• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah landasan dan Tujuan pendidikan p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah landasan dan Tujuan pendidikan p"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pembimbing Honest Dody Molasy S.Sos, MA.

Di susun oleh :

1. Desi Mustikasari ( 160810201172 ) 2. Ersalina Saufika ( 160810201178 ) 3. Nanda Tri Armada ( 160810201208 ) 4. Wildan Quaisy ( 160710101426 ) 5. Erlangga Satriagung ( 160810201201 ) 6. Yahya Sultoni ( 161710201062 ) 7. Yasinta Fitriah Ar ( 160810101147 ) 8. Ferry Fathur ( 160810201196 )

Kelompok 1 Kelas 05

Universitas Jember

(2)

PEMBAHASAN

A. Landasan Pancasila 1. Landasan historis

Bangsa Indonesia terbentuk dalam suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak Zaman kutai. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia berjuang menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka , mandiri serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang panjang dalam

perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya , yang di dalamnya tersimpul ciri khas , sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang harus memiliki visi harus serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat Internasional.

Menurut kami landasan historis adalah cerita perjalanan masyarakat Indonesia dari sebelum merdeka sampai merdeka saat ini, jadi nenek moyang kita seluruh nusantara memang telah memiliki nilai-nilai pancasila sebelumnya. Dari zaman kerajaan-kerajaan yang saling melakukan kerjasama perdagangan, yang pada proses itu terjadi pertukaran budaya, sifat, dan karakter.

2. Landasan Kultural

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup. Filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam pergaulan masyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain . Negara komunisme dan liberalisme meletakan dasar filsafat negaranya pada suatu konsep ideologi tertentu.

(3)

Menurut kami landasan kultural adalah asas kultural yang telah ada dan melekat pada diri rakyat Indonesia. Seperti halnya pancasila bukanlah ciptaan dari pemikiran sekelompok orang, tapi merupakan ciri dari bangsa Indonesia sendiri yang didalamnya terkandung nilai-nilai kultural bangsa Indonesia.

Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam diri pengembangannya sesuai dengan tuntunan zaman. Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa Indonesia adalah jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki sifat keterbukaan sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap perkembangan zaman di samping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi yang

dilakukannya. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.

3. Landasan yuridis

Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di pendidikan tinggi tertuang dalam undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 39 telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib memuat pendidkan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.

Menurut kami landasan yuridis adalah landasan yang dibuat oleh kelompok, organisasi, dan masyarakat melalui proses musyawarah dengan tujuan mencapai aturan yang cocok. Landasan yuridis pancasila terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD”45, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila Pancasila-sila sebagai dasar negara yang sah sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

(4)

Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Adapun penjabaran yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :

- Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.Ayat (2) UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

- Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warganegara bersamaan

kedudukannya di dalam Hukum danPemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

- Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

- Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

- Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

- Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh Negara.

- Ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. 4. Landasan Filosofis

(5)

berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakt. Dengan demikian pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang bhineka tunggal ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh mematikan kenekaragaman (Kaelan,2013:43).

Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan hidup. Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem perundang-perundangan. Pada zaman dahulu saat bangsa Indonesia belum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang hanya berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan, dan pada masa kerajaan-kerajaan hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut kepercayaan terhadap Tuhan YME. Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum berdirinya negara Republik Indonesia.

Menurut kami Landasan filosofis adalah landasan yang berasal dari pandangan hidup bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila seperti sila pertama ketuhanan yang MahaEsa merupakan budaya bangsa Indonesia yang menghargai keyakinan antar umat beragama, menerima dan tetap bekerja sama walaupun dibedakan ras, suku, warna kulit, dan agama.

Oleh karena itu Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.

(6)

ontologism demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat negara.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual yang penuh tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-masing.

Menurut kami Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila kepada peserta didik. Sehingga diwajibkannya pendidikan Pancasila dari sekolah dasar hingga bangku perkuliahan. Pendidikan Informal pun juga diwajibkan menanamkan nilai Pancasila, agar budaya bangsa dan karakter bangsa tidak tergerus oleh budaya yang dating dari luar.

Melalui Pendidikan Pancasila, setiap warga Negara Indonesia diharapkan mampu menganalisis dan menjawab segala permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat secara berkesinambungan dan sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.

Tujuan dalam mempelajari pendidikan pancasila adalah untuk menghasilkan manusia yang memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut :

1. Agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME 2. Berprikemanusiaan yang adil dan beradab 3. Mendukung persatuan bangsa

4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan individu/golongan

5. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.

C. Pembahasan Pancasila secara Ilmiah

Sebagai suatu kajian ilmiah, pancasila harus memenuhi syarat ilmiah sebagai yang dikemukakan I. R. Poedjowijatno dalam bukunya “Tahu dan Pengetahuan” yang merinci syarat-syarat ilmiah sebagai berikut.

1. Berobjek

(7)

b) Objek material Pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian Pancasila. Objek material seperti perjalanan sejarah, benda-benda sejarah dan adat istiadat bangsa.

2. Bermetode

Salah satu metode dalam Pembahasan Pancasila adalah metode “Analytico syntetic” yaitu perpaduan metode analisis dan sintetis. Pancasila banyak berkaitan dengan hasil budaya dan objek sejarah, maka metode yang lazim digunakan adalah metode ”hermeneutika”yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik objek, demikian juga metode “koherensi historis” serta metode “pemahaman, penafsiran, dan interpretasi” senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika dalam suatu penarikan kesimpulan.

3. Bersistem

Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan “majemuk tunggal” yaitu kelima sila Pancasila. Baik rumusannya, inti, dan isi Pancasila merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.

Pancasila dapat menjadi objek pembahasan ilmiah harus memliki sifat alur yang runtun dan tidak ada pertentangan antara sila-sila yang terkandung.

4. Bersifat Universal

Dalam kaitannya dengan kajian Pancasila, hakikat ontologisme nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal, atau dengan kata lain intisari, essensi, atau makna yang terkandung dalam sila-sila pancasila pasa hakikatnya adalah bersifat universal.

\Maksut dari sifat universal adalah nilai-nilai pancasila dapat diterima oleh seluruh rakyat, tidak ditunjukan pada salah satu golongan tetapi ditunjukan pada seluruh warga Negara.

D. Beberapa Pengertian Pancasila

1. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana). Bahasa rakyat biasa disebut dengan bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta, perkataan “Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu :

“panca” artinya “lima”

(8)

“syiila” (vokal i panjang) artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”

Dalam bahasa Indonesia, terutama bahasa Jawa, kata-kata tersebut diartikan “susila” yang sangat berkaitan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah istilah “Panca Syila” (dengan vokal i pendek) yang memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” (dengan vokal i panjang) bermakna lima aturan tingkah laku yang penting.

2. Pengertian Pancasila secara Historis

Rumusan dasar kenegaraan bagi bangsa Indonesia dapat diringkas dalam uraian berikut.

a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945).

Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin mengajukan lima asas negara Indonesia Merdeka, yaitu sebagai berikut:

1) Peri Kebangsaan 2) Peri Kemanusiaan 3) Peri Ketuhanan 4) Peri Kerakyatan 5) Kesejahteraan Rakyat

Rancangan UUD tersebut mencantumkan 5 asas atau 5 dasar negara yang rumusannya adalah sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia

3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia b. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945, di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno pun berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Dalam pidatonya, Soekarno mengajukan nama “Pancasila” (yang artinya lima dasar) sebagai dasar kenegaraan. Kelima asas dasar negara Indonesia tersebut hádala sebagai berikut.

(9)

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan 3. Mufakat atau demokrasi perwakilan 4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menawarkan penyusutan Pancasila menjadi Trisila dan Trisila ini bisa diperas lagi, menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”. Tetapi ia sangat cenderung pada Pancasila yang ia uraikan di awal pidatonya itu.

c. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Dalam beberapa persidangan BPUPKI belum dicapai suatu

kesepakatan yang utuh tentang rumusan Pancasila yang akan menjadi dasar kenegaraan yang mengikat secara kontinyu. Dalam sidang yang dilakukan Panitia Sembilan ini tercapailah rumusan yang lebih dikenal dengan Piagam Jakarta. Isi rumusan Pancasila tersebut adalah sebagai berikut.

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut.

a Konstitusi RIS (29 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)

Di dalamnya tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut. 1. Ketuhanan Yang Maha Esa

(10)

3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan Sosial

b Dalam UUDS (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Rumusan Pancasila yang tercantum dalam konstitusi RIS adalah sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri kemanusiaan

3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial.

c Rumusan Pancasila dikalangan Masyarakat

Selain itu terdapat rumusan Pancasila yang beredar dikalangan masyarakat luas, yaitu sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan 4. Kedaulatan Rakyat 5. Keadilan Sosial

Dari bermacam-macam rumusan pancasila tersebut di atas yang sah dan benar secara konstitusional adalah rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan ketetapan

NO.XX/MPRS/1966, dan Inpres No. 12 tanggal 13 april 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Dari pengertian-pengertian pancasila diatas dapat kami simpulkan pengertian pancasila adalah hasil pandangan, nilai, budaya, kultural, historis, cita-cita dan karakter bangsa Indonesia yang diungkapkan lewat diciptakannya Pancasila dan dilambangkan dengan Burung Garuda.

(11)

1. Landasan Pendidikan Pancasila

Terdapat beberapa landasan mengenai Pendidikan Pancasila, yaitu landasan historis, landasan kurtural, landasan yuridis, dan landasan filosofis.

2. Tujuan Pendidikan Pancasila

Tujuan diadakannya Pendidikan Pancasila yaitu memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya, memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya, mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual.

3. Pembahasan Pancasila secara Ilmiah

Sebagai suatu kajian ilmiah, pancasila harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu berobjek, bermetode, bersistem, dan bersifat universal.

4. Beberapa Pengertian Pancasila

Pengertian Pancasila meliputi lingkup pengertian secara etimologis, historis, dan terminologis.

3.2 Saran

Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang landasan dan tujuan pendidikan pancasila yang meliputi landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis, dan landasan filosofi yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari semuanya jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.

(12)

Jakarta. Rineka.

Subiyakto, Gatot. 2005. Pendidikan Pancasila Bab I. Retrieved :

http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17755/BAB+I.pdf (10 September 2016 )

Setijo, Pandji, 2006. Pendidikan Pancasila: perspektif sejarah perjuangan bangsa, Edisi kedua, Jakarta: PT Grasindo.

Miswary. 2015. Landasan Historis Pancasila. Retrieved :

http://francescomiswary.blogspot.co.id ( 11 September 2016 )

Kaelan, Negara Kebangsaan Pancasila Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis dan Aktualisasinya, 2013, Paradigma, Yogyakarta

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Unsur-unsur yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat politik sehingga bisa disebut sebagai negara adalah apabila memiliki rakyat, wilayah atau daerah tertentu, pemerintah

Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain.Di

Namun, hal tersebut harusnya tidak terjadi karena kita memiliki ideologi negara, pancasila, yang “sakti” sehingga memiliki kekuatan untuk menyatukan bangsa

Ketiga unsur ini merupakan unsur pokok adanya suatu negara, artinya jika salah satu unsur ini tidak ada, maka negara itu belum dapat disebut sebagai negara. Karena ketiga

Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara memiliki 4 fungsi pokok yaitu: –          Mempersatukan bangsa,. memelihara dan mengukuhkan persatuan

Semua kegiatan dari warga negara sudah direncanakan dengan baik seluruhnya oleh negara sehingga rakyat tidak perlu khawatir lagi adanya kekurangan

 Semua kegiatan dari warga negara sudah direncanakan dengan baik seluruhnya oleh negara sehingga rakyat tidak perlu khawatir lagi adanya kekurangan pada kebutuhannya.. 

Pengertian demokrasi ialah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat kekuasaan warga negara atas negara untuk dijalankan oleh