• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Teknologi Informasi dan Telek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penggunaan Teknologi Informasi dan Telek"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Pada Pelabuhan Oleh : Yusep Sugianto

Fakultas Teknologi Kelautan/Jurusan Transportasi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November-Surabaya

Pendahuluan

Pelabuhan, yang dalam hal ini adalah pelabuhan umum yang dikomersilkan, memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada beberapa alasan mengapa pelabuhan berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu:

1. Pelabuhan sebagai mesin ekonomi menciptakan multiplier effect yang sangat besar bagi ekonomi di daerah dimana pelabuhan tersebut berada. Multiplier effect berarti bahwa kegiatan di pelabuhan akan menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi baru yang berkaitan (linkage) dengannya, baik backward linkage maupun forward linkage. Semakin besar pelabuhan, maka multiplier effect (efek pengganda) yang diciptakanakan semakin besar.

2. Pelabuhan sebagai pintu gerbang negara (nation gate) dapat dikatakan sebagai tempat dimana kegiatan ekonomi global dimulai. Kegiatan ekonomi global berarti ada transaksi yang terjadi di pelabuhan, dan transaksi tersebut tidak lagi bersifat lokal namun sudah antar negara. Semakin besar suatu pelabuhan, maka jumlah transaksi yang tercipta akan semakin besar.

3. Pelabuhan sebagai suatu perusahaan/industri tersendiri (port as a corporation) merupakan sumber devisa negara bernilai tambah sangat tinggi. Pelabuhan memiliki nilai tambah yang tinggi karena ia merupakan suatu industri sektor tersier dimana ia memberikan pelayanan jasa kepada para penggunanya baik lokal maupun internasional. Pelayanan jasa yang diberikan akan memberikan income kepada negara. Semakin besar suatu pelabuhan maka income yang diperoleh akan semakin besar.

Oleh karena ketiga alasan tersebut, maka suatu negara akan berusaha untuk mengembangkan pelabuhan yang dimilikinya menjadi semakin besar. Besar pelabuhan yang dimaksud tidaklah hanya mengartikan tentang luas pelabuhan secara geografis saja, melainkan juga mengenai volume aktifitas pelabuhan tersebut. Volume aktifitas pelabuhan dapat dilihat dari jumlah kapal yang singgah, ukuran kapal, jumlah muatan, serta nilai muatan. Dan untuk memperbesar volume aktifitas pelabuhan, maka pelabuhan harus dapat bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan lain sehingga kapal-kapal berminat untuk singgah dan melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan tersebut.

Dari sisi suatu industri, dimana pelabuhan dikatakan sebagai suatu industri tersendiri (port

as a corporation), maka seperti layaknya perusahaan lain, agar dapat bersaing dengan

kompetitornya ia harus mempertahankan dan meningkatkan performance yang dimilikinya.

Performance suatu pelabuhan dapat dianalogikan sebagai keunggulan suatu produk jika dalam

(2)

Menurut Rasha Fouad (2016), performance suatu pelabuhan adalah menyangkut efektifitas, efisiensi, dan kepuasan partisipan/penggunanya. Efektifitas berarti ketepatan dalam pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi menyangkut hubungan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Jika suatu pelabuhan tidak efisien maka biaya bongkar muat akan tinggi, dan hal ini akan berdampak kepada harga barang-barang baik impor maupun ekspor menjadi tinggi. Inefisiensi pada pelabuhan disebabkan oleh pemanfaatan sumberdaya yang tidak maksimal, penurunan produktifitas, dan waktu tunggu kapal yang lama. Kepuasan partisipan/kepuasan pelanggan merupakan ukuran yang mungkin dapat dilihat dari jumlah keluhan yang disampaikan oleh pengguna terkait dengan pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada di pelabuhan. Dalam istilah bisnis, kepuasan pelanggan yang menunjukkan performa terbaik adalah dengan tidak adanya keluhan sama sekali atau “zero complaint”.

Penggunaan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi untuk meningkatkan Port

Performance

Seperti dijelaskan diatas, performa pelabuhan yang meliputi efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pelanggan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif. Dengan demikian, performa pelabuhan terbaik dapat diterjemahkan melalui produktifitas tinggi (efektifitas), biaya yang lebih hemat (efisiensi), dan kesempurnaan dalam pelaksanaan kegiatan atau “zero complaint” (kepuasan pelanggan). Salah satu cara agar performa pelabuhan meningkat adalah melalui pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi pada operasional pelabuhan.

Teknologi informasi dan komunikasi adalah segala hal yang berhubungan dengan penggunaan komputer dan media telekomunikasi lainnya. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di pelabuhan memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam peningkatan performa pelabuhan. Hal tersebut telah dibuktikan melalui simulasi yang dilakukan oleh M. Kia, E. Shayan, dan F. Ghotb dari Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia yang membandingkan kegiatan operasi terminal di dua pelabuhan yang berbeda, yaitu terminal peti kemas di pelabuhan Pantai Barat Amerika Serikat yang menggunakan perangkat elektronik dan otomatisasi serta terminal peti kemas Melbourne, Australia yang tidak menggunakan perangkat elektronik dan otomatisasi (konvensional). Penelitian dilakukan dengan cara melakukan simulasi bongkar muat 2.000 kontainer di area yang berukuran sama (280m x 350m) dan kapasitas yang sama pula (4.500 kontainer). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Simulasi Operasi Terminal USA vs Australia

(3)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi membuat kinerja pelabuhan menjadi lebih cepat dan menghemat biaya. Selain itu teknologi informasi dan komunikasi juga dapat mengurangi human errors dan meningkatkan keamanan. Tan Boon Wan (1992) mengatakan bahwa teknologi informasi dan telekomunikasi harus secara operasional aman dalam pengoperasian dan penanganan, mudah dalam penggunaan, sangat selektif dalam identifikasi, penentuan lokasi, dan pengambilan kontainer, serta fleksibel dalam mengatasi segala kondisi operasional.

DP World, perusahaan penyedia jasa layanan teknologi informasi dan telekomunikasi di pelubahan dalam laporannya di bulan November 2015 menyatakan bahwa inovasi teknologi informasi dan telekomunikasi untuk operasional pelabuhan dapat berupa robotics and

automation (contoh: automated stacking crane), autonomous vehicles (contoh: drone dan driverless truck), the internet things and big data (contoh: GPS dan container tracking device), simulation and virtual reality (contoh: emergency planning simulation software), dan cybersecurity. Selanjutnya Rasha Fouad (2016) mengatakan bahwa aplikasi teknologi

informasi dan komunikasi di pelabuhan dapat ditempatkan di 3 area, yaitu: 1. Pada proses bongkar muat kapal

2. Pada proses manajemen kontainer di area penumpukan

3. Pada Sistem transportasi darat yang terhubung ke terminal pelabuhan.

Gambar 1. 5 Inovasi bidang teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pelabuhan dan logistik

(4)

Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi

Port of Singapore Authority (PSA) telah menerapkan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam pengelolaan pelabuhan Singapura, sehingga pelabuhan Singapura menjadi pelabuhan yang sangat kompetitif dan menjadi yang tersibuk di dunia. Kapal-kapal kontainer berukuran besar dengan membawa lebih dari 5.000 TEU secara periodik singgah di pelabuhan ini untuk melakukan bongkar muat. Akibatnya, diperlukan upaya untuk melayani kapal-kapal ini dengan lebih cepat. Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi menciptakan dampak perubahan kepada infrastruktur pelabuhan, tenaga kerja, dan manajemen kepelabuhanan (trade, logistics and CIQ). Pada infrastruktur pelabuhan, akan ada tambahan gedung sebagai tempat kendali informasi, gerbang terminal otomatis untuk truk yang tidak lagi memerlukan pegawai, area terminal yang terintegrasi langsung dengan area CIQ (Customs,

Immigration, and Quarantine), serta adanya area fasilitas maintenance yang berteknologi

tinggi. Perubahan infrastruktur pelabuhan sebagai akibat penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi di Pelabuhan Singapura digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Dampak perubahan infrastruktur di Pelabuhan Singapura (Sumber: Port of Singapore Authority dalam Partridge (2000))

Dari sisi tenaga kerja, sudah dipastikan bahwa otomatisasi akan mengurangi jumlah tenaga kerja secara signifikan. Otomatisasi crane akan menghilangkan operator crane, Gate

Automated System (GAS)/Sistem gerbang otomatis akan menghilangkan pegawai ticketing

(5)

meningkatkan efisiensi biaya yang berujung pada peningkatan kepercayaan konsumen kepada pelabuhan.

Dampak penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi pada manajemen pelabuhan meliputi 3 hal, yaitu pada pola perdagangan (trade), logistik, dan keterlibatan pemerintah di bidang cukai, imigrasi, dan karantina (CIQ). Pada pola perdagangan/trade, teknologi informasi berbasis internet akan menciptakan pola bisnis baru seperti commerce atau business dan

e-marketing. E-business memungkinkan penyewaan/charter kapal, pembayaran, atau registrasi

sewa jasa pelabuhan dapat dilakukan secara online. E-marketing dapat berupa online

publishing, ruang rapat virtual, ataupun online customer service untuk menangani keluhan

pelanggan secara cepat dan tepat. Dari segi logistik, seperti program PORTNET yang dimiliki PSA (Port of Singapore Authority) akan menciptakan berth planning, yard planning, ship

planning, dan resource allocation menjadi lebih akurat dan cepat (lihat gambar 2). Informasi

cargo atau kapal secara online dapat juga mempengaruhi moda transportasi darat yang terhubung ke pelabuhan seperti truk dan kereta. Truk dan kereta dapat mengetahui secara pasti dan real-time kapan kontainer atau kapal akan tiba untuk bongkar muat, sehingga jadwal keberangkatan menuju pelabuhan pun akan menjadi lebih baik. Cukai, Imigrasi dan Karantina (CIQ) merupakan salah satu bagian keterlibatan pemerintah dalam pelabuhan. Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi merubah pola perijinan yang dulu serba kertas menjadi bersifat elektronik. Dengan demikian waktu pengeluaran ijin pun akan menjadi semakin cepat. Area CIQ tidak lagi terpisah dari area penumpukan kontainer, sehingga pengecekan kontainer dapat dilakukan sesegera mungkin setelah barang diturunkan dari kapal. Lebih jauh lagi, CIQ berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi akan mengurangi peluang untuk tindakan penyelundupan ataupun tindakan-tindakan tercela yang dilakukan oleh pejabat pemerintah.

Kesimpulan

Pelabuhan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena pelabuhan merupakan tempat dimana kegiatan ekonomi antar negara dimulai. Adanya kegiatan ekonomi tersebut, pelabuhan pun menciptakan multiplier effect kepada indutri-industri lain yang terkait dengan aktifitas pelabuhan. Agar pelabuhan dapat bersaing dengan pelabuhan lain, dan dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan jasanya, maka pelabuhan harus memiliki performa yang unggul. Performa suatu pelabuhan ditentukan oleh efektifitas, efisiensi, dan kepuasan partisipan/penggunanya.

Salah satu cara untuk meningkatkan performa pelabuhan adalah melalui penerapan teknologi informasi dan telekomunikasi (Information and Telecommunication Technology

/ICT). Ada 5 inovasi di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pelabuhan dan

logistik, yaitu robotics and automation (contoh: automated stacking crane), autonomous

vehicles (contoh: drone dan driverless truck), the internet things and big data (contoh: GPS

dan container tracking device), simulation and virtual reality (contoh: emergency planning

simulation software), dan cybersecurity. Kelima inovasi ICT ini dapat diterapkan pada proses

(6)

Adanya penggunaan ICT di pelabuhan maka secara teknis akan membuat perubahan-perubahan di bidang infrastruktur pelabuhan, tenaga kerja, dan pola manajemen kepelabuhanan yang mencakup trade/perdagangan, logistik, dan CIQ (Custom, Information, and Quarantine). Secara ekonomis, penggunaan ICT pada pelabuhan akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya akan mengurangi beban biaya logistik yang ditanggung oleh para konsumen pelabuhan. Menurunnya beban biaya logistik akan menurunkan harga suatu barang, sehingga secara umum penggunaan ICT akan meningkatkan iklim usaha regional maupun nasional.

Daftar Pustaka

J.E. Lee-Partridge, T.S.H. Teo, V.K.G. Lim. 2000. Information Technology Management: The

Case Of The Port of Singapore Authority. Journal of Strategic Information Systems 9

(2000) 85-99.

M. Kia, E. Shayan, F. Ghotb. ---.The Importance Of Information Technology In Port

Terminal Operations. Journal of Port Terminal Operations. Swinburne University of

Technology, Australia.

Rasha Fouad Abd El Rahman. 2016. Information Technology In Modern Port Management.

(Economic Perspective). Proceedings. The International Maritime & Logistics

Conference (MARLOG 5) Towards Smart Ports. 13-15 March 2016.

Tan Boon Wan, Eric Lui Chew Wah, Loh Chee Meng. 1992. The Use of Information

Technology by the Port of Singapore Authority. World Development, Vol. 20. No. 12.

pp. 1785-1795,1992.

The Economist Intellegence Unit-DP World. A Turning Point: The Potential Role of ICT

Gambar

Tabel 1. Hasil Simulasi Operasi Terminal USA vs Australia
Gambar 1. 5 Inovasi bidang teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pelabuhan  dan logistik  (Sumber: DP World)
Gambar 2. Dampak perubahan infrastruktur di Pelabuhan Singapura        (Sumber: Port of Singapore Authority dalam Partridge (2000))

Referensi

Dokumen terkait

Para penari masih belum bisa menghayati pesan dakwah yang terdapat dalam sya’ir tari Rateeb Meuseukat di saat sedang menari karena belum memahami betul pesan

RSUD Dr.Moewardi hendaknya me- ningkatkan perannya dalam memo- tivasi, memberikan edukasi, dan membimbing balk kepada ibu post sectio caesaria atau post partum normal serta

Agar siswa yang sudah mengikuti perlakuan dengan penggunaan genogram tidak mengalami penurunan kemampuan perencanaan karier, perlu diperhatikan adanya pemantauan

Keywords: non-destructive method, pavement, layered media, Rayleigh waves, spectral analysis, shear wave velocity, wave propagation, elastic modulus... The serviceable

b. Permintaan Tindakan melengkapi persyaratan ISO 9001:2008. Ada sembilan temuan lainnya adalah saran untuk melengkapi persyaratan ISO 9001:2008.. Tupoksi masih belum

Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Lokasi Cabang Pondok Cokelat Hatta Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) di Kalimantan Selatan Berbasis Webgis

mengadakan serangan pada Austria-Hungary dan Bulgaria, Italia memiliki alasan yang sama dengan Bulgaria, pada mulanya ia Triple Alliance atau Blok Sentral, namun seiring keaddan

benefits to learning process such as in generating ideas, mapping ideas, motivating the students, and creating a positive learning environment.The study is aimed at investigating