• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sterilisasi Karya Tulis Ilmiah Penghayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sterilisasi Karya Tulis Ilmiah Penghayat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Memiliki hewan kesayangan atau hewan peliharaan memang menyenangkan. Karena hewan itu dapat menjadi tempat berbagi cinta dan kasih tanpa pamrih. Bahkan tak jarang pemilik hewan lebih memilih untuk memelihara seekor anjing maupun kucing saja secara spesial atau eksklusif. Sehingga dapat memberikan perhatian penuh dan perhatian khusus pada hewan tersebut.

Namun apabila anjing maupun kucing ini telah tumbuh dewasa dan mulai memasuki proses normal fisiologis reproduksi akan tercipta naluriah untuk berkembang biak. Sebagai pemilik hewan itu, tidak memungkinkan untuk melarang rasa ini apalagi rasa ini terlahir secara naluriah insting hewan saat estrus atau birahi untuk mulai berkembang biak. Dampaknya adalah pengaruh perubahan hormonal terhadap perilaku (behavior) hewan itu untuk kawin dan pasti akan sangat merepotkan serta dapat menciptakan populasi yang berlebihan (over population). Bisa dibayangkan apabila populasi manusia yang melonjak tinggi saat ini bersanding dengan populasi hewan yang banyak maka dunia akan semakin padat dan kacau. Peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi masalah tersendiri bagi kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena hewan-hewan tersebut dapat menularkan dan membawa berbagai agen penyakit.

Maka dalam mencegah over population, estrus hewan (anjing dan kucing) ini harus ditahan bahkan dihentikan. Ada dua cara dalam mencegah estrus yaitu secara temporer (sementara) dan secara permanen (tetap). Secara temporer biasanya dilakukan dengan pemberian obat hormonal yang berfungsi dalam mencegah implantasi sel telur pada uterus (kantong rahim). Sayangnya cara ini memiliki dampak negatif untuk jangka panjang yaitu dapat memperpanjang masa estrus bahkan berpotensi untuk terjadinya penyakit pyometra yaitu penyakit yang menginfeksi saluran kelamin betina ditandai dengan pengumpulan nanah. Dan cara kedua yang bersifat permanen atau tetap adalah sterilisasi.

(2)

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan Penulis menyusun karya tulis ilmiah “Sterilisasi Hewan” adalah untuk mengetahui informasi tentang sterilisasi hewan dan mengenal sterilisasi lebih jauh serta mengetahui cara-cara dan manfaat dari sterilisasi itu sendiri.

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan “Sterilisasi Hewan” adalah:

1. Agar pembaca mengetahui dan memahami tentang sterilisasi hewan 2. Agar pembaca mendapat pengetahuan apa manfaat dari sterilisasi

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses pengangkatan organ reproduksi yang dilakukan pada hewan jantan maupun betina. Pada hewan jantan pengangkatan testikel dikenal dengan istilah kebiri atau kastrasi (neutered), sedangkan pada hewan betina pengangkatan rahim dan ovari dikenal dengan istilah kebiri atau ovariohisterektomi (spay).

Proses sterilisasi ini sendiri hanya dilakukan sekali seumur hidup dan tidak memiliki efek samping baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sterilisasi mencegah hewan berkembang biak sehingga mengurangi over populasi hewan peliharaan. Sterilisasi juga memberikan banyak manfaat kesehatan untuk hewan peliharaan dan juga mengurangi masalah perilaku tertentu yang tidak diinginkan serta sangat bermanfaat bagi pemilik dan lingkungan sekitar.

2.2. Manfaat Sterilisasi - Bagi Pemilik:

• Kastrasi mengurangi kecenderungan anjing jantan untuk kencing dimana-mana.

• Kastrasi membuat anjing/kucing jantan lebih tenang, mengurangi keinginan mereka untuk kabur dan berkelahi serta mengurangi kegelisahan selama musim kawin.

• Sterilisasi menghilangkan siklus haid anjing betina sehingga anda terbebas dari bercak-bercak darah di rumah anda. Bila tidak dilakukan sterilisasi, anjing betina dapat menggonggong dan menangis terus menerus ketika sedang haid, bersikap tidak tenang, dan menarik perhatian pejantan.

• Sterilisasi mengurangi kemungkinan pengeluaran biaya ekstra untuk operasi caesar dan biaya perawatan penyakit (seperti kanker rahim, kanker prostat dst ) serta keterpaksaan untuk memberikan anak anjing/kucing kepada orang lain dan resiko perkembangbiakan tak terkendali di rumah anda.

• Sterilisasi & Kastrasi mengurangi agresivitas anjing (behavior & temperament issues) dan resiko mereka menggigit orang atau anjing lain.

(4)

• Sterilisasi membantu anjing hidup lebih sehat dan hidup 2.-3 tahun lebih lama.

• Sterilisasi menghindari resiko anjing/kucing betina terkena kanker

rahim/indung telur/payudara apabila disteril sebelum berumur 6 bulan dan menghapuskan resiko kematian karena melahirkan.

• Kastrasi pada anjing/kucing jantan sebelum berumur 6 bulan mengurangi resiko kanker testis, masalah prostat dan hernia.

- Bagi Lingkungan:

 Sterilisasi mengontrol populasi anjing & kucing. Dengan sterilisasi kita tidak perlu membuang anak anjing/kucing yang tidak mendapat pemilik baru atau resiko pemilik baru yang kurang bertanggung jawab dengan membuang anak anjing/kucing yang sudah kita berikan

tersebut.

 Sterilisasi mencegah wabah rabies dan penyebaran penyakit lain.

 Sterilisasi mengurangi pemandangan tidak enak seeperti anjing/kucing liar yang mengorek-ngorek sampah, buang air di jalan umum, dan tertabrak mobil.

 Sterilisasi & Kastrasi mengurangi jumlah anjing/kucing tak bersalah yang dilempar batu, disiram air panas, ditendang dan ditembak/diracun orang yang merasa terganggu atas kehadiran mereka karena kita membiarkan induk anjing/kucing beranak.

2.3. Prosedur Sterilisasi Hewan

Sterilisasi dilakukan melalui operasi dengan membiusnya terlebih dahulu oleh dokter hewan yang berkualifikasi. Tergantung dari kondisi fisik anjing/kucing, biasanya anjing/kucing akan dirawat selama beberapa jam atau beberapa hari paska operasi di klinik dokter hewan. Atau bisa dibawa pulang dan menjalani rawat jalan setelah dokter memastikan kondisi hewan sudah memungkinkan.

Sebelum dilakukan prosedur sterilisasi atau kastrasi, dokter hewan akan menjelaskan semua hal yang bersangkutan dengan prosedur tersebut, dan mendiskusikan dengan pemilik kapan usia yang tepat bagi anjing/kucing untuk menjalankan prosedur ini. Pada umumnya lebih cepat hewan di sterilisasi akan lebih baik, terkhusus anjing atau kucing, apalagi sebelum hewan itu mengalami haid atau menstruasi pertama.

(5)

Pemeriksaan meliputi umur hewan, suhu, frekuensi nafas, frekuensi jantung, dan berat badan untuk menentukan dosis obat bius. Pembiusan dilakukan dengan menggunakan anestesi umum yaitu kombinasi ketamin dan xylazine.

Pemilihan anestesi umum ini harus sesuai dengan syarat anestesi umum yaitu antara lain;

1) tidak bergantung pada mekanisme metabolisme di dalam tubuh untuk menghancurkan dan mengeliminasinya,

2) proses pengindukan yang cepat , kedalaman anestesi yang dapat cepat dirubah dan masa pemulihan yang cepat,

3) tidak menekan pusat respirasi dan jantung, 4) tidak mengiritasi jaringan tubuh,

5) murah, stabil, tidak mudah meledak dan terbakar,

6) tidak membutuhkan peralatan tertentu untuk mengaplikasikannya, 7) durasi lama dan onset cepat.

Anestesi umum dilakukan untuk menghilangkan kesadaran hewan, menghilangkan rasa sakit, memudahkan pelaksanaan operasi dan menjaga keselamatan operator maupun hewan itu sendiri. Pembiusan anestetikum harus memperhatikan ukuran relatif hewan, umur hewan, dan kondisi fisik. Xylazine mempunyai daya kerja sebagai hipnotikum, anoksia, analgesia, muscle relaxan berpengaruh terhadap sistem kardiovascular. Sedangkan ketamin merupakan golongan anestetikum disosiatif, mempunyai margin of safety yang cukup luas, mendepres fungsi respirasi, menyebabkan adanya reflek menelan. Anestesi diberikan secara intra muscular. Mengurangi efek dari anestetikum ini sebaiknya diberikan medikasi preanestetic yaitu dengan menggunakan sulfas atrophin. Sulfas atrophin merupakan anti cholinergica yang kerjanya memblokir kerja acetilcholin pada terminal-terminal ganglion dan syaraf otonom, mengurangi kerja kelenjar saliva dan bronkhial serta meningkatkan kerja jantung.

Tujuan medikasi preanestetik:

- untuk mengurangi jumlah anestetikum umum yang diperlukan dan meningkatkan batas keamanan serta mengurangi rasa takut;

- menenangkan pasien dan membantu terciptanya keadaan bebas cekaman sehingga mempermudah pemberian anestetikum;

- mengurangi sekresi kelenjar saliva dan kelenjar selaput lendir saluran pernafasan serta mengurangi pergerakan lambung dan usus serta mencegah muntah ketika pasien dalam keadaan tidak sadar;

- menghambat refleks vaso-vagal sehingga mencegah perlambatan dan henti denyut jantung; - mengurangi rasa sakit, rontaan dan rintihan selama masa pemulihan.

Penggunaan kombinasi ketamin dan xylazine ini harus hati-hati karena memberikan efek samping seperti meningkatkan cardiac output, tachycardia, hipotensi, hipersalivasi, meningkatkan kontraksi dan konvulsi otot pada kucing serta mengakibatkan defisiensi hati dan ginjal. Oleh karena itu, pemeriksaan hewan sebelum dilakukan operasi sangat penting untuk memastikan hewan benar-benar dalam keadaan sehat. Namun pemberian kombinasi dari kedua anastesi ini juga bertujuan untuk mencegah vomitus. Pelaksanaan operasi memakan waktu kurang lebih 2 jam dan selama itu tidak diberikan penambahan dosis anestesi.

(6)

Penyayatan 4-8 cm

(7)

Ovariohisterectomy hook digunakan untuk mengeluarkan uterus sehingga tidak memperpanjang sayatan di otot

Tarik keluar uterus sehingga terlihat ovarium secara keseluruhan. Kemudian pembuluh darah yang ada di klem untuk menghindari pendarahan

(8)

2.4. Proses Penyembuhan atau Pemulihan Hewan

Proses persembuhan luka dipengaruhi oleh umur, nutrisi, ada tidaknya kotoran yang menempel pada luka dan kebersihan selama operasi dan post operasi. Pemberian antibiotik untuk mencegah adanya kontaminasi bakteri selama operasi dan post operasi diberikan antibiotik peroral selama 5 hari berturut-turut setiap pagi dan sore.

Dalam proses penyembuhan juga harus memantau hewan peliharaan untuk setiap tanda-tanda abnormal dari pemulihan yang disebabkan oleh anestesi atau operasi. Ini mungkin termasuk: pendarahan, lemas, depresi, kehilangan nafsu makan atau penurunan asupan air, menggigil, peningkatan atau penurunan suhu tubuh (dingin atau hangat cenderung panas saat disentuh), jalan atau berdiri yang tidak stabil, seperti tidak ada kekuatan untuk berdiri atau jalan terlalu lama, gusi berwarna pucat, sesak napas, muntah-muntah, dan diare.

Memberi makanan serta air harus sekitar 2 jam setelah pulang dari operasi sterilnya, berikan makanan sebanyak setengah porsi normal dan juga air untuk minum. Jika anjing berusia di bawah 16 minggu, berikan makanan sekitar setengah jumlah normal makanan dan air secukupnya setelah sampai di rumah. Jika anak anjing tidak mau makan ketika ia pulang ke rumah, gosokkan sirup pada gusi hewan peliharaan. Untuk melakukan ini, berikan sedikit sirup pada aplikator berujung kapas dan gosokkan pada gusi atas hewan.

Perlu diingat bahwa kebanyakan hewan peliharaan tidak mau makan pada malam mereka pulang dari operasi. Jika anjing tidak makan pada malam hari setelah operasi, beri dia makanan dan air seperti biasanya ia makan dan minum pada keesokan harinya.

Jika anjing muntah setelah makan pada malam operasi, ambil makanan itu dan tinggalkan sedikit air untuknya. Beri sejumlah kecil makanan keesokan harinya. Jika muntah atau diare terjadi secara terus menerus, hewan harus dibawa ke dokter hewan/klinik hewan. Jangan lepaskan E-collar pada anjing di saat dia makan kecuali jika Anda mampu mengawasi sementara E-collar tidak dipakai. Jika Anda melepasnya supaya anjing Anda lebih mudah untuk makan, pakaikan kembali E-collar segera setelah ia selesai makan. Hewan peliharaan akan diberikan obat penahan rasa sakit bersamaan dengan operasi steril.

Bekas operasi tidak meninggalkan jahitan di bagian luar dari bekas operasi. Semua jahitan dilakukan di bawah kulit. Jahitan menggunakan benang yang larut dalam kulit, sehingga tidak perlu untuk kembali ke klinik/dokter hewan untuk buka jahitan. Pada jahitan juga direkatkan dengan lem medis agar jahitan tetap melekat sampai bekasnya pulih dan benang jahitan larut dalam kulit.

(9)

Hewan yang telah menjalani operasi biasanya diberikan tato hijau. Untuk anjing betina dan jantan, tato ditempatkan pada sayatan bedah. Tidak ada komplikasi dari tato, karena instrumen yang digunakan untuk itu sudah steril. Namun, jika tempat tato terkontaminasi, infeksi bisa saja terjadi, jadi harus memantau juga tempat dimana tato berada. Jika ada warna kemerahan, terjadi pembengkakan, atau tanda-tanda yang tidak normal, dapat menghubungi dokter hewan atau klinik hewan.

Hewan peliharaan harus dicegah dari menjilati bekas operasi karena dapat menyebabkan infeksi. E-collar bisa digunakan untuk mencegah hal ini. Gunakan E-collar selama tujuh sampai sepuluh hari setelah operasi. Jika anjing masih bisa menjilat bekas operasi saat memakai E-collar, hubungi dokter hewan/klinik hewan. Anjing juga harus dilarang untuk melompat dan bermain selama tujuh hari setelah operasi. Terlalu banyak kegiatan bisa menyebabkan bekas operasi terbuka atau menjadi bengkak.

Untuk membantu menjaga anjing agar tidak terlalu aktif ada beberapa cara:

 Jika tidak bisa mengawasi anjing, tempatkan dia dalam sebuah kennel box, kandang atau carrier yang tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar untuknya. Atau bisa juga di dalam ruangan yang kecil. Anjing harus dapat berdiri dan memutar di dalamnya.

 Jika anjing berukuran kecil dan harus naik/turun tangga, gendong saja.

 Jika anjing terlihat hendak membuang air besar/kecil, pakaikan tali penuntun dan ajak dia jalan ke tempat dimana dia biasa buang air. Jangan bawa anjing Anda untuk berjalan-jalan dalam waktu lama atau bermain dengan anjing lain atau orang dan juga jangan biarkan anjing untuk melompat naik turun furnitur.

Jauhkan hewan jantan yang telah disteril dari hewan betina yang belum disteril. Hewan jantan masih dapat menghamili hewan betina dalam periode 30 hari setelah disteril. Jauhkan hewan betina yang sudah disteril dari hewan jantan yang belum disteril yang terlihat akan mengawininya.

Hewan yang pulang dari klinik memiliki bau yang berbeda dengan hewan lain dalam rumah. Hal ini dapat menyebabkan perkelahian, jadi bersiagalah untuk menjaga hewan peliharaan Anda di tempat yang terpisah selama beberapa hari setelah operasi.

Kebiasaan buang air besar atau kecil pemilik harus menghubungi dokter hewan/klinik hewan jika anjing tidak teratur buang air kecil atau buang air besar, atau terlihat sulit untuk buang air kecil atau buang air besar dalam waktu 72 jam setelah operasi steril. Jika ada sedikit darah dalam urin, itu mungkin saja terjadi pada hewan betina selama 24 jam pertama setelah operasi. Tetapi jika ini terus berlanjut atau jika anjing tampaknya terlihat lemas dan sakit setiap saat, pemilik harus menghubungi dokter hewan/klinik hewan.

(10)

BAB III PENUTUP Kesimpulan:

1. Sterilisasi adalah proses pengangkatan organ reproduksi yang dilakukan pada hewan jantan maupun betina.

2. Pada hewan jantan pengangkatan testikel dikenal dengan istilah kebiri atau kastrasi (neutered).

3. Pada hewan betina pengangkatan rahim dan ovari dikenal dengan istilah kebiri atau ovariohisterektomi (spay).

4. Sterilisasi bermanfaat bagi pemiliknya, hewan itu sendiri, dan lingkungan sekitar.

5. Dalam prosesnya melalui operasi yang sudah memiliki prosedur konkret.

(11)

Daftar Pustaka

Adam R. 2001. Veterinary Pharmacology and Theurapeutics. Blackwell Publishing Company. Iowa.

Ganiswarna SG. 1995. Farmakologi dan Terapi. FKUI. Jakarta.

Katzung BG. 1984. Basic and Clinical Pharmacology.2nd ed. Lange Medical Publications. California.

Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline. Williams & Wilkins. USA.

http://jakartaanimalaid.com/blog/2010/08/03/is-it-unnatural-and-cruel-to-sterilize-my-pet/ diakses 12 Desember 2013

http://www.facebook.com/notes/jaan-indonesia/is-it-unnatural-and-cruel-to-sterilize-my-pet-/416891062683 diakses 12 Desember 2013

http://anjingkita.com/wmview.php?ArtID=20517&act=print diakses 13 Desember 2013

http://www.aspca.org/~/media/files/aspca-nyc/mobileclinic/caring-for-your-cat-or-dog-after-surgery-1.pdf diakses 13 Desember 2013

http://anjingkita.com/wmview.php?ArtID=20871 diakses 14 Desember 2013

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Eragayam, Perda No.4/2004.. Pagale

Begitu juga dengan Instant Motivation Weapon, Anda akan menemukan berbagai tindakan yang sebenarnya sudah biasa Anda lakukan atau sudah Anda miliki menjadi alat yang

rumah_sakit nama_dokter senin selasa rabu kamis jumat sabtu jadwal_tambahan keterangan.. RS Panti

Berkaitan dengan hal-hal tersebut, telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengevalusi pengaruh penggunaan tepung defatted maggot (Hermetia illucens) sebagai bahan

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua

Implementasi LKM Posdaya Kenanga dikatakan baik karena dari hasil tabel frekuensi menunjukkan tingkat ketepatan sasaran, tingkat pemberian sumber daya, dan tingkat

Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda

Pesawat Garuda Indonesia melayani rute Jember - Surabaya (GA4303) dan Surabaya - Jember (GA4302), satu kali penerbangan pada tiap harinya. Jenis pesawat yang digunakan