• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Lisan Cenggok-Cenggok Pada Upacara Adat Perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu-Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tradisi Lisan Cenggok-Cenggok Pada Upacara Adat Perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu-Sumatera Utara"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

LOKASI PENELITIAN

PETA PROVINSI SUMATRA UTARA

(Sumber : http://www.dakwatuna.com/2013/03/01/28657/)

(2)

Lampiran II

Pedoman Pelaksanaan Wawancara yang dilakukan kepada informan/

Riset Lapangan dengan Judul Disertasi,

Tradisi Lisan pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Panai

Labuhanbatu - Sumatera Utara

A.

PERTANYAAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1.

Apa yang anda ketahui mengenai sejarah kabupaten Labuhanbatu?

2.

Dalam berinteraksi sosial bahasa apa yang paling sering digunakan?

3.

Tahukah anda bentuk-bentuk tradisi lisan yang masih sering

dipentaskan ataupun yang sudah tidak lagi dipentaskan?

4.

Bagaimanakah dengan sistem mata pencaharian dan tingkat

pendidikan masyarakat?

5.

Apakah terdapat sistem kekerabatan pada masyarakat dan bagaimana

bentuknya?

6.

Bagaimana pula dengan sistem religi dan kepercayaan yang dianut

masyarakat?

B.

PERTANYAAN TRADISI LISAN PADA MASYARAKAT MELAYU

PANAI DI LABUHANBATU SUMATERA UTARA

1.

Menurut bapak/ibu mengapa tradisi lisan upacara adat melayu

Panai masih bertahan sampai saat ini ?

2.

Menurut bapak, seperti apakah contoh program pemerintah yang ada

di kabupaten Labuhanbatu untuk mempertahankan tradisi lisan

seperti tradisi pantun, sinandong, bordah,

cenggok-cenggok

?

3.

Bagaimana sejarah tradisi lisan yang ada di Labuhanbatu?

4.

Apakah bapak/ibu mengetahui pada masa kerajaan apa tradisi

lisan pada upacara adat mulai ada di Labuhanbatu?

(3)

masyarakat Labuhanbatu.

Bagaimana sistem kekerabatan yang ada di Labuhanbatu

6.

Bagaimanakah keadaan tradisi lisan di Labuhanbatu pada masa

lalu dan saat ini?

7.

Mengapa harus melaksanakan pertunjukan tradisi lisan pada upacara

adat ?

8.

Mengapa generasi muda Labuhanbatu saat ini kurang mempunyai

perhatian dan kepedulian terhadap tradisi lisan ?

9.

Bagaimanakah ukuran seseorang dikatakan sebagai seorang seniman

tradisi lisan yang baik?

10.

Bagaiman penentuan waktu pelaksanaan tradisi lisan pada upacara

adat dalam masyarakat Labuhanbatu

11.

Apakah ada pengulangan-pengulangan dalam bait-bait pantun dan ,

syair ? Jika ada bagaimanakah bentuk pengulangannya.

12.

Bagaimana bapak mewariskan tradisi lisan ini ?

13.

Bagaimana pendapat bapak, apabila tradisi lisan ini ditinjau dari

perspektif Islam?

14.

Sejauh mana nilai-nilai budaya yang ada dalam tradisi lisan bagi

masyarakat pendukungnya?

15.

Menurut bapak, bagaimanakah cara mewariskan tradisi lisan pada

upacara adat ini ?

16.

Adakah pola pewarisan lain dalam tradisi lisan selain pola

pewarisan secara non formal?

(4)

LAMPIRAN III

DAFTAR INFORMAN PENELITIAN

No. Nama Umur Suku Alamat Pekerjaan

Mantan anggota DPRD Lab.Batu 8. Hj. Nirwana

Nasution

58 thn Mandailing Labuhan Bilik

(5)

LAMPIRAN IV

TEKS PANTUN

Apa diusung tepak puan Batang jurame dinding perahu Apa maksud tuan dan puan

Datangnya ramai kami ingin tahu

Banyak ladang perkara ladang Indak samudah berladang padi Bukan datang sembarang datang

Datangnya kami membawa arti

Bila botul itek surati

Mari lopaskan dalam taman Bila botul membawa arti

Tolong sobut apa tujuan

Bukan kacang sembarang kacang Kacang melilit diranting kayu Bukan datang sembarang datang

Datang mengarak penganten baru

Muara Bengkalis si Tanjung Jati Simpang kanan kota Belawan Menganggok koris dipinggang kiri

Itu tuan mencari kawan

Memang Bengkalis si Tanjung Jati itulah tuah dalam nagori

Tentulah keris dipinggang kiri Barulah tandanya jantan sejati

Hang Jebat Hang Kasturi Budak-budak tanah Malaka

Kalua hondak jangan dicuri Mari kita batontang muka

Buah salak dalam piring Ada madu di dahan kayu

Satu jalak satu biring Bila diadu barulah tau

(6)

Sireh nanggalak pinang manari

Maaf langkah kami hadang Pencak silat harus lestari

Bila tempurung bakulit sabut Usung tepak sirih dan puan

Kalau itu yang tuan maksud Silakan masuk tuan dan puan

Maniti batang laju bajalan Kayu sabilah buat pegangan

Tumpang batanya kepada tuan Kamana tepak kami serahkan

Bukan kapak sumbarang kapak Kapak baliong batangnya kayu

Bukan tepak sumbarang tepak Tepak pamukak adat Melayu

Tampak bale basorta puan

Sudah menjadi gonggaman tangan

Tumpang balek batanya tuan Kamana tepak kami sorahkan

Ambek akar batangnya kopak Supaya sonang mambuat jamban

Karana sudah batukar tepak Ada kombur kita toruskan

Hujan lebat di Kuala Simpang

Anak nelayan menangkap jaring Kalau kudengar suara gendang Kaki tak tahan hondak menar

Sungguh cantik siburung enggang

Hidup bertengger diranting jati Tolong mainkan abah sitai gubang Supaya sama kita menari

Kalo tuan pergi keTebing tinggi

(7)

Musik ...

Daun semangka buah kelapa

Jatuh sedikit ditengah batu

kami ucapakan selamat berjumpa dalam acara menghibur tamu

angin berhembus dari utara

gelombang menuju arah selatan sambutlah salam dari saya walau bukan berjabat tangan

Ass...WR.Wb

Alhamdulillah Wasyukurillah kami dari group Al-Fuza

………..

bertegur sapa bersopan santun

begitu adat melayu lama bordah dibuka beriring pantun

itu persembahan dari Al-Fuza

Buah kedondong buah belimbing Jangan dipetik dipagi hari

Kedua mempelai duduk bersanding oleh tuan bentangkan tari

Lal lau lek si lal lau kong

budak kocek ondak di dukong pogi ka kode bajual jagong

bolikan kain pandukong

apa badorak apa adorom

orang manobang pisang mudanya ngapa tagolak ngapa tasonyom

(8)

Sungai Barumun kota betuah Di tengah-tengah si pulau Kantan

Bukanlah penganten kami nak berkad nikah Mengapa gerangan tuan tahan

Kapal berlayar ke pulau Bintan Banyak penumpang muatan sarat

Maka penganten masih ditahan Karena belum memberi syarat

Pohon dadap bercabang dua Udara sejuk tidak bersalju

Terimalah ini tuan sebagai syarat Kami nak masuk ni bukalah pintu

Batu belah batu bertanduk Legenda cerita tanah Melayu

Pemberian kami ni sudahlah cukup Kalo nak masuk bukalah pintu

Wahai pengantin janganlah bimbang Kalo nak masuk ucapkanlah salam

Anak pengantin pake selendang Bunyi dentum suara gendang

Tuan rumah janganlah bimbang Sebelum masuk kami takkan pulang

Pekanbaru kota betuah

Disana banyak orang Melayu Wahai rombongan janganlah marah Kami bergurau akrabkan gurau

Ambil rotan buat pengikat

Lukah diajun sebelum dianyam

Dari London kami pun tau adat istiadat Nak masuk kami berucap salam

(9)

Tepung tawar memakai balai

Itu berkah amat bernilai Bapak ibu amat berderai

Bagaikan bunga mekar ditangkai

Burung gagak dikira balam

Hidup bertengger di dahan kayu Kalo pengantin hendak masuk

Cabutlah dulu jerat di pintu

Tepung tawar adat utama

Sejak zaman Siti Nurbaya

Semoga penganten sehat dan damai

Membuat senang jiran tetangga

Kalau ada dari ulama

Tolong disarikan di pagi hari Pak ustadz sudah berikan siraman

Untuk bekal dihari nanti

Hidup ini peuh cobaan

Bagai bahtera ditengah lautan Tabahkan diri kuatkan iman

Berserah diri kepada tuhan

Larut malam pasti berjalan

Pasang pelita di dalam taman Untuk mewakili dari undangan

(10)

LAMPIRAN V- TEKS SYAIR

Syair lagu Cenggok-cenggok

Lagu pusaka nan lama

Dikembangkan oleh masyarakat kita

Alu a merajalolo…., alu a merajalolo

Hai lagu bacenggok Lagu nan lama

Hai lagu bacenggok Lagu nan lama

Syair Bordah

Eeee….Eeeeeeee…Aaaaaaaaaaaaaai

Ai Malim Ai Malim Wim Biro Ai Doo ooo Naji II Maa

Ai Do Aai Allah Lajooo Men

Ai Pala Ai Pala Waturo oo Ai Be

Ai Maula Ai Maula Wai Yosa Aileee Mewa Aa Sa Aa Ajle Medan

Ai Nae Ee Mo Ai a’a Aaa

Ai Allah Au Au Badan

(11)

Ai Balekho Oooi Lake Ee Kom

Ai Na’a Ai Allah Lahe Ee Me

SYAIR

DALAM BENTUK PANTUN

Teks 1

Judul :

Warosa

Kampong salamat pokannya baru Kampung selamat pekannya baru Makan salada bekawan susuk Makan selada bekawan susu

Semoga selamat penganten baru Semoga selamat pengantin baru Dari anak sampai kecucu Dari anak sampai kecucu

Ibu-ibu jalan kakandis Ibu-ibu jalan kekandis

Panggang balanak dengan sisiknya Panggang belanak dengan sisiknya

Ibu bapak jangan manangis Ibu bapak jangan menangis Anak mambawa untong nasibnya Anak membawa untung nasibnya

Kalo pangantin poi kamokah Kalau pengantin pergi ke Mekah Tolong bawakkan permata batu Tolong bawakan permata batu

Kalo panganten mencari nafkah Kalau pengantin mencari nafkah Jangan lupakan yang lima waktu Jangan lupakan yang lima waktu

Teks 2

Judul : Pilandok

Pilandok-pilandok tekial-kial…… Pilandok-pilandok tekial-kial…… Pilandok-pilandok tekial-kial…… Pilandok-pilandok tekial-kial…….

Pilandok-pilandok tekial-tekial….. Kancil-kancil berjingkat-jingkat Kona jorat pilanduk Sembilan mata Kena jerat kancil Sembilan mata

(12)

Teks 3

Judul : Anak Itek

Anak ikan dimakan ikan Anak ikan dimakan ikan Ikan dimakan di kepalanya Ikan dimakan di kepalanya Tau makan tau manyimpan Tau makan tau menyimpan

Rasia jangan tuan bukakan Rahasia jangan tuan bukakan

Anak itek teronang-ronang Anak itik berenang-renang Dari Aceh ke Batubara Dari Aceh ke Batubara Ambek sireh betali bonang Ambil sirih bertali benang

Tanda kita basudara Tanda kita bersaudara

Syair Lagu Gubang

Eeee….Eeeeeeee…Aaaaaaaaaaaaaai

Sayanglah si bacok si buah bacok ala kunun Sayang si bacok si buah bacok ala kunun Bacok teracak di haluan

Eeee….Eeeeeeee…Aaaaaaaaaaaaaai

Bagai ma o o dak masuk a ak bayo….. Aaaaaaaaai

Musuh tepacak di tanjung puan

Bukanlah bacok sembarang bacok K aka pariuk di ranting kayu

Bukanlah datang sembarang datang Datang menghibur penganten baru

Gu gu gu gu gu gu gu gu gu gu gu gubang Gu gu gu gu gu gu gu gu gu gu gu gubang

Syair lagu Makan Sirih

Makan sirih berpinang tidak Adatlah resam pusaka Melayu

Makan sirih berpinang tidak

Makanlah sirih berpinanglah tidak berpinanglah tidak

Sirihlah dimakan sirih dimakan di tanahlah Deli

(13)

Walaupun sirih mengenyanglah tidak mengenyanglah tidak Adatlah resam pusaka Melayu

Makan sirih mengenyang tidak Adatlah resam pusaka Melayu

2. Lirik Endeng-endeng

Endeng hu endeng si pucuk ni dulang-dulang elek do pupu elek dohot si boru tulang

Endeng ma endeng kalettek dohot sipatu

ulang au elek-elek ho anak ni namboru

Endeng hu endeng si pucuk ni bulu tolang

ulangma pupu menjeng ale boru tulang

Endeng ma endeng sibarebe tu sikkoru ulang dok au namenjeng o anak ni namboru

Mandurung di aek sosa dodas dapotan bulu kola mangan hurkur au rela asalma ho anggi margambira

Sipirok tu Sidippuan boluson mada pargarutan sadarion do abang rela atcogot roma parbadaan

Endeng hu endeng siratting ni riang-riang

homaia anggi parumaen ni dainang

Endeng ni endeng bahatma maratti batu bahat dope nalain baen parumaen ni namboru

Roda-roda roda jait jaitonna abit salendang

bahatpe anggi nalain ho do anggi mangoban sonang

roda-roda roda jait ulang ma gutting bola-bola ra do au abang satahi asal ulang man dua roha

Endeng ni endeng melati tu bunga raya

anggo nung songoni satahi hita saroha

(14)

marema tapa boa tu ama inanta

Endeng ni endeng melati tu bunga raya

anggo nung songoni satahi hita saroha

Endeng ni endeng sitangkis sipartappua

(15)

LAMPIRAN VI

Gambar Jenis Tumbuhan yang digunakan dalam Upacara Tepung Tawar

(16)

Gambar 2. Daun Ganda Rusa /sitawar

(Justicia gendarussa vulgaris)

Gambar 3. Daun Sipenuh(Eurycles ambourensis),

(17)

Gambar 5. Pepulut(urena lobata)

Gambar 6. JEJURUN (Starcytarpheta folia)

(18)

LAMPIRAN VIII

– BAHASA MELAYU DIALEK PANAI

Aek

= Air

Abah untuk menyebutkan kakak laki-laki

Akak dan Atak untuk menyebutkan kakak perempuan

Atok untuk penyebutan ayah dari orang tua

Awak

= untuk menyebutkan diri (saya)

Aya’ dan Untu untuk penyebutan ayah

Bagika

= Begini

Balobas

= Penggaris/rol

Bapikekh

= Berpikir

Bawak

= Bawa

Bina

= Dibina

Botul jake kolok sukhat ika buatku

Botullah

= Betullah

Copat

= Cepat

En

= Itu

En Lako Tong

= Itulah kau kesini kesitu

Enen

= Kesana

Enen ketehen

= Kesanalah

Ciduk

= Gayung

Dimasokkannya

= Dimasukkannya

Hakhi

= Hari

Ika

= Ini

Ika Kasika

= Kemarilah

Incek dan Ocek

= Untuk penyebutan adek laki-laki ayah

Indak

= Tidak

Indak Bakhapa

= Tidak Berapa

Jang

= Kata seru misal yang lobatan jang! (sangat lebat)

Jogal

= Tegang

Ka

= Ke

Kadalam

= Kedalam

Kaih

= Kami

Kaih Len Jang

= Kami lah itu

Kakhena

= Karena

Kakhena ondak copat-copat, jadi talupa = karena hendak cepat-cepat jadi terlupa

Kamudian

= Kemudian

(19)

Kolok

= Kalau

Kukhasa

= Kurasa

Latong

= Pulak

Lobah

= Lebah

Lobas, tolop

= Sanggup, mau, dan mampu

Lobat

= Lebat

Manggarunyam

= Gatal yang teramat sangat

Manunggu

= Menunggu

Marsak

= Gelisah atau banyak masalah

Mambawak

= Membawa

Mamak, Omak, untuk penyebutan ibu

Niku

= Kataku

Saukhang Tatangga = Seorang Tetangga

Siapa lem

= Siapa itu

Sidor

= Sering

Sikang

= Sekarang

Sikolah

= Sekolah

Sodang Basantap = Sedang Bersantap

(20)

Solop

= Selop

Sumbayang

= Salat

Sunge

= Sungai

Sungai

= Laut

Tain

= Tadi

Tatangga

= Tetangga

Tatanggaku

= Tetanggaku

Tokhus

= Terus

Uan, Atok Ibu dan Andong untuk penyebutan Ibu dari Orang Tua

(21)

LAMPIRAN IX

(22)
(23)
(24)
(25)

Gambar

Gambar Jenis Tumbuhan yang digunakan dalam Upacara Tepung Tawar
Gambar 2.  Daun Ganda Rusa /sitawar
Gambar 5. Pepulut (urena lobata)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahwa tradisi berbalas pantun selalu digunakan pada upacara adat perkawinan masyarakat Melayu Kecamatan Meral

Penelitian tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan salah satu rangkaian acara yang terdapat pada upacara perkawinan adat besar Angkola yakni acara

Penelitian tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan salah satu rangkaian acara yang terdapat pada upacara perkawinan adat besar Angkola yakni acara marosong-osong

Tradisi ini juga adalah hasil dari kesepakatan yang tidak tertulis itu sebenarnya sudah ada pada surat tumbaga holing (di dalam jiwa masyarakat adat) dalam menjalani

berdrama, dan lomba seni. Pementasan tradisi marosong-osong dalam upacara adat perkawinan yang dikemas dalam bentuk hiburan pertunjukan, telah dilakukan oleh

Gelas yang berisikan nasi putih atau kuning dalam tradisi nasi hadap- hadapan pada upacara adat Perkawinan Melayu Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara

tidak ada tradisi kesenian bordah dalam upacara adat perkawinan Melayu

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan bahwa dalam upacara adat perkawinan masyarakat Melayu Desa Pekaka, Kecamatan Lingga Timur, Kabupaten Lingga, tradisi