PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TUGAS 2Disusun oleh :
DANIS PRABANDANA 12/331439/PA/14693
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
JURUSAN ILMU KOMPUTER DAN ELEKTRONIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
1. Mengapa orang harus bernegara? Mengapa negara itu ada?
Manusia sebagai makluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhannya, baik materi atau non-materi. Manusia yang sudah begitu banyak jumlahnya, tak bisa dikendalikan lagi laju perkembangannya, secara tidak langsung menuntut adanya aturan yang disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin. Begitu pula pembagian tugas sepaya tidak ada tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu dengan mereka. Dia juga harus sekaligus mampu menjadi penengah atas semua konflik yang terjadi. Inilah yang mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara.
Kesimpulannya adalah bahwa manusia tidak dapat hidup dengan teratur, tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakikatnya, dalam komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.
Menurut Thomas Van Aquino adanya sebuah negara dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu manusia sebagai makhluk sosial (animal social) dan manusia sebagai makhluk politik (animal politicum). Manusia sebagai makhluk sosial memiliki sifat tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan manusia lain, sedangkan manusia sebagai makhluk politik memiliki naluri untuk berkuasa.
Oleh karena itu, menurut Thomas Hobbes, keberadaan suatu negara sangat diperlukan di masyarakat. Negara diperlukan sebagai tempat berlindung bagi individu, kelompok, dan masyarakat yang lemah dari tindakan individu, kelompok, dan masyarakat, maupun penguasa yang kuat (otoriter). Hal tersebut dikarenakan manusia mempunyai sifat seperti serigala (homo homini lupus).
Keberadaan negara tersebut membuat masyarakat sadar bahwa diperlukan mekanisme pembentukan yang mendapat legitimasi (pengakuan) dari seluruh masyarakat untuk menciptakan suatu negara. Setelah terbentuk, negara juga harus bisa menjalani kehidupan dengan baik ketika berbagai masalah menerpa dan harus bisa menjaga eksistensinya.
2. Apa yang dimaksud dengan negara?
Kata negara merupakan terjemahan dari kata State (Inggris), Staat (Belanda), dan
Etat (Perancis). Sedangkan ketiga kata diatas berasal dari bahasa Latin Status atau
Statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak atau tetap.
Secara terminologi, negara merupakan organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam lingkungan dan mempunyai sebuah pemerintahan yang berdaulat.
Beberapa ahli juga mendefinisikan negara sebagai berikut :
- Negara menurut John Locke dan Rosseau dalam buku Ilmu Negara (1993), adalah suatu badan atau organisasi hasil daripada perjanjian masyarakat 3.
- Negara menurut Max Weber dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (2000) adalah suatu asyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
- Negara menurut Roger F. Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (2000) adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persolan bersama, atas nama masyarakat.
- Negara menurut Mac Iver dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (2000) adalah suatu negara harus memenuhi tiga unsur pokok, yaitu pemerintah, komunitas atau rakyat, dan wilayah tertentu.
- Negara menurut Harold Laski dalam buku Etika dan Tertib Hidup Berwarganegara (2010) adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang bersifat memaksa.
3. Bagaimana sejarah terbentuknya negara?
A. Pendekatan teoritis 1. Teori hukum alam
Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran yang paling awal. Berdasarkan teori hukum alam, terjadinya negara ialah sesuatu yang alamiah. Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Tokoh-tokoh teori ini adalah Plato dan Aristoteles. Negara menurut Plato (429–347 SM) ialah suatu keluarga besar yang setiap anggotanya saling berhubungan, bekerja sama, serta memiliki tugas sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka. Adapun negara menurut Aristoteles (384–322 SM) bermula dari keluarga, sekelompok keluarga, kemudian bergabung menjadi lebih besar, dan terbentuklah desa, masyarakat luas, serta akhirnya terbentuk negara.
2. Teori ketuhanan (teokrasi)
jawab kepada Tuhan, tidak kepada siapa pun. Penganjur teori ini adalah Agustinus, F.J. Stahl, Thomas Aquinas, Ludwig Von Halfer, serta F. Hegel. 3. Teori perjanjian (perjanjian masyarakat)
Menurut teori ini, kehidupan manusia dipisahkan dalam dua zaman, yakni zaman sebelum ada negara serta zaman sesudahnya. Keadaan tidak bernegara (pranegara) disebut keadaan alamiah. Di sini individu hidup tanpa organisasi serta pimpinan, tanpa hukum, dan tanpa negara serta pemerintah yang mengatur hidup mereka. Keadaan alamiah itu harus diakhiri dengan jalan mengadakan perjanjian bersama. Dibentuklah negara melalui suatu perjanjian di mana individu-individu merupakan pesertanya. Negara berdaulat merupakan tujuannya sehingga dapat melindungi serta menjamin kehidupan mereka. Perjanjian ini disebut perjanjian masyarakat atau kontrak sosial. Pelopor teori perjanjian ini adalah Plato, Aristoteles, Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau.
4. Teori kekuasaan/kekuatan
Teori ini berpendapat bahwa negara timbul karena orang-orang kuat menaklukkan orang-orang lemah. Untuk dapat menguasai orang-orang lemah, maka didirikanlah organisasi, yaitu negara. Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx (1818–1883), Frederick Engels, Harold J Laski (1893–1950), F. Oppenheimer, dan Leon Duguit.
B. Pendekatan Primer dan Sekunder a. Primer
Terbentuknya negara secara primer adalah bertahap, yaitu dimulai dari adanya masyarakat hukum yang sederhana, kemudian berevolusi menjadi tingkat yang lebih maju. Menurut G. Jellinek, terdapat 4 tahapan terbentuknya negara secara primer :
 Fase Persekutuan Manusia/Suku (Genoot Schaft)
Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya yang utama di antara sesama.
 Fase Kerajaan (Rijk/Reicht)
Disini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.  Fase Negara Demokrasi (Staat)
Muncul kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat.  Fase Negara Diktatur (Diktatur Natie)
Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang kemudian berkuasa secara mutlak.
b. Sekunder
Terbentuknya negara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya. Pada masa kini, terdapat beberapa pendekatan dalam menjelaskan terbentuknya suatu negara :
Sebuah negara terbentuk karena adanya suatu penaklukan sebuah bangsa menggabungkan diri, seperti yang terjadi pada bangsa Ceko dan Slovakia.  Separation Theory
Sebuah negara terbentuk karena perpisahan sebuah bangsa dalam suatu wilayah tertentu dari sebuah negara. Contohnya negara-negara bekas Uni Soviet.
 Newly Formed Theory
Sebuah negara terbentuk oleh sebuah bangsa yang berpindah ke sebuah wilayah yang tak bertuan, atau migrasi bangsa ke sebuah wilayah negara lain yang diberikan untuk negara migran tersebut. Contohnya adalah negara Liberia.
4. Apa hakekat dan sifat negara?
Hakekat negara adalah suatu penggambaran tentang sifat daripada negara. Suatu negara memiliki sifat-sifat seperti dibawah ini :
 Sifat Memaksa
Setiap negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundangundangan ditaati, ketertiban dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah. Alat pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan lainnya. Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan dapat dikenakan hukuman kurungan.
 Sifat Monopoli
Yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak, menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.
 Sifat Mencakup Semua
Semua hal tanpa kecuali mencakup kewenangan negara, misalnya semua orang harus membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang sama di
hadapan hukum/berdasarkan hukum, dan sebagainya.
Unsur-unsur pembentuk negara dibagi menjadi dua, yaitu : a. Secara konstitutif
Unsur-unsur pembentuk negara secara konstitutif meliputi :  Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam wilayah negara tertentu.
Rakyat dalam suatu negara meliputi : a. Penduduk, bukan penduduk
b. Warga negara, bukan warga negara  Wilayah
Wilayah negara adalah tempat/ruang yang menunjukkan batas-batas dimana negara itu sungguh-sungguh dapat melaksanakan kekuasaannya. Sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat sekaligus sebagai tempat bagi pemerintah untuk mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahan.
Wilayah suatu negara terdiri dari: 1. Wilayah darat
Bentuk perbatasan wilayah daratan, antara lain sebagai berikut:
a. Perbatasan buatan manusia, seperti tembok (great wall), patok besi, dan lain lain.
b. Batas alam, seperti gunung, hutan, sungai, dan lain-lain. c. Batas geofisika, yang berupa garis lintang dan bujur.
2. Wilayah laut
Wilayah laut suatu negara disebut laut teritorial sedangkan laut yang berada di luar laut territorial disebut laut bebas / laut internasional atau more liberum.
Dua konsepsi yang pernah muncul berkaitan dengan peguasaan wilayah lautan :
a. Res Nullius
Pandangan yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (John Sheldon dari Inggris dalam bukunya More Clausum)
b. Res Communis
Pandangan yang beranggapan bahwa laut itu milik bersama atau milik masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara (Hugo de Groot/ Grotius dalam bukunya More Liberum, Gotius mendapatkan julukan Bapak Hukum Internasional).
Wilayah udara suatu negara meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara yang bersangkutan. Wilayah kedaulatan udara Indonesia menurut UU No. 20/1982 setinggi 35,761 km termasuk orbit geostasioner.
Beberapa pendapat mengenai wilayah kedaulatan udara :
a. Lee : wilayah udara territorial suatu negara adalah jarak tembak meriam yang dipasang di daratan.
b. Van Holzen Darf : wilayah udara suatu negara adalah 1000m di atas permukaan bumi tertinggi.
c. Henrich’s : wilayah udara suatu negara setinggi 196 mil.
4. Wilayah ekstra territorial
Wilayah ekstra teritorial adalah wilayah tempat berlakunya kekuasaan sebuah negara di luar batas-batas wilayah teritorial.
Contoh wilayah ekstra teritorial :
a. Kapal laut di luar laut teritorial di bawah bendera suatu negara. b. Wilayah tempat bekerjanya badan perwakilan sebuah negara.
 Pemerintah yang berdaulat
Pemerintah yang berdaulat merupakan unsur terpenting ketiga. Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang terdiri atas warga negara itu sendiri yang dipilih/diangkat/ditunjuk untuk mengemban kekuasaan negara. Yang dimaksudkan dengan pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang tidak dijajah oleh bangsa/negara lain.
b. Secara deklaratif
Unsur-unsur pembentuk negara secara deklaratif meliputi :  Proklamasi
Yaitu pernyataan kemerdekaan suatu bangsa yang bersangkutan yang kemudian diperinci dalam konstitusinya.
 Pengakuan kedaulatan oleh negara lain
Sumber :
http://febriantihidayah.blogspot.com/2013/09/hubungan-beragama-dan-bernegara.html
http://blogcatatanudin.blogspot.com/p/hakekat-negara.html http://politeagroup.wordpress.com/unsur-unsur-negara/
http://dhimastaufik.wordpress.com/2013/06/11/asal-mula-terjadinya-negara-berdasarkan-fakta-dan-teoritis/
http://bse.mahoni.com/data/SMA_10/Pendidikan_Kewarganegaraan_1_Kelas_10_Ri ma_Yuliastuti_Wijianto_Budi_Waluyo_2011.pdf
Kresna, Aryaning Arya, dkk. 2010. “Etika dan Tertib Hidup Berwarga Negara”. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.