• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Panitia ad Hoc Depernas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Panitia ad Hoc Depernas"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERANTJANG NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

L A P O R A N

PANITIA AD HOC DEWAN PERANTJANG NASIONAL

DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA

(2)
(3)

325/V-Dep./60 1000

-I S -I L A P O R A N

PANITIA AD HOC DEPERNAS : DJUMLAH PENDUDUK INDONESIA

( PANITIA JOHANNES )

Halaman

I Prakata ………..……….. 2

II Bahan-bahan ………... 2

III Tjara-tjara pembahasan ………... 3

IV Hasil pembahasan ………... 3

V Kesimpulan ………. 5

- Panitia mengandjurkan agar digunakan projek-si (d), jakni projekprojek-si bunga majemuk dengan kenaikan 2,3 % ……… 6

- Projeksi Penduduk Indonesia 1960 – 1970 ………. 7

- Lampiran I : Banjaknja Penduduk di Indonesia (tidak termasuk Irian Barat jang masih didu-duki Belanda) ……….. 8

- Lampiran II : Djumlah Penduduk Warganegara Indonesia ………. 9

- Lampiran III : Pertumbuhan Penduduk Indone-sia ……….………... 10

- Lampiran IV : Djumlah Penduduk Indonesia ……. 14

- Lampiran V : Perhitungan persentase Kena-ikan Tahunan Penduduk Indonesia ………. 19

- Lampiran VI : Extrapolasi Penduduk Indone-sia 1957 – 1970 ………... 20

- Lampiran VII : Ringkasan Sedjarah Statistik penduduk Indonesia ……… 21

(4)

---=”TT”=---LAPORAN

1. Prof. Ir. H. Johannes, Ketua merangkap anggota. 2. Sdr. F. Zahar dari Biro Pusat Statistik, anggota.

3. Sdr. A.A. Rivai dari Departemen Dalam Negeri san Autonomi Daerah, anggota

T u g a s

Menentukan djumlah penduduk Indonesia dalam tahun 1960-1970 jang akan dipakai oleh Depernas sebagai dasar perentjanaan Pembangunan Semesta Berentjana.

Djumlah penduduk itu agar dilukiskan pula dalam sebuah grafik. Masa Bekerdja

Kepada panitia diberi waktu bekerdja dari 8 sampai 30 April 1960. Usaha dan Persidangan

8-13 April 1960: Anggota-anggota mengumpulkan dan mempeladjari bahan-bahan.

Sdr. Zahar mengusahakan Biro Pusat Statistik (B.P.S.) membuat kertas kerdja mengenai djumlah penduduk Indonesia (Lampiran I).

13-15 April 1960: Sidang Panitia di Bandung.

15-21 April 1960: Anggota mentjari bahan untuk mendjawab soal2 jang timbul dalam sidang 13-15 April 1960.

21-23 April 1960: Sidang Panitia di Bandung. 27-28 April 1960: Sidang Panitia di Bandung.

II. B A H A N – B A H A N Bahan2 jang terkumpul dan dipakai oleh Panitia ialah:

1. Kertas kerdja jang dibuat oleh Biro Pusat Statistik mengenai djumlah penduduk Indonesia dari tahun 1930 sampai dengan tahun 1970, dipisah pulau Djawa/Madura dari kepulauan lainnja.

2. Keyfitz dan Nitisastro: Soal penduduk dan Pembangunan Indonesia (1954). 3. Statistical Pocketbook of Indonesia 1959 dari B.P.S.

4. Demografic Yearbook 1957 dari United Nations. 5. Palmer Putnam: Energy in the Future (1955).

6. Hilde Wander: Trends and Characteristics of Population Growth in Indonesia (1959).

7. Mohammad Hatta: Ekonomi Terpimpin (1960). 8. Statistik Pertanian (1959) dari Departemen pertanian.

9. Rentjana Lima Tahun 1956-1960 dari Biro Perantjang Negara.

10.Statistical Pocketbook of Indonesia 1941 dari Departemen of Economic Affairs, Central Bureau of Statistics.

11.Angka pendaftaran penduduk untuk pemilihan Umum DPR/Konstituante

(5)

dan untuk pemilihan DPRD.

12.Future Population Estimate Report III: The population of S.E. Asia (1950-1980) dari United Nations.

2. dibahas soal djumlah penduduk: tahun2 manakah jang dapat diambil seba-gai “fakta” dan dapat dipakai sebaseba-gai titik tolak perhitungan?

3. dirundingkan tentang apakah perhitungan djumlah penduduk akan dilakukan untuk seluruh wilajah Indonesia termasuk daerah Irian Barat jang masih mendjadi persengketaan, ataukah Indonesia tanpa Irian Barat.

4. dibahas tentang angka kenaikan penduduk dalam djangka waktu 1920-1930; 1930-1940; 1940-1950; 1950-1960; dan 1960-1970.

5. dibahas tentang pengaruh migrasi atas djumlah penduduk.

IV. HASIL PEMBAHASAN

1. Dengan suara bulat Panitia dapat menerima hasil Tjatjah Djiwa 7 Oktober 1930 sebagai “fakta” primer jang terkuat jang dapat dipakai sebagai ti-tiktolak perhitungan djumlah penduduk Indonesia untuk tahun2 berikutnja. Hasil Tjatjah Djiwa itu ialah:

Seluruh Indonesia: 60.727.233.

Indonesia tanpa Irian Barat: 60.412.962. Irian Barat: 314.271. 2. Sebagai “fakta” sekunder dianggap dapat diambil:

a. Angka2 pendaftaran penduduk warganegara untuk Pemilihan Umum DPR/ Konstituante tahun 1954.

b. Angka2 djumlah penduduk tahun 1954-1958 jang diterima oleh Biro Pu-sat Statistik dari para Bupati/Walikota dan sedjak tahun 1958 djuga langsung dari para Tjamat.

c. Angka2 pendaftaran penduduk warganegara untuk pemilihan DPRD di Djawa seluruhnja tahun 1956, di Kalimantan seluruhnja tahun 1957 dan didaerah Swatantra Tingkat I Sumatera Selatan tahun 1956.

3. Untuk memperlantjarkan djalannja perhitungan, maka angka2 penduduk un-tuk Irian Barat tidak ikut diperhitungkan sesuai dengan perangkaan jang disusun oleh B.P.S. dalam kertas kerdjanja.

4. Panitia meneliti angka2 mengenai penduduk Indonesia (termasuk Irian Barat) jang tertera dalam Statistical Pocketbook of Indonesia 1941 da-ri Central Bureau of Statistics:

Tjatjah Djiwa 1920: 49,344 djuta Tatjah Djiwa 1930: 60,727 djuta

Angka kenaikan penduduk tiap tahun antara 1920 dan 1930: Orang Indonesia : 1,73%

" Belanda : 3,64%

(6)

Orang Tionghoa : 4,72% " Arab : 4,31%

djumlah penduduk dalam tahun 1940 : 70,476 djuta. Angka kenaikan antara 1930 dan 1940 : 1,5%

Djumlah penduduk antara tahun 1920: 52,327 djuta. Angka ini berbeda dengan hasil Tjatjah Djiwa 1920 jang diperoleh dengan projeksi kebelakang dari hasil Tjatjah Djiwa 1930 dengan angka kenaikan tiap tahun 1,5%. Panitia memperoleh keksan, bahwa ada keragu-raguan pada Central Bu-reau of Statistics tentang hasil Tjatjah Djiwa 1920 dan tentang angka kenaikan antara 1920 dan 1930.

Mengenai angka-angka kenaikan penduduk antara 1920-1930 dan 1930-1940 itu Panitia tidaklah dapat menjatakan pendapatnja tentang tepat tidaknja

5. Mengenai angka-angka kenaikan penduduk dan djumlah-djumlah penduduk antara 1940-1950 seperti tertera dalam kertas kerdja B.P.S., Panitia kurang dan angka kematian bertambah sehingga angka kenaikan berkurang, tetapi sampai berapa berkurangnja tak dapat dihitung dengan tepat. DPRD tahun 1956-1957 dan angka-angka penduduk jang diperoleh BPS da-ri para Bupati/Walikota sedjak 1954 – 1958.

7. Angka-angka tersebut pada angka 6 diadjukan oleh Saudara Rivai dan Sau-dara Zahar (lampiran II dan IIA).

(7)

Mengenai angka-angka penduduk ini serta angka kenaikan tiap tahun oleh Saudara Zahar dikemukakan pendapat seperti tertera pada Lampir-an III jLampir-ang oleh PLampir-anitia dibahas setjara mendalam.

Ringkasan Sedjara Statistik penduduk Indonesia diterima baik oleh

2. Dengan segala kelemahan-kelemahannja, maka angka-angka penduduk ta-hun 1954 hasil pendaftaran Pemilihan Umum untuk DPR/Konstituante dan hasil pelaporan para Bupati/walikota kepada B.P.S. dan angka penduduk tahun 1957 hasil pelaporan para Bupati/Walikota kepada B.P.S. dapat digunakan untuk projeksi penduduk Indonesia buat tahun-tahun

b) Angka-angka penduduk Indonesia jang diprojeksikan oleh United Na-tions antara 1950-1980 dengan low mortality projection.

c) Angka-angka penduduk jang diprojeksikan oleh Dr. Hilde Wander de-ngan pemisalan heavy decline in mortality dan stable fertility di Djawa dan Madura serta tandjakan lurus kenaikan penduduk dilu-ar Djawa ddilu-ari 2,2% pada tahun 1957 sampai 2,6% pada tahun 1977. d) Projeksi Penduduk oleh B.P.S. mulai 1954/1957 sampai 1970 dengan

4. Sekalipun demikian atas pertimbangan bahwa kelemahan-kelemahan jang terdapat pada angka-angka tahun dasar jang dipakai dalam keempat me-thode itu serta kelemahan-kelemahan dalam angka-angka pelaporan ke-lahiran dan kematian penduduk memburukkan pula ketepatan methode (b) dan (c) jang exact itu, maka Panitia menganggap bahwa untuk djangka waktu 1960-1970 dapat dipakai projeksi bunga madjemuk (d) atau (a) jang lebih sederhana itu.

(8)

Kedua projek ini digambarkan pada grafik jang dilampirkan

(Lam-PANITIA MENGADJUKAN AGAR DIGUNAKAN PROJEKSI (d), JAKNI PROJEKSI BUNGA MADJEMUK DENGAN ANGKA KENAIKAN 2,3%.

Alasan-alasan adalah sebagai berikut:

1) Angka-angka penduduk tahun 1954-1957 sebagai hasil pelaporan para Bupati/Walikota kepada B.P.S. diperhitungkan dengan bu-nga madjemuk, memang menundjukkan kenaikan 2,3% (lihat lampiran III).

2) Angka kenaikan 2,3% ini disbanding dengan angka kenaikan 2,6% tidaklah melukiskan garis kenaikan jang terlalu melondjak ter-hadap angka-angka kenaikan lainnja (lihat Lampiran1).

(9)

tja-PROJEKSI PENDUDUK INDONESIA 1960 - 1970

(10)

Lampiran I.

BANJAKNJA PENDUDUK DI INDONESIA

(Tidak termasuk Irian Barat jang masih diduduki Belanda)

Achir tahun

Djumlah banjaknja (x 1.000) Persentase kenaikan Djawa/

1936 45.617 20.441 66.058 ) 1,5 1,5 1,5 1937 46.301 20.748 67.049 ) 1943 49.300 ) 23.400 ) 1.700 74.400 0,75 1,0 0,9 1944 49.300 ) 23.600 ) 1.700 74.600 - 1,0 0,3

1951 51.212 26.507 77.719 1,5 1,5 1,5

1952 51.981 26.904 78.885 1,5 1,5 1,5

1953 52.743 27.143 79.886 1,5 0,9 1,3

1954 55.505 27.382 80.887 1,5 0,9 1,3

1955 54.340 28.281 82.621 1,6 3,3 2,1

1956 55.140 29.292 84.432 1,5 3,6 2,2

1957 56.359 30.300 86.659 2,2 3,4 2,6

1958 57.600 31.300 88.900 ) 2,2 3,3 2,6 1959 58.900 32.300 91.200 )

1960 60.200 33.400 93.600 ) 1961 61.500 34.500 96.000 ) 1962 62.900 35.600 98.500 ) 1963 64.300 36.800 101.100 )

(11)

Lampiran II.

DJUMLAH PENDUDUK WARGANEGARA INDONESIA

Angka-angka Departemen Dalam Negeri (Sdr. A. A. Rivai)

No. Nama Daerah Tingkat I Angka pendaftar penduduk Keterangan Pem. DPR/Konst. x) Pem. DPRD

1. Djawa Timur 18.115.851 19.021.284 2. Djawa Tengah 15.631.775 16.452.430

3. Djawa Barat 14.567.229 15.377.063 Pendaftaran untuk pemilihan DPRD tahun 1956

4. Djakarta Raya 1.642.500 1.842.819 5. Daerah Istimewa

Jogja-karta

1.931.084 2.011.389

6. Sumatera Selatan 3.141.318 3.640.641 Idem tahun 1956 7. Sumatera Barat 2.371.525

8. Djambi 551.304

9. R i a u 807.530

10. Sumatera Utara 3.678.997 11. A t j e h 1.271.269

12. Kalimantan Barat 1.085.641 1.204.544 ) 13. Kalimantan Selatan 1.260.641 1.790.354 )

14. Kalimantan Timur 1.260.373 412.496 ) Idem tahun 1957 15. Kalimantan Tengah 409.045 422.117 )

16. Maluku 381.864

17. Sul. Utara/Tengah 695.852 18. Sul.Sel/Tenggara 1.43.707

19. Nusa Tengg./Timur 3.681.155 20. Nusa Tengg./Barat 2.148.526

21. Irian Barat 2.290.373

x) pendaftaran tahun 1954

(12)

-PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA (dalam ribuan) tility) by Dr. Hilde Wander. Linear growth in the outher island from 2,2% in 1957 to

1957 86.659 86.659 2,64 86.659 86.659 86.659 470

1958 88.900 88.600 2,21 88.652 88.132 88.392 477

1959 91.200 90.500 2,19 90.691 89.630 90.160 484

1960 93.600 92.500 2,18 93.344 )

)

92.777 91.154 91.963 491

1961 96.000 94.500 2,17 ) 94.911 92.704 93.802

1962 98.500 96.500 2,16 ) 2,51 97.994 94.280 95.678

1963 101.100 98.800 2,17 ) 99.327 95.883 97.592

1964 103.700 100.800 2,17 ) 101.611 97.513 99.544

1965 106.400 103.000 2,18 105.656 ) 103.949 99.171 101.535

1966 109.200 105.100 2,18 ) 106.340 100.857 103.566

1967 112.000 107.500 2,20 ) 108.785 102.572 105.637

1968 114.900 109.900 2,22 ) 2,62 111.287 104.316 107.750

1969 117.900 112.400 2,24 ) 113.847 106.089 109.905

1970 121.000 114.900 2,26 119.933 ) 116.465 107.893 112.103

1975 129.100 2,44 137.376 ) 2,75

1977 135.700 2,59 )

)

3,06

1980 159.728 )

(13)
(14)
(15)
(16)

Lampiran IV Djumlah Penduduk Indonesia

Djumlah penduduk Indonesia setelah angka-angka penduduk B.P.S. menge-nai tahun 1954, 1956 dan 1957 dibandingkan dengan angka-angka penduduk jang diperoleh dari pendaftaran penduduk untuk pemilihan DPR/Konstituante sulitan lantaran sukarnja perhubungan dan kesulitan-kesulitan disebabkan sukarnja untuk dapat mendaftarkan didaerah-daerah jang kurang aman, maka dalam keseluruhannja, dapat diringkas-setjara administrative mendjadi lebih baik pula.

(17)

Dalam hal ini angka B.P.S. menundjukkan angka-salnja Taiwan 3,5%, Malaja 3,2%, Caylon 2,8% dan sebagainja.

4. Mengenai rate of natural increase untuk Indonesia terdapat Lihat Papers: Population and Vital Statistics Report

Data as of 1 Oktober 1959).

5. Untuk dapat mempergunakan persentase-persentase kenaikan penduduk tersebut diatas, maka harus dipilih suatu tahun dasar djumlah penduduk jang reliable, misalnja hasil Census 1930, akan tetapi fakta ini adalah sudah terlalu djauh kebelakang, lagi pula disela oleh tahun-tahun pendudukan dan perdjuang-an (1941-1948) sehingga boleh dikata tidak dapat diper-gunakan lagi. Sesudah 1930 tidak terdapat fakta-fakta jang

(18)

reliable. Menurut B.P.S. fakta jang masih dapat dipergunakan sebagai titik-tolak perhitungan adalah angka penduduk tahun 1957, jang masih merupakan angka jang underestimated itu dan jang sebagai fakta memberikan angka persentase kenaikan pen-duduk sebesar 2,6% dibandingkan dengan tahun 1956.

Dengan demikian terdapat angka-angka persentase kenaikan pen-duduk dari 1,5% sampai 2,6% untuk Indonesia, sedangkan peme-rintah Indonesia hingga sekarang selalu mempergunakan angka persentase 1,7% jang kelihatannja bersandarkan perhitungan Prof. Keyfitz, jaitu birth rate 40 dan death rate 23.

6. Dengan terdapatnja berbagai persentase kenaikan penduduk itu, jang semuanja berdasarkan perhitungan-perhitungan/fakta-fakta jang hendaknja diterima, maka djalan untuk mengatasi keraguan dalam menetapkan persentase kenaikan penduduk In-donesia adalah dengan mengambil djalan tengah dari persoal-an tersebut jaitu persoal-angka persentase minimum 1,5% dari Prof. Van Gelderen jang tidak dapat dipergunakan lagi dan angka persentase B.P.S. sebagai hasil perhitungan “rekenkundig” jaitu 2,6 jang “affected”.

7. Dalam garis ……..

(19)

-7. Dalam garis besarnja perbandingan perhitungan penduduk menurut persentase-persentase kenaikan penduduk jang dapat

dipergunakan itu adalah sebagai berikut:

Table I Djumlah Penduduk dalam ribuan (tanpa Irian Barat)

(1) (2) (3) (4) (5)

1960 93.600 92.500 (2,18) 93.344 92.777 1961 96.000 95.500 (2,17) (2,51%) 94.911

1962 98.500 96.500 (2,16) 97.094

1963 101.100 98.600 (2,17) 99.327

1964 103.700 100.800 (2,17) 101.611 1965 106.400 103.000 (2,18) 105.656 103.949

1966 109.200 105.100 (2,18) 106.340

1967 112.000 107.500 (2,20) (2,62%) 108.785 1968 114.900 109.900 (2,22) 111.287

1969 117.900 112.400 (2,24) 113.847 x) Census 1930 314271 Djiwa 1970 121.000 114.900 (2,26) 119.933 (2,75%) 116.465

1975 129.100 (2,44) 137.3762

1977 135.700 (2,59) - 3,06% Angka-angka ini dengan keniakan 2,3% ada-lah sesuai dengan kesimpulan Panitia Ad Hoc Depernas.

(20)

8. Bila apa jang tertera diatas diringkaskan, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa:

a. angka-angka penduduk Indonesia seperti diperhitungkan dalam table I ruang (1) memberi gambaran jang “affec-ted” (diperhitungkan terlampau tinggi dengan rate of natural increase 2,6%),

b. angka-angka penduduk seperti diperhitungkan oleh Dr. Hilde Wander lihat Tabel I ruang (2) adalah lebih “ricel” akan tetapi masih understat, karena perki-raan djumlah penduduk daerah luar Djawa/Madura dida-sarkan pada suatu rate of increase jang hampir tidak berbeda dengan Djawa/Madura, jaitu pula anatara 2,1 dan 2,2%,

c. angka-angka jang telah diumumkan U.N. (ruang 3, tabel I) adalah berdasarkan angka-angka penduduk ta-hun 1950, jang menghasilkan angka-angka penduduk jang agak overestimated,

d. untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh terhadap rate of natural increase dari penduduk Indonesia jang mem-perbesar angka persentase, maka oleh B.P.S. ditempuh djalan tengah dengan mengambil tahun dasar perhitung-an djumlah penduduk tahun 1954 (tahun permulaperhitung-an pen-daftaran penduduk oleh para Bupati/Walikota, jang be-lum dianggap sempurna) dan tahun 1957 jaitu tahun dalam mana pendaftaran tersebut sudah didjalankan dengan baik dan dengan mempergunakan compound increase jang meng-hasilkan rate of natural increase sebesar 2,3% untuk Indonesia dalam keseluruhannja (lihat untuk perhitung-an tersebut lampirperhitung-an).

PERHITUNGAN……..

(21)

-PERHITUNGAN PERSENTASE KENAIKAN TAHUNAN PENDUDUK INDONESIA

Angka jang digunakan sebagai dasar perhitungan:

Djumlah penduduk 1954 (achir tahun): Djawa & Madura = 53.505.000 Luar Djawa & Madura = 27.382.000 Indonesia = 80.887.000 Djumlah penduduk 1957 (achir tahun): Djawa & Madura = 56.359

Luar Djawa & Madura = 30.300 Indonesia = 86.659

Geometric formula: Pn = Po (1 + r)t

t P2 = 1957 )

(1 + r) = √ P2 ) 3 tahun

P1 P1 = 1954 )

Djawa & Madura: .

Log 1 + r = 1/3 (log 56.359 – log 53.505) = 1/3 (4.750.9633 – 4. 728.3944) = 1/3 (0.022.5689)

= 0.007.5230 .

1 + r = 1.0175

r = 0.0175 --- 1,75% or 1,8%

Luar Djawa & Madura: .

Log 1 + r = 1/3 (log 30.300 – log 27.382) = 1/3 (4.481.4426 – 4. 437.4652) = 1/3 (0.043.9774)

= 0.014.6591 .

1 + r = 1.0343

r = 0.0343 --- 3,43% or 3,4%

Indonensia: .

Log 1 + r = 1/3 (log 86.659 – log 80.887) = 1/3 (4.937.8137 – 4. 907.8787) = 1/3 (0.029.9350)

= 0.009.5230 .

1 + r = 1.0232

r = 0.0232 --- 2,32% or 2,3%

(22)

EXTRAPOLASI PENDUDUK INDONESIA 1957 - 1970

Px = P1957 (1 + r)t

TAHUN P E N D U D U K

Djawa & Madura Luar Djawa & Madura Indonesia

1954 53.505 27.382 80.887

(r) (1.8%) (3.4%) (2.3%)

1957 56.359 30.300 86.659

1958 57.375 31.279 88.652

1959 58.406 32.285 90.691

1960 59.458 33.319 92.777

1961 60.528 34.383 94.911

1962 61.617 35.477 97.094

1963 62.726 36.601 99.327

1964 63.855 37.756 101.611

1965 65.005 38.944 103.949

1966 66.175 40.165 106.340

1967 67.366 41.419 103.785

1968 68.579 42.708 111.287

1969 69.813 44.034 113.847

1970 71.070 45.395 116.465

PENDJELASAN :

1. (r) = Persentase kenaikan tahunan.

Dieperoleh dengan menggunakan rumus compound interest (lihat rumus) dengan menggunakan angka-angka penduduk achir tahun 1954 dan 1957 sebagai dasar perhitungan.

2. Dengan menggunakan rumus: Px = P1957 (1 + r)t

Px = angka penduduk jang ditanjakan

P1957 = angka penduduk achir tahun 1957

Dimana: t = djumlah tahun;terhitung dari tahun 1957 sampai dengan tahun jang ditanjakan

r = persentase kenaikan tahunan

penduduk achir tahun 1957 diextrapoleer sampai 1970

(23)

-Lampiran VII

RINGKASAN SEDJARAH STATISTIK PENDUDUK INDONESIA

Masa sebelum 1830

Dapat diberitahukan bahwa beberapa angka-angka penduduk Indone-sia sebelum 1830 hanja mengenai daerah-daerah jang ketjil, misalnja Djakarta dan sekitarnja, angka-angka mana masih sangat disangsikan.

Perbaikan dalam hal demografi terdjadi dengan Pemerintahan Inggris dibawah Sir Thomas S. Raffles, jang memerintahkan para Resi-den untuk memberitahukan djumlah penduduk dalam resort masing-masing. Pula diperintahkan untuk menjelenggarakan daftar-daftar (register-re-gister) dalam mana segala keterangan-keterangan demografis harus di-para asisten Wedana. Ditambah pula bahwa tjatatan itu tidak chusus ber-kenaan dengan angka-angka kelahiran dan kematian akan tetapi sebagian besar merupakan tjatatan-tjatatan mengenai perpindahan-perpindahan.

Dalam tahun 1820 setelah pemerintah Inggris diganti lagi de-ngan Pemerintahan Belanda, maka dimulai dede-ngan pentjatatan statistik dari penduduk oleh residen-residen dalam resort masing-masing menurut suatu model formulir jang memuat segala keterangan-keterangan demogra-fis. Laporan ini masih tersimpan pada Arsip Negara hingga sekarang.

Masa 1830 - 1850 (Masa Cultuur-stelsel)

Dalam masa ini dilakukan penghematan dalam hal keuangan Negara. Hanja tindakan Pemerintah jang perlu sekali dapat dibiajai oleh Pe-merintah, hal mana mempunjai pengaruh buruk terhadap statistik pen-duduk baik jang dilakukan dalam masa itu hanja merupakan pentjatatan penghuni-penghuni rumah dengan perbedaan tentang kelamin dan memberi-kan gambaran jang global sadja dari penduduk Indonesia.

Masa 1851 - 1879

(Pentjatatan statistik kadastral)

(24)

Dalam Algemene Secretarie dibentuk suatu bagian statistik pentjatatan untuk maksud itu adalah tidak memuaskan.

Masa 1880 - 1905 berachir dengan angka nol dan angka lima. Dalam masa ini diperoleh angka-angka penduduk jang makin lama mendjadi makin baik dan luas.

Masa 1905 – 1920

Dari pentjatatan penduduk sampai penghitungan penduduk

Karena keterangan-keterangan penduduk disusun dikantor-kantor distrik, maka ternjata bahwa kesalahan-kesalahan dalam penjusunan makin lama makin meningkat, sehingga achirnja dirasa-kan, bagaimana perlunja untuk mengadakan suatu penghitungan pen-duduk misalnja di Djawa dan Madura. Dalam tahun 1909 dikeluarkan Ordonnantie Volkstelling (Stb. 575, Bijlage 11) dalam mana dite-tapkan untuk mengadakan penghitungan-penghitungan penduduk tiap 10 tahun, jang akan meliputi seluruh Indonesia.

Walaupun ditetapkan untuk mengadakan suatu penghitungan pen-duduk dalam tahun 1915, jaitu 10 tahun sesudah pentjatatan jang terachir (1905), namun ternjata bahwa penghitungan baru dapat di-laksanakan dalam tahun 1920. Maksud untuk memeperluas Kantor Peng-hitungan penduduk mendjadi suatu kantor statistik tidak dapat di-laksanakan, walaupun di Departemen Pertanian sudah terdapat suatu kantor statistik, jang achirnja diperluas sehingga kantor Penghi-tungan Penduduk dapat dihapuskan dalam tahun 1922.

Dalam tahun 1925 Kantor statistik dari Departemen Pertanian direorganisir mendjadi kantor Pusat Statistik jang sekarang ini.

Kepala Kantor Pusat Statistik ini, Prof Van Gelderen da-lam tahun 1926 sudah mengusulkan untuk mengadakan suatu penghi-tungan penduduk dalam tahun 1930 untuk maksud mana dibentuk suatu Komisi (27 Oktober 1927) untuk mengadakan suatu penghitungan pen-duduk jang modern, jaitu:

1. Untuk Djawa ……

(25)

-1. Untuk Djawa dan Madura akan diadakan suatu momenttelling mengenai feitelijke bevolking.

2. Dimana tidak mungkin untuk mengadakan momenttelling akan dilaksanakan periode telling jang mengenai woonbevolking

3. pengolahan angka-angka akan didjalankan setjara pusat dan dengan mesin-mesin perangkaan.

Pada tanggal 1 Djanuari 1929 didirikan Tijdelijk Kantoor van de Volkstelling dan Kepalanja ditundjuk Prof. van Gelderen.

Dasar hukum dari perhitungan penduduk dilekatkan dalam Volkstel-ling ordonnantie 1930 dan VolkstelVolkstel-ling verordening 1930.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

untuk pengiriman email menggunakan web server Squirrelmail, Ketika Client1 mengirim email kepada Client2 maka akan diproses secara otomatis terlebih dahulu oleh Mail server

Penjelasan histogram di atas diketahui bahwasannya tingkat keterampilan sosial siswa kelas VII MTs Muhammadiyah I Malang terbagi menjadi 3 kategori. Pada kategori

Pemerintah Daerah menganggarkan kembali Sisa DBH CHT dalam APBD Perubahan tahun anggaran berjalan dan/ atau APBD tahun anggaran berikutnya untuk mendanai program

Perbedaan nilai persentase aktivitas antara oposum layang jantan dan betina di penangkaran terjadi pada aktivitas makan dan aktivitas lokomosi, sedangkan perbedaan aktivitas

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka (studi literatur), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-

z Dalam penanganan sementara dikarenakan kondisi kerusakan akibat bencana, mengingat adanya perbaikan permanen dan menurut urgensinya maka penanganan sementara harus

Dari hasil pengujian penetrasi tersebut bisa kita lihat bahwa pada aspal modifikasi Polimer SBS memiliki nilai penetrasi lebih rendah dari pada aspal pen 60/70, hal ini

a) Anamnesis : benjolan rekuren di inguinal yang dapat mencapai skrotum yang hilang timbul, yang secara gradual dapat membesar dan menjadi persisten, dan