IV-23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penanganan risiko dalam supply chain sangat diperlukan agar dapat meminimalisasi waktu, dan kinerja yang dikeluarkan dalam aktivitas supply chain tersebut. Penanganan risiko dapat dilakukan dengan manajemen Risiko.
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. Dalam mengidentifikasi dan mengantisipasi risiko yang timbul dalam supply chain diperlukan suatu manajemen risiko yang baik dalam Supply Chain Risk Management.
Pada perusahaan yang memproduksi sterilizer seperti PT. Pancakarsa Bangun Reksa perencanaan pembelian maupun produksi dilakukan berdasarkan atas pemesanan langsung maupun data historis permintaan.
Proses rantai pasok bahan ada kalanya juga menghadapi beberapa masalah, antara lain salah penaksiran untuk pemesanan bahan, supplier terlambat melakukan pengiriman, perjanjian terhadap supplier bersifat otoriter sehingga apapun kendala yang didapati pada proses rantai pasok tidak bisa menjadi alasan perusahaan untuk mengambil bahan dari supplier lain, kondisi barang atau jumlah bahan yang dikirim tidak sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan sehingga perusahaan harus mengubah jadwal produksi, hal ini
menyebabkan perusahaan harus segera melakukan klaim bahan kepada pihak supplier untuk bisa memenuhi kebutuhan gudang bahan, kendala yang terjadi di
perjalanan dan pemeliharaan yang membutuhkan waktu ekstra karena tidak ditangani oleh ahli.
Kedatangan bahan sterilizier yang sering terlambat merupakan suatu hal utama yang perlu diperhatikan karena mampu menyebabkan proses produksi mengalami kemunduran dari jadwal yang telah direncanakan sebab itu penelitian ini menggunakan pengembangan metode House of Risk (HOR) yang dikembangkan oleh I Nyoman Pujawan dan Laudine H. Geraldin yang bertujuan untuk memitigasi penyebab risiko supply chain untuk menghilangkan dan meminimalisasi kerugian bagi perusahaan yang dikembangkan dari FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Tiap proses operasional yang terjadi pada supply chain juga memiliki potensi timbulnya kendala-kendala yang menggangu aktivitas proses tersebut. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi, perusahaan perlu melakukan identifikasi risiko kendala yang akan muncul. Dalam mengidentifikasi risiko yang akan timbul perusahaan perlu memiliki manajemen risiko yang terstruktur. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan aksi mitigasi yang mampu meminimalisir terjadinya risiko tersebut.
Pada penelitian kali ini akan dilakukan analisis dan evaluasi risiko yang berpotensi pada supply chain perusahaan menggunakan tools HOR (House Of Risk) yang dikembangkan oleh (Pujawan dan Geraldin,2009). HOR ini
merupakan pengembangan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
IV-25
dan tools House Of Quality (HOQ) pada Qualtiy Function Deployment (QFD). Pada umumnya tools HOQ untuk merancang atribut produk, tools HOR dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi dan merancang strategi mitigasi risiko. Pengembangan perhitungan Risk Priority Index (RPI) pada metode FMEA dilakukan untuk melakukan penaksiran risiko pada HOR sebagai ARP (Aggregate Risk Potential). Setelah mengetahui index proritas risiko, kemudian dipilih agen risiko yang akan mendapatkan treatment. Kemudian agen risiko akan dimasukkan pada House Of Risk tahap kedua untuk merancang strategi mitigasinya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang dialami PT. Pancakarsa Bangun Reksa adalah adanya berbagai risiko/gangguan dalam kegiatan supply chain, seperti keterlambatan kedatangan bahan, salah penaksiran pemesanan bahan, perjanjian terhadap supplier yang bersifat otoriter, kondisi barang yang dikirim tidak sesuai spesifikasi yang dipesan perusahaan, dan pemeliharaan yang membutuhkan waktu ekstra karena tidak ditangani oleh ahli.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Melakukan analisa risiko dengan pengembangan metode SCOR dan FMEA 2. Mengevaluasi risiko dengan pendekatan House of Risk
3. Memitigasi risiko dengan memprioritaskan tindak lanjut pengendalian risiko.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian hanya dilakukan pada proses rantai pasok bahan baku sterilizer
di PT. Pancakarsa Bangun Reksa dari pihak supplier sampai ke perusahaan.
2. Penelitian tidak membahas masalah biaya.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Semua fasilitas yang digunakan, pada proses produksi berada dalam kondisi baik dan bekerja secara normal.
2. Operator dianggap telah menguasai pekerjaannya dalam proses penerimaan bahan.