• Tidak ada hasil yang ditemukan

Full Paper P00163

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Full Paper P00163"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Usulan : Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset di Program StudiPendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UKSW Salatiga

Ketua Peneliti

a) Nama Lengkap : Prof. Dr. Slameto, M.Pd. b) Bidang Keahlian : Ilmu Pendidikan

c) Jabatan Struktural : -

d) Jabatan Fungsional : Guru Besar

e) Unit Kerja : PGSD dan MMP FKIP UKSW

f) Alamat Surat : Jln. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 g) Telepon/ Faks : (0298) 321212/ (0298) 311412

h) E-Mail : slameto_uksw@yahoo.com

Anggota Tim Pengusul 1

a) Nama Lengkap : Naniek Sulistya Wardani, S.Pd., M.Si. b) Nama Lembaga : Universitas Kristen Satya Wacana c) Alamat : Jl. P. Diponegoro 52-60 Salatiga d) Telpon/Faks : 0298 321212 /0298 321433

Anggota Tim Pengusul 2

a) Nama Lengkap : Firosalia Kristin, S.Pd., M.Pd. b) Nama Lembaga : Universitas Kristen Satya Wacana c) Alamat : Jl. P. Diponegoro 52-60 Salatiga d) Telpon/Faks : 0298 321212 /0298 321433

Perguruan Tinggi : Universitas Kristen Satya Wacana Jangka Waktu : 6 (enam) bulan

Biaya Digunakan Tahun Akademik 2015/2016 : Rp. 14.936.000

(empat belas juta sembilan ratus tiga puluh enam ribu rupiah) Salatiga, 7 September 2016

Dekan FKIP Ketua Peneliti,

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan Model Pembelajaran Berbasis Riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (2) mengimplementasi pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan (3) mendapatkan gambaran hasil pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di PGSD FKIP UKSW Salatiga dengan melibatkan 3 LPTK yaitu: Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa DIY, Universitas PGRI Semarang dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tahapan utama penelitian adalah penemuan model, validasi pakar, ujicoba terbatas, dan penetapan model. Penelitian ini berhasil menemukan Model Pembelajaran Berbasis Riset yang dinilai layak dan mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dalam implementasinya bermuara pada terwujudnya karakter perkuliahan dimana mahasiswa memegang peran kunci. Hasil PBR memungkinkan mahasiswa: terlatih, mampu meningkatkan kualitas dan hasil belajar, mengalami perkembangan dan peningkatan kapabilitas dan kompetensi yang lebih tinggi, memiliki motivasi belajar yang tinggi dan lebih memahami tentang betapa pentingnya nilai-nilai disiplin bagi masyarakat. Saran, agar model PBR ini dimanfaatkan dalam mengajar sekaligus memantapkan kebijakan implementasi Kurikulum PT dengan menerapkan model yang dihasilkan ini demi peningkatan kompetensi dan daya saing lulusan.

(3)

KATA PENGENTAR

Era globalisasi saat ini telah memberikan dampak yang sangat luar biasa pada setiap sendi kehidupan manusia di dunia, termasuk pendidikan tinggi. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang bebas dari efek globalisasi ini termasuk Indonesia. Salah satu peluang bagi Indonesia adalah tantangan persaingan global pasar tenaga kerja nasional maupun internasional. Berkaitan dengan UU no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi guru dan dosen, sangat terkait dengan Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI). Dalam implementasi KKNI, Perguruan Tinggi wajib menyusun Kurikulum; Implementasi kurikulum PT dalam proses pembelajaran sesuai dengan Standar Proses yang terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

Metode pembelajaran yang dapat dipilih meliputi: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Lebih lanjut disebutkan bahwa selain bentuk-bentuk pembelajaran tersebut, wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan.

Sebagai kebijakan baru, banyak fihak Perguruan Tinggi mengalami kendala dalam implementasi Kurikulum Berbasis KKNI dan Standar Proses sebagaimana tersaji di atas; Mengingat masih sangat terbatasnya acuan yang dapat dipakai Perguruan Tinggi dalam mengembangkan perkuliahan seperti tuntutan tersebut, maka mutlak perlu dikembangkan Model Perbelajaran Berbasis Riset (PBR).

(4)

DAFTAR ISI

1.5. Manfaat Penelitian 13

BAB II Kajian Teori

Pembelajaran Berbasis Riset 14

Pengembangan Pembelajaran 18

BAB III Metode Penelitian

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 24

3.2. Langkah-langkah Penelitian 24

3.3. Gambaran Produk Penelitian 24

3.4. Keterlibatan Mahasiswa 24

3.5. Metode Penelitian 24

3.6. Teknik Analisis Data 25

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1. Menemukan Model Pembelajaran Berbasis Riset 28

4.1.1. Penyusunan Model Pembelajaran Berbasis Riset 28

4.1.2. Uji Ahli Model Pembelajaran Berbasis Riset 29

4.1.3. Uji Coba Terbatas Model Pembelajaran Berbasis Riset 30 4.1.4. Penyempurnaan Model Pembelajaran Berbasis Riset 32 4.2. Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset di Progdi PGSD 32 4.3. Hasil Pembelajaran Berbasis Riset di Progdi PGSD 34

4.4. Pembahasan 35

BAB V Penutup

5.1. Kesimpulan 36

5.2. Saran 37

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR LAMPIRAN Instrumen Penelitian

Surat Tugas Tambatan FGD Foto Kegiatan

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Visi program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah pada tahun 2021 menjadi

program studi yang unggul dalam menghasilkan guru SD yang kompeten, kreatif,

inovatif, berkarakter berdasarkan iman Kristen, memiliki kepekaan sosial dan

kearifan budaya Indonesia di era globalisasi. Misi program studi PGSD yang

ditetapkan untuk mencapai visi program studi adalah sebagai berikut.

1. Memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan

berkarakter berdasarkan iman Kristen untuk menjawab tantangan globalisasi.

2. Melakukan kegiatan penelitian kependidikan yang menunjang pembentukan

calon guru SD yang kompeten.

3. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk menumbuhkan

kepekaan sosial dan kearifan budaya.

4. Memberikan layanan kegiatan ekstrakurikuler kepada mahasiswa untuk

mengembangkan potensi, kreativitas, kecakapan hidup (life skills),

kepribadian dan kepemimpinan pendidikan.

Tujuan program studi PGSD adalah menghasilkan:

1. Lulusan PGSD yang kompeten dalam melayani dan melaksanakan

pembelajaran secara kreatif, inovatif dan berkarakter berdasarkan iman

Kristen dalam menjawab tantangan globalisasi.

2. Penelitian kependidikan yang menunjang pembentukan calon guru SD yang

berkompeten.

3. Pengabdian kepada masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan sosial dan

kearifan budaya.

4. Layanan kegiatan ekstrakurikuler kepada mahasiswa untuk mengembangkan

potensi, kreativitas, kecakapan hidup (life skills), kepribadian dan

(9)

Deskripsi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Jenjang Kualifikasi 6

1. Menerapkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang

keilmuannya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah dasar.

2. Mengembangkan pembelajaran di sekolah dasar yang bermanfaat bagi

pendidikan.

3. Memecahkan permasalahan pembelajaran melalui kegiatan riset yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu

4. Bertanggung jawab terhadap tugas sebagai pendidik di sekolah dasar.

5. Para lulusan Program Studi PGSD jenjang sarjana diharapkan memiliki

kompetensi utama berikut.

6. Menguasai secara mendalam tentang prinsip-prinsip dan teori-teori

pendidikan di sekolah dasar.

7. Menguasai karakteristik perkembangan peserta didik di sekolah dasar, baik

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.

8. Menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran lima bidang studi

utama di sekolah dasar.

9. Menguasai dan mengembangkan kurikulum, pendekatan, strategi, model,

metode, teknik, bahan ajar, media dan sumber belajar, serta pengelolaan

kelasnya, khususnya pada lima bidang studi utama di sekolah dasar.

10.Menguasai dan melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi produk/hasil

pembelajaran di sekolah dasar.

11.Menguasai konsep dasar dan prosedur penelitian yang dapat memecahkan

permasalahan pembelajaran di sekolah dasar dan mengembangkan karya

inovatif, serta mengomunikasikan hasil penelitian dan karyanya.

12.Melakukan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dasar untuk

memecahkan permasalahan yang terkait dengan perilaku siswa.

13.Mampu merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi pelaksanaan program

yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan pengetahuan

(10)

14.Mendiseminasikan gagasan-gagasan inovatif untuk mengembangkan dan

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar.

15.Memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan, dan

mengembangkan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran di

sekolah dasar.

16.Memiliki karakter kuat dalam mengikuti perkembangan IPTEKS terkait

dengan profesi sebagai tenaga pendidik, peneliti, dan praktisi pendidikan di

sekolah dasar

Guna mewujudkan kompetensi di atas, salah satu penekanan kebijakan

Rektor UKSW sejak era DR Willi Toisuta adalah untuk meningkatakan kualitas

pembelajaran berbasis riset (4 T). Walaupun hal ini telah disambut oleh semua Prodi

Pendidikan, namun realitas menunjukkan masih terjadi kegamangan di lapangan.

Penerjemahan pembelajarn berbasis riset menjadi beragam. Terdapat bebrapa

penafsiran tentang pembelajaran berbasis riset, antara lain; (1) pembelajaran dengan

menggunakan hasil-hasil riset sebagai bahan material perkuliahan, (2) kegiatan

perkuliahan dalam bentuk kegiatan riset seperti pengumpulan data, pemaparan data,

penarikan kesimpulan, dan sebagainya, dan (3) kegiatan perkuliahan yang ditopang

oleh sumber belajar yang sangat memadai yaitu penggunaan ICT (Information Comunication and Tecnologiy).

Mencermati kondisi ini, maka pembelajaran berbasis riset di PGSD

hendaknya dikaji mulai bentuknya, implementasi praktisnya, sarannya, sampai

dengan evaluasinya. Pembelajaran berbasis riset, sangat tepat dikembangkan dalam

pembelajaran Ilmu Kependidikan PGSD. Ciri utama pembelajaran Ilmu

Kependidikan adalah pembelajaran yang sistematis mulai dengan fakta, konsep,

prinsip, sampai dengan prosedur, sangat dekat dengan kegiatan-kegiatan riset.

Sehingga, pengembangan pembelajaran berbasis riset sangat tepat dikembangkan

di PGSD. Model pembelajaran berbasis riset, membutuhkan proses meyakinkan

kepada semua dosen bahwa pembelajaran akan lebih berhasil bila menggunakan

pembelajaran berbasis riset. Untuk meyakinkan tersebut, maka dibutuhkan

(11)

Kehandalan implementasi praktis pembelajaran berbasis riset ditunjukkan oleh

keberhasilannya dalam ujicoba-ujicoba pembelajaran.

Metode penelitian yang mendukung upaya ini adalah metode penelitian pengembangan. Untuk itu dirumuskan penelitian dengan judul, “Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Riset?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar?

3. Bagaimana gambaran hasil pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menemukan Model Pembelajaran Berbasis Riset di Prodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

2. Mengimplementasi pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

3. Mendapatkan gambaran hasil pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

1.4 Luaran

Penelitian Pengembangan ini akan menghasilkan luaran:

1. Model Pembelajaran Berbasis Riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

terbukti layak dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa: 1. Silabus Mata Kuliah,

2. Satuan Acara Perkuliahan, 3. Media Perkuliahan, 4. Materi Perkuliahan, dan 5.

Asesment Perkuliahan.

2. Karya ilmiah yang siap dipresentasikan dalam forum ilmiah (seminar nasional/

(12)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi dosen, mendapatkan input tentang model pembelajaran berbasis riset.

2. Bagi mahasiswa, mendapatkan pengalaman pembelajaran sains yang berdampak

pada penigkatan pemahaman ilmu kependidikan bagi Guru Sekolah Dasar.

3. Bagi Prodi Pendidikan, meningkatkan kompetensi lulusan.

(13)

BAB II

KAJIAN TEORI

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET

Teori yang berhubungan dengan pembelajaran berbasis riset adalah 1) Behaviorisme:

menyatakan bahwa peserta didik mendapatkan pengetahuan baru dari guru atau “passive learning” 2) Psikologi kognitif: teori ini menyatakan bahwa pengetahuan baru dan pengumpulan data diperoleh dengan peserta didik harus aktif untuk

memahami arti informasi data, 3) Konstruktivisme: dari psikologi kognitif ditujukan pada pengaturan bahwa peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan baru, hal ini

meliputi empat komponen yaitu: a) peserta didik membentuk pemahaman sendiri, b)

pembelajaran dapat dibentuk dari pemahaman yang lebih dulu ada, c) pembelajaran

diperoleh dari interaksi sosial, d) pembelajaran dari pengalaman sehingga membentuk

pemahaman (Johnstone, 1988; S. Chrysti, 2011).

Proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis riset adalah

pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk mampu menemukan,

mengeksplorasi (mengembangkan pengetahuan) untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi, dan kemudian menguji kebenaran pengetahuan tersebut. Adapun interaksi

pembelajaran antara peserta didik dengan pendidik adalah interaksi yang bersifat

aktif. Pendidik berperan sebagai fasilitator, dan mediator dalam rangka membawa

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Wardoyo, 2013).

Pembelajaran berbasis riset (PBR) merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan authentic learning (harus ada contoh nyata), problem-solving

(menjawab kasus dan konstektual), cooperative learning (bersama), contextual (hands on & minds on), dan inquiry discovery approach (menemukan sesuatu) yang didasarkan pada filosofi konstruktivisme (yaitu pengembangan diri siswa yang

berkesinambungan dan berkelanjutan) (Widayati, dkk., 2010).

(14)

 Mendorong guru untuk melakukan penelitian atau mengupdate keilmuannya

dengan membaca dan memanfaatkan hasil penelitian orang lain sebagai bahan

pembelajaran.

 Mendorong peran peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, bahkan

menjadi mitra aktif guru.

 Peserta didik menjadi lebih kompeten dalam keilmuan dan penelitian serta

trampil mengidentifikasi persoalan serta memecahkannya dengan baik

 Peserta didik memiliki kemandirian, kritis, dan kreatif sehingga memberikan

peluang munculnya ide dan inovasi baru.

 Peserta didik dilatih memiliki etika, khususnya etika profesi misalnya

menjauhkan diri dari perilaku buruk misalnya plagiarisme.

Pembelajaran Berbasis Risetbertujuan untuk menciptakan proses

pembelajaran yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta

meningkatkan kemampuan peserta didik dan guru dalam hal asimilasi dan aplikasi

pengetahuan (Widayati, dkk., 2010). Tujuan tersebut secara rinci dapat diuraikan

sebagai berikut (Baroto, 2014):

 Meningkatkan kebermaknaan mata pelajaran agar lebih bersifat kontekstual

melalui pemaparan hasil-hasil penelitian

 Memperkuat kemampuan berpikir peserta didik sebagai peneliti

 Melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian, praktik, dan

etika penelitian dengan cara melibatkan penelitian

 Meningkatkan mutu penelitian dengan melibatkan peserta didik dalam

kegiatan penelitian

 Meningkatkan pemahaman siswa tentang perkembangan suatu ilmu melalui

penelitian yang berkelanjutan

 Meningkatkan pemahaman tentang peran penelitian dalam inovasi sehingga

mendorong siswa untuk selalu berpikir kreatif di masa datang

(15)

Sinlarat P. (2002) menyatakan bahwa dengan Pembelajaran Berbasis Riset

maka peserta didik dapat memperoleh berbagai manfaat dalam konteks

pengembangan metakognisi dan pencapaian kompetensi yang dapat dipetik selama

menjalani proses pembelajaran (Widayati, dkk., 2010). Manfaat yang dimaksud

meliputi hal-hal berikut:

1. Peserta didik mengalami pengembangan dan peningkatan kapabilitas dan

kompetensi yang lebih tinggi, termasuk:

a. Kompetensi umum, misalnya berpikir secara kritis dan analitik,

mengevaluasi informasi, dan pemecahan masalah.

b. Kompetensi dalam hal melaksanakan dan mengevaluasi penelitian yang sangat

bermanfaat dan membantu dalam pengembangan professional yang

mengedepankan inovasi dan keunggulan

2. Peserta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki peluang untuk

aktif di dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan dunia praktik kelak

dikemudian hari.

3. Peserta didik terlatih dengan nilai-nilai disiplin, mendapatkan pengalaman praktik

dan etika.

4. Peserta didik lebih memahami tentang betapa pentingnya nilai-nilai disiplin bagi

masyarakat.

Selanjutnya bagaimana implementasinya dalam perkuliahan,

Pembelajaran-Berbasis-Penelitian (Research Based Teaching Learning/RBTL) adalah model yang diunggulkan – tidak hanya mengembangkan kemampuan menemukan dan

mengkomunikasikan pengetahuan tetapi juga mampu mengintegrasikan keputusan

moral dan etik baik secara pribadi maupun kolektif yang berguna bagi pribadinya dan

masyarakat umum (Willii Toisuta, 2012). Pembelajaran Berbasis Penelitian memiliki

komponen “social learning” untuk mengembangkan rasa percaya diri dan solidaritas

sosial agar dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang terus berubah.

Untuk menerjemahkan prinsip-prinsip tersebut ke dalam proses pembelajaran, para

(16)

melalui dialog, studi kepustakaan, penelitian dan eksperimen dalam laboratorium

maupun kegiatan kerja lapangan. Tujuan akademik dan aplikasi mata pelajaran akan

dianalisis berdasarkan arahan kurikulum nasional tetapi tetap memberlakukan standar

yang universal. Berdasarkan hasil analisis itu maka tugas pembelajaran akan disusun

dalam berbagai tugas (taking learning to tasks) yang perlu dilaksanakan bersama oleh

guru dan siswanya. Proses inilah yang merupakan model pembelajaran berbasis

penelitian dan terdiri dari empat (4) langkah yang konsekutif tetapi saling terkait.

Dengan demikian proses mempelajari keutuhan mata-pelajaran diupayakan melalui

sebuah desain “action research” yang khusus untuk studi individual dan kolaboratif

antara siswa dan guru. Para siswa akan diperkenalkan pada berbagai metodologi

penelitian dan komunikasi dan kemampuan dalam menggunakannya secara terampil.

Dengan bantuan metode “Problem-Based-Learning” daftar pertanyaan yang disusun

berdasarkan ke-4 langkah pembelajaran itu akan dibuat bersama oleh guru dan

siswanya. Keempat langkah pembelajaran yang konsekutif dan saling tergantung

tersebut disebut: 4T, yaitu:

TELAAH: proses mengkonstruksi pengetahuan yang utuh melalui pengumpulan

informasi dan studi pustaka. Daftar pertanyaan disusun bersama untuk membantu

dalam langkah-langkah selanjutnya akan dirancang pada tahap ini;

TELITI: Proses ini untuk mengkonformasi temuan yang diperoleh sebelumnya,

berdasarkan pembuktian yang bersifat laboratorik, kerja lapangan dalam bentuk

observasi, interview dan cara lain yang memnuhi persyaratan ilmiah. Hasil dari

langkah ini akan berupa temuan (pengetahuan) yang telah dikonfirmasi

dengan “evidence”(bukti). Siswa secara pribadi atau berkelompok akan melaporkan

temuannya secara tertulis dengan menggunakan standar laporan ilmiah yang lazim;

TATA: Temuan dalam bentuk laporan yang telah dipersiapkan akan diperbincangkan

dalam pertemuan diskusi, tutorial, dengan rekan sekelasnya. Jikalau dianggap perlu

satu atau dua nara-sumber dapat diturut-sertakan. Tujuan utama langkah ini adalah

untuk mengklarifikasikan asumsi-asumsi yang digunakan; memperdebatkan pendapat

(17)

dari “peer group”dan pendapat ahli lainnya. Disini pula akan timbul perbincangan

tentang isu yang kontraversial yang ditemukan di lapangan karena tidak sejalan

dengan pembelajaran tentang nilai-nilai spiritual dan agama, nilai moral dan budaya.

Persoalan kekerasan terhadap anak, jender, keluarga, dan anggota masyarakat akan

memunculkan kepentingan baru yang berhubungan dengan hak azasi manusia,

keadilan, kemiskinan, demokrasi, dan juga penghancuran dan keutuhan lingkungan.

Dalam upaya siswa menata temuan dan pengetahuannya ia harus dibantu sepenuhnya

agar mampu mengadakan proses mengklarifikasi niali-nilai. Proses tersebut sangat

penting oleh karena maksudnya untuk memungkinkan para siswa mengambil

keputusan berdasarkan kata hatinya (nurani) sebagai landasan untuk bertindak sesuai

dengan keputusan kata hatinya itu. Dalam langkah TATA ini menjadi imperatif

internalisasi nilai dan etika.

TUTUR: Pada akhir proses pembelajaran tentang suatu ilmu/mata-pelajaran para

siswa perlu mengkomunikasikan dalam rangka pertanggung-jawaban ilmiah, temuan yang telah diverifikasi, dan ditata secara “tuntas”. Para siswa akan menggunakan berbagai media yang dipilihnya sendiri misalnya melalui workshop, konperensi, atau

seminar. Tidak tertutup kesempatan bagi siswa-siswa untuk memilih cara yang lebih

komunikatif dan ekspresif, misalnya, melalui lukisan, seni pertunjukkan, poster, dsb.

Semua umpan balik yang didapat sebagai akibat mengkomunikasikan temuan

pembelajaran berbasis penelitian itu mempunyai dimensi edukatif yaitu untuk

membuat penemunya memilki kerendahan hati tetapi dengan integritas kepribadian

yang tinggi.

Pengembangan Pembelajaran

Terdapat beberapa definisi tentang perancangan model yang rumusannya

berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan

bahwa merancang model pembelajaran itu ialah menyeleksi dan menghubungkan

pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi dan asumsi- asumsi untuk masa

yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang

(18)

yang dapat diterima dan yang akan digunakan dalam kehidupannya baik untuk

dirinya mapuan untuk kepentingan orang banyak. Merancang model di sini mene

kankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan

masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan

datang itu dan bagaimana usaha untuk usaha untuk mencapainya adalah

merupakan hasil prediksi yang dibuat berdasarkan fakta yang ada sekarang serta

kemampuan yang dimiliki saat ini.

Definisi kedua dikemukakan bahwa merencanakan model pembelajaran

adalah berhubungan dengan pertanyaan kesenjangan antara apa yang ada sekarang

(what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana

seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Merencanakan model

di sini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan

sekarang dengan keadaan yang akan datang yang sesuai dengan apa yang

dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan

keadaan mendatang yang diinginkan.

Sementara itu definisi yang lain tentang merencanakan model

pem-belajaran dirumuskan sangat pendek yaitu: Suatu cara untuk membuat

pembelajaran yang efektif dan efisien guna mengantisipasi dan

menye-imbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu

terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu di antisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai

agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan yang terjadi di luar organisasi

pembelajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasi

pembelajaran, dengan harapan agar siswa yang relajar tidak mengalami

kegoncangan sebagai akibat perubahan yang tidak terantisipasi dalam

pembelajaran. Jadi makna merencanakan model pembelajaran di sini adalah

usaha merubah kegiatan pembelajaran agar pembelajaran itu berjalan dengan

(19)

tertentuk guna menghasilkan output belajar yang efektif, efisisen dan memiliki

daya tarik untuk memperdalam apa yang dia sudah pelajari.

Model pengembangan perangkat pembelajaran model Thiagarajan (1974: 5)

yang dikenal dengan Four-D Models (model 4-D). Model ini terdiri dari empat tahapan yaitu penetapan (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Secara rinci akan diuraikan secara singkat deskripsi masing-masing tahap sebagai berikut.

a. Tahap Penetapan (Define)

Tujuan tahapan ini adalah menetapkan dan mendefenisikan apa yang

dibutuhkan dalam pembelajaran. Tahap pendefinisian ini hakikatnya adalah

tahap awal yang mengandung analisis dan menetapkan tujuan pembelajaran.

1) Analisis Awal-Akhir (front-end analysis)

Analisis ujung-depan ini bertujuan untuk menetapkan masalah

yang menjadi dasar dalam pengembangan perangkat pembelajaran,

termasuk mencarikan solusi pemecahan dari masalah tersebut. Dalam

melakukan analisis ujung-depan mempertimbangkan beberapa hal, antara

lain: perangkat yang digunakan, proses pembelajaran, dan kurikulum. Dari

hasil tersebut dipilih strategi dalam pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.

2) Analisis Siswa

Pada awal perencanaan sangat penting untuk memperhatikan

ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik secara perseorangan

maupun kelompok. Telaah karakteristik siswa dijadikan sebagai

gambaran untuk mendesain perangkat pembelajaran.

3) Analisis Tugas

Analisis tugas ini mencakup pemahaman terhadap materi dan

tujuan pembelajaran sesuai dengan bahan kajian yang dipilih.

4) Analisis Konsep

Pada langkah ini peneliti melakukan identifikasi terhadap

(20)

dalam peta konsep.

5) Analisis Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengkonversikan tujuan

analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran. Rangkaian

tujuan ini menjadi merupakan dasar untuk penyusunan tes dan

desain perangkat pembelajaran.

b. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah merancang

perangkat pembelajaran. Pada tahap ini terdapat tiga langkah yang meliputi

penyusunan tes acuan, pemilihan media, dan perancangan awal.

1) Penyusunan Tes

Penyusunan tes merupakan langkah awal yang menjembatani tahap

define dan design. Tes disusun berdasarkan pada hasil perumusan tujuan pembelajaran. Tes ini merupakan alat untuk mengukur terjadinya perubahan

tingka laku pada diri siswa setelah berlangsung kegiatan belajar mengajar.

2) Pemilihan Media

Dalam tahap ini pemilihan media yang sesuai dengan materi

pembelajaran, yang prosesnya meliputi penyesuaian antara analisis tugas,

analisis konsep, analisis siswa, dan rumusan tujuan pembelajaran.

3) Perancangan Awal

Desain awal merupakan desain perangkat pembelajaran yang

melibatkan aktivitas guru dan siswa. Kegiatan ini berfokus pada

penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, Materi Ajar/buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa, dan Tes

Hasil Belajar. Desain ini merupakan Draft 1 dari perangkat pembelajaran.

Desain ini meliputi:

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan

langkah-langkah yang akan dilakukan Dosen/guru dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan

(21)

b) Buku siswa yaitu buku panduan belajar, buku pegangan siswa

yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

c) Lembar Kegiatan Mhasiswa/Siswa (LKM/LKS) adalah panduan

siswa di bawah bimbingan guru untuk menemukan dan pengamatan.

d) Tes Hasil Belajar (THB) adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan

hasil belajar mahasiswa/siswa yaitu tes produk.

e) Lembar Pengamatan adalah instrumen pengamatan selama kegiatan belajar

mengajar, yang meliputi aktivitas guru dan siswa, pengelolaan

pembelajaran di kelas, serta respon siswa untuk mengetahui motivasi

dan minat siswa terhadap pembelajaran.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan paket perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan pada tahap perancangan (draft 1) dan dapat digunakan dalam ujicoba.

1) Validasi Perangkat

Validasi perangkat pembelajaran merupakan teknik untuk

memperoleh saran dan pembenaran dalam rangka penyempurnaan bahan

pembelajaran yang dikembangkan. Saran ini diperoleh dari beberapa orang

ahli yang berkompeten, sehingga dapat memberikan hasil materi

pembelajaran yang benar dan efektif untuk digunakan.

Dari hasil validasi, direvisi sesuai saran dari validator. Saran dan

masukan dari validator tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan

perangkat pembelajaran yang akan diuji cobakan di lapangan, agar

diperoleh hasil yang memuaskan yaitu dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2) Ujicoba Lapangan

Uji coba lapangan ini dilakukan bertujuan untuk mencari

masukan langsung dari lapangan dalam rangka merevisi perangkat

poembelajaran dan instrumen yang telah dikembangkan pada draft 2. Dari

(22)

pembelajaran.

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di sekolah lain, oleh

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP UKSW. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan Februari

sampai dengan Juli 2016.

3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Secara umum langkah-langkah penelitian dilakukan dalam tiga langkah,

yaitu; persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil. Ketiga langkah penelitian

ini, dijelaskan sebagai berikut.

3.3 Gambaran Produk Penelitan

Produk penelitian ini mencakup perangkat pembelajaran berbasis riset

yang meliputi:

1. Silabus Mata Kuliah

2. Rencana Pembelajaran

3. Media Pembelajaran

4. Materi Pembelajaran

5. Asesment Pembelajaran

3.4 Keterlibatan Mahasiswa

Keterlibatan mahasiswa pada kegiatan penelitian ini mecakup (1)

implementasi pembelajaan, (2) refleksi pembelajaran pada refleksi terbatas, dan

(3) refleksi pembelajaran pada refleksi meluas (jika dimungkinkan).

3.5 Metode Penelitian

(24)

Desain penelitian digambarkan sebagai berikut.

Penyusunan

Model

Pengujian Model

Uji Ahli

Uji Empris Melalui

Tahapan:

Reel Teaching Pada Tiga Matakuliah

di UKSW

Reel Teaching Pada 3 Matakuliah Di 3 PT

luar UKSW

Penyempurnaan Model: 1. Pemantauan 2. Perbaikan 3. Pelaksanaan

Produk Penelitian Berupa

Model Pembelajaran Bebasis Riset

(25)

3.6 Teknik Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan statistika

deskriptif dalam bentuk tabel, prosentase, dan grafik. Selain itu akan

digunakan statistika parametrik untuk mengolah ujicoba model

rancangan pembelajaran yaitu dengan menggunakan analisis

varians. Hasil pengolahan data selanjutnya dibahas secara naratif

dengan membandingkan hasil dengan teori.

Jadwal Alokasi Waktu setiap Peneliti

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama enam bulan terhitung

dari bulan Febrari s.d Juli 2016.

Tabel 1. Rincian Umum Perencanaan Waktu Kegiatan Penelitian

No. Uraian Kegiatan Bulan Tahun 2016

2 3 4 5 6 7

1 Pengusulan Penelitian X

2 Pemantapan Teori X X

3 Telaah Pakar X X

4 Perbaikan berdasarkan rekomendasi pakar

X X X

5 Ujicoba Terbatas (empiris) di UKSW X X X

6 Perbaikan berdasarkan empiris X X X

7 Ujicoba meluas (empiris) di luar UKSW X X X

8 Pengolahan dan Analisis data X X

9 Penyusunan laporan X X

1 0

Penyerahan laporan dan draf publikasi X X

3.7 Jadwal

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama enam bulan terhitung

(26)

Tabel 2. Rincian Umum Perencanaan Waktu Kegiatan Penelitian

No. Uraian Kegiatan Bulan Tahun 2016

5 6 7 8 9 10

1 Pengusulan Penelitian X

2 Pemantapan Teori X X

3 Telaah Pakar X X

4 Perbaikan berdasarkan rekomendasi pakar

X X X

5 Ujicoba Terbatas (empiris) X X X

6 Perbaikan berdasarkan empiris X X X

7 Ujicoba meluas (empiris) X X X

8 Pengolahan dan Analisis data X X

9 Penyusunan laporan X X

(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 MENEMUKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS RISET

Pengembangan model Pembelajaran Berbasis Riset dilakukan melalui

beberapa langkah yaitu: Penyusunan Model, Uji ahli, Uji empiris (baik di UKSW

maupun di 3 LPTK diluar UKSW, Penyempurnaan Model dan Penentuan Produk

akhir (Model Final)

4.1.1 Penyusunan Model Pembelajaran Berbasis Riset

Melalui telaah teori dan model-model pembelajaran pada berbagai rujukan

(buku, journal, internet, hasil penelitian, dan good practices) ini dirancanglah Draft Model Pembelajaran Berbasis Riset beserta produk penelitian yang mencakup

perangkat pembelajaran berbasis riset yang meliputi: RPS yang dilengkapi dengan

Media Pembelajaran, Materi Pembelajaran, dan Asesment Pembelajaran sebagai

lampiran.

Rancangan Draft Model Pembelajaran Berbasis Riset tertuang dalam satu

perangkat karya tulis yang terdiri dari 3 bagian, yaitu halaman ferancis, bagian inti,

dan bagian pendukung; Halaman ferancis terdiri dari: naskah cover, kata pengantar,

daftar isi, daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari 6 bab dan daftar pustaka; bab 1

pendahuluan, bab 2 paradigma pembelajaran berbasis riset, bab 3 model

pembelajaran berbasis riset, bab 4 tiga model pembelajaran pembelajaran berbasis

riset, bab 5 faktor penentu pembelajaran berbasis riset, dan bab 6 penutup. bagian

pendukung terdiri: RPS yang dilengkapi dengan media pembelajaran, materi

pembelajaran, dan asesment pembelajaran 3 mata kuliah. Keseluruhan model ini

tertuang dalam 50 halam format A4, spasi 1,5 fon 12. inti model PBR ini adalah bab

3 yang terdiri dari: 1) konsep dasar, 2) karakteristik pembelajaran berbasis riset,

(28)

pembelajaran berbasis riset, dan syarat pembelajaran berbasis riset, 3) prosedur PBR,

4) evaluasi pembelajaran berbasis riset, dan 5) indikator terwujudnya pembelajaran

berbasis riset. Draft model inilah yang kemudian siap diuji lebih lanjut (lampiran 1:

Draft Model Pembelajaran Berbasis Riset).

4.1.2 Uji Ahli Model Pembelajaran Berbasis Riset

Draf Model Pembelajaran Berbasis Riset yang sudah dicetak kemudian

dilakukan uji ahli yaitu uji validasi yang dilakukan oleh pakar teknologi

pembelajaran, dosen senior dan pengelola program S1 PGSD FKIP Universitas

Muhhamadiyah Surakarta; Validator terdiri dari 5 orang, dengan menggunakan

instrumen terlampir, diperoleh hasil seperti berikut ini.

No Pernyataan/Pertanyaan

Penilaian

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1 Seberapa tinggi model ini menunjukkan

adanya identifikasi kerangka kunci? 5

2 Seberapa rinci setiap bagian atau tahapan

dalam kerangka/ desain? 4 1

3 Seberapa tinggi model ini menunjukkan adanya seleksi atau memodifikasi bagian proses yang memang memerlukan perbaikan?

4 1

4 Apakah proses/langkah-langkah yang disusun

dalam model ini berkualitas? 2 2 1

5 Seberapa tinggi kadar perbaikan /peningkatan

mutu yang bisa dilakukan melalui model ini? 1 4 6 Seberapa tinggi kadar model yg

dikembang-kan ini ditinjau dari:

(29)

Berdasarkan hasil penilaian 5 validator di atas, maka pengembang perlu memperbaiki

dengan cara melengkapi panduan implementasi model dalam pembelajaran baik

klasikal maupun kelompok (lihat lampiran); disamping perbaikan tata tulis dan

seting. Hasil Model pembelajaran berbasis riset, yang valid secara teoretik hasil

perbaikan ini siap dipakai untuk uji coba terbatas di PGSD Universitas PGRI

Semarang dan PGSD Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa DI Yogyakarta.

4.1.3 Ujicoba Terbatas Model Pembelajaran Berbasis Riset

Berdasarkan hasil perbaikan Model setelah uji validitas oleh ahli, model

Pembelajaran Berbasis Riset beserta perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPS,

SAP yang dilengkapi materi perkuliahan, media dan evaluasi, seperti lampiran ...,

kemudian dilakukan praktek perkuliahan dari 3 dosen di PGSD UKSW Salatiga yang

diselenggarakan pada semester 2 2015/2016.

No Pengembang/

Metode Mata Kuliah Materi Media Evaluasi

(30)

Uji empiris pengimplementasian Model Pembelajaran Berbasis Riset dalam 3

pembelajaran ini kemudian dilakukan di PGSD Universitas PGRI Semarang. Setelah

pelaksanaan perkuliahan, dilanjutkan dengan FGD yang diikuti oleh 11 orang

mahasiswa dan 45 dosen. Hasil penilaian mereka dapat diperiksa seperti tabel berikut

ini.

No Pertanyaan/Pernyataan Jawaban (%)

ya ragu tidak 1. Perkuliahan ini menuntut mahasiswa mampu menemukan,

mengeksplorasi (mengembangkan pengetahuan) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan kemudian menguji kebenaran pengetahuan tersebut.

100 0 0

2. Mahasiswa harus mengkonstruksi pengetahuan baru, membentuk pemahaman sendiri melalui kerja kelompok/tim (interaksi sosial)

97 3 0

3. Dosen lebih berperan sebagai fasilitator, dan mediator dalam rangka membawa mahasiswa untuk mencapai kompetensi

90 10 0

4. Metode perkuliahan ini bisa yang menggunakan authentic learning (harus ada contoh nyata), problem-solving (menjawab kasus dan konstektual), cooperative learning (bersama), contextual (hands on & minds on), dan inquiry discovery approach (menemukan sesuatu)

100 0 0

5. Mendorong dosen untuk melakukan penelitian atau mengupdate keilmuannya dengan membaca dan memanfaatkan hasil penelitian orang lain sebagai bahan pembelajaran.

90 10 0

6. Mendorong peran mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, bahkan menjadi mitra aktif dosen.

100 0 0

7. Mahasiswa menjadi lebih kompeten dalam keilmuan dan penelitian serta trampil mengidentifikasi persoalan serta memecahkannya dengan baik

79 21 0

8. Mahasiswa memiliki kemandirian, kritis, dan kreatif sehingga memberikan peluang munculnya ide dan inovasi baru.

97 3 0

9. Mahasiswa dilatih memiliki etika, khususnya etika profesi misalnya menjauhkan diri dari perilaku buruk misalnya plagiarisme.

90 10 0

10. Perkuliahan ini bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi

97 3 0

11. Pembelajaran ini meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan

90 10 0

12. Meningkatkan kebermaknaan mata perkuliahan agar lebih bersifat kontekstual melalui pemaparan hasil-hasil penelitian

(31)

13. Memperkuat kemampuan berpikir mahasiswa sebagai calon peneliti 90 10 0 14. Melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian, praktik,

dan etika penelitian

90 10 0

15. Meningkatkan mutu penelitian dengan melibatkan mahasiswa dalam

“kegiatan penelitian” dalam perkuliahan

97 3 0

16. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang perkembangan suatu ilmu melalui penelitian yang berkelanjutan

90 10 0

4.1.4 Penyempurnaan Model Pembelajaran Berbasis Riset

Berdasarkan masukan setelah uji empiris di UKSW dan 3 LPTK seperti di atas,

secara keseluruhan sebetulnya model ini dipandang layak. Walau begitu masih perlu

dilengkapi dengan peta konsep, untuk memperjelas implementasi model yang

dikembangkan ini; Selain itu penataan dan seting draf model perlu juga dilakukan. Uji

empiris ini menghasilkan perbaikan model pembelajaran berbasis riset berdasarkan hasil

implementasi terbatas. Mengingat keterbatasan waktu dan tempat uji coba meluas, maka

kegiatan ini tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, hasil revisi pasca uji empiris yang

terbatas ini akan ditetapkan menjadi model final.

4.1.5 Penetapan Model Pembelajaran Berbasis Riset

Pada kegiatan ini peneliti Menyusun laporan yang secara detail menjelaskan

implementasi praktis pembelajaran berbasis riset. Selain itu menetapkan Model

Pembelajaran Berbasis Riset yang hasilnya seperti lampiran. Model Pembelajaran

Berbasis Riset inilah yang akhirnya ditetapkan sebagai produk akhir dalam bentuk

model final.

4.2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PROGDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Berdasarkan hasil uji coba terbatas, ternyata implementasi pembelajaran berbasis

(32)

1. Karakter perkuliahan ini:

a. Bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktifitas analisis, sintesis, dan evaluasi,

b. Metode perkuliahan ini bisa yang menggunakan authentic learning (harus ada contoh nyata), problem-solving (menjawab kasus dan konstektual),

cooperative learning (bersama), contextual (hands on & minds on), dan

inquiry discovery approach (menemukan sesuatu)

c. Meningkatkan kebermaknaan mata perkuliahan agar lebih bersifat kontekstual melalui pemaparan hasil-hasil penelitian sekaligus,

d. Melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian, praktik, dan etika penelitian.

2. Peran mahasiswa:

a. Mendorong peran mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, bahkan menjadi mitra aktif dosen.

b. Perkuliahan ini menuntut mahasiswa mampu menemukan, mengeksplorasi (mengembangkan pengetahuan) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi,

dan kemudian menguji kebenaran pengetahuan tersebut.

c. Mahasiswa harus mengkonstruksi pengetahuan baru, membentuk pemahaman sendiri melalui kerja kelompok/tim (interaksi sosial)

d. Mahasiswa dilatih memiliki etika, khususnya etika profesi misalnya menjauhkan diri dari perilaku buruk misalnya plagiarisme.

3. Hasilnya:

a. Mahasiswa menjadi lebih kompeten dalam keilmuan dan penelitian serta trampil mengidentifikasi persoalan serta memecahkannya dengan baik

b. Mahasiswa memiliki kemandirian, kritis, dan kreatif sehingga memberikan peluang munculnya ide dan inovasi baru

c. Memperkuat kemampuan berpikir mahasiswa sebagai calon peneliti

(33)

e. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang perkembangan suatu ilmu melalui penelitian yang berkelanjutan, pada akhirnya,

f. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan.

4.3 HASIL PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PROGDI PENDIDIKAN

GURU SEKOLAH DASAR

Berdasarkan hasil uji coba terbatas diperoleh data tentang gambaran hasil

pembelajaran berbasis riset di Program studi PGSD adalah seperti berikut ini.

No Pertanyaan/Pernyataan Jawaban (%)

ya ragu tidak 1. Mahasiswa terlatih dengan nilai-nilai disiplin,

mendapatkan pengalaman praktik dan etika.

100 0

2. Meningkatkan pemahaman tentang peran penelitian dalam inovasi sehingga mendorong mahasiswa untuk selalu berpikir kreatif di masa datang

100 0 0

3. Meningkatkan kualitas perkuliahan dan hasil belajar mahasiswa secara umum

95 5 0

4. Mahasiswa mengalami pengembangan dan peningkatan kapabilitas dan kompetensi yang lebih tinggi, termasuk: a. Kompetensi umum, misalnya berpikir secara kritis

dan analitik, mengevaluasi informasi, dan pemecahan masalah.

b. Kompetensi dalam hal melaksanakan dan mengevaluasi penelitian yang sangat bermanfaat dan membantu dalam pengembangan professional yang mengedepankan inovasi dan keunggulan

95 5 0

80 20 0

5. Mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki peluang untuk aktif di dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan dunia praktik kelak dikemudian hari.

90 10 0

6. Mahasiswa lebih memahami tentang betapa pentingnya nilai-nilai disiplin bagi masyarakat.

(34)

4.4. PEMBAHASAN

Penelitian ini telah berhasil mengembangkan Model Pembelajaran Berbasis

Riset yang dinilai layak. Pengembangan itu dilakukan melalui serangkaian

kegiatan mulai dari 1) Penyusunan model pembelajaranberbasis riset, 2) Uji Ahli, 3)

Ujicoba terbatas, dan 4) Penetapan Model. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini pernah dilakukan Masri Kudrat Umar, dkk. Yang berjudul, “Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset di Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas

Negeri Gorontalo (2011). Hasil penelitian menunjukkan salah satu pengembangan

pembelajaran ke model pembelajaran berbasis riset adalah pembelajaran dengan

langkah-langkah pada kegiatan inti pembelajaran sebagai berikut; (1) memberikan

informasi pokok tenang materi yang sedang dipelajari, (2) menunjukkan hasil-hasil

penelitian dosen yang berkenaan/bersentuhan dengan materi yang sedang dibahas, (3)

membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi, (4) memberikan penugasan kepada

mahasiswa dalam bentuk diskusi dalam kelompok-kelompok tentang (a) isi pokok

penelitian, (b) proses penelitian, (c) cara analisis, (d) perumusan kesimpulan, dan (e)

nilai-nilai yang muncul dari hasil penelitian terseut, (4) dengan dipimpin dosen

mahasiswa melakukan diskusi antar kelompok, (5) bersama dosen mahasiswa

membuat kesimpulan. Dengan demikian pembelajaran berbasis riset telah secara

efektif meningkatkan proses pembelajaran. Berbeda dengan penelitian ini, karena

penulis telah berhasil mengembangkan model pembelajaran berbasis riset. Dengan

dihasilkannya model ini, siapapun dosen yang mengajar, akan terpedomani oleh

(35)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1

.

Penelitian ini berhasil menemukan Model Pembelajaran Berbasis Riset di Prodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dinilai layak dan meningkatkan hasil belajar

mahasiswa.

2. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar bermuara pada:

a. Karakter perkuliahan ini: pembelajaran berbasis riset bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada berpikir aras tinggi

(analisis, sintesis, dan evaluasi), metode perkuliahan ini bisa yang menggunakan

authentic learning, problem-solving, cooperative learning, contextual (hands on & minds on), dan inquiry discovery approach dengan demikian mampu meningkatkan kebermaknaan mata perkuliahan agar lebih bersifat kontekstual

melalui pemaparan hasil-hasil penelitian sekaligus, melengkapi pembelajaran

melalui internalisasi nilai penelitian, praktik, dan etika penelitian.

b. Peran mahasiswa: perkuliahan ini mampu mendorong peran mahasiswa lebih

aktif dalam proses pembelajaran, bahkan menjadi mitra aktif dosen, menuntut

mahasiswa mampu menemukan, mengeksplorasi untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi, dan kemudian menguji kebenaran pengetahuan tersebut.

Mahasiswa harus mengkonstruksi pengetahuan baru, membentuk pemahaman

sendiri melalui kerja kelompok/tim (interaksi sosial). Mahasiswa dilatih memiliki

etika, khususnya etika profesi misalnya menjauhkan diri dari perilaku buruk

misalnya plagiarisme; dan

c. Dampaknya: mahasiswa menjadi lebih kompeten dalam keilmuan dan penelitian serta trampil mengidentifikasi persoalan serta memecahkannya dengan baik,

memiliki kemandirian, kritis, dan kreatif sehingga memberikan peluang

munculnya ide dan inovasi baru, memperkuat kemampuan berpikir sebagai calon

peneliti, meningkatkan mutu penelitian meningkatkan pemahaman mahasiswa

tentang perkembangan ilmu melalui penelitian yang berkelanjutan, pada

(36)

3. Hasil pembelajaran berbasis riset di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Mahasiswa:

a. Terlatih dengan nilai-nilai disiplin, mendapatkan pengalaman praktik dan etika.

b. Mampu meningkatkan pemahaman tentang peran penelitian dalam inovasi

sehingga mendorong mahasiswa untuk selalu berpikir kreatif di masa datang

c. Meningkatkan kualitas perkuliahan dan hasil belajar mahasiswa secara umum

d. Mahasiswa mengalami pengembangan dan peningkatan kapabilitas dan

kompetensi yang lebih tinggi, termasuk:

e. Kompetensi umum, misalnya berpikir secara kritis dan analitik,

mengevaluasi informasi, dan pemecahan masalah.

f. Kompetensi dalam hal melaksanakan dan mengevaluasi penelitian yang sangat

bermanfaat dan membantu dalam pengembangan professional yang

mengedepankan inovasi dan keunggulan

g. Mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memiliki peluang untuk

aktif di dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan dunia praktik kelak

dikemudian hari.

h. Mahasiswa lebih memahami tentang betapa pentingnya nilai-nilai disiplin bagi

masyarakat.

5.2Saran

a. Saran bagi dosen, memanfaatkan model PBR ini dalam mengajar sekaligus

meningkatkan kualitas proses perkuliahan dan hasil belajar mahasiswanya;

b. Bagi mahasiswa, mendapatkan pengalaman pembelajaran sains yang berdampak

pada penigkatan pemahaman ilmu kependidikan bagi Guru Sekolah Dasar;

c. Bagi Program studi Pendidikan, mantapkan kebijakan implementasi Kurikulum

PT dengan menerapkan model yang dihasilkan ini; untuk meningkatkan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pembinaan Penelitian di Perguruan Tinggi: Melalui Program PenelitianBerbagai Bidang Ilmu (http://www.dikti.org/p3m/p3m2.html)

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs & Asghar Razavieh. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan terjemahan Arif Furchan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Baroto, Aji. 2014. Pembelajaran Berbasis Riset. http://bbawor.blogspot.co.id/ 2014/03/ Budiyanto, Irmayanti M. Realitas dan Objektivitas: Refleksi Kritis Atas Cara Kerja Ilmiah.

Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2002.

Djaali, Pudji Muljono dan Ramly. Pengujian Dalam Bidang pendidikan. Jakatra: UNJ, 2000.

Fraenkael, Jack R. dan Norman E., Wallen. How To Design And Evaluative Research. New York: McGraw-Hill inc., 1993.

Gay, L.R. Educational Research: Conpetencies for Analisis and Aplication. New Jersey: Prentice-Hall,Inc., 1996.

Johnstone. J.N. 1988. Educational Indicators. In. J.P. Keeves (ed). Educational Research Methodology andMeasurement an International Handbook. Pp. 451-456. NY: Pergam Prayitno, Harun Joko, Thoyibi dan Adyana Sunanda (ed). PembudayaanPenulisan Karya

Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University, 2001.

S, Chrysti. 2011. Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset Kajian: Fermentasi Limbah Cucian Beras (Leri) untuk Pembuatan Nata pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPA

Mahasiswa S1 PGSD FKIP UNS. Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi. http://core.ac.uk/download/pdf/12346758.pdf.

Sinlarat. P. 2002. Reseach Based Instruction (collected articles). Bangkok: Faculty of Education. Chulalongkorn University (in Thai).

Sudjana, Nana dan Kusumah, Awal. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.

(38)

Wardoyo, S.M. 2013. Pembelajaran Berbasit Riset. http://www.indeks-penerbit.com/ index.php?route=product/product&product_id=536

Widayati, D.T. dkk. 2010. Pedoman Umum Pembelajaran Berbasis Riset (PUPBR).

http://ppp.ugm.ac.id/p3/wp-content/uploads/pupbrindonesia.pdf

Widyamantaya, A. Seni Menuangkan Gagasan. Jakarta, Kanisius, 2000.

Willi Toisuta, 2012. Pembelajaran berbasis Penelitian. http://wta.co.id/ pembelajaran-berbasis-penelitian

Gambar

Gambar 1. Skema Desain Penelitian
Tabel 1. Rincian Umum Perencanaan Waktu Kegiatan Penelitian
Tabel 2. Rincian Umum Perencanaan Waktu Kegiatan Penelitian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Maka jelas apa yang disampaikan Muhammad SAW, termasuk hadis ini, adalah wahyu semata, bukan sesuatu yang bersumber dari hawa nafsunya seperti yang dituduhkan

persamaan reaksi setara yaitu reaksi yang jumlah koefisien pada reaktan sama dengan jumlah koefisien pada produk (Sidauruk, 2005 ; Winarni, et al ., 2013 ;

Melalui beberapa produk TAMAPAN berupa tabungan tempat tinggal, tabungan biaya kuliah, tabungan modal usaha, tabungan investasi, dan pembiayaan usaha maka mahasiswa

Ilustrasi ini memperlihatkan betapa tingginya komitmen politik pemerintah (dalam hal ini pemerintah negara bagian) di AS untuk secara konsisten dan sustainable, membangun

Hasil identifikasi kelima isolat bakteri (SJP2, SJP3, SJP7, SJP10 dan SJP15) hasil isolasi kepiting bakau dari Pemalang yang diduga terserang penyakit vibriosis

Dalam animasi sprite yang dapat kita edit adalah animasi dari layar yang mengandung sprite, kita tidak dapat mengedit bagian dalam yang ditampilkan oleh layar untuk

Materi pada penelitian terapan harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat

tertentu, dihadapkan pada suatu unsur-unsur suatu kebudayaan yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam