Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat Penelitian ... 14
E. Struktur Organisasi Tesis ... 15
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Peneladanan ... 17
1. Teori Imitasi Tarde ... 19
2. Teori peniruan (modeling) ... 22
a. Proses modeling ... 24
b. Jenis-jenis peniruan (modeling) ... 25
3. Teori Pembelajaran Sosial ... 27
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
B. Hakekat Pendidikan Sejarah ... 30
1. Pembelajaran Sejarah ... 32
2. Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Sejarah ... 41
C. Pahlawan ... 49
1. Definisi ... 49
2. Dasar Hukum Penetapan Gelar Pahlawan ... 50
3. Konsep Pahlawan ... 51
D. Biografi Pahlawan ... 53
E. Pendidikan Karakter ... 54
F. Penelitian Terdahulu ... 65
G. Paradigma Penelitian ... 68
H. Hipoteesis Penelitian ... 69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penellitian ... 70
B. Desain Penelitian ... 70
C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 71
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 72
E. Teknik Pengumpulan Data ... 74
1. Tes Tertulis ... 74
2. Tugas Terstruktur ... 77
3. Observasi ... 78
F. Teknik Analisis Data ... 80
1. Uji Instrument ... 80
a. Validitas ... 80
b. Reliabilitas ... 84
c. Daya pembeda ... 86
d. Tingkat kesukaran soal ... 88
2. Uji Hipotesis ... 90
a. Normalitas ... 90
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
G. Prosedur Penelitian ... 96
1. Rancangan Perlakuan ... 96
2. Skenario Kegiatan ... 96
3. Skenario Perlakuan ... 98
4. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Strategi Peneladanan Biografi Pahlawan pada Kelas Eksperimen ... 101
B. Pembelajaran pada Kelas kontrol ... 105
C. Hasil Penelitian ... 108
1. Uji hipotesis karakter siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan penelitian ... 109
2. Uji hipotesis pembentukan karakter siswa sebelum dan setelah diberikan treatment pada kelas eksperimen ... 112
3. Uji hipotesis pembentukan karakter siswa pada kelas kontrol setelah pembelajaran ... 115
4. Uji hipotesis pembentukan karakter siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada akhir pembelajaran ... 118
D. Pembahasan ... 124
E. Keterbatasan Peneliti dan Penelitian ... 128
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 130
B. Rekomendasi ... 131
DAFTAR PUSTAKA ... 132
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 135
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan perilaku peserta didik saat ini sangat mencemaskan bahkan
cenderung memprihatinkan. Sebagaimana yang sering diungkapkan baik di media
massa, perbincangan pada kegiatan seminar atau diskusi para pemerhati perilaku
sosial maupun dunia pendidikan, perilaku peserta didik cendrung mengarah pada
hal-hal negatif seperti tawuran, konsumerisme, hedonisme, perilaku seks bebas
dan lain-lain. Hal tersebut menjadi permasalahan besar bagi bangsa, karena jika
tidak dilakukan suatu tindakan terhadap kemerosotan moral ini maka akan
berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan bangsa. Seperti yang diungkapkan
oleh Lickona dalam Megawangi (2004:8) terhadap kekhawatiran akan
kelangsungan hidup sebuah bangsa, yaitu bahwa “terdapat sepuluh tanda-tanda
jaman yang perlu diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu
berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran”. Adapun
tanda-tanda yang dimaksud di antaranya
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Kegelisahan orang tua dan guru dewasa ini dirasakan sangat tinggi akibat
adanya penyimpangan perilaku siswa. Pergeseran nilai-nilai dan norma-norma
yang mereka anut baik dalam bergaul maupun dalam mengaktualisasikan dirinya
pada lingkungan dimana mereka berada, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun sekolah. Hal ini terlihat dari cara mereka berkomunikasi,
menampilkan diri, dan sikap lainnya yang cenderung mengarah pada sisi negatif
seperti rasa iri ketika melihat temannya lebih baik; kurang mendorong pada arah
kemajuan pendidikan, tidak disiplin, mencontek, budaya konsumtif, hedonisme;
daya juang yang kurang, kurang peduli terhadap lingkungan, cepat marah, mudah
tersinggung yang akhirnya memicu perkelahian; kurang menghargai budaya
sendiri dan lebih menyukai budaya barat, dan yang lebih mencengangkan lagi
adalah adanya pergaulan bebas yang dilakukan oleh siswa karena mengikuti pola
kehidupan barat dan mengikuti seorang public figure yang dijadikan sebagai idola.
Dari fenomena di atas maka diasumsikan bahwa masyarakat, khususnya
remaja (siswa), kemungkinan besar memandang bahwa tidak ada yang patut
menjadi contoh keteladanan bagi pengembangan dan pembentukan karakter
mereka. Rasa jenuh dan kecewa terhadap realita yang ada serta proses pencarian
jati diri, diaktualisasikan pada kegiatan-kegiatan yang mereka contoh dari perilaku
dan hal-hal yang kurang baik. Perilaku para idola yang mereka ikuti tentu saja
tidak sepenuhnya benar karena gaya hidup yang berbeda, lingkungan yang
berbeda bahkan jauh dari nilai-nilai keteladanan yang patut ditiru oleh para
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Disinilah peran seorang pendidik dituntut untuk peduli dan peka terhadap
perkembangan karakter para penerus estafet kepemimpinan bangsa di masa depan.
Ryan & Thomas Lickona (2004:4) dalam Megawangi (2004:7) mengemukakan
bahwa:
Societies, of course, must do more than merely survive. They must also grow in their understanding of what it means to be a human community, in the range of opportunities they offer each member for full human development, and their capacity to handle the new ethical problems brought by technology and other social changes. In addition, they must learn to functional part of increasingly complex world community, where global peace and justice demand ever increasing levels of cooperation. But whether the task is survival or development, any society ultimately depends for its success on character of its citizens.
Seluruh masyarakat, tentu saja, harus melakukan sesuatu yang lebih dari
sekedar bertahan hidup. Mereka juga harus tumbuh dan memahami makna
menjadi sebuah komunitas, dalam memberikan kesempatan kepada setiap
anggotanya untuk tumbuh secara utuh dan dalam kapasitasnya untuk menangani
problema etika yang timbul dari perubahan teknologi maupun perubahan sosial
lainnya. Lagipula mereka harus belajar untuk mengambil bagian dari komunitas
dunia yang kompleks, dimana untuk terwujudnya perdamamian dunia dan
kebutuhan akan keadilan membutuhkan suatu hubungan kerjasama yang kuat.
Meskipun demikian, apakah bertugas untuk bertahan atau tumbuh kembang,
setiap masyarakat, mau tidak mau bergantung terhadap keberhasilan dalam
membentuk kualitas karakter masyarakat negara tersebut.
Hal tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan terhadap penyimpangan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
sehingga perlu dipikirkan bagaimana pemecahan masalah yang tepat untuk
memperbaikinya. Kepala Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Diah Harianti
(Suara Pembaharuan, 20 November 2006) mengatakan bahwa maraknya
kekerasan di jalanan, keluarga, dan sekolah, perilaku korupsi, perusakan
lingkungan, etika yang menipis, kurangnya tanggung jawab dan tenggang rasa,
memunculkan "gugatan" tentang hal-hal apa saja yang diajarkan di sekolah dan
perguruan tinggi. Pada saat yang bersamaan, Sumantri dan Sauri (2007:38)
mengemukakan bahwa moral dan etika bukan lagi menjadi ''menu bergizi'' bagi
siswa sekolah (juga guru), tetapi telah menjadi ''komoditas eceran''.
Sumantri dan Sauri (2007:40) memaparkan lebih lanjut mengenai
pertanyaan yang menjadi permasalahan karakter bangsa, yaitu mengapa para
pejabat negara dan politisi semakin gandrung melakukan praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN)? Mengapa aparat penegak hukum cenderung melanggar
peraturan-peraturan hukum yang mereka buat sendiri? Mengapa para elite politik
suka ''cakar-mencakar'' dan berusaha menjatuhkan lawan-lawan politiknya?
Mengapa kaum intelektual cenderung melanggar etika profesinya dan visi-misi
luhurnya? Mengapa sesama anak-anak bangsa senang menabur benih-benih
kebencian, permusuhan, dengki, dan dendam? Mengapa para siswa-siswi sering
terlibat dalam aksi-aksi kekerasan, pornografi, seks bebas, narkoba, dan aneka
macam penyakit sosial lainnya? Mengapa antar anggota keluarga sering terjadi
percekcokan, perkelahian, bahkan berakhir pada pembunuhan? Mengapa hidup
selalu diwarnai tragedi-tragedi kemanusiaan yang memilukan, dan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
kita gagal menumbuhkembangkan pendidikan karakter, baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sekolah tidak dapat menghindar dari
misinya sebagai lembaga pendidikan dan pengembang nilai. Bahkan Dewey
(1934:85) mengungkapkan bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan dimana
karakter moral anak harus dikembangkan dalam alam, sementara lingkungan
sekolah harus menjadi lingkungan yang mengembangkan moral anak, karena
spirit inilah lembaga pendidikan dikembangkan.
Senada dengan pendapat di atas, Spencer dalam Purpel (1987:3)
mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan objek pembentuk karakter, oleh
karena itu antara nilai dengan sekolah merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya
upaya peningkatan pendidikan nilai pada jalur pendidikan formal. Namun
demikian, terdapat perbedaan pendapat diantara mereka tentang pendekatan dan
modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar
menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang
dikembangkan di negara-negara barat, seperti halnya pendekatan perkembangan
moral kognitif, pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai.
Sebagian yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni
melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.
Permasalahan yang muncul kemudian adalah, apakah lembaga pendidikan
mampu melakukan fungsi yang demikian berat untuk membentuk karakter
manusia Indonesia di tengah minimnya keteladanan dari para pemimpin dan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
nantinya lembaga-lembaga pendidikan telah bekerja dengan keras membentuk
karakter anak bangsa yang jujur dan bertanggunjawab, apakah yang akan terjadi
saat mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat yang tidak menghargai sikap
jujur dan bertanggung jawab tersebut? Pendidikan karakter akan menjadi sangat
berguna, apabila masyarakat negeri ini memang memberikan tempat terhormat
bagi manusia yang berkarakter baik. Pendidikan karakter hanyalah akan menjadi
kesia-siaan belaka apabila para pemimpin tidak dapat memberi keteladanan yang
baik kepada masyarakat.
Pendidikan karakter lebih efektif ditularkan kepada siswa dengan
keteladanan, karena dengan demikian siswa melakukan sesuatu disebabkan oleh
kesadarannya sendiri. Fadhil (1993:135) mengemukakan bahwa salah satu faktor
yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan dan dalam kehidupan manusia
sehari-hari adalah uswatun hasanah atau suri tauladan. Pada dasarnya karakter
dapat diubah, dibentuk, dan dikembangkan seperti halnya keterampilan.
Pembangunan dan pembentukan karakter harus ditularkan kepada siswa dengan
keteladanan yang merupakan perilaku paling riil di masyarakat. Tidak dapat
disangkal bahwa keteladanan memiliki peran yang sangat signifikan dalam usaha
pencapaian keberhasilan pendidikan, hal tersebut disebabkan karena secara
psikologis anak didik lebih banyak mencontoh perilaku atau sosok figur yang
diidolakannya termasuk gurunya, karena itu seorang pendidik hendaknya
menyadari bahwa perilaku yang baik adalah tolak ukur yang menjadi keberhasilan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
mengembangkan karakter generasi muda, terutama dengan nilai-nilai yang juga
digunakan oleh tokoh-tokoh sejarah.
Dengan demikian, sungguh tepat pendapat Wineburg (2007:6) yang
menilai bahwa sejarah perlu diajarkan di sekolah karena memiliki potensi untuk
menjadikan manusia berkeperikemanusiaan, hal yang tidak dilakukan oleh semua
kurikulum pembelajaran lainnya di sekolah. Lebih jauh Wineburg menjelaskan
bahwa jika dimanfaatkan dengan baik antara penyelarasan kebutuhan kekinian
dan mengabaikan yang tidak sesuai lagi dengan sejarah, maka akan menjadi
sangat berguna. Dengan menggunakan strategi yang tepat dalam memahami
nilai-nilai sejarah, pembelajaran sejarah dapat mempertinggi sikap kritis dan daya
kreatif bangsa terutama untuk menjawab berbagai tantangan bangsa pada masa
kini dan nanti. Pengajaran sejarah yang normatif seperti ini dalam beberapa hal
diakui oleh para ahli telah berperan dalam pewarisan nilai-nilai luhur bangsa
untuk memperkuat tujuan pendidikan.
Mempelajari sejarah bukannya sekedar untuk memahami masa lampau itu
sendiri, tetapi bermakna dalam pencarian pelajaran dan antisipasi masa kini dan
mendatang. Hal ini sesuai pula dengan ungkapan Seeley dalam Wiriaatmadja
(2003:93) yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang dalam pemeonya
;”We study history, so that we may be wise before the event”. Dalam menghadapi
kehidupan saat ini, peserta didik tidak hanya membutuhkan keterampilan
intelektual, namun ia juga membutuhkan ketegaran, keuletan, kesetiaan,
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
sekolah tidak hanya kental dengan pengembangan kegiatan berpikir (ranah
kognitif) dengan mengabaikan domain afektifnya dan pendidikan nilai.
Sangat kuat anggapan di kalangan siswa bahwa belajar sejarah tidak lain
dari belajar menghafal fakta-fakta, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
tokoh-tokoh sejarah. Banks (1985: 226-227) mengemukakan bahwa pandangan yang
demikian menyebabkan munculnya sikap yang memperlihatkan rasa bosan, tidak
tertarik pada bidang sejarah, dan merasa belajar sejarah sebagai beban yang tidak
ada gunanya. Jika studi sejarah terbatas pada pengatahuan fakta-fakta, maka akan
menjadi steril dan mematikan minat terhadap sejarah. Secara tegas Soedjatmoko
(1976:15) menyatakan bahwa cara-cara mengajarkan sejarah yang mengutamakan
fakta sejarah harus dibuang jauh-jauh. Pandangan ini sangat penting
diimplementasikan dalam pengajaran sejarah agar tidak terjadi apa yang
dikhawatirkan oleh Winamo Surachmad (1978:9), siswa tidak berhasil tiba pada
taraf kemampuan untuk melihat dan berpikir secara historis, tetapi pengetahuan
sejarah mereka berhenti dan terbelenggu oleh sekumpulan data, fakta, dan
nama-nama orang. Karena itu, pembelajaran sejarah tidak boleh berhenti pada tingkat
fakta, tetapi harus sampai pada domain analisis.
Pendidikan sejarah sesuai dengan kedudukan kurikulum yang memberikan
penguatan dalam mengembangkan materi nilai dan moral untuk mencapai tujuan
dalam ranah karakter yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik. Lebih lanjut, Hasan (2011) mengungkapkan:
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
memberikan perhatian dan kepedulian yang secara berlebihan pada pengembangan materi yang bersifat faktual dan mengabaikan materi yang bersifat nilai dan moral. Sayangnya, materi yang bersifat faktual mempunyai keterbatasan untuk digunakan dalam membangun karakter peserta didik. Dalam keadaan demikian maka materi pendidikan sejarah akan sulit menjadi sumber bagi inspirasi dan aspirasi kehidupan masa kini dan masa depan (Hasan, 2011b). Konsentrasi yang berlebihan pada pengajaran fakta sejarah telah menyebabkan pendidikan sejarah kehilangan kekuatan menjadi “bank of examples for solving present problems and for chartering the future”.
Dalam pembelajaran sejarah, proses pemaknaan merupakan salah satu hal yang
penting. Hal itu disebabkan karena tujuan pembelajaran sejarah sesungguhnya
tidak hanya menuntut siswa untuk mengingat informasi faktual saja tetapi
membutuhkan pemaknaan yang mendalam. Kartodirdjo (1992:252) dalam
Nadjamuddin (2006:65) mengemukakan bahwa maksud pembelajaran sejarah
adalah agar generasi muda dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
pengalaman nenek moyangnya. Tujuan-tujuan pembelajaran sejarah yang
diungkapkan di atas akan tercapai jika dikembangkan apa yang telah didefinisikan
sebagai pembelajaran sejarah yang bermakna. Secara jelas Supriatna (2007:13)
menggambarkan bahwa:
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Hertz (2007) menyatakan bahwa dalam buku teks, tokoh historis sering
nampak sangat luar biasa dan gagah berani atau justru terlihat tidak memiliki
peran sama sekali sehingga para siswa tidak melihat “sosok” manusia yang
memiliki karakteristik normal. Para siswa tidak dapat memahami bahwa tokoh
sejarah tersebut mempunyai cara pandang terhadap dunia yang sesuai dengan
zamannya. Kemudian, para siswa tidak dapat menyerap gagasan dari tokoh
historis sebagai orang-orang riil, sehingga sejarah menjadi lebih berbeda
dibanding kenyataan. Hasan (2011) mengemukakan bahwa ada faktor emosi yang
dapat dikembangkan pada diri peserta didik untuk menjadi orang yang lebih
peduli akan penderitaan manusia. Dari apa yang diceritakan tentang suatu
peristiwa sejarah peserta didik dapat membandingkannya dengan penderitaan
masyarakat di sekitarnya dan mengembangkan rasa peduli sosial yang tinggi.
Ketika siswa belajar tentang tokoh sejarah, pembahasan di kelas tentang
bagaimana perasaan si tokoh, ketakutan, kesedihan, atau cita-cita apa yang
mendorongnya untuk bertindak, memberi sudut pandang emosional yang dapat
dirasakan siswa tanpa harus menarik perhatian terhadap dirinya sendiri. Selain itu
guru dapat menggunakan cerita untuk membantu anak-anak mengenali beragam
karakter dan mendapatkan nilai-nilai keteladanan dari para tokoh sejarah. Cerita
juga dapat mendukung kecakapan analitis remaja dan memperhalus transisi dari
masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Siswa akan merasa dibolehkan kembali
mengenang masa lalu sambil membuat keterkaitan dengan tokoh-tokoh cerita
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Dalam kaitannya dengan apa yang dipaparkan di atas, peserta didik dari
SMA Negeri 8 Bandung yang termasuk salah satu sekolah yang berada pada
klaster satu dan menempati posisi ranking 3 (tiga) di kota Bandung, masih
memiliki perilaku ataupun karakter yang harus diperbaiki. Masih ada dari mereka
yang menyontek dalam ujian, kurang disiplin, kurang gemar membaca, memiliki
perilaku konsumtif, juga masih ada peserta didik yang bersikap destruktif,
merusak fasilitas sekolah dengan mencoret-coret dinding, membuang sampah
tidak pada tempatnya, dan lainnya. Sugiarto (2009:11-13) mengemukakan 55
(lima puluh lima) kebiasaan kecil yang lambat laun akan menghancurkan bangsa,
antara lain:
Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan diri sendiri: (1) meremehkan waktu; (2) bangun kesiangan, (3) terlambat masuk kantor, (4) tidak disiplin, (5) suka menunda, (6) melanggar janji, (7) menyontek, (8) ngarasani, (9) kebiasaan meminta, (10) melayani stres, (11) menganggap berat setiap masalah, (12) pesimis terhadap diri sendiri, (13) terbiasa mengeluh, (14) merasa hebat, (15) merendahkan oranglain, (16) tidak sarapan, (17) tidak terbiasa antre, (18) banyak tidur, (19) banyak nonton TV, (20) terlena dengan kenyamanan dan takut berubah; Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan lingkungan: (21) merokok di sembarang tempat, (22) membuang sampah di sembarang tempat, (23) corat-coret/vandalisme, (24) kendaraan kita mengotori udara, (25) jalan bertabur iklan, (26) konsumsi plastik berlebihan, (27) tidak terbiasa mengindahkan aturan pakai, (28) abai dengan pohon, (29) menganggap remeh daur ulang; Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ekonomi: (30) konsumtif, (31) pamer, (32) silau dengan kepemilikan oranglain, (33) boros listrik, (34) kecanduan
game, (35) tidak menyusun rencana-rencana kehidupan, (36) tidak terbiasa
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
provokatif dan mudah terprovokasi, (53) tidak berani berkata “tidak”, (54) berambisi menguasai, (55) mengesampingkan tradisi adat.
Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Yuke Indriati, salah seorang
team pengembang dari pusat kurikulum bahwa implementasi pendikakan karakter
di SMA Negeri 8 Bandung masih belum ada perubahan, baik dari substansi materi
ajar maupun pada perubahan perilaku yang berkarakter positif. Hal ini
menunjukkan adanya indikasi bahwa sebagai sekolah piloting, penerapan
Pendidikan Karakter Bangsa di SMA Negeri 8 perlu dilakukan perbaikan yang
signifikan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan melalui eksperimen,
yaitu dalam bentuk pemberian treatment dalam pembelajaran menggunakan
strategi peneladanan pahlawan guna membentuk karakter budaya dalam diri
siswa.
B. Rumusan Masalah
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pembelajaran
sejarah dengan meneladani pahlawan memberikan kontribusi terhadap pendidikan
karakter budaya peserta didik”. Selanjutnya masalah pokok tersebut secara
spesifik dijabarkan kedalam rumusan masalah, antara lain:
1. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum diterapkan strategi peneladanan pahlawan?
2. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen
setelah dilakukan pembelajaran sejarah dengan strategi peneladanan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas kontrol
sebelum dan setelah pembelajaran?
4. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai pandangan atau persepsi awal
siswa mengenai tokoh-tokoh sejarah baik yang bersifat positif maupun
pandangan yang bersifat negatif.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai keteladan apa saja yang
ditangkap dan dipahami siswa dari tokoh sejarah sehingga dapat
mengembangkan karakter mereka.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran realitas ideal bagi siswa
mengenai tokoh-tokoh sejarah setelah dilakukan proses pembelajaran
dengan menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah.
4. mengidentifikasi perwujudan karakter siswa yang nampak setelah melalui
usaha menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah dalam pembelajaran
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Manfaat Penelitian
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di tingkat persekolahan yang secara
signifikan juga berdampak bagi pengembangan karakter siswa, guru dan
pengembangan pembelajaran sejarah.
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kualitas individu dengan
mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk mengetahui,
memahami, merefleksi, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dalam pelajaran
sejarah sebagai bekal agar mampu memecahkan
permasalahan-permasalahan individu ataupun sosial kemasyarakatan yang sedang dan
akan dihadapinya di masa mendatang.
2. Bagi guru, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan
kualitas diri dengan menyajikan proses pembelajaran yang berorientasi
pada nilai serta pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seluruh
peserta didik.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan
kualitas diri dan profesionalitas untuk terus meningkatkan keilmuan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu E. Struktur Organisasi Tesis
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Tesis
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penellitian
B. Desain Penelitian
C. Lokasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrument
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Daya pembeda
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
2. Uji Hipotesis
a. Normalitas
b. Homogenitas
G. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Perlakuan
2. Skenario Kegiatan
3. Skenario Perlakuan
4. Alur Pelaksanaan Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Implementasi Strategi Peneladanan Biografi Pahlawan pada Kelas
Eksperimen
B. Pembelajaran pada Kelas kontrol
C. Hasil Penelitian
D. Pembahasan
E. Keterbatasan Peneliti dan Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimen,
sebagaimana yang dikatakan oleh Wiersma (1991:99) bahwa dalam quasi
eksperimen, variabel bebas sengaja “dimanipulasi” oleh peneliti. Manipulasi yang
dimaksud disini yaitu, peneliti sengaja membawa sebuah metode atau strategi baru
dalam sebuah pembelajaran, dan mengarahkan siswa untuk mengikuti strategi
yang dibawa oleh peneliti. Arikunto (2005:207) menjelaskan bahwa metode
eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk mencari tahu ada tidaknya
pengaruh atau akibat dari penerapan “sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan umum metode eksperimen ini
adalah untuk membandingkan sebuah keadaan dengan keadaan lainnya, sehingga
diperlukan adanya kelompok/kelas kontrol dan ada pula kelompok eksperimen
untuk dijadikan pembanding.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan yaitu Posttest Only Control Groups Design
(McMillan, J.H and Sally, S, 1989:321). Dalam penelitian ini, kelas yang dipilih
sebagai kelas kontrol dan eksperimen yaitu kelas dimana para siswanya memiliki
kesamaan tingkat prestasi. Sebagaimana desain eksperimen pada umumnya,
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
kelompok yang dijadikan sebagai subjek penelitian, hanya saja dalam model atau
desain ini tidak diadakan pretest sebelum pemberian treatment. Adapun yang
digunakan sebagai alat pembanding untuk melihat berkembang atau tidaknya
karakter budaya siswa sebelum dan setelah pemberian treatment yaitu dengan
membandingkan hasil belajar bersama guru yang menggunakan strategi awal
dengan hasil belajar menggunakan strategi baru yang dibawa oleh peneliti.
Berikut dipaparkan dalam tabel desain penelitian di bawah ini mengenai desain
yang dimaksud:
Tabel 3.1
Desain Penelitian Eksperimen Kelompok Treatment Posttest
Eksperimen X O
Kontrol - O
Keterangan:
O = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Treatment (pembelajaran peneladanan pahlawan melalui diskusi
dan tanya jawab) - = Ceramah
C. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Bandung yang berlokasi di Jalan
Solontongan no. 3 Bandung, Jawa Barat. Adapun kelas yang dijadikan sampel
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas XI IPS. Dimana kelas XI
IPS 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen yang
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Peneladanan Biografi Pahlawan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan “meneladani” yaitu meniru atau mencontoh, sama halnya
dengan Noer (1999:178) yang mengartikan kata “teladan” dalam arti yang sama
yaitu memberi contoh. Dari definisi tersebut, maka dapat ditarik benang merah
mengenai makna peneladanan dalam pendidikan, yaitu cara mendidik dengan
memberi contoh dimana anak didik dapat menirunya baik dari segi perkataan,
perbuatan, maupun cara berpikir sosok yang diidolakannya. Adapun sosok yang
sengaja dimunculkan dalam strategi yang diterapkan ini yaitu para pahlawan.
2. Karakter Bangsa
Berikut dijelaskan melalui tabel di bawah ini mengenai karakter bangsa
yang dimaksud:
Tabel 3.2
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Indikator Deskripsi
Karakter Bangsa
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai seseorang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas 8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa ingin tahu besar
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengarnya 10.Semangat
kebangsaan
Cara berpikir, bertindan, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11.Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa
12.Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang ebrguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain
13.Bersahabat/ komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
14.Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
15.Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
16.Peduli lingkungan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..
17.Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yangmembutuhkan
18.Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
Sumber: Hasan, et al (2010:9-10;46)
E.Teknik Pengumpulan Data 1. Tes tertulis
Tes ini sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan informasi mengenai
karakter bangsa yang telah terbentuk dalam diri peserta didik. Adapun tes tertulis
ini dilakukan dua kali, yaitu pada pertengahan pertemuan (midtest) dan pada akhir
pertemuan (posttest). Adapun bentuk tes yang dimaksud yaitu berupa essay, yang
dimulai pada pemahaman konsep hingga sikap dan tindakan yang dilakukan oleh
peserta didik ketika menemukan suatu peristiwa, setelah guru memberikan
treatment yang berbeda dengan proses pembelajaran sebelumnya. Berikut
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.3 Rubrik Penilaian
Skala Kategori Keterangan
1 Kurang Tidak menjawab
2 Cukup Mendeskripsikan makna
3 Baik Mendeskripsikan makna
Memberikan sebuah contoh 4 Sangat
baik
Mendeskripsikan makna
Memberikan beberapa contoh
Mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
Adapun tes tertulis yang diberikan pada midtest yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4 Instrumen Midtest
No Indikator Definisi Aplikasi
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa ingin tahu besar
10. Semangat kebangsaan
11. Cinta tanah air
12. Menghargai
13. Bersahabat/ komunikatif
14. Cinta damai
15. Gemar membaca
16. Peduli lingkungan
17. Peduli social
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.5 Instrumen Posttest
No Indikator
1. a. Menurut pendapat anda, bagaimanakah aplikasi konsep sila pertama dari Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa)?
b. Berikan contoh konkrit yang telah anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari
2. a. Menurut pendapat anda, mengapa kejujuran memiliki peran penting dalam pembangunan sebuah bangsa?
b. Berikan contoh sikap jujur yang telah anda terapkan sebagai penerus bangsa, di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat!
3. a. Bagaimana sikap bijak dalam menghadapi keragaman budaya yang ada di Indonesia?
b. Kemukakan contoh konkrit yang telah anda lakukan dalam menyikapi keragaman tersebut, baik di lingkungan sekolah dan masyarakat!
4 a. Menurut anda, hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi
keberhasilan/kemajuan suatu bangsa?
b. Apakah anda telah melakukan hal-hal tersebut? Kemukakan contoh!
5 a. Untuk mencapai kemerdekaan seperti sekarang ini, para pejuang tentu tidak mendapatkannya dengan mudah (tanpa kerja keras). Menurut pendapat anda, masih perlukah para penerus bangsa bekerja keras untuk mengisi kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pahlawan?
b. Kemukakan alasannya, serta berikan contoh sikap (kerja keras) yang telah anda lakukan sehubungan dengan hal-hal pengisian kemerdekaan!
6 a. Sebagai generasi penerus, hal-hal apa saja yang dapat anda lakukan untuk mengisi kemerdekaan?
b. Sebutkan contoh konkrit yang telah anda lakukan, serta kemukakan alasannya!
7 a. Menurut pendapat anda, apakah sikap masyarakat dalam mengemukakan pendapat (dengan demonstrasi) merupakan aplikasi konsep demokratis yang benar?
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..
8 a. Pernahkah anda dengan sengaja mencari tahu bagaimana proses Indonesia dalam mencapai kemerdekaan? Kemukakan alasan mengapa anda melakukan hal tersebut! Hal apa saja yang anda temukan untuk dijadikan tauladan dari perjuangan para pahlawan yang dapat anda terapkan dalam kehidupan saat ini?
9 a. Bagaimana cara anda mempertahankan kebudayaan indonesia? Apa yang akan anda lakukan jika negara lain mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan mereka? Kemukakan alasan anda dalam melakukan hal tersebut!
10 a. Menurut pendapat anda, apa yang dimaksud dengan “cinta tanah air”? sebutkan contohnya, serta kemukakan alasan mengapa hal tersebut dikatakan sebagai aplikasi dari rasa cinta kepada tanah air!
11 a. Sebagai seorang peserta didik, perlukah anda meneladani sosok pahlawan? Kemukakan alasannya, dan berikan contoh keteladanan yang telah anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari!
2. Tugas Terstruktur
Tugas terstruktur ini dikemukakan sejak awal pertemuan pada
masing-masing kelas (eksperimen dan kontrol), dan akan dikumpulkan pada saat proses
rangkaian pembelajaran telah selesai dilakukan. Hasil akhir dari tugas ini yaitu
berbentuk sebuah makalah yang berisikan pengembangan materi yang diberikan
oleh guru. Cara ini diambil karena disebabkan durasi pembelajaran sejarah yang
terbilang singkat, sehingga terbatasnya guru dalam memberikan seluruh informasi
yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang terkait. Selain itu, pemberian
tugas terstruktur ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat pemahaman,
nalar, dan kreativitas tiap peserta didik dalam memperoleh informasi tambahan
dalam rangka memperkaya wawasan dan pengetahuan mereka mengenai
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
akan dinilai yaitu konten makalah berupa kesimpulan mengenai point-point
keteladanan yang diperoleh peserta didik dari para pahlawan yang mereka angkat
dalam makalah tersebut.
3. Observasi
Observasi dilakukan setiap kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
membawa lembar observasi yang berisi indikator-indikator karakter yang ingin
dicapai dari pendidikan karakter bangsa. Hasil yang diperoleh dari observasi
tersebut akan dijadikan sebagai data tambahan dalam mengambil kesimpulan.
Dalam mengadakan observasi, digunakan lembar observasi yang dijadikan acuan
dalam penilaian. Adapun lembar observasi yang digunaka adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Lembar Observasi
No Kegiatan Siswa Skala Penilaian
1 2 3 4
1 Religious
Berdoa sebelum dan atau setelah pembelajaran Beribadah pada waktunya
2 Jujur
Tidak mencontek
Mengumumkan benda yang ditemukan 3 Toleransi
Menghargai teman yang sedang beribadah Menolong teman yang tidak membawa alat tulis 4 Disiplin
Hadir tepat waktu
Memakai seragam sesuai aturan 5 Kerja keras
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Lanjutan..
6 Kreatif
Memberikan jawaban dan atau ide yang unik
Memperindah tampilan tugas yang diberikan oleh guru 7 Mandiri
Percaya diri dalam mengerjakan tugas sendiri 8 Demokratis
Memberi kesempatan kepada teman untuk mengemukakan pendapatnya
9 Rasa ingin tahu
Berani bertanya kepada guru
Menggunakan media lain dalam mencari informasi yang berkaitan dengan tugas
10 Semangat kebangsaan
Berpartisipasi dalam perlombaan
Membaca biografi para pahlawan dan mencontoh hal positif dalam kehidupan keseharian
11 Cinta tanah air
Sungguh-sungguh dalam belajar 12 Menghargai
Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru Turut member apresiasi terhadap keberhasilan teman Tidak mengejek hasil kerja atau pendapat teman 13 Bersahabat/komunikatif
Berkomunikasi dengan santun baik terhadap guru maupun teman
Mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan 14 Cinta damai
Tidak bertengkar antar teman Menjalin keakraban
15 Gemar membaca
Membaca buku-buku yang telah disediakan oleh pihak sekolah (di perpustakaan)
Banyak mencari referensi lain dalam menyelesaikan tugas 16 Peduli lingkungan
Membersihkan kelas sebelum memulai pelajaran Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan setelah melakukan kegiatan 17 Peduli sosial
Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan Memanggil teman yang masih berada di luar kelas ketika pembelajaran akan segera dimulai
Berbagi dengan teman 18 Bertanggung jawab
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu F. Teknik Analisis Data
1. Uji instrumen
Tes yang baik adalah tes yang telah diuji tingkat validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kemudahan/kesukarannya. Adapun alat bantu yang
digunakan dalam menguji kualitas tes tersebut yaitu menggunakan software SPSS
17 for windows. Berikut ini akan dijelaskan satu per satu jenis pengujian yang
dimaksud dalam rangka untuk mengetahui kualitas dari alat tes yang dibuat.
a. Validitas
Menghitung validitas item butir soal dengan rumus korelasi Pearson Product
Moment angka kasar seperti yang telah dikemukakan oleh Arikunto S
(1999:162)
}
)
(
}{
)
(
{
)
(
2 2 2 2Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
r
xy
keteranganrxy =koefisien korelasi
X = skor tiap item Y = skor total
N = jumlah peserta tes
Untuk memberi interpretasi mengenai validitas item butir soal, dapat
digunakan pedoman penilaian seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
[image:31.595.111.514.95.597.2]Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.7
Interpretasi Validitas Item Soal
No Tingkat Hubungan Interval
1 Sangat Kuat 0,80 - 1,00
2 Kuat 0,60 - 0,79
3 Sedang 0,40 - 0,59
4 Rendah 0,20 - 0,39
5 Sangat Rendah 0,00 - 0,19
Dengan taraf signifikansi 5%, rhitung dibandingkan dengan rtabel, dengan
interpretasi sebagai berikut:
rhitung < rtabel, maka korelasi tidak signifikan
rhitung > rtabel, maka korelasi signifikan
kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, diuji dengan uji t
dengan rumus sebagai berikut:
2
1
2
r
n
r
t
, Sugiyono (2008:257)Keterangan:
t = daya beda uji t
n = jumlah subjek
r = koefisien korelasi
Berikut ini dipaparkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrument, baik yang
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
[image:32.595.98.524.146.571.2]Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Instrumen Midtest
Item-Total Statistics
Item-Total Correlation
Sig. (2-tailed)
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Tafsiran
indikator 1 .708 .000 .649 . .924 valid
indikator 2 .776 .000 .743 . .922 valid
indikator 3 .605 .000 .566 . .926 valid
indikator 4 .642 .000 .596 . .925 valid
indikator 5 .565 .001 .510 . .927 valid
indikator 6 .721 .000 .669 . .924 valid
indikator 7 .619 .000 .572 . .926 valid
indikator 8 .514 .004 .473 . .928 valid
indikator 9 .587 .001 .514 . .928 valid
indikator 10 .787 .000 .750 . .921 valid
indikator 11 .815 .000 .790 . .922 valid
indikator 12 .558 .001 .521 . .927 valid
indikator 13 .530 .003 .480 . .927 valid
indikator 14 .696 .000 .666 . .925 valid
indikator 15 .828 .000 .786 . .921 valid
indikator 16 .716 .000 .668 . .923 valid
indikator 17 .813 .000 .782 . .921 valid
indikator 18 .750 .000 .692 . .924 valid
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
[image:33.595.112.535.148.569.2]Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest
Item-Total Statistics
Item-Total Correlation
Sig. (2-tailed)
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if
Item
Deleted Tafsiran
indikator 1 .649 .000 .608 . .978 valid
indikator 2 .832 .000 .804 . .977 valid
indikator 3 .809 .000 .776 . .977 valid
indikator 4 .855 .000 .836 . .976 valid
indikator 5 .871 .000 .859 . .976 valid
indikator 6 .921 .000 .908 . .975 valid
indikator 7 .853 .000 .838 . .976 valid
indikator 8 .846 .000 .827 . .976 valid
indikator 9 .920 .000 .908 . .975 valid
indikator 10 .935 .000 .926 . .975 valid
indikator 11 .903 .000 .892 . .976 valid
indikator 12 .903 .000 .892 . .976 valid
indikator 13 .903 .000 .892 . .976 valid
indikator 14 .930 .000 .922 . .975 valid
indikator 15 .854 .000 .830 . .976 valid
indikator 16 .931 .000 .923 . .975 valid
indikator 17 .890 .000 .879 . .976 valid
indikator 18 .821 .000 .793 . .977 valid
Sumber data: diolah dengan SPSS
Saifuddin Azwar (2003) dalam Kusnendi (2009:9) mengatakan bahwa, jika
koefisien korelasi item total memberikan nilai signifikansi positif ≤ 0.05 atau jika
koefisien korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation)
memberikan nilai positif ≥ 0.25 atau ≥ 0.30 maka item tersebut dikatakan
memiliki validitas yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti. Dari
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
total untuk semua item memberikan nilai signifikansi positif ≤ 0.05. Selain itu,
koefisien korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk
semua item memberikan nilai positif ≥ 0.30, hal tersebut menunjukkan bahwa
seluruh item pada instrumen tersebut memiliki validitas yang memadai untuk
mengukur karakter atau sikap siswa.
b. Reliabilitas
Reliabilitas merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh peserta
didik yang sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada
kesempatan yang berbeda. Pada penelitian ini reliabilitas menggunakan teknik
belah dua Spearman-Brown dengan koefisien reliabilitas (Arikunto, 1999:173)
2 1 2 1 2 1 2 1
11
1
2
r
r
r
Dengan:
r11 = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan
2 1 2 1
r = koefisien antara skor-skor tiap bahan tes
Interpretasi dari derajat Reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada tabel kategori
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 3.10
Kategori Reliabilitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,80<r11 ≤1,00 Tinggi
0,60<r11 ≤0,80 Cukup
0,40<r11 ≤0,60 Agak rendah
0,20<r11 ≤0,40 Rendah
<r11 ≤0,20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas data. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS,
[image:35.595.120.480.209.652.2]maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Midtest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.928 .933 18
Sumber data: diolah dengan SPSS
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.977 .981 18
Sumber data: diolah dengan SPSS
Hair, Anderson, Tatham & Black (1998) dalam Kusnendi (2009:13) menjelaskan
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
pengukuran memiliki reliabilitas internal yang memadai dalam mengukur
konstruk yang diteliti. Dari tabel hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan nilai
Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0.928 dan 0.977 (> 0.70), maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki reliabilitas internal yang
memadai untuk mengukur karakter atau sikap siswa.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk
dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang
kemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik
bila peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik
yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan dengan baik. Discrimminatory
Power (daya pembeda) dihitung dengan membagi testee kedalam dua kelompok,
yaitu kelompok atas (the higher group); kelompok testee yang tergolong pandai,
dan kelompok bawah (the lower group); kelompok testee yang tergolong rendah.
A B A
JS
JB
JB
DP
, SuhermanKeterangan:
DP = daya pembeda
JBA = jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
JBB = jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab salah
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan menurut Suherman, sebagai berikut:
Tabel 3.13
Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Kategori
0,00 < DP ≤ 0,19 Kurang
0,20 < DP ≤ 0,39 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,69 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Adapun daya pembeda soal instrument midtest dan posttest yang digunakan dalam
[image:37.595.123.467.303.717.2]penelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut:
Table 3.14
Daya Pembeda Soal Instrument Midtest
Item soal Daya Pembeda Tafsiran
1 0,48 Baik
2 0,22 Cukup
3 0,40 Baik
4 0,40 Baik
5 0,20 Cukup
6 0,41 Baik
7 0,20 Cukup
8 0,20 Cukup
9 0,25 Cukup
10 0,41 Baik
11 0,42 Baik
12 0,20 Cukup
13 0,20 Cukup
14 0,20 Cukup
15 0,47 Baik
16 0,25 Cukup
17 0,25 Cukup
18 0,47 Baik
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
[image:38.595.126.470.156.465.2]Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Table 3.15
Daya Pembeda Soal Instrument Posttest
Item sosal Daya Pembeda Tafsiran
1 0,42 Baik
2 0,44 Baik
3 0,47 Baik
4 0,42 Baik
5 0,20 Cukup
6 0,48 Baik
7 0,20 Cukup
8 0,20 Cukup
9 0,48 Baik
10 0,42 Baik
11 0,40 Baik
12 0,20 Cukup
13 0,20 Cukup
14 0,20 Cukup
15 0,42 Baik
16 0,22 Cukup
17 0,40 Baik
18 0,42 Baik
Diolah dengan Anatest
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda yang telah dipaparkan pada tabel 3.13,
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dijadikan alat ukur dalam
penelitian ini termasuk pada klasifikasi “baik”, dalam arti, soal-soal yang
digunakan dalam pengukuran, sudah baik dalam membedakan antara peserta didik
kelompok atas, dengan peserta didik kelompok bawah.
d. Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran suatu item menunjukkan apakah butir soal termasuk
sukar, sedang ataupun mudah. Untuk mengetahui taraf kemudahan setiap item
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu N
X p
Dimana
P = nilai tingkat kemudahan
∑X = jumlah peserta tes yang menjawab benar N = jumlah seluruh peserta tes
[image:39.595.114.511.224.760.2]Kriteria untuk tingkat kemudahan soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.16
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Rentang Kategori
0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar
0,31 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah
Adapun tingkat kesukaran soal instrument midtest dan posttest yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut:
Table 3.17
Tingkat Kesukaran Soal Instrument Midtest Item soal Tingkat Kesukaran Tafsiran
1 0,64 Sedang
2 0,61 Sedang
3 0,56 Sedang
4 0,59 Sedang
5 0,30 Sukar
6 0,47 Sedang
7 0,25 Sukar
8 0,25 Sukar
9 0,47 Sedang
10 0,50 Sedang
11 0,58 Sedang
12 0,26 Sukar
13 0,28 Sukar
14 0,28 Sukar
15 0,52 Sedang
16 0,23 Sukar
17 0,63 Sedang
18 0,47 Sedang
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
[image:40.595.127.467.136.447.2]Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Table 3.18
Tingkat Kesukaran Soal Instrument Posttest Item soal Tingkat Kesukaran Tafsiran
1 0,54 Sedang
2 0,51 Sedang
3 0,46 Sedang
4 0,49 Sedang
5 0,30 Sukar
6 0,37 Sedang
7 0,25 Sukar
8 0,25 Sukar
9 0,37 Sedang
10 0,30 Sukar
11 0,58 Sedang
12 0,26 Sukar
13 0,28 Sukar
14 0,28 Sukar
15 0,52 Sedang
16 0,23 Sukar
17 0,23 Sukar
18 0,47 Sedang
Diolah dengan Anatest
Berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran soal yang telah dipaparkan pada tabel
3.16, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dijadikan alat ukur dalam
penelitian ini termasuk pada klasifikasi yang seimbang antara soal yang sedang
dan yang sukar, dalam arti, soal-soal yang digunakan dalam pengukuran memiliki
tingkat kesukaran yang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah.
2. Uji Hipotesis
a. Normalitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua populasi
berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data berdistribusi normal jika
χ2
hitung≤ χ2tabel, sedangkan jika χ2hitung> χ2tabel maka data dinyatakan tidak normal.
[image:41.595.111.513.223.557.2]Berikut disajikan dalam tabel mengenai hasil uji normalitas data yang diteliti:
Tabel 3.19 Uji Normalitas Data
Diolah dengan SPSS
Kriteria Uji Normalitas Data sebagaimana yang dijelaskan oleh Candiasa (2004:3)
bahwa:
Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05), maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05), maka sampel bukan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
(Sig) yang diperoleh dari uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing sebesar 0.000 (< 0,05). Jika dilihat dari kriteria uji normalitas,
maka perolehan nilai signifikansi di atas mengindikasikan bahwa data bukan
berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Berikut digambarkan melalui
grafik:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kelas eksperimen .494 37 .000 .479 37 .000
kelas kontrol .494 37 .000 .479 37 .000
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
[image:42.595.130.494.114.760.2]Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Grafik 3.1
Normalitas Kelas Eksperimen
Grafik 3.2
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Terlihat pada dua buah grafik di atas bahwa titik (nilai) observasi menjauh dari
garis normal yang diharapkan, dengan demikian disimpulkan bahwa data yang ada
tidak berdistribusi normal.
b. Homogenitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang
homogen dan heterogen. Tes uji homogenitas dua buah variansi ini dilakukan
bila kedua kelompok data ternyata berdistribusi normal. Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
Mencari nilai F dengan menggunakan rumus (Fisher, 1985:23):
)
1
(
)
1
(
2 2
R
R
XY XY
k
k
n
F
Vk
Vb
F
dimana V = S2Vb = variansi terbesar Vk = variansi terkecil S = standar deviasi n = jumlah responden R = reliabel
k = variabel
Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai
Fα = (n1-1)(n2-1)
Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika F hitung < Fα (n1
-1)(n2-1) maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung ≥
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka
dilanjutkan dengan uji-t menggunakan rumus berikut:
y x y x n n t
s
y
x
1 1 2, Ruseffendi (1998)
Dengan: dk = nx + ny – 2, dan
Varians
2
1
1
2 2 2
y x y y x x yx
n
n
n
n
s
s
s
Kriteria uji-t adalah jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka dapat dikatakan bahwa kedua
kelas eksperimen dan kontrol relatif sama atau tidak dapat perbedaan. Sedangkan
jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas
[image:44.595.107.516.159.753.2]eksperimen dan kontrol sama atau terdapat perbedaan. Berikut disajikan dalam
[image:44.595.127.466.170.422.2]tabel dibawah ini megenai hasil uji homogenitas data yang diteliti:
Tabel 3.20 Uji Homogenitas Data Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
VAR00001 Based on Mean .000 1 72 1.000
Based on Median .000 1 72 1.000
Based on Median and with adjusted df
.000 1 72.000 1.000
Based on trimmed mean .000 1 72 1.000
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Dalam Candasia (2004:5) bahwa interpretasi dilakukan dengan memilih salah
satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada nilai rata-rata (Based on Mean).
Adapun kriteria untuk menetapkan homogenitas data yaitu:
Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05), maka variansi setiap sampel dikatakan homogen.
Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05), maka variansi setiap sampel tidak homogen.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi yang diperoleh berdasarkan
nilai rata-rata (Based on Mean) sebesar 1.000 (> 0,05). Dari hasil perolehan uji
homogenitas tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada taraf
signifikansi (α) 0,05 data yang diolah merupakan data yang homogen.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas data di atas, diperoleh
kesimpulan bahwa data yang ada merupakan data yang tidak berdistribusi normal
namun homogen. Oleh karena itu, jenis pengujian yang digunakan untuk menguji
hipotesis menggunakan Uji Wilcoxon. Sebagaimana dikatakan oleh Pratisto
(2009:24) bahwa Uji Wilcoxon dapat dilakukan tanpa harus memperhatikan
asumsi-asumsi yang disyaratkan dalam uji-t (normal dan homogen).
G. Prosedur Penelitian 1. Rancangan Perlakuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana karakter siswa
dipengaruhi oleh pembelajaran melalui peneladanan pahlawan yang diberikan di
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
seperti pada kelas eksperimen, melainkan menggunakan strategi yang biasa
dipakai oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Skenario Kegiatan
Adapun skenario kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dari awal hingga
Eha Julaeha, 2012
Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa
[image:47.595.113.515.108.571.2]Universitas Pendidikan