• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Teoritik Tingkat Energi Osilator Anharmonik Dengan Potensial Kuartik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Teoritik Tingkat Energi Osilator Anharmonik Dengan Potensial Kuartik"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mekanika Kuantum

2.1.1. Sejarah Awal Mekanika Kuantum

Dasar dimulainya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika

klasik tidak bisa menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis dan

bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu,

gejala fisika tersebut ternyata hanya ada satu kumpulan, dan mekanika kuantum

mengungkapkan usaha kita yang terbaik sampai saat ini untuk merumuskannya.

Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom

dan reaksi kimia antaratom.Kelemahan model atom yang dikemukakan

Rutherford disempurnakan olehNiels Henrik David Bohr.Bohr mengemukakan

gagasannya tentang penggunaan tingkat energi elektron pada struktur atom.Model

ini kemudian dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr.Tingkat energi

elektron digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan

oleh atom yang mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya.

Setiap memasuki pemahaman dunia atom, ilmuan mengalami kesulitan

yang luar biasa.Teori-teori mapan tidak berdaya, bahasa yang digunakan

mengalami kebuntuan, bahkan imajinasi terhadap dunia atom dipengaruhi

pandangan emosional. Pengalaman ini dilukiskan Heisenberg: “Saya ingat

pembicaraan saya dengan Bohr yang berlangsung selama berjam-jam hingga larut

malam dan mengakhirinya dengan putus asa; dan ketika perbincangan itu berakhir

saya berjalan-jalan sendirian di taman terdekat dan mengulangi pertanyaan pada

diri saya sendiri berkali-kali: Mungkinkah alam itu absurd sebagaimana yang

tampak pada kita dalam eksperimen-eksperimen atom ini?” (Fritjof Capra, 2000)

Situasi psikologis Heisenberg, pada akhirnya merupakan salah satu kata

kunci dalam perkembangan revolusioner dunia atom.Benda/materi yang diamati

tidak terlepas dari pengalaman pengamat.benda/materi bukan lagi sebagai objek

(2)

benda/materi sendiri yang berbicara dan mempunyai keinginan sesuai fungsi dan

kedudukannya dalam suatu benda/materi.Sub-atom bukan ‘benda’ tetapi,

merupakan kesalinghubungan dalam membentuk jaringan dinamis yang terpola.

Sub-subatom merupakan jaring-jaring pembentuk dasar materi yang merubah

pandangan manusia selama ini yang memandang sub atom sebagai blok-blok

bangunan dasar pembentuk materi.

Meminjam istilah Kuhn, mekanika kuantum merupakan paradigma sains

revolusioner pada awal abad 20.Lahirnya mekanika kuantum, tidak terlepas dari

perkembangan-perkembangan teori, terutama teori atom.Mekanika kuantum,

bukan untuk menghapus teori dan hukum sebelumnya, melainkan Mekanika

kuantum tidak lebih untuk merevisi dan menambal pandangan manusia terhadap

dunia, terutama dunia mikrokosmik.Bisa jadi, sebenarnya hukum-hukum yang

berlaku bagi dunia telah tersedia dan berlaku bagi setiap fenomena alam, tetapi

pengalaman manusialah yang terbatas.Oleh sebab itu, sampai disini kita harus

sadar dan meyakini bahwa sifat sains itu sangat tentatif.

Mengapa teori kuantum merupakan babak baru cara memandang alam?

Vladimir Horowitz pernah mengatakan bahwa “mozart terlalu mudah untuk

pemula, tetapi terlalu sulit untuk para ahli”. Hal yang sama juga berlaku untuk

teori kuantum. Secara sederhana teori kuantum menyatakan bahwa “partikel pada

tingkat sub atomik tidak tunduk pada hukum fisika klasik”.“Entitas seperti

elektron dapat berwujud [exist] sebagai dua benda berbeda secara simultan

materi atau energi, tergantung pada cara pengukurannya”. (Paul Strathern, 2002)

Kerangka mendasar melakukan penalaran dalam sains adalah berpikir dengan

metoda induksi.Apabila melakukan penalaran dengan metoda ini, maka

pengamatan terhadap wajah alam fisik dilakukan melalui premis-premis yang

khusus tentang materi-materi kecil atau mikro bahan alam fisik yang kasat

mata.Hukum-hukum sains klasik yang telah terpancang lama, ternyata terlihat

kelemahannya ketika berhadapan dengan fenomena mikrokosmik.

Gary Zukaf (2003) memberikan pengertian secara etimologis dari

mekanika kuantum.‘Kuantum’ merupakan ukuran kuantitas sesuatu, besarnya

tertentu.‘Mekanika’ adalah kajian atau ilmu tentang gerak.Jadi, mekanika

(3)

mengatakan bahwa alam semesta terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil

yang disebut kuanta [quanta, bentuk jamak dari quantum], dan mekanika kuantum

adalah kajian atau ilmu yang mempelajari fenomena ini.

2.1.2. Perkembangan Mekanika Kuantum

Pada tahun 1905, Albert Einstein berhasil menjelaskan efek foto listrik

dengan didasari oleh pendapat Planck lima tahun sebelumnya dengan

mempostulatkan bahwa cahaya atau lebih khususnya radiasi elektromagenetik

dapat dibagi dalam paket-paket tertentu yang disebut kuanta dan berada dalam

ruang. Energi berhasil menjelaskan bahwa untuk membuat elektron terpancar dari

permukaan logam diperlukan cahaya yang menumbuk.Cahaya tersebut harus

memiliki frekuensi melebih frekuensi ambang dari logam tersebut.Efek foto listrik

ini tidak bergantung pada intensitas cahaya yang ditembakkan seperti pandangan

mekanika klasik tetapi hanya bergantung pada frekuensinya saja.Walaupun

cahaya lemah ditembakkan tetapi memiliki frekuensi yang melebihi frekuensi

ambang ternyata ada elektron yang dipancarkan.

Pernyataan Einstein bahwa cahaya teradiasikan dalam bentuk paket-paket

energi yang kemudian disebut kuanta dinyatakan dalam jurnal kuantum yang

berjudul "On a heuristic viewpoint concerning the emission and transformation of

light" pada bulan Maret 1905.Pernyataan tersebut disebut-sebut sebagai

pernyataan yang paling revolusioner yang ditulis oleh fisikawan pada abad ke-20.

Paket-paket energi yang pada masa itu disebut dengan kuanta kemudian disebut

oleh foton, sebuah istilah yang dikemukakan oleh Gilbert & Lewis pada tahun

1926.Ide bahwa tiap foton harus terdiri dari energi dalam bentuk kuanta

merupakan sebuah kemajuan.Hal tersebut dengan efektif merubah paradigma

ilmuwan fisika pada saat itu yang sebelumnya menjelaskan teori gelombang.Ide

tersebut telah mampu menjelaskan banyak gejala fisika pada waktu itu.

2.1.3. Eksperimen-Eksperimen Yang Mendasari Perkembangan Mekanika Kuantum

Berikut ini adalah eksperimen–eksperimen yang mendasari perkembangan

(4)

1. Thomas Young dengan eksperimen celah ganda mendemonstrasikan sifat

gelombang cahaya pada tahun 1805,

2. Henri Becquerel menemukan radioaktivitas pada tahun 1896,

3. J.J. Thompson dengan eksperimen sinar katoda menemuka elektron pada

tahun 1897,

4. Studi radiasi benda hitam antara 1850 sampai 1900 yang dijelaskan tanpa

menggunakan konsep mekanika kuantum,

5. Einstein menjelaskan efek foto listrik pada tahun 1905 dengan

menggunakan konsep foton dan partikel cahaya dengan energi

terkuantisasi,

6. Robert Milikan menunjukan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta

dengan menggunakan eksperimen tetes minyak pada tahun 1909,

7. Ernest Rutherford mengungkapkan model atom pudding yaitu massa dan

muatan postif dari atom terdistribusi merata dengan percobaan lempengan

emas pada tahun 1911,

8. Otti Stern dan Walther Gerlach mendemonstrasikan sifat terkuantisasinya

spin partikel yang dikenal dengan eksperimen Stern-Gerlach pada tahun

1920,

9. Clinton Davisson dan Lester Germer mendemondtrasikan sifat gelombang

dari electron melalui percobaan difraksi electron pada tahun 1927,

10.Clyde L. Cowan dan Frederick Reines menjelaskan keberadaan neutrino

pada tahun 1955

2.1.4. Bukti dari Mekanika Kuantum

Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan perila

hukum-hukum

di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar

elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi (misalnya dari n=2 atau

(5)

atom tingkat ke-1), energi berupa sebuah partikel cahaya yang disebut

dilepaskan. Energi yang dilepaskan dapat dirumuskan sbb:

E= hf (2.1)

keterangan:E adalah energi

fadalah frekuensi dari cahaya

Dalam

dari atom yang di

gelombang tertentu garis-garis spektrum dapat dilihat. Ini adalah salah satu bukti

dari teori mekanika kuantum.

2.2. Persamaan Schrodinger

2.2.1. Perumusan Persamaan Schrodinger

Bila keadaan awal sebuah partikel dalam suatu lingkungan klasik (tidak

relativistik dan tidak kuantum) diketahui, maka dengan menggunakan hukum

Newton, perilaku selanjutnya dapat diramalkan dengan kepastian mutlak

berdasarkan hukum Newton, lalu pemecahannya diselesaikan secara matematik.

Dalam kasus fisika kuantum Takrelativistik, persamaan utama yang harus di

pecahkan adalah suatu persamaan diferensial orde dua, yang dikenal sebagai

Persamaan Schrodinger. Seperti halnya dengan hukum Newton, kita juga mencari

pemecahannya bagi suatu gaya tertentu. Berbeda dari hukum Newton, pemecahan

persamaan Schrodinger, yang disebut fungsi gelombang, memberikan informasi

tentang perilaku gelombang dari partikel.

Jadi dapat kita ikhtisarkan, bahwa dalam kasus mekanika klasik, persoalan

yang kita hadapi dicirikan oleh hadirnya gaya tertentu F. dengan menuliskan

hukum Newton bagi gaya tersebut, kita pecahkan permasalahan matematikanya

untuk memperoleh kedudukan dan kecepatan partikelnya. Dalam kasus

elektromagnet, kita berhadapan dengan persoalan yang dicirikan oleh sekumpulan

muatan dan arus; disini kita menuliskan persamaan Maxwell dan memecahkan

persoalan matematiknya untuk memperoleh medan elektrik dan medan magnet.

Dalam kasus fisika kuantum, persoalannya dicirikan oleh fungsi potensial

tertentu; kita tinggal menuliskan persamaan Schrodinger bagi potensial tersebut

dan mencari pemecahannya.Tentu saja, dalam masing masing kasus ini,

(6)

situasi yang lain, perlu dicari lagi pemecahan baru bagi persamaan yang berkaitan

dengan situasi tersebut.

2.2.2. Pembenaran Persamaan Schrodinger

Baik hukum Newton, persamaan Maxwell maupun persamaan Schrodinger tidak

dapat diturunkan dari seperangkat azas dasar, namum pemecahan yang diperoleh

darinya ternyata sesuai dengan pengamatan percobaan.Persamaan Schrodinger

hanya dapat dipecahkan secara eksak untuk beberapa potensial sederhana tertentu;

yang paling sederhana adalah potensial konstan dan potensial Osilator Harmonik.

Kedua kasus sederhana ini memang tidak Fisis, dalam artian bahwa

pemecahannya tidak dapat di periksa kebenarannya dengan percobaan atau tidak

ada contoh di alam yang berkaitan dengan gerak sebuah partikel yang

terkungkung dalam sebuah kotak satu dimensi, ataupun sebuah Osilator Harmonik

Mekanika kuantum Ideal, meskipun kasus seperti ini seringkali merupakan

hampiran yang cukup baik bagi situasi fisis yang sebenarnya. Namun demikian,

berbagai kasus sederhana ini cukup bermanfaat dalam memberikan gambaran

tentang tekhnik umum pemecahan persamaan Schrodinger.

Persamaan Schrödinger merupakan fungsi gelombang yang digunakan

untuk memberikan informasi tentang perilaku gelombang dari partikel. Suatu

persamaan differensial akan menghasilkan pemecahan yang sesuai dengan fisika

kuantum, walaupun dihalangi oleh tidak adanya hasil percobaan yang dapat

digunakan sebagai bahan perbandingan. Untuk menghasilkan persamaan

Schrödinger, maka harus memenuhi 3 kriteria, sebagai berikut :

a. Taat asas dengan kekekalan energi

Hukum kekekalan energi adalah jumlah energi kinetik ditambah energi potensial

bersifat kekal, artinya tidak bergantung pada waktu maupun posisi.Persamaan

Schrödinger harus konsisten dengan hukum kekekalan energi. Secara matematis,

hukum kekekalan energi dapat diungkapkan dengan rumusan:

K + V = Etot (2.2)

Suku pertama ruas kiri menyatakan energi kinetik, suku kedua menyatakan energi

potensial, dan ruas kanan menyatakan suatu tetapan yang biasanya disebut sebagai

energi total.Dimana energi kinetik digunakan bukanlah dalam bentuk:

K= 1

2 mv 2

(7)

b. Linear dan bernilai tunggal

Persamaannya haruslah “Berperilaku Baik” dalam pengertian matematikanya.

Pemecahannya harus memberi informasi tentang probabilitas untuk menemukan

partikelnya, walaupun ditemukan probabilitas berubah secara kontinu dan

partikelnya menghilang secara tiba-tiba dari satu titik dan muncul kembali pada

titik lainnya, namun fungsinya haruslah bernilai tunggal, artinya tidak boleh ada

dua probabilitas untuk menemukan partikel di satu titik yang sama. Ia harus linear

agar gelombangnya memiliki sifat superposisi yang diharapkan sebagai milik

gelombang yang berperilaku baik.

c. Pemecahan partikel bebas sesuai dengan gelombang de Broglie tunggal.

Tahun 1924 de Broglie menyatakan bahwa materi mempunyai sifat gelombang

disamping sifat partikel.Bentuk persamaan diferensial apapun, haruslah taat azas

terhadap hipotesis de Broglie. Untuk menyelesaikan persamaan matematik bagi

sebuah partikel dengan momentum (p), maka pemecahannya harus berbentuk

fungsi gelombang dengan panjang gelombang λ yang sama dengan h / p. Sesuai dengan persamaan:

λ = h / p (2.4) Maka energi kinetik dari gelombang de Broglie partikel bebas haruslah:

K = p2 / 2m = ħ2 k2 / 2m (2.5)

Bentuk persamaan harus taat azas dengan kekekalan energi seperti yang

dijelaskan diatas ( V + K = E ), Kmuncul dalam pangkat satu danK = p2 / 2m =

ħ2

k2 / 2m, sehinggga satu-satunya cara untuk memperoleh suku yang

mengandung k2adalah dengan mengambil turunan kedua dari ψ (x) = A sin

kxterhadap x (Kenneth,1992).

2.2.3. Probabilitas

Fungsi gelombang ψ(x)menyatakan suatu gelombang yang memiliki panjang

gelombang dan bergerak dengan kecepatan fase yang jelas.Masalah yang muncul

ketika hendak menafsirkan amplitudonya adalah apakah yang dinyatakan oleh

amplitudo ψ(x) dan variabel fisika apakah yang bergetar?Ini merupakan suatu

jenis gelombang yang berbeda, yang nilai mutlaknya memberikan probabilitas

(8)

dxmemberikan probabilitas untuk menemukan partikel dalam selang dxdi x. Rapat

probabilitas P(x)terhadap ψ(x)menurut persamaan Schrödinger sebagai berikut:

P(x)dx=|ψ(x)|2 dx (2.6)

2.2.4. Penerapan Persamaan Schrödinger

Persamaan Schrödinger dapat diterapkan dalam berbagai persoalan fisika.Dimana

pemecahan persamaan Schrödinger yang disebut fungsi gelombang, memberikan

informasi tentang perilaku gelombang dari partikel.

2.2.4.a. Pada partikel Bebas

Yang dimaksud dengan “Partikel Bebas” adalah sebuah partikel yang bergerak

tanpa dipengaruhi gaya apapun dalam suatu bagian ruang, yaitu, F = - dV(x) / dx

= 0 sehingga menempuh lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Dalam hal ini,

bebas memilih tetapan potensial sama dengan nol.

Partikel bebas dalam mekanika klasik bergerak dengan momentum konstan P,

yang mengakibatkan energi totalnya jadi konstan.Tetapi partikel bebas dalam

mekanika kuantum dapat dipecahkan dengan persamaan Schrödinger tidak

bergantung waktu.

2.2.4.b.Pada partikel dalam kotak

Untuk meninjau sebuah partikel yang bergerak bebas dalam sebuah kotak dalam

dimensi yang panjangnya L, dimana partikelnya benar-benar terperangkap dalam

kotak. Potensial ini dapat dinyatakan:

V(x) = 0,0 ≤ x ≤ L dan V(x) = ∞, x< 0, x > L

Gambar.2.1.Sumur Potensial yang bersesuaian dengan sebuak kotak yang

(9)

Kita dapat memberi spesifikasi pada gerak partikel dengan mengatakan

bahwa gerak itu terbatas pada gerak sepanjang sumbu-x antara x = 0dan x =

Ldisebabkan oleh dinding keras tak berhingga. Misalnya, sebuah manik-manik

yang meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat yang ditegangkan antara dua

dinding tegar dan bertumbukan secara eksak dengan kedua dinding. Sebuah

partikel tidak akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding,

energi totalnya tetap konstan.

Dari perbandingan Mekanika Kuantum,energi potensial V dari partikel itu

menjadi tak hingga di kedua sisi kotak, sedangkan V konstan di dalam kotak,

dapat dikatakan V = 0 seperti yang terlihat pada gambar (2.1) di atas. Karena

partikel tidak bisa memiliki Energi tak hingga, maka partikel tidak mungkin

ditemukan di luar kotak, sehingga fungsi gelombang ψ = 0untuk 0 ≤ x ≤ L.

2.3. Osilator Harmonik

2.3.1. Gerak Harmonik Sederhana

Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis tertentu bergetar disekitar

konfigurasi setimbangnya. Sistemnya biasanya terdiri dari benda yang digantung

pada pegas atau terapung pada zat cair , molekul dwiatom, sebuah atom dalam

kisi kristal dan terdapat banyak sekali contoh dalam dunia mikroskopik dan juga

makroskopik. Persyaratan supaya gerak harmonik terjadi adalah terdapatnya gaya

pemulih yang bereaksi untuk mengembalikan ke konfigurasi setimbangnya jika

sistem itu digangagu; kelembaman massa yang bersangkutan menyebabkan benda

melampaui kedudukan setimbangnya, sehingga system itu berosilasi terus

menerus jika tidak terdapat proses disipatif.

Dalam kasus khusus gerak harmonik sederhana, gaya pemulih F pada

partikel bermassa m adalah linear; ini berarti F berbanding lurus pada pergeseran

partikel x dari kedudukan setimbangnya dan arahnya berlawanan.

Gerakannya diatur oleh hukum Hooke:

F = -kx = m.d2x/dt2 (2.7)

Dengan mengabaikan gaya friksi, maka persamaan (2.7) memiliki solusi umum:

X(t) = A Sin (��) + B Cos (��) (2.8)

Dimana: � ≡ �

(10)

Gambar 2.2 merupakan gaya pemulih yang bekerja pada suatu benda yang

dihubungkan dengan pegas sebanding dengan simpangannya dari kedudukan

setimbang, x=0. (a) ketika x=0, pegas bebas (gaya pemulihannya=0), (b) ketika x

positif, pegas ditarik (gaya pemulihan keatas) (c) ketika x negatif, pegas tertekan

(gaya pemulihan kebawah)

2.3.2. Fungsi Energi Potensial untuk Hukum Hooke

Pentingnya osilator harmonik sederhana dalam fisika klasik dan modern

tidak terletak pada persyaratan ketat bahwa gaya pemulih yang sebenarnya

memenuhi hukum Hooke yang jarang dijumpai, tetapi pada kenyataannya bahwa

gaya pemulihnya tereduksi agar memenuhi hukum Hooke untuk pergeseran yang

kecil. Sebagai hasilnya, setiap sistem yang melakukan getaran kecil terhadap

kedudukan setimbangnya berperilaku seperti osilator harmonik sederhana.

Fungsi energi Potensial V(x) yang bersesuaian dengan hukum gaya Hooke

dapat diperoleh dengan menghitung kerja yang diperlukan untuk membawa

partikel dari x = 0 ke x = x terhadap gaya semacam itu. Hasilnya adalah:

V(x) = 1

2 kx 2

(2.9)

Dan hasil ini di plot dalam gambar 2.3 kurva V(x) versus x merupakan parabola.

Jika energi osilator adalah E, partikelnya bergerak bolak balik antara x = -A dan x

= +A, dengan E dan A berhubungan menurut persamaan E = 1

2 kA 2

(11)

Gambar 2.3 Energi Potensial sebuah osilator harmonik berbanding lurus dengan

x2, dengan x menyatakan pergeseran dari kedudukan setimbang, Amplitude A dari

gerak itu ditentukan oleh energy total E dari Osilator tersebut yang secara klasik

dapat mengambil harga berapa saja.

2.3.3. Tingkat Energi Osilator Harmonik

Tingkat energi osilator Harmonik yang memiliki frekuensi klasik v diberikan oleh

rumus:

En = (n+ 1

2) hv dengan, n = 0, 1, 2, 3, . . . (2.10)

Jadi energi sebuah osilator harmonik terkuantisasi dengan langkah hv.

Kita lihat untuk n = 0, maka kita peroleh energi titik nol:

E0 = 1

2 hv (2.11)

Yang menyatakan energi terendah yang dapat dimiliki oleh osilator tersebut.

Harga ini disebut energi titik nol karena sebuah osilator harmonik dalam keadaan

(12)

Gambar 2.4 Osilator Harmonik, dalam setiap kasus tingkat energi bervariasi yang

bergantung pada bilangan kuantum n.

2.4. Aplikasi Osilator Harmonik Sederhana

4. Pegas

Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnyaini, suatu

pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali kekeadaan

setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanyadihilangkan. Gaya

yang timbul pada pegas untuk mengembalikan posisinya ke keadaan setimbang

disebut gaya pemulih pada pegas.Gaya pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan

dalam bidang teknikdan kehidupan sehari-hari, Misalnya:

shockbreakerkendaraan.

Di dalam shockbreaker terdapat sebuah pegas yang berfungsi meredam getaran

saat roda kendaraan melewati jalanan yang tidak rata.Dengan demikian,

(13)

Gambar 2.5shockbreaker

springbed.

Demikian juga dengan springbed, Pegas-pegas yang tersusun di dalam springbed

akan memberikan kenyamanan saat Anda tidur di atasnya.

Gambar 2.6springbed

5. Pendulum

Pendulum merupakan suatu partikelmassa yang tergantung pada suatu titik tetap

pada seutas tali yang dapat berayun secara bebas dan periodik, dimana massatali

dapat diabaikan dan tali tidak dapat bertambah panjang. Contoh aplikasi

pendulum ini dalam kehidupan sehari hari adalah:

(14)

Gambar 2.7 Jam Pendulum

Pendulum yang terdapat padajam merupakan salah satu contoh gerak harmonik.

Ayunanmatematis pendulum tersebutberfungsi untuk mengatur gerakjarum jam.

• Kereta mainan

Gambar 2.8memperlihatkan sebuah kereta mainan sedang bergerakmelingkar di

jalurnya. Dalam hal ini, kereta mainantersebut bergerak melingkar beraturan dan

bayangankereta mainan yang terbentuk akibat cahaya lampu yangdiarahkan

padanya akan bergerak bolak-balik yang merupakan gerak harmonik sederhana.

a.

Metode Deret Pangkat

Metode deret pangkat (power series method) merupakan suatu metode

umum untuk memecahkan persamaan diferensial linier, termasuk persamaan

(15)

diterapkan pada persamaan tak-homogen dan persamaan yang berordo lebih

tinggi. Metode ini menghasilkan solusi yang berbentuk deret pangkat, oleh

karenanya metode ini dinamai dengan metode deret pangkat.

Di dalam metode ini, diasumsikan solusi berbentuk deret pangkat ( dengan

sembarang pusat x0, misal x0=0):

y = ∑∞=0(x – x0) m (2.12)

y’ = ∑∞=1���(x – x0) m-1 (2.13)

y’’ = ∑∞=0�(� −1)��(x – x0) m-2 (2.14)

Jika p(x) dan q(x)analitik di x=x0 maka solusi akan berbentuk deret kuasa.

Jika p(x) dan q(x) tidak analitik di x=x0 , biasanya dinamakan singular di x=x0.

Jika kesingularannya tidak terlalu buruk sedemikian sehingga dapat dinyatakan

dalam:

y’’ + �(�)

�−�0 y’ +

�(�)

(�−�0)2 y = 0 (2.15)

dengan a(x) dan b(x) analitik di x=x0, maka setidaknya ada satu solusi. Metode

ini terangkum dalam Teorema Frobenius.Dalam persamaan diferensial ordo-2 ini,

ada beberapa persamaan yang sering digunakan dan diterapkan pada bidang

rekayasa dan fisika, sehingga diberi nama khusus ataupun lambang khusus.

Misalnya, persamaan Legendredan polinom-polinom Legendre, persamaan

hipergeometrik dan fungsi-fungsi hipergeometrik ataupun persamaan Bessel dan

(16)

Solusidaripersamaan iniadalah polinomialdalam y, melalui metodederet pangkat

diperolehrumusrekursiuntuk mendapatkan koefisiendaripolinomial.

Untukmelakukan perhitungan, kita misalkanfungsi sebagai berikut:

S(y,s) ≡ �−�2+2�� (2.18)

Dari ekspansi eksponential, dalam sebuah deret Taylor kita dapat menuliskan

persamaan diatas sebagai berikut:

MATLAB atau yang kita sebut dengan (Matrix Laboratory) yaitu sebuah

program untuk menganalisis dan mengkomputasi data numerik, dan MATLAB

juga merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan, yang dibentuk

dengan dasar pemikiran yang menggunakan sifat dan bentuk matriks.Matlab yang

merupakan singkatan dari Matrix Laboratory, merupakan bahasa pemrograman

yang dikembangkan oleh The Mathwork Inc. yang hadir dengan fungsi dan

karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih

dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++.

Pada awalnya program aplikasi MATLAB ini merupakan suatu interface

untuk koleksi koleksi rutin numerik dari proyek LINPACK dan EISPACK, dan

dikembangkan dengan menggunakan bahasa FORTRAN, namun sekarang ini

MATLAB merupakan produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. yang

dalam perkembangan selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan bahasa

C++ dan assembler, (utamanya untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB). MATLAB

telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman yang canggih yang

berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar

linier, dan kalkulasi matematis lainnya.MATLAB juga menyediakan berbagai

fungsi untuk menampilkan data, baik dalam bentuk dua dimensi maupun dalam

bentuk tiga dimensi.

MATLAB juga bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna

dapat menulis fungsi baru untuk menambahkan pada library, ketika fungsi-fungsi

built-in yang tersedia tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan

(17)

pengalaman dalam pemrograman bahasa lain seperti C, PASCAL, atau

FORTRAN.MATLAB (Matrix Laboratory) yang juga merupakan bahasa

pemrograman tingkat tinggi berbasis pada matriks, sering kita gunakan untuk

teknik komputasi numerik, yang kita gunakan untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang melibatkan operasi matematika elemen, matrik, optimasi,

aproksimasi dll. Sehingga Matlab banyak digunakan pada :

• Matematika dan komputansi,

• Pengembangan dan algoritma,

• Pemrograman modeling, simulasi, dan pembuatan prototipe,

• Analisa data , eksplorasi dan visualisasi,

• Analisis numerik dan statistik,

• Pengembangan aplikasi teknik,

Matlab juga merupakan bahasa pemrograman computer berbasis window

dengan orientasi dasarnya adalah matrik, namun pada program ini tidak menutup

kemungkinan untuk pengerjaan permasalahan non matrik. Selain itu matlab juga

merupakan bahasa pemrograman yang berbasis pada obyek (OOP), namun disisi

lain karena matlab bukanlah type compiler, maka program yang dihasilkan pada

matlab tidak dapat berdiri sendiri.Namun agar hasil program dapat berdiri sendiri

maka harus dilakukan transfer pada bahasa pemrograman yang lain, misalnya

C++. Pada matlab terdapat tiga windows yang digunakan dalam operasinya yaitu:

• Command windows (layar perintah)

• Figure windows (layar gambar),

• Note Pad (sebagai editor program). (sumber

d.

Osilator Anharmonik

Sebuah osilator harmonik mematuhi Hukum Hooke dan merupakan ekspresi ideal

yang mengasumsikan bahwa sistem pengungsi dari keseimbangan merespon

dengan gaya pemulih yang besarnya sebanding dengan perpindahan. Di alam,

situasi ideal memiliki kendala dan gagal untuk menggambarkan persamaan linear

(18)

sebagai OsilasiAnharmonik. Osilasi Anharmonik digambarkan sebagai gaya

pemulih yang tidak lagi sebanding dengan perpindahan.

Osilator Anharmonik dapat diperkirakan solusinya melalui

pendekatanpada solusi osilator harmonik,tetapi jika ketidakharmonisannya sangat

besar, maka tehknik numerik lain harus digunakan. Ketidakharmonisan dapat

dihitung dengan menggunakan teori gangguan.

Dua bentuk non-linear digunakan untuk menggambarkan situasi dunia nyata

adalah sebagai berikut:

1. Ketidakharmonisan Elastis

2. Ketidakharmonisan Redamam

Dalam sistem osilator dengan frekuensi alami, hasil ketidakharmonisan di

osilasi mendapat tambahan frekuensi . Ketidakharmonisan juga

memodifikasi profil dari kurva resonansi, yang menyebabkan fenomena yang

menarik dapat terjadi seperti “efek foldover” dan “resonansi superharmonik”.

Gambar 2.9HClMolekulsebagai osilatoranharmonikbergetar padatingkat

energiE3.D0adalahdisosiasienergidi sini, panjang ikatanr0, Uenergi potensial.

Energidinyatakan dalambilangan gelombang. Molekul hidrogenkloridamelekat

(19)

Pada Osilator Anharmonik, Pendekatan dari energi potensial pada

parabola tidak bisa dibenarkanpada semua ekstensi, karena tidak mengizinkan

disosiasi ikatan. Pada Eksitasi getaran tinggi (yaitu daerah daerah

dengannilai-nilaibilangan kuantum νyang tinggi), pendekatan parabola sangat kecil. Gerak pada posisi seperti itu digambarkan sebagai Anharmonik, sebagai gaya pemulihan

yang tidak lagi sebanding dengan kuadrat dari perpindahan dari posisi

kesetimbangannya.Salah satu cara untuk mengakomodasi masalah ini adalah

dengan menggunakan metode yang lebih daripada parabola, atau sebuah fungsi

yang lebih mirip bentuk sebenarnya dari energi potensial . Salah satu fungsi yang

umum digunakan adalah potensi Morse:

V = hc De (1- e-a(R-Re))2 dimana a = � (µ�2)

(2ℎ��) (2.20)

Ingat ω = ( k / μ ) ½ ) . R adalah panjang ikatan dan Re adalah panjang ikatan pada kesetimbangan . De adalah kedalaman minimum dalam kurva:

Gambar 2.10merupakan kurva Tingkat energi vibrasi dengan diberi label nilai

bilangan kuantum ν. Energi ikatan disosiasi Do, termasuk untuk perbandingan dengan De.

Mendekati nilai minimum potensinya, kurva memang diperkiraan

menyerupai bentuk parabola, tapi tidak parabola.Kurva Morse tidak

(20)

jumlah tingkat getaran osilator Morse terbatas (adanilai νmax diluar energi dari

osilator yang tidak terhitung tetapi kontinu). Hal ini dimungkinkan untuk

menyelesaikan persamaan Schrodinger dimana kurva Morse digunakan untuk

perubahan tingkat energi potensial sebagai berikut:

G(v) = (v + 1

Dengan kuantitas xe dikenal sebagai konstanta ketidakharmonisan.

Untuk osilator Morse, dengan bilangan gelombang transisi Δν = 1 diberikan oleh:

∆G = v-2(v + 1)xe D (2.22)

Transisi tersebut dikenal sebagai nada, dan muncul karena aturan seleksi

diturunkan dengan asumsi bahwa itu adalah osilator harmonik. Jika itu tidak

berperilaku secara harmonis sempurna, maka aturan seleksi tidak harus dipenuhi.

untuk Osilator Anharmonik, transisi dengan setiap nilai Δν dapat diamati

meskipunsangat lemah.Cara lain untuk memecahkan masalah Ketidakharmonisan

yang lebih sering digunakan dalam praktek daripada osilator Morse, adalah

menulis tingkat energi yang diijinkan sebagai rangkaian istilah:

G(v) = (v + 1

di mana xe, ye, dll adalah konstanta empiris yang memberikan kesesuaian yang

terbaik dengan data eksperimen.

Sebuah versi umum dari osilator harmonik adalah hubungan antara gaya

dan perpindahan yang nonlinear. Osilator Harmonik adalah sistem yang sangat

ideal yang berosilasi dengan frekuensi tunggal, terlepas dari jumlah energi yang

disuntikkan ke dalam sistem. Akibatnya, frekuensi dasar osilator harmonik

getaran adalah bebas dari amplitudo getaran. Aplikasi dari model osilator

harmonik berlimpah di berbagai bidang, tapi mungkin sistem yang paling umum

dipelajari adalah hukum sistem massa-pegas Hooke. Dalamhukum sistem Hooke

gaya pemulih yang bekerja pada massa sebanding dengan perpindahan massa dari

posisi keseimbangannya. Hubungan ini linear antara gaya dan perpindahan yang

menyatakan bahwa frekuensi osilasi dari massa akan terlepas dari amplitudo

perpindahan.

Ada banyak sistem di seluruh dunia fisika yang dapat dimodelkan

(21)

contoh, sebuah atom yang terdiri dari inti bermuatan positif dikelilingi oleh awan

elektronik bermuatan negatif, mengalami perpindahan antara pusat massa dari inti

dengan awan elektronik ketika medan listrik hadir. Jumlah perpindahan itudisebut

momen dipol listrik, terkait linear dengan bidang kecilyang diterapkan pada

medan magnet, tetapi seiring meningkatnya medan magnet, hubungan bidang

momen dipol menjadi nonlinier, seperti dalam sistem mekanis.

Contoh lebih lanjut dari osilator anharmonikadalah pendulum dengan

sudut besar, yang menunjukkan keadaan acak sebagai akibat dari

ketidakharmonikannya; semikonduktor non-equilibrium yang memiliki populasi

pembawa panas yang besar, yang menunjukkan perilaku nonlinier berbagai jenis

terkait dengan massa efektif dari operator dan plasma ionosfer yang juga

menunjukkan perilaku nonlinier berdasarkan ketidakharmonisan plasma. Bahkan,

hampir semua Osilator menjadi Anharmonik ketika amplitudonya meningkat

melampaui ambang batas tertentu, dan sebagai hasilnya perlu menggunakan

persamaan nonlinear gerak untuk menggambarkan perilaku mereka.

Contoh lainnya; Atom dalam molekul bergetar kuat melewati posisi

keseimbangan mereka. Ketika getaran ini memiliki amplitudo kecil mereka dapat

dijelaskan oleh osilator harmonik. Namun, ketika getaranamplitudonya besar,

misalnya pada suhu yang tinggi, ketidakharmonisan menjadi penting. Contoh efek

ketidakharmonisan adalah ekspansi termal dari padatan, yang biasanya dipelajari

dalam pendekatan quasi-harmonik, dan dinamika sistem triple pendulum juga

merupakan contoh Osilator Anharmonik. Pendulum juga banyak digunakan untuk

berbagai aplikasi, seperti: perusahaan konstruksi yang menggunakan bola perusak

besar dalam gerakan seperti pendulum ketika menghancurkan bangunan dan

beberapa penghipnotis menggunakan sebuah jam saku gantung yang juga

bergerak mengikuti gerakan pendulum untuk menghipnotis objek. Pada keadaan

seperti inilah osilator Anharmonik diperlukan untuk menjelaskan peristiwa fisika

Gambar

Gambar 2.2 merupakan gaya pemulih yang bekerja pada suatu benda yang
Gambar 2.3 Energi Potensial sebuah osilator harmonik berbanding lurus dengan
Gambar 2.4 Osilator Harmonik, dalam setiap kasus tingkat energi bervariasi yang
Gambar 2.6springbed
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hisrich dan Alma faktor yang mempengaruhi minat wirausaha adalah lingkungan pendidikan, kepribadian seseorang dan lingkungan keluarga.3 Banyak dari para siswa yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN 01 MULYA KENCANA Kelas / Semester  : V / 1 Tema 3 : Makanan Sehat Sub Tema 1 : Bagaimana Tubuh Mengolah

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap (1) data mutakhir tentang keberadaan SMK yang mencakup jumlah SMK, program keahlian, jumlah rombongan belajar, dan

Promosi dilakukan untuk menggalang dukungan dari para delegasi negara lain sehingga memilih Indonesia menjadi tuan rumah Annual Meeting ICOLD ke 82 tahun 2014 di Bali,

Koordinasi acara Seminar Nasional dan Bakti Sosial Nasional akan dilakukan organizing committee bersama dengan Ketua Umum PTBMMKI, Wakil Ketua Umum PTBMMKI,

Korelasi data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi data ordinal, variabel yang pertama dalam penelitian ini adalah jenjang kepangkatan personil Polri, yaitu

dan softcopy ) paling lambat tanggal 06 Januari 2017 pukul 16.00 WIB dan apabila proposal yang disampaikan melewati dari batas waktu penerimaan yang telah ditentukan

Ketentuan peralihan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pelaksanaan pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan