• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN PENELADANAN BIOGRAFI PAHLAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA: Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa kelas XI IPS di SMA N 8 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN PENELADANAN BIOGRAFI PAHLAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA: Studi Quasi Eksperimen terhadap Siswa kelas XI IPS di SMA N 8 Bandung."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 14

E. Struktur Organisasi Tesis ... 15

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Peneladanan ... 17

1. Teori Imitasi Tarde ... 19

2. Teori peniruan (modeling) ... 22

a. Proses modeling ... 24

b. Jenis-jenis peniruan (modeling) ... 25

3. Teori Pembelajaran Sosial ... 27

(2)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

B. Hakekat Pendidikan Sejarah ... 30

1. Pembelajaran Sejarah ... 32

2. Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Sejarah ... 41

C. Pahlawan ... 49

1. Definisi ... 49

2. Dasar Hukum Penetapan Gelar Pahlawan ... 50

3. Konsep Pahlawan ... 51

D. Biografi Pahlawan ... 53

E. Pendidikan Karakter ... 54

F. Penelitian Terdahulu ... 65

G. Paradigma Penelitian ... 68

H. Hipoteesis Penelitian ... 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penellitian ... 70

B. Desain Penelitian ... 70

C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 71

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 72

E. Teknik Pengumpulan Data ... 74

1. Tes Tertulis ... 74

2. Tugas Terstruktur ... 77

3. Observasi ... 78

F. Teknik Analisis Data ... 80

1. Uji Instrument ... 80

a. Validitas ... 80

b. Reliabilitas ... 84

c. Daya pembeda ... 86

d. Tingkat kesukaran soal ... 88

2. Uji Hipotesis ... 90

a. Normalitas ... 90

(3)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

G. Prosedur Penelitian ... 96

1. Rancangan Perlakuan ... 96

2. Skenario Kegiatan ... 96

3. Skenario Perlakuan ... 98

4. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Strategi Peneladanan Biografi Pahlawan pada Kelas Eksperimen ... 101

B. Pembelajaran pada Kelas kontrol ... 105

C. Hasil Penelitian ... 108

1. Uji hipotesis karakter siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan penelitian ... 109

2. Uji hipotesis pembentukan karakter siswa sebelum dan setelah diberikan treatment pada kelas eksperimen ... 112

3. Uji hipotesis pembentukan karakter siswa pada kelas kontrol setelah pembelajaran ... 115

4. Uji hipotesis pembentukan karakter siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada akhir pembelajaran ... 118

D. Pembahasan ... 124

E. Keterbatasan Peneliti dan Penelitian ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 130

B. Rekomendasi ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 135

(4)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan perilaku peserta didik saat ini sangat mencemaskan bahkan

cenderung memprihatinkan. Sebagaimana yang sering diungkapkan baik di media

massa, perbincangan pada kegiatan seminar atau diskusi para pemerhati perilaku

sosial maupun dunia pendidikan, perilaku peserta didik cendrung mengarah pada

hal-hal negatif seperti tawuran, konsumerisme, hedonisme, perilaku seks bebas

dan lain-lain. Hal tersebut menjadi permasalahan besar bagi bangsa, karena jika

tidak dilakukan suatu tindakan terhadap kemerosotan moral ini maka akan

berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan bangsa. Seperti yang diungkapkan

oleh Lickona dalam Megawangi (2004:8) terhadap kekhawatiran akan

kelangsungan hidup sebuah bangsa, yaitu bahwa “terdapat sepuluh tanda-tanda

jaman yang perlu diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu

berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran”. Adapun

tanda-tanda yang dimaksud di antaranya

(5)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kegelisahan orang tua dan guru dewasa ini dirasakan sangat tinggi akibat

adanya penyimpangan perilaku siswa. Pergeseran nilai-nilai dan norma-norma

yang mereka anut baik dalam bergaul maupun dalam mengaktualisasikan dirinya

pada lingkungan dimana mereka berada, baik dalam lingkungan keluarga,

masyarakat, maupun sekolah. Hal ini terlihat dari cara mereka berkomunikasi,

menampilkan diri, dan sikap lainnya yang cenderung mengarah pada sisi negatif

seperti rasa iri ketika melihat temannya lebih baik; kurang mendorong pada arah

kemajuan pendidikan, tidak disiplin, mencontek, budaya konsumtif, hedonisme;

daya juang yang kurang, kurang peduli terhadap lingkungan, cepat marah, mudah

tersinggung yang akhirnya memicu perkelahian; kurang menghargai budaya

sendiri dan lebih menyukai budaya barat, dan yang lebih mencengangkan lagi

adalah adanya pergaulan bebas yang dilakukan oleh siswa karena mengikuti pola

kehidupan barat dan mengikuti seorang public figure yang dijadikan sebagai idola.

Dari fenomena di atas maka diasumsikan bahwa masyarakat, khususnya

remaja (siswa), kemungkinan besar memandang bahwa tidak ada yang patut

menjadi contoh keteladanan bagi pengembangan dan pembentukan karakter

mereka. Rasa jenuh dan kecewa terhadap realita yang ada serta proses pencarian

jati diri, diaktualisasikan pada kegiatan-kegiatan yang mereka contoh dari perilaku

dan hal-hal yang kurang baik. Perilaku para idola yang mereka ikuti tentu saja

tidak sepenuhnya benar karena gaya hidup yang berbeda, lingkungan yang

berbeda bahkan jauh dari nilai-nilai keteladanan yang patut ditiru oleh para

(6)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Disinilah peran seorang pendidik dituntut untuk peduli dan peka terhadap

perkembangan karakter para penerus estafet kepemimpinan bangsa di masa depan.

Ryan & Thomas Lickona (2004:4) dalam Megawangi (2004:7) mengemukakan

bahwa:

Societies, of course, must do more than merely survive. They must also grow in their understanding of what it means to be a human community, in the range of opportunities they offer each member for full human development, and their capacity to handle the new ethical problems brought by technology and other social changes. In addition, they must learn to functional part of increasingly complex world community, where global peace and justice demand ever increasing levels of cooperation. But whether the task is survival or development, any society ultimately depends for its success on character of its citizens.

Seluruh masyarakat, tentu saja, harus melakukan sesuatu yang lebih dari

sekedar bertahan hidup. Mereka juga harus tumbuh dan memahami makna

menjadi sebuah komunitas, dalam memberikan kesempatan kepada setiap

anggotanya untuk tumbuh secara utuh dan dalam kapasitasnya untuk menangani

problema etika yang timbul dari perubahan teknologi maupun perubahan sosial

lainnya. Lagipula mereka harus belajar untuk mengambil bagian dari komunitas

dunia yang kompleks, dimana untuk terwujudnya perdamamian dunia dan

kebutuhan akan keadilan membutuhkan suatu hubungan kerjasama yang kuat.

Meskipun demikian, apakah bertugas untuk bertahan atau tumbuh kembang,

setiap masyarakat, mau tidak mau bergantung terhadap keberhasilan dalam

membentuk kualitas karakter masyarakat negara tersebut.

Hal tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan terhadap penyimpangan

(7)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sehingga perlu dipikirkan bagaimana pemecahan masalah yang tepat untuk

memperbaikinya. Kepala Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Diah Harianti

(Suara Pembaharuan, 20 November 2006) mengatakan bahwa maraknya

kekerasan di jalanan, keluarga, dan sekolah, perilaku korupsi, perusakan

lingkungan, etika yang menipis, kurangnya tanggung jawab dan tenggang rasa,

memunculkan "gugatan" tentang hal-hal apa saja yang diajarkan di sekolah dan

perguruan tinggi. Pada saat yang bersamaan, Sumantri dan Sauri (2007:38)

mengemukakan bahwa moral dan etika bukan lagi menjadi ''menu bergizi'' bagi

siswa sekolah (juga guru), tetapi telah menjadi ''komoditas eceran''.

Sumantri dan Sauri (2007:40) memaparkan lebih lanjut mengenai

pertanyaan yang menjadi permasalahan karakter bangsa, yaitu mengapa para

pejabat negara dan politisi semakin gandrung melakukan praktik korupsi, kolusi

dan nepotisme (KKN)? Mengapa aparat penegak hukum cenderung melanggar

peraturan-peraturan hukum yang mereka buat sendiri? Mengapa para elite politik

suka ''cakar-mencakar'' dan berusaha menjatuhkan lawan-lawan politiknya?

Mengapa kaum intelektual cenderung melanggar etika profesinya dan visi-misi

luhurnya? Mengapa sesama anak-anak bangsa senang menabur benih-benih

kebencian, permusuhan, dengki, dan dendam? Mengapa para siswa-siswi sering

terlibat dalam aksi-aksi kekerasan, pornografi, seks bebas, narkoba, dan aneka

macam penyakit sosial lainnya? Mengapa antar anggota keluarga sering terjadi

percekcokan, perkelahian, bahkan berakhir pada pembunuhan? Mengapa hidup

selalu diwarnai tragedi-tragedi kemanusiaan yang memilukan, dan

(8)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kita gagal menumbuhkembangkan pendidikan karakter, baik di lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sekolah tidak dapat menghindar dari

misinya sebagai lembaga pendidikan dan pengembang nilai. Bahkan Dewey

(1934:85) mengungkapkan bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan dimana

karakter moral anak harus dikembangkan dalam alam, sementara lingkungan

sekolah harus menjadi lingkungan yang mengembangkan moral anak, karena

spirit inilah lembaga pendidikan dikembangkan.

Senada dengan pendapat di atas, Spencer dalam Purpel (1987:3)

mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan objek pembentuk karakter, oleh

karena itu antara nilai dengan sekolah merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan. Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya

upaya peningkatan pendidikan nilai pada jalur pendidikan formal. Namun

demikian, terdapat perbedaan pendapat diantara mereka tentang pendekatan dan

modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar

menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang

dikembangkan di negara-negara barat, seperti halnya pendekatan perkembangan

moral kognitif, pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai.

Sebagian yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni

melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah, apakah lembaga pendidikan

mampu melakukan fungsi yang demikian berat untuk membentuk karakter

manusia Indonesia di tengah minimnya keteladanan dari para pemimpin dan

(9)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

nantinya lembaga-lembaga pendidikan telah bekerja dengan keras membentuk

karakter anak bangsa yang jujur dan bertanggunjawab, apakah yang akan terjadi

saat mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat yang tidak menghargai sikap

jujur dan bertanggung jawab tersebut? Pendidikan karakter akan menjadi sangat

berguna, apabila masyarakat negeri ini memang memberikan tempat terhormat

bagi manusia yang berkarakter baik. Pendidikan karakter hanyalah akan menjadi

kesia-siaan belaka apabila para pemimpin tidak dapat memberi keteladanan yang

baik kepada masyarakat.

Pendidikan karakter lebih efektif ditularkan kepada siswa dengan

keteladanan, karena dengan demikian siswa melakukan sesuatu disebabkan oleh

kesadarannya sendiri. Fadhil (1993:135) mengemukakan bahwa salah satu faktor

yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan dan dalam kehidupan manusia

sehari-hari adalah uswatun hasanah atau suri tauladan. Pada dasarnya karakter

dapat diubah, dibentuk, dan dikembangkan seperti halnya keterampilan.

Pembangunan dan pembentukan karakter harus ditularkan kepada siswa dengan

keteladanan yang merupakan perilaku paling riil di masyarakat. Tidak dapat

disangkal bahwa keteladanan memiliki peran yang sangat signifikan dalam usaha

pencapaian keberhasilan pendidikan, hal tersebut disebabkan karena secara

psikologis anak didik lebih banyak mencontoh perilaku atau sosok figur yang

diidolakannya termasuk gurunya, karena itu seorang pendidik hendaknya

menyadari bahwa perilaku yang baik adalah tolak ukur yang menjadi keberhasilan

(10)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

mengembangkan karakter generasi muda, terutama dengan nilai-nilai yang juga

digunakan oleh tokoh-tokoh sejarah.

Dengan demikian, sungguh tepat pendapat Wineburg (2007:6) yang

menilai bahwa sejarah perlu diajarkan di sekolah karena memiliki potensi untuk

menjadikan manusia berkeperikemanusiaan, hal yang tidak dilakukan oleh semua

kurikulum pembelajaran lainnya di sekolah. Lebih jauh Wineburg menjelaskan

bahwa jika dimanfaatkan dengan baik antara penyelarasan kebutuhan kekinian

dan mengabaikan yang tidak sesuai lagi dengan sejarah, maka akan menjadi

sangat berguna. Dengan menggunakan strategi yang tepat dalam memahami

nilai-nilai sejarah, pembelajaran sejarah dapat mempertinggi sikap kritis dan daya

kreatif bangsa terutama untuk menjawab berbagai tantangan bangsa pada masa

kini dan nanti. Pengajaran sejarah yang normatif seperti ini dalam beberapa hal

diakui oleh para ahli telah berperan dalam pewarisan nilai-nilai luhur bangsa

untuk memperkuat tujuan pendidikan.

Mempelajari sejarah bukannya sekedar untuk memahami masa lampau itu

sendiri, tetapi bermakna dalam pencarian pelajaran dan antisipasi masa kini dan

mendatang. Hal ini sesuai pula dengan ungkapan Seeley dalam Wiriaatmadja

(2003:93) yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang dalam pemeonya

;”We study history, so that we may be wise before the event”. Dalam menghadapi

kehidupan saat ini, peserta didik tidak hanya membutuhkan keterampilan

intelektual, namun ia juga membutuhkan ketegaran, keuletan, kesetiaan,

(11)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sekolah tidak hanya kental dengan pengembangan kegiatan berpikir (ranah

kognitif) dengan mengabaikan domain afektifnya dan pendidikan nilai.

Sangat kuat anggapan di kalangan siswa bahwa belajar sejarah tidak lain

dari belajar menghafal fakta-fakta, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan

tokoh-tokoh sejarah. Banks (1985: 226-227) mengemukakan bahwa pandangan yang

demikian menyebabkan munculnya sikap yang memperlihatkan rasa bosan, tidak

tertarik pada bidang sejarah, dan merasa belajar sejarah sebagai beban yang tidak

ada gunanya. Jika studi sejarah terbatas pada pengatahuan fakta-fakta, maka akan

menjadi steril dan mematikan minat terhadap sejarah. Secara tegas Soedjatmoko

(1976:15) menyatakan bahwa cara-cara mengajarkan sejarah yang mengutamakan

fakta sejarah harus dibuang jauh-jauh. Pandangan ini sangat penting

diimplementasikan dalam pengajaran sejarah agar tidak terjadi apa yang

dikhawatirkan oleh Winamo Surachmad (1978:9), siswa tidak berhasil tiba pada

taraf kemampuan untuk melihat dan berpikir secara historis, tetapi pengetahuan

sejarah mereka berhenti dan terbelenggu oleh sekumpulan data, fakta, dan

nama-nama orang. Karena itu, pembelajaran sejarah tidak boleh berhenti pada tingkat

fakta, tetapi harus sampai pada domain analisis.

Pendidikan sejarah sesuai dengan kedudukan kurikulum yang memberikan

penguatan dalam mengembangkan materi nilai dan moral untuk mencapai tujuan

dalam ranah karakter yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari peserta

didik. Lebih lanjut, Hasan (2011) mengungkapkan:

(12)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

memberikan perhatian dan kepedulian yang secara berlebihan pada pengembangan materi yang bersifat faktual dan mengabaikan materi yang bersifat nilai dan moral. Sayangnya, materi yang bersifat faktual mempunyai keterbatasan untuk digunakan dalam membangun karakter peserta didik. Dalam keadaan demikian maka materi pendidikan sejarah akan sulit menjadi sumber bagi inspirasi dan aspirasi kehidupan masa kini dan masa depan (Hasan, 2011b). Konsentrasi yang berlebihan pada pengajaran fakta sejarah telah menyebabkan pendidikan sejarah kehilangan kekuatan menjadi “bank of examples for solving present problems and for chartering the future”.

Dalam pembelajaran sejarah, proses pemaknaan merupakan salah satu hal yang

penting. Hal itu disebabkan karena tujuan pembelajaran sejarah sesungguhnya

tidak hanya menuntut siswa untuk mengingat informasi faktual saja tetapi

membutuhkan pemaknaan yang mendalam. Kartodirdjo (1992:252) dalam

Nadjamuddin (2006:65) mengemukakan bahwa maksud pembelajaran sejarah

adalah agar generasi muda dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari

pengalaman nenek moyangnya. Tujuan-tujuan pembelajaran sejarah yang

diungkapkan di atas akan tercapai jika dikembangkan apa yang telah didefinisikan

sebagai pembelajaran sejarah yang bermakna. Secara jelas Supriatna (2007:13)

menggambarkan bahwa:

(13)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Hertz (2007) menyatakan bahwa dalam buku teks, tokoh historis sering

nampak sangat luar biasa dan gagah berani atau justru terlihat tidak memiliki

peran sama sekali sehingga para siswa tidak melihat “sosok” manusia yang

memiliki karakteristik normal. Para siswa tidak dapat memahami bahwa tokoh

sejarah tersebut mempunyai cara pandang terhadap dunia yang sesuai dengan

zamannya. Kemudian, para siswa tidak dapat menyerap gagasan dari tokoh

historis sebagai orang-orang riil, sehingga sejarah menjadi lebih berbeda

dibanding kenyataan. Hasan (2011) mengemukakan bahwa ada faktor emosi yang

dapat dikembangkan pada diri peserta didik untuk menjadi orang yang lebih

peduli akan penderitaan manusia. Dari apa yang diceritakan tentang suatu

peristiwa sejarah peserta didik dapat membandingkannya dengan penderitaan

masyarakat di sekitarnya dan mengembangkan rasa peduli sosial yang tinggi.

Ketika siswa belajar tentang tokoh sejarah, pembahasan di kelas tentang

bagaimana perasaan si tokoh, ketakutan, kesedihan, atau cita-cita apa yang

mendorongnya untuk bertindak, memberi sudut pandang emosional yang dapat

dirasakan siswa tanpa harus menarik perhatian terhadap dirinya sendiri. Selain itu

guru dapat menggunakan cerita untuk membantu anak-anak mengenali beragam

karakter dan mendapatkan nilai-nilai keteladanan dari para tokoh sejarah. Cerita

juga dapat mendukung kecakapan analitis remaja dan memperhalus transisi dari

masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Siswa akan merasa dibolehkan kembali

mengenang masa lalu sambil membuat keterkaitan dengan tokoh-tokoh cerita

(14)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dalam kaitannya dengan apa yang dipaparkan di atas, peserta didik dari

SMA Negeri 8 Bandung yang termasuk salah satu sekolah yang berada pada

klaster satu dan menempati posisi ranking 3 (tiga) di kota Bandung, masih

memiliki perilaku ataupun karakter yang harus diperbaiki. Masih ada dari mereka

yang menyontek dalam ujian, kurang disiplin, kurang gemar membaca, memiliki

perilaku konsumtif, juga masih ada peserta didik yang bersikap destruktif,

merusak fasilitas sekolah dengan mencoret-coret dinding, membuang sampah

tidak pada tempatnya, dan lainnya. Sugiarto (2009:11-13) mengemukakan 55

(lima puluh lima) kebiasaan kecil yang lambat laun akan menghancurkan bangsa,

antara lain:

Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan diri sendiri: (1) meremehkan waktu; (2) bangun kesiangan, (3) terlambat masuk kantor, (4) tidak disiplin, (5) suka menunda, (6) melanggar janji, (7) menyontek, (8) ngarasani, (9) kebiasaan meminta, (10) melayani stres, (11) menganggap berat setiap masalah, (12) pesimis terhadap diri sendiri, (13) terbiasa mengeluh, (14) merasa hebat, (15) merendahkan oranglain, (16) tidak sarapan, (17) tidak terbiasa antre, (18) banyak tidur, (19) banyak nonton TV, (20) terlena dengan kenyamanan dan takut berubah; Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan lingkungan: (21) merokok di sembarang tempat, (22) membuang sampah di sembarang tempat, (23) corat-coret/vandalisme, (24) kendaraan kita mengotori udara, (25) jalan bertabur iklan, (26) konsumsi plastik berlebihan, (27) tidak terbiasa mengindahkan aturan pakai, (28) abai dengan pohon, (29) menganggap remeh daur ulang; Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ekonomi: (30) konsumtif, (31) pamer, (32) silau dengan kepemilikan oranglain, (33) boros listrik, (34) kecanduan

game, (35) tidak menyusun rencana-rencana kehidupan, (36) tidak terbiasa

(15)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

provokatif dan mudah terprovokasi, (53) tidak berani berkata “tidak”, (54) berambisi menguasai, (55) mengesampingkan tradisi adat.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Yuke Indriati, salah seorang

team pengembang dari pusat kurikulum bahwa implementasi pendikakan karakter

di SMA Negeri 8 Bandung masih belum ada perubahan, baik dari substansi materi

ajar maupun pada perubahan perilaku yang berkarakter positif. Hal ini

menunjukkan adanya indikasi bahwa sebagai sekolah piloting, penerapan

Pendidikan Karakter Bangsa di SMA Negeri 8 perlu dilakukan perbaikan yang

signifikan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan melalui eksperimen,

yaitu dalam bentuk pemberian treatment dalam pembelajaran menggunakan

strategi peneladanan pahlawan guna membentuk karakter budaya dalam diri

siswa.

B. Rumusan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pembelajaran

sejarah dengan meneladani pahlawan memberikan kontribusi terhadap pendidikan

karakter budaya peserta didik”. Selanjutnya masalah pokok tersebut secara

spesifik dijabarkan kedalam rumusan masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen

dan kelas kontrol sebelum diterapkan strategi peneladanan pahlawan?

2. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen

setelah dilakukan pembelajaran sejarah dengan strategi peneladanan

(16)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas kontrol

sebelum dan setelah pembelajaran?

4. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai pandangan atau persepsi awal

siswa mengenai tokoh-tokoh sejarah baik yang bersifat positif maupun

pandangan yang bersifat negatif.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai keteladan apa saja yang

ditangkap dan dipahami siswa dari tokoh sejarah sehingga dapat

mengembangkan karakter mereka.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran realitas ideal bagi siswa

mengenai tokoh-tokoh sejarah setelah dilakukan proses pembelajaran

dengan menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah.

4. mengidentifikasi perwujudan karakter siswa yang nampak setelah melalui

usaha menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah dalam pembelajaran

(17)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Manfaat Penelitian

Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di tingkat persekolahan yang secara

signifikan juga berdampak bagi pengembangan karakter siswa, guru dan

pengembangan pembelajaran sejarah.

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kualitas individu dengan

mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk mengetahui,

memahami, merefleksi, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dalam pelajaran

sejarah sebagai bekal agar mampu memecahkan

permasalahan-permasalahan individu ataupun sosial kemasyarakatan yang sedang dan

akan dihadapinya di masa mendatang.

2. Bagi guru, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan

kualitas diri dengan menyajikan proses pembelajaran yang berorientasi

pada nilai serta pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seluruh

peserta didik.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan

kualitas diri dan profesionalitas untuk terus meningkatkan keilmuan

(18)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu E. Struktur Organisasi Tesis

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Tesis

BAB II KAJIAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penellitian

B. Desain Penelitian

C. Lokasi dan Sampel Penelitian

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Instrument

a. Validitas

b. Reliabilitas

c. Daya pembeda

(19)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Uji Hipotesis

a. Normalitas

b. Homogenitas

G. Prosedur Penelitian

1. Rancangan Perlakuan

2. Skenario Kegiatan

3. Skenario Perlakuan

4. Alur Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Strategi Peneladanan Biografi Pahlawan pada Kelas

Eksperimen

B. Pembelajaran pada Kelas kontrol

C. Hasil Penelitian

D. Pembahasan

E. Keterbatasan Peneliti dan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

(20)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimen,

sebagaimana yang dikatakan oleh Wiersma (1991:99) bahwa dalam quasi

eksperimen, variabel bebas sengaja “dimanipulasi” oleh peneliti. Manipulasi yang

dimaksud disini yaitu, peneliti sengaja membawa sebuah metode atau strategi baru

dalam sebuah pembelajaran, dan mengarahkan siswa untuk mengikuti strategi

yang dibawa oleh peneliti. Arikunto (2005:207) menjelaskan bahwa metode

eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk mencari tahu ada tidaknya

pengaruh atau akibat dari penerapan “sesuatu” yang dikenakan pada subjek

selidik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan umum metode eksperimen ini

adalah untuk membandingkan sebuah keadaan dengan keadaan lainnya, sehingga

diperlukan adanya kelompok/kelas kontrol dan ada pula kelompok eksperimen

untuk dijadikan pembanding.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan yaitu Posttest Only Control Groups Design

(McMillan, J.H and Sally, S, 1989:321). Dalam penelitian ini, kelas yang dipilih

sebagai kelas kontrol dan eksperimen yaitu kelas dimana para siswanya memiliki

kesamaan tingkat prestasi. Sebagaimana desain eksperimen pada umumnya,

(21)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kelompok yang dijadikan sebagai subjek penelitian, hanya saja dalam model atau

desain ini tidak diadakan pretest sebelum pemberian treatment. Adapun yang

digunakan sebagai alat pembanding untuk melihat berkembang atau tidaknya

karakter budaya siswa sebelum dan setelah pemberian treatment yaitu dengan

membandingkan hasil belajar bersama guru yang menggunakan strategi awal

dengan hasil belajar menggunakan strategi baru yang dibawa oleh peneliti.

Berikut dipaparkan dalam tabel desain penelitian di bawah ini mengenai desain

yang dimaksud:

Tabel 3.1

Desain Penelitian Eksperimen Kelompok Treatment Posttest

Eksperimen X O

Kontrol - O

Keterangan:

O = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Treatment (pembelajaran peneladanan pahlawan melalui diskusi

dan tanya jawab) - = Ceramah

C. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Bandung yang berlokasi di Jalan

Solontongan no. 3 Bandung, Jawa Barat. Adapun kelas yang dijadikan sampel

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas XI IPS. Dimana kelas XI

IPS 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen yang

(22)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Peneladanan Biografi Pahlawan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dijelaskan bahwa yang

dimaksud dengan “meneladani” yaitu meniru atau mencontoh, sama halnya

dengan Noer (1999:178) yang mengartikan kata “teladan” dalam arti yang sama

yaitu memberi contoh. Dari definisi tersebut, maka dapat ditarik benang merah

mengenai makna peneladanan dalam pendidikan, yaitu cara mendidik dengan

memberi contoh dimana anak didik dapat menirunya baik dari segi perkataan,

perbuatan, maupun cara berpikir sosok yang diidolakannya. Adapun sosok yang

sengaja dimunculkan dalam strategi yang diterapkan ini yaitu para pahlawan.

2. Karakter Bangsa

Berikut dijelaskan melalui tabel di bawah ini mengenai karakter bangsa

yang dimaksud:

Tabel 3.2

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Indikator Deskripsi

Karakter Bangsa

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai seseorang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan

(23)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas 8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain

9. Rasa ingin tahu besar

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengarnya 10.Semangat

kebangsaan

Cara berpikir, bertindan, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

11.Cinta tanah air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa

12.Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang ebrguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain

13.Bersahabat/ komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain

14.Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya

15.Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya

16.Peduli lingkungan

(24)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..

17.Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yangmembutuhkan

18.Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

Sumber: Hasan, et al (2010:9-10;46)

E.Teknik Pengumpulan Data 1. Tes tertulis

Tes ini sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan informasi mengenai

karakter bangsa yang telah terbentuk dalam diri peserta didik. Adapun tes tertulis

ini dilakukan dua kali, yaitu pada pertengahan pertemuan (midtest) dan pada akhir

pertemuan (posttest). Adapun bentuk tes yang dimaksud yaitu berupa essay, yang

dimulai pada pemahaman konsep hingga sikap dan tindakan yang dilakukan oleh

peserta didik ketika menemukan suatu peristiwa, setelah guru memberikan

treatment yang berbeda dengan proses pembelajaran sebelumnya. Berikut

(25)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.3 Rubrik Penilaian

Skala Kategori Keterangan

1 Kurang  Tidak menjawab

2 Cukup  Mendeskripsikan makna

3 Baik  Mendeskripsikan makna

 Memberikan sebuah contoh 4 Sangat

baik

 Mendeskripsikan makna

 Memberikan beberapa contoh

 Mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari

Adapun tes tertulis yang diberikan pada midtest yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4 Instrumen Midtest

No Indikator Definisi Aplikasi

1. Religius

2. Jujur

3. Toleransi

4. Disiplin

5. Kerja keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokratis

9. Rasa ingin tahu besar

10. Semangat kebangsaan

11. Cinta tanah air

12. Menghargai

13. Bersahabat/ komunikatif

14. Cinta damai

15. Gemar membaca

16. Peduli lingkungan

17. Peduli social

(26)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.5 Instrumen Posttest

No Indikator

1. a. Menurut pendapat anda, bagaimanakah aplikasi konsep sila pertama dari Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa)?

b. Berikan contoh konkrit yang telah anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari

2. a. Menurut pendapat anda, mengapa kejujuran memiliki peran penting dalam pembangunan sebuah bangsa?

b. Berikan contoh sikap jujur yang telah anda terapkan sebagai penerus bangsa, di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat!

3. a. Bagaimana sikap bijak dalam menghadapi keragaman budaya yang ada di Indonesia?

b. Kemukakan contoh konkrit yang telah anda lakukan dalam menyikapi keragaman tersebut, baik di lingkungan sekolah dan masyarakat!

4 a. Menurut anda, hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi

keberhasilan/kemajuan suatu bangsa?

b. Apakah anda telah melakukan hal-hal tersebut? Kemukakan contoh!

5 a. Untuk mencapai kemerdekaan seperti sekarang ini, para pejuang tentu tidak mendapatkannya dengan mudah (tanpa kerja keras). Menurut pendapat anda, masih perlukah para penerus bangsa bekerja keras untuk mengisi kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pahlawan?

b. Kemukakan alasannya, serta berikan contoh sikap (kerja keras) yang telah anda lakukan sehubungan dengan hal-hal pengisian kemerdekaan!

6 a. Sebagai generasi penerus, hal-hal apa saja yang dapat anda lakukan untuk mengisi kemerdekaan?

b. Sebutkan contoh konkrit yang telah anda lakukan, serta kemukakan alasannya!

7 a. Menurut pendapat anda, apakah sikap masyarakat dalam mengemukakan pendapat (dengan demonstrasi) merupakan aplikasi konsep demokratis yang benar?

(27)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..

8 a. Pernahkah anda dengan sengaja mencari tahu bagaimana proses Indonesia dalam mencapai kemerdekaan? Kemukakan alasan mengapa anda melakukan hal tersebut! Hal apa saja yang anda temukan untuk dijadikan tauladan dari perjuangan para pahlawan yang dapat anda terapkan dalam kehidupan saat ini?

9 a. Bagaimana cara anda mempertahankan kebudayaan indonesia? Apa yang akan anda lakukan jika negara lain mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan mereka? Kemukakan alasan anda dalam melakukan hal tersebut!

10 a. Menurut pendapat anda, apa yang dimaksud dengan “cinta tanah air”? sebutkan contohnya, serta kemukakan alasan mengapa hal tersebut dikatakan sebagai aplikasi dari rasa cinta kepada tanah air!

11 a. Sebagai seorang peserta didik, perlukah anda meneladani sosok pahlawan? Kemukakan alasannya, dan berikan contoh keteladanan yang telah anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari!

2. Tugas Terstruktur

Tugas terstruktur ini dikemukakan sejak awal pertemuan pada

masing-masing kelas (eksperimen dan kontrol), dan akan dikumpulkan pada saat proses

rangkaian pembelajaran telah selesai dilakukan. Hasil akhir dari tugas ini yaitu

berbentuk sebuah makalah yang berisikan pengembangan materi yang diberikan

oleh guru. Cara ini diambil karena disebabkan durasi pembelajaran sejarah yang

terbilang singkat, sehingga terbatasnya guru dalam memberikan seluruh informasi

yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang terkait. Selain itu, pemberian

tugas terstruktur ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat pemahaman,

nalar, dan kreativitas tiap peserta didik dalam memperoleh informasi tambahan

dalam rangka memperkaya wawasan dan pengetahuan mereka mengenai

(28)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

akan dinilai yaitu konten makalah berupa kesimpulan mengenai point-point

keteladanan yang diperoleh peserta didik dari para pahlawan yang mereka angkat

dalam makalah tersebut.

3. Observasi

Observasi dilakukan setiap kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

membawa lembar observasi yang berisi indikator-indikator karakter yang ingin

dicapai dari pendidikan karakter bangsa. Hasil yang diperoleh dari observasi

tersebut akan dijadikan sebagai data tambahan dalam mengambil kesimpulan.

Dalam mengadakan observasi, digunakan lembar observasi yang dijadikan acuan

dalam penilaian. Adapun lembar observasi yang digunaka adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Lembar Observasi

No Kegiatan Siswa Skala Penilaian

1 2 3 4

1 Religious

Berdoa sebelum dan atau setelah pembelajaran Beribadah pada waktunya

2 Jujur

Tidak mencontek

Mengumumkan benda yang ditemukan 3 Toleransi

Menghargai teman yang sedang beribadah Menolong teman yang tidak membawa alat tulis 4 Disiplin

Hadir tepat waktu

Memakai seragam sesuai aturan 5 Kerja keras

(29)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..

6 Kreatif

Memberikan jawaban dan atau ide yang unik

Memperindah tampilan tugas yang diberikan oleh guru 7 Mandiri

Percaya diri dalam mengerjakan tugas sendiri 8 Demokratis

Memberi kesempatan kepada teman untuk mengemukakan pendapatnya

9 Rasa ingin tahu

Berani bertanya kepada guru

Menggunakan media lain dalam mencari informasi yang berkaitan dengan tugas

10 Semangat kebangsaan

Berpartisipasi dalam perlombaan

Membaca biografi para pahlawan dan mencontoh hal positif dalam kehidupan keseharian

11 Cinta tanah air

Sungguh-sungguh dalam belajar 12 Menghargai

Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru Turut member apresiasi terhadap keberhasilan teman Tidak mengejek hasil kerja atau pendapat teman 13 Bersahabat/komunikatif

Berkomunikasi dengan santun baik terhadap guru maupun teman

Mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan 14 Cinta damai

Tidak bertengkar antar teman Menjalin keakraban

15 Gemar membaca

Membaca buku-buku yang telah disediakan oleh pihak sekolah (di perpustakaan)

Banyak mencari referensi lain dalam menyelesaikan tugas 16 Peduli lingkungan

Membersihkan kelas sebelum memulai pelajaran Membuang sampah pada tempatnya

Mencuci tangan setelah melakukan kegiatan 17 Peduli sosial

Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan Memanggil teman yang masih berada di luar kelas ketika pembelajaran akan segera dimulai

Berbagi dengan teman 18 Bertanggung jawab

(30)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu F. Teknik Analisis Data

1. Uji instrumen

Tes yang baik adalah tes yang telah diuji tingkat validitas, reliabilitas, daya

pembeda, dan tingkat kemudahan/kesukarannya. Adapun alat bantu yang

digunakan dalam menguji kualitas tes tersebut yaitu menggunakan software SPSS

17 for windows. Berikut ini akan dijelaskan satu per satu jenis pengujian yang

dimaksud dalam rangka untuk mengetahui kualitas dari alat tes yang dibuat.

a. Validitas

Menghitung validitas item butir soal dengan rumus korelasi Pearson Product

Moment angka kasar seperti yang telah dikemukakan oleh Arikunto S

(1999:162)

}

)

(

}{

)

(

{

)

(

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy

keterangan

rxy =koefisien korelasi

X = skor tiap item Y = skor total

N = jumlah peserta tes

Untuk memberi interpretasi mengenai validitas item butir soal, dapat

digunakan pedoman penilaian seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(31)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

[image:31.595.111.514.95.597.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.7

Interpretasi Validitas Item Soal

No Tingkat Hubungan Interval

1 Sangat Kuat 0,80 - 1,00

2 Kuat 0,60 - 0,79

3 Sedang 0,40 - 0,59

4 Rendah 0,20 - 0,39

5 Sangat Rendah 0,00 - 0,19

Dengan taraf signifikansi 5%, rhitung dibandingkan dengan rtabel, dengan

interpretasi sebagai berikut:

rhitung < rtabel, maka korelasi tidak signifikan

rhitung > rtabel, maka korelasi signifikan

kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, diuji dengan uji t

dengan rumus sebagai berikut:

2

1

2

r

n

r

t

, Sugiyono (2008:257)

Keterangan:

t = daya beda uji t

n = jumlah subjek

r = koefisien korelasi

Berikut ini dipaparkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrument, baik yang

(32)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

[image:32.595.98.524.146.571.2]

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Midtest

Item-Total Statistics

Item-Total Correlation

Sig. (2-tailed)

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Tafsiran

indikator 1 .708 .000 .649 . .924 valid

indikator 2 .776 .000 .743 . .922 valid

indikator 3 .605 .000 .566 . .926 valid

indikator 4 .642 .000 .596 . .925 valid

indikator 5 .565 .001 .510 . .927 valid

indikator 6 .721 .000 .669 . .924 valid

indikator 7 .619 .000 .572 . .926 valid

indikator 8 .514 .004 .473 . .928 valid

indikator 9 .587 .001 .514 . .928 valid

indikator 10 .787 .000 .750 . .921 valid

indikator 11 .815 .000 .790 . .922 valid

indikator 12 .558 .001 .521 . .927 valid

indikator 13 .530 .003 .480 . .927 valid

indikator 14 .696 .000 .666 . .925 valid

indikator 15 .828 .000 .786 . .921 valid

indikator 16 .716 .000 .668 . .923 valid

indikator 17 .813 .000 .782 . .921 valid

indikator 18 .750 .000 .692 . .924 valid

(33)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

[image:33.595.112.535.148.569.2]

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest

Item-Total Statistics

Item-Total Correlation

Sig. (2-tailed)

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if

Item

Deleted Tafsiran

indikator 1 .649 .000 .608 . .978 valid

indikator 2 .832 .000 .804 . .977 valid

indikator 3 .809 .000 .776 . .977 valid

indikator 4 .855 .000 .836 . .976 valid

indikator 5 .871 .000 .859 . .976 valid

indikator 6 .921 .000 .908 . .975 valid

indikator 7 .853 .000 .838 . .976 valid

indikator 8 .846 .000 .827 . .976 valid

indikator 9 .920 .000 .908 . .975 valid

indikator 10 .935 .000 .926 . .975 valid

indikator 11 .903 .000 .892 . .976 valid

indikator 12 .903 .000 .892 . .976 valid

indikator 13 .903 .000 .892 . .976 valid

indikator 14 .930 .000 .922 . .975 valid

indikator 15 .854 .000 .830 . .976 valid

indikator 16 .931 .000 .923 . .975 valid

indikator 17 .890 .000 .879 . .976 valid

indikator 18 .821 .000 .793 . .977 valid

Sumber data: diolah dengan SPSS

Saifuddin Azwar (2003) dalam Kusnendi (2009:9) mengatakan bahwa, jika

koefisien korelasi item total memberikan nilai signifikansi positif ≤ 0.05 atau jika

koefisien korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation)

memberikan nilai positif ≥ 0.25 atau ≥ 0.30 maka item tersebut dikatakan

memiliki validitas yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti. Dari

(34)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

total untuk semua item memberikan nilai signifikansi positif ≤ 0.05. Selain itu,

koefisien korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk

semua item memberikan nilai positif ≥ 0.30, hal tersebut menunjukkan bahwa

seluruh item pada instrumen tersebut memiliki validitas yang memadai untuk

mengukur karakter atau sikap siswa.

b. Reliabilitas

Reliabilitas merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh peserta

didik yang sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada

kesempatan yang berbeda. Pada penelitian ini reliabilitas menggunakan teknik

belah dua Spearman-Brown dengan koefisien reliabilitas (Arikunto, 1999:173)

 

2 1 2 1 2 1 2 1

11

1

2

r

r

r

Dengan:

r11 = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan

2 1 2 1

r = koefisien antara skor-skor tiap bahan tes

Interpretasi dari derajat Reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada tabel kategori

(35)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.10

Kategori Reliabilitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80<r11 ≤1,00 Tinggi

0,60<r11 ≤0,80 Cukup

0,40<r11 ≤0,60 Agak rendah

0,20<r11 ≤0,40 Rendah

<r11 ≤0,20 Sangat rendah

Hasil uji reliabilitas data. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS,

[image:35.595.120.480.209.652.2]

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Midtest

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.928 .933 18

Sumber data: diolah dengan SPSS

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.977 .981 18

Sumber data: diolah dengan SPSS

Hair, Anderson, Tatham & Black (1998) dalam Kusnendi (2009:13) menjelaskan

(36)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

pengukuran memiliki reliabilitas internal yang memadai dalam mengukur

konstruk yang diteliti. Dari tabel hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan nilai

Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0.928 dan 0.977 (> 0.70), maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki reliabilitas internal yang

memadai untuk mengukur karakter atau sikap siswa.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk

dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang

kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik

bila peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik

yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan dengan baik. Discrimminatory

Power (daya pembeda) dihitung dengan membagi testee kedalam dua kelompok,

yaitu kelompok atas (the higher group); kelompok testee yang tergolong pandai,

dan kelompok bawah (the lower group); kelompok testee yang tergolong rendah.

A B A

JS

JB

JB

DP

, Suherman

Keterangan:

DP = daya pembeda

JBA = jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

JBB = jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab salah

(37)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan menurut Suherman, sebagai berikut:

Tabel 3.13

Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Kategori

0,00 < DP ≤ 0,19 Kurang

0,20 < DP ≤ 0,39 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,69 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Adapun daya pembeda soal instrument midtest dan posttest yang digunakan dalam

[image:37.595.123.467.303.717.2]

penelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut:

Table 3.14

Daya Pembeda Soal Instrument Midtest

Item soal Daya Pembeda Tafsiran

1 0,48 Baik

2 0,22 Cukup

3 0,40 Baik

4 0,40 Baik

5 0,20 Cukup

6 0,41 Baik

7 0,20 Cukup

8 0,20 Cukup

9 0,25 Cukup

10 0,41 Baik

11 0,42 Baik

12 0,20 Cukup

13 0,20 Cukup

14 0,20 Cukup

15 0,47 Baik

16 0,25 Cukup

17 0,25 Cukup

18 0,47 Baik

(38)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

[image:38.595.126.470.156.465.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Table 3.15

Daya Pembeda Soal Instrument Posttest

Item sosal Daya Pembeda Tafsiran

1 0,42 Baik

2 0,44 Baik

3 0,47 Baik

4 0,42 Baik

5 0,20 Cukup

6 0,48 Baik

7 0,20 Cukup

8 0,20 Cukup

9 0,48 Baik

10 0,42 Baik

11 0,40 Baik

12 0,20 Cukup

13 0,20 Cukup

14 0,20 Cukup

15 0,42 Baik

16 0,22 Cukup

17 0,40 Baik

18 0,42 Baik

Diolah dengan Anatest

Berdasarkan klasifikasi daya pembeda yang telah dipaparkan pada tabel 3.13,

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dijadikan alat ukur dalam

penelitian ini termasuk pada klasifikasi “baik”, dalam arti, soal-soal yang

digunakan dalam pengukuran, sudah baik dalam membedakan antara peserta didik

kelompok atas, dengan peserta didik kelompok bawah.

d. Tingkat kesukaran soal

Tingkat kesukaran suatu item menunjukkan apakah butir soal termasuk

sukar, sedang ataupun mudah. Untuk mengetahui taraf kemudahan setiap item

(39)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu N

X p

Dimana

P = nilai tingkat kemudahan

∑X = jumlah peserta tes yang menjawab benar N = jumlah seluruh peserta tes

[image:39.595.114.511.224.760.2]

Kriteria untuk tingkat kemudahan soal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.16

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Kategori

0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar

0,31 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah

Adapun tingkat kesukaran soal instrument midtest dan posttest yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut:

Table 3.17

Tingkat Kesukaran Soal Instrument Midtest Item soal Tingkat Kesukaran Tafsiran

1 0,64 Sedang

2 0,61 Sedang

3 0,56 Sedang

4 0,59 Sedang

5 0,30 Sukar

6 0,47 Sedang

7 0,25 Sukar

8 0,25 Sukar

9 0,47 Sedang

10 0,50 Sedang

11 0,58 Sedang

12 0,26 Sukar

13 0,28 Sukar

14 0,28 Sukar

15 0,52 Sedang

16 0,23 Sukar

17 0,63 Sedang

18 0,47 Sedang

(40)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

[image:40.595.127.467.136.447.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Table 3.18

Tingkat Kesukaran Soal Instrument Posttest Item soal Tingkat Kesukaran Tafsiran

1 0,54 Sedang

2 0,51 Sedang

3 0,46 Sedang

4 0,49 Sedang

5 0,30 Sukar

6 0,37 Sedang

7 0,25 Sukar

8 0,25 Sukar

9 0,37 Sedang

10 0,30 Sukar

11 0,58 Sedang

12 0,26 Sukar

13 0,28 Sukar

14 0,28 Sukar

15 0,52 Sedang

16 0,23 Sukar

17 0,23 Sukar

18 0,47 Sedang

Diolah dengan Anatest

Berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran soal yang telah dipaparkan pada tabel

3.16, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dijadikan alat ukur dalam

penelitian ini termasuk pada klasifikasi yang seimbang antara soal yang sedang

dan yang sukar, dalam arti, soal-soal yang digunakan dalam pengukuran memiliki

tingkat kesukaran yang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah.

2. Uji Hipotesis

a. Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua populasi

berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti

(41)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data berdistribusi normal jika

χ2

hitung≤ χ2tabel, sedangkan jika χ2hitung> χ2tabel maka data dinyatakan tidak normal.

[image:41.595.111.513.223.557.2]

Berikut disajikan dalam tabel mengenai hasil uji normalitas data yang diteliti:

Tabel 3.19 Uji Normalitas Data

Diolah dengan SPSS

Kriteria Uji Normalitas Data sebagaimana yang dijelaskan oleh Candiasa (2004:3)

bahwa:

Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05), maka sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05), maka sampel bukan

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

(Sig) yang diperoleh dari uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol

masing-masing sebesar 0.000 (< 0,05). Jika dilihat dari kriteria uji normalitas,

maka perolehan nilai signifikansi di atas mengindikasikan bahwa data bukan

berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Berikut digambarkan melalui

grafik:

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kelas eksperimen .494 37 .000 .479 37 .000

kelas kontrol .494 37 .000 .479 37 .000

(42)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

[image:42.595.130.494.114.760.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Grafik 3.1

Normalitas Kelas Eksperimen

Grafik 3.2

(43)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Terlihat pada dua buah grafik di atas bahwa titik (nilai) observasi menjauh dari

garis normal yang diharapkan, dengan demikian disimpulkan bahwa data yang ada

tidak berdistribusi normal.

b. Homogenitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang

homogen dan heterogen. Tes uji homogenitas dua buah variansi ini dilakukan

bila kedua kelompok data ternyata berdistribusi normal. Langkah-langkahnya

sebagai berikut:

 Mencari nilai F dengan menggunakan rumus (Fisher, 1985:23):

)

1

(

)

1

(

2 2

R

R

XY XY

k

k

n

F

Vk

Vb

F

dimana V = S2

Vb = variansi terbesar Vk = variansi terkecil S = standar deviasi n = jumlah responden R = reliabel

k = variabel

 Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai

Fα = (n1-1)(n2-1)

 Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika F hitung < Fα (n1

-1)(n2-1) maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung ≥

(44)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka

dilanjutkan dengan uji-t menggunakan rumus berikut:

         y x y x n n t

s

y

x

1 1 2

, Ruseffendi (1998)

Dengan: dk = nx + ny – 2, dan

Varians

 

2

1

1

2 2 2

y x y y x x y

x

n

n

n

n

s

s

s

Kriteria uji-t adalah jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka dapat dikatakan bahwa kedua

kelas eksperimen dan kontrol relatif sama atau tidak dapat perbedaan. Sedangkan

jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas

[image:44.595.107.516.159.753.2]

eksperimen dan kontrol sama atau terdapat perbedaan. Berikut disajikan dalam

[image:44.595.127.466.170.422.2]

tabel dibawah ini megenai hasil uji homogenitas data yang diteliti:

Tabel 3.20 Uji Homogenitas Data Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

VAR00001 Based on Mean .000 1 72 1.000

Based on Median .000 1 72 1.000

Based on Median and with adjusted df

.000 1 72.000 1.000

Based on trimmed mean .000 1 72 1.000

(45)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dalam Candasia (2004:5) bahwa interpretasi dilakukan dengan memilih salah

satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada nilai rata-rata (Based on Mean).

Adapun kriteria untuk menetapkan homogenitas data yaitu:

Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05), maka variansi setiap sampel dikatakan homogen.

Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05), maka variansi setiap sampel tidak homogen.

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi yang diperoleh berdasarkan

nilai rata-rata (Based on Mean) sebesar 1.000 (> 0,05). Dari hasil perolehan uji

homogenitas tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada taraf

signifikansi (α) 0,05 data yang diolah merupakan data yang homogen.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas data di atas, diperoleh

kesimpulan bahwa data yang ada merupakan data yang tidak berdistribusi normal

namun homogen. Oleh karena itu, jenis pengujian yang digunakan untuk menguji

hipotesis menggunakan Uji Wilcoxon. Sebagaimana dikatakan oleh Pratisto

(2009:24) bahwa Uji Wilcoxon dapat dilakukan tanpa harus memperhatikan

asumsi-asumsi yang disyaratkan dalam uji-t (normal dan homogen).

G. Prosedur Penelitian 1. Rancangan Perlakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana karakter siswa

dipengaruhi oleh pembelajaran melalui peneladanan pahlawan yang diberikan di

(46)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

seperti pada kelas eksperimen, melainkan menggunakan strategi yang biasa

dipakai oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Skenario Kegiatan

Adapun skenario kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dari awal hingga

(47)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

[image:47.595.113.515.108.571.2]

Universitas Pendidikan

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Instrumen Tabel 3.4 Midtest
Instrumen Tabel 3.5 Posttest
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur Jl. Patrol II No. 14 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung).

Hal tersebut didukung oleh Cobb, (2007) yang mengatakan ketika remaja menjadi etnis minoritas dalam suatu lingkungan, misalnya etnis minoritas Afrika-Amerika dalam

SISTEM PEMANTAU INFLUENZA LIKE ILLNESS D AN VISUALISASINYA MEMANFAATKAN TWITTER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. DAFTAR

[r]

Banyak remaja dari etnis minoritas, merasakan bahwa teman sebaya dari kelompok etnis yang sama dengan mereka memberikan perasaan bersaudara yang sangat penting, ketika mereka

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Avinie Afiaty Zulfa 2015

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Anisa Suciati Wardhani 2015 Universitas

Gambaran Proses Program Kecakapan Hidup ( Life Skills ) Budidaya Jamur Tiram dalam upaya Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil