KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Illahi Robbi Yang Maha Kuasa pencipta alam raya ini beserta ilmu dan nikmat sehat yang telah diberikan akhirnya buku ini dapat diselesaikan dengan tidak kurang dari waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda kita yakni Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wa Sallam manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya adalah kebaikan. Dan semoga kita mampu meneladaninya. Aamiin.
Kami sebagai mahasiswi UIN SGD Bandung Jurusan Agroteknologi dapat menyelesaikan buku ini dengan sebaik – baiknya hasil dari observasi ke salah satu Kelompok Tani di Kecamatan Jalancagak dan kami sangat tertarik untuk mengajukan judul :
“Teknik Budidaya Nanas (Ananas comosus L.) Simadu Varietas Smooth Cayene”
arahan juga bimbingan dari dosen pembimbing. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada :
• Orang tua yang selalu menjadi inspirasi dan
penyemangat.
• Bapak Dr. H. Cecep Hidayat, Ir,. MP dan Ibu Sofiya Hasani, SP,. MP sebagai Dosen Dasar – dasar Agronomi. Semoga ilmunya berkah dan menjadi aliran amal hingga kelak di akhir zaman.
Kami selaku penulis menyimpulkan bahwa buku ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Dasar – dasar Agronomi. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan motivasi sekaligus menambah wawasan untuk saya pribadi khususnya dan umumnya untuk para pembaca.
Tidak lupa juga kami sampaikan permohonan maaf apabila dalam penyusunan buku ini terdapat kesalahan. Oleh karena itu kami mohon saran beserta kritik guna kesempurnaan pembuatan buku dimasa yang akan datang.
Bandung, 30 Mei 2017
Teknik Budidaya Nanas (Ananas comosus L.) Simadu Varietas Smooth Cayene
Berisi pemaparan teknik budidaya Tanaman Nanas Simadu mengenai pembibitan, penyiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan, panen dan pascapanen
Penyusun :
Depi Ipadoh 1157060015
Dewi Winianingsih 1157060016
Fedora Gusti D 1157060023
Fhandan Bhagaskara 1157060025
Hana Fitriani 1157060032
AGROTEKNOLOGI SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...1
DAFTAR ISI...4
DAFTAR GAMBAR ...6
BAB I PENDAHULUAN...8
BAB II METODE PELAKSANAAN...10
2.1 Tempat dan Waktu ...10
2.2 Bahan dan Alat...11
2.3 Metode ...11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...14
3.1 Keadaan Umum dan Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci ...14
3.1.1 Keadaan Umum...14
3.1.2 Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci ...16
3.2 Teknik Budidaya Tanaman Nanas Simadu ...18
3.2.1 Pembibitan ...18
3.2.2 Penyiapan Lahan ...19
3.2.3 Penanaman dan Sistem Tanam ...20
3.2.4 Pengairan dan Penyiangan ...21
3.2.6 Teknik Pemangkasan ...23
3.2.7 Pengendalian OPT...23
3.2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen ...23
BAB IV PENUTUP ...27
4.1 Kesimpulan ...27
4.2 Saran...27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Pembudidayaan Tanaman Nanas...10
Gambar 2 Wawancara bersama Pak Ismail...11
Gambar 3 Observasi ke Kebun...12
Gambar 4 Pemberian Pelakat...15
Gambar 5 Sekretariat Kelompok Tani...15
BAB I PENDAHULUAN
Tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan salah satu tanaman paling popular di dunia. Nanas juga menjadi salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis maupun subtropis. Volume ekspor nanas begitu besar sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor nanas terbesar di dunia hingga awal tahun 2012. Berdasarkan data Indonesian Trade Promotion Center, nilai ekspor tersebut mencapai 139 juta US dollar.
Bagi masyarakat Indonesia, nanas merupakan bagian dari kehidupannya, karena semua bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Disamping itu, sisi penting lainnya adalah luas areal perkebunan rakyat tanaman nanas yang mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan nanas juga membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang sangat beragam jenisnya (Tarmansyah, 2007).
Oleh sebab itu kami memilih dan melakukan observasi tersebut. Selain itu, karena buah nanas simadu merupakan buah yang jarang ditemukan dan nanas jenis ini terkenal karena berair banyak dan mempunyai rasa manis tanpa rasa getir dan tidak menyebabkan gatal di kerongkongan. Buah yang memiliki berat antara 3-3,5 kilogram ini menjadi istimewa karena tidak mudah ditemukan. Sama seperti satu atau dua kelapa muda kopyor yang ditemukan dalam rimbunan buah kelapa, sebutir atau dua butir nanas madu mungkin bisa ditemukan dalam satu kuintal nanas.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Tempat dan Waktu
Observasi ini dilaksanakan Sekretariat Kelompok Tani Dewi Pohaci, Kampung Rancabogo RT. 02/01, Desa Tambak Mekar Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang dengan luas 20,5 Ha pada ketinggian tempat ± 700 mdpl. Observasi ini dilakukan pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 11.00 s.d 17.25 WIB.
Gambar 1 Lokasi Pembudidayaan Tanaman Nanas
2.2 Bahan dan Alat
2.3 Metode
Metode yang digunakan dalam observasi ini yaitu :
• Wawancara langsung dengan bapak Ismail selaku Ketua Kelompok Tani Dewi Pohaci sebagai narasumber dengan mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu mengenai teknik budidaya tanaman nanas siamdu.
• Observasi yaitu melakukan kunjungan ke Kelompok Tani Dewi Pohaci dengan mengunjungi beberapa area kebun yang terdekat di kawasan Kelompok Tani Dewi Pohaci. • Studi Pustaka yaitu melakukan penelusuran pustaka yang
Gambar 2 Wawancara bersama Pak Ismail
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Keadaan Umum dan Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci
3.1.1 Keadaan Umum
Jalancagak adalah wilayah yang bisa dikatakan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Subang bagian selatan, yang merupakan salah satu wilayah penghasil nanas dan juga menjadi tempat penjualan nanas. Kecamatan Jalancagak merupakan kecamatan yang memproduksi buah nanas terbanyak karena terhampar luas perkebunan milik warga di kecamatan tersebut. Pusat pembudidayaan nanas terbesar berada di Kecamatan Jalancagak, seluas 2.592 hektar. Luas wilayah secara keseluruhan adalah 3.844.364 m2 hak milik, dan 312.877 m2
hak guna bangunan dengan 110.555 orang yang diantaranya 55.806 laki-laki dan 54.749 perempuan, dengan kepadatan rata-rata sebesar 2.047,31 Km2.
Barat karena memiliki areal komoditas nanas yang cukup luas. Tiga tahun lalu, luas panen komoditas nanas tercatat mencapai 48.629.278 tanaman dengan produksi sekitar 689.151 kuintal. Nanas yang merupakan tanaman asal Amerika dan masuk ke Indonesia awalnya dikenal sebagai tanaman pekarangan, ternyata cukup luas pengaruhnya di masyarakat Subang.
Keadaan iklim daerah Jalancagak adalah di
klasifikasikan sebagai tropis. Daerah ini adalah kota dengan curah hujan yang signifikan bahkan di bulan terkering terdapat banyak hujan. Menurut Koppen dan Geiger, iklim ini di klasifikasikan sebagai Af. Dimana suhu rata-rata tahunan adalah 24,2oC dengan curah hujan tahunan rata-rata adalah 3024 mm.
Kemudian jarak ke ibu kota kabupaten sekitar 18 km dengan waktu tempuh 20 menit. Topologi Jalancagak adalah pegunungan dengan ketinggian 700 mdpl.
3.1.2 Sejarah Kelompok Tani Dewi Pohaci
Sejarah berdirinya Kelompok Tani Dewi Pohaci dipelopori pertama kali oleh Bapak Suryanto Irianto. Kata “Dewi Pohaci” diambil dari adat istiadat budaya sunda. “Pohaci” berarti nama lain dari dewa (mitologi Hindu) yang merupakan proyeksi dari dewa pelindung dalam kehidupan masyarakat suku sunda zaman dahulu. Dalam kehidupan masyarakat sunda zaman dahulu, sangat kental dan sangat dekat dengan nama Pohaci.
Gambar 5 Sekretariat Kelompok Tani
yang merupakan petani nanas dengan masing-masing lahannya bergerak sendiri dan mengurus lahan pertaniannya dengan cara pribadi. Pak Irianto pada saat itu memiliki inisiatif tersendiri untuk membentuk Kelompok Tani karena melihat warga atau petani yang bekerja dan mengurusi lahannya masing-masing, beliau menerapkan sebuah sistem dengan membentuk struktur organisasi. Selain itu beliau memberi penyuluhan kepada warga desa tersebut agar hasil nanas yang mereka tanam dapat lebih menguntungkan dan juga dapat mencirikan desanya agar lebih di perhatikan. Bermodalkan pelatihan budidaya serta peningkatan manfaat usaha pertanian dan perkebunan kini Kelompok Tani Dewi Pohaci dapat mengekspor hasil produksinya sampai ke luar negeri
pemerintah, tetapi pada awal mula pembentukan Kelompok Tani Dewi Pohaci mengerahkan segala kemampuan berupa materi dengan hasil pengumpulan anggotanya.
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI DEWI POHACI
Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang
3.2 Teknik Budidaya Tanaman Nanas Simadu 3.2.1 Pembibitan
buah, mahkota buah dan stek batang, dan cara generatif, dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, akan tetapi ini jarang digunakan bahkan tidak pernah di lakukan pada budidaya yang kami kunjungi. Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal sehat serta bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Penyiapan benih (bibit) tanaman nanas simadu menggunakan daun mahkota dengan memilih buah nanas segar dan memiliki ciri buah yang keras, dengan daun berwarna hijau yang belum berubah warna menjadi kuning atau coklat, daun mahkota yang melekat pada buah nanas dilepas untuk kemudian disimpan dan diletakan pada posisi terbalik. Tujuannya menurut Bapak Ismail yaitu agar bibit tersebut kering dan tidak mengalami pertumbuhan akar sebelum pindah tanam.
3.2.2 Penyiapan Lahan
meratakan tanah, kemudian di sekelilingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Pembuatan bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90- 150 cm atau variasi lain sesuai dengan teknik budidaya yang digunakan. Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.
Gambar 6 Area Perkebunan Nanas
3.2.3 Penanaman dan Sistem Tanam
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak yang ditentukan; (2) mengambil bibit nanas yang sehat dan baik kemudian ditanami pada masing-masing lubang, satu bibit per lubang tanam; (3) bibit yang telah ditanam kemudian ditimbun dengan cara ditekan pada sekita pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, sekitar 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit tidak mudah busuk.
3.2.4 Pengairan dan Penyiangan
Karena tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, sehingga tidak diperlukan pengairan atau penyiraman. Selain itu juga lokasi budidaya yang terletak pada dataran tinggi di daerah Subang tepatnya di Kecamatan Jalancagak. Penyiangan dilakukan pada budidya tanaman nanas yaitu dua kali dalam tujuh bulan.
3.2.5 Pemupukan
pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan kalium diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea
penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang
pembungaan.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk organik. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang sebanyak 5 ton/ ha, pupuk NPK dan urea 62,5 kg. Dilakukan pula pengaplikasian ZPT (zat perangsang tumbuh) dengan cara disiramkan pada tanaman tersebut. Berdasarkan penuturan narasumber bahwa ZPT yang digunakan yaitu bermerk dagang Cepha dengan dosis 2 tutup botol yang dilarutkan pada satu ember besar.
3.2.6 Teknik Pemangkasan
Penjarangan atau pemangkasan pada tanaman nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas simadu tidak berbentuk pohon.
3.2.7 Pengendalian OPT
Berdasarkan wawancara tidak ada pengendalian hama maupun penyakit karena nanas simadu subang resisten terhadap hama dan penyakit, hanya terhadap tupai dan itupun tidak begitu berpengaruh.
3.2.8 Panen dan Penanganan Pasca Panen 1. Waktu dan Kriteria Panen
Panen buah nanas simadu di Kelompok Tani Dewi Pohaci dilakukan setelah nanas simadu berumur 24 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen a) Mahkota buah terbuka, b) Tangkai buah mengkerut, c) Mata buah lebih mendatar, d) besar dan bentuknya bulat, e) Warna bagian dasar buah kuning, f) Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
2. Cara Panen
3. Penanganan Pasca Panen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk. Oleh karena itu, setelah panen diperlukan
penanganan pascapanen yang memadai. Berdasarkan
wawancara dengan Bapak Ismail penanganan pasca panen diperlukan:
a. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau gudang sortasi.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, atau mentah, setelah itu dibagi dalam tiga kelas.
• Kelas I, dengan kriteria memiliki bentuk yang sempurna, ukurannya lebih besar dan warna buahnya yang seragam. Biasanya buah yang berkualitas tinggi hanya dijual pada pedagang-pedagang yang berada dipinggir jalan (gantungan).
• Kelas III, dengan kriteria memiliki ukuran buah lebih kecil. Biasanya hanya digunakan untuk produk olahan seperti sirup, selai, koktail, keripik, dodol dan masih banyak lainnya.
c. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, untuk menunggu harga naik kembali. Buah nanas di kelompok tani ini biasanya disimpan dalam peti kemas bersuhu dingin sekitar 5oC.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dari hasil laporan observasi dapat disimpulkan bahwa Menurut Bapak Ismail tanaman nanas simadu sangat cocok di budidayakan di Daerah Jalan Cagak Subang karena sesuai dengan syarat tumbuh nanas simadu itu sendiri. Iklim dan tanah mengambil peran penting terhadap
pertumbuhan tanaman nanas simadu karena dapat
mempengaruhi hasil produksi. Pembudidaya dilakukan dengan menggunakan bibit yang berasal dari daun mahkota sedangkan dalam pengaplikasian pupuk menggunakan NPK, urea, dan pupuk kandang, serata ZPT. Panen tanaman nanas simadu dilakukan tujuh bulan setelah tanam.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Chasanah, N. 2006. Studi Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Nanas (Ananas comosus L. Merr) CV. Queen Hasil Perbanyakan In Vitro Subkultur III Di Lapang. Fakultas Pertanian IPB: Bogor
Gunawan. 2007. Pengaruh Ukuran Bibit Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif dan Kesiapan Induksi Nenas (Ananas Comosus L. Merr) Smooth Cayenne Dikabupaten Subang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Nakasone H. Y and R. E. Paull. 1999. Pineapple: In Jeff Athernon and Alun Raes (Eds). Tropical Fruits. CAB International Publishing: London. Vol 1: 239-269
Sunarjono, H. 1998. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Tarmansyah US; Puslitbang Indhan Balitbang Dephan. 2007.
Pemanfaatan Serat Rami untuk Pembuatan Selulosa. STT, 18 (2289).