerja ...

2. Aspek-aspek Kinerja Guru ...

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja Mengajar Guru ...

4. Kinerja Guru Taman Kanak-kanak ...

(3)

E. Studi Terdahulu ... 85

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ...

B. Wilayah Penelitian ...

C. Populasi dan Sampel ...

1. Populasi ...

2. Sampel ...

D. Operasional Variabel ...

E. Teknik Pengumpulan Data ...

1. Penelitian Kepustakaan ...

2. Penelitian Lapangan ...

F. Teknik Pengolahan Data ...

1. Skala Pengukuran ...

2. Penyusunan Instrumen ...

G. Ujicoba ...

1. Responden Ujicoba ...

2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen ...

3. Tujuan Ujicoba Instrumen ...

4. Uji Validitas Instrumen ...

5. Hasil Uji Validitas ...

6. Uji Realibilitas Instrumen ...

7. Hasil Uji Realibilitas Instrumen ...

8. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket ...

(4)

H. Teknik Analisis Data ...

1. Deskripsi Data ...

2. Pengujian Persyaratan Analisis ...

3. Menguji Hipotesis Penelitian ...

104

104

105

107

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...

1. Deskripsi Variabel Penelitian ...

2. Pengujian Persyaratan Analisis ...

3. Hasil Pengujian Hipotesis ...

4. Interprestasi Hasil Analisis ...

B. Pembahasan ...

1. Gambaran Kepemimpinan Situasional Kepala TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ...

2. Gambaran Komunikasi Internal Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ...

3. Gambaran Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ...

4. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ...

5. Analisis Pengaruh Komunikasi Internal terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

6. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK dan Komunikasi Internal terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ...

113

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

(5)

B. Implikasi ...

C. Rekomendasi ...

168

169

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

RIWAYAT HIDUP ...

171

(6)

DAFTAR TABEL

Kritria Skor Variabel X1, X2 dan Y ………...

Kisi-kisi Instrumen Penilaian ………...

Hasil Uji Validitas Variabel X1 ……….

Hasil Uji Validitas Variabel X2 ……….

Hasil Uji Validitas Variabel Y ……….

Realbility Statistis ……….

Tolak Ukur Koefisien Korelasi ………

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ………

Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Situasional Kepala TK ……….

Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Situasional per Kepala TK ………

Skor Rata-rata Variabel Komunikasi Internal ………..

Skor Rata-rata Variabel Komunikasi Internal per TK ……..

Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru ………….

Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru per TK …

Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ……

Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………

Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ………

(7)

4.11

Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ………

(8)

DAFTAR GAMBAR

Kuadran Kepemimpinan Situasional ……….

Kerangka Pemikiran ……….

Paradigma Penelitian ………

Hubungan Peran Kepemimpinan ………...

Kuadran Kepemimpinan ………...

Siklus Kepemimpinan Situasional ………

Normal P-P Plot of Regresion Standardlzed Residual Devendent ……….

Scatterplot Linieritas Data Variabel X1 terhadap Y ……….

Scatterplot Linieritas Data Variabel X2 terhadap Y ………

Struktur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y ……….

Deskripsi Variabel Kepemimpinan Situasional Kepala TK. .

Rangkuman Kepemimpinan Situasional Kepala per TK …..

Deskripsi Variabel Komunikasi Internal ………...

Rangkuman Komunikasi Internal per TK ………

Deskripsi Variabel Kinerja Mengajar Guru TK …………...

Rangkuman Kinerja Mengajar Guru TK per TK ………….

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1

2

3

4

5

6

7

Kisi-kisi dan Angket Ujicoba Penelitian ………..

Data Ujicoba Penelitian ………

Uji Validitas Ujicoba Penelitian ………...

Kisi-kisi dan Angket Penelitian ………

Data Hasil Penelitian ………

Hasil Analisis Data Deskriftif ………..

Surat Keputusan dan Surat Izin Penelitian ………

173

184

188

192

202

211

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan suatu bangsa akan menempati posisi yang sangat strategis bagi

kemajuan bangsa di masa depan. Kemajuan suatu bangsa tidak lagi ditandai

dengan melimpahnya kekayaan alam, jumlah penduduk yang besar, wilayah

negara yang luas melainkan pada kualitas sumber daya manusia. Dengan kata lain

pendidikanlah yang akan menentukan kualitas manusia.

Berdasarkan studi UNDF tahun 1999 hingga 2006 kualitas sumber daya

manusia Indonesia ternyata sangat rendah, peringkat Bangsa Indonesia dalam

Indek Pembangunan Manusia (IPM) tahun 1999 ke-110 dan pada tahun 2006

menjadi ke-108 dari 177 negara yang di survei, berada di bawah Negara Asean

seperti : Singapura peringkat ke-25, Malaysia peringkat ke-34, Filipina peringkat

ke-84. sedangkan Vietnam, Myanmar dan Laos berada sedikit di bawah Indonesia

yaitu masing-masing ke-109, ke-130 dan ke-133 (Undp.org/hrd 2006).

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah

dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang

dimulai sejak dini usia. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia Indonesia

mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28 ayat (3) bahwa “Pendidikan anak

usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK),

(11)

2

peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak jenjang Taman Kanak-Kanak

yang merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak masuk ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SD/MI. Keberhasilan pendidikan

Taman Kanak-Kanak akan menberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan

anak dikemudian hari.

Komponen yang ada dalam Taman Kanak-Kanak terdiri dari Kepala TK,

guru, staf TU, siswa dan komite TK. Kepala dan guru merupakan smber daya

manusia yang menpunyai peranan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan.

Terkait dengan peran kepala TK dalam meningkatkan kinerja mengajar guru di

TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, berdasarkan pengamatan tidak

formal (sementara) dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Beberapa guru di Kecamatan Cihideung dalam mengajar tidak dilengkapi dengan pembuatan perencanaan pembelajaran (SKH) terlebih dahulu sehingga akan berdampak pada pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang tidak direncanakan dan cenderung mengabaikan penilaian prestasi peserta didik.

2. Perhatian Kepala TK terhadap guru belum dilaksanakan dengan maksimal karena kesibukan tugas lain seperti rapat, penataran maupun pembuatan pembukuan.

3. Masih ada Kepala TK yang belum maksimal dalam mensosialisasikan program sekolah sehingga guru menemui hambatan untuk memposisikan perarannya secara efektif

Mengingat bahwa peran kepala TK dalam sekolah adalah faktor dominan,

yang akan mendorong sekolah mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap, maka sejalan

dengan pendapat Lipham (1985: 2) bahwa ”Kualitas kepemimpinan kepala

sekolah secara substansial berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah”. Gibson

(12)

3

lulusan banyak ditentukan oleh kapasitas kepala sekolah”. Hal yang sama

dikemukakan oleh Mulyasa (2002: 42) bahwa : ”Kepala sekolah merupakan the

key person keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Ia adalah

orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai

potensi masyarakat untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah”

Kepala TK sebagai kunci keberhasilan peningkatan pendidikan harus

mampu mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan sekolah melalui

program-programnya. Menurut William V. Hanney (Effendy, 1997: 118) bahwa

”Komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi”. Artinya bahwa

komunikasi itu tidak boleh tidak bagi organisasi. Wursanto (2001: 29) bahwa

”Komunikasi yang efektif akan menciptakan iklim kerja kantor yang sehat dan

terbuka, hal ini sangat penting guna meningkatkan kreativitas dan dedikasi para

pegawai kantor”.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh

Kepemimpinan Situasional Dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Mengajar

Guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Uraiannya

sebagai berikut :

1. Kepala TK selaku pimpinan mempunyai peran besar dalam membantu guru

untuk berprestasi, sebagaimana dinyatakan oleh Emmy Fakry (2005: 192)

bahwa : ”Kepala sekolah bertanggungjawab atas pertumbuhan guru-guru

secara berkesinambungan, ia harus mampu menstimulir guru-guru untuk

mengembangkan metode dan prosedur mengajar” .Disamping itu Terry

(13)

4

adalah memberikan bantuan kepada bawahannya. Mulyasari (2003: 24)

mengemukakan bahwa ”Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang

sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan” , selanjutnya

Mulyasari (2003: 25) mengungkapkan bahwa ”Kepala sekolah bertanggung

jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana”. R. Iyeng Wiraputra (1986: 44) dengan

jelas mengungkapkan bahwa ” Usaha yang paling menentukan dalam

meningkatkan kinerja personil sekolah terletak pada kepemimpinan sekolah”,

selanjutnya diungkapaka bahwa ”Pimpinan harus mampu memberikan

pengaruh agar semua bawahan guru-guru dan staf tata usaha berpartisipasi

aktif secara maksimal dalam pencapaian tujuan secara umum”.

2. Komunikasi merupakan dasar kehidupan organisasi. Seorang pimpinan

menggunakan 95% dari waktu berkomunikasi untuk mengkoordinasikan unsur

manusia dan unsur fisik dari organisasi agar satuan kerjanya efisien dan

efektip. Apabila komunikasi gagal kegiatan bersama juga gagal yang terjadi

tidak ada kegiatan (LAN-RI, 1985:59). Sejalan dengan itu berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa antara 75% sampai 90% dari waktu kerja

dipergunakan untuk berkomunikasi (Jiwanto, 1985:3). Dengan demikian

bahwa komunikasi merupakan kepentingan bersama untuk mewujudkan

tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan organisasi. Kominikasi

merupakan upaya pemahaman serta saling memberi informasi antara kepala

(14)

5

maka akan terhindar dari kesalahpahaman pandangan sehingga efektivitas

sekolah secara keseluruhan akan mudah tercapai.

3. Guru merupakan salah satu kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan

di Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kemampuan

merancang kegiatan belajar mengajar yang baik yaitu pembelajaran yang aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Kinerja mengajar guru Taman

Kanak-Kanak meliputi beberapa kompetensi Yaitu : ”penyusunan rencana

pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar dan penilaian prestasi

belajar peserta didik”.

Mengingat banyaknya pengaruh terhadap kinerja mengajar guru seperti

iklim organisasi, produktivitas organisasi, sarana prasarana, pembiayaan, disiplin

guru, partisipasi orang tua, kompensasi, motivasi, manajemen sekolah dan

lain-lain, maka penelitian dibatasi pada dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru

yaitu kepemimpinan situasional dan komunikasi internal. Oleh karena, masalah

penelitian dibatasi pada “Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan

komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum yaitu “ Bagaimana pengaruh

kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja mengajar

guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?”. Secara

(15)

6

1. Bagaimana gambaran kepemimpinan situasional Kepala Taman Kanak-Kanak

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana gambaran komunikasi internal Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya?

4. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja mengajar

guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?

5. Bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru

Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya ?

6. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal

terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

1. Kepemimpinan situasional Kepala Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Cihideung Kota Tasikmalaya

2. Komunikasi internal Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya

3. Kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya

4. Pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja mengajar guru Taman

(16)

7

5. Pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman

Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

6. Pengaruh kepemimpinan situasional dan komunikasi internal terhadap kinerja

mengajar guru Taman Kanak-Kanak Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara

teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan Ilmu Administrasi Pendidikan dan pengembangan kelembagaan

Taman Kanak-Kanak, khususnya pada bidang kepemimpinan situasioanal dan

komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi kepala TK, guru TK, pengawas satuan TK serta stakeholders

pendidikan dalam memimpin dan berkomunkasi guna meningkatkan

kinerja mengajar guru TK.

b. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi

peneliti khususnya dan mahasiswa program strata dua Universitas

(17)

8

pengembangan kepemimpinan situasional dan komunikasi internal agar

kinerja mengajar guru lebih baik

E. Kerangka Berpikir dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Berpikir

Penelitian ini berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia

yaitu variabel kepemimpinan situasional, komunikasi internal dan kinerja

mengajar guru TK. Perilaku manusia (individu) dipengaruhi oleh faktor intern

maupun ekstern. Surya (1976:37) mengemukakan tentang konsep interaksi

individu dengan lingkungan :

P = L – S – I – R

Keterangan : P = Perilaku

L = Lingkungan

S = Stimulus

I = Individu

R = Respon

Perilaku individu antara lain disebabkan rangsangan dari lingkungan yang

mengakibatkan respon terhadap lingkungannya. Dapat diimplikasikan bahwa

perilaku kepala sekolah merupakan salah satu respon terhadap terbentuknya

kinerja mengajar guru.

Pimpinan harus memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan situasi

sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu (Rivai, 2008: 14).

Hersey dan Blanchard menggunakan studi Ohio State untuk mengembangkan

(18)

9

“mengatakan/ telling, menjual/ selling, partisipasi/ participating dan Delegasi/

delegating”.

Mengatakan/ telling yaitu pimpinan pada tugas yang sangat tinggi artinya

banyak instruksi-instruksi yang perlu disampaikan mengingat bawahan baru

menghadapi pekerjaan dan situasi yang baru. Hubungan rendah artinya pimpinan

belum banyak memberikan motivasi yang bersufat dukungan, karena bawahan

belum siap karena memerlukan struktur sementara manajer masih mengamati.

Menjual/ selling yaitu tugas tinggi bawahan mulai belajar mengenal

tugasnya, perhatian dan tugas tetap penting karena mereka belum dapat bekerja

tanpa struktur, manager telah terbiasa dan mulai banyak memberikan dorongan

lebih jauh untuk keberhasilan

Partisipasi/ participating, dimana anggota mempunyai kemampuan lebih

besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari

tanggung jawab yang lebih besar, pemimpin masih harus mendukung dan

memberikan perhatian tetapi tidak perlu lagi memberikan pengarahan

Delegasi/ delegating, anggota mulai percaya diri, dapat mengarahkan diri

dan berpengalaman, pemimpin dapat mengurangi jumlah perhatian dan

pengarahan

Hersey dan Blanchard, menjelaskan hubungan antara pimpinan dan

anggotanya mempunyai empat tahap/ fase yang diperlukan bagi pimpinan untuk

(19)

10 (memberikan pedoman / pengarahan)

Gambar 1.1 Kuadran Kepemimpinan

Variabel selanjutnya yang dijadikan penelitian berkaitan dengan kinerja

setelah kepemimpinan adalah komunikasi, Komunikasi diartikan sebagai proses

penyampaian informasi atau pengiriman kepada penerima informasi (Rivai, 2008 :

350), dilahat pengaruhnya bahwa komunikasi merupakan esensi yang sangat

penting daripada sistem sosial dalam organisasi. Terdapat delapan unsur pokok di

dalam proses komunikasi menurut Rivai (2008: 350) yaitu :

a. Pengirim/ sumber (sender/ source), adalah orang yang mempunyai ide atau berinisiatef untuk mengadakan komunikasi

b. Encoding, adalah lambang informasi agae dapat diteruskan dengan menterjemahkan ke dalam serangkaian simbol atau syarat

c. Message, adalah bentuk fisik yang didalamnya oleh sender dipakai sebagai pesan atau misi informasi

d. Channel, adalah ragam atau bentuk transmisi, seperti udara atau berbicara, kata-kata, dan kertas untuk surat yang tidak bisa dipisahkan oleh message e. Receiver adalah orang yang memberikan pengertian terhadap message

yang disampaikan oleh sender

(20)

11

g. Noise, adalah faktor yang meninbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi

h. Feedback, adalah satu balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh sender

Komunikasi organisasi adalah memberikan pengaruh kepada seluruh

anggota organisasi agar mereka baik secara perseorangan atau secara

bersama-sama memahami misi dan tanggungjawab dalam rangka mencapai tujuan

organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunkasi sangat dibutuhkan dalam setiap

pekerjaan di setiap lembaga atau organisasi, terutama bidang personalia. Menurut

Rivai (2008: 351) apabila seorang pemimpin berhasil dalam menjalin komunikasi,

hal tersebut merupakan jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian tujuan dalam

memperbaiki kinerjanya.

Menurut Wursanto (2001 : 29) bahwa “Seorang manajer kantor harus

dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor baik secara

horizontal maupun secara vertikal atau secara diagonal”. Implikasinya dalam

pendidikan bahwa kepala sekolah harus dapat berkomunikasi secara efektif

dengan semua pegawai yang ada di dalam lingkungan sekolah, karena komunikasi

yang efektif akan berkontribusi kepada meningkatnya kinerja mengajar guru.

Komunikasi internal yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam suatu

organisasi itu sendiri. Di dalam lingkungan sekolah dapat terjadi berbagai macam

komunikasi, menurut Wursanto (2001: 41) secara struktural komunikasi di dalam

lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi empat macam :

a. Komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward), dapat dibedakan menjadi berbagai macam bentuk seperti petunjuk, keterangan umum, perintah, teguran dan pujian.

(21)

12

c. Komunikasi yang berlangsung secara horizontal atau secara mendatar, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai yang mempunyai kedudukan yang sama. Komunikasi horizontal disebut juga komunikasi tidak formal, dilaksanakan pada saat istirahat-rekreasi-menjelang pulang sekolah. Komunikasi ini dapat dibedakan menjadi :

1) Komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat 2) Komunikasi antara bawahan dengan bawahan

d. Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain

Implikasi komunikasi internal dalam lingkungan Taman Kanak-Kanak

bahwa : komunikasi dari atasan kepada bawahan adalah komunikasi dari ketua

yayasan penyelenggara TK kepada kepala TK, kepala TK kepada guru-guru,

kepala TK kepada bagian keamanan dan kebersihan, guru kepada anak TK;

komunikasi dari bawahan kepada atasan adalah komunikasi dari kepala TK

kepada penyelenggara TK, guru-guru kepada kepala TK, anak TK kepada guru;

komunikasi horizontal adalah komunikasi antara guru dengan guru, murid dengan

murid ; orang tua murid dengan orang tua murid; komunikasi diagonal kepala TK

dengan komite (ketua POM), guru-guru dengan bagian keamanan dan kebersihan.

Variabel selanjutnya yang diteliti adalah variabel kinerja mengajar guru.

Suryobroto (2002:20) mengatakan bahwa “kinerja mengajar guru dikatakan

berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam

usaha mengajarnya”. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas mengajar

dengan baik harus memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap yang baik.

Kinerja mengajar guru TK berdasarkan pedoan penilaian Kinerja TK yang

diterbitkan oleh Depdiknas meliputi :

(22)

13

b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar

c. Penilaian prestasi belajar peserta didik

d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

Berdasarkan uraian diatas , tentang kepemimpinan situasiaonal kepala TK

sangat berkaitan dengan komunikasi internal serta akan berpengaruh terhadap

kinerja mengajar guru, dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran pada

(23)

14

1.SKH dibuat tidak tepat waktu 2.Kurang menguasai materi dan

metode pembelajaran

3.Penilaian kadang-kadang tidak dilaksanakan

(24)

15

2. Paradigma Penelitian

Bertitik tolak dari uraian kerangka penelitian dapat digambarkan

paradigma penelitian sebagai berikut :

r1y

r2y

Gambar .1.3 Paradigma Penelitian

F. Asumsi-Asumsi

Arikunto (2003:60-61) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau

anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak

pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya

diterima oleh peneliti. Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui

telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Individu adalah hal yang unik juga khas, tidak ada dimuka bumi ini yang sama

meskipun terlahir dari rahim, bapak yang sama bahkan anak kembar sekali

pun. Demikian pula kepala Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya, diantara satu sama lainnya terdapat perbedaan baik dalam

KOMUNIKASI INTERNAL

(X2)

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

(X1)

KINERJA MENGAJAR GURU TK

(Y)

(25)

16

kepemimpinan, cara berkomunikasi maupun kinerjanya. Kepemimpinan

kemungkinan atau situasional adalah suatu pendekatan terhadap

kepemimpinan yang menyatakan bahwa pimpinan dalam hal ini kepala TK

memahami prilaku, sifat-sifat dan situasi bawahannya sebelum menggunakan

suatu gaya kepemimpinan. Jenis kepemimpinan yang paling spesifik adalah

kepemimpinan pendidikan. Menurut Ngalim Purwanto (1993: 26) bahwa

kepemimpinan pendidikan adalah "usaha untuk mempengaruhi anggota

kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih

banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati". Selanjutnya

menurut Goestch dan Davis (1994: 192 ) "kepemimpinan pendidikan

merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar

bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau

melampaui tujuan pendidikan".

2. Menurut Jiwanto (1985:3) bahwa 75% sampai 90% waktu kerja dipergunakan

untuk komunikasi. Berdasarkan teori kepemimpinan Gaffar, dkk (1992:28)

menyatakan bahwa “keterkaitan gaya kepemimpinan dengan komunikasi

banyak tergantung pada range dan style pimpinan. Efektivitas performance

pemimpin paling tidak ditentukan oleh gaya yang dianut dan bagaimana

implikasinya”.

3. Kepemimpinan situasional dan komunikasi internal berpengaruh terhadap

kinerja. Kinerja menurut Smith (1982:393) merupakan hasil atau output dari

suatu proses manusia atau yang lainnya. Selanjutnya Prawirosentoso (1992:2)

(26)

17

daya guna melaksanakan kewajiban atau tugas; 4) suatu yang dicapai, prestasi

yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja; 5) pelaksanaan tugas pekerjaan

pada waktu tertentu yang sesuai. Hubungannya dengan kinerja mengajar guru

TK menurut Depdiknas (2004:23) adalah : 1) penyusunan rencana

pembelajaran; 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3) penilaian prestasi

belajar peserta didik.

G. Pengajuan Hipotesis

Sugiyono (1997:39) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

di bawah kebenaran, jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, karena baru

berdasarkan teori relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.. Jadi hipotesa juga dapat dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1 Ho: ρ = 0 Tidak Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK

Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya

Ho: ρ ≠ 0 Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK

Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya

2 Ho: ρ = 0 Tidak Terdapat Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kinerja

Mengajar Guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

Ho: ρ ≠ 0 Terdapat Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kinerja

(27)

18

3 Ho: ρ = 0 Tidak Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK

Dan Komunikasi Internal Tterhadap Kinerja Mengajar Guru TK

Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

Ho: ρ ≠ 0 Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Situasional Kepala TK Dan

Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK

(28)

167

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian dan

pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan :

1. Kepemimpinan situasional kepala TK Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya dengan empat tipe kepemimpinan situasional yaitu : 1)

selling; 2) telling; 3) participating; dan 4) delegating telah dilaksanakan

dengan sangat baik oleh kepala TK.

2. Komunikasi internal dengan empat struktur komunikasi yaitu : 1)

downward; 2) upward; 3) horizontal; dan 4) diagonal telah dilaksnakan

sangat baik pada TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

3. Kinerja mengajar guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya

diukur melalui : 1) perencanaan pembelajaran; 2) pelaksanaan interaksi

belajar mengajar; dan 3) penilaian prestasi belajar peserta didik telah

dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru TK Kecamatan Cihideung

Kota Tasikmalaya.

4. Terdapat pengaruh kepemimpinan situasional kepala TK terhadap kinerja

mengajar guru sebesar 11,80%, artinya secara parsial kinerja mengajar

(29)

168

5. Terdapat pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja mengajar guru

sebesar 35,50%, artinya secara parsial kinerja mengajar guru dipengaruhi

komunikasi internal sebesar 35,50%.

6. Terdapat pengaruh kepemimpinan situasional kepala TK dan komunikasi

internal secara simultan (bersama-sama) terhadap kinrja mengajar guru

sebesar 35,50%, sedangkan sisanya 64,50% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti, yaitu : iklim organisasi, produktivitas organisasi, sarana

prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi,

motivasi, manajemen sekolah dan lain-lain.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan dilapangan baik hasil pengolahan data statistic dan

pengamatan serta wawancara tidak formal yang dilakukan, penulis menduga akan

lahir beberapa implikasi apabila kondisi kerja di TK Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya tidak segera diperbaiki. Implikasi penelitian dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan

situasional kepala TK memberi pengaruh yang signifikansi terhadap

kinerja mengajar guru TK. Pengaruh yang diberikan sebesar 11.80%.

Disisi lain berdasar pendapat guru TK Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya bahwa kepala TK telah melaksanakan kepemimpinan

situasional dengan sangat baik. Namun demikian kepala TK perlu

meningkatkan “penyelesaian akhir ditangani oleh guru” dari sub variable

(30)

169

2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa komunikasi

internal memberi pengaruh yang signikansi terhadap kinerja mengajar

guru TK. Pengaruh yang diberikan sebesar 35,50%. Disisi lain berdasar

pendapat guru TK Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya bahwa

komunikasi internal telah dilaksanakan dengan sangat baik. Namun

demikian masih ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “membuat dan

mengisi buku kemuridan” pada sub variable upward.

3. .Kinerja mengajar guru telah dilaksanakan sangat baik.Namun demikian

guru harus lebih “mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian”

pada sub variable penilaian prestasi belajar peserta didik.

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi penelitian, berikut beberapa

rekomendasi yang dapat dikemukakan :

1. Walaupun kepala TK telah melaksanakan kepemimpinan situasioanl

sangat baik, namun masih ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu

“penyelesaian akhir ditangani oleh guru” dari sub variable delegating.

Menurut Louis Allen (Handoko, 1999:228) mengemukakan beberapa

teknik khusus untuk membantu pimpinan melakukan delegasi dengan

efektif yaitu :

a. Tetapkan tujuan, bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka

(31)

170

c. Berikan motivasi kepada bawahan, pimpinan dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitive

d. Meminta penyelesaian kerja, pimpinan memberikan pedoman,bantuan dan informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaannya yang telah didelegasikan

e. Berikan latihan, pimpinan perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya

f. Adakan pengawasan yang memadai, system pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar pimpinan tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.

2. Walaupun komunikasi internal telah dilaksanakan sangat baik di TK,

namun ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu “membuat dan mengisi

buku kemuridan” pada sub variable upward. Terhadap hal tersebut

menurut Purwanto (2007: 120-122) bahwa bimbingan pribadi dapat

dilaksanakan antara lain dengan “mengadakan kunjungan kelas, kunjungan

observasi, membimbing guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan administrasi dan

pengelolaan keuangan sekolah”.

3. Walaupun kinerja mengajar guru telah dilaksanakan sangat baik, namun

ada aspek yang perlu ditingkatkan yaitu guru “mampu mengolah dan

menganalisis hasil penilaian” pada sub variable penilaian prestasi belajar

peserta didik. Terhadap hal tersebut menurut pedoman penilaian TK

Depdiknas (2003: 118) bahwa pemberian nilai berdasarkan data/ informasi

perkembangan anak yang diperoleh baik melalui observasi pengamatan

maupun pemberian tugas yang kemudian disimpulkan dalam bentuk uraian

singkat (deskripsi).

(32)

171

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2008. Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alma, Buchari. 2009. Metode & Teknik Menyusun Profosal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : P.T. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penilaian Kinerja Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, Surya. 2009. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Handayaningrat. 1996. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung

Handoko. 1999. Manajemen II. Yogyakarta: BPFE

Harsey dan Blanchard, Terjemah Agus Dharma. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Hybels, Bill. 2004. Kepemimpinan yang Berani. Batam Centre: Gospel Press

Lestari dan Maliki. 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: LAN-RI

Peraturan Pemerintah RI No 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah

Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Purwanto, Ngalim.2007.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

(33)

172

Rivai. 2008. Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Safari. 2003. Evaluasi Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sasmoko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : FKIP UKI.

Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

---2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta

Sukamto, Tuti. 1993. Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thoha. 2009. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tim Dosen. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan-UPI

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Wahab, Abdul Azis. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Winarno dan Djuniarto, Eko. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Gambar

Gambar   1.1 Kuadran Kepemimpinan
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Gambar .1.3

Referensi

Dokumen terkait

disimpan pada suatu file dan kemudian mengolah data tersebut dengan menggunakan metode Fast Fourier Transform sehingga didapatkan pola suara yang diinginkan. Setelah

Paba bab 1: Pendahuluan, menguraikan tentang ruang lingkup ilmu ekonomi moneter dan berbagai isu atau pokok bahasan dalam ekonomi moneter, definisi dari uang,

[r]

Metode kantung terbalik merupakan teknik in vitroyang mudah dan cepat dilaksanakan.Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan

- Untuk mengetahui perbedaan absorpsi ibuprofen pada usus halus kelinci terbalik dan tidak terbalik yang dikeringkan dengan yang segar sehingga dapat diketahui kelayakan

Terdapat tiga aspek yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu penerapan kode etik jurnalisme lingkungan terkait pemberitaan kabut asap, jenis-jenis berita, posisi penempatan serta

Vocabulary Learning Strategies (Vls) Of High-Achieving Indonesian Efl Undergraduate Students.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Osad Imron Rosadi 2014 Universitas