• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Lisan Cenggok-Cenggok Pada Upacara Adat Perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu-Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tradisi Lisan Cenggok-Cenggok Pada Upacara Adat Perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu-Sumatera Utara"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI LISAN CENGGOK-CENGGOK PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MELAYU PANAI LABUHANBATU - SUMATERA

UTARA

ABSTRAK

Disertasi ini membahas tentang tradisi lisan cenggok-cenggok pada upacara adat perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu-Sumatera Utara. Tradisi tersebut merupakan rangkaian upacara adat yang masih hidup dan berkembang pada etnik Melayu Panai di Labuhanbatu Sumatera Utara. Pesatnya arus balik budaya global menyebabkan tradisi itu terancam kelestariannya dan tidak diminati lagi oleh sebagian masyarakat Melayu Panai terutama generasi muda. Fenomena ini merupakan salah satu yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian tentang tradisi lisan pada upacara adat Melayu Panai. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bentuk performansi tradisi lisan cenggok-cenggok pada upacara adat perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu, (2) bentuk teks, koteks, dan konteks, (3) bentuk, kearifan lokal, (4) model revitalisasi tradisi lisan cenggok-cenggok pada upacara adat perkawinan Melayu Panai Labuhanbatu. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik. Data dianalisis secara kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori tradisi lisan dengan pendekatan etnografi,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk performansi tradisi lisan cenggok-cenggok pada upacara adat perkawinan Melayu Panai mengalami perubahan dengan penyajian yang lebih sederhana dan waktu pementasan yang lebih dipersingkat, dikarenakan efisiensi waktu. Tradisi lisan ini tidak terlepas dari teks, koteks, dan konteksnya. Tradisi lisan cenggok-cenggok mengandung nilai-nilai kearifan lokal yakni kearifan lokal kesejahteraan dan kedamaian yang merupakan kearifan inti, yang dapat dijadikan pedoman hidup oleh masyarakat Melayu Panai dalam bertingkah laku. Kearifan ini berwujud pada penghargaan atas warisan budaya lokal, seiring dengan proses regenerasi pada masyarakat Melayu Panai agar generasi muda tetap mempertahankan warisan budayanya. Pelestarian budaya dapat terwujud melalui revitalisasi dengan mekanisme pewarisan alamiah yang berlangsung secara turun-temurun, secara lisan, melalui unjuk libat pertunjukan tradisi dan mekanisme pewarisan non alamiah melalui pelatihan di sekolah sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal, lewat sanggar kesenian dan mengadakan festival budaya tradisi.

Kata kunci :Tradisi lisan cenggok-cenggok, performansi, kearifan lokal, revitalisasi.

i

(2)

CENGGOK-CENGGOK ORAL TRADITION ON THE WEDDING CEREMONY OF PANAI MALAY LABUHANBATU-SUMATRA UTARA

ABSTRACT

This study investigates cenggok-cenggok oral tradition on the wedding ceremony of Panai Malay Labuhanbatu-Sumatera Utara. The tradition is a series of traditional ceremonies which are still alive and practiced in the ethnic of Panai Malay Labuhanbatu. The rapid impact of modern global culture has threatened the tradition and it is no longer of interest to some of Panai Malay people especially to younger generation. This phenomenon is one of the reasons to conduct this research on this oral tradition on the Panai Malay traditional ceremony. This issues investigated in this research are (1) the form of cenggok-cenggok oral tradition performance, (2) the form of text, cotexts, and contexts, (3) forms, local wisdom, (4) a revitalization model of cenggok -cenggok oral tradition on the traditional wedding ceremony of Panai Malay . This research is analytic descriptive research . The data are analyzed by using descriptive qualitative. The theory applied is oral tradition with ethnographic approach. The result showed that the performance form of cenggok-cenggok oral tradition on the traditional wedding ceremony of Panai Malay has changed with a simpler presentation and a shorter performance, because of time, efficiency. This oral tradition cannot be separated from text, cotexts, and context. Cenggok-cenggok oral tradition contained with local wisdom values that are local wisdom prosperity and peace which is the core wisdom, which can be life guidance to Panai Malay people in behaving. This wisdom is manifested in the form of appreciation to their local cultural heritage, along with the process of regeneration in Panai Malay people in order to preserve their cultural heritage. Cultural preservation can be realized through the revitalization with the natural heritage mechanism that goes from generation to generation, orally through demonstrating the tradition and the mechanism of unnatural heritage through training at schools as a part of the local curriculum, through the art studio and performing traditional cultural festival.

Keywords: cenggok-cenggok oral traditon, performance, local wisdom, revitalization.

ii

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahi robbil’ alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan atas rahmat-Nya sehingga penulit dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

perusahaan-perusahan pencari laba yang bergelut dengan industri dan produksi kreatif dan sirkulasi budaya (Holt & Perren 2009, 146-147). Dalam kerja media,

Namun, kedua spesimen tersebut menunjukkan kurva histeresis yang tidak stabil dan tidak berulang, tekuk pada bresing, dan gaya tekan maksimum yang lebih kecil

Dalam aktivitas dakwah dengan mad’u yang merupakan pengguna internet (user), sehingga mereka tidak hanya mencari informasi, namun dengan informasi yang didapatkannya

Rainforest Alliance œuvre à conserver la biodiversité et à garantir de meilleures conditions de vie par la transformation des pratiques d’utilisation de la terre, des

Pada komponen Evaluasi input meliputi beberapa aspek, yaitu: 1) Input karakteristik ABK terdiri dari adanya siswa berkebutuhan khusus dalam tahun berjalan, dan

TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PADA PERJANJIAN KONTRAK KERJA ANTARA KARYAWAN DENGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT. FEEDMILL INDONESIA MEDAN ) ini mulai dari awal sampai

Kemampuan untuk memilah unit-unit mana yang akan dioperasikan pada berbagai level pembebanan menunjukkan bahwa program yang dibuat berdasarkan algoritma dalam penelitian ini