• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Komposisi Asam Lemak dari Buah Alpukat (Persea Americana Mill) dengan Metode Analisa GC-MS serta Ujia Aktivitas Antibakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Komposisi Asam Lemak dari Buah Alpukat (Persea Americana Mill) dengan Metode Analisa GC-MS serta Ujia Aktivitas Antibakteri"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Alpukat

Alpukat (Persea Americana mill) yang berkembang di Indonesia kebanyakan berada di Amerika Tengah dan sedikit dari Guatemala. Buah itu masuk ke Indonesia sekitar abab ke- 18. Sebenarnya masih ada jenis lain yang masuk ke Indonesia, yaitu Alpukat Mexican (Indriyani, 1992).

Pengembangan budi daya alpukat oleh suku Indian Amerika saat itu akhirnya diakui oleh peradaban manusia sebagai suatu kebudayaan tinggi sebanding dengan kebudayaan yang ada di belahan bumi lain, seperti Mesir, Mesopotania, Cina , dan lembah Indus. di Indonesia tanaman alpukat tumbuh menyebar di dataran rendah sampai ke tinggian 1.500 m atau lebih tinggi lagi, dengan iklim basah merata sepanjang tahun sampai tipe iklim yang memiliki 1-6 bulan . pada wilayah-wilayah yang memiliki iklim 1-6 bulan kering, air lahan memegang peanan utama dan merupakan faktor penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada wilayah ini tanaman alpukat hanya akan tumbuh bila air lahan berada disekitar 2 m di bawah permukaan tanah selebihnya tanaman tidak tumbuh ( Kalie, 1997).

(2)

sakit, mengobati sariawan mencegah pengerasan arteri, melancarkan peredaran darah dan saluran kencing, antibiotik, mencegah mual-mual pada awal kehamilan, membantu perkembangan otak dan tulang belakang janin, merangsang pembentukan jaringan kolagen, menjaga kesehatan kulit, menghitamkan rambut, dan sebagai pendingin muka (masker). Daun buah alpukat biasanya digunakan untuk mengobati nyeri saraf, nyeri lambung, menurunkan darah tinggi, mengobati batu ginjal, sakit kepala, sakit perut, sakit tenggorokan, dan pendarahan. Selain buah dan daunnya, biji buah alpukat juga bisa digunakan untuk mengurangi kadar gula dalam darah, mengobati sakit gigi dan kencing manis ( Nuswamarheni, 1999).

2.2. Botani Tanaman Alpukat

2.2.1. Tanaman dan Morfologi

Dalam sistematis (taksonimi) tumbuhan, tanaman alpukat di klasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Persea

Spesies :Persea americana P. Mill

(3)

aroma penyedap. Tumbuh tersusun dalam malai pada tunas pucuk atau tunas terminal. Buahnya berukuran kecil sampai besar, beratnya bervariasi antara 100g – 230g, berbentuk beragam. Ada yang bulat, bulat lonjong, bulat agak merucing pada tangakai, atau bulat seperti bola. Dikalangan pakar buah-buahan, buah alpukat dinyatakan sebagai buah unik, merupakan satu-satunya uah berlemak dengan komposisi nutrisi dan energi buah yang tinggi. Selain itu, alpukat masih memiliki sifat untuk lain, yaitu meskipun telah tua. ( Kalie, 1997).

2.3. Jenis Alpukat

Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras, yaitu:

1. Ras Meksiko

Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan ketinggian antara 2.400-2.800 m dpl. Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini tahan terhadap suhu dingin.

2. Ras Guatemala

(4)

rusak dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.

3. Ras Hindia Barat

Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah (Andi, 2013)

2.4. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati dan simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang ditetapkan. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan atau hewan dengan menggunakan penyaring tertentu

(5)

berbeda. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, begitu juga sebaliknya. Sifat penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah kepolaran senyawa yang dilihat dari gugus polarnya (seperti OH, COOH, dan lain sebagainya). Hal ini yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas, kemampuan untuk mengekstrak, toksisitas, kemudahan untuk diuapkan, dan harga (Harbone, 1987).

Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1.Maserasi

Maserasi berasal dari kata “macerare” artinya melunakkan. Maserat adalah hasil penarikan simplisia dengan cara maserasi,sedangkan maserasi adalah cara penarikan simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama,dan seterusnya Keuntungan dari metode maserasi yaitu prosedur dan peralatannya sederhana.

2. Perkolasi

(6)

ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya.

3. Penyulingan

Penyulingan dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih yang tinggi pada tekanan udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, maka penyari dilakukan dengan penyulingan.

4. Refluks

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyaring dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyaring akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali menyaring zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian seterusnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam.

2.5. Lemak dan Minyak

(7)

Adapaun proses hidrolisis dari trigliserida tersebut adalah sebagai berikut:

CH2 O C

O

R1

CH O C

O

R2

CH2 O C

O

R3

Trigliserida (Lemak) H+ atau OH

-CH2OH

CH(OH)+ R1COOH + R2COOH

CH2OH

+ R3COOH

gliserol

asam lemak

Trigliserida dapat berwujud padat atau cair,hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagaian besar minyak nabati berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh,yaitu asam oleat,linoleat atau asam linolenat dengan titik cair yang rendah. (Ketaren. 2005)

(8)

pada minyak nabati pada suhu kamar berwujud cair karena banyak mengandung asam lemak yang tidak jenuh.(Wilbraham, 1992)

Tabel 1.2. Asam Lemak yang penting terdapat dalam minyak dan lemak Jenis asam Rumus Molekul Titik Cair (oC)

Asam Lemak jenuh

Asetat

Asam Lemak Tak Jenuh (1 ikatan rangkap)

Palmitoleat

Oleat

Rapat Gadoleat

Erukat

2 Ikatan rangkap atau lebih

(9)

Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh memiliki titik cair lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh dan merupakan dasar dalam menentukan sifat fisik lemak dan minyak. Lemak yang tersusun oleh asam lemak tak jenuh akan bersifat cair pada suhu kamar, sedangkan lemak yang tersusun oleh asam lemak jenuh akan berbentuk padat.Asam lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid /MUFA).Asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acid /PUFA) (Muchtadi.1993).

2.6. Transesterifikasi

Pada prinsipnya proses pembuatan metil ester asam lemak sangat sederhana. Metil ester dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Natrium hidroksida dan Kalium hidroksida adalah katalis yang umum digunakan. Proses ini bertujuan untuk mengubah trigliserida menjadi metil ester asam lemak.

CH2 O C

Trigliserida metanol gliserol metil ester

(Tarigan,2009).

(10)

1 mol trigliserida dan 3 mol alkohol. Dalam hal ini digunakan alkohol berlebih untuk meningkatkan yield alkyl ester dan untuk memudahkan pemisahan fasanya dari gliserol yang terbentuk (Schuchardt, 1998).

Proses transesterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, kecepatan pengadukan, jenis dan konsentrasi katalis dan perbandingan etanol-asam lemak. Proses transesterifikasi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan mendekati titik didih alkohol yang digunakan. Semakin tinggi kecepatan pengadukan akan menaikkan pergerakan molekul dan menyebabkan terjadinya tumbukan. Pada awal terjadinya reaksi, pengadukan akan menyebabkan terjadinya difusi antara minyak atau lemak sampai terbentuk metil ester. Pemakaian alkohol berlebih akan mendorong reaksi ke arah pembentukan etil ester dan semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul-molekul metanol dan minyak yang bereaksi (Hui, 1996).

2.7. Esterifikasi

Reaksi asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan senyawa melalui reaksi yang dikenal dengan nama esterifikasi, dan biasanya menggunakan katalis asam. Reaksi akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersama sedikit asam sulfat atau asam klorida. Berikut contoh reaksi esterifikai (Riswiyanto.2002) :

H3C C

O

OH

+

CH3CH2OH H

+

H3C C O

OCH2CH3 +H2O

(11)

COOH

+ CH3OH H

+ C OCH2

O

+ H20 asam benzoat metanol metil benzoat

Asam anorganik yang digunakan sebagai katalis akanmenyebabkan asam karboksilat mengalami konjugasi sehingga asam konjugat dari asam karboksilat tersebutlah yang akan berperan sebagai substrat. Cara lain dalam pembentukan ester adalah dengan melewatkan HCl ke dalam campuran reaksi tersebut dan direfluks. Cara ini dikenal dengan nama metode Fischer-Spieser. Esterifikasi tanpa katalis dapat juga dilakukan dengan satu molekul asam karboksilat dan satu pereaksi secara berlebih.Pertambahan hasil juga dipengaruhi oleh dehidrasi yang artinya menarik air terbentuksebagai hasil samping reaksi. Air dapat dipisahkan dengan cara menambahkan pelarut yang bersifat non polar seperti misalnya benzen dan kloroform sehingga air yang terbentuk akan segera terikat pada pelarut yang digunakan atau dengan menambahkan molecular (Salomons,2014).

Esterifikasi asam karboksilat dengan asam alkohol merupakan reaksi reversible.Bila asam karboksilat diesterkan, digunakan alkohol berlebih.Untuk membuat reaksi kebalikannya, yakni hidrolisis berkataliskan asam dari ester menjadi asam karboksilat digunakan air secara berlebihan. Kelebihan air akan menggeser kesetimbangan ke arah sisi asam karboksilat (Fessenden, 1992).

2.8. Interesterifikasi

(12)

bahwa interesterifikasi merupakan reaksi suatu ester dengan ester lainnya dalam molekul triasilgliserol.Reaksi ini sebenarnya tejadi sebagai penataan ulang (rearrangement) atau pengacakan residu asil dalam triasilgliserol yang menghasilkan lemak atau minyak dengan sifat-sifat yang baru (Belitz, 1987).

Reaksi interesterifikasi pada lemak atau minyak dapat terjadi secara intramolekular maupun intermolecular seperti reaksi berikut :

O

Gambar Reaksi Pertukaran Ester: (a) Reaksi Pertukaran Intramolekular, (b) Reaksi Pertukaran Intermolekular

(13)

(equilibrium) sangat lamban, trigliserida akan mengalami dekomposisi dan polimerisasi serta banyak menghasilkan asam lemak bebas (Silalahi, 1999).

Lipase merupakam enzim yang dapat mengkatalisis reaksi interesterifikasi enzim yang terutama dihasilkan dari bakteri, khamir, dan fungi ini mengkatalisis hidrolisat triasilgliserol, diasilgliserol, dan monoasilgliserol dan asam lemak bebas. Akumulasi produk hidrolisis berlangsung terus hingga tercapai suatu kesetimbangan (Willis. 1998).

2.9. Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (GC-MS)

GC-MS adalah metoda analisa dimana sampel dipisahkan secara fisik menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil (hasil pemisahan dapat dilihat pada kromatogram). Sedangkan spektroskopi massa adalah metode analisis dimana sampel yang dianalisis akan diubah menjadi ion-ion gas dan ion-ion tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa.

Pada GC hanya terjadi pemisahan untuk mendapatkan komponen yang diinginkan sedangkan bila dilengkapi dengan MS (berfungsi sebagai detektor) akan dapat mengidentifikasi komponen tersebut karena bisa membaca spektrum bobot molekul pada suatu komponen karena dilengkapi refrensi yang ada pada software, secara instrument MS adalah detektor GC.Pemisahan komponen senyawa dalam GC terjadi dalam kolom (kapiler) dengan melibatkan dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam adalah zat yang ada dalam kapiler, sedangkan fasa gerak adalah gas pembawa (He atau H2) dengan kemurnian tinggi yaitu 99,95%. Proses

(14)

diteliti dengan berkas elektron dan secara kuantitatif mencatat hasilnya sebagai suatu spektrum fragmen ion positif(Nair, 1988).

2.10. Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata,tetapi dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Ukuran bakteri berkisar antara panjang 0,5 sampai 10µ dan lebar 0,5 sampai 2,5µ (µ = 1 mikron = 0,001mm) tergantung dari jenisnya. Bakteri terdapat secara luas dilingkungan alam yang berhubungan dangan hewan,udara,air dan tanah. Bakteri berkembang biak secara aseksual yaitu dengan proses pembelahan diri menjadi dua (Buckle, 2007).

Mikroorganisme memang peranan penting dalam menganalisis sistem enzim dan dalam mengalisis komposisi suatu makanan. Bakteri merupakan organisme yang sangat kecil (berukuran mikroskopis). Bakteri rata-rata 10berukuran3 lebar 0,5 – 1

mikron dan panjang hingga 10 mikron (1 mikron - mm). Untuk melihat bakteri dengan jelas, tubuhnya perlu diisi dengan zat warna, pewarna ini disebut pengecatan bakteri.

(15)

berwarna sesuai dengan zat warna kontras. Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram negatif (Irianto, 2006).

Kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka ragam, yang berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata (Buckle, 2007).

Berdasarkan perbedaan respons terhadap prosedur pewarnaan gram dan strktur dinding bakteri, bakteri diklasifikasikan menjadi bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.

2.10.1 Bakteri gram positif

Bakteri gram positif lebih sensitif terhadap penisilin, tetapi lebih tahan terhadap perlakuan fisik dibandingkan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif sering berubah sifat pewarnaannya sehingga menunjukkan reaksi gram variabel. Sebagai contoh, kultur gram positif yang sudah tua dapat kehilangan kemampuannya untuk menyerap pewarna violet kristal sehingga dapat berwarna merah seperti bakteri gram negatif. Perubahan tersebut dapat juga disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan atau modifikasi teknik pewarnaan (Fardiaz, 1992).

Ciri-cirinya:

a) Dinding sel mengandung peptidoglikan yang tebal serta diikuti pula dengan adanya ikatan benang-benang teichoic dan teichoronic acid b) Pada umunya berbentuk bulat (coccus)

(16)

utama yaitu gentian violet dan tidak luntur bila dicelupkan kedalam larutan alkohol

d) Dibawah mikroskop tampak berwarna ungu (Nasution, 2014).

Contoh dari bakteri gram positif :

1. Staphylococcus ureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulatberdiameter 0,7-1,2 µm,tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur,fakultatif anaerob,tidak membentuk spora,dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37o C,tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25o C) (Jawetz,1994).

Staphylococcusaureus adalah bakteri genus kokus Gram-positif utama penyebabpenyakit. Bakteri ini bersifat positi-koagulase (memulai pembentukan bekuan fibrin), β-hemolitik, dan tolerangaram (halodurik). Staphylococcus aureusmemiliki protein A pada permukaannya, yang mengikat Fc Ig (menghambatfagositosis), menghasilkan pigmen kuning dan mungkin memproduksi eksotoksin Staphylococcus aureus berdiam di mukosa hidung manusia atau di kulit; kumanini menyebar melalui tangan, bersin dan lesi kulit (Hawley, 2003).

(17)

Gambar 2.10 Bakteri Staphylococcus aureus

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus terdiri atas empat jenis Keracunan makanan Staphylococcus aureus dari enterotoksin stabil terhadap panas yang terjadi akibat makanan yang kurang mendapat pendinginan dan tercemar oleh Staphylococcus aureus (misal, ham, daging yang diasinkan atau dikalengkan, kue custard, atau salad kentang). Ingesti toksin menyebabkan nyeri abdomen, muntah dan diare dengan onset cepat (1-6 jam) dan Infeksi kulit atau subkutis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus sering muncul sebagai nyeri dan panas, kemerahan dan pembengkakan subkutis. Infeksi dapat menyebabkan penyakit kulit eksfoliativa (scaldedskin syndrome) bila strainnya menghasilkan eksofoliatin. (Hawley, 2003).

2.10.2 Bakteri gram negatif

Bakteri gram negatif lebih sensitif terhadap antibiotik lainnya seperti streptomisin dan bersifat lebih konstan terhadap reaksi pewarnaan (Fardiaz, 1992). Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas satu lapisan peptidoglikan dan membran luar. Dinding selnya tidak mengandung teichoic acid. Membran luar terususun atas lipopolisakarida, lipoprotein dan pospolipid (Tortora, 2001).

(18)

a) Mengandung sedikit sekali peptidoglikan dan tidak terdapat ikatan benang-benang teichoic acid dan teichoronic acid

b) Pada umunya berbentuk batang (basil) kecuali basillus antharias dan basillus sereus

c) Pada pewarnaan gram, bakteri jenis ini tidak mampu berikatan dengan zat warna utama yaitu gentian violet dan luntur bila dicelupkan kedalam larutan alkohol

d) Dibawah mikroskop tampak berwarna merah (Nasution, 2014). Contoh bakteri gram negatif :

1. Escherichia coli

Escherichia berbatang pendek.Habitat utamanya adalah usus manusia dan hewan.

Escherichia coli dipakai sebagai organism indikator, karena jika terdapat dalamjumlah yang banyak menunjukkan bahwa pangan atau air telah mengalami pencemaran (Gaman, 1992).

2. Salmonella thypi

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria, gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifoid, dan penyakit foodborne .Spesies-spesies salmonella dapat bergerak bebas menghasilkan hidrogen sulfida (Giannella, 1996).

(19)

bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun (Taylor, 1970).

Tabel 2.1 Perbedaan bakteri gram positif dan gram negatif :

Perbedaan Bakteri gram Bakteri gram

Positif Negatif

Dinding sel :

Lapisan peptidoglikan Lebih tebal Lebih tipis

Kadar Lipid 1-4% 11-12%

Resistensi terhadap alkali KOH 1% Tidak larut Larut

Kepekaan terhadap Iodium Lebih peka Kurang peka Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin Resistensi terhadap tellurit Lebih tahan Lebih peka Sifat tahan asam Ada yang tahan Ada yang tidak

asam tahan asam

Kepekaan terhadap penisilin Lebih peka Kurang peka Kepekaan terhadap Streptomisin Kurang peka Peka

(Syahrurachaman, 1993).

Metode-metode utama yang dapat digunakan adalah : a.Metode Dilusi

(20)

diinokulasikan dengan bakteri yang diuji dan diinokulasi. Tujuan akhirnya adalah mengetahui seberapa banyak jumlah antimikroba yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang diuji. Uji kerentanan dilusi agar membutuhkan waktu yang lama.

b. Metode Difusi

Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar dengan menggunakan cakram kertas, cakram kaca, pencetak lubang. Prinsip metode ini adalah mengukur zona hambatan pertumbuhan bakteri yang terjadi akibat difusi zat yang bersifat antibakteri di dalam media padat melalui pencadang. Daerah hambatan pertumbuhan bakteri adalah daerah jernih disekitar cakram. Luas daerah hambatan berbanding lurus dengan aktivitas antibakteri, semakin kuat daya aktivitas antibakterinya maka semakin luas daerah hambatnya. Metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor fisik dan kimia, misalnya : pH, suhu, zat inhibitor, sifat dari media dan kemampuan difusi, ukuran molekul dan stabilitas dari bahan obat (Jawetz , 1996).

2.10.3 Mekanisme Kerja Antibakteri

a. Inhibitor Sintesis Dinding Sel

(21)

senyawa-senyawa yang tidak mirip seperti siklorin, vankomisin, dan basitrain merupakan zat antibakteri yang bekerja menghambat sintesis dinding sel (Setiabudi, 1995).

b. Inhibitor Fungsi Membran sel

Biasanya merupakan senyawa yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme, mempengaruhi permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa-senyawa intraseluler. Dalam hal ini termasuk senyawa yang bersifat detergen seperti polimiksin dan amfoterisin B yang berikatan dengan sterl-sterol dinding sel (Chamber, 2007). Kerusakan membran sel akan mengakibatkan keluarnya berbagai komponen penting dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat dan lain-lain (Setiabudi, 1995).

c. Inhibitor Sintesis Protein Sel

Unit ribosom pada bakteri adalah 30S dan 50S. Sintesis protein dihambat dengan mempengaruhi fungsi subunit ribosom 30S dan 50S sehingga menyebabkan penghambatan sintesis protein yang reversibel dan mengakibatkan kematian sel. Obat bakteriostatik ini meliputi kloramfenikol, golongan tetrasiklin, eritromisin, dan klindamisin (Setiabudi, 1995).

d. Inhibitor Sintesis Asam nukleat

Antibakteri yang tergolong dalam kelompok ini adalah golongan kuinolon dan rifampin. Dalam hal ini, derivat rifampin akan berikatan dengan enzim polimerisasi-RNA sehingga menghambat sintesis RNA oleh enzim tersebut. Sementara asam nalidiksat bekerja dnegan mengganggu sintesin DNA(Bilbiana, 1992).

(22)

Gambar

Tabel 1.2. Asam Lemak yang penting terdapat dalam minyak dan lemak
Gambar Reaksi Pertukaran Ester: (a) Reaksi Pertukaran Intramolekular,
Gambar 2.10 Bakteri Staphylococcus aureus
Tabel 2.1 Perbedaan bakteri gram positif dan gram negatif :

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat prosesi upacara wisuda sedang berlangsung, wisudawan/wati tidak diijinkan meninggalkan ruangan upacara, hilir mudik dalam ruangan upacara, berbicara atau

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Universitas Pembangunan

Jakarta, May 7, 2008 – PT Indosat Tbk, today sign an agreement for service enhancement of “dompetku” with several parties such as Bank Mandiri, Artajasa, Abhimata Citra Abadi,

a) Memiliki pendirian dalam menyelesaikan tugas b) Berpendirian teguh dalam menyelesaikan tugas.. Siswa dapat menentukan koordinat tiga obyek pada suatu peta terhadap

From Table 2, it can be concluded that there is a significant difference of students’ creative thinking skill in learning nutrition between groups that was taught using

Danandjaja yang membagi folklor sebagian lisan itu dari genre adat istiadat. dengan landasan teori yang kuat, niscaya sebagai segala macam

Sedangkan berdasarkan hasil one-to-one evaluation dan small group dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan pada materi volume kubus dan balok

Zaat adalah judul senandung yang ketujuh yang dibawakan dalam kesenian bordah. Adapun syair yang terkandung dilama Zaat adalah:. 1) Zaatlidaqwa tihilasyjaa