• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK EFISIENSI KAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK EFISIENSI KAM"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK

EFISIENSI KAMPANYE DALAM PEMILU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. SITI MASITOH

2. INTAN HAERUZIHNI

3. JENNY RAHMADIANTI

4. ANINDI DWI PUTRI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kami berbagai macam nikmat, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman-teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal lainnya.

Oleh karena itu kami memohon maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis. Harapan kami mudah - mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk kelompok kami sendiri, teman-teman, serta orang lain.

Jakarta, 9 April 2017

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

1. Latar belakang 3

2. Rumusan masalah 3

3. Maksud dan tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN 4

1. Definisi kampanye 4

2. Tujuan kampanye 5

3. Karakteristik kampanye 5

4. Jenis dan metode kampanye 6

5. Model – model kampanye 12

6. Personel kampanye 20

7. Evaluasi kampanye 21

8. Etika politik dalam kampanye 22

BAB III PENUTUP 24

1. Kesimpulan 24

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Di Negara demokrasi seperti Indonesia, untuk menentukan seorang pemimpin daerah atau negara maka harus dilaksanakan pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan kepala daerah (pilkada). Hal tersebut bertujuan agar pemilihan berjalan secara demokratis dengan suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat juga kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat. Salah satu poin penting dalam pemilihan umum adalah kampanye, sebelum pemilihan berlangsung calon pasangan terlebih dahulu harus mengkampanyekan dirinya kepada publik dimana pasangan tersebut akan memimpin.

Kampanye adalah aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai kehendak atau keinginan penyebar atau pemberi informasi. Perlu adanya efisiensi kampanye dalam pemilu agar proses kampanye tidak disalah artikan sebagai pawai motor, pertunjukan, hiburan oleh para artis, pidato berapi-api dari para juru kampanye (jurkam) penuh propaganda, agitasi, caci maki, dan ledek-ledekan sinis yang menyinggung kontestan lain.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dan tujuan kampanye dalam pemilu ?

2. Apa yang dimaksud dengan Efisiensi Kampanye dalam pemilu ? 3. Bagaimana proses efisiensi kampanye dalam pemilu ?

3. MAKSUD DAN TUJUAN

Dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan. tujuannya adalah sebagai media pengetahuan terhadap mahasiswa agar mengetahui dan paham mengenai pentingnya kampanye dalam pemilu.

(5)

PEMBAHASAN

A.

DEFINISI KAMPANYE

Kampanye adalah aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar informasi dalam konteks komunikasi politik, kampanye dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan terhadap suatu hal atau seorang kandidat. “political campaigns are aimed at the mobilization of support for one’s cause or candidate” (Steven Chaffee dalam Rice, 1981), sedangkan menurut Imawan (1999) kampanye adalah upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka bersedia bergabung dan mendukungnya. Oleh sebab itu, ide-ide yang kita lontarkan haruslah yang terbaik yang bisa dirumuskan, serta dapat disampaikan sesuai dengan alam pikiran orang lain yang kita harapkan dukungannya. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka suatu kesalahan jika kampanye dilakukan dengan cara-cara yang tidak simpatik, karena sasaran kampanye adalah merebut hati orang lain agar ia bersedia menerima dan mendukung partai atau calon yang ditawarkan.1

Adapun Roger dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptalan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukam secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisir yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Kampanye pemilu dilaksanakan oleh pelaksana kampanye dan didukung oleh petugas kampanye serta diikuti oleh peserta kampanye.2

1 Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi. Depok: Raja Grafindo Persada. h.239

(6)

Sebuah kampanye menurut kotler dan roberto (1989) “campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent) which intends to persuade others (the target adapters), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices and behavior.” “kampanye ialah sebuah upaya yang diorganisasi oleh satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu. Kampanye politik adalah sebuah peristiwa yang bisa didramatisasi. Oleh karena itu, Richard A. Joslyn dalam swanson (1990) melukiskan kampanye politik tidak ada bedanya dengan sebuah adegan drama yanng dipentaskan oleh para aktor-aktor politik. 3

Banyak pihak yang memersepsikan bahwa tahap kampanye adalah salah satu tahap yang rawan konflik. Konflik yang memungkinkan terjadi, tidak hanya adu otak, tapi bisa saja adu otot. Tim kampanye tidak hanya dituntut adu cantik visi, misi, dan program kerja pasangan calonnya, tetapi juga harus menunjukan kebesaran massa pendukungnya. Secara psikologis, makin besar pula pengaruh para calon terhadap rakyat pemilih. Oleh karena itu, kegiatan kampanye jarang sekali terhenti hanya pada realitas pemaparan dan dialog di antara pasangan calon atau juru kampanye atau rakyat. 4

B. TUJUAN KAMPANYE

1. Kegiatan kampanye biasanya diarahka untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan kognitif.

2. Pada tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap.

3. Pada tahap terakhir, kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku khalayak secara konkret dan terukur.

C. KARAKTERISTIK KAMPANYE

3 Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi. Depok: Raja Grafindo Persada. h.239

(7)

Kampanye terbuka dimaknai beragam, tergantung siapa user didalamnya. Parpol besar dan mapan memanfaatkan kampanye terbuka sebagai arena ‘unjuk diri’ di hadapan publik ketika dihadiri ribuan massa, tanpa perlu memperhatikan arti penting pendidikan politik didalamnya, sedangkan peserta kampanye terbuka memanfaatkannya sebagai ruang kebebasan untuk dijadikan arena kompensasi atas kepenatan hidup, depresi sosial, bahkan pelarian dari berbagai himpitan hidup selama ini.

D. JENIS DAN METODE KAMPANYE

Charles U Larson (1992) membagi tiga jenis kampanye, yaitu seperti berikut :

1. Product-oriented campaigns, kampanye yang berorientasi pada produk, lingkungan bisnis. Motivasinya adalah memperoleh keuntungan finansial.

2. Candidat-oriented campaigns, berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh kekuasaan politik.

3. Ideologically campaigns, berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial.

Metode kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu adalah dalam bentuk berikut:

 Pertemuan terbatas

 Tatap muka

 Penyiaran melalui media cetak dan media elektronik

 Penyebaran bahan kampanye kepada umum

 Pemasangan alat peraga ditempat umum

(8)

 Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan5

Beberapa jenis Kampanye

1. Kampanye massa

Telah dikatakan bahwa persuasi massa adalah salah satu dari sekian banyaknya komunikasi. Imbauan kepada massa dilakukan baik melalui hubungan tatap muka ataupun melalui jenis media berperantara, yaitu media elekronik, media cetak, atau poster.

2. Kampanye tatap muka

Rapat umum politik memberikan peluang utama kepada kandidat untuk melakukan komunikasi tatap muka di depan khalayak massa. Namun, sebagian besar orang yang datang untuk melihat dan meddengarkan seorang kandidat dalam rapat umum massa sudah memiliki kecendrungan kepadanya. Barangkali kampanye kepresidenan kekecualian. Di sini tokoh utama masyarakat, apakah dia seorang Demokrat atau Republikan, memikat partisipan dari kedua belah pihak. Akan tetapi, meskipun orang banyak itu merupakan persuasi campuran, tujuan kandidat bukan membelokan oposisi, melainkan memperkuat golongan yang setia, memublikasikan gaya pribadi, memanfaatkan beberapa menit acara malam jaringan kabel dan acara berita televisi, dan membantu pengumpulan dana. 6

3. Kampanye interpersonal

Kampanye pada tingkat interpersonal melibatkan baik komunikasi tatap muka terdiri atas tiga jenis :

1. Pertama ialah penampilan pribadi yang dilakukan oleh kandidat atau istrinya, kerabat dekat, dan jurubicara utama dalam setting yang relatif informal.

5 Heryanto, Gun Gun – Shulhan Rumaru. 2013. Komunikasi politik; sebuah pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia. h.22-25

(9)

2. Kedua, ada kampanye melalui kebaikan kantor pemuka pendapat. Para kandidat membina itikad baik tokoh-tokoh lokal, negara bagian, dan yang mempunyai nama nasional. Dukungan aktif dari para pemuka agama, penjual bahan makanan, penjual barang logam, dokter, dan guru yang mempunyai reputasi bisa lebih berharga daripada iklan yang dibayar jika kandidat hanya dapat menggunakan anggaran yang terbatas.

3. Ketiga, ada orang – orang yang dengan sukarela melakukan kunjungan selama kampanye; mereka mengunjungi setiap rumah di setiap seksi untuk kepentingan kandidat.

4. Kampanye organisasi

Dalam kampanye untuk pejabat tinggi negara bagian federal, berbagai organisasi turut serta. Salah satu diantaranya ialah organisasi kandidat yang diuraikan pada awal bagian tulisan ini. Yang kedua terdiri atas banyak dan beraneka ragam organisasi kepentingan khusus yang menduduki posisi, membantu sumber dana dan sumber daya lain, mengerahkan anggota, dan memberikan tekanan kepada calon pejabat; serikat buruh, asosiasi perusahaan, kelompok agrikultur, organisasi hak sipil, lobby konsumen, pecinta lingkungan, dan lain-lain. Organisasi kepentingan khusus ini merupakan mata rantai yang vital di antara kandidat dan anggota kelompok. 7

5. Kampanye hitam

Kampanye hitam adalah kampanye yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menyerang lawannya dengan meniup isu bohong, informasi yang sengaja diedarkan lebih banyak bohongnya daripada benarnya. Kampanye hitam menurut hukum kekekalan momentum “Black campaign adalah suatu model atau perilaku atau cara berkampanye yang dilakukan dengan menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh seorang calon terhadap lawan atau calon lainnya”. 8

7 Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi politik: komunikator, pesan, media. Bandung: Remaja Rosdakarya. h. 206

(10)

6. Kampanye negatif

Kampanye negatif adalah kampanye yang dilakukan suatu pihak untuk menyerang lawannya dengan mengemukakan aspek negatif, hal-hal yang merugikan citra lawan, tapi mendukung kebenaran fakta.9

STUDI KASUS

Kampanye hitam rugikan masyarakat

Geliat persaingan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden yakni Prabowo – Hatta dan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK), semakin memanas. Panasnya persaingan terlihat dengan maraknya kampanye hitam yang menyerang kedua pasangan calon. Kampanye hitam yang beredar di masyarakat, dilakukan untuk saling melemahkan pasangan calon. Beberapa contoh serangan kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-JK, pertama iklan yang berjudul ‘rest in peace’ Jokowi. Di iklan itu disebutkan Jokowi telah meninggal dunia pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB. Sang pembuat iklan juga menuliskan nama Ir. Hambertus Joko Widodo dan Oey Hong Liong.

Kedua, beredarnya surat palsu atas nama Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk Jaksa Agung. Dalam surat tertanggal 14 Mei 2014 itu tertulis bahwa Kejaksaan Agung dimohon melakukan penangguhan proses penyidikan kasus transjakarta sampai selesainya pemilu presiden untuk menjaga stabilitas politik nasional.

Kemudian, di sisi kubu Capres Prabowo – Hatta tidak luput dari serangan isu yang bernada kampanye hitam. Isu-isu tersebut yakni, pertama adanya isu yang menyebutkan Prabowo Subianto memiliki gangguan kejiwaan atau psikopat. Kedua, Prabowo meminta kewarganegaraan Yordania pada 1999.

Di masa kontestasi politik seperti Pilpres ini, kampanye yang bertujuan menurunkan citra lawan memang sering terjadi. Salah satunya dilakukan dengan kampanye hitam. Kampanye hitam sendiri adalah informasi yang didasarkan bukan pada data dan fakta serta sudah menjurus pada fitnah dan berita bohong (Lingkaran Survei Indonesia, 2008).

(11)

Kampanye hitam dalam arena Pemilu, dilakukan dalam tiga cara yaitu pertama, dengan pola public relations, yaitu dengan serangkaian teknik dan metode public relations melalui daya dukung industri media massa baik cetak maupun elektronik. Kedua, kontak personal, yaitu melalui sejumlah kontak personal. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan berbagai pertemuan langsung dengan pemilih. Ketiga, iklan (advertisements), yaitu dengan menggunakan sejumlah iklan politik di media massa cetak dan elektronik maupun iklan media ruang (Gunter Schweiger dan Michaela Adami, 1999).

Padahal di dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan wakil Presiden, kampanye yang bermuatan kampanye hitam telah dilarang. Di dalam pasal 41 ayat 1 (c) disebutkan kampanye tidak boleh dilakukan dengan cara menghina seseorang, ras, suku, agama, golongan calon dan/atau pasangan calon yang lain. Kemudian di ayat 1 (d) dilarang untuk menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat.

Menyikapi maraknya saling serang kampanye hitam, menurut penulis hal ini bukan hanya merugikan kedua pasangan calon, tapi juga sesungguhnya merugikan masyarakat. Seperti yang telah kita ketahui bersama, kampanye merupakan kegiatan penting yang dilakukan dalam ajang konstetasi politik. Mengutip Pfau dan Parrot (dalam Gun Gun Heryanto, 2013) tujuan kampanye adalah mempengaruhi khalayak sasaran yang ditetapkan. Selain untuk mempengaruhi masyarakat untuk memilih pasangan calon, kampanye juga merupakan salah satu sarana dalam pendidikan politik masyarakat.

Oleh karena itu menurut penulis, pertama, sangat penting untuk disadari oleh kedua tim pasangan calon ini untuk menciptakan kampanye yang mendidik. Kampanye yang mendidik seharusnya menekankan pada diskusi gagasan dari kedua pasang calon di arena publik.Perdebatan gagasan di ranah publik bertujuan untuk menghasilkan kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi. Oleh karena itu sudah seharusnya jika kampanye harus dilakukan sebagai upaya pendidikan politik masyarakat guna membentuk tatanan masyarakat yang lebih demokratis.

(12)

sukses/ relawan pendukung manakah yang paling sering melakukan aksi kampanye hitam, agar publik dapat menilai dan menjadi pembelajaran publik.10

Selain kampanye hitam ada pula bentuk pelanggaran dalam kampanye antara lain adalah serangan fajar.

Serangan Fajar dan Opini publik

Empat belas hari masa kampanye dan tiga hari masa tenang dalam pilkada merupakan waktu sempit yang sangat menentukan. Sosialisasi yang dilakukan berbulan-bulan lalu, bahkan bertahun-tahun bagi calon incumbent, akan sia-sia saja jika tidak waspada menghitung hari pada masa tersebut.

Dulu, masa yang paling rawan dan paling potensial untuk meraih simpati pemilih adalah satu-dua hari menjelang pemilihan (masa tenang). Pada masa ini metode serangan fajar sangat efektif dilakukan oleh. Sehingga pada masa inilah panwaslu mengawasi segala tindak tanduk pasangan calon, tim kampanye, dan parpol pengusung. Dalam konteks kondisi pemilih yang makin cerdas, terlebih bagi daerah pemilihan yang berada di perkotaan yang notabene warga nya memiliki pendidikan yang cukup, serangan fajar dalam bentuk money politics

kurang efektif. Sebagian masyarakat perkotaan akan memilih pertimbangan logis. Mereka akan mempertimbangkan relevansi antara jumlah uang yang diberikan pasangan calon dan kosekuensi pemimpin daerah ke depan. Kendati ada saja warga yang mau menerima uang dari pasangan calon,, hal itu tidak dapat dijadikan jaminan bahwa mereka akan menyerahkan hak pilihannya.

Apalagi dengan kondisi wilayah pemilihan yang sempit dan terjangkau, serangan fajar dalam bentuk money politics sangat memungkinkan tercium oleh panwaslu atau tim kampanye pasangan calon lainnya. Tindakan bagi-bagi uang, sembako, atau bagi-bagi materi lainnya akan menjadi boomerang besar bagi pasangan calon yang melakukannya. Apalagi pelanggaran money politics adalah satu tindak pelanggaran berat dan memungkinkan mendapatkan sanksi berupa

(13)

pembatalan pasangan calon. Selain malu, konsekuensi berat yang akan ditanggung oleh pelanggar, akan mendapatkan sanksi sosial, bahkan sanksi politik, bahkan sanksi politik yang diduga berupa besar kerugiannya. Mungkin tidak dapat digantikan dengan kerugiannya. Mungkin tidak dapat digantikan dengan kerugian materi berapa pun karena sanksi ini berkaitan dengan turunnya tingkat kepercayaan masyarakat, khususnya kepada pasangan calon. Jika seseorang atau kelompok pendukung atau tim kampanye, bahkan pasangan calon sering melakukan pelanggaran, hal itu merupakan preseden buruk bagi peraihan suara mereka ke depan. Seringnya mereka melanggar dapat menjadi fenomena berat yang diindikasikan dapat menjadi identias dirinya sebgai tindakan indisipliner yang sangat memungkinkan dilakukan jika pasangan calon tersebut terpilih. Realitas itu bukan hal yang tidak mungkin akan mengkristal menjadi opini publik. Apalagi pada era ini, opini publik sedang menjadi “rajanya” di republik ini. 11

E. MODEL-MODEL KAMPANYE

Umumnya model-model kampanye memusatkan perhatian pada penggambaran tahapan proses kegiatan kampanye.12

Dalam praktik, tidak sedikit kegiatan kampanye yang dilakukan menemui kegagalan, tetapi banyak juga yang berhasil karena dirancang dengan baik sesuai oleh seorang ahli yang berperan sebagai spindoctor.

1. Spin doctor

Sebelum istilah spin doktor dikenal dalam dunia kampanye politik, orang lebih banyak mengenal aktivitas konsultan public relation yang bertugas membangun image (citra) politik bagi seorang politikus, di lain pihak dimaksudkan memberikan kesan yang negatif pada saingannya (louw dalam Handayani, 2005). Peranan spin doctor tidak hanya berdiri antara partai politik dengan media, tetapi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam kancah pertarungan kekuasaan politik. Ia

11 Hikmat, Mahi M. 2010. Komunikasi politik: teori dan praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya. h. 222

(14)

dibutuhkan oleh para politisi, sebab semakin intent usaha untuk meraih tampuk pimpinan, mereka semakin membutuhkan peran spin doctor

sebagai stage manager yang mampu mengatur jalannya kampanye, memberi isi dalam naskah pidato, membuat agneda, dan daftar pernyataan politik yang akan diucapkan oleh kandidat. Bahkan lebih banyak tampil sebagai juru bicara yang mengemas informasi dengan baik, sehingga menimbulkan citra positif, bahkan kadang ia harus tampil atas nama pimpinan partai atau presiden yang mengcounter informasi negatif dengan cepat dan tepat. Tugas dan peran spin doctor adalah merencanakan dan mengelola kampanye.

2. Langkah-langkah Kampanye

Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan kampanye politik yang efektif adalah memilih orang yang bisa menguasai dan memahami perencanaan dan penggunaan media komunikasi. Jadi perencanaan komunikasi adalah suatu teknik dalam memproses berbagai alternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan komunikasi. Ia melibatkan pengambilan keputusan pengendalian dan penetapan alokasi sumber-sumber daya komunikasi secara logis. Jadi sebuah kampanye politik harus direncanakan lebih awal jika ingin mencapai sasaran dengan tepat.

Dalam studi perencanaan komunikasi dikenal sebagai beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan sebuah kampanye. Assifi dan French (1982) menyusun delapan langkah yang dapat dilakukan dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye, yakni: (1) menganalisis masalah, (2) menganalisis khalayak, (3) merumuskan tujuan (objective), (4) memilih media, (5) (mengembangkan pesan), (6) merencanakan produksi media (7) merencanakan manajemen program, (8) monitoring dan evaluasi. Akan tetapi, Nimmo dan Thomas Ungs (1973) melihat bahwa sebuah perencanaan kampanye politik, sedapat mungkin harus melalui tiga fase, yakni: (1) fase pengoraganisasian (organizing phase), (2) fase pengujian (testing phase), (3) fase kritis (critical phase).

(15)

hukuman 4 bulan kerja rodi dalam penjara di Atlanta. Penasihat kampanye menyarankan kepada Kenedy untuk menghubungi King jr via telepon untuk menyatakan rasa simpati dan siap membantu jika perlu. Ketika Media menyiarkan percakapan tersebut sebagai peristiwa yang sangat dramatis. Langsung ayah tokoh pemimpin kulit hitam Martin Luther King Jr mencabut dukungannya pada Nixon dan menganjurkan kepada semua warga Amerika kulit hitam untuk memberi dukungan pada Kenedy. Hasilnya sangat menakjubkan, penduduk kulit hitam di lllionis, Michigan dan South Caroline berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih John F. Kenedy. Dan ketika kenedy terpilih sebagai presiden AS ke-35 ia menepati janjinya dengan membebaskan Marthin Luther King dari hukuman penjara.

3. Juru kampanye

Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika suatu proses kampanye tidak berhasil dengan baik, maka kesalah utama bersumber dari komunikator (juru kampanye), karena komunikatorlah yang tidak memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat, dan mendekati khalayak yang menjadi target sasaran. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang peranan yang penting. Untuk itu seorang komunikator yang akan bertindak sebagai juru kampanye harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh daya kreativitas. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi seorang juru kampanye, yakni: (1) tingkat keprcayaan orang lain kepada dirinya (kredibilitas); (2) daya tarik (attrative); (3) Kekuatan (power).

4. Menetapkan Target Sasaran dan Analisis Kebutuhan

(16)

aktivitas komunikasi kampanye diarahkan kepada mereka. Merekalah yang menentukan berhasil tidaknya kampanye, sebab bagaimana besarnya biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk memengaruhi mereka, namun jika mereka tidak mau memberi suara kepada partai atau calon yang diperkenalkan kepada mereka, maka kampanye akan sia-sia. Masyarakat sebagai mahluk politik, sangat peka dengan hal-hal yang bersifat persuasi, propaganda, agitasi, dan perang urat syaraf. Kebutuhan untuk hidup bersama dan bergabung dengan kelompok lain menjadi kebutuhan menjadi kebutuhan mutlak dalam bermasyarakat, termasuk menjadi anggota partai yang sesuai cita-cita dan aspirasinya, minimal menjadi simpatisan. karena itu partai harus menjual gagasan-gagasan yang bisa menyentuh nurani dan kebutuhan masyarakat terpilih.

Mengenai sifat, karakteristik dan keinginan masyarakat yang menjadi target sasaran kampanye, dapat dilihat dari tiga aspek, yakni; (1) aspek sesiodemografik; (2) aspek profil psikologis; dan (3) aspek karakteristik perilaku masyarakat. Untuk mengetahui target sasaran maka diperlukan adanya riset atau penelitian tentang hal itu. Untuk membuat peta tentang target sasran (khalayak), kloter mengajukan enam hal yang perlu dipetakan, yakni: (1) demografi; (2) kondisi ekonomi; (3) kondisi fisik misalnya lokasi, perumahan dan jalan raya; (4) tekhnologi yang tersedia, misalnya jaringan telekomunikasi, mobilitas transportasi; (5) partai politik yang dianut masyarakat; dan (6) kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Untuk melaksanakan riset, biasanya diserahkan kepada lembaga-lembaga riset yang ada. 5. Menyusun Pesan-pesan kampanye

Untuk mengelola dan menyusun pesan yang mengena dan efektif perlu memerhatikan beberapa hal, yaitu:

(17)

b. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan;

c. Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa (vocal), serta gerakan-gerakan tubuh yang dapat menarik perhatian pendengar;

d. Memiliki kemajuan membumbui pesan berupa humor atau menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan pendengar. 6. Tema dan Isi Kampanye

Penentuan tema kampanye merupakan suatu hal yang sangat penting. Tema ibaratnya sebuah produk yang mau dipasarkan, sehingga ia harus dikemas dengan baik. Tema menjadi penting karena dalam setiap pemilu partai selalu mengetengahkan tiga hal yakni program, citra dan kepribadian calon yang relevan dengan tema. Tema tidak boleh ditentukan begitu saja, melainkan harus menjadi kesepakatan para pimpinan teras partai dan calon yang akan diusung. Sebuah tema yang baik harus memiliki syarat, antara lain:

Tema harus dikemas dengan baik agar bisa menarik perhatian, sekaligus menjadi

icon partai. Hal terpenting karena banyak isu yang diangkat secara nasional, tetapi tidak dikemas dengan baik, sehingga tidak mendapat perhatian dari masyarakat.

7. lklan politik

(18)

menjadikan politik sebagai sumber keuangan. Penggunaan media untuk menjual para politisi bukan fenomena baru. Jauh sebelum era media elektronik, media-media seperti elektronik, media-media-media-media seperti pamplets, poster, surat kabar, dan pertunjukan-pertunjukan publik misalnya parade dan pawai digunakan sebagai iklan politik. Menurut Robert Denton dalam McNair (2003), televisi memiliki peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan iklan politik. Oleh karena itu, televisi merupakan media yang paling banyak meraup keuntungan dari kampanye politik dan membesarkannya bisnis penyiaran, sebagaimana dinyatakan oleh Nimmo dan Felsberg bahwa “paid political advertising via television now constitutes the mainstream of modern electoral politics.”

8. Penyebarluasan Media Komunikasi

Penyebarluasan Media sangat menentukan keberhasilan suatu kampanye, sebab jika tidak selain akan membuang waktu dan tenaga, juga bisa menjadi pemborosan dari segi uang. Penyebaran media pada prinsipnya berbeda satu sama lain, tergantung dari sifat, karakteristik dan jangkauan media itu sendiri. Misalnya penyelenggaraan media cetak tidak sama dengan media luar ruang (outdoor media) dan media format kecil.

Untuk efektifnya penyebaran media, terutama untuk media cetak perlu diperhatikannya bahwa memasang iklan dengan surat kabar yang bertugas 500.000 eksemplar jauh lebih murah dari pada beriklan pada surat kabar yang bertiras 25.000 eksemplar.

9. Pengaruh

(19)

sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan kominikasi yang kita inginkan.

Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge) , sikap ( attitude) dan perilaku (bihaviour). Pada tingakat pengetahuan pengaruh bias terjadi dalam bentuk peribahan Presepsi dan perubahan pendapat (opinion).

Dari konteks komunikasi politik, keberhasilan sebuah kampanye politik sekurang-kurangnya ditentukan oleh 4 faktor yakni, :

1. Partai politik

Peranan partai sangat besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan seseorang dalam menentukan pilihannya

2. Media masa

Menjelang pemilu masyarakat dibom bardir infornasi politik melalui berbagai macam media promosi, mulai tv. radio, suratkabar, tabloid, majalah, bulletin, kalender, stiker, payung, tas, kaos oblong, buju, bendera, baliho, spanduk, dan sebagainya

3. Kapabilitias individu

Mendapatkan kader partai yang memiliki kapabilitas untuk dijadikan sebagai tokoh tidak mudah, sebab kapabilitas adalah kemampuan seseorang untuk mampu menarik simpati orang lain dan menaruh kepercayaan sehingga ia memilihnya.

A. Pengetahuan

Dalam kampanye politik, menampilkan orang yang berpendidikan memiliki pengaruh tersendiri disbanding dengan orang yang kurang bependidikan.

(20)

Banyak orang lahir ditakdirkan dengan berbagai kecakapan. Diantaranya kecakapan, dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis biasanya orang yang memiliki keterampilan menulis kurang mampu mengutarakan pikiran-pikirannya secara lisan sebaliknya orang yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara lisan dengan baik kurang bias mengemukakan pikiran-pikirannya secara tertulis.

Bagi politisi memiliki keterampilan secara lisan merupakan persyaratan utama untuk mampu menarik simpati pendengarnya misalnya ketika ia berkampanye.

C. Kepribadian Dan Hubungan Kemanusiaan (Personality Dan Human Relation)

Kemampuan untuk memengaruhi seseorang bukan hanya karena pengetahuan, dan keterampilan berkomunikasi, tetapi juga kemampuan untuk tahu diri (memahami diri sendiri), kemampuan membawakan diri dan kemampuan menempatkan diri.

Dalam konteks hubungan kemanusiaan, seorang politisi perlu menjalin hubungan silaturahmi deñgan banyak orang, dan menghindari konflik-konflik psikologis dengan para konstituennya, apalagi dalam bentuk konflik fisik.

D. Kepemimpinan (leadership)

Kepemimpinan atau leadership memiliki daya yang kuat dalam menggerakan orang lain sehingga orang lain dapat patuh dan ikut atas kehendak si pemimpin. Dari konteks komunikasi politik, orang dipilih menjadi pemimpin karena ia memiliki pengaruh yang luas.

E. Kebijakan dan program

(21)

atau program kerja itu mulai memiliki perspektif atau program kerja itu dinilai memiliki perspektif yang baik sudah tentu akan memengaruhi pemilih.

Selain factor kebijakan program memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang dalam menentukan calon, juga beberapa faktor lain yang perlu mendapat perhatian, sebagai berikut:

A. Faktor psikologis

Faktor ini terkait dengan masalah internal dalam diri individu maupun dari factor luar yang disebabkan oleh pengaruh massa.

F. PERSONAL KAMPANYE

Untuk melaksanakan kampanye diperlukan personil yang handal dan memahami tugas-tugas kampanye. Dalam sebuah tim kampanye diperlukan personil sebagai berikut.

1. Manajemen kampanye

2. Tim konsultan

3. Tim analisis hasil survey dan penetapan tema

4. Tim penyusun agenda (harian mingguan kegiatan kandidat)

5. Penulis pidato,biografi singkat, dan artikel

6. Hubungan media

 Undangan untuk meliputi kegiatan partai

 Konfersi pers

 Wawancara dengan kandidat dan pemimpin partai

 Program siaran untuk televisi dan radio

 Fotografer, cameramen, dan prsenter

7. Urusan produksi dan distribusi media

(22)

b. urusan produsen house c. urusan biro reklame d. urusan percetakan

8. Penggalangan massa

Tokoh-tokoh masyarakat ( adat, agama, cendikiawan, pemuda wirausaha, dan perempuan)

 Urusan artis

 Urusan juru kampanye

9. Hubungan dengan pemerintah dan bisnis

10. Tim hubungan internal organisasi

11. urusan data dan dokumentasi

12. urusan keuangan

13. urusan transportasi dan perbekalan

14. tim pengamanan

15. tim pengamat dan evaluasi13

G. Evaluasi kampanye

Untuk mengetahui sukses tidaknya kampanye yang diselenggarakan maka dianggap perlu melakukan evaluasi.14 Efektifitas sebuah kampanye hanya bisa

diketahui dengan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni evaluasi program dan evaluasi manajemen.

Evaluasi manajemen biasa disebut evaluasi summatif (summative evaluation). Evaluasi ini memiliki fokus untuk melihat:

13 Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi. Depok: Raja Grafindo Persada. h.242-390

(23)

 Sejauhmana tujuan akhir yang ingin dicapai (goal) dari suatu kegiatan,

apakah terpenuhi atau tidak.

 Untuk melakukan modifikasi tujuan program dan strategi15

Evaluasi manajemen biasa disebut evaluasi formatif, evaluasi ini memiliki fokus terhadap pencapaian operasional kegiatan, proses, efek, serta dampak.

 Formati, mengukur kekuatan dan kelemahan bahan serta strategi

kampanye sebelum dan atau selama pelaksanaan kampanye

 Proses, mengukur efek dan hasil lagsung, dan meneliti pelaksanaan

kampanye dan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilakukan

 Efek, mengukur efek ada perubahan yang timbul dari kampanye, dan

menilai hasil pada populasi sasaran atau komunitas yang terjadi sebagai akibat strategi dan kegiatan kampanye.

 Dampak, mengukur perubahan pada tingkat komunitas atau hasil jangka

lama yag tercapai pada perilaku individu dan pada ketahanan perilaku tersebut.16

H. Etika politik dan Kampanye

Etika diartikan sebagai ajaran tentang nilai-nilai moral menyangkut perilaku manusia. Oleh sebab itu, etika dalam konteks studi filsafat digolongkan sebagai kelompok filsafat praktis, yakni suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan manusia.

Dalam membicarakan etika politik, Paul ricoeur dalam haryatmoko (kompas, 5 Maret 2003) memberi pengertian bahwa etika politik adalah upaya untuk memperluas lingkup kebebasan dan menciptakan institusi-institusi yang lebih adil.

15 Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi. Depok: Raja Grafindo Persada. h.388

(24)

Pengertian ini mengandung tiga dimensi yang menentukan dinamika politik, yakni: (1) tujuan politik (2) sarana, dan (3) aksi politik.

Tujuan etika politik ialah mengarah kan kepada kehidupan yang lebih baik, bersama dan untuk orang lain dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil. 17

(25)

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Kampanye adalah proses penyampaian pesan visi dan misi dari pasangan yang menjadi kandidat dalam pemilu ataupun pilkada, yang tujuannya adalah untuk upaya pemenangan pasangan tersebut. Dalam proses kampanye yang telah ditetapkan oleh bawaslu selaku pengatur kebijakan pemilu, maka kandidat yang berkampanye haruslah mengikuti aturan yang telah ditetapkan, mengingat banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh kandidat pada saat kampanye ataupun masa tenang. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya kerjasama antara panwaslu dengan partisipan pemilu, sehingga pelanggaran ataupun tindak kecurangan yang dilakukan dapat diminimalisir.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, hafied. 2016. komunikasi politik: konsep, teori dan strategi, edisi revisi.

Depok: Raja Grafindo Persada.

Heryanto, Gun Gun – Shulhan Rumaru. 2013. Komunikasi politik; sebuah pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia.

Hikmat, Mahi M. 2010. Komunikasi politik: teori dan praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya

Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi politik: komunikator, pesan, media. Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum output pelaksanaan kegiatan pengawasan kedatangan kapal laut dari luar negeri di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang belum seuai dengan SOP karena masih

Enquanto uns seriam da opinião que o rei se deveria casar o mais rapidamente possível, para que se pudesse desviar algum líquido do cérebro que – nas suas opiniões - invadiria

Diharapkan tersedia sistem pakar yang yang dapat mendiagnosa penyakit kulit pada manusia sebagai pendamping pasien sebelum dirujuk kepada dokter sehingga akan ada print out

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa persentase kolonisasi yang diperoleh sejalan dengan kondisi sifat kimia sampel tanah yang digunakan yaitu kondisi pH tanah

Pilihan ini lebih dianjurkan daripada kedua yang lain, karena mempunyai akar yang kuat di teori ekonomi (terutama welfare economics ). Penggunaan CBCA dapat diilustrasikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi kalus embriogenik dari eksplan jaringan daun paling tinggi didapatkan pada perlakuan ZPT 2,4-D 3 mg/l + TDZ 1 mg/l yang ditambahkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemunkakan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada kontribusi daya ledak tungkai

Kemudian penerapan aturan pengolahan bahasa dan aturan query SWRL pada semantic search menjadikan sistem mampu memahami keyword ataupun kalimat yang diinputkan