BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )
Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara
terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat baik materiil dan spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu
banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk
mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam pembiayaan yaitu
menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan
untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Pemungutan pajak merupakan suatu bentuk kewajiban warga Negara selaku Wajib
Pajak serta peran aktif untuk membiayai keperluan Negara yaitu berupa
pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalan undang-undang dan
peraturan untuk tujuan kesajahteraan bangsa dan Negara.
Sistem perpajakan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai
perkembangan masyarakat dan Negara ,baik dalam bidang kenegaraan maupun
dalam bidang sosial dan ekonomi. Reformasi perpajakan di Indonesia dimulai tahun
1984, pada waktu itulah sistem perpajakan yang sebelumnya adalah official
wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib
pajak berubah menjadi self assessment system.
Undang-undang pajak baru menganut self assessment system yaitu suatu
sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk
menghitung ,memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri wajib pajak
terutang (Pasal I ayat 24 KUP), sedangkan fiskus hanya melayani dan mengawasi
Wajib Pajak. Self assessment system memberikan konsekuensi yang berat bagi Wajib
Pajak yang tidak memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan yang dibebankan
kepadanya. Secara otomatis, sanksi yang dijatuhkan akan lebih berat, yakni berupa
denda bunga, ataupun kenaikan jumlah pajak yang terutang. Dalam beberapa hal
,bahkan hukuman yang dikenakan akan sangat berat, seperti halnya sandera pajak
(gijzeling) ataupun pidana pajak.
Oleh karena itu, self assessment system mewajibkan Wajib Pajak untuk lebih
mendalami peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku agar wajib pajak
dapat melaksanakan kewajiban perjakannya dengan baik. Namun hal ini tidak efektif
bila tidak dilakukan dengan kontrol secara teratur yang dilakukan oleh fiskus dengan
cara melakukan seacara langsung terhadap wajib pajak, dengan kata lain wajib pajak
berperan aktif dalam menantukan keberhasilan sistem perpajakan.
Pengawasan merupakan aktivitas penting dalam manajemen pemerintahan.
Pengawasan bukan dimaksudkan mencari kesalahan, tetapi untuk menemukan
korektif. Dalam tindakan korektif, maka pekerjaan yang dilakukan akan sesuai
dengan rencana. Salah satu bentuk pengawasan tersebut adalah pemeriksaan .
Di dalam pasal 29 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan,sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, telah diatur kewenangan kepada Direktorat Jenderal
Pajak untuk melakukan pemeriksaan pajak yang merupakan instrumen untuk
menentukan kepatuhan baik formal maupun material yang tujuan utamanya adalah
untuk menguji kepatuhan dan meningkatkan pemenuhan perpajakan (Tax
Compliance).
Kriteria pemeriksaan pajak merupakan kebijakan pajak dari Direktorat
Jenderal Pajak, seperti yang dituangkan dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pajak
Nomor SE-85/PJ/2011,kriteia pemeriksaan adalah
1.Pemeriksaan Rutin dapat dilakukan dalam hal :
a. Wajib Pajak orang pribadi atau badan yamg menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan/Masa yang menyatakan lebih bayar.
b. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak
menyatakan rugi tidak lebih bayar.
c. Wajib Pajak orang pribadi tau badan tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan/Masa dalam jangka waktu yang telah
Pemberitahuan (SPT) pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat
teguran.
d. Wajib Pajak orang pribadi atau badan melakukan kegiatan membangun
sendiri yang pemenuhan kewajiban PPN (Pajak Pertambahan Nilai ) atas
kegiatan tersebut patut diduga tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2.Pemeriksaan Kriteria seleksi terdiri dari :
a. Kriteria seleksi dilaksanakan apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan terpilih
untuk diperiksa berdasarkan kriteria seleksi.
b. Kriteia seleksi lainnya dilaksanakan apabila Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
terpilih untuk diperiksa secara komputerisasi.
3.Pemeriksaan khusus dapat dilakukan dalam hal :
a. Adanya dugaan melakukan tindak pidana.
b. Pengaduan masyarakat ,termasuk melalui pos 5000
c. Terdapat data baru atau data semula yang belum terungkap yang dilakukan
melalui pemeriksaan ulang Direktur Jenderal Pajak.
d. Permintaan Wajib Pajak.
e. Pertimbangan Direktur Jenderal Wajib Pajak.
f. Untuk memperoleh informasi dan atau data tertentu dalam rangka pelaksanaan
4.Pemeriksaan bukti permulaan dapat dilakukan :
Apabila ditemukan adanya indikasi tindak pidana di bidang perpajakan
berdasarkan hasil analisis data, informasi, laporan, pengaduan, laporan pengamatan
atau laporan pemeriksaan pajak.
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah metode latihan operasional
dimana penulis dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengetahuan dan pengembangan keterampilan etika pekerjaan, sikap, tugas, dan
tanggung jawab serta untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan secara khusus, selain itu penulis ingin mengetahui seberapa besar tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.Kemudian penulis
ingin mengetahui kinerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dalam
melakukan pemeriksaan pajak dan untuk mengetahui pelaksanaan self assessment
system. Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) dengan mengangkat judul “Pemeriksaan Pajak Sebagai
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) 1. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM )
1.1. Untuk mengetahui penyebab tindakan pemeriksaan oleh fiskus terhadap
Wajib Pajak.
1.2. Untuk mengetahui Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
1.3. Untuk mengetahui jumlah Wajib Pajak yang dilakukan tindak
pemeriksaan.
1.4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak terutangnya.
1.5. Untuk mengetahui upaya-upaya untuk menanggulangi Wajib Pajak yang
tidak patuh.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1.Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan mengenai dunia kerja dan memahami berbagai
aspek yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota
dalam kaitannya dengan teknologi informasi yang serta melakukan
berkembang saat ini.
b. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam
c. Mempersiapakan mahasiswa sebagai tenaga baru yang terampil dan
professional dalam menghadapi dunia kerja.
d. Sarana evaluasi bagi mahasiswa sehingga dapat mengetahui segala
kekurangan yang ada dan melakukan perbaikan dan pembekalan lebih
baik bagi .
e. Mempelajari berbagai perilaku dan keahlian baru serta mempelajari
bentuk tim dan kerja sama.
2.2.Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
a. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik antara Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Medan Kota dengan Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
b. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra Kantor Pelayana Pajak
Pratama Medan Kota yang baik kepada masyarakat, khususnya sifitas
Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara (FISIP USU).
c. Sebagai bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Medan Kota untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui
pembangunan di bidang pendidikan.
a. Memberikan tes secara nyata terhadap lulusan atas ilmu yang
diterapkan khususnya tentang Administrasi Perpajakan.
b. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Program Studi Diploma III
Admimistrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Kota.
c. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).
d. Mempromosikan sumber daya manusia yang terdapat di Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Pajak
Pengertian Pajak menurut Prof.Dr.P.J.A.Adriani yang telah diterjemahkan
oleh R.Santoso Brotodiharjo,S.H dalam buku Pengantar Ilmu Hukum Pajak : Pajak
adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan –peraturan,dengan tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1,Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara
yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat.
2.Fungsi Pajak
2.1.Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.Sebagai contoh : dimasukkannya pajak dalam
APBN sebagai penerimaan dalam negeri (Waluyo, 2010:6).
2.2.Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di
bidang sosial dan ekonomi .Sebagai contoh : dikenakannya pajak yang lebih tinggi
terhadap minuman keras, dapat ditekan.Demikian pula terhadap barang mewah
(Waluyo, 2010:6).
3. Sistem Pemungutan Pajak a. Official Assessment System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang (Waluyo, 2010:17).
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assesment System
Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
harus dibayar (Waluyo, 2010:17).
Ciri-ciri Self Assesment System adalah sebagai berikut :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak adalah wajib pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak (Waluyo, 2010:17).
4. Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 82/PMK.03/2011 Tentang Cara Pemeriksaan Pajak).
5. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009, lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62.
6. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1) Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan :
a. Surat Pemberitahuan (SPT) yang telah diberikan pengembalian
pendahuluan pajak.
b. Surat Pemberitahuan (SPT) rugi.
c. Surat Pemberitahuan (SPT) tidak atau terlambat (melampaui jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran ) disampaikan.
d. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk
e. Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil
analisis (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban
perpajakan WP yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2) Tujuan lain, yaitu :
a. Pemberian NPWP secara jabatan.
b. Penghapusan NPWP.
c. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan pencabutan PKP.
d. Wajib Pajak mengajukan keberatan.
e. Pengumpulan bahan untuk untuk penyusunan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto.
f. Pencocokan data dan/ atau alat keterangan.
g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil.
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN.
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
j. Penenentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas
perpajakan.
k. Pemenuhan permintaan informasi dari Negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan (PKLM)
1. Prosedur dan tata cara pelaksanaan pemeriksaan pajak pada Wajib Pajak .
2. Faktor-faktor yang menyebabkan tindakan pemeriksaan pajak dilakukan.
3. Kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
Self Assessment System.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1.Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mulai dari penentuan topik yang akan
diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan utuk membuat proposal,
seminar proposal, penentuan dosen pembimbing, pengurusan administrasi
dan ijin serta konsultasi dengan Dosen Pembimbing.
2.Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan data-data yang
menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti :
buku perpajakan, Undang-Undang Perpajakan, artikel ilmiah maupun
literatur yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3.Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara
keadaan objek tempat pelaksanan kegiatan utuk mengetahui sistem kerja
pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP) Pratama Medan Kota.
4.Pengumpulan Data
Yaitu dengan mencari serta mengumpulkan data mengenai topik yang akan
dibahas yang tersedia pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Kota.Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu
data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak pihak yang
memahami dan objek kajian dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi yang
mendukung laporan penyajian Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5.Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan
analisis dan evaluasi sehingga diperoleh data yang saling mendukung dan
akurat dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan sumber-sumber data di atas adalah sebagai
berikut :
1. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor
2. Pengamatan (Observation)
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan
di Kantor Pelayana Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
3. Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan aturan-aturan, data-data mengenai
pemeriksaan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Kota.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang Praktik
Kerja Lapangan Mandiri yang menjadi pemikiran dalam penyusunan
laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian
Teoritis, Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data Praktik
Kerja Lapangan Mandiri, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
BAB II: GAMBARAN UMUM OBJEK ATAU LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan
Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, Deskripsi
Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
BAB III: GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Pada Bab ini menguraikan tentang pengertian-pengertian secara
teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak, dasar
hukum pemeriksaan pajak, kriteria pemeriksan, jenis pemeriksaan,
standar pemeriksaan
BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini menguraikan tentang penyebab-penyebab dilakukannya
tindakan pemeriksaan pajak oleh fiskus, Prosedur dan Tata Cara
Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak, jumlah Wajib Pajak yang dilakukan
tindakan pemeriksaan, faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan Wajib
Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, dan upaya-upoaya
untuk menanggulangi Wajib Pajak yang tidak patuh.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran selama