MAKALAH
PENGANTAR STUDI ISLAM POKOK – POKOK AJARAN ISLAM
`
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
MAKALAH
PENGANTAR STUDI ISLAM POKOK – POKOK AJARAN ISLAM
Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam yang dibimbing oleh Ahmad Afif, MEI
Kelompok 1
1. Machallafri Iskandar (E20151001) 2. Yusrotul Rosidah (E20151003) 3. Linda Agesta Septialini (E20151004)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul: ”Pokok-pokok Ajaran Islam”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan kekompakan kelompok 1 dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk member arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Studi Islam, Ahmad Afif, MEI.
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN JUDUL... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... iv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah... 1
1.3. Tujuan Penulisan... 2
1.4. Manfaat Penulisan... 2
1.5. Sistematika Penulisan... 2
BAB II PEMBAHASAN... 3
3.1. Akidah... 3
3.2. Syariah... 6
3.3. Akhlaq... 8
3.4. Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam... 11
BAB IV PENUTUP... 13
4.1. Simpulan... 13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Di Jaman seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan yang kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam. Dasar ajaran Islam yang terdiri dari akidah, syari‟ah, dan akhlak sering sekali dilupakan keterkaitannya. Sudah banyak orang yang melakukan ibadah namun hanya untuk di pamerkan kepada orang lain, padahal itu sangat bertentangan dengan ajaran islam yang dimana apabila seseorang ingin beribadah, maka niatkan ibadah itu untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT. Itulah yang menjadikan suatu perbuatan yang seharusnya mendapat ganjaran pahala, tapi malah menjadi suatu kesia-siaan karena tidak dilakukan semata-mata karena Allah. Melihat hal tersebut, kami bermaksud untuk mengingatkan dan menegaskan kembali komposisi dasar dari ajaran agama islam, yaitu Akidah, Akhlak dan Syariah.
Tidak hanya membahas komposisi dasar ajaran agama islam, disini kami juga membahas perbedaan paham yang terjadi dikalangan umat muslim, dimana dengan perbedaaan tersebut sering terjadi permusuhan. Jadi kami, ingin meluruskan cara menghadapi perbedaan tersebut.
1.2Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, antara lain :
1. Apakah yang dimaksud akidah?
2. Apakah akidah ada sangkut pautnya dengan rukun iman?
3. Apakah yang dimaksud akhlak?
4. Ada berapa mahzab yang membahas tentang akhlak?
5. Apakah yang dimaksud syariah?
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, yaitu:
1. Menjelaskan dan mendekripsikan mengenai pokok-pokok ajaran islam yang terdiri dari Akidah, Akhlak, Syariah.
2. Membahas perbedaan paham dikalangan umat islam dan cara menghadapinya.
1.4Manfaat Penulisan
Manfaat makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, yaitu :
1. Dapat memahami tentang pokok-pokok ajaran islam yang tediri dari akidah, akhlak dan syariah.
2. Dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dapat menghadapi perbedaan paham dengan bijak.
1.5Sistematika Penulisan
1.4 Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam Bab IV Penutup:
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akidah
1.1. Pengertian Akidah
Akidah adalah keyakinan atau keimanan yang mengikat hati seseorang terhadap sesuatu yang diyakini dan diimani selama hidupnya. Dalam berakidah tidak boleh setengah hati tetapi harus meyakini dengan sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikitpun didalam hatinya.1
1.2. Rukun Iman
Rukun iman juga berkaitan dengan akidah. Karena tentang keimanannya terhadap rukun-rukun iman dan peranannya dalam kehidupan beragama. Rukun iman yang berupa keimanan kepada Allah dan para rasul, para malaikat,kitab-kitab yang diturunkan pada rasul-rasul,hari akhir, dan qadha’ dan qodar.
1. Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah yaitu percaya dengan sepenuh hati akan kebesaran yang dimiliki Allah, mengikuti petunjuk Allah yang terdapat dalam al-qur’an, mengerjakan apa yang telah diperintahkan sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan hadits.2 Dampak positif sekalipun manfaat iman kepada Allah yaitu mendorong seseorang untuk bertakwa kepada Allah dengan menyadari adanya Allah bawasannya Allah selalu mengawasi segala perbuatan kita, menimbulkan kekuatan batin, ketabahan, keberanian,serta saling menghargai sesame manusia, mendatangkan rasa tentram,aman,dan damai.
2. Iman Kepada Malaikat
Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan ijin Allah, malaikat senantiasa bertasbih, bertunduk, serta patuh terhadap Allah. Tugas tugas malaikat Malaikat Jibril brtugas menyampaikan wahyu, Malaikat Mikail bertugas memberi rejeki kepada makhluk Allah, Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, Malaikat Izra’il bertugas mencabut nyawa, Malaikat Ridlwan bertugas menjaga surge, Malaikat Malik bertugas menjaga neraka, Malaikat Raqib dan Atid bertugas mencatat amal perbuatan manusia, Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai manusia didalam alam kubur. Manfaat iman kepada malaikat yaitu dapat mendorong seseorang untuk selalu bersikap baik, berhati-hati dalam berperilaku, menjadi seseorang merasa nyaman dan tentram dalam menjalankan hidupnya. 3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitabnya kepada rasulnya yang berisi tentang aturan-aturan Allah.3 Manfaat beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu mendidik umat islam untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain, memberikan keyakinan kepada umat islam bahwa al-qur’an merupakan kitab penerus dan pelengkap terhadap semua kitab sebelumnya. 4. Iman Kepada Para Nabi dan Rasul
Iman kepada para Nabi dan Rasul berarti percaya bahwa Allah telah memilih untu bertugas menyampaikan segala wahyu yang diterima dari Allah kepada umat manusia. Sifat-sifat para Nabi yaitu Shiddiq artinya benar dan jujur dalam berkata, Amanah artinya terpercaya , Tabligh artinya menyampaikan segala wahyu/amanat Allah, Fathanah artinya cerdas , pandai, dan bijaksana. Manfaat iman kepada para Nabi dan para Rasul yaitu menjadikan seseorang muslim untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain, memberi keyakinan kepada orang muslim bahwa semua Nabi dan Rasul mempunyai misi suci yang sama.
5. Iman Kepada Hari Kiamat
Iman kepada hari kiamat atau hari akhir berarti percaya semua akan mati yang kemudian akan dibangkitkan kembali. Kiamat dibagi menjadi dua yaitu kiamat sugra yang artinya kiamat kecil seperti bencana, dan kiamat kubra artinya kiamat besar yaitu lenyapnya seluru alam semesta. Tanda-tanda kecil hari kiamat yaitu banyaknya jumlah wanita disbanding laki-laki, penghianatan dianggap berjasa atau pahlawan, manusia berlomba membangun gedung-gedung tinggi dengan maksud riya’, perhiasan masjid berlebihan, penyalah gunaan jabatan , perzinaan dan minuman keras merajalela. Tanda-tanda besar hari kiamat diantaranya yaitu keluarnya dajjal, nabi isa turun ke bumi untuk mengoreksi kesalahan doktrin agama Kristen, bintang yang misterius sekali keluar dari bumi, matahari terbit dari arah baratkitab suci al-qur’an lenyap dari muka bumi. Hikmah iman pada hari akhir yaitu berperilaku baik,menjaga diri dan senantiasa taat kepada Allah.
6. Iman Kepada Qadar atau Takdir
2.2 Syariah
Istilah syariah dalam konteks kajian hukum islam lebih menggambarkan kumpulan norma-norma hukum yang merupakan hasil dari proses tasyri’. Maka dari itu ada baiknya jika sebelum kita memaparkan tentang syariah terlebih dahulu memaparkan apa itu tasyri’.
Kata tasyri’ adalah bentuk mashdar dari syarra’a, yang berarti menciptakan dan menetapkan syariah4. Sedangkan istilah ulama fiqih bermakna
“menetapkan norma-norma hukum untuk menata kehidupan manusia baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, maupun dengan manusia lainnya”.5
Pada dasarnya Allah SWT-lah yang memiliki wewenang untuk menetapkan hukum tersebut, karena Dia adalah pencipta umat manusia dan segenap Makhluk-Nya yang lain, sementara norma-norma hukum tersebut merupakan ketentuan yang mengatur kehidupan mereka. Dan para Rasul-lah yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan dan menerangkan norma-norma hukum tersebut kepada manusia. Akan tetapi, karena pernyataan-pernyataan eksplisit Al-Quran itu banyak yang mujmal, umum dan merupakan respond yuridis terhadap produk-produk kultur manusia, sementara penjelasan-penjelasan Al-Sunnah juga terkait dengan zaman dan lingkungan tertentu, maka untuk beberapa hal perlu kajian-kajian ijtihadi sebagai penjelasan lebih lanjut terhadap tuntutan nash, serta jawaban terhadap berbagai persoalan yang belum tersentuh oleh kedua sumber hukum tersebut.
Oleh karena itu, para ulama membagi tasyri’ menjadi dua, yaitu tasyri’ samawi (ilahy) dan tasyri’ wadh’i.6 Yang di maksud dengan tasyri’ samawi
(ilahy) adalah penetapan hukum yang dilakukan langsung oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Quran dan Al-Sunnah. Ketentuan-ketentuan tersebut bersifat abadi dan tidak bisa berubah, karena hanya Allah SWT-lah yang bisa mengubah semua ketentuan-ketentuan tersebut, manusia hanya bisa mengamalkan dari ketentuan-ketentuan Allah tersebut. Sedangkan maksud dari tasyri’ wadh’i
adalah penentuan hukum yang dilakukan oleh para mujtahid, baik mujtahid mustambith maupun muthabiq. Ketentuan-ketentuan dari kajian mereka itu tidak abadi dan dapat berubah, karena merupakan hasil manusia biasa yang jauh dari kata kesempurnna dalam melakukan sesuatu termasuk dalam mengkji ketentuan-ketentuan tersebut. Kajian ketentuan-ketentuan-ketentuan-ketentuan hukum jenis kedua ini, meskipun kajian manusia dapat tetap dikatakan syariah apabila kiblatdari kajian tersbut adalah Al-Quran dan Al-Sunnah.
Berpindah ke syariah. Kata syariah menurut bahasa adalah jalan tempat keluarnya air untuk diminum”.7 Lalu bangsa Arab mengartikan kalimat tersebut
untuk konotasi jalan yang lurus. Dan pada saat itu dipakai dalam pembahasan hukum jadi bermakna “segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya,8 sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagian dunia dan
akhirat.
Menurut Manna’ Al-Qathan istilah syariah itu mencakup aspek akidah dan akhla selain aspek hukum.Sebagaimna yang telah dikatakan “segala ketentuan Allah yang disyariatkan bagi hamba-hamba-Nya”.9 Dengan pengertian
ini, Manna’ al-Qhatan ingin membedakan antara syariah sebagai ajaran yang langsung dari Allah SWT dengan perundang-undangan hasil pemikiran manusia. Namun dia mengidentikkan syariah dengan agama.
Sejalan dengan ini, Faruq Nabhan juga berpendapat bahwa syariah itu mencakup aspek akidah, akhlak, dan amaliah. Namun menrutnya, istilah syariah itu terkadang terkonotasi fiqh,10 yaitu pada norma-norma amaliah beserta
implikasi kajiannya.
Muhammad Shaltout memberikan pengertian tentang syariah juga, yang mana menurut Mahmud Shalout syariah itu adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah SWT atau hasil pemahaman atas dasar ketentuan tersebut, untuk dijadikan pegangan oleh umat manusia baik dalam hubungannya dengan Allah
7 Manna’ al-Qathan, al-Tasyri’.,hal.15. 8 Faruq Nabhan, opcit., hal.15.
SWT, dengan umatmanusia lainnya, orang islam dengan non-muslim, dengan alam maupun dalam menata kehidupan ini.11
Mahmud Shaltout berpendapat lebih jauh bahwa aspek akidah tidak termasuk pada pembahasan dan kajian syariah karena akidah menurutnya merupakan landasan bagi tumbuh di berkembangnya syariah, sedangkan syariah adalah sesuatu yang harus tumbuh di atas aqidah tersebut.12
Pengertian yang dikemukakan Shaltout ini dapat mewakili dua jenis syariah, yaitu ketentuan-ketentuan yang diturunkan serta dikeluarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, serta norma-norma hukum hasil kajian paraulama mujtahid, baik melalui qiyas maupun maslahah. Dan pengertian itu juga membatasi syariah pada aspek hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam/lingkungan sosialnya.
Aspek hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT disebut ibadah, sementara aspek hukum yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, alam dan lingkungannya disebut muamalah.
2.3 Akhlaq
3.1. Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arab akhlaq, yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, yag artinya budi pekerti, peringai, tngkah laku atau tabiat.13 Kesamaan akar kata seperti ini mengisyaratkan bahwa salam akhlak tercakup pengerian tercipanya keterpaduan antara kehendak khaliq (tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia).
3.2. Secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak, antara lain: 1. Menurut al ghazali:
11 Muhammad Shalout, al-islam aqidah wa al-Syariah (Beirut: Dar al-Qalam, 1996), Cet.3, hal. 12. 12 Ibid., hal. 13.
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.14
2. Menurut Ibrahim anis:
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang buruk dengannya lahirlah perbuatan-perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan15
3. Menurut abd al-kharim zaidan
Akhlak adalah kumpulan nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk .16
Ketiga definisi tersebut sepakat menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia , shingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu.
Disamping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Akhlak standartnya adalah al quran dan hadist nabi, etika standartnya pertimbangan akal pikiran, dan moral standartnya adat kebiasaan yang umum berlaku dimasyarakat.
3.3. Beberapa madzhab akhlak
Para pakar akhlak sejak dahulu tidak sependapat dalam persoalan sumber yang mendorong munculnya akhlak atau ukuran untuk menentukan baik dan buruk, sehingga memunculkan beberapa madzhab atau pendapat,.
1. Adat istiadat
Setiap suku bangsa atau bangsa mempunyai adat istiadat dan aturan-aturan yang diharapkan munculnya kebaikan jika diikuti sehingga mereka mendidik anak-anak mereka untuk tunduk pada adat itu. Sebagian pakar
14 Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din (Beirut: Dar al-Fikr, 1989) Jld. 3, hal. 58. 15 Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Wasith (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1972), hal. 202.
berpendapat bahwa adat istiadat itulah yang menjadi parameter akhlak atau sebagian ukuran baik dan buruk.
2. Manfaat materi
Sebagian pakar berpendapat bahwa manfaat materi adalah sebagai parameter akhlak. Pendapat ini sangat berbahaya bagi terjalinnya hubungan kemasyarakatan, baik antar individu, individu dengan masyarakat, bahkan antar masyarakat.
3. Hedonisme/kesenangan
Bahagia adalah tujuan akhir dari hidup manusia. Mereka mengartikan bahagia dengan kelezatan dan sepi dari penderitaan.
4. Egoistic hedonism
Mazhab ini menyatakan bahwa manusia itu hendaknya mencari sebesar besarnya kelezatan untuk dirinya sendiri. Mazhab ini memiliki kelemahan, yaitu pengikutnya menjadi orang yang bersifat angkuh, tidak melihat dalam segala perbuatannya kecuali dirinya sendiri dan ia tidak peduli apakah perbuatannya mengakibatkan orang lain hidup atau mati.Universitalic hedonisme, Paham ini menghendaki agar manusia itu mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia, bahkan segala makhluk yang berperasaan. Maka kejujuran adalah teruji karena menyebabkan kebahagiaan manusia, dan dengan kejujuran masyarakat akan menjadi terhormat dan kekal.
5. Moderat
2.4 Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam 4.1. Dasar
ت
ةنسو ل ا ب اتك ا مت tتكس ت ام او مت نت ني نا وم tكتك 羳ك
هي تسر
Aku tinggalkan dua pusaka yang bila kalian berpegang teguh pada keduanya kalian tidak akan sesat selamnya.
نتا دم يم نادش م يم أف خيم ةنسو ىتنست tكت عك م تثك اكفتتم ى تسك tكنو شعا نو
Barang siapa yang hidup kelak ,maka akan melihat perbedaan yang banyak , maka tetaplah kalian berpegang teguh pada sunahku dan sunah pengganti-penggantiku yang telah mendapat petunjuk.
ىك اههم ك ةههق ك نتعبههسو افل ى ل ةوام ا ه ه تفتسو ةق ك نتعبسو نتنلم ى ل ىراصنمم 羳ق تكم ةلا جيم امور ىت احصمو متتيم هت ل انم نو لاق اما تسر اا ىه نو ةدحمو ام رانيم
Orang Nasrani pecah menjadi tujuh puluh dua golongan, Umatku ini akan pecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya di Neraka, kecuali yang satu golongan. Sahabat bertanya siapa Golongan yang selamat itu ya Rasulallah. Rasul Menjwab :Ialah orang orang yang mengikuti aku dan Sahabat-sahabatku.
4.2. Perbedaan Paham di Kalangan Ummat Islam
1. Beda dibidang Ushul /Aqidah : Perbedaan ini menimbulkan pemisahan Kafir dan Mukmin. Sehingga perbedaan ini menimbulkan peng-halal-an darah dan pembunuhan bagi yang dianggap Kafir.
2. Perbedaan dibidang Furu’/Fiqih : Perbedaan ini membawa Rahmat, sebab ketika menghadai persolan yang sulit bisa memilih yang mungkin dilakukan(misalnya tentang batalnya Wudhu)
1. Adanya perbedaan dalam memahami bahasa dalam Al Quran dan hadis yang bisa diartikan dengan beberapa makna.
2. Adanya cara pandang yang berbeda mengenai hadis-hadis yang sah sebagai dasar hukum utamnya hadis Dhoif.
3. Adanya perbedaan paham mengenai cara pengambilan hukum. (Thoriqotil Istinbathul Ahkam )
4.4. Sikap Muslim dalam Menghadapi Perbedaan Paham 1. Me'amalkan sesuai dengan keyakinannya.
2. Tidak menyalahkan orang lain yang berpaham berbeda.
BAB III PENUTUP 4.1 Simpulan
Pokok-pokok ajaran islam terdiri dari 3 hal, yaitu: Aqidah, Syariah dan Akhlak. 3 pokok ajaran islam tersebut adalah 3 hal dasar yang wajib kita pegang teguh dan kita tanam dalam diri kita sebagai umat islam. Kita sebagai umat islam yang bukan islam KTP harus benar-benar paham dan mengerti dengan 3 hal dasar tersebut. Umat islam yang dikatakan paham dan mengerti dengan 3 pokok ajaran islam tersebut apabila bisa langsung mengamalkan apa yang ada dalam 3 hal pokok tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2002
Anonim. 2009. Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam, (Online),