• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP ISLAM AL-AZHAAR TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP ISLAM AL-AZHAAR TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya dan hasil penelitian maka diperoleh:

1. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual berbasis guided inquiry dalam mata pelajaran matematika siswa dihungkan langsung antara materi dengan dunia nyata, serta guru memberi persoalan-persoalan yang belum pernah di ajarkan untuk siswa jawab, guru memberi arahan atau pancingan-pancingan tentang soal yang diberikan agar siswa mencari dan menemukan data lebih mudah dan siswa mengolah data untuk menarik kesimpulan sendiri.

2. Tingkat Berpikir Kritis Siswa:

a. Tingkat berpikir kritis subjek T ( Siswa Berkemampuan Tinggi) . Berdasarkana paparan sebelumnya subjek T atau siswa Bekemampuan Tinggi sama-sama memenuhi indikator berpikir kritis level 3. Subyek T mampu untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, mampu mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki konsep, mampu untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan, serta mampu mencai solusi baru atau penyelesaian, jadi subjek T yakni HAA dan SBTT berpikir kritis.

b. Tingkat berpikir kritis subjek S ( Siswa Berkemampuan Sedanng)

(2)

2

Berdasarkan paparan diatas subyek S atau Siswa Berkemampuan Sedang sama-sama memenuhi indikator bepikir kritis berada pada level 2. Subyek S mampu untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, dan mampu untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan, jadi subjek S yakni MGZA dan MDA berpikir cukup kritis.

c. Tingkat berpikir kritis subjek R ( Siswa Berkemampuan Rendah) Berdasarkan paparan diatas subyek R Siswa Berkemampuan Rendah tidak sama dalam memenuhi indikator bepikir kritis R1 pada level 1 sedangkan R2 pada level 2. Subyek R1 hanya mampu untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan. Sedangkan subyek R2 mampu untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan, dan mampu untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan, jadi subjek R yakni HKF dan PN berpikir tidak kritis.

B. SARAN

Sesuai dengan hasil penelitian, maka disarankan: 1. Bagi siswa

a. Siswa lebih meningkatkan untuk belajar matematiak sendiri dirumah b. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran

matematika. 2. Bagi Guru Matematika

(3)

3

b. Meningkatkan dalam pembelajaran matematika materi dihubungkan ke dunia nyata.

3. Bagi Sekolah

a. Terus berupaya meningkatkan prestasi belajar khususnya di matematika

b. Memberi sarana prasarana agar siswa berpikir kritis dapat mengeksplotasikan.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Mengembangkan penelitian dengan melakukan penelitian atau studi kasus

Referensi

Dokumen terkait

Harifin A Tumpa, Pengkajian Beberapa Topik Hukum Acara Perdata, Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Tehnis Fungsional Hakim Peradilan Umum Tahun 2002, Dalam.. Dengan adanya

Peserta lelang yang diundang agar dapat membawa dukumen asli atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan copy 1 (satu) rangkap sesuai dengan pada isian

Enam genotipe bawang merah yang dicoba menunjukkan perbedaan pada variabel tinggi tanaman, bobot basah seluruh bagian tanaman, bobot kering lokal tanaman per rumpun,

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bunyi alarm ketika motion sensor mendeteksi kendaraan ketika mendekati pintu akses masuk atau keluar dan gerakan palang pintu

pokok dan fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor. 21 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa diduga Keandalan ( Reliability ), Keresponsifan ( Responsiveness ), Jaminan ( Assurance ), Empati ( Emphaty ),

Dokumen Kualifikasi Asli atau Legalisir dan Rekaman 1 (satu) rangkap; Demikian atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.. Pokja Jasa Konstruksi dan Jasa Lainnya

Rumah kayu bongkar pasang direncanakan secara sederhana karena yang lebih diutamakan adalah pembuatan detail sambungan dan penggunaan alat sambung dari besi selain