• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Kesenian Bordah Pada Adat Perkawinan Melayu Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhan Batu Utara : Kajian Folklor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tradisi Kesenian Bordah Pada Adat Perkawinan Melayu Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhan Batu Utara : Kajian Folklor"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian

yang dimaksud adalah penelaahan terhadap hasil peneltian lain yang relevan

dengan proposal skripsi ini.

Adapun penulis menyelesaikan proposal skripsi ini dengan dibantu pustaka

yang berupa buku-buku serta skripsi terdahulu, adapun skripsi yang mendukung

dengan kajian yang dianalisis ialah:

Penelitian yang dilakukan oleh Winda br Sembiring (2011: skripsi,Program

Studi dan Sastra Batak Departemen Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara). Judul penelitian ini adalah “Fungsi Guro-Guro Aron pada

Masyarakat Karo: Kajian Folklor”. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat

struktur tata cara pelaksanaan, seni tari dan musik, alat musik dalam acara, dan

fungsi dari tradisi tersebut.

Ada juga beberapa penelitian serupa yang akan dikemukakan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Aini (2013: Skripsi, Departemen

Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara). Judul

(2)

terdapat unsur kesenian budaya, hiburan pada adat perkawinan, dan juga fungsi

dari tari inai tersebut dalam upacara perkawinan. Serta melibatkan seni tari dan

musik seperti gendang.

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Yulfah Azlina Munthe (2010:

Skripsi, Universitas Negeri Medan). Judul penelitian ini adalah “Perubahan

Bordah dan Nacar Kemarendeng-endeng dalam Upacara Adat Perkawinan

Masyarakat di Kecamatan Na IX-X Aek Kota Batu Kabupaten Labuhan Batu

Utara”. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perubahan-perubahan dalam

kesenian bordah, prosesi perkawinan Melayu.

2.2Teori yang Digunakan

a.Pengertian Tradisi

Tradisi menurut etimologi adalah kata yang mengacuh pada adat atau

kebiasaan yang turun temurun, atau peraturan yang dijalankan masyarakat.

Tradisi merupakan sinonim dari kata “budaya” dimana keduanya adalah hasil

karya masyarakat yang dapat membawa pengaruh pada masyarakat tersebut

karena kedua kata ini dapat dikatakan makna dari hukum tidak tertulis dan ini

menjadi patokan norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar

adanya. Tradisi berasala dari bahasa latin traditio (diteruskan) atau kebiasaan

yang telah dilakukan dengan cukup lama dan menjadi bagian dari kehidupan

suatu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi yaitu adanya

(3)

Dalam pengertian lain tradisi ialah adat-istiadat atau kebiasaan turun-temurun

yang masih dijalankan dimasyarakat.

b. Pengertian Folkor

Secara etimologi, folk artinya kolektif, atau ciri-ciri pengenalan fisik atau

kebudayaan yang sama dalam masyarakat, sedangkan lore merupakan tardisi

dari folk. Menurut pendapat Alan dalam (Danandjaja 1997 : 1) folklore adalah

sekelompok orang yang memiliki ciri–ciri pengenalan fisik, sosial, dan

kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok–kelompok lainnya.

Folklor sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada

zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Didalam

masyarakat indonesian, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan

,agama masing-masing telah mengembangkan folklornya sendiri-sendiri

sehingga diindonesia terdapat aneka ragam folklor.

Folklor ialah kebudayaan manusia kolektif yang diwariskan secara turun

temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat.

Dapat juga diartiakan folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat

yang diwariskan secara turun–temurun, dan tidak dibukukan merupakan

kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun temurun. Kata folklor

merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar yaitu folk dan lore.

Menurut Alan dudes kata folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri

pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-

(4)

rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama yang sama

(Danandjaya 1986 : 2).

Namun yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki suatu

tradisi, yaitu kebudayaan yang telah mereka warisi secara turun temurun,

sedikitnya dua generasi, yang telah mereka akui sebagai milik bersama. Selain

itu, yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki kesadaran akan identitas

kelompok mereka sendiri.

Kata Lore merupakan tardisi dari Folk, yaitu sebagian dari kebudayaan yang

diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang yang disertai dengan

gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Dengan demikian, folklor adalah

bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisisonal, baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak

isyarat atau alat pembantu pengingat.

Arti folklor secara keseluruhan menurut Danandjaja (1997: 2) adalah

sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun

temurun, diantar kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang

berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak

isyarat atau alat pemabantu pengingat.

Danandjaja (1984 : 21-22) memetik pendapat Jan Harold Brunvard, seorang

ahli folklor amerika serikat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar

berdasarkan tipenya yaitu :

1. Folklor lisan

(5)

Pada saat penelitian, penulis akan angkat teori foklor sebagian lisan, karena

folklor sebagian lisan mencakup beberapa aspek diantaranya:

a. Kepercayaan rakyat atau yang sering disebut dengan takhayul.

b. Permainan rakyat.

c. Theater rakyat.

d. Adat istiadat.

e. Upacara rakyat.

f. Pesta Rakyat.

Teori yang akan digunakan pada penulisan proposal skripsi ini adalah teori

Danandjaja yang membagi folklor sebagian lisan itu dari genre adat istiadat.

dengan landasan teori yang kuat, niscaya sebagai segala macam yang timbul

dalam kertas kerja akan terjawab. Dimana dikatakan folklor sebagian kebudayaan

suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun, diantara

kolektif macam apa saja, secara tradisional dan mempunyai varian-varian tertentu.

Kegiatan tutur dan pewarisannya dismapaikan secara lisan, maka orang sering

menyebutnya folklor sebagai budaya lisan atau tradisi lisan. Menurut Bascom

(dalam Danandjaja, 1982:19) mengemukankan fungsi folklor antara lain:

a. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu

kolektif.

b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.

(6)

d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan

selalu dipatuhi anggota kolektifnya.

Fungsi-fungsi semacam ini, dapat dilacak berdasarkan data dilapangan.

Fungsi tersebut masih dapat berkembang. Varian-varian fungsi folklor masih

dapat dimungkinkan, sejauh didukung oleh data yang jelas.

Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1984:19) pembicaraan fungsi folklor

tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kebudayaan secara luas, dan juga dengan

konteksnya. Folklor milik seseorang dapat dimengerti sepenuhnya hanya melalui

pengetahuan yang mendalam dari kebudayaan orang yang memilikinya.

Dari berbagai fungsi tersebut berarti mengarahkan bahwa folklor memang

penting bagi kehidupan. Karya folklor yang sama mungkin berbeda di wilayah

yang lain. Fungsi sebuah folklor tergantung ekspresi pencipta dan tuntutan

Referensi

Dokumen terkait

Pokok-pokok Adat Istiadat Dalam Perkawinan Melayu Medan: Penerbit Yayasan Karya Budaya Nasional.. Butir butir sejarah suku Melayu pesisir Sumatra Timur

Bagaiman penentuan waktu pelaksanaan tradisi lisan pada upacara adat dalam masyarakat

Kesimpulan dari penelitian ini bisa diambil bahwa tradisi nasi hadap- hadapan pada masyarakat Kualuh Hilir sangat erat kaitannya dengan tingkah laku masyarakat Melayu dalam

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tradisi ini mempunyai hubungan yang sangat berpengaruh dengan kehidupan sosial masyarakat Melayu Kualuh Hilir, dimana tradisi

Melayu Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhan Batu Utara ini adalah:. Memperkuat identitas tradisi nasi hadap-hadapan Melayu

antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang ditandakan (petanda) yang.

[r]

Seluruh kawan-kawan fakultas ilmu budaya dan se Universitas Sumatera Utara dimulai dari kawan satu stambuk, senior, alumni, dan adik-adik junior yang penulis banggakan, terima