• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ukuran Pelupuh (Zephyr) Dan Buku Bambu (Node) Terhadap Kualitas Laminasi Bambu Betung (Dendrocalamus asper)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ukuran Pelupuh (Zephyr) Dan Buku Bambu (Node) Terhadap Kualitas Laminasi Bambu Betung (Dendrocalamus asper)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan rumah di Indonesia per tahun adalah 2,9 juta unit dan kebutuhan kayu gergajian rata-rata tiap unit rumah adalah sekitar 2,97 m3 sehingga total volume kayu gergajian yang diperlukan untuk perumahan per tahun di Indonesia adalah sekitar 8,6 juta m3 atau setara dengan 17,2 juta m3 kayu bundar. Oleh karena itu perlu dicari bahan substitusi kayu khususnya sebagai bahan bangunan dan mebel (Supriana dkk,2003).

Bambu merupakan tanaman cepat tumbuh dan merupakan salah satu sumber daya alam yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan substitusi kayu.Untuk menjadikannya sebagai bahan substitusi kayu, bambu harus mempunyai bentuk seperti kayu, yaitu berbentuk balok atau papan dengan dimensi panjang, lebar dan tinggi.

Karena penyebaran dan ketersediaan bambu yang besar, pertumbuhan yang cepat, penanganan yang mudah maka dalam penggunaannya telah digunakan secara luas guna kebutuhan hidup sehari-hari terutama pada masyarakat lokal sebagai sumber daya yang lestari. Bambu dapat digunakan sebagai bahan bangunan, keranjang, bahan makanan, pulp dan kertas, instrument alat-alat musik, kerajinan tangan, furnitur dan lain lain ( Dransfield dan Widjaja, 1995).

Jenis bambu betung (Dendrocalamus asper) dapat tumbuh dengan baik di tempat mulai dataran rendah sampai daerah dataran dengan ketinggian 2.000 m di atas permukaan laut (mdpl).Jenis ini dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan tanah yang cukup subur, terutama di daerah yang beriklim tidak terlalu kering (PPHH, 2000).

(2)

Rahayu dan Berliana (1995) menyatakan bahwa bambu betung dikenal bersifat keras dan baik untuk bahan bangunan karena seratnya besar-besar dan ruasnya panjang. Utama (1996) dalam Wicaksono (2008) menyatakan bahwa ditinjau dari segi sifat fisik dan mekanik, bambu betung merupakan komponen struktural yang potensial untuk bahan bangunan, baik untuk bahan mebel, keperluan rumah tangga, maupun untuk rumah sederhana.

Salah satu keterbatasan dari bambu ialah bentuknya.Batang bambu memiliki bentuk menyerupai tabung dengan alas dan tutup berbentuk lingkaran berongga, sehingga untuk menjadikannya sebagai bahan konstruksi, perlu diubah bentuknya agar mudah digunakan.Sampai saat ini telah berkembang teknologi pengolahan bambu yang bertujuan untuk meningkatkan nilai guna bambu, kekuatan dan nilai estetika dari bambu tersebut. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan cara laminasi. Laminasi ialah suatu metode yang dilakukan untuk memperoleh bentuk papan yang lebih besar, baik ke arah lebar, panjang atau tebal dengan menggunakan perekat tertentu kemudian diberi tekanan atau dikempa. Tarkono (2006) menyatakan bahwa munculnya teknologi laminasi merupakan jawaban dari semakin berkurangnya persediaan bahan baku kayu dan keinginan untu mendapatkan material yang memiliki karakteristik mekanik yang lebih baik.

Dalam penelitian ini parameter yang akan diamati ialah perlakuan ukuran pelupuh (zephyr) dan buku bambu (node) pada bambu lamina dari bambu betung. Penggunaan zephyr pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan bahan baku bambu, yaitu dengan menggunakan bahan baku berupa zephyr lebih

(3)

sedikit bambu yang tidak terpakai apabila dibandingkan dengan menggunakan bahan baku bilah.

Keberadaan node pada bambu merupakan bagian yang tidak bisa dihindari.Menurut Widodo dkk (2007) ruas bambu mempunyai efek pada sifat mekanis bambu. Kekuatan tarik (tensile strength) dari pada bambu yang mengandung ruas akan turun sekitar 25% dibandingkan dengan kekuatan tarik bambu yang tidak mengandung ruas. Ruas merupakan bagian yang terlemah dari bagian bambu.Karena struktur dan arah serat yang membentuk ruas menjadikan bagian ini mempunyai sifat mekanis yang rendah. Sifat dan karakter daripada ruas bambu ini sama dengan sambungan (joint) pada konstruksi laminasi. Tetapi dengan pengaturan penempatannya, maka pengaruh sambungan atau node pada konstruksi laminasi dapat dihindari.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghitung nilai sifat fisis dan mekanis laminasi bambu betung dengan berbagai ukuran pelupuh dan keberadaan buku bambu.

2. Mengevaluasi pengaruh ukuran pelupuh dan keberadaan buku bambu terhadap sifat fisis dan mekanis laminasi bambu.

3. Menentukan ukuran pelupuh dan keberadaan buku bambu terbaik untuk pembuatan laminasi bambu betung.

(4)

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk meningkatkan pemanfaatan bambu bambu sebagai bahan substitusi kayu.

2. Untuk meningkatkan nilai guna, nilai ekonomis dan nilai estetika dari bambu betung.

3. Sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang alternatif bahan substitusi kayu.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan adalah ukuran zephyr dan keberadaan node diduga berpengaruh terhadap sifat fisis danmekanis laminasi bambu.

Referensi

Dokumen terkait

Tesis Upaya meningkatan prestasi belajar..... ADLN Perpustakaan

Abstract : Dalam persaingan perbankan syariah yang semakin ketat ,makin inovasi produk menjadi kunci penting dalam meningkatkan daya saing dan memacu pertumbuhan

awal Projek Akhir Arsitektur dengan judul “ Rumah Susun Sederhana Sewa bagi Pekerja Pabrik di PT Kubota Semarang”.. Semarang, 29

[r]

Current approaches for facade image segmentation can be classi- fied into two categories: Top-down methods (Gadde et al., 2016, Teboul et al., 2011), which use shape grammars to

To do so, they focused on extracting features from those CNNs features at different layers and used them to label images from two datasets: UC Merced Dataset (UCM) (Yang and

[r]

KEY WORDS: Active Learning, Remote Sensing, Land Cover Classification, Segmentation, Hierarchical Clustering, Active