TEORI PERANCANGAN HUKUM
Manfaat kuliah teori perancangan hukum adalah untuk membantu mahasiswa mendapatkan pemahaman bagaimana peraturan perundang-undangan yang baik, artinya baik dalam pemahaman, metode, proses, teknik perundang-undangan, atau baik berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 (UU No. 12 Tahun 2011). Jadi teori perancangan hukum ini akan memberikan pemahaman secara komprehensif mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan, sebagai mahasiswa mempunyai keterampilan merancang peraturan perundang-undangan, dan memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan hukum yang akan berguna untuk manakala mahasiswa masuk pasar kerja.
Deskripsi mata kuliah teori perancangan hukum:
Teori perancangan hukum merupakan mata kuliah yang secara langsung mengembangkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Teori perancangan hukum merupakan bidang studi tentang atau yang mempelajari dan mengembangkan mengenai sumber hukum, jenis, hierarki peraturan perundang-undangan, dan teknik perancangan peraturan perundang-undangan serta keberlakuannya.
Undang-Undang (UU) diumumkan di dalam lembar negara, sedangkan Keputusan Presiden (Kepres) diumumkan di dalam berita negara.
Tujuan instruksional mata kuliah teori perancangan hukum:
1. Menjelaskan perkembangan pengaturan sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
a. Undang-Undang (UU) atau Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perpu)
b. Peraturan Pemerintah (PP) c. Peraturan Presiden (Perpres) d. Peraturan Daerah (Perda)
3. Menilai suatu peraturan perundang-undangan yang benar atau bail secara teori, metode, proses, maupun teknik peraturan perundang-undangan.
4. Menyiapkan rancangan suatu peraturan perundang-undangan.
Teori perancangan hukum dikembangkan dan diusahakan berdasarkan:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU No. 12 Tahun 2011)
3. Peraturan Perundang-Undangan pelaksana UU No. 12 Tahun 2011: a. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Pengelolaan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) b. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Penyusunan dan Pengelolaan Program Legislasi Nasional
c. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden
d. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 8 / I / 2005-2006 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat e. Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Nomor 2 / DPD / 2004 tentang
Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah
g. Peraturan Menteri (Permendagri) Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Peraturan Desa
j. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
UUD NRI 1945 sebagai dasar pengembangan dan pengusahaan teori perancangan hukum memuat unsur Sistem Hukum Nasional Indonesia (SHNI) yang mempunyai makna secara hukum sebagai keseluruhan unsur aturan baik tertulis berupa peraturan perundang-undangan dan keputusan serta putusan Hakim maupun aturan tidak tertulis yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan hukum nasional Indonesia.
Unsur SHNI dalam UUD NRI 1945:
1. Bentuk dan kedaulatan negara Republik Indonesia 2. Sumber hukum
3. Jenis hukum tertulis yang disebut dengan istilah peraturan perundang-undangan
4. Hierarki peraturan perundang-undangan
5. Materi muatan peraturan perundang-undangan
6. Lembaga negara pemegang atau pejabat pemegang dan pembentuk peraturan perundang-undangan
7. Penyiapan rancangan peraturan perundang-undangan 8. Pembahasan peraturan perundang-undangan
9. Keberlakuan peraturan perundang-undangan
11. Pengujian peraturan perundang-undangan
12. Penyelenggaraan hukum
13. Penegakan hukum
14. Pengakuan keberlakuan nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dan juga dalam penyelenggaraan serta penegakannya.
Contoh prinsip-prinsip kenegaraan yang ada dalam peraturan perundang-undangan:
Bentuk dan kedaulatan pada pasal 1 ayat (1),(2),dan (3) UUD NRI 1945 mengandung prinsip-prinsip:
1. Negara kesatuan
2. Kedaulatan di tangan rakyat 3. Negara hukum
Ditambah pasal 28 I ayat (5) UUD NRI 1945 dengan prinsip negara hukum yang demokratis.
Sampai pada tahun 2004 terdapat berbagai macam ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan perundang-undangan termasuk teknik penyusunan perundang-undangan, diatur secara tumpang tindih baik peraturan yang berasal dari kolonial maupun yang dibuat setelah Indonesia merdeka, yaitu:
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesie (AB) (Stb. 1847:23)
2. UU No. 1 Tahun 1950 3. UU No. 2 Tahun 1956
Arti penting UU No. 10 Tahun 2004: 1. Pembentukan berbagai pengertian 2. Menetapkan sumber hukum
4. Menetapkan materi muatan peraturan perundang-undangan 5. Mengatur perencanaan penyusunan undang-undang
6. Mengatur pembentukan peraturan perundang-undangan
7. Mengatur pembahasan dan pengesahan rancangan undang-undang 8. Mengatur pembahasan dan pengesahan peraturan daerah
9. Menetapkan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan dan keputusan
10. Mengatur pengundangan dan penyebarluasan
11. Menetapkan partisipasi masyarakat
Makna Teori Perangcangan Hukum Sebagai Bidang Studi
Definisi teori perancangan hukum:
Teori perancangan hukum adalah bidang studi yang mempelajari pembentukan peraturan perundang-undangan dan keputusan. Pembentukan peraturan undangan adalah pembuatan peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, atau penetapan dan pengundangan. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Keputusan adalah keputusan di bidang administrasi yang bersifat tidak mengatur.
Ruang lingkup kajian teori perancangan hukum: 1. Sumber hukum
2. Asas peraturan perundang-undangan
3. Proses pembentukan peraturan perundang-undangan
4. Teknik peraturan dan bentuk peraturan perundang-undangan
1. Asas pembentukan peraturan
a. Kejelasan tujuan, artinya mempunyai tujuan yang jelas dan hendak dicapai.
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, artinya apabila pejabat yang tidak berwenang maka peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum.
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan, artinya benar-benar memperhatikan jenis, hierarki, materi muatan.
d. Dapat dilaksanakan, artinya suatu peraturan harus memperhatikan efektifitasnya di masyarakat secara filosofis, sosiologis, dan yuridis. e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan, artinya setiap peraturan
perundang-undangan dibuat karena memang dibutuhkan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. f. Kejelasan rumusan, artinya memenuhi persyaratan teknis
penyusunan perundang-undangan, sistematika pilihan kata atau istilah atau bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
g. Keterbukaan, artinya mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan yang bersifat transparan atau terbuka, dan masyarakat mempunyai kesempatan luas untuk memberi masukan dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.
2. Asas materi muatan peraturan perundang-undangan a. Pengayoman
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan i. Ketertiban dan kepastian hukum
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
Sumber Hukum
Perkembangan pengaturan dan makna sumber hukum sejak berlakunya lagi UUD NRI 1945 mengalami perkembangan pengaturan dan makna serta jenisnya, yang diatur dalam:
1. Surat presiden kepada ketua DPR No. 2262/HK/59, dengan hal bentuk peraturan-peraturan negara pada tanggal 20 Agustus 1959. Dan surat MPR kepada presiden No. 1168/U/MPR/61 pada tanggal 12 Mei 1961 dengan hal pennetuan tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia.
2. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966. 3. Ketetapan MPR No. III/MPR/2000.
4. UU No. 12 Tahun 2011 (pasal 2 dan pasal 3 berikut penjelasannya).
Hierarki norma hukum
Stufenbautheorie – Hans Kelsen
Norma hukum itu berjenjang dan berlapis dalam suatu hierarki (tata susunan) yang dalam arti suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber, dan berdasarkan pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber, dan berdasarkan pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif yaitu norma dasar (grundnorm).
yang berada di bawahnya, sehingga suatu norma dasar itu dikatakan pre-supposed.
Die theorie vom stufenordnung der rechtsnormen – Hans Nawiasky
Selain norma itu berlapis dan berjenjang, norma hukum dari suatu negara itu juga berkelompok, dan pengelompokan norma hukum dalam suatu negara itu terdiri dari empat kelompok besar, yaitu:
a. Kelompok I : Staatsfundamentalnorm (norma fundamental negara)
b. Kelompok II : Staatsgrundgesetz (aturan dasar negara atau aturan pokok negara)
c. Kelompok III : Formell gesetz (undang-undang negara)
d. Kelompok IV : Verordnung & autonom satzung (aturan pelaksana dan aturan otonom)
Sejarah perkembangan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia: 1. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPRGR Mengenai
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Urutan Perundang-undangan Republik Indonesia.
Undang-undang ini mengatur sumber dari segala sumber hukum Republik Indonesia yaitu:
a. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 b. Dekrit Presiden Republik Indonesia 5 Juli 1959 c. Undang-Undang Dasar 1945
d. Surat perintah 11 Maret 1966
Bentuk peraturan perundang-undangan:
a. Undang-Undang Republik Indonesia 1945 (UUD RI 1945) b. Ketetapan MPR
c. Undang (UU) / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
f. Peraturan pelaksana lainnya seperti peraturan menteri, instruksi menteri, dll.
2. Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang ini mengatur sumber hukum dasar nasional yaitu: a. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
b. Ketetapan MPR (Tap MPR) c. Undang-Undang (UU)
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) e. Peraturan Presiden (Perpres)
f. Keputusan Presiden (Kepres) g. Peraturan Daerah (Perda)
3. UU No. 10 Tahun 2004 tentag Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang ini mengatur bahwa sumber dari segala hukum negara adalah Pancasila dengan hukum dasar dalam peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)
b. Undang (UU) / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
4. UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang ini mengatur bahwa sumber dari segala hukum negara adalah Pancasila, dengan hukum dasar dalam peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
a. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945)
b. Ketetapan MPR
c. Undang (UU) / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
d. Peraturan Pemerintah (PP) e. Peraturan Presiden (Perpres)
f. Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi)
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kab/Kota)
Materi Muatan
Materi muatan Undang-Undang (UU):
1. Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UUD NRI 1945
Misal: pasal 2 dan 3 UUD NRI 1945 yang mengatur tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diatur lebih lanjut dalam UU No. 27 Tahun 2000.
2. Perintah suatu undang-undang untuk diatur dengan undang-undang Misal: apabila diperhatikan di semua undang-undang terdapat redaksional “hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang ini akan diatur dengan undang-undang….”
3. Pengesahan perjanjian internasional
Misal: undang-undang tentang laut internasional
4. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi yang dilakukan oleh DPR atau Presiden
perundang-undangan segera. Misalnya: Perpu No. 1 Tahun 2013 tentang Mahkamah Konstitusi.
Materi muatan Peraturan Pemerintah (PP):
1. Materi untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya 2. Pertimbangannya biasanya hanya satu
Materi muatan Peraturan Presiden (Perpres): 1. Materi yang diperintahkan undang-undang
2. Materi untuk melaksanakan peraturan pemerintah
3. Materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan. Misalnya dalam hukum agraria dalam hal pembangunan nasional harus bersifat sosial secara sukarela.
Materi muatan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi, Kabupaten/Kota:
Materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut tentang peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Misalnya kondisi khusus di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta serta DI Nangroe Aceh Darussalam, penyelenggaraan otonomi daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), penjabaran lebih lanjut dari peraturan pemerintah. Materi muatan perda tidak diperbolehkan mengatur peraturan yang lebih tinggi tingkatannya (misal: APBN).
Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam undang-undang dan peraturan daerah provinsi, kabupaten/kota.
Ketentuan pidana dalam peraturan daerah:
Pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling
Dapat memuat lebih dari hal pertama tersebut, asalkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan lainnya.
Pembentukan peraturan perundang-undangan mencakup tahapan:
1. Perencanaan, yaitu ada tahap program legislasi nasional (prolegnas), perencanaan peraturan pemerintah, perencanaan peraturan presiden, program legislasi daerah (prolegda)
2. Penyusunan, dengan menggunakan naskah akademik dan teknik penyusunannya terdapat di pasal 64 dan lampiran II UU No. 12 Tahun 2011
3. Pembahasan oleh DPR – Presiden / DPRD – Kepala Daerah
4. Pengesahan untuk undang-undang, dan penetapan untuk peraturan daerah yang keduanya sama-sama ditandatangani maksimal 30 hari setelah diundangkan
5. Pengundangan, berarti pemuatan dalam tempat pengundangan resmi negara. Undang-undang di lembaran negara, dan peraturan daerah di lembaran daerah
Dalam tahap perencanaan:
Eksekutif melalui peraturan presiden
Legislatif melalui tata tertib legislatif masing-masing
Program legislasi nasional (prolegnas) adalah istrumen perencanaan program pembentukan undang-undang yang disusun secara berencana, terpadu, dan sistematis. Prolegnas ini memuat antara lain:
1. Program pembentukan undang-undang dengan judul Rancangan Undang-Undang (RUU), materinya diatur, dan keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya
3. Prolegnas ditetapkan dalam rapat paripurna DPR dengan keputusan DPR
4. Prolegnas ditetapkan untuk jangka waktu menengah dan tahunan berdasarkan skala prioritas pembentukan rancangan undang-undang
Pembentukan undang-undan
Terdapat dua tingkat pembicaraan dalam pembentukan undang-undang:
Tingkat I : Dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat badan
legislasi, rapat badan anggaran, atau rapat panitia khusus. Kegiatannya:
- Pengantar musyawarah
- Pembahasan inventarisasi masalah - Penyampaian pendapat mini
Tingkat II : Dalam rapat paripurna dilakukan pengambilan keputusan.
- Penyampaian laporan pembicaraan tingkat I
- Pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap fraksi atau anggota
- Pendapat akhir Presiden
Terdapat pengundangan resmi:
1. Lembaran negara Republik Indonesia (pusat), untuk udang-undang dan peraturan presiden.
2. Tambahan lembaran negara (bagian penjelasan undang-undang atau peraturan presiden).
3. Berita negara Republik Indonesia, untuk keputusan.
4. Tambahan berita negara Republik Indonesia (bagian penjelasan keputusan).
5. Lembaran daerah, untuk peraturan daerah.
6. Tambahan lembaran daerah (bagian penjelasan peraturan daerah). 7. Berita daerah.
Norma Hukum
Norma adalah suatu nilai atau patokan bagi seseorang dalam bertindak atau bertingkah laku dalam masyarakat.
Norma hukum adalah suatu ukuran atau patokan yang dibentuk atau ditentukan oleh suatu otoritas resmi (negara) yang berlaku mengikat bagi semua warga negara dan bagi warga negara yang tidak mematuhinya akan dikenakan sanksi pidana atau sanksi pemaksa.
Perbedaan antara norma hukum dan norma lain (adat, moral, agama):
Norma Hukum Norma Lain
Dibentuk oleh otoritas resmi (negara) atau berasal dari luar suatu
komunitas masyarakat tertentu.
Dapat dilekati dengan sanksi pidana atau sanksi pemaksa.
Tidak dapat dilekati dengan sanksi pidana atau sanksi pidana.
Pemberian sanksi pidana atau sanksi pemaksa dilaksanakan oleh aparat negara berwenang.
Sanksi terhadap pelanggaran norma ini datang dari diri sendiri, dapat juga dari komunitas masyarakat dimana norma itu berlaku.
Norma hukum dilihat dari alamat yang dituju (addressat):
1. Norma hukum umum yaitu norma hukum yang ditunjukan untuk orang banyak dan tidak tertentu. Umum disini diartikan suatu peraturan itu ditunjukan untuk semua orang, semua warga negara, dan untuk semua wilayah.
2. Norma hukum individual yaitu norma hukum yang ditunjukan kepada seseorang, beberapa orang atau banyak orang yang tertentu sehingga norma hukum ini berlaku secara individual.
Kerangka peraturan perundang-undangan
A. Judul
a. Judul pasal perundang-undangan memuat ketentuan mengenai: - Jenis
- Nomor
- Tahun pengundangan atas penetapan - Norma peraturan perundang-undangan
b. Norma peraturan perundang-undangan dibuat dengan singkat dan mencerminkan isi peraturan perundang-undangan.
- Huruf kapital
- Diletakan di tengah margin - Tanpa diakhiri tanda baca B. Pembukaan
a. Pembukaan perturan perundang-undangan terdiri atas: - Frasa “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”
- Jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan,
Dicantumkan di tengah margin dengan huruf kapital pada pembuatan tiap jenis peraturan, serta diakhir dengan tanda baca koma.
- Konsideran, yaitu uraian singkat pokok pikiran. Diawali dengan kata “menimbang”
Contoh: Menimbang: a. Bahwa ……, b. Bahwa…………
Peraturan pemerintah cukup satu pokok pikiran saja, sedangkan untuk undang-undang dan peraturan daerah pertimbangannya harus lebih dari satu.
- Dasar hukum
Diwali dengan kata “mengingat” Memuat:
Dasar kewenangan membuat peraturan
perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang memerintahkan
pembuatan peraturan perundang-undangan
Menggunakan dasar hukum peraturan yang lebih tinggi
tingkatannya
Lebih dari satu sesuai dengan hirarki
Sejajar diperbolehkan tingkatannya untuk menjelaskan
kronologis - Diktum, terdiri atas:
Kata “menetapkan”
C. Batang Tubuh
Memuat semua substansi peraturan perundang-undangan dikelompokan dalam:
a. Ketentuan umum
- Penetapan ketentuan umum
- Ketentuan umum dapat memuat lebih dari satu pasal - Ketentuan umum memuat:
Batasan pengertian atau definisi
Singkatan atau akronim
b. Materi pokok yang diatur
c. Ketentuan pidana (jika diperlukan untuk undang-undang dan peraturan daerah)
d. Ketentuan peralihan (jika diperlukan)
Ketentuan peralihan ini diperlukan untuk mengubah hal yang dirasakan penting
e. Ketentuan penutup D. Penutup