• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Problem Based Learnin (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Pembelajaran Problem Based Learnin (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang masalah

Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara umum, maupun tujuan

pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah.

UU No 20 th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan memperhatikan tujuan pendidikan tersebut diatas, maka

pembelajaran harus mampu mendorong siswa agar memiliki karakter yang baik, cerdas, berakhlak mulya dan berpengetahuan luas. Hal ini tentu bukan hal yang dapat diperoleh secara instant melainkan memerlukan waktu yang panjang dan

pembelajaran dirancang secara terencana dan menggunakan model belajar serta model-model yang tepat.

Pada kenyataan dilapangan, kegiatan pembelajaran masih ditemukan proses belajar mengajar yang menggunakan model konvensional, dimana guru

menerangkan lalu murid menulis. Aktivitas itu berlanjut hingga selesai jam pelajaran. Hal ini tentu saja tidak mencukupi kebutuhan pendidikan karena yang terjadi adalah transfer ilmu pengetahuan yang bersifat satu arah, guru sentries. Pendidikan modern, menginginkan suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan mendorong siswa untuk mencari, memperoleh ilmunya sendiri. Maka guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik.

(2)

untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dahapalkannya dalam kehidupan nyata. Akibanya pembelajaran menjadi tidak efektif karena saat peserta didik berhadapan langsung dengan kehidupan mereka, mereka tidak dapat melakukan apa-apa.

Tuntutan dalam pembelajaran modern yang tanggap terhadap perubahan jaman, pola tradisional sudah seharusnya ditinggalkan. Peserta didik tidak hanya diminta untuk menguasai konsep melainkan dengan bimbingan guru, mereka dapat menggunakan konsep-konsep ilmu pengetahuannya secara nyata. Banyak peristiwa atau permasalahan yang ada disekeliling kehidupan siswa dapat diamati untuk dijadikan sumber belajar dan sebagai sarana memanfaatkan konsep pengetahuan yang dimilikinya untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka.

Melihat kebutuhan dan tuntutan pendidikan yang semakin meningkat, maka para guru diharuskan untuk terus-menerus mengembangkan wawasan, menambah keterampilan dan keilmuan serta memahami seni dari mengajar itu sendiri. Guru harus melakukan terobosan dan inovasi-inovasi dalam model dan teknik mengajar. Hal ini penting , karena teknik dan model mengajar yang tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.

Kami, berpendapat bahwa materi pelajaran tidak melulu hanya

dikembangkan sesuai dengan apa yang ada dibuku sehingga bersifat kaku. Materi pelajaran dapat mengambhil tema dari lingkungan dan peristiwa disekitarnya . Dalam mengupayakan pembelajaran efektif, maka pembelajaran di kelas ada kesinambungan dan sangkut paut dengan keadaan dan situasi dimana peserta didik tinggal.

Peserta didik dapat dilibatkan dalam suatu proses pembelajaran yang dimulai dengan mengamati permasalahan yang timbul disekelilingnya kemudian mencari tahu bagaimana cara memecahkan persoalan tersebut. Oleh karena itu Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dianggap sebagai model yang tepat untuk digunakan sebagai model, karena menggiring siswa untuk lebih kritis dan realistis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pembahasan akan dirumuskan sebagai berikut :

a. Apaka pengertian model Problem Based Learning?

b. Bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunkakan model Problem Based Learning?

(3)

d. Bagaimana evaluasi dalam model Problem Based learning?

e. Bagaimana model Problem Based learning dalam Praktek Pembelajaran 1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui : a. Mengetahui pengertian Problem Based learning

b. Memahami langkah-langkah /prosedur pelaksanaan model Problem Based learning dalam proses belajar mengajar

c. Mengetahui pengelolaan kelas yang baik dalam proses pembelajran dengan model Problem Based Learning

d. Mengetahui model evaluasi yang tepat dalam model Problem Based learning

e. Mengetahui bagaimana model Problem Based Learning dalam Praktek pengajaran.

1.4. Sistematika Pembahasan

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan

1.4. Sistematika Pembahasan

1.5. Bab II Pembahasan

2.1. Pengertian model Problem Based Learning 2.2. Langka-langah Pembelajaran

2.3. Pengelolaan Kelas 2.4. Model Evaluasi

2.5. Model Problem Based Learning dalam Praktek Pembelajaran Bab III Penutup

(4)

Bab II Pembahasan 2.1. Pengertian Model Problem Based Learning

Problem Based Learning adalah model belajar berbasis masalah.

Pembelajaran dimulai dengan adanya masalah yang dipilih oleh siswa atau guru. Kemudian peserta didik mendalami permasalahan tersebut dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu pemilihan masalah yang akan dibahas harus permasalahan yang actual, menarik dan bersinggungan dengan kehidupan nyata peserta didik.

Beberapa ahli mendefinisikan pengertian Problem Based learning diantaranya adalah :

a. Sudirman dkk (1991:146), menyatakan bahwa Problem Solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak

pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa

b. Abdul Majid (2008:142), Model pemecahan masalah adalah cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang sesuatu masalah untuk selanjutnya menganalisa masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah

(5)

solving berbeda dengan inquiry/discovery walau keduanya berdasarkan pada penemuan. Masalah pada problem solving bersifat terbuka , yang artinya

permasalahan belum memiliki jawaban yang pasti sehingga setiap siswa atau guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian Problem Based Learning memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi,

mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Sebagai model belajar, model ini sangat baik untuk

diterapkan karena menggiring siswa pada pola pikir, bagaimana memecahkan suatu problem atau masalah dengan disertai pola pikir yang ilmiah. Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai berikut :

a. Belajar dimulai dengan mengangkat suatu masalah

b. Memastikan bahwa masalah yang diangkat adalah masalah yang berhubungan dengan dunia peserta didik

Kelebihan Problem Based Learning dibanding model pembelajaran lainnya adalah :

a. Mendorong adanya kerjasama dalam menyelesaikan tugas

b. Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain

c. Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan d. Membantu peserta didik untuk belajar mandiri

e. Pembelajaran menjadi lebih realistic dengan kehidupan nyata

Kekurangan atau kelemahan dari model Problem Based Learning diantaranya adalah :

a. Kondisi sekolah yang tidak kondusif

b. Persiapan pembelajaran yang lebih kompleks

c. Memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dapat melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam program pengajaran

d. Model Problem Based Learning tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar.

(6)

Prof. Dr. S. Hamid Hasan, M.A. menegemukakan dalam Revitalisasi Pendidikan IPS dalam buku Inovasi Pembelajaran IPS(2010 : 17-18), bahwa konten substantive berkenaan dengan aspek materi pelajaran tradisional yang berupa fakta, konsep, teori, pendapat dsb. Tetap penting namun tidak hanya dikembangkan dari materi disiplin ilmu semata melainkan juga dari berbagai permasalahan yang ada dalam masyarakat disekitarnya, nasional, regional, dan dunia.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat ; perbuatan merusak, tingkat toleransi yang rendah, tingkat taat hokum yang rendah, harga diri, kemiskinan, mental menerabas dsb. Dapat dikemas dan dijadikan materi substantive.

Peristiwa kebakaran hutan, kemiskinan, dan ledakan penduduk adalah contoh peristiwa lain yang dapat diangkat dalam pembelajaran IPS. Para peserta didik diajak untuk mengamati sebab-sebab yang terjadi dan mencari solusi pemecahan masalah secara ilmiah dengan teori dan konsep-konsep pengetahuan yang dimilikinya.

2.2. Tujuan Pengajaran Problem Based Learning dalam Pengajaran IPS Menurut Trianto (2010:94) tujuan pengajaran berbasis masalah adalah : a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah.

b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik. c. Menjadi pembelajar yang mandiri

d. Sedangankan tujuan dari pembelajaran IPS itu sendiri adalah

2.3. Langka-langkah Pembelajaran

Langkah pertama adalah kita harus menentukan masalah apa yang akan dicari pemecahannyan. Dengan memperhatikan syarat masalah yang baik diantaranya adalah :

a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki dua pengertian yang dapat ditafsirkan berbeda-beda.

b. Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan yang akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks.

c. Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya pengalaman murid.

(7)

e. Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau, problema itu diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari lingkungan sekitar dimana murid itu berada

Langkah – langkah Penyelesaian masalah menurut J.Dewey (Gulo.W. 2002:115) dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :

Tahap – Tahap Kemampuan yang

diperlukan 1. Merumuskan masalah Mengetahui dan

merumuskan masalah secara jelas

2. Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk memperinci

menganalisa masalah dari berbagai sudut

3. Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan

menghayati ruang lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian 5. Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan

(8)

Menurut Made Pidarta (1990: 57-58), langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

a. Mengemukakan masalah yang berkaitan dengan materi yang dibahas. b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.

c. Salah seorang siswa ditunjuk untuk memecahkan masalah. d. Bila belum dapat menjawab dialihkan ke yang lain.

e. Jika siswa kesulitan memecahkan masalah guru membantu membentuk alternatif-alternatif jawaban atas masalah lain sebagai contoh.atau membantu siswa berfikir dengan alat peraga.

f. Jika jawaban siswa kurang tepat, menyuruh siswa memperbaikinya dengan diberikan pertanyaan pancingan

Ada beberapa hal yang harus dikuasai guru dalam menerapkan model Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :

 Guru harus gemar mengikuti perkembangan /peristiwa-peristiwa yang bersifat aktual.

 Guru harus menguasi bahan yang akan diberikan kepada siswa dan memilih materi mana yang tepat untuk diajarjkan dengan menggunakan model problem solving. Dengan demikian ada kesesuaian antara bahan ajar dan model yang akan digunakan.

 Guru memiliki kemampuan dalam hal mengelola kelas sehingga tercipta proses belajar yang menyenangkan dan tidak menegangkan.

 Guru mampu menggiring siswa untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan nyatanya setelah mereka mengikuti proses belajar dengan model problem solving.

 Guru memanfaatkan penggunaan model problem solving sebagai bimbingan bagi siswa dalam persoalan kehidupannya.

2.4. Pengelolaan Kelas dalam Model Problem Based Learning

Dalam penataan ruangan kelas disesuaikan dengan kondisi dan situasi kelas. Beberapa factor yang harus diperhatikan adalah :

 ukuran ruang kelas  jumah siswa

(9)

 pengalan guru dan siswa dalam melaksanakan model pembelajaran

2.5. Model Evaluasi

Tugas guru pada akhir pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Evaluasi tidak cukup hanya dengan tes tertulis saja tetapi berdasarkan penilaian atas pekerjaan yang dihasilkan siswa yang berupa hasil penyelidikan (format terlampir)

2.6. Model Problem Based Learning dalam Praktek Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Kebonpedes Kelas/Semester : VII/1

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia Pertemuan Ke : 1 dan 2

Alokasi waktu : 4 x 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

(10)

B. KOMPETENSI DASAR

1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dan lingkungannya

2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, aman, dan percaya diri sebagaima na ditunjukan oleh tokoh tokoh pada masa Hindu Buddha dan Islam dalam kehidupan sekarang

3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan politik)

4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia dengan

lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan pengertian konektivitas antar-ruang dan waktu

2. Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari aspek keruangan

3. Menjelaskan pengaruh keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau dan masa kini).

4. Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia berdasarkan potensi alam.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui aktivitas pembelajaran siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian konektivitas antar ruang dan waktu

2. Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari aspek keruangan

3. Menjelaskan pengaruh keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam ruang dan waktu (Masa lampau dan masa kini).

4. Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia berdasarkan potensi alam .

(11)

1. Konektivitas antar ruang dan waktu

2. Keadaan alam Indonesia dari aspek keruangan

3. Pengaruh Keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau dan masa kini)

4. Pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia

Rangkuman materi pelajaran :

Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian (Sumaatmadja, 1981). Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup perairan yang ada di

permukaan bumi (laut, sungai, dan danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah) sampai kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan sampai pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya bagi kehidupan. Berbagai

organisme atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang

memengaruhi kehidupan di permukaan bumi.

Setiap ruang dipermukaan bumi memiliki karateristik atau ciri khas tertentu. Karateristik inilah yang kemudian menciptakan keterkaitan antar ruang dipermukaan bumi.Contoh dari keterkaitan antar ruang tersebut misalnya :

1. Peristiwa banjir di Jakarta terjadi karena kerusakan hutan di daerah Bogor. Air hujan yang jatuh di daerah Bogor sebagian besar masuk ke sungai. Hanya sebagian kecil air hujan yang terserap oleh tanah di Bogor. Akibatnya, Jakarta terkena banjir yang airnya sebagian berasal dari wilayah Bogor.

2. Penduduk kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti pakaian, kendaraan, barang-barang elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak menghasilkan produk-produk tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh barang-barang tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak menghasilkan bahan pangan sehingga mereka memperolehnya dari

penduduk desa. Akibatnya, ada aliran barang dari kota ke desa dan aliran bahan makanan dari desa ke kota.

(12)

Contoh-contoh tersebut menunjukkan adanya keterkaitan peristiwa dan gejala antar-ruang. Suatu gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri sendiri, tetapi akan terkait dengan gejala atau peristiwa pada ruang lainnya. Selain terikat oleh ruang, suatu gejala atau peristiwa juga terikat oleh waktu. Dalam sejarah, konsep waktu sangat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan perkembangannya hingga saat ini. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang.

Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu dikaitkan dengan ruang dan waktu. misalnya :

1. George dilahirkan di Manado pada tanggal 25 Juni 2002.

2. Pemilukada di Sumatra Selatan diselenggarakan 6 Juni 2013.

jika diperhatikan 2 contoh diatas terdiri dari unsur yaitu tempat (ruang) dan tanggal (waktu). Demikian kita memahami tempat (ruang) dan waktu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.

Konsep Interaksi Sosial dan Kelangkaan

Dalam kehidupannya manusia dituntut untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, karena secara kodratnya manusia dilahirkan sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dari sinilah kemudian manusia menjalin hubungan dengan manusia lainnya dalam suatu konteks interaksi sosial. Interaksi sosial ini akan terjalin antara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok.

Interaksi sosial ini juga dapat membawa dampak yang positif (misalnya kerja sama) ataupun dampak yang negative (misalnya persaingan dan pertentangan). Lebih dari sekedar Interaksi sosial, manusia juga membutuhkan orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan, manusia disebut sebagai mahluk ekonomi (homo economicus) yang selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(13)

tidak terpenuhi. Kondisi dimana terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh karena alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya disebut kelangkaan. Oleh karena itu manusia harus bijak dalam membuat skala prioritas untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu manusia harus lebih bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan memanfatkannya secara efektif dan efisien atau dengan

menerapkan prinsip ekonomi.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Scientific

2. Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab 3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu

Pertemuan ke 1

Pendahuluan

 Persiapan Kelas membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama

 Memotivasi siswa dengan bertanya

tentang keadaan alam sekitar tempat tinggal siswa.

 Guru menginformasikan tujuan yang ingin dicapai

10 menit

Inti  Siswa diminta membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

 Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas

 Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mencari dan memilih sebuah permasalahan yang terjadi disekitarnya ; pengangguran, banjir, kebakaran hutan, penguasaan kekayaan alam Indonesia oleh negara lain atau permasalahan lain yang berhubungan dengan :

 Ø Koknektivitas antar ruang dan waktu

 Ø Keadaan alam dari aspek keruangan

 Setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi mencari solusi bagi permasalahan

(14)

yang dipilihnya.

 Guru memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, berupa

pemecahan masalah dari permasalahan yang dipilihnya.

 Memberikan kesempatan tanya jawab ; kelompok lain bertanya kepada kelompok penyaji

 Guru memberikan penguatan untuk pemecahan masalah yang baik dan memberikan pencerahan kepada kelompok yang pemecahan masalahnya masih dianggap kurang tepat.

.

Penutup

 Guru dan siswa menyimpulkan secara bersama pokok bahasan yang telah dibahas

 Menugaskan peserta didik melakukan pengamatan tentang pengaruh kondisi alam terhadap mata pencaharian penduduk disekitarnya.

 Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

10 menit

Pertemuan ke 2

Pendahuluan

 Persiapan psikis dn fisik membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama

 Tanya jawab tentang secara singkat tentang pelajaran pada pertemuan ke 1

 Guru menginformasikan tujuan yang ingin dicapai

10 menit

Inti  Guru menyajikan materi pelajaran secara ringkas

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pengamatan tentang pengaruh kondisi alam terhadap mata pencaharian penduduk setempat. Sesuai dengan materi bahasan ::

 Ø pengaruh keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau dan masa kini).

 Ø Pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia

 Guru memberikan kesempatan bertanya jawab ; kelompok yang lain bertanya kepada kelompok penyaji

 Guru memberi penguatan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

(15)

hal yang diangap mereka belum jelas.

Penutup

 Guru mengadakan post test secara lisan

 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran secara bersama-sama

 Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing

10 menit

H. SUMBER BELAJAR

1. Buku : IPS Pegangan siswa Kelas VII, Buku yang relevan dan artikel 2. Alat Peraga : Peta, Atlas, Gambar

I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

1. Tes tertulis 2. Unjuk kerja 3. Proyek 4. Portofolio

(16)

proses belajar mengajar dengan maksud untuk mempermudah pengajaran dan menjadi cara untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah ditentukan.

IPS sebagai ilmu pengetahuan yang terintegrasi dari beberapa ilmu pengetahuan. Para guru harus dapat mengorganisir pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk diajarakan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didi.

Cara belajar tradisional , dimana guru menerangkan dan murid mencatat harus segera ditinggalkan. Guru tidak boleh hanya berusaha membekali para pembelajar dengan konsep-konsep yang berupa ilmu pengetahuan semata, melainkan mereka harus berusaha membimbing para pembelajar untuk dapat memecahkan masalah-masalah dirinya dan masala-masalah social dengan baik. Oleh karena itu pemilihan model Problema Based Learning dianggap tepat untuk pembelajaran IPS.

Melalui model Problem Based Learning, diharapakan proses

pembelajaran lebih efektif karena mampu melibatkan siswa secara totalitas. Model belajar ini menggiring siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya , mereka akan bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah dan pengetahuan bersama teman-temannya serta mencari solusi pemecahan masalah dengan baik. Dengan demikian proses belajar mengajar, tidak lagi bersifat guru sentries dan transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik saja melainkan peserta didik didorong untuk

menemukan pengetahuannya sendiri dibawah bimbingan para guru.

Pemilihan masalah yang akan dibahas didalam kelas , memerlukan keterampilan dari para guru. Masalah yang diangkat untuk dibahas didalam kelas haruslah berupa masalah yang memang berhubungan dengan siswa dan lingkungannya , benar-benar kontekstual dan actual.

Hasil akhir atau out comes dari Problema Based Learning adalah siswa pada akhirnya akan tergiring untuk mengaplikasikan ilmunya dan

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan masalah selain memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.

(17)

pemecahan masalah untuk kasus atau permasalahan tersebut akan dapat meyakinkan siswa bahwa perolehan ilmu pengetahuan di sekolah bermanfaat bagi dirinya dimasa sekarang dan yang akan datang.

Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang berisi pengetahuan-pengetahuan dan keterampil hidup yang dapat diaplikasikna dalam kehidupan nyata para peserta didik.

3.2 saran.

Penulis menyarakan dalam pembelajaran dengan Model Problem Based Learning, diantaranya adalah :

 para guru hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang permasalahan yang akan diangkat dalam pembelajaran.

 Guru memilih sebuah kasus atau peristiwa dengan jeli. Dalam artian kasus atau problem yang diangkat adalah problem yang berhubungan dengan materi pelajaran dan memang diperlukan untuk dibahas karena sesuai dengan kebutuhan peserta didik

 Memberikan kesempata kepada peserta didik untuk menentukan kasus /masalah apa yang menarik bagi dirinya untuk dicarikan solusi secara bersama.

 Menciptakan ruang kelas yang demokratis. Proses belajar mengajar berjalan dengan adanya penghargaan antara guru dengan siswa, siswa dengan siwa lainnya.

 Selama proses pemecahan masalah , guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan alasannya untuk kemudian bila cara

pemecahan masalah tersebut dianggap tidak tepat, maka guru melakukan pembimbingan. Namun bila pemecahan masalah yang dilakukan siswa adalah tepat dan benar , maka guru memberikan reward dan penguatan.

 Pembelajaran IPS agar menarik maka performance guru juga sangat berpengaruh. Guru yang ramah lebih disukai daripada guru yang angkuh.  Hasil pembelajaran IPS harus efektif dan benar-benar dapat diterapkan dalam

(18)

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku IPS kls 7 untuk SMP

2. Gulo.W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.

3. Majid, Abdul (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung :PT. Remaja Rosda Karya.

4. Pidarta, Made (1990). Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju. Jakarta : Bumi Aksara.

(19)

6. Somantri,Numan (2010). Inovasi Pembelajaran IPS : Bandung : Rizqi Press

7. Sudirman dkk ( 1991). Ilmu Pendidikan. Bandung :PT. Remaja Rosda Karya

8. Tianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovetive-Progresive. Jakarta : Kharisma Putra Utama

Referensi

Dokumen terkait

yang diperoleh terkait dengan peran guru dan peran orang tua dalam meningkatkan. prestasi belajar peserta didik agama Islam, sehingga dari hasil wawancara

Perbedaan lain yang cukup mendasar pada struktur semantik verba keadaary proses, dan tindakan adalah peran argumen 1 yang hadir pada struktur sintaksisnya. Pada

Aktivitas siswa yang melaksanakan prakerin pada industri BUMN dengan golongan besar sangat aktif dan di- namis serta sangat menujukkan pro- fesionalisme kerja yang

Theoretically, this study is expected to enrich the literature on need analysis for economics and business students of vocational school in the context of 2013

Hasil pembobotan para pakar terhadap elemen dan indikator yang digunakan dalam KPI pembangunan kota baru berkelanjutan maka dapat diketahui bahwa elemen untuk pilar ekonomi paling

The four factors or components, formed along with the forming variable, have been empirically proven to represent or explain the picture of the success of e-Government

1) Sistem dapat melakukan peringatan keamanan kepada user jika mendeteksi adanya pergerakan manusia melalui fasilitas SMS. Selain itu user juga dapat memanfaatkan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan maupun menurut teori Akuntansi serta