BAB I
PROFESI GURU
A. PENGERTIAN PROFESI
Pengertian profesi menurut para ahli :
1. Peter Jarvis ( 1983: 21 ), profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi intelektual dan latihan yang khusus, tujuannya iyalah untuk menyediakan pelayanan ketrampilan terhadap yang lain dengan
bayaran maupun upah tertentu.
2. Cogan (1983: 21 ), profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam prakteknya didasarkan atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu pengetahuan.
3. Dedi Supriyadi ( 1998: 95 ), profesi merupakan pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan
terhadap profesi. (http://www.gurupendidikan.com/5-pengertian-dan-karakteristik-profesi-menurut-para-ahli/)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan , jabatan yang menuntut suatu keahlian , yang didapat
melalui pendidikan serta latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus , memiliki tanggung jawab serta kode etik tertentu.
Setelah mempelajari pendapat para ahli maka ciri-ciri umum suatu profesi ialah pekerjaan yang :
1. Memerlukan pendidikan yang lama untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan;
3. Mempunyai organisasi profesi untuk memelihara kepentingan kewenangan dan mutu profesi;
4. Mempunyai kode etik untuk menjadi pegangan anggota profesi dalam bertugas; dan
5. Mempunyai standar pegnetahuan dan keterampilan khusus yang dikembangkan, dan yang membedakan dari profesi lain.
Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vacation, melainkan suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri expertise (keahlian), responsibility (tanggung
jawab), corporatenes (rasa kesejawatan). (Nugroho, 1982)
B. ORGANISASI PROFESI GURU
Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari organisasi, diantaranya sebagai berikut:
1. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
(http://iierrrr.blogspot.com/2012/04/organisasi-profesi-keguruan.html)
Menurut Pengertian di atas, penyaji menyimpulkan bahwa Organisasi adalah pola hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai
Organisasi profesi merupakan suatu wadah, tempat para anggota professional tersebut menggabungkan diri dari mendapatkan perlindungan.
BAB II
KODE ETIK GURU INDONESIA
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyadari pendidikan
merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila serta Undang-Undang dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab pada
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas dasar itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru
dengan mempedomani isi pernyataan berikut ini :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian peserta didiknya
masing-masing
c. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila, Pendidikan Moral Pancasila bagi peserta didiknya
d. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila
e. Guru melatih dan memecahkan masalah-masalah dan membina daya kreasi peserta didik, agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun
f. Guru membantu sekolah di dalam usaha menanamkan pengetahuan
keterampilan kepada peserta didik
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan peserta didik masing-masing.
a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan peserta
didiknya masing-masing
b. Guru hendaknya luwes di dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan peserta didiknya masing-masing
c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membedakan jenis posisi social orang tua peserta didiknya
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
a. Komunikasi guru dan peserta didik di dalam dan di luar sekolah
dilandaskan pada rasa kasih sayang
b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka guru harus mengetahui kepribadian
anak dan latar belakang keluarganya masing-masing
c. Komunikasi guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan
pendidikan peserta didik
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik. a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga peserta didik
b. Guru mecnciptakan hubungan baik dengan dengan orang tua peserta didik sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal-balik untuk
kepentingan peserta didik
c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun
yang disampaikan orang tua peserta didik/masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya
d. Pertemuan dengan orang tua peserta didik harus diadakan secara teratur 5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan b. Guru turut menyebarkan program-program pendidikan dan kebudayaan
kepada masyarakat sekitarnya.sehingga sekolah tersebut turut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan
di tempat itu
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya
d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai
aktivitas
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara
sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakatnya
6. Guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan : (1) Membaca buku-buku
(2) Mengikuti lokakarya, seminar, gerakan koperasi, dan
(4) Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian
b. Guru bicara, bersikap, dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya. 7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati
dan bantu-membantu sesame lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru, baik secara
keseluruhan maupun secara pribadi
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud
membina profesi dan pendidikan pada umumnya
b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan di antara sesame pengabdi pendidikan
c. Guru senantiasa bersama, agar menghindari diri dari sikap-sikap, ucapan-ucapan, dan tindakan-tindakan yang merugikan organisaasi
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah.
a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan
b. Guru melakukan tugas professional dengan disiplin dan rasa pengabdian c. Guru berusaha menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah
dalam bidang pendidikan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat sekitarnya
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di
Dengan adanya Kode Etik Guru Indonesia ini, guru-guru di Indonesia mempunyai pegangan untuk melaksanakan tugas profesionalnya. Masyarakat dan
negara ingin agar kode etik tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga di satu pihak masyarakat dapat jaminan pelayanan profesional dari guru, di lain pihak guru merasa dilindungi dan dengan aman melaksanakan tugasnya serta
mengembangkan dirinya.
BAB III
PERANAN GURU
Yang dimaksudkan dengan peranan (role) ialah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang pada suatu situasi tertentu.
1. PERANAN GURU DI SEKOLAH
Peranan guru yang utama, yakni memberikan pengetahuan (cognitive), sikap
dan nilai (affective), dan keterampilan (psychomotor) kepada peserta didik. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru yang utama terletak di lapangan pengajaran.
hanya mengajar, tetapi juga harus mendidik peserta didiknya untuk menjadi manusia dewasa yang pancasilais.
Selain tugas dan peranan mengajar (instructional) dan mendidik (educational), seorang guru juga memimpin kelasnya (manajerial). Memimpin
kelas tidak hanya terbatas di dalam kelas (internal), tetapi juga di luar kelas (eksternal). Kegiatan guru di dalam kelas menyangkut personal perserta didik,
material (alat-alat pelengkap), dan operasional (tindakan-tindakannya). Dengan kata lain, peranan manajerial guru dalam kelas, yakni membina disiplin dan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib. Artinya, guru
dan peserta didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah diterapkan dengan senang hati.
Guru harus mengorganisasikan kegiatan-kegiatan intra dan ekstra kelas, personal peserta didik (pengoraganisasian, penempatan, penugasan,
pembimbingan peserta didik, dan kenaikan kelas), serta fasilitas-fasilitas fisik kelas (pengaturan tempat duduk, pemeliharaan ruang kelas, pengaturan alat-alat pengajaran, pemeliharaan kebersihan, cahaya ventilasi, dan akustik ruangan).
1.1. Peranan Guru dengan Peserta Didik Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru dapat mempertahankan status dan jarak dengan peserta didik. Gunanya supaya guru dapat mengatasi dan mengontrol situasi kelas. b. Guru memperhatikan social distance dan respect-nya terhadap peserta
didik. Gunanya agar guru dapat mempertahankan respect peserta didik terhadap dirinya, dan untuk memelihara kewibawaannya.
Kewibawaan adalah pancaran kelebihan yang diakui oleh peserta didik dan yang mendorongnya beridentifikasi kepada pendidiknya.
bersenda-gurau dengan peserta didik. Hendaklah guru-guru dapat menyesuaikan peranannya menurut situasi sosial dan tingkat sekolah
yang dihadapi.
c. Guru dalam melaksanakan tugas berdasarkan kasih sayang, adil, dan
menumbuhkan perasaan-perasaan itu dengan rasa penuh.
d. Guru berusaha tidak mengaitkan persoalan politik dari ideologi yang
dianut dalam pergaulan dengan peserta didik.
Kewibawaan sejati yang diperoleh guru berdasarkan kepribadiaannya. Kalau guru inginberhasil mendidik peserta didik hendaklah guru mempunyai sifat-sifat yang baik seperti kewibawaan, jujur, bertanggung jawab, adil, bijaksana, pandai
bergaul, cinta kepada tugas, rajin, disiplin, pemaaf, tegas, sabar, berusaha meningkatkan profesi, tidak lekas marah, dapat mengendalikan diri, disiplin diri,
tidak sombong, serta loyal terhadap bangsa dan negara. 1.2. Peranan Guru dalam Masyarakat
unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru bergaul dengan masyarakatnya, dengan tetap memelihara statusnya bahwa ia adalah orang yang digugu dan ditiru dimana saja ia berada. Biasanya aspek etis, intelektual, dan sosial dituntut
masyarakat terhadap guru-guru lebih tinggi daripada orang dewasa lainnya.
b. Guru menjauhkan diri untuk memasuki kegiatan masyarakat tertentu, seperti judi, korupsi, dan ngebut karena guru dianggap tokoh
identifikasi oleh masyarakatnya.
c. Guru menerima peranan secara tidak bertentangan dengan kenyataan
yang dihadapinya. Sebelum mengajar, guru mengadakan persiapan di rumah. Demikian pula dia memeriksa pekerjaan peserta didiknya di
pengorbanan. Keadaan yang seolah-olah bertentangan itu hendaklah diterima oleh guru sebagai sesuatu yang wajar.
d. Guru memegang suatu kode tingkah laku tertentu. Masyarakat menghendaki agar guru-guru menjaga ciri-ciri profesinya dan
berkepribadian seperti yang tersebut di atas. Dengan kata lain, agar dia menguasai profil kemampuan dasar guru atau kompetensi guru.
e. Guru menyayangi semua golongan sebab kehidupan guru dan keahliannya dicontoh, dan diteladani oleh seluruh masyarakat.
f. Guru merupakan perintis pembangunan pada segala bidang kehidupan masyarakat.
1.3. Peranan Guru dengan Guru lain Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru merasa sederajat, bersifat terus terang, dan jujur dalam bergaul
dengan guru-guru lain.
b. Guru bersedia saling menasihati dan memberi saran dalam rangka mengembangkan jabatan masing-masing.
c. Guru saling menolong dan penuh toleransi dalam menunaikan tugas dan memecahkan persoalan bersama.
d. Guru mencegah pembicaraan yang bersifat sensitive, yang berhubungan dengan pribadi masing-masing.
1.4. Peranan Guru dengan Pegawai Tata Usaha Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru memelihara semangat corps dan meningkatkan rasa
kekeluargaan dengan pegawai tata usaha dan mampu mencegah hal-hal yang dapat mengganggu martabat masing-masing.
b. Guru bersikap terbukam demokratis, dan mampu menempatkan diri sesuai dengan hirarki jabatan masing-masing.
c. Guru bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap masalah yang muncul atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan
d. Guru bergaul berdasarkan ikatan moral dan bersikap kooperatif edukatif.
1.5. Peranan Guru dengan Atasannya Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru menghormati hirarki jabatan dan melaksanakan kebijaksanaan
atasannya.
b. Guru menyimpan rahasia jabatan
c. Guru menyampaikan saran-saran atau kritik-kritik melalui prosedur
dan forum yang semestinya.
d. Guru mengarahkan pergaulan dengan atasannya, antara lain, untuk
meningkatkan suatu pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
1.6. Peranan Guru dengan Orang Tua Peserta Didik Unsur-unsur peranan yang diharapkan, yaitu :
a. Guru bekerja sama dengan orang tua atau wali peserta didik untuk
memecahkan masalah-masalah pribadi peserta didik di sekolah.
b. Guru menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat kalau terjadi
kesalahpahaman dengan orang tua atau wali peserta didik.
c. Guru memberikan kepada orang tua atau wali peserta didik tentang
peraturan-peraturan dan disiplin di sekolah.
d. Guru menyampaikan dengan bijaksana bahwa orang tua atau wali
BAB IV
SYARAT-SYARAT MENJADI GURU
Syarat-syarat menjadi guru meliputi aspek kepribadian dan akademis.
1. Kepribadian
Kepribadian ialah cara seseorang yang unik dank has yang relatif bersifat tetap dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Adapun syarat-syarat
kepribadian, yaitu kertabasa, fisik, psikis, mental, dan moral. 1.1. Kertabasa
Menurut kertabasa, kata-kata guru diartikan : digugu dan ditiru. Kertabasa
Digugu artinya dapat dipercaya kata-katanya dan dapat diiyakan. Ditiru artinya diikuti, dicontoh, dan diteladani perbuatannya. Guru adalah orang yang
tidak pantas berbuat wagu dan saru. Wagu artinya tidak pantas, tidak pada tempatnya, tidak cocok, dan tidak serasi. Saru artinya cabul, tidak senonoh,dan tidak sopan.
Setiap suku kata yang terdapat pada kata-kata guru mempunyai arti yang
dalam dan merupakan empat unsur pokok yang hendaknya terpadu dalam diri guru, yaitu sebagai syarat-syarat kepribadiannya dalam usaha untuk melaksanakan pendidikan.
Suku kata yang pertama : G artinya gagasan atau ide. Guru hendaknya kaya dengan gagasan-gagasan, dan pribadinya benar-benar hidup dinamis di dalam
menghadapi setiap tantangan demi terciptanya suasana pendidikan yang wajar dab menggairahkan.
Suku kata yang kedua : U artinya usaha. Unsur G dan U selalu bergandengan, bahu-membahu, dan terpadu dalam seluruh kegiatan guru. Gagasan-gagasan yang
dihasilkan guru hendaklah diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha nyata.
Suku kata yang ketiga : R artinya rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang
hendaklah merupakan hubungan timbal-balik antara guru dan peserta didik. Dasar rasa kasih sayang berupa hasrat untuk membahagiakan peserta didik tanpa
menuntut balas jasa dari mereka sebab guru menyadari akan kodrat peserta didik. Maksudnya, mereka berada dalam proses perkembangan yang penuh dengan segala kekurangan dan memerlukan bimbingan. Apalagi kalau diperhatikan isi
serta diterima oleh ibunya dengan kegembiraan dan keikhlasan. Di sekolah sebagai ganti ibu ialah gurunya.”
Suku kata yang keempat : U artinya utama (ketentuan). Ciri-ciri keutamaan, antara lain jujur, disiplin, ramah-tamah, sopan, rendah hati, suka menolong, dan
taat beragama. Dengan kata lain, unsur U berkaitan dengan nilai-nilai agama, moral dan kebudayaan.
1.2. Fisik
Seorang guru/pendidk harus sehat jasmani dan tidak berpenyakit menular yang membahayakan seperti tuberkulosis. Selain itu, guru tidak memiliki cacat
tubuh yang dapat mengganggu kelancaran tugas mengajar di muka kelas seperti strabismus (mata yang sela) dalam stadium yang berat.
1.3. Psikis
seorang guru/pendidik harus sehat rohani seperti tidak mengalami gangguan kesehatan, yakni kelainan jiwa atau penyakit syaraf. Selain itu juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1.4. Mental
Syarat mental pertama dan utama yang dituntut dari guru sebagai pendidik ialah kesediaan dan kerelaannya untuk menerima tanggung jawab sebagai
pendidik yang sudah dewasa secara biologis, psikologis, pedagogis, dan sosiologis sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Di samping itu, guru harus bersikap mental yang baik terhadap profesi keguruan, cinta, dan berdedikasi
pada tugas, bermental pancasila, serta bersikap hidup demokratis sesuai dengan tujuan pendidikan dalam UUD 1945 dan UU Pokok Pendidikan 1982. Guru
2. Akademis
Guru sebagai pendidik dari segi aspek akademis hendaklah :
a. Mempunyai pengetahuan yang bulat dan up-to-date tentang ilmu yang
akan diajarkan;
b. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan
pendidikan di Indonesia sesuai dengan tahap-tahap pembangunan; c. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan untuk mengenal dan memberikan
bimbingan terhadap peserta didik, seperti dapat mengenal kemampuan bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi peserta didik; dan
d. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang metode yang efisien dan efektif dalam menyampaikan materi.
PROFIL KEMAMPUAN DASAR GURU
Profil kemampuan dasar (kompetensi) guru sebagai berikut :
1. Mengembangkan Kepribadian 2. Menguasai Bahan Bidang Studi
3. Mengelola Program Belajar-Mengajar 4. Mengelola Kelas
5. Menggunakan Media dan Sumber Belajar 6. Menguasai Landasan Kependidikan 7. Mengelola Interaksi Belajar-Mengajar 8. Menilai Prestasi Peserta Didik
9. Mengenal Fungsi dan Program Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan 10. Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
11. Memahami Prinsip-Prinsip dan Penafsiran Hasil Penelitian 12. Interaksi dengan Sejawat dan Masyarakat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Slamet Happy Napitupulu selaku Dosen mata kuliah Pengantar
menyelesaikan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Profesi Guru dan Peranannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Jakarta, 19 September 2015