Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
pembelajaran anak dengan gangguan
spektrum autistik
Departemen PENDIDIKAN KHUSUS
Fakultas ilmu pendidikan
Universitas pendidikan indonesia
i
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikkATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayah- Nya
kami telah mampu menyusun Laporan Implementasi Program Pembelajaran
Anak dengan Gangguan Spektrum Autistik. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Anak dengan Gangguan Spektrum
Autistik.
Kami menyadari bahwa selama penyusunan laporan ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dra. Oom Siti Homdijah, M.Pd., dan dr. Euis Heryati, M.Kes yang telah
membimbing selama menyusun laporan ini;
2. Rekan-rekan sekelompok yang telah bekerja sama serta saling memotivasi
untuk menyelesaikan penyusunan laporan ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda, aamiin. Tak
ada gading yang tak retak, oleh karenanya, penulis dengan tangan terbuka
menerima kritik dan saran yang membangun. Terima kasih.
Bandung, Januari 2016
ii
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR — i
DAFTAR ISI — ii
LATAR BELAKANG — iii
1.
AUTISM SPECTRUM DISORDER DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYAAutism Spectrum Disorder — 1 Karakteristik — 2
Diagnostic Statistical Manual IV — 3 Klasifikasi — 4
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran — 6
2.
PROGRAM, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL INTERVENSIIdentitas Anak — 9
Waktu dan Tempat Pelaksanaan — 9 Penilaian Asesmen — 11
Data Penilaian Kuantitatif dan Kuantitatif Aspek Perkembangan — 22 Profil Anak — 29
Program Intervensi — 30 Analisis Hasil Pelaksanaan — 32 Penilaian — 34
3.
PENUTUPKesimpulan — 35 Saran — 36
LAMPIRAN — 37
iii
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikLatar belakang
Setiap orang berhak memeroleh pendidikan, hambatan apapun yang
melatarbelakanginya. Pendidikan ramah anak adalah pendidikan yang mampu
diakses oleh setiap anak tanpa terkecuali, dengan berfokus pada potensi yang
mereka miliki, bukan pada hambatan mereka.
Anak yang mempunyai hambatan perkembangan atau child with
developmental impairment sangat memerlukan perhatian dan waktu yang penuh
dalam layanan pendidikannya. Sebagaimana yang terjadi pada anak dengan
spekstrum autistik atau Autism spectrum Disorder (ASD) meliputi anak yang
mempunyai hambatan interaksi, komunikasi, dan perilaku.
Kompleks masalah yang dialami anak ASD tidak hanya mengakibakan
hambatan dalam belajar namun juga dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
Meskipun demikian, tidak berarti anak ASD tidak mempunyai potensi yang bisa
dikembangkan. Sekitar 20% dari populasi ASD memiliki taraf kecerdasan
rata-rata sampai di atas rata-rata-rata-rata.
Upaya pendidikan yang dirancang secara khusus membutuhkan
keterlibatan berbagai ahli sesuai tingkat hambatan dan kebutuhan yang dialami
anak. Di sinilah pentingnya kerja sama dan koordinasi berbagai pihak terkait
dalam upaya penanganan anak dan menjalankan peranannya sebagai tim
penanganan yang komprehensif.
Salah satu pihak terkait yang dimaksud adalah tenaga pendidik. Dalam
ranah pendidikan, tahap pertama dalam penanganan anak autis adalah
melakukan asesmen untuk mengetahui tingkat hambatan dan kemampuan anak
sebagai dasar pertimbangan dan pengembangan program pembelajaran. Atas
dasar itulah kami membuat buku berisi hasil observasi mulai dari asesmen
sampai pelaksanaan program pembelajaran ini sebagai wujud nyata peranan
1
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik1
Autism spectrum disorder
(ASD)
dan pelaksanaan program
pembelajarannya
Autism Spectrum Disorder
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang
berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gelaja
tampak pada usia sebelum 3 tahun. Autis juga merupakan suatu konsekuensi
dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang
mempengaruhi banyak fungsi-fungsi persepsi, imajinasi dan perasaan
(Trevarthen, dkk, 1998).
Autis muncul pada tahun 1943 oleh Leo Kanner (Trevarthen, 1998).
Karakteristik di bawah ini tampak sebelum usia 30 bulan atau 2,5 tahun, yaitu:
1. Tidak mampu untuk membangun hubungan sosial
2. Gagal menggunakkan bahasa secara normal dengan maksud komunikasi
3. Terobsesi untuk memelihara kesamaan
4. Ketertarikan yang sangat kuat untuk satu benda
5. Potensialitas kognitif bagus
Autistik adalah suatu keadaan dimana sorang anak berbuat semaunya
sendiri baik secara berpikir maupun berprilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak
usia masih muda, biasanya sekitar usia 2 – 3 tahun. Autistik ditandai oleh
2
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik1. Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
2. Tidak bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya.
3. Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan mental
pada anak= autistic-children).
4. Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan
tidak padan.
Autistik bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan
gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan social, kemampuan
berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autism seperti hidup
dalam dunianya sendiri. Autistik tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu
kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata
lain, pada anak autism terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan
(gangguan pervasif).
Karakteristik
Karakteristik anak autis secara nyata mempunyai kesulitan untuk belajar
berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Banyak juga di antara mereka suka
menyakiti dirinya sendiri dan berperilaku sangat ekstrim misalnya suka
melakukan kegiatan gerak yang sama selama berjam-jam setiap waktu atau
stereotype (Alloy, L.B 2005: 93).
Karakteristik lainya dari segi intelegensi autism rendah, IQnya yang rendah
(60% penderita autism memiliki IQ dibawah 50). Namun demikian, 20% dari
anak autism masih mempunyai IQ > 70. Kemampuan khusus seperti membaca,
berhitung, menggambar, melihat penanggalan, atau mengingat jalanan yang
banyak lika-likunya kurang. Anak autism berarti anak yang kurang bias bergaul
atau kurang bias mengimbangi anak sebayanya. Tetapi tidak sampai seperti anak
down syndrome yang idiot, atau anak yang gerakan otaknya kaku, pada anak
3
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikDiagnostic Statistical Manual
(DSM IV)
DSM IV yang dikembangkan oleh American Psychiatric Association (APA,
1994) adalah sebagai berikut :
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukkan oleh paling sedikit
dua di antara yang berikut ini:
a. Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku nonverbal
(bukan lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gesture, dan gerak
isyarat untuk melakukan interaksi sosial.
b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya yang
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain.
d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik
dengan orang lain.
2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit
salah satu di antara yang berikut ini:
a. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan
(tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur
atau mimic muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi).
b. Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau
melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan
sederhana.
c. Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip
(meniru-niru) atau bersifat idiosinktratik (aneh)
d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru
4
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik3. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip seperti yang
ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini:
a. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang terbatas atau
stereotip yang bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun fokus.
b. Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik
(kebiasaan tertentu) yang nonfungsional (tidak berhubungan dengan
fungsi).
c. Perilaku gerakan stereotip dan repetitive (seperti terus menerus
membuka-tutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakan tubuh
dengan cara kompleks.
d. Keasyikan yang terus-menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda.
Klasifikasi
Dodd (2005) menuliskan derajat hambatan pada anak autis yang
dibedakan dalam kelompok: asperger syndrome, rett syndrome, child
disintegratif disorders, pervasive developmental disorders – not other wise (PDD-NOS).
Asperger Syndrome
Asperger syndrome oleh para praktisi sering disebut sebagai anak autis
yang high functioning. Mereka memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak pada
umumnya. Asperger (Dianne Zager, 2005) menggambarkan bahwa asperger
syndrome merupakan hambatan qualitatif dalam hubungan sosial yang timbal
balik, dimanifestasikan dengan hubungan yang tidak luwes, sensitivitas,
kesadaran yang memadai tentang keunikan sudut pandang, perasaan dan sikap
terhadap orang lain. Asperger Syndrome gagal untuk mengapresiasi makna
5
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikbahwa komentar dan prilaku memiliki dampak emosional terhadap orang lain.
(Klin, Schultz, Rubin, Bronen & Volkmar, 2001; Shamay-Tsoory, Tomer, Yaniv
&Aharon Perezt, 2002 dalam Dianne Zager, 2005).
Asperger syndrome tidak memiliki hambatan berarti dalam bahasa dan
perkembangan kognitif mereka mereka juga tidak mengalami keterlambatan.
Dengan intervensi yang tepat dalam berkomunikasi dan berinteraksi serta
intervensi perilaku secara dini, mereka dapat berkembang optimal dan bisa
mencapai tingkat akademik yang tinggi.
Rett Syndrome
Rett Syndrome mulai ditemukan oleh seorang dokter dari Austria yang
bernama Andreas Rett. Tahun 1966 Rett melaporkan bahwa ada 22 orang anak
perempuan dengan sindrom yang terdiri dari: gerakan tangan yang stereotip,
demensia, perilaku autistik, ataksia, pertumbuhan terhenti. Rett Syndrome
memiliki karakteristik pola kognitif dan stagnasi secara fungsional berikut
kemunduran pertumbuhan dan perkembangan otak. Rett Syndrome kebanyakan
(sebanyak 80%) dialami oleh anak-anak perempuan. (Richard Van Acker,
Jennifer A. Loncola, Eryn Y. Van Acker dalam Fred R. Volkmar, Rhea Paul, Amy
Klin, Donald Cohen, 2005).
Child Disintegrative Disorder
Child Disintegrative Disorder merupakan bentuk regresif Pervasive
Depelopment Disorders yang lain dan mulai digambarkan sebagai disintegrative
psychosis oleh Heller pada awal tahun 1990 an. Satu persepuluh umumnya sama
seperti autis (Volkmar, Klin, Marras, 1997 dalam Zager, 2005). Perkembangan
anak CDD nampak sempurna seperti anak-anak pada umumnya pada
6
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistiksekurang-kurangnya dua dari bidang-bidang berikut: bahasa, keterampilan
sosial, bermain, keterampilan gerak, dan toileting.
Pervasive Developmental Disorders-not other wise (PDD-Nos)
Nos tidak mudah untuk diidentifikasi, dilihat dari usia terjadinya
PDD-Nos tidak ada ketentuan, hambatan dalam keterampilan sosial bisa ada bisa tidak
ada, keterampilan komunikasi cukup sampai baik, rentang IQ tunagrahita berat
sampai normal.
Prosedur Pelaksanaan Program Pembelajaran
Gambar 1.1 Prosedur Pelaksanaan Program Pembelajaran
Bagan di atas merupakan prosedur yang dilaksanakan oleh kelompok,
berikut penjabarannya: Identifikasi Anak
Autis
Asesmen Anak Auitis
Analisis data hasil asesmen
Profil kebutuhan, kemampuan dan hambatan anak Pembuatan
program intervensi Pelaksanaan
Program Intervensi
7
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
Identifikasi anak autis
Tahap ini terdiri dari pengisian tabel inventori oleh guru, wawancara guru,
dan wawancara orang tua. Hasil dari identifikasi ialah ditemukannya beberapa
orang subyek yang menyandang autis berdasarkan kriteria pada instrumen yang
diberikan.
Asesmen anak autis
Hasil identifikasi belum mampu menggambarkan keadaan sepenuhnya
tentang anak autis yang ditemukan, karenanya dibutuhkan tahapan lanjutan
yaitu asesmen. Proses asesmen dilaksanakan untuk memberikan gambaran
tentang kemampuan dan kebutuhan anak mulai dari aspek motorik, kognitif,
sosial emosi, dan interaksi komunikasi. Hasil asesmen akan dijadikan acuan
dalam proses penyusunan program pembelajaran
Analisis hasil asesmen
Hasil asesmen kemudian diproses dan disajikan dalam bentuk angka dan
deskripsi, disebut juga data hasil asesmen kuantitatif dan kualitatif. Penyajian
data ini dilakukan untuk mempermudah dalam membaca hasil asesmen.
Profil kemampuan, hambatan, dan kebutuhan
Proses berikutnya ialah menyajikan hasil asesmen dalam bentuk profil.
Adapun hasil yang disajikan lebih terarah pada hambatan utama yang dialami
8
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
Pembuatan program intervensi
Berdasarkan profil anak, program intervensi disusun dengan mengacu
pada kebutuhan anak untuk dijadikan tujuan intervensi, dan kemampuan anak
untuk menentukan metode pengajaran yang sesuai.
Pelaksanaan program intervensi
Program yang telah dibuat kemudian dilaksanakan bersama anak.
Pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan, kemudian membandingkan
hasil pada dua pertemuan tersebut apakah terjadi peningkatan atau masih tidak
sama sekali.
Penilaian dan evaluasi
Hasil pelaksanaan program kemudian diproses menjadi skor dan
digunakan sebagai dasar pengajuan rekomendasi bagi intervensionis, guru, dan
9
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik2
PROGRAM, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS
HASIL INTERVENSI
Identitas Anak
Nama : ZEY
TTL : Bandung, 23 Agustus 2007
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun 8 bulan
Anak ke : 1
Alamat : Jalan Tentram Dalam No 16
Agama : Islam
Sekolah : SLB Muhammadiah
Riwayat Perkembangan
Pre Natal
Sebelum kelahiran, ibu tidak memiliki penyakit, tetapi pada saat
sebelum mengandung ZEY ibu mengidap penyakit TB (kelenjar di leher). Ibu
tidak mengkonsumsi obat-obatan pada saat mengandung. Umur kandungan
ZEY adalah 9 bulan 1 minggu.
Natal
Anak saat dilahirkan dalam keadaan normal (menangis). Ibu melahirkan
10
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikmengalami pendarahan pada saat melahirkan. Ibu memiliki sepupu yang
merupakan anak berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita.
Post Natal
Pada masa setelah dilahirkan anak tidak mengalami masalah
pencernaan. Perkembangan bahasa anak pada usia sebelum 3 tahun adalah
normal. Anak bisa memanggil ayah dan ibu kepada orangtuanya, bahkan
mampu menyanyikan lagu anak populer seperti “topi saya bundar”. Selain
ekspresif, perkembangan bahasa reseptif anak juga normal, anak dapat
memahami lagu yang sedih bahkan sampai menangis.
Saat memasuki usia 2,5 tahun ZEY menunjukkan perubahan. Anak jadi
tidak mau berbicara, suka menyendiri, dan menunjukkan ketertarikan
terhadap suatu barang dengan intensitas yang lama. Contohnya ketertarikan
ZEY terhadap bungkus kopi, tutup gelas, bola, dan selendang. Saat diasesmen,
ZEY menunjukkan ketertarikannya terhadap bola dan selendang.
Pada usia 3 tahun ZEY semakin membuat khawatir kedua orang tuanya
sehingga Posyandu menyarankan mereka untuk merujuk ZEY ke RSHS. Hasil
tes BERA menunjukkan pendengaran anak yang normal. Menurut diagnosa
Dokter, ZEY menyandang hyperactive (bukan autis), namun dokter
menyarankan agar ZEY tidak sering dibiarkan menyendiri karena menurutnya
bila terus dibiarkan, perilaku ZEY akan semakin menunjukkan
kecenderungannya sebagai anak autis.
Ketika menginginkan sesuatu, ZEY mengungkapkannya dengan
menarik tangan ibu/ayahnya tanpa berkata-kata. Setelah umur ZEY lebih dari
3 tahun perilaku-perilaku aneh semakin tampak seperti menggunakan bahasa
yang diulang-ulang seperti “kakaka” dan motorik stereotip seperti melihat jari
-jari tangannya lalu meremas-remas tangannya. Saat diajak mengobrol atau
11
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikbermain dengan teman di lingkungan rumahnya karena setiap pulang sekolah
anak selalu naik ke kamar atas dan bermain sendiri dengan melakukan
perilaku yang diulang-ulang seperti memutar-mutar kerudung, selendang,
atau baju yang panjang. Tidak hanya itu, ZEY juga suka memutar-mutar bola,
guling, atau barang apapun dengan menggunakan kakinya.
Ekspresi muka anak ketika diajak berbicara adalah datar dan tampak
acuh tak acuh. Sehingga tidak menunjukkan interaksi yang baik dengan
keluarga, tetangga, maupun teman-temannya. ZEY selalu diingatkan untuk
menyalami tangan kedua orang tuanya ketika hendak berangkat sekolah, ZEY
selalu menurut jika hanya 3 orang yang disalaminya. Jika lebih dari itu, ZEY
tidak mau bahkan sampai tantrum. Anak tidak dapat berbagi kesenangan
dengan orang lain, juga acuh terhadap teman sebayanya. Rutinitas anak
setiap hari sama kecuali pada hari libur. Pada saat sekolah anak bangun,
mandi, sarapan lalu berangkat sekolah. Setiap berangkat sekolah anak selalu
diantar oleh pamannya tidak mau oleh orang lain, apabila tidak dengan
pamannya maka anak mengamuk. Pada hari libur anak selalu mengamuk
karena biasanya sekolah tetapi libur.
Pelaksanaan Asesmen
Tujuan asesmen yaitu untuk memperoleh data yang relevan, obyektif,
akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini, serta bertujuan untuk
mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan
belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya,
serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak.
Sebelum melaksanakan pembelajaran terhadap anak autis tentunya kita
harus melaksanakan proses asesmen terlebih dahulu. Asesmen yang diujikan
kepada anak meliputi aspek motorik, kognitif, interaksi sosial, dan aspek sosial
12
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
Waktu dan tempat pelaksanaan
Pertemuan ke-1 implementasi program pembelajaran dilaksanakan pada:
hari : Minggu
tanggal : 17 November 2015
tempat : Jalan Tentram Dalam No 16
Pertemuan ke-2 implementasi program pembelajaran dilaksanakan pada:
hari : Selasa
tanggal : 24 November 2015
tempat : SLB Muhamadiyah
Hasil Asesmen
Asesmen perkembangan motorik
Aspek Kemampuan
Sub Aspek
Kemampuan Butir Instrumen
Penilaian
Ket M TM
Motorik Kasar 0-2 tahun
Kemampuan telungkup
-Telungkup
-Mengangkat kepala
-Dada terangkat, menggunakan tangan untuk menopang √ √ √ Anak mampu telungkup, mengangkat kepala, dada terangkat menggunakan tagan untuk menopang. Kemampuan berguling
-Berguling √ Anak memiliki kemauan untuk berguling. Kemampuan menopang sebagian berat dengan kaki
-Merangkak √ Anak melewati tahapan perkembangan merangkak. Duduk tanpa
ditopang
-Duduk tanpa ditopang
√ Anak dapat duduk tanpa ditopang Berdiri -Berdiri tanpa
ditopang
-Berjalan dengan merambat dinding atau penopang
-Berdiri sendiri
-Berlajan sendiri
√ √ √ √
Anak mampu tanpa ditopang lalu dalam hal berjalan anak mengalami
13
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikMotorik Kasar 2-7 tahun
Kemampuan Menangkap dan melempar bola
-Menangkap bola
-Melempar bola
√
√
Anak mampu menangkap bola sesuai dengan intruksi dari intervionis Anak mampu
melempar bola, namun ketika
intervionismenginstruk sikan anak tidak melakukannya. Kemampuan
Mendaki
-Naik tangga -Turun Tangga
√ √
Anak sudah mampu untuk naik dan turun tangga sendiri. Kemampuan
Berlari
-Berlari dengan jarak 1m dan berhenti
√ Anak mampu berlari namun ketika diinstruksikan anak tidak melakukan hal tersebut
Kemampuan Mengendarai sepeda
-Mengendarai sepeda roda 3 -Mengendarai
sepeda roda 2
√
√ Anak belum mampu mengendarai sepeda roda 3 ataupun roda 2
Kemampuan Melompat
-Melakukan 4 lompatan dengan 1 kaki
-Melakukan 4 lompatan dengan 2 kaki
√
√ Anak mampu melakukan 4 lompatan dengan satu kaki maupun dua kaki. Namun ini berdasarkan hasil pengamatan kegiatan sehari-hari anak ketika sedang bermain
Kemampuan menendang bola
-Kemampuan menendang bola ke arah target
√ Anak tidak mampu menendang ke arah target dengan tepat Motorik Halus 0-2 tahun Kemampuan genggaman palmer (menggenggam dengan seluruh tangan) -Menggenggam gelas
-Memegang boneka -Menggenggam pensil √ √ √ Anak mampu menggenggam benda. Kemampuan genggaman pengapit (menggenggam dengan ibu jari
14
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikdan jari telunjuk) Kemampuan menjangkau benda
-Mengambil mainan √ Anak dapat
menjangkau benda Motorik Halus 2-7 tahun Memindahkan benda -Memindahkan kacang
√ Anak mampu ketika memindahkan kacang Kelenturan
tangan
-Meremas tisu -Meremas kertas
√
√ Anak tidak dapat meremas tisu dan meremas kertas
Asesmen perkembangan sosial emosi
Aspek Kemampuan
Sub Aspek
Kemampuan Butir Instrumen
Penilaian
Ket M TM
Emosi Takut - Menunjukan rasa takut terhadap benda, binatang, atau hal lain.
√ Anak menunjukan rasa takut terhadap kucing.
Malu - Menunjukan rasa malu ketika
bertemu seseorang yang baru
dikenalnya - Menunjukkan rasa
malu ketika ketika melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kebiasaan
√
√ Anak tidak merasa malu ketika assesor datang kerumahnya.
Anak mengutarakan ekspresi malu ketika anak kentut.
Sedih - Menunjukkan rasa sedih ketika kehilangan barang atau benda yang disayanginya.
√ Anak menangis ketika kain yang selalu anak mainkan tidak ada.
Marah - Menunjukan rasa marah ketika barang
kesayangannya diambil
15
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikSenang - Menunjukkan rasa senang ketika diajak bercanda
√ Anak merespon dengan senyuman
Sosial Kerjasama - Menunjukkan kerjasama dalam bermain masak-masakan bersama teman sebayanya
√ Anak cenderung tidak ada kemauan untuk bergaul dengan teman sebayanya. Persaingan - Menunjukkan
persaingan dalam bermain
√ Anak tidak dapat menunjukkan persaigan dalam bermain. Kemurahan hati - Menunjukkan kemurahan hati dengan berbagi sesuatu dengan saudara atau teman sebaya
√ Anak menunjukan kasih sayang terhadap adiknya dengan selalu mengalah apabila adiknya merebut barang miliknya. Respon positif terhadap stimulus yang diberikan
- Menghampiri bila dipanggil namanya - Tersenyum sebagai
respon terhadap perhatian yang diberikan orang lain kepadanya √ √ Anak menghampiri bila dipanggil namanya. Anak merespon dengan senyuman ketika diajak berinteraksi.
Asesmen perkembangan kognitif
Aspek Kemampuan
Sub. Aspek
Kemampuan Butir Instrumen
Penilaian
Ket. M TM
Kognitif 0-2 tahun (sensori-motor)
- Refleks sederhana
- Menghisap putting susu atau botol - Memalingkan muka
ketika pipinya disentuh √ √ Anak mampu menghisap putting susu atau botol pada saat bayi dan anak memberikan respon dengan cara menggerakaan bola matanya ke arah pipi yang disentuh. - Kebiasaan
pertama dan reaksi
- Menghisap ibu jari √ Anak tidak
16
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistiksirkular primer - Reaksi sirkular sekunder
- Bayi berbisik agar seseorang tetap dekat
√ Anak menangis ketika ayah nya tidak ada.
- Koordinasi reaksi sirkular sekunder
- Bayi menggunakan alat bantu untuk mengambil mainan yang tidak bisa diraihnya
√ Ketika anak tidak dapat menjangkau benda yang tinggi, maka anak menggunakan alat bantu. - Reaksi sirkuler tersier, kebaruan dan rasa ingin tahu
- Bayi menjatuhkan suatu benda - Bayi
memutar-mutar benda - Bayi membenturkan benda dengan benda lainnya √ √ √ Anak dapat menjatuhkan benda dan dapat memutar mutar benda seperti roda sepeda dengan tidak sesuai
fungsinya.
- Internalisasi skema
- Bayi menirukan apa yang pernah dilihatnya (menangis)
√ Bayi menangis ketika ibunya tidak ada
Kognitif 2-7 (praoperasiona l)
-Simbolis - Egosentris: tabung
dan warna
- collective monolog.
√
√
Anak dapat menunjukkan egosentrisnya ketika anak di hadapkan dengan warna kemudian intervionis menginstruksikan untuk mengelompokkanya, anak menunjuknya dengan tidak tepat setelah 3 kali intervionis menginstruksika anak tetap tidak dapat
17
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikmonolog, sering kali anak berbicara atau berguman dengan benda yang ia anggap hidup, misalnya bola. -Intuitif - Konservasi jumlah
- Konservasi panjang
√ √
Anak belum mampu dalam hal konservasi jumlah ataupun konservasi panjang -Pengelompok kan - Warna - Bentuk - Ukuran √ √ √
anak belum mampu mengelompokkan warna bentuk ataupun ukuran.
Asesmen perkembangan interaksi
Aspek Yang Diamati Hasil Pemaparan Kejadian
(Reaksi)
Ada Tidak
Respon Terhadap Stimulus Auditori Respon anak ketika dipanggil namanya. Arah : Depan Belakang Samping Kiri Samping Kanan √ √ √ √
Anak menoleh tetapi tidak ada kontak mata.
Respon anak ketika disapa. “Hai”
“Hallo”
√
√ Anak menoleh tetapi tidak ada kontak mata. Respon anak ketika didengarkan
suara.
- Suara Hp - Mainan
√
√ Anak tidak menghiraukan suara hp ataupun mainan.
Respon anak mencari sumber bunyi. √ Anak hanya diam dan tidak menghiraukan bunyi yang ada. Respon Terhadap Stimulus Visual
Respon kontak mata ketika diajak bebicara.
√ Tidak ada kontak mata. Respon ketika diperlihatkan sesuatu
benda (mainan).
- Bentuk yang menarik. - Warna yang menarik
√
√
18
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikAnak selalu mengambil benda dalam warna apapun kemudian memakannya. Karena anak kira benda yang berwana itu pemen. Respon mata ketika mengikuti gerak
tangan.
√ Anak tidak merespon ketika ada lambaian tangan.
Respon ketika membedakan sesuatu, berupa :
- Bentuk - Warna
√ √
Anak tidak dapat membedakan bentuk dan warna.
Kesadaran Akan Keberadaan Orang lain. Respon ketika ada orang yang duduk didekatnya.
√ Anak tidak menghiraukan orang yang ada di dekatnya.
Respon Terhadap Stimulus Taktil Respon terhadap sentuhan, ketika : Disentuh/diusap bahu. Disentuh/diusap kepala/dibelai. Disentuh tangan. √ √ √
Anak hanya diam ketika diberikan sentuhan misalnya ketika anak menangis kemudian di elus anak hanya diam.
Asesmen perkembangan komunikasi
A. Bicara
No. Aspek yang diamati
Hasil
Keterangan Normal Ada
kelainan
1. Keadaan organ bicara. Keadaan bibir.
a. Bentuk fisiknya b. Fungsi/gerakannya.
Keadaan lidah. a. Bentuk fisiknya b. Fungsi/gerakannya.
Keadaan rahang. a. Bentuk fisiknya. b. Fungsi/gerakannya.
19
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikKeadaan langit-langit
a. Bentuk. √
2. Keadaan suara waktu berbicara √ Anak dapat berbicara, hanya dapat mengeluarakn lafal yang tidak jelas, seperti
“babababa”
3. Penunjang kelancaran berbicara.
Keadaan pernafasan Keadaan pendengaran.
√ √
Mampu Tidak Kemampuan menghisap.
Kemampuan meniup. Kemempuan mengunyah. Kemampuan menelan. Kemampuan menggigit
√ √ √ √ √
4. Kemampuan berbicara.
Mengucapkan bunyi ujaran.
Mengucapkan suku kata.
Mengucapkan kata. a. 2 suku kata. b. 3 suku kata.
Mengucapkan Kalimah. a. 2 kata.
b. 3 kata/lebih
√
√
√ √
√ √
Lancar Tidak Keterangan 5. Kelancaran pengucapan. √ Anak belum mampu lancar
dalam pengucapan.
B. Bahasa reseptif
Aspek Butiran Soal Hasil Keterangan Mampu Tidak
20
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikA. Membedakan suara hewan.
Cocokanlah bentuk bunyi dibawah ini dengan gambar hewan yang ada !
“Auuuummm..”
“meong..”
“mbee…”
“kukuruyuk..”
√
√
√
21
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikB. Membedakan bunyi huruf
a. Membedakan fonem -bunyi “F” dengan “V” -bunyi “S” dengan “Z” -bunyi “C” dengan “J” -bunyi “B” dengan “D”
√ √ √ √
C. Pemahaman kata-kata.
a. Kata benda - pensil - buku - penghapus
b. Kata kerja -ambil -lempar -berdiri
c. Kata sifat -rajin -malas √ √ √ √ √ √ √ √
D. Pemahaman kalimat sederhana.
a. Kalimat perintah -Ambil buku itu! -Buang sampah ini! -Tulis nama kamu! -Perhatikan papan tulis!
b. Kalimat pertanyaan. -Siapa nama kamu? -Dimana rumahhmu? -Kapan kamu makan?
√ √ √ √ √ √ √ E. Pemahaman terhadap simbol (non verbal)
Sebutkan makna dari simbol-simbol dibawah ini
a.
b.
√
22
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikC. Bahasa ekspresif
Aspek yang diamati Hasil Keterangan Mampu Tidak
Kemampuan mengungkapkan keingginan yang jelas.
-Ingin makan -ingin BAK/BAB
√ √
Anak tidak mampu mengunkapkan
keinginannya. Anak hanya selalu langsung mengambil makanan yang di
inginkannya tanpa berbicara terlebih dahulu.
Berbicara ketika ditanya. -Sudah makan ? -Sudah menulisnya ? -Diaman rumahnya ?
√ √ √
Anak tidak menghiraukan pertanyaan yang diajukan oleh asesor.
Pengucapan Artikulasi dalam berbicara.
-Mengucapkan vokal
“A”,“I”,“U”,“E”,“O” -Mengucapkan konsonan
“B”,“C”,“D”,“S”,“J”, dsb. -Mengucapkan kata
-Mengucapkan kalimat sederhana.
√
√ √ √
Menyanyikan lagu. √
Penilaian Kuantitatif dan Kuantitatif
Aspek Perkembangan Motorik
Motorik Kasar (0-2 tahun)
Mampu : x 100% = 90%
Tidak Mampu : x 100% = 10%
Motorik Kasar (2-7 tahun)
Mampu : x 100% = 70%
23
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
Motorik Halus (0-2 tahun)
Mampu : x 100% = 100%
Tidak Mampu : x 100% = 0%
Motorik Halus (2-7 tahun)
Mampu : x 100% = 33,33%
Tidak Mampu : x 100% = 66,67%
90
70
10
30
M O T O R I K K A S A R ( 0 - 2 T A H U N )
M O T O R I K K A S A R ( 2 - 7 T A H U N )
M TM
1
0
0
3
3
,3
3
0
6
6
,6
7
M O T O R I K H A L U S 0 - 2 T A H U N
M O T O R I K H A L U S 2 - 7 T A H U N
M OTO R I K H A LU S
24
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikBerdasarkan hasil data kuantitatif perkembangan aspek motorik
kasar anak dari sepuluh aspek yang diujikan kepada anak, anak sebagian
besar sudah mampu melakukan gerakan motorik kasar secara mandiri,
tetapi yang belum mampu anak lakukan adalah mengendarai sepeda
roda 3 ataupun 2, menendang bola dengan sesuai arah target, hal
tersebut memang kegiatan yang hampir tidak pernah dilakukan oleh anak.
Kemudian, dari segi aspek motorik halus yang diujikan kepada anak,
secara keseluruhan yang diujikan kepada anak, pada tahapan
perkembangan 0-2 Tahun, motorik halus anak sudah baik, hanya pada
tahapan perkembangan umur 2-7 Tahun anak hanya bisa melakukan
satu aspekyaitu mengambil benda, selanjutnya anak belum mampu
melakukan gerakan meremas, baik meremas tisu atau meremas kertas..
Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi
Aspek Emosi
Mampu : x 100% = 85,714%
Tidak Mampu : x 100% = 14,286%
85,714
14,286
M T M
E M O S I
25
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikPerkembangan aspek emosi anak sudah dapat dikatakan baik, karena
pada semua aspek yang diujikan anak sudah mampu mengungkapkan mulai
dari aspek takut, malu, marah,sedih dan senang. Hanya beberapa aspek
saja yang belum anak kuasai yaitu mengemukakan ungkapan malu, yang
dalam hal ini anak belum mampu menunjukkan ekspresi malu ketika ada
orang yang belum dikenalnya datang, hal ini berbeda dengan anak-anak
pada umunya.
Aspek Sosial
Mampu : x 100% = 60%
Tidak Mampu : x 100% = 40%
Dari beberapa aspek yang diujikan pada aspek social, anak bisa
mengungkapkan ekspresi dari aspek persaingan, kemurahan hati, dan
respon positif terhadap stimulus yang diberikan namun pada aspek
kerjasama anak belum mampu menunjukan sikap tersebut, khususnya
dalam bermain bersama temannya.
60
40
M T M
S O S I A L
26
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
Aspek Perkembangan Kognitif
Sensorimotor (0-2 tahun)
Mampu : x 100% = 90%
Tidak Mampu : x 100% = 10%
Praoperasional (2-7 tahun)
Mampu : x 100% = 14,28%
Tidak Mampu : x 100% = 85,72%
Pada aspek kognitif, terdapat dua tahapan perkembangan yaitu tahap
sensori motor (0-2 Tahun) dan tahap pra operasional (2-7 tahun). Saat ini
perkembangan anak baru mencapai tahap sensorimotor, hal ini berdasarkan
beberapa poin instrumen yang diujikan kepada anak. Sehingga dalam tahap pra
operasionalnya masih harus dibimbing.
90
14,28 10
85,72
S E N S O R I M O T O R ( 0 - 2 T A H U N )
P R A O P E R A S I O N A L ( 2 - 7 )
A S P E K KO G N I T I F
27
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik
Aspek Perkembangan Interaksi Komunikasi
Interaksi
Dari pengamatan hasil grafik dapat dilihat bahwa dari ke empat spek
stimulus yang diujikan kepada anak, respon positif yang paling menonjol
ditunjukkan anak adalah terhadap adanya stimulus taktil, pada prosesnya pada
saat anak diberikan stimulus taktil, anak membalas stimulus tersebut dengan
gestur anak yang memang berubah pada saat kondisi sebelum diberikan
stimulus. Kemudian respon terhadap stimulus auditori, pada saat pemberian
stimulus anak merespon dengan gestur yang berbeda sebelum diberikan
stimulus, hal tersebut sama dengan pemberian stimulus taktil, setelah itu respon
terhadap stimulus visual, pada respon ini kebanyakan stimulus yang diberikan
anak kurang tertarik, pada kondisi ini, anak langsung memrebut segala yang
dilihatnya kemudian memakan kertas-kertas yang diberikan. Selanjutnya, respon
anak ketika adanya orang lain hanya acuh dan tidak peduli.
5
5
,5
6
3
3
,3
3
0
1
0
0
4
4
,4
4
6
6
,6
7
1
0
0
0
S T I M U L U S A U D I T O R I
S T I M U L U S V I S U A L
K E B E R A D A A N O R A N G L A I N
28
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikKomunikasi (Bicara dan Bahasa)
Pada penilaian aspek komunikasi dibagi kedalam 3 bagian, yaitu aspek
bicara, bahasa ekspresif dan bahasa reseptif. Pada ketiga aspek ini, hal positif
yang mampu anak lakukan yaitu pada aspek bicara, meskipun pada aspek ini
anak memang belum mampu bicara secara jelas, pada aspek bicara ini anak baru
mampu mengeluarkan suara-suara tetapi artikulasi serta maknanya belum jelas.
Berbeda halnya pada aspek bahasa ekspresif dan reseptif, pada aspek ini anak
belum mampu menjunjukan respon terhadap aspek-aspek yang diberikan.
Secara keseluruhan tahapan anak pada bahasa ekspresif dan reseptif, belum
mampu anka kuasai.
Berdasarkan hasil asesmen, kami menyimpulkan bahwa anak
membutuhkan program pembelajaran untuk membantu meningkatkan
kemampuan interaksi komunikasi anak, yang mana pada penyusunannya
mengacu pada profil anak berikut.
7
7
,2
7
0 0
2
2
,7
2
1
0
0
1
0
0
B I C A R A B A H A S A E K S P R E S I F
29
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikProfil Anak
Berdasarkan hasil analisis asesmen maka didapatkan profil anak sebagai
berikut:
Kemampuan
1) Anak mampu melakukan kegiatan motorik halus dan motorik kasar sesuai
tahap perkembangannya
2) Anak mampu menujukkan beberapa aspek dalam sosial emosi seperti
malu, sedih, marah dan kadang menghampiri jika dipanggil namanya.
3) Dalam perkembangan interaksi dan komunikasinya, anak sudah berada
pada tahap agenda sendiri
Hambatan
1) Anak memiliki hambatan dalam kognitif, pada tahap ini kognitif anak baru
mencapai tahap pra operasional (2-7 Tahun) yaitu egosentris dan
collective monolog.
2) Anak memiliki hambatan dalam perkembangan interaksi dan komunikasi
pada tahap meminta, komunikasi awal dan tahap berpasangan
Kebutuhan
1) Anak membutuhkan pembelajaran pada tahap interaksi dan komunikasi
dari mulai tahap meminta sampai dengan tahap berpasangan.
2) Anak membutuhkan pembelajaran mengenai aspek-aspek
perkembangan yang dapat menunjang kemandiriannya.
3) Anak memerlukan pembelajaran kognitif, yaitu pembelajaran pra
30
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikProgram Pembelajaran
Aspek Kebutuhan
(tujuan) Media Aktifitas IntePrvensi
Alokasi
Waktu Evaluasi
Interaksi dan komunikasi
Anak dapat mengungkapkan keinginan makan dan minum dengan media kartu bergambar.
Kartu bergambar (makan dan minum)
Kegiatan awal:
Mempersiapkan materi dan media pembelajaran
Berdo’a
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti:
Guru menjelaskan macam-macam kartu bergambar yaitu kartu bergambar makanan dan kartu bergambar minuman beserta benda konkretnya. Guru menunjukkan gambar
makanan kemudian
memberikan makananya kepada anak.
Guru menunjukkan gambar minuman kemudian
memberikan minumannya kepada anak.
Guru menjelaskan kegunaan kartu makanan yaitu ketika anak ingin makan maka anak menunjukkan kartu yang bergambar makanan.
2 x 30 menit/ pertemuan
Tes Perbuatan:
Guru memberikan stimulus makanan dan minuman di hadapan anak, kemudian
perhatikan respon anak.
Penilaian:
Anak dikatakan berhasil apabila dapat
menggunakan kartu bergambar sesuai dengan keinginannya yaitu makan atau minum.
31
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik Guru menjelaskan kegunaan kartu minuman yaitu ketika anak ingin minum maka anak menunjukkan kartu yang bergambar minuman.
Kegiatan Akhir:
Evaluasi mengenai kegiatan hari ini dengan cara Guru
memberikan stimulus makanan dan minuman di hadapan anak, kemudian perhatikan respon anak.
32
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikAnalisis Hasil Pelaksanaan
Pelaksanakan intervensi yang telah penyusun lakukan terbagi dalam dua
pertemuan. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :
Pertemuan 1
Program ini dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa, 17
November 2015. Pada aspek ini pembelajaraan yang dilakukan adalah
tentang interaksi komunikasi menggunakan kartu bergambar yang berfungsi
untuk anak dalam meminta makan dan minum.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan, maka didapatkan
hasil sebagai berikut :
Hal pertama yang dilakukan asesor adalah anak diberikan kartu
bergambar yaitu kartu bergambar makanan dan kartu bergambar minuman
dimana kedua kartu ini berfungsi sebagai media untuk anak ketika ia ingin
meminta makan atau minum. Pada beberapa pembelajaran anak masih tidak
mampu fokus terhadap intruksi dari asesor, ia cenderung fokus terhadap
lingkungan sekitar, namun ketika anak dihadapkan dengan makanan yang
dibawa oleh asesor, anak justru fokus terhadap makanan tersebut. Beberapa
kali asesor mencoba menarik perhatian anak agar mampu memperhatikan
intruksi, tetap saja anak belum mampu fokus bahkan ketika asesor
menunjukan kartu bergambar tersebut ia justru menjilat kartu karena ia
mengira bahwa kartu itu adalah makanan. Karna hal tersebut maka asesor
mencoba mengalihkan perhatiaan anak dengan cara mengambil makanan
dan minuman agar tidak berada dihadapan anak.
Ketika hal ini dilakukan anak mencari-cari makanan tersebut, ia
merengek dan mengambil bungkusan makanan sehingga ibunya mulai turut
serta agar anak mampu fokus. Anak mulai fokus ketika sang ibu memberikan
33
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikbagi asesor dalam memberikan intruksi pada anak karena perlahan anak
mampu memahami intruksi yang di berikan asesor hingga anak pun dalam
beberapa kali tes perbuatan anak mampu menunjukan apa yang dia inginkan
dengan menggunakkan kartu bergambar hanya dua kali.
Pertemuan 2
Program yang dilaksanakan pada pertemun kedua yaitu hari Selasa, 23
November 2015. Pada pertemuan ini, program yang diberikan sama yaitu
mengenai interaksi komunikasi menggunakan kartu bergambar yang
berfungsi untuk anak dalam meminta makan dan minum. Pada pelaksanaanya,
dilaksanakan di sekolah dan dengan tanpa bantuan ibu. Pada pelaksanaannya,
intervensionis kembali membawa media kartu bergambar yaitu gambar
makanan dan minuman botol, selain itu menyediakan makanan konkrit
supaya anak tertarik untuk mau belajar, setidaknya untuk bisa mulai duduk
dan memperhatikan. Anak diberikan kartu bergambar yaitu kartu bergambar
makanan dan kartu bergambar minuman dimana kedua kartu ini berfungsi
sebagai media untuk anak ketika ia ingin meminta makan atau minum. Karena
mobilitas anak di sekolah sangat luas, hal tersebut sulit untuk anak mengikuti
pembelajaran yang diajarkan, setelah mendapatkan makanan anak langsung
pergi kembali tanpa memperhatikan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pertemuan kedua ini, anak melakukan pembelajaran secara mandiri, sangat
terlihat perbedaan dengan melakukan kegiatan yang dilakukan di rumah,
pada pertemuan ini tidak adanya reinforcment yang biasanya didapatkan
anak dari ibu pada prosesnya. Intervensionis mengajarkan dan mengenalkan
kartu bergambar kepada anak, kemudian intervensionis memberikan
makanan jika anak berhasil mengikuti interuksi. Ternyata pada
pelaksannaannya anak hanya berfokus pada makanan yang dibawa oleh
intervensionis, kemudian meminta makanan dengan cara mengambil kartu
34
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikUntuk itu, pada pertemuan ini, anak belum mampu melaksanakan
pembelajaran mengenai interaksi dan komunikasi yang di kompenssasikan
melalui media kartu bergambar.
Penilaian
Tes Perbuatan
Guru memberikan stimulus makanan dan minuman di hadapan anak,
kemudian perhatikan respon anak.
Adapun penilaian yang diberikan adalah :
Anak dikatakan berhasil apabila dapat menggunakan kartu bergambar sesuai dengan keinginannya yaitu makan atau minum.
Anak dikatakan tidak berhasil apabila anak langsung mengambil makanan atau minuman tanpa menggunakan kartu bergambar.
Maka setelah kami melakukan evaluasi dan proses pembelajaran
secara berulang kali, anak belum berhasil memahami pembelajaran yang
disampaikan karena ketika kurang lebih 10 kali pembelajaran pada setiap
pertemuannya, anak belum dapat meminta menggunakan gambar melainkan
anak langsung mengambil kartu bergambar secara acak dan kadang-kadang
langsung mengambil makanannya tanpa tidak mengetahui apakah makanan
35
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik3
penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan mengenai perkembangan
motoric, kognitif, social emosi dan interaksi komunikasi yang paling
membutuhkan penanganan adalah dalam perkembangan interaksi komunikasi
dalam aspek bahasa ekspresif. Maka dari itu berdasarkan analisis hasil asesmen,
kami menyusun suatu program intervensi mengenai perkembangan interaksi
komunikasi dalam aspek bahasa ekspresif yaitu meminta dengan menggunakan
media kartu bergambar, program ini menggunakan media kartu bergambar
karena memang anak masih belum bisa bicara dan lebih mengandalkan visual
maka salah satu cara agar anak dalam mengungkapkan keinginannya yaitu
dengan media kartu bergambar.
Berdasarkan hasil implementasi program intervensi anak dengan
gangguan spectrum autistik, didapatkan bahwa anak masih memerlukan
pembelajaran pada tahap perkembangannya, sebelum nantinya mendapatkan
pembelajaran dari segi akademiknya. Perkembangan interaksi dan komunikasi
anak autis salah satu aspeknya yaitu bahasa ekspresif. Berdasarkan hasil analisis,
program yang kami berikan untuk anak dalam bahasa ekspresif belum berhasil
dalam dua pertemuan karena anak harus secara ruti dalam pembelajaran
meminta menggunakan media kartu bergambar. Maka Guru dan orangtua harus
melakukan intervensi lagi kepada anak dalam aspek bahasa ekspresif yaitu
36
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikSaran
Program intervensi meminta menggunakan kartu bergambar dapat
diterapkan oleh orangtua dan guru. Karena anak lebih mengandalkan visual
maka media yang cocok adalah kartu bergambar agar anak lebih mudah dalam
pembelajaran mengenai perkembangan interaksi komunikasi dalamaspek
37
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistiklampiran
1. Kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan
2. Instrumen asesmen perkembangan
3. Dokumentasi
38
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 1
kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan
KISI-KISI INSTRUMEN ASESEMEN PERKEMBANGAN MOTORIK (HURLOCK & SANTROCK)
No. Aspek Kemampuan Sub Aspek Kemampuan
1. Motorik Kasar 0-2 tahun Kemampuan telungkup
Kemampuan berguling
Kemampuan menopang sebagian berat dengan kaki
Duduk tanpa ditopang Berdiri
2. Motorik Kasar 2-7 tahun Kemampuan Menangkap dan melempar bola
Kemampuan mengangkat objek Kemampuan Mendaki
Kemampuan Berlari
Kemampuan Mengendarai sepeda Kemampuan Melompat
Kemampuan menendang bola 3. Motorik Halus 0-2 tahun Kemampuan genggaman palmer
(menggenggam dengan seluruh tangan)
Kemampuan genggaman
pengapit (menggenggam dengan ibu jari dan jari telunjuk)
Kemampuan menjangkau benda 4. Motorik Halus 2-7 tahun Memindahkan benda
Kelenturan tangan
KISI-KISI INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSI (HURLOCK)
No. Aspek Kemampuan Sub Aspek Kemampuan 1. Emosi 2-7 tahun Takut
39
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikMarah Senang 2. Sosial 2-7 tahun Kerjasama
Persaingan Kemurahan hati
Respon positif terhadap stimulus yang diberikan
KISI-KISI INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF (PIAGET)
No. Aspek Kemampuan Sub Aspek Kemampuan 1. Kognitif 0-2 tahun
(sensori-motor)
Refleks sederhana
Kebiasaan pertama dan reaksi sirkular primer
Reaksi sirkular sekunder
Koordinasi reaksi sirkular sekunder Reaksi sirkuler tersier, kebaruan dan rasa ingin tahu
Internalisasi skema 2. Kognitif 2-7
(praoperasional)
Simbolis Intuitif
Pengelompokkan
KISI-KISI INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN INTERAKSI
No Aspek yang diamati
1 Respon Terhadap Stimulus Auditori
2 Respon Terhadap Stimulus Visual
3 Kesadaran Akan Keberadaan Orang lain.
4 Respon Terhadap Stimulus Taktil
KISI-KISI INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN KOMUNIKASI (BICARA DAN BAHASA)
No Aspek Aspek yang diamati
1 Bicara Keadaan organ bicara.
40
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikKemampuan berbicara. Kelancaran pengucapan. 2 Bahasa Reseptif Persepsi auditori (verbal)
Pemahaman terhadap simbol (non verbal)
3 Bahasa Ekspresif Kemampuan mengungkapkan keingginan yang jelas.
Berbicara ketika ditanya.
Pengucapan Artikulasi dalam berbicara.
41
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 1
instrumen asesmen perkembangan
INSTRUMEN ASESEMEN PERKEMBANGAN MOTORIK (HURLOCK & SANTROCK)
No. Aspek Kemampuan
Sub Aspek Kemampuan Butir Instrumen
1. Motorik Kasar 0-2 tahun
Kemampuan telungkup -Telungkup
-Mengangkat kepala
-Dada terangkat, menggunakan tangan untuk menopang Kemampuan berguling -Berguling Kemampuan menopang
sebagian berat dengan kaki
-Merangkak
Duduk tanpa ditopang -Duduk tanpa ditopang Berdiri -Berdiri tanpa ditopang
-Menarik diri untuk berdiri
-Berjalan dengan merambat dinding atau penopang
-Berdiri sendiri
-Berlajan sendiri 2. Motorik Kasar
2-7 tahun
Kemampuan Menangkap dan melempar bola
-Menangkap bola -Melempar bola
Kemampuan mengangkat objek
-Kemampuan mengangkat benda 5kg
Kemampuan Mendaki -Naik tangga -Turun Tangga
Kemampuan Berlari -Berlari dengan jarak 1m dan berhenti
Kemampuan
Mengendarai sepeda
-Mengendarai sepeda roda 3
-Mengendarai sepeda roda 2
Kemampuan Melompat -Melakukan 4 lompatan dengan 1 kaki
42
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikKemampuan menendang bola
-Kemampuan menendang bola 25cm ke arah target 3. Motorik Halus
0-2 tahun
Kemampuan genggaman palmer
(menggenggam dengan seluruh tangan)
-Menggenggam gelas -Memegang boneka -Menggenggam pensil
Kemampuan genggaman
pengapit(menggenggam dengan ibu jari dan jari telunjuk)
-Mengambil kelereng -Mengambil kacang
Kemampuan menjangkau benda
-Mengambil mainan
4. Motorik Halus 2-7 tahun
Memindahkan benda -Memindahkan pensil Kelenturan tangan -Meremas tisu
-Meremas kertas -Meremas plastisin
INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSI (HURLOCK)
No. Aspek Kemampuan
Sub Aspek Kemampuan
Butir Instrumen
1. Emosi Takut - Menunjukan rasa takut terhadap benda yang membahayakan Malu - Menunjukan rasa malu ketika
bertemu seseorang yang baru dikenalnya
- Menunjukkan rasa malu ketika ketika melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kebiasaan
Sedih - Menunjukkan rasa sedih ketika kehilangan barang atau benda yang disayanginya.
- Menunjukkan rasa sedih ketika ibu tidak berasa di sampingnya Marah - Menunjukan rasa marah ketika
barang kesayangannya diambil - Menunjukkan rasa marah ketika
kemauannya tidak dituruti Senang - Menunjukkan rasa senang ketika
43
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik2. Sosial Kerjasama - Menunjukkan kerjasama dalam bermain masak-masakan bersama teman sebayanya
Persaingan - Menunjukkan persaingan dalam bermain
Kemurahan hati
- Menunjukkan kemurahan hati dengan berbagi sesuatu dengan saudara atau teman sebaya Respon positif
terhadap stimulus yang diberikan
- Menghampiri bila dipanggil namanya - Tersenyum sebagai respon terhadap perhatian yang diberikan orang lain kepadanya
- Membalas ketika diberikan lambaian tangan
INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF (PIAGET)
No. Aspek Kemampuan
Sub. Aspek Kemampuan
Butir Instrumen
1. Kognitif 0-2 tahun (sensori-motor)
-Refleks sederhana - Menghisap putting susu atau botol
- Memalingkan muka ketika pipinya disentuh
-Kebiasaan pertama dan reaksi sirkular primer
- Menghisap ibu jari
-Reaksi sirkular sekunder
- Bayi berbisik agar seseorang tetap dekat
-Koordinasi reaksi sirkular sekunder
- Bayi menggunakan alat bantu untuk mengambil mainan yang tidak bisa diraihnya
-Reaksi sirkuler tersier, kebaruan dan rasa ingin tahu
- Bayi menjatuhkan suatu benda - Bayi memutar-mutar benda - Bayi membenturkan benda
dengan benda lainnya
-Internalisasi skema - Bayi menirukan apa yang pernah dilihatnya (menangis) 2. Kognitif 2-7
(praoperasional)
-Simbolis - Egosentris: tabung dan warna - collective monolog.
44
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistik-Pengelompokkan - Warna - Bentuk - Ukuran
INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN INTERAKSI
No. Aspek Yang Diamati Butir Instrumen
Respon terhadap stimulus auditori Respon anak ketika dipanggil namanya.
Arah : Depan Belakang Samping Kiri Samping Kanan
Respon anak ketika disapa. “Hai”
“Hallo”
Respon anak ketika didengarkan suara.
- Suara Hp - Mainan 3. Respon Terhadap Stimulus Visual
Respon kontak mata ketika diajak bebicara.
Respon ketika diperlihatkan sesuatu benda (mainan).
- Bentuk yang menarik. - Warna yang menarik
Respon mata ketika mengikuti gerak tangan.
Respon ketika membedakan sesuatu, berupa :
- Bentuk - Warna 4 Kesadaran Akan Keberadaan Orang
lain.
Respon ketika ada orang yang duduk didekatnya.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
45
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikDisentuh/diusap bahu.
Disentuh/diusap kepala/dibelai. Disentuh tangan.
INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN KOMUNIKASI (BICARA DAN BAHASA)
No Aspek yang Diamati Butir Instrumen
A Bicara
Keadaan organ bicara. Keadaan bibir. a. Bentuk fisiknya
b.Fungsi/gerakan Keadaan lidah. a. Bentuk fisiknya b. Fungsi/gerakannya. Keadaan rahang. a. Bentuk fisiknya. b. Fungsi/gerakannya. Keadaan Gigi geliginya. a. Bentuk.
b. Posisinya.
Keadaan langit-langit a. Bentuk.
2 Keadaan suara waktu berbicara Amati
46
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikKemapuan menghisap. Kemampuan meniup. Kemempuan mengunyah. Kemampuan menelan. Kemampuan menggigit
4 Kemampuan berbicara. Mengucapkan bunyi ujaran.
Mengucapkan suku kata. Mengucapkan kata. a. 2 suku kata. b. 3 suku kata.
Mengucapkan Kalimah. a. 2 kata.
b. 3 kata/lebih
5 Kelancaran pengucapan. Amati
B Bahasa Reseptif
1 Persepsi auditori (verbal)
Membedakan suara hewan.
Membedakan bunyi huruf
Pemahaman kata-kata
Pemahaman terhadap kalimat sederhana
2 Pemahaman terhadap simbol (non verbal)
Amati
C Bahasa Ekspresif
1 Kemampuan mengungkapkan keingginan yang jelas.
- ingin makan - ingin BAK/BAB
47
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikDimana rumahnya ?
3 Pengucapan Artikulasi dalam berbicara. Mengucapkan vokal.
“A”,“I”,“U”,“E”,“O”
Mengucapkan konsonan.
“B”,“C”,“D”,“S”,“J”, dsb.
Mengucapkan kata. Mengucapkan kalimat
sederhana.
48
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 3
dokumentasi kegiatan
49
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikBIODATA PENYUSUN
NAMA : Hamidah Muniroh
NIM : 1305084
TTL : Delft (Belanda), 1 Januari 1995
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus
NAMA : Neng Tria Sutriani
NIM : 1305035
TTL : Garut, 6 Juli 1995
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus
NAMA : Restika Atma Dewanti
NIM : 1300795
TTL : Sritejokencono, 10 Maret 1995
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
50
Pembelajaran anak dengan gangguan spektrum autistikNAMA : Ria Megantari
NIM : 1300017
TTL : Kuningan, 4 Desember 1994
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus
NAMA : Weni Winarti
NIM : 1305537
TTL : Garut, 3 Februari 1996
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia