• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1204987 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1204987 Chapter 3"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Inni Amarta Khairati, 2016

Penerapan Strategi Metakognisi Melalui Pembelajaran Kooperatif untuk Mengetahui Profil Metakognisi dan Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA pada Materi Fluida Statis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu true experimental design. Alasan

penggunaan metode ini adalah karena adanya kelompok lain yang tidak dikenal

eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan (Arikunto, 2013, hlm. 125).

Desain penelitian yang digunakan adalah control group pre-test post-test

design. Alasan penggunaan desain penelitian ini adalah karena menggunakan dua

kelas sebagai penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol (Arikunto,

2013, hlm. 126).

Tabel 3. 1 Desain penelitian control group pretest posttest design

Dengan E adalah kelas eksperimen

K adalah kelas kontrol

O1 adalah pretest

O2 adalah posttest

X adalah treatment.

Pertama-tama, untuk mengathui kemampuan awal siswa terhadap materi

fluida statis maka siswa diberikan pretest yaitu soal dalam bentuk three tier test.

Setelah itu siswa diberikan treatment, pada kelas eksperimen treatment yang

diberikan adalah pembelajaran menggunakan strategi metakognisi melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan pada kelas kontrol treatment yang

diberikan adalah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatiftipe

STAD. Setelah penerapan treatment selesai, kedua kelompok tersebut diberi

posttest untuk melihat profil metakognisi dan apakah ada peningkatan terhadap

prestasi belajar setelah penerapan treatment.

(2)

Gambar 3. 1 Desain pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Berdasarkan

pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di

salah satu SMA Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2015/2016.

Sampel

Kelas X

Pretest

diberikan

diberikan treatment

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Strategi metakognisi

melalui pembelajaran

kooperatif

tipe STAD

Pembelajaran kooperatif

tipe STAD

diberikan

Kuesioner Metakognisi Pengetahuan

Kuesioner Metakognisi Kesadaran

Kuesioner Metakognisi Kontrol

diberikan

(3)

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti yang dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2013). Sampel

penelitian ini adalah dua kelas reguler sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel didasarkan atas

adanya tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti sendiri (Arikunto, 2013).

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Arikunto, 2013). Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai alat

untuk memperoleh data adalah three tier test, jurnal pemikiran siswa, kuesioner

metakognisi pengetahuan, kuesioner metakognisi kesadaran, kuesioner

metakognisi kontrol, dan lembar observasi. Secara rinci akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Three-tier test

Instrumen three tier test berbentuk pilihan ganda dan terdiri dari tiga

tingkat soal. Pada tingkat pertama soal, siswa diberikan pertanyaan deskriptif

tentang isu-isu fluida statis, pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan ganda.

Pada tingkat kedua, siswa diberikan pertanyaan tentang alasannya menjawab

soal tersebut. Pada tingkat ketiga siswa diberikan pertanyaan apakah siswa

yakin dengan jawaban yang ia berikan.

Three-tier test digunakan pada saat sebelum memberikan treatment

(pretest) dan setelah selesai memberikan treatment (posttest). Alasan

menggunakan three tier test adalah untuk menilai apakah siswa benar-benar

paham atau tidak terhadap suatu konsep jika soal disajikan dalam bentuk tiga

tingkat soal karena jika hanya menggunakan pilihan ganda biasa maka akan

sulit untuk melihat apakah siswa paham atau tidak.

Instrumen three tier test berisi soal-soal tentang materi fluida statis yang

(4)

massa jenis (3 soal), hubungan tekanan hidrostatis dengan kedalaman (2

soal), Prinsip Pascal (2 soal),gaya apung (4 soal), terapung, melayang, dan

tenggelam (2 soal), tegangan permukaan (2 soal), kapilaritas (2 soal), dan

viskositas (1 soal).

Soal yang akan diberikan dalam three-tier test mengacu pada domain

kognitif Bloom revisi yaitu memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan

menganalisis (C4). Soal tes yang digunakan untuk pretest dan posttest

merupakan soal tes yang sama, hal tersebut dimaksudkan supaya tidak ada

pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap perubahan pemahaman.

2. Jurnal Pemikiran Siswa (JPS)

Jurnal Pemikiran Siswa (JPS) sebenarnya merupakan lembar kerja siswa

yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran siswa. Strategi metakognisi

dilatihkan kepada siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan arahan yang

dimasukkan dalam lembar kerja siswa sehingga pada penelitian ini lembar

kerja siswa disebut dengan Jurnal Pemikiran Siswa (JPS). Dalam rangka

melatihkan kemampuan metakognisi siswa maka di dalam JPS siswa

diarahkan untuk menempuh tiga cara pemecahan masalah. Cara pertama

siswa harus memecahkan masalah secara individu berdasarkan pengetahuan

awal yang dimiliki. Cara kedua siswa diinstruksikan membuka internet atau

web untuk mencari informasi mengenai masalah yang diberikan. Kemudian

siswa ditanyakan kembali apakah ingin mengubah jawabannya pada cara

pertama. Cara ketiga siswa diinstruksikan untuk melakukan diskusi

kelompok, dalam kegiatan diskusi kelompok siswa melakukan percobaan

yang berhubungan dengan masalah yang diberikan.

3. Kuisioner Metakognisi Pengetahuan

Kuisioner metakognisi pengetahuan digunakan untuk mengukur

metakognisi pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional. Pertanyaan

dalam kuesioner metakognisi pengetahuan adalah berupa pertanyaan open

ended sehinggga siswa bebas mengutarakan pendapatnya dalam kuisioner

tersebut. Pertanyaan dalam kuesioner metakognisi pengetahuan berisi sebuah

(5)

metakognisi pengetahuan diberikan setiap selesai pembelajaran, karena

penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan maka masalah yang

diberikan dalam kuesioner metakognisi pengetahuan berturut-turut adalah

tekanan hidrostatis, Hukum Archimedes, dan tegangan permukaan.

4. Kuesioner Metakognisi Kesadaran

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi kesadaran

adalah kuesioner yang pertanyaannya diadaptasi dan diterjemahkan dari

jurnal Chantharanuwong dkk (2012). Kuisioner metakognisi kesadaran berisi

beberapa pertanyaan untuk menguji kesadaran siswa akan suatu kondisi

belajar. Berikut merupakan pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner

metakognisi kesadaran :

Tabel 3. 2 Kuesioner Metakognisi Kesadaran

No. Pernyataan Nilai

1 Saya sadar ketika sedang menghadapi tantangan belajar 2 Saya sadar ketika saya sedang tidak konsentrasi dalam belajar 3 Saya sadar ketika saya menemui kesulitan-kesulitan belajar 4 Saya sadar ketika saya tidak mengerti suatu materi pelajaran

5 Saya sadar ketika saya tidak memahami suatu bagian dari kegiatan pembelajaran

Bentuk pilihan jawaban yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu

sebagai berikut :

1 = hampir tidak pernah

2 = jarang

3 = sesekali/kadang-kadang

4 = sering

5 = hampir selalu

5. Kuesioner Metakognisi Kontrol

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi kontrol adalah

kuesioner yang pertanyaannya diadaptasi dan diterjemahkan dari jurnal

Chantharanuwong dkk (2012). Kuisioner metakognisi kontrol berisi beberapa

(6)

kognisinya. Berikut merupakan pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner

metakognisi kontrol.

Tabel 3. 3 Kuesioner Metakognisi Kontrol

No. Pernyataan Nilai

1 Saya mencoba untuk memprediksikan masalah yang mungkin terjadi ketika saya belajar

2 Saya menilai bagaimana saya belajar selama kegiatan pembelajaran di kelas

3 Saya menilai proses pembelajaran saya dengan tujuan agar proses pembelajaran saya dapat ditingkatkan

4 Saya membenahi rencana saya mengenai tugas atau kegiatan pembelajaran jika tidak ada kemajuan yang saya dapatkan

5 Saya mencoba untuk mengerti dengan jelas tujuan dari suatu tugas sebelum saya mengerjakannya

6 Saya meluangkan waktu untuk memeriksa kemajuan saya dalam kegiatan pembelajaran

7

Saya mempertimbangkan strategi belajar terbaik yang dapat saya gunakan sebelum saya mengerjakan suatu tugas atau kegiatan pembelajaran

8 Saya berencana untuk memeriksa kemajuan belajar saya selama kegiatan pembelajaran

9 Saya mempertimbangkan kebutuhan dari suatu rencana dalam kegiatan pembelajaran sebelum saya memulai belajar

Bentuk pilihan jawaban yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu

sebagai berikut :

1 = hampir tidak pernah

2 = jarang

3 = sesekali/kadang-kadang

4 = sering

5 = hampir selalu

6. Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat untuk mengamati keterlaksanaan proses

pembelajaran di dalam kelas, baik yang dilaksanakan oleh guru maupun

siswa. Lembar observasi berbentuk checklist dimana observer memberikan

tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas pembelajaran

(7)

penelitian tanpa diujicobakan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap

format lembar observasi. Adapun format lembar observasi seperti pada tabel

berikut.

Tabel 3. 4 Format Lembar Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Sintaks

D. Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan dengan menyebarkan angket,

mengobservasi proses pembelajaran yang terjadi, dan mewawancarai

beberapa siswa pada satu kelas di salah satu Sekolah di Bandung.

Studi pendahuluan dilakukan untuk melihat kenyataan yang terjadi

di lapangan mengenai masalah yang telah ditentukan.

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori mengenai

permasalahan yang akan dikaji

c. Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi yang akan

diuji pada saat penelitian

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai

tekanan hidrostatis, Hukum Archimedes, dan tegangan permukaan

e. Menyusun instrumen three tier test dan kuesioner metakognisi

pengetahuan yang sesuai dengan materi yang akan digunakan pada

(8)

f. Menerjemahkan pertanyaan kuesioner metakognisi kesadaran dan

metakognisi kontrol dari jurnal Chantharanuwong dkk (2012)

g. Melakukan judgement instrumen three tier test dan kuesioner

metakognisi pengetahuan pada dua orang dosen dan satu orang guru

mata pelajaran fisika

h. Melakukan uji coba instrumen three tier test kepada 45 siswa yang

telah mempelajari materi fluida statis

i. Melakukan analisis butir soal terhadap hasil jawaban siswa meliputi

analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda

sehingga dapat ditentukan butir soal yang layak digunakan pada

penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah :

a. Menentukan sampel penelitian dengan teknik purposive sampling

b. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa

soal three tier test

c. Memberikan treatment yaitu menerapkan strategi metakognisi

melalui pembelajaran kooperatif pada kelas eksperimen sedangkan

pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran kooperatif

d. Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

berupa soal three tier test

3. Tahap Penyelesaian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian adalah :

a. Mengolah data hasil penelitian

b. Menganalisis data hasil penelitian

(9)

Gambar 3. 2 Alur penelitian

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Data yang

diperoleh dari penelitian ini tersiri dari data kuantitatif dan data kualitatif sebagai

berikut :

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, pemahaman

konsep, miskonsepsi, metakognisi pengetahuan, metakognisi kesadaran, dan Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Telaah Kurikulum

Membuat Instrumen Penelitian dan perangkat pembelajaran

Judgement pada dosen dan guru

Uji coba dan analisis instrumen

Pretest

Pelaksanaan treatment pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol Observasi

Posttest

Mengolah dan menganalisis data

(10)

metakognisi kontrol. Untuk prestasi belajar, pemahaman konsep, dan

miskonsepsi diperoleh melalui pretest dan posttest dengan instrumen three

tier test. Untuk metakognisi pengetahuan, kesadaran, dan kontrol

masing-masing diperoleh dari kuesioner metakognisi pengetahuan, kuesioner

metakognisi kesadaran, dan kuesioner metakognisi kontrol.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisisian lembar

observasi untuk mengetahui keterlaksanaan treatment dalam pembelajaran.

Pengisisan lembar observasi dilakukan oleh oberver pada saat pembelajaran

berlangsung.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Penelitian yang baik adalah penelitian dengan menggunakan instrumen yang

baik juga. Instrumen dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat apabila dapat

dipertanggungjawabkan dari segi validitasnya, reliabilitasnya, objektivitasnya,

praktikabilitasnya, ekonomisnya serta taraf kesukarannya dan daya pembedanya

(Arikunto, 2012).

Sehingga sebelum diberikan kepada subjek penelitian maka instrumen ini

dijudgement terlebih dahulu oleh dua orang dosen dan satu orang guru. Setelah

itu, instrumen tersebut diuji coba pada beberapa orang siswa yang sudah

memperlajari materi yang akan dijadikan subjek penelitian. Hasil dari uji coba

kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

1. Menentukan validitas soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2012, hlm. 211). Secara garis

besar, terdapat dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas

empiris.

Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi merujuk pada kondisi

instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan logika atau

penalaran, instrumen dikatakan valid apabila sudah dirancang secara baik

(11)

macam validitas logis, yaitu validitas isi dan validitas konstrak. Validitas isi

menunjuk pada suatu kondisi dimana sebuah instrumen disusun berdasarkan

isi materi pelajaran yang dievaluasi sedangkan valisitas konstrak merujuk

pada suatu kondisi dimana sebuah instrumen disusun berdasarkan konstrak

aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2012, hlm. 81).

Pada penelitian ini, validitas logis diperoleh dengan cara menyusun soal

berdasarkan isi materi penelitian kemudian memasangkan setiap butir soal

dengan aspek dan tujuan instruksional khusus yang telah dijudgement oleh

dosen dan guru yang bekerja dibidang materi yang sama dengan materi

penelitian. Sehingga dapat dikatakan bahwa validitas logis telah diperoleh

untuk instrumen tersebut.

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah

diuji dari pengalaman. Sehingga peneliti melakukan uji coba instrumen pada

beberapa siswa kemudian menganalisis validitas butir soal untuk instrumen

yang digunakan dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

(Persamaan 1)

(Arikunto, 2012, hlm. 92)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

N = jumlah siswa

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

Untuk instrumen three tier test, jika jawaban siswa pada tingkat pertama

dan kedua benar dan siswa yakin terhadap jawabannya maka siswa diberi

skor 1 (Kaltacki dan Didis, 2007). Selain jawaban tersebut, siswa diberi skor

0. Nilai validitas butir soal hasil perhitungan diinterpretasikan berdasarkan

(12)

Tabel 3. 5 Interpretasi nilai validitas

Nilai rxy Interpretasi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,000 – 0,200 Sangat rendah

Arikunto (2012, hlm. 89)

2. Menentukan reabilitas soal

Reliabilitas erat hubungannya dengan kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2012, hlm. 100).

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas

instrumen tes adalah menggunakan rumus K-R.20. Rumus K-R.20 adalah

sebagai berikut.

∑ (Persamaan 2)

(Arikunto, 2012, hlm. 115)

Keterangan:

= reliabilitas tes secara keseluruhan

= proporsi seubjek yang menjawab item dengan benar

= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Untuk instrumen three tier test, jika jawaban siswa pada tingkat pertama

dan kedua benar dan siswa yakin terhadap jawabannya maka siswa diberi

skor 1 (Kaltacki dan Didis, 2007). Selain jawaban tersebut, siswa diberi skor

0. Nilai reliabilitas hasil perhitungan diinterpretasikan melalui perbandingan

(13)

terdapat pada tabel interpretasi nilai reliabilitas. Sifat reliabel instrumen tes

juga dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, apakah instrumen tes memiliki

sifat reliabel yang tinggi, cukup atau rendah. Berikut tabel interpretasi nilai

reliabilitas disajikan.

Tabel 3. 6 Interpretasi nilai reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

Arikunto (2013. hlm. 89)

3. Taraf kesukaran

Menurut Arikunto (2013, hlm. 222) soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak

merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya

soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Taraf

kesukaran dari suatu butir soal pada instrumen dapat diketahui melalui

rumusan.

(Persamaan 3)

(Arikunto, 2012, hlm. 223)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tingkat kesukaran setiap butir soal pada sebuah instrumen

(14)

Tabel 3. 7 Kriteria tingkat kesukaran

Nilai Tingkat Kesukaran (P) Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Arikunto (2012, hlm. 225)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah

(Arikunto, 2012, hlm. 226). Daya Pembeda ditentukan dengan,

(Persamaan 4)

(Arikunto, 2012, hlm. 228)

Keterangan:

D = daya pembeda

= banyaknya siswa pada kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

= banyaknya siswa pada kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

= banyaknya peserta kelompok atas

= banyaknya peserta kelompok bawah

Daya pembeda setiap butir soal diinterpretasikan melalui kriteria berikut.

Tabel 3. 8 Interpretasi nilai daya pembeda

Daya Pembeda (D) Interpretasi Daya Pembeda

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(15)

G. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen tes yang diujicobakan berjumlah 30 soal dan disajikan dalam

bentuk three tier test. Hasil judgement dari dua orang dosen dan satu orang guru

mengharuskan instrumen diperbaiki terlebih dahulu kemudia setelah diperbaiki

instrumen diuji cobakan pada 45 siswa kelas XI yang telah mempelajari materi

fluida statis. Hasil analisis uji coba instrumen three tier test adalah sebagai

berikut:

1. Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda

Analisis validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dilakukan pada

setiap butir soal menggunakan software Microsoft Excel. Berikut hasil

pengolahan datanya :

Tabel 3. 9 Hasil Pengolahan Uji Instrumen Tes Prestasi Belajar

No. Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Ket. Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,21 rendah 0,67 sedang 0,2 jelek Revisi

2 0,21 rendah 0,58 sedang 0,3 cukup Revisi

3 0,14 sangat rendah 0,04 sukar 0,1 jelek Dibuang

4 -0,05 tidak valid 0,07 sukar 0,0 jelek Dibuang

5 0,32 rendah 0,49 sedang 0,3 cukup Dipakai

6 0,46 cukup 0,13 sukar 0,3 cukup Dipakai

7 0,42 cukup 0,22 sukar 0,35 cukup Dipakai

8 0,20 rendah 0,13 sukar 0,2 jelek Dibuang

9 0,14 sangat rendah 0,42 sedang 0,25 cukup Dibuang

10 0,02 sangat rendah 0,13 sukar 0 jelek Dibuang

11 0,37 rendah 0,09 sukar 0,1 jelek Dipakai

12 0,23 rendah 0,24 sukar 0,3 cukup Dibuang

13 0,07 sangat rendah 0,11 sukar 0,15 jelek Dibuang

14 0,35 rendah 0,29 sedang 0,4 cukup Dipakai

15 0,32 rendah 0,51 sedang 0,35 cukup Dipakai

(16)

No. Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Ket. Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

17 -0,01 tidak valid 0,11 sukar -0,05 jelek Dibuang

18 0,23 rendah 0,13 sukar 0,2 jelek Dipakai

19 0,19 sangat rendah 0,67 sedang 0,25 cukup Dipakai

20 0,21 rendah 0,16 sukar 0,15 jelek Dipakai

21 0,34 rendah 0,20 sukar 0,05 jelek Dipakai

22 -0,10 tidak valid 0,18 sukar -0,1 jelek Dibuang

23 -0,08 tidak valid 0,11 sukar -0,05 jelek Dibuang

24 0,28 rendah 0,29 sedang 0,15 jelek Dipakai

25 0,45 cukup 0,04 sukar 0,1 jelek Dipakai

26 0,46 cukup 0,13 sukar 0,3 cukup Dipakai

27 0,40 cukup 0,11 sukar 0,15 jelek Dipakai

28 0,35 rendah 0,29 sedang 0,2 jelek Dipakai

29 0,31 rendah 0,31 sedang 0,3 cukup Dipakai

30 0,30 rendah 0,29 sedang 0,25 cukup Dipakai

2. Reliabilitas Soal

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan

software Microsoft Excel dimana data yang diperoleh dimasukkan dalam

rumus reliabilitas K-R.20. Hasil pengolahan data untuk reliabilitas soal

adalah 0,44 yang berada dalam kategori cukup.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada

masing-masing data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Berikut

adalah pengolahan data untuk masing-masing data yang diperoleh:

1. Pengolahan Data Kuantitatif

a. Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur dengan menggunakan

(17)

test adalah hanya melihat jawaban siswa pada soal tigkat pertama (first

tier). Jika jawaban benar maka diberi skor 1 dan jika jawaban salah atau

tidak diisi maka diberi skor 0.

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar maka digunakan

perhitunggan gain yang dinormalisasi. Gain adalah selisih antara skor

pretest dengan skor posttest. Secara matematis, dituliskan sebagai

berikut:

G = Skor posttest Skor pretest (Persamaan 5)

Untuk menghitung gain yang dinormalisasi pengklasifikasiannya

digunakan persamaan dari Hake (1999). Rata-rata gain yang

dinormalisasi dirumuskan sebagai berikut:

(Persamaan 6)

Klasifikasi nilai gain ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 3. 10 Klasifikasi Nilai Gain

Nilai Gain Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

b. Kuesioner Metakognisi Pengetahuan

Data yang diperoleh dari kuesioner metakognisi pengetahuan berupa

jawaban uraian yang berbeda-beda untuk setiap siswa karena pertanyaan

yang digunakan berupa pertanyaan open ended. Pada penelitian ini,

metakognisi yang diteliti hanya sebatas profil saja bukan melihat

(18)

adalah dengan cara mengelompokkan jawaban siswa berdasarkan

kemiripan jawaban yang dituliskan.

c. Kuisioner metakognisi kesadaran dan metakognisi kontrol

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi kesadaran

dan metakognisi kontrol diadaptasi dan diterjemahkan dari jurnal

Chantharanuwong dkk (2012). Sehingga data yang diperoleh dari

kuisioner metakognisi kesadaran dan metakognisi kontrol juga diolah

berdasarkan pengolahan data yang terdapat dalam jurnal. Pengolahan

data dilakukan dengan melihat jawaban masing-masing siswa. Rumus

yang digunakan adalah:

(Persamaan 7)

Jika jawaban siswa pada setiap pertanyaan memiliki rata-rata lebih

dari 3, maka interpretasinya yaitu bahwa siswa tersebut sudah memiliki

kemampuan metakognisi kesadaran dan kontrol yang cukup baik.

Sebaliknya, jika rata-ratanya kurang dari 3, maka diinterpretasikan

bahwa siswa tersebut memiliki metakognisi kesadaran dan kontrol yang

kurang baik.

d. Jurnal Pemikiran Siswa (JPS)

Cara pengolahan data JPS adalah dengan mengelompokkan jawaban

siswa pada kategori jawaban tepat, kurang tepat, dan tidak tepat.

Pengelompokkan kategori tersebut didasarkan pada rubrik yang dibuat

oleh peneliti. Pembuatan rubrik tersebut didasarkan pada hasil uji coba

instrumen pada kelas yang tidak dijadikan subjek penelitian.

2. Data Kualitatif

a. Profil Keterlaksanaan Treatment

Lembar observasi dibuat untuk mengamati keterlaksanaan

penggunaan strategi metakognisi melalui pembelajaran kooperatif yang

digunakan dalam pembelajaran pada kelas eksperimen dan penggunaan

pembelajaran kooperatif pada kelas kontrol. Lembar observasi berbentuk

(19)

sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang diamati. Data lembar

observasi dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus:

(Persamaan 8)

Setelah data lembar observasi diolah, kemudian diinterpretasikan

dengan mengadopsi kriteria presentase angket seperti berikut:

Tabel 3. 11 Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Treatment

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana

0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 < KM < 50 Hampir setengan kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Koswara, dalam Didin Aminudin, 2013, hlm. 32)

Keterangan :

Gambar

Gambar 3. 1  Desain pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 3. 3  Kuesioner Metakognisi Kontrol
Tabel 3. 4  Format Lembar Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Gambar 3. 2  Alur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

negara berkembang yang menerapkan kompetisi bebas dalam mekanisme pasar. namun masih tetap menjaga pentingnya intervensi Pemerintah

Yaitu distribusi frekuensi yang menunjukkan berapa banyak data pada

Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pola

Melihat masalah tersebut maka dibuatlah aplikasi berbasis web ini untuk membantu masyarakat agar lebih mudah, murah dan cepat dalam mendapatkan informasi mengenai diagnosa

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, serta proses pembuatan sistem informasi apotek akan menggunakan metode pengembangan System Development Life Cycle

Memastikan setiap murid menguasai kemahiran dalam Bahasa Cina Meningkatkan peratus murid lancar membaca dan memahami teks sehingga mencapai 100% menjelang Tahun

Pada rasio diameter (β)= 0.7 tebal 10 mm irrecoverable pressure drop terhadap maximum pressure drop mencapai nilai yang cukup rendah yaitu (&lt;40%) pada bilangan Reynolds

[r]