• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SOSIOLOGI SASTRA DALAM KERANGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SOSIOLOGI SASTRA DALAM KERANGKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SOSIOLOGI SASTRA DALAM KERANGKA KRITIK SASTRA Dosen Pengampu : Eva Astuti Mulyani, M.Pd

Disusun Oleh :

LENNI TANIYA NAINGGOLAN 1705111057

RARA FITRIYANI 1705115153

RAMADHANIA PUTRI ANISA NST 1705115197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara berbagai sub disiplin ilmu sosiologi atau ilmu sastra pada umumnya sosiologi sastra merupakan sub disiplin yang paling terabaikan baik oleh para ahli sosiologi maupun ahli sastra. Banyak kemungkinan faktor yang menjadi penyebabnya, entah faktor objek sasaran penelitiannya yang sering kali dianggap terlalu unik dan hanya dihayati oleh lingkungan terbatas, ataupun faktor sejarahnya yang memang merupakan suatu sub disiplin yang lebih dekat dengan sosiologi-perhatian dan memperlihatkan kepentingan nya bagi pemahaman mengenai kehidupan sosial manusia. Akhir-akhir ini muncul kesadaran bahwa kenyataan tidak hanya terbangun dari dan dikuasai oleh serangkaian asli dan interaksi yang bersifat fisik dan behavioristik, tetapi juga terbangun dari dan dikuasai oleh sistem dan praktik-praktik penandaan yang umum disebut sebagai wacana.

Sosiologi sastra tidak terlepas dari manusia dan masyarakat yang bertumpu pada karya sastra sebagai objek yang dibicarakan. Sosiologi sebagai suatu pendekatan terhadap karya sastra yang masih mempertimbangkan karya sastra dan segi-segi sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi sastra?

2. Bagaimana hubungan sastra,masyarakat, dan kebudayaan? 3. Apa saja manfaat pendekatan sosiologi?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian sosiologi sastra

2. Mengetahui tentang hubungan sastra, masyarakat, dan kebudayaan 3. Mengetahui pemanfaatan pendekatan sosiologi

(4)

PEMBAHASAN

bagaimana masyarakat itu tumbuh dan berkembang dengan mempelajari lembaga-lembaga social dan segala masalah perekonomian, keagamaan, politik dan lain-lain.

Di dalam sosiologi sastra semua fakta sastra menyiratkan adanya penulis,buku dan pembaca, atau, secara umum dapat dikatakan: pencipta, karya, dan publik. Setiap fakta sastra merupakan bagian suatu sirkuit. Dengan alat transmisi yang sangat kompleks, yang merupakan bagian seni sekaligus juga teknologi dan usaha dagang, yang mengaitkan individu-individu yang jelas definisi nya (atau dikenal namanya) pada suatu kolektifitas yang dapat dikatakan anonim (namun terbatas).

Pada semua titik sirkuit itu, kehadiran individu pencipta menimbulkan masalah interpretasi psikologis, moral, filsafat. Media karya menimbulkan masalah estetika, gaya, bahasa, teknik. Adanya kolektifitas publik menimbulkan masalah dari segi historis, politik, sosial, bahkan ekonomi. Dengan kata lain, paling tidak ada tiga ribu cara untuk membahas fakta sastra.

Mengingat fakta sastra merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari cara berfikir individual, bentuk-bentuk abstrak dan sekaligus struktur kolektif, pembahasan nya cukup menyulitkan. Sulit kita membayangkan gejala dengan tiga dimensi, terutama ketika kita harus menyusun sejarahnya. Pada kenyataan nya, selama berabad-abad, bahkan sampai kini, sejarah sastra ditulis berdasarkan studi manusia dan karya biografi spiritual dan komentar teks karna konteks kolektif hanya dianggap sebagai semacam dekor, hiasan yang dibiarkan menjadi objek studi pakar sejarah politik.

Sastra, Masyarakat, dan Kebudayaan

(5)

Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.

Dalam bukunya yang berjudul The Sociology of Literature Swingewood (1972) mendefinisikan sosiologi sebagai studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dan masyarakat, studi mengenai lembaga-lembaga dan proses-proses sosial selanjutnya dikatakan bahwa sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarakat bertahan hidup. Melalui penelitian yang ketat mengenai lembaga-lembaga sosial,agama,ekonomi,politik,dan keluarga, yang secara bersama-sama membentuk apa yang disebut sebagai struktur sosial, sosiologi, dikatakan memperoleh gambaran mengenai cara-cara manusia menyesuaikan dirinya dengan dan ditentukan oleh masyarakat-masyarakat tertentu, gambaran mengenai mekanisme sosialisasi proses belajar secara kultural, yang dengannya individu-individu dialokasikan pada dan menerima peran-peranan tertentu dalam struktur sosiologi itu.

Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat (Semi, 1990: 73). Sastra dapat dikatakan sebagai cerminan masyarakat, tetapi tidak berarti masyarakat seluruhnya tergambarkan dalam sastra, yang didapat di dalamnya adalah gambaran masalah masyarakat secara umum ditinjau dari sudut lingkungan tertentu yang terbatas dan berperan sebagai mikrokosmos sosial, seperti lingkungan bangsawan, penguasa, gelandangan, rakyat jelata, dan sebagainya.

Sastra sebagai cerminan kehidupan masyarakat, sebenarnya erat kaitannya dengan kedudukan pengarang sebagai anggota masyarakat. Sehingga secara langsung atau tidak langsung daya khayalnya dipengaruhi oleh pengalaman manusiawinya dalam lingkungan hidup. Pengarang hidup dan berelasi dengan orang lain di dalam komunitas masyarakatnya, maka tidaklah heran apabila terjadi interaksi dan interelasi antara pengarang dan masyarakat.

a

(6)

Sastra merupakan bagian dari pada kebudayaan, dan hubungan antara kebudayaan masyarakat itu berkaitan, karena kebudayaan itu sendiri menurut pandangan antropolog adalah cara suatu kumpulan manusia atau masyarakat mengadakan sitem nilai yaitu berupa aturan yang merupakan suatu benda atau perbuatan yang tinggi niainya,kebanyakan ahli antropologi melihat kebudayaan itu sebagai suatu keseluruhan,dimana sistem sosial itu sendiri adalah sebagian dari kebudayaan singkatnya kebudayaan itu dikatakan sebagai cara hidup yaitu bagaimana suatu masyarakat itu mengatur hidupnya.

Kebudayaan itu memiliki tiga unsur :

 unsur sitem sosial: sistem sosial ini terdiri dari pada sistem kekeluargaan, sistem politik, dan sistem undang-undang sitem ini yang dikenal sebagai institusi sosial yaitu cara manusia yang hidup berkelompok mengatur hubungan antara satu dengan yang lain dalam jalinan hidup bermasyarakat

 sistem nilai dan ide : yaitu sistemsitem yang memberi makna pada kehidupan bermasyarakat, sistem nilai itu menyangkut upaya bagaiman kita menentukan sesuatu yang kebih berharga. Sedangkan sistem ide merupakan ilmu pengetahuan dan kepercayaan yang terdapat dalm masyarakat.

 peralatan budaya: penemuan material yang berupa perkakas dan peralatan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan.

Selain unsur kebudayaan, adapun juga sifat kebudayaan yang dirumuskan oleh para ahli antropologi, yaitu sebagai berikut :

1 kebudayaan merupakan sesutu yang berkesinambungan,sesuatu yang diwariskan serta sesuatu yang saling mempengaruhi sesuatu yang berubah.

2 Kebudayaan itu merupakan suatu sistem lambang, artinya manusia mempunyai kebolehan berkomunikasi dengan mengunakan lambang-lambang bahasa itu sendiri merupakan sitem lambang.

3 Kebudayaan itu relatif artinya setiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri yang memiliki ketiga unsur di atas yang mempunyai ciri khas sendiri yang membedakannya dengan kebudayaan yang lain.

Bila ciri kebudayaan itu kita letakkan pada sastra dan kita kaitkan pula dengan masyarakat yang menggunakan sastra itu maka kita dapat mengatakan bahwa nilai suatu sastra itu pada umumnya terletak pada masyarakat itu sendiri.

(7)

fungsi sosial dan fungsi estetika. Fungsi sosial sastra adalah keterlibatan sastra dalam kehidupan sosial,ekonomi,politik dan yang lain-lainnya. Sedangkan fungsi estetika sastra adalah penampilan karya sastra yang dapat memberi kenikmatan dan rasa keindahan bagi pembacanya. Kedua fungsi ini pada umumnya terjalin dengan baik.

Bila kita menggunakan konsep kebudayaan tadi maka sama sebagai ekspresi kebudayaan akan mencerminkan pula adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat akan mengenal adanya pewarisan antarayang lama kepada kepada yang baru baik disadari maupun tidak disadari.

Dalam uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara masyarakat,kebudayaan,dan satra merupakan suatu jalinian yang kuat yang satu dengan yang lainnya saling memberi pengaruh, saling membutuh dan saling tentu menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Manfaat Pendekatan Sosiologi

Penggunaan pendekatan sosiologi dalam melakukan kritik sastra tidak kurang mendapat serangan pedas daripada kritikus sastra. Salah satu serangan itu dilancarkan oleh wellek dan waren yang mengatakan bahwa pendekatan sosiologi atau pendekatan ekstrinsik biasanya mempermasalakan sesuatu di seputar sastra dan masyarakat bersifat sempit dan eksternal. Pendekatan sosiologi semacam itu terutama dianut dan dilakukan oleh kritikus.

Disamping adanya pendapat yang menentang pendekatan sosiologiis, namun tidak kurang pula jumla kritikus yang melihat manfaat kritik sastra yang menggunakan pendekatan sosiologi. Dengan sosiologi orang mungkin dapat menunjukkan sebab-sebab dan latar belakang kelahiran dalam sebuah karya sastra, bahkan mungkin dapat membuat kritikus agar terhindar dari kekeliruan tentang hakekat karya satra yang di telaah terutama dengan menentukan fungsi suatu karya sastra dan mengetahui beberapa aspek sosial lain yang harus diketahui sebelum penelaahan dilakukan.

Kritik sosiologi deskriptif dengan deskripsi kemasyarakatan yang melingkupi satu karya satra, sering memberi bantuan yang besar terhadap keberhasilan suatu kritik sastra yang dilakukan.

(8)

hanyalah dia menyalurkan atau mewakili hati nuraninya sendiri. Oleh sebab itu seseorang pengeritik yang menggunakan pendekatan sosiologi ini harus berhati-hati dalam mengambil kesimpulan yang berhubungan dengan pertautan antar masa lahir suatu karya sastra dengan tata kemasyarakatan yang ada diwaktu itu bisa terjadi dengan daya kreativitas, pengarang justru mengunukapkan tentang suatu masyarakat yang diinginkannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan sosiologi memiliki segi-segi yang bermanfaat dan berdaya guna yang tinggi bila para kritikus tidak melupakan atau memperhatikan segi-segi intrinsik yang membangun karya satra.

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya penulis menyarankan Bank Nagari Cabang Lubuk Alung diharapkan selalu mencerminkan dasar atau latar belakang didirikannya Bank sesuai yang diamanahkan dalam

upaya membantu memecahkan permasalahan pengrajin jamu tradisional komunitas Gajah Mungkur dengan memberikan pelatihan pengelolaan usaha (manajemen usaha), kemudian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi city branding yang diterapkan oleh dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata kota Balikpapan

Tarif berkisar antara Rp 110.000-125.000.000 harga ini diperoleh dari tarif Perusahaan Otobus nonekonomi (eksekutif) sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia seperti

Pengaruh Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Jamrud (Dendrobium..

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kota Surakarta. Jenis data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui wawancara. Data sekunder

Harap hubungi penjual persediaan yang telah diisi ulang, diproduksi ulang, atau yang kompatibel untuk informasi yang berlaku, termasuk informasi tentang peralatan pelindung diri,

Teijin Indonesia Fiber Corporation, Tbk Tekstil, Garmen. 103