• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM BANTU DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM BANTU DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM BANTU

DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA

Sri Winarno*); Reyke Anggia Dewi**)

*) Staft Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No5-11 Semarang

Email:wiwin@dosen.dinus.ac.id

**) Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRAC

Background: In line with developments in computer technology, especially artificial intelli-gence, computers are widely used as a diagnostic tool. Diagnostic system is one area in which the application of expert system tries to mimic the decision making process by an expert in making diagnoses based on observable traits.

Method: Design development using waterfall model, where the design of the system is solved in a number of linear and sequential steps in which the evolution of systems seen increas-ingly like water flowing down through certain phases. Waterfall model have different goals of each phase (phase) of development.

Result: This program created to help this person or patient can quickly obtain the character-istics of skin diseases in humans quickly.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan industri komputer yang semakin cepat memacu persaingan global di bidang teknologi. Suatu perusahaan yang ikut terjun dalam persaingan global diharuskan untuk mampu mengambangkan sistem pengambilan keputusan yang cepat, akurat, dan handal. Aktifitas pengambilan keputusan ini banyak melibatkan pakar. Proses pengambilan keputusan ini disamping memakan biaya yang cukup besar juga tidak selalu mudah mendapatkan pakar pada saat dibutuhkan mampu mengkualifikasi kepakarannya.

Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli yang

bersangkutan. Sistem pakar adalah program artificial inteligence yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Ini merupakan bagian software spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang keahlian. Program ini bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menggunakan sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ia hadapi.

Sistem pakar dengan desain yang benar akan dapat digunakan oleh orang awam untuk membantu memecahkan masalah tertentu dan bagi seorang ahli, sistem pakar dapat dijadikan alat untuk

Antarmuka Pengguna Fasilitas Penjelasan Aksi yang direkomendasikan Mesin Inferensi Workplace Perbaikan Pengetahuan Basis Pengetahuan :

Fakta dan Aturan

Knowledge Enginer

Pakar Fakta kejadian

tertentu

LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN

Akuisisi pengetahuan

(3)

menunjang aktivitasnya yaitu sebagai sebagai asisten yang berpengalaman. Sistem pakar dibuat dengan tujuan agar sistem ini menjadi lebih pintar, sehingga pada akhirnya sistem pakar akan lebih pandai dari seorang ahli itu sendiri.

Dengan demikian semakin berkembangnya sistem pakar, penerapan sistem pengambilan keputusan semakin berkembang luas, karena sistem pengambilan keputusan sering digunakan dalam sistem pakar untuk menentukan solusi dari permasalahan yang akan ditempuh.

Berkembangannya sistem pakar ini juga dimanfaatkan untuk menyimpan keahlian seorang pakar. Sering kali keahlian seorang pakar hilang begitu saja dikarenakan pakar tersebut meninggal dunia. Oleh sebab itu sistem pakar berfungsi pula menyimpan keahlian seorang pakar ke dalam komputer agar keahlian pakar tersebut tidak hilang begitu saja ketika seorang pakar meninggal dunia.

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar oleh seorang knowledge engineer dengan cara melakukan akuisisi pengetahuan kepada seorang pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Arsitektur sistem pakar dapat dilihat dalam gambar 1. Didalam lingkungan konsultasi terdapat komponen antarmuka yang berfungsi untuk melakukan komunikasi antara pengguna dengan program sistem pakar, dan komponen workplace. Di dalam workplace terjadi aktivitas yang membutuhkan pengetahuan profesional dan informasi dalam jumlah yang banyak.

Dengan teknologi kepakaran yang semakin berkembang ini diharapkan pula dapat membantu dalam mendiagnosa

penyakit kulit. Seorang ahli mungkin akan lebih cepat dalam mengenali berbagai jenis penyakit kulit yang tidak orang kenal dan dengan cepat dapat mengatakan kalau penyakit itu adalah penyakit ‘A’. Hal ini dikarenakan ia sudah lama melakukan penelitian atau mempelajari jenis penyakit kulit pada manusia. Lain halnya dengan orang awam, untuk mengenali dan mempelajari suatu jenis penyakit ia harus mengadakan penelitian yang hasilnya dicatat dan dibandingkan dengan buku-buku yang ada. Hal ini memakan waktu yang lama, selain harus mencatat ciri-ciri juga harus membandingkan ciri-ciri tersebut dengan buku-buku yang jumlahnya mungkin ribuan sebelum hasilnya diperoleh.

Ada jenis penyakit yang amat sulit diatasi sehingga diperlukan seorang dokter atau ahli agar dapat mengenali dan mengobatinya. Apabila timbul keragu-raguan, tidaklah bijaksana memeriksa dan mengobatinya sendiri karena sangat berbahaya kalau salah mengobati atau memberikan pengobatan yang tidak tepat sehingga dapat menimbulkan alergi pada terhadap pengobatan. Pada dasarnya kemampuan orang awam dalam memahami dan mempelajari penyakit kulit lebih banyak diperoleh dari buku atau teori. Selain itu masih sedikitnya buku-buku yang membahas tentang penyakit kulit membuat kita mengalami kesulitan dalam mempelajari dan mengenalinya secara keseluruhan, hal ini bisa membuat kita malas dan jemu dalam mempelajari jenis-jenis, ciri-ciri dan bagaimana caranya agar bisa memperoleh kesembuhan.

Penulis dalam hal ini mengambil sumber permasalahan dari dokter spesialis penyakit kulit yaitu Dr. R. Djoko Susanto, SpKK. Beliau saat ini bertugas di Rumah Sakit Umum Dr.Kariadi Semarang dan membuka praktek klinik di Ungaran. Dengan banyaknya pasien di klinik prakteknya menyebabkan penjelasan

(4)

dokter tidak maksimal karena untuk mempersingkat waktu. Diharapkan tersedia sistem pakar yang yang dapat mendiagnosa penyakit kulit pada manusia sebagai pendamping pasien sebelum dirujuk kepada dokter sehingga akan ada print out berisikan data-data gejala yang telah diinput pasien yang akan sangat membantu dalam efisiensi waktu pemeriksaan. Sistem pakar ini dapat membantu pekerjaan dokter dalam memberikan penjelasan penyakit kulit secara mendetail dan menjawab keingintahuan pasien mengenai jenis penyakit yang diderita. Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer khususnya kecerdasan buatan, komputer telah banyak digunakan sebagai alat bantu diagnosa. Sistem diagnosa merupakan salah satu bidang aplikasi sistem pakar yang

mencoba meniru dalam proses pengambilan keputusan oleh seorang pakar dalam melakukan diagnosa berdasarkan ciri-ciri yang teramati. Dengan adanya komputer sebagai alat bantu, seseorang atau penderita dapat dengan cepat memperoleh ciri-ciri penyakit kulit pada manusia dengan cepat.

PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan Sistem

Untuk menentukan kebutuhan sistem diawali dengan melakukan pengamatan dan wawancara langsung oleh pakar dan pasien yang bersangkutan, dapat dievaluasi bahwa : 1. Belum adanya sistem pendamping pasien yang digunakan untuk mendampingi pasien dalam mengidentifikasi penyakit kulit sebelum

Tabel 1. Aturan Gejala

No Aturan

1. IF kulit terasa gatal AND kulit teras a panas AND kulit berwarna kemerah -merahan THEN Eksim (Atopic Dermatitis).

2. IF kulit warnanya kemerah-merahan AND kulit tidak bengkak AND permukaan kulit licin AND kalau ditekan warnanya berubah menjadi pucat THEN Jerawat Rosacea( Acne Rosacea)

3. IF kulit dimulai dengan bercak -bercak bersisik atau berbintil tebal mengelupas AND dimulai juga dengan jerawat yang berminyak AND ada bintil-bintil putih serta bintil-bintil hitam AND lambat laun akan muncul borok -borok kecil dan dangkal ditengah -tengah bercak yang luas dan keras AND kulit terasa sakit THEN kanker kulit (Carcinoma)

4. IF kulit mulai pecah dan luka AND kulit mengelupas AND kulit menjadi menjadi putih dan lunak AND terasa sangat gatal AND terasa sakit AND jarang menimbulkan demam AND tidak bernanah THEN Kaki berjamur (Athlete’s).

5. IF kulit terasa sakit AND kulit berwarna kemerah-merahan AND kulit akan bengkak bila tidak diobati AND tidak bernanah THEN radang kulit (Cellulitis)

(5)

Tabel 2 Tabel Penyakit

No. Penyakit Deskripsi 1. Eksim

(Atopic Dermatitis)

Penyakit Eksim (Atopic Dermatitis) adalah suatu keadaan dimana kulit seperti mengalami peradangan karena di sebabkan oleh alergi. Tingkat keparahannya berbeda pada seorang dengan yang lain, biasanya menyerang orang-orang yang memiliki kulit dengan tingkat kepekaan yang lebih tinggi.

2. Jerawat Rosacea (Acne

Rosacea)

Jerawat Rosacea( Acne Rosacea) adalah suatu keadaan dimana kulit muka mengalami infeksi kronis. Ini dipicu oleh masalah kosmetik juga dirangsang oleh minuman alkohol, teh, kopi, cola dan coklat oleh makanan yang sangat panas atau sangat dingin, begitu juga oleh sinar matahari, angin, atau suhu. Didalam kulit dibagian itu pembuluh-pembuluh darah halus akan membesar secara permanen. Paling sering menyerang wanita, apabila sudah parah maka akan timbul jerawat atau bercak-bercak dan kulit akan kelihatan semakin tebal. 3. Kanker kulit

(Carcinoma)

Kanker kulit (Carcinoma) adalah suatu jenis penyakit yang sudah lazim dikenal manusia. Paling sering terdapat pada muka atau bagian-bagaian kepala yang terbuka terhadap sinar. Leher dan bagian belakang kepala dan daerah alat kelamin biasa juga terserang, penyakit ini juga menyerang orang di usia antara empat puluh sampai enam puluh tahun. Penyakit ini disebabkan karena bertumbuhnya sel-sel ephithelial yang baru pada kulit dan menyebar pada jaringan-jaringan disekitarnya. Karena sedikitnya rasa sakit kanker jenis ini dapat menyebar luas sebelum memasuki saluran-saluran darah atau limfe. Kanker kulit juga disebabkan oleh gangguan jelaga, lilin, ter dan semua minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi.

4. Kaki berjamur (Athlete’s).

Kaki berjamur (Athlete’s) adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur parasit yang biasa menyerang kaki. Biasa menyerang celah-celah jari tetapi dapat menjalar ke bagaian kaki lainnya atau ke tangan. Namun apa yang muncul ditangan biasanya disebabkan oleh racun dalam darah bukan oleh organisme itu sendiri..

5. Radang kulit (Cellulitis)

Radang kulit (Cellulitis) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang menjalar mirip erysipelas tetapi kurang akut. Radang ini merusak kulit, bahkan kadang-kadang merusak jaringan juga. Radang kulit selain menyerang muka, juga menyerang ke bagian mana saja, ini mungkin disebabkan oleh streptococci atau staphylocci yang berhasil menembus kulit.

(6)

nantinya ditangani oleh dokter

2. Pasien sering mengeluh dengan antrian yang terlampau lama

3. Adanya ketidakpuasan pasien terhadap informasi yang di dapat

Harapannya pasien mendapat gambaran mengenai jenis penyakit kulit yang diderita sebelum nantinya dikonsultasikan ke dokter. Dapat membantu kinerja dokter dalam pemeriksaan karena sudah ada print out inputan gejala yang dirasakan pasien. Menjawab keingintahuan pasien tentang jenis penyakit yang diderita, definisi dan cara pencegahannya.

Deskripsi Sistem

Deskripsi sistem adalah gambaran umum tentang sistem yang akan dikembangkan. Sistem pakar untuk membantu diagnosa penyakit kulit pada manusia dengan solusi pengobatannya ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu mendiagnosa penyakit kulit pada manusia yang diwujudkan dengan adanya dialog antara pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan daftar berupa fakta-fakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Sistem memberikan saran pengobatan serta pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena penyakit tersebut.

Representasi pengetahuan

Sistem pakar untuk membantu diagnosa penyakit kulit pada manusia ini membutuhkan basis pengetahuan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit kulit yang diderita oleh manusia. Basis pengetahuan ini berisi fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan pengguna hingga dapat ditentukan suatu

kesimpulan.

Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari aturan jenis penyakit, gejala penyakit, saran terapi dan saran pencegahannya. Pembentukan aturan gejala penyakit dalam pada manusia ini ditunjukkan pada tabel 1.

Data-data yang menjadi output bagi sistem adalah data jenis penyakit, dan data saran terapi kimia dan saran aturan pencegahan. Aturan jenis penyakit menyediakan pengetahuan tentang jenis-jenis penyakit kulit pada manusia beserta deskripsinya. Pembentukan aturan jenis penyakit kulit pada manusia ini ditunjukkan pada tabel 2.

Metode Pengembangan Sistem

Dalam model waterfall, desain sistem dipecahkan dalam sejumlah langkah linier dan sequential di mana evolusi sistem dilihat bagaikan air yang mengalir semakin turun melalui fase-fase tertentu. Model waterfall mempunyai tujuan berbeda dari masing-masing fase (phase) pengembangan. Metoda pengembangan ini tidaklah membolehkan fase tertentu langsung menggantikan fase berikutnya sampai operasi fase yang terdahulu telah terpenuhi. Keluaran (output) dari fase masing-masing membentuk masukan (input) pada fase berikutnya. Oleh karena itu, masing-masing fase harus terpenuhi dahulu pada gilirannya untuk memelihara pertaliannya antara masukan dan keluaran (Bista, 2006).

Secara garis besar model Water Fall terdiri dari enam tahapan, berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dimaksud :

1. Rekayasa dan pemodelan sistem (Sys-tem / Information Engineering and Modeling).

• Tujuan : Mencari kebutuhan

dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan

(7)

elemen-elemen yang lain seperti hardware, data-base, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

• Hasil : M e n d a p a t k a n gambaran utuh sistem bersangkutan guna pengembangan sistem ke dalam bentuk penerapan sistem yang berbasis komputerisasi.

2. Analisis kebutuhan Software (Software Requirements Analysis).

Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.

• Tujuan : Untuk mengetahui

sifat dari program yang akan dibuat, maka harus diketahui tentang domain informasi dari software misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dan sebagainya. Dari dua aktifitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan soft-ware) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan atau user.

· Hasil : Deskripsi analisis

kebutuhan

3. Desain (Design).

• Tujuan : Mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi kedalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software. Desain sistem pakar ini dibangun dengan menggunakan bagan alir (flowchart). Bagan alir yang digunakan dalam menggambarkan sistem pakar ini adalah bagan alir program (flowchart pro-gram) merupakan diagram yang menguraikan urutan input, proses dan output, dengan menggunakan simbol-simbol khusus untuk menyelesaikan masalah.

• Hasil : Perancangan suatu

sistem pakar secara jelas dan lengkap

dalam bentuk flowchart program yang dapat dipahami oleh user dalam membangun sistem pakar pendiagnosa penyakit kulit pada manusia.

Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi, mesin inferensi menggunakan strategi kombinasi forward chaining dan back-ward chaining. Strategi forback-ward chaining digunakan pada pengujian fakta-fakta yang dimasukkan pengguna, dengan aturan yang telah disimpan dalam sistem, satu demi satu hingga dapat diambil satu kesimpulan. Sedangkan strategi backward chaining digunakan untuk menentukan fakta-fakta yang akan ditanyakan kepada pengguna. Berikut ini contoh graf penulusuran dan struktur pelacakan forward chaining.

1. Penerapan Graf Penelusuran Penyakit a. Graf Penelusuran Jenis Penyakit

Eksim (Atopic Dermatitis).

Graf penelusuran penyakit Eksim (Atopic Dermatitisd) ditunjukkan pada gambar 2. Penyakit Eksim (Atopic Dermatitis) mempunyai tiga gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

A B C

P1

Gambar 2 Graf Penelusuran Penyakit Eksim (Atopic Dermatitis).

Keterangan :

A : Kulit terasa gatal B : Kulit terasa panas

C : Kulit berwarna kemerah-merahan. P1 : Penyakit Eksim (Atopic Dermatitis)

(8)

b. Graf Penelusuran Penyakit Jerawat Rosacea (acne Rosacea)

Graf penelusuran penyakit jerawat ro-sacea ditunjukkan pada gambar 3.2. Penyakit Jerawat Rosacea (acne Rosacea) mempunyai empat gejala yang digunakan sebagai penelusurannya. C D E P2 F

Gambar 3 Graf Penelusuran Penyakit Jerawat Rosacea (acne Rosacea)

Keterangan :

C : Kulit berwarna kemerah-merahan D : Kulit tidak bengkak

E : Permukaan kulit licin.

F : Kulit kalau ditekan warnanya berubah menjadi pucat.

P2 : Penyakit Jerawat Rosacea( Acne Rosacea)

Perancangan Sistem

a. Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah aliran informasi yang pertama. Pada diagram konteks proses aliran datanya dijabarkan secara global. Dia-gram konteks dapat dipecah lagi menjadi bagian-bagian yang lebih rinci. Dalam dia-gram konteks digambarkan hubungan antara sistem dengan pakar dan pemakai

b. Diagram Alir Data (DAD) level 0 Diagram alir data level 0 merupakan penjabaran dari diagram konteks, hanya pada diagram ini sudah menjurus kepada suatu proses dan merupakan gabungan secara keseluruhan yang melibatkan semua kesatuan luar secara lengkap. Pada proses DAD level 0 sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit pada manusia terdiri dari 5 proses, antara lain :

1. Proses 1 merupakan pemasukan data yang berasal dari pakar berupa ciri penyakit.

2. Proses 2 merupakan pemasukan data yang berasal dari pakar berupa pengobatan penyakit.

3. Proses 3 merupakan pemasukan data yang berasal dari pakar berupa data penyakit. Pakar Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit pada Manusia Pemakai Ciri Pengobatan Penyakit Ciri Has il Diagnos a Nama Penyakit Pengobatan Gambar 4 Diagram Konteks

(9)

4. Proses 4 relasi yang menerangkan hubungan relasi antara ciri penyakit dan penyakit.

5. Proses 5 merupakan proses untuk menentukan hasil diagnosa sistem terhadap penyakit yang dididerita oleh pemakai berupa nama penyakit, dan pengobatannya

Implementasi Sistem

Setelah merancang, maka selanjutnya mengimplementasikan apa yang telah dirancang sebelumnya. Implementasi pro-gram aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit pada manusia merupakan tahap paling penting dimana sistem yang sudah dirancang diimplementasikan dengan menghasilkan aplikasi yang sesuai dan siap dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya. Dari sini diketahui apakah sistem yang dibuat benar-benar dapat dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Tahap demi tahap perancangan suatu aplikasi telah dikerjakan. Dimulai dari rancangan sistem, rancangan relasi tabel, rancangan basis data dan rancangan

masukan dan keluaran. Semua rancangan ini berguna untuk mempermudah dalam penjabaran sistem ke dalam bahasa pemrograman. Sebelum program diterapkan atau diimplementasikan, maka program harus bebas dari kesalahan-kesalahan (runtime-error). Kesalahan program yang mungkin terjadi antara lain kesalahan penulisan bahasa, kesalahan sewaktu proses atau kesalahan logika. Setelah program bebas dari kesalahan, program tersebut diuji apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum. 1. Implementasi Menu Utama

Menu utama program akan muncul pertama kali ketika aplikasi dijalankan. Form menu utama terdiri dari tiga menu yaitu menu file, master, transaction, window dan about. Pada saat program aplikasi pertama kali dijalankan menu yang aktif hanya Menu Utama. Tampilan menu utama program ditunjukkan pada gambar 6

2. Implementasi Input Data Gejala

Form input obat digunakan untuk mencatat dan menyimpan data Gejala penyakit. Pada form terdapat inputan kode gejala, nama gejala, kode tipe gejala dan nama tipe gejala. Terdapat juga fungsi tambah

Pakar Pemakai

1 Input Data Ciri

2 Input Data Pengobatan 3 Input Data Penyakit 4 Data Relasi 5 Proses Diagnosis Ciri Pengobatan Penyakit Relasi Data Ciri Nama Penyakit Pengobatan Data Ciri Data Pengobatan Data Penyakit Ciri Ciri Pengobatan Penyakit Relasi Data Ciri Nama Penyakit Pengobatan

(10)

Gambar 6 Tampilan Form Menu Utama

(11)

Gambar 8 Tampilan Form Input Data Penyakit

(12)

data, ubah data, hapus data, simpan, batal dan keluar. Form input data gejala ditunjukkan pada gambar 7.

3. Implementasi Input data Penyakit. Form input data penyakit digunakan untuk mencatat dan menyimpan data Penyakit. Pada form terdapat proses tambah data, simpan data, edit data, hapus data, dan pembatalan. Form input data penyakit ditunjukkan pada gambar 8

4. Implementasi Form Konsultasi Pengobatan dan Pencegahan

Form konsultasi pengobatan dan pencegahan berisi hasil analisa penyakit, pengertiannya, cara pencegahan dan pengobatan yang dianjurkan. Form konsultasi pengobatan dan pencegahan ditunjukkan pada gambar 9.

KESIMPULAN

1 Program aplikasi dapat digunakan sebagai media bagi pemakai sebagai panduan dalam mendiagnosa penyakit kulit pada manusia.

2 Program aplikasi ini lebih cepat memberikan informasi kepada pemakai yang membutuhkan informasi tentang penyakit kulit pada manusia dibandingkan dengan mencari informasi dengan cara membaca buku.

3 Aplikasi ini diharapkan dapat membantu kinerja dokter dalam memberikan informasi tentang penyakit kulit yang diderita lebih lengkap mengingat banyaknya pasien yang mengantri pada saat pemeriksaan.

DAFTAR PUSTAKA

Implementasi Sistem Pakar dalam Bidang Farmakologi. http://www.docstoc.com/ docs/20072422/IMPLEMENTASI- SISTEM-PAKAR-DALAM-BIDANG-FARMAKOLOGI-DAN-TERAPI

Pengantar Kecerdasan Buatan (Artificial

In-telligence). http://www.google.co.id/ url?sa=t&source=web&ct=res&cd=1&ved=0 CAcQFjAA&url=http%3A%2F%2F wsilfi.staff.gunadarma.ac.id%2F Downloads%2Ffiles%2F4338%2F1 AI.pdf&rct=j&q=pengantar+kecerdasan+ buatan&ei=B2ZoS6zpNY3U7APq5dC Bg&usg=AFQjCNHjaewvdP9F6fG-VTUWtdoCKYy52g

Pengenalan Aplikasi Sistem Pakar (Sistem Perbasis Pengetahuan). http:// w w w . n a n a z . n e t / p a g e s / blog.php?idblog=45

Perpustakaan Teknologi Institut Telkom, Sistem Pakar.http://www.ittelkom.ac.id/ library/index.php?view=article&catid=15: pemrosesan-sinyal&id=325:sistem-pakar&option=com_content&Itemid=15 Waterfall Process Model. http:// tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/ waterfall-process-model/

Gambar

Gambar 1. Arsitektur Sistem Pakar
Gambar 3 Graf  Penelusuran Penyakit Jerawat Rosacea (acne Rosacea) Keterangan :
Gambar 5 DAD level 0
Gambar 6 Tampilan Form Menu Utama
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berapa konsentrasi terbaik dari penggunaan campuran enzim poligalakturonase dari isolat bakteri pektinolitik Bacillus licheniformis strain AR2 dan enzim pektinesterase isolat

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kabupaten Gorontalo. Utara tentunya memiliki manfaat yang sangat

Peraturan Rektor Tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri Semarang, bab I (Ketentuan Umum) pasal 1,

Upaya untuk memperbaiki klon tersebut dilakukan pada tahun 2004 dengan cara melakukan persilangan di antara populasi B3C1 dengan tujuan mendapatkan hasil yang tinggi, lebih

Kendala yang dihadapi PT. Pupuk Kaltim dalam mengatasi pengangguran di Kota Bontang adalah Beberapa mitra tidak mau mengembalikan pinjaman yang diberikan PT. Pupuk

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMPN 1

Majelis hakim dalam pertimbangannya telah sesuai dengan memperhatikan dan berdasarkan Pasal 1 angka 13 dan Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun

Gambar 4 di bawah ini menunjukkan dalam proses pengumpulan data suatu sumber daya sebagai sebuah dunia nyata dikumpulkan sebagai sumber data, kemudian sumber data yang