PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan kontinuitas penyediaan hijauan pakan menjadi salah satu
faktor penting dalam usaha peternakan, sehingga perlu disikapi dengan berbagai
inovasi secara optimal. Ketersediaan pakan untuk ternak ruminansia di Indonesia
tergantung pada musim. Hijauan sebagai pakan utama ternak ruminansia
melimpah pada musim hujan. Awal musim kemarau, rumput dan legum merambat
sudah mulai sulit diperoleh, sedangkan puncak musim kemarau rumput dan legum
merambat mulai mengering.
Pengembangan budidaya tanaman pakan ternak sering kali terkendala
dengan rendahnya luas pemilikan lahan, tingginya kompetisi lahan produksi
dengan lahan tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura. Langkah alternatif
yang paling strategis dari pengembangan budidaya tanaman pakan adalah melalui
optimalisasi penggunaan lahan kering.
Menurut Las dan Mulyani (2009), potensi lahan kering di Indonesia sangat
besar, terhampar dari mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Luas lahan
kering di Indonesia sekitar 148 juta ha dan hanya sekitar 76,22 juta ha saja yang
dapat dimanfaatkan sebagai lahan kering produktif. Terkhusus di Sumatera Utara
hanya 3, 12jt yang masih digunakan (BPS, 2010). Sedangkan sisanya tidak dapat
dimanfaatkan, karena memiliki cekaman biotik dan abiotik yang tinggi. Hal
tersebut merupakan peluang bagi usaha pengembangan peternakan, khususnya
dalam upaya pengembangan budidaya tanaman pakan. Secara umum tanaman
pakan ternak memiliki daya toleransi yang cukup tinggi terhadap cekaman biotik
maupun abiotik (Ludlow, 1980).
Pada lahan yang kering perlu diberikan perlakuan yang lebih baik jika
akan dipergunakan sebagai lahan penanaman hijauan agar pemanfaatan lahan
tersebut dapat digunakan secara optimal. Oleh karena itu, perlu diketahui kadar air
tanah sehingga dapat menentukan jumlah air yang dapat diberikan pada lahan
dengan menyesuaikan kapasitas lapang. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian
bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air
yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan
sebaran hujan sepanjang tahun.
Curah hujan dikota Medan selama empat tahun berturtu-turut menurut
stasiun BBMKG Wil. I Medan yaitu curah hujan pada tahun 2012 sebanyak 2425
selama 208 hari, tahun 2013 sebanyak 2799 selama 225 hari, tahun 2014 sebanyak
2148 selama 200 hari, tahun 2015 sebanyak 2803 selama 189 hari.
Dengan demikian dapat diketahui jumlah air yang akan ditambahkan pada
tanah untuk mengatasi cekaman kekeringaan. Cekaman kekeringan merupakan
salah satu cekaman terluas yang memengaruhi pertumbuhan dan produksi di area
pertanian. Peranan air sangat besar dalam menunjang pertumbuhan tanaman, yaitu
untuk kelangsungan proses metabolisme. Tanaman yang mengalami kekeringan
pada waktu yang lama akan mengalami perubahan-perubahan morfologi, anatomi,
fisiologi dan biokimia yang tidak dapat kembali pulih sehingga dapat
menyebabkan kematian. Salah satu strategi pengembangan tanaman legum pada
lahan yang sering mengalami kondisi cekaman kekeringan adalah penanaman
legum yang toleran cekaman kekeringan yaitu Styloshanthes guianensis dan
Pueraria javanica.
Tanaman leguminosa Styloshanthes guianensis merupakan Salah satu
tanaman pakan yang telah beradaptasi baik dan tersebar di Berbagai agroklimat di
Indonesia yang sangat disukai ternak, kaya akan Protein dan mineral. Tanaman
legum Pueraria javanica merupakan tanaman pakan ternak yang berkualitas baik.
Dengan demikian leguminosa Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
dapat diperhatikan keberadaannya sebagai alternatif hijauan potensial sebagai
pakan ternak.
Walaupun potensi legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica
sangat besar dalam meningkatkan produktifitas ternak, akan tetapi sangat sedikit
pengetahuan tentang respon pertumbuhannya terhadap cekaman kekeringan. Oleh
karena itu pada penelitian ini dilakukan pengamatan pertumbuhan legum
Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica pada berbagai taraf perlakuan
cekaman kekeringan berdasarkan jumlah produksi segar, produksi bahan kering,
tinggi tanaman, jumlah anakan, biomassa akar sehingga diketahui peubah-peubah
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kedua jenis legum
Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica terhadap cekaman kekeringan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tinggi tanaman, produksi bahan segar, produksi bahan
kering, biomassa akar tanaman pakan ternak ruminansia legum Styloshanthes
guianensis dan Pueraria javanica pada berbagai taraf perlakuan cekaman
kekeringan.
Hipotesis Penelitian
Perlakuan berbagai taraf cekaman kekeringan dapat mempengaruhi tinggi
tanaman, produksi bahan segar, produksi bahan kering dan biomassa akar
tanaman pakan ternak ruminansia legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria
javanica.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti,
peternak dan masyarakat tentang pertumbuhan tanaman pakan ternak legum
Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica pada berbagai taraf perlakuan
cekaman kekeringan. Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan
skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program
Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas sumatera Utara.