BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian
Pada bab ini menjelaskan hubungan antara variabel bebas yaitu fasilitas belajar dan interaksi sosial terhadap variabel terikatnya yaitu kemandirian belajar. Penelitian dilakukan di SMA Virgo Fidelis yang berlokasi di Bawen. Berawal dengan nama SPG Virgo Fidelis yang telah terpancang sejak tahun 1961 pada papan nama di Jalan Sugijopranata 205 A Ambarawa. Namun karena suatu hal dalam SK turun dengan nama SPG Mendut. Pada kesempatan menempati gedung baru di Bawen SPG menggunakan nama aslinya SPG Virgo Fidelis. 4 Juni 1991 SPG Virgo Fidelis beralihfungsi menjadi SMA VIRGO FIDELIS dengan Kepala Sekolah Sr. M. Yohannette OSF dan sekarang Kepala Sekolah yang sedang aktif sampai saat ini adalah Sr. Marianne OSF Saat ini status SMA VIRGO FIDELIS BAWEN adalah Terakreditasi A.
4.2 Uji Prasyarat 4.2.1 Uji Normalitas
Dalam pengujian ini sampel yang akan dipakai untuk analisis haruslah berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan tingkat signifikansi α= 5% (0,05) Uji normalitas dalam penelitian ini dengan teknik one-sample kolmogrov-smirnov dengan menggunakan IBM SPSS statistic versi 16.0.
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Data
Hubungan Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
interaksi kemandirian fasilitas
N 81 81 81
Normal Parametersa Mean 3,64 3,38 3,35
Std. Deviation ,418 ,563 ,549
Most Extreme Differences Absolute .090 .092 .088
Positive .060 .070 .088
Negative -.090 -.092 -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .807 .831 .791
Asymp. Sig. (2-tailed) .533 .495 .559
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data yang diolah tahun 2017 menggunakan SPSS 16.
Dapat diketahui bahawa nilai signifikansi untuk variabel Kemandirian Belajar sebesar 0,495 variabel Interaksi Sosial 0,533, dan variabel Fasilitas Belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,559, jadi dalam penelitian ini variabel Kemandirian Belajar, Interaksi Sosial dan Fasilitas Belajar berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi lebih dari > 0,05. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel Uji Normalitas diatas.
4.2.2 Uji Linieritas
linearitas ini dilakukan dengan uji F-test garis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak linear.
Tabel 4.2
Hasil Uji Linieritas Data
Hubungan Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar
ANOVA Table
Sumber : Data yang diolah tahun 2017 menggunakan SPSS 16.
Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel Fasilitas sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti data Fasilitas Belajar dan Kemandirian Belajar dalam penelitian ini terdapat hubungan Linier secara signifikan. Hal tersebut dapat dilihat di tabel uji linieritas diatas.
Tabel 4.3
Hasil Uji Linieritas Data
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar
ANOVA Table
Hasil uji linieritas menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel Interaksi sosial sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti data Interaksi sosial dan Kemandirian Belajar dalam penelitian ini terdapat hubungan Linier secara signifikan. Hal tersebut dapat dilihat di tabel uji linieritas diatas.
4.3Analisis Pendahuluan 4.3.1 Analisis Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada Hubungan Fasilitas belajar dan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar siswa kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini dibutuhkan tiga macam data, yaitu:
1. Data Fasilitas Belajar sebagai variabel bebas (X1) 2. Data Interaksi Sosial sebagai variabel bebas (X2) 3. Data Kemandirian Belajar sebagai variabel terikat (Y)
Pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dengan memberi gambaran data tentang jumlah data, range, minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi serta variance. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 16.0
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Fasilitas Belajar 81 20 17 37 26.78 4.393 19.300
Interaksi Sosial 81 19 29 48 39.96 4.660 21.711
Kemandirian Belajar 81 20 17 37 26.83 4.663 21.745
Valid N (listwise) 81
Sumber : SPSS 16.0 (Data diolah)
nilai maksimum 37 dan nilai minimum 17 serta standar deviasinya sebesar 4,393 sedangkan variancenya sebesar 19.300. Variabel Interaksi Sosial menunjukkan bahwa jumlah data (N) sebanyak 81 mempunyai nilai rata – rata (mean) 39,96 dengan nilai maksimum 48 dan nilai minimum 29 serta standar deviasinya sebesar 4,660 sedangkan variancenya sebesar 21,711. Variabel Kemandirian Belajar menunjukkan bahwa jumlah data (N) sebanyak 81 mempunyai nilai rata – rata (mean) 26,83 dengan nilai maksimum 37 dan nilai minimum 17 serta standar deviasinya sebesar 4,663 sedangkan variancenya sebesar 21,745. Untuk memperjelas data – data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi pada masing – masing variabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas Belajar Siswa Kelas X pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen
NO Skor Pengawasan
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Interaksi Sosial Siswa Kelas X pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen
NO Skor Pengawasan
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan distribusi frekuensi variabel Interaksi Sosial Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen. Distribusi frekuensi menjelaskan bahwa 5 responden berada pada kategori rendah (6,2%). Terdapat 14 responden berada pada kategori agak rendah (17,3%). Terdapat 23 responden berada pada kategori sedang (28,4%). Terdapat 24 responden berada pada kategori agak tinggi (29,6%), dan terdapat 15 responden berada pada kategori tinggi (18,5%). Demikian maka Interaksi Sosial Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen berada dalam kategori Agak Tinggi.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Kemandirian Siswa Kelas X pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen
NO Skor Pengawasan
kategori rendah (14,8%). Terdapat 25 responden berada pada kategori agak rendah (30,9%). Terdapat 28 responden berada pada kategori sedang (34,6%). Terdapat 15 responden berada pada kategori agak tinggi (18,5%), dan terdapat 1 responden berada pada kategori tinggi (1,2%). Demikian maka Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen berada dalam kategori Sedang.
4.4 Analisis Lanjutan
4.4.1 Korelasi Product Moment antara Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar
Tabel 4.8 Korelasi Produk Moment Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen
Correlations
fasilitas kemandiriann
fasilitas Pearson Correlation 1 .548**
Sig. (2-tailed) .000
N 81 81
kemandiriann Pearson Correlation .548** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 81 81
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber :Data diolah tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
dan signifikan antara Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel Fasilitas Belajar dengan Kemandirian mempunyai hubungan karena berada pada signifikansi dibawah tingkat kesalahan 0,05 dengan tingkat hubungan sebesar 0,548.
4.4.2 Korelasi Product Moment antara Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar.
Tabel 4.9 Korelasi Produk Moment Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen
Correlations
kemandiriann interaksi
kemandiriann Pearson Correlation 1 .667**
Sig. (2-tailed) .000
N 81 81
interaksi Pearson Correlation .667** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 81 81
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah tahun 2017 menggunakan SPSS 16.0
ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel Interaksi sosial dengan Kemandirian mempunyai hubungan karena berada pada signifikansi dibawah tingkat kesalahan 0,05 dengan tingkat hubungan sebesar 0,667.
1.4.3 Uji Korelasi Berganda antara Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar.
Tabel 4.10 Korelasi Berganda Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi
di SMA Virgo Fidelis Bawen
4.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0) yang diajukan ditolak atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu hipotesis alternative (H1) yang diajukan diterima. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka hasil pengujian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Hubungan antara fasilitas belajar dengan Kemandirian belajar
Analisis data korelasi antara Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar diperoleh koefisien korelasi sebesar ry1 = 0,548 maka H1 diterima, dan angka probabilitas dari hasil analisis data diperoleh sebesar ɑ = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartiakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Fasilitas Belajar dengan Kemandirian Belajar. Memperhatikan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi Fasilitas Belajar semakin tinggi pula Kemandirian Belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah Fasilitas Belajar maka Kemandirian Belajar akan rendah pula.
2. Hubungan antara Interaksi sosial dengan Kemandirian belajar
Analisis data korelasi antara Interaksi sosial dengan Kemandirian Belajar diperoleh koefesien korelasi sebesar ry2 = 0,667 maka H1 diterima, dan angka probabilitas dari hasil analisis data diperoleh sebesar ɑ = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak (signifikan). Jadi hal tersebut dapat diartiakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Interaksi sosial dengan Kemandirian Belajar. Memperhatikan hasil korelasi yang positif dan signifikan ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi Interaksi sosial semakin tinggi pula Kemandirian Belajar. Begitu pula sebaliknya semakin rendah Interaksi sosial maka Kemandirian Belajar akan rendah pula.
3. Hubungan antara Fasilitas Belajar dan Interaksi sosial dengan Kemandirian belajar
belajar dan interaksi sosial memiliki kontribusi yang dilihat dari R square, yaitu sebesar 0,463 atau 46,3% sedangkan 53,7% ditentukan oleh variabel lain. Berdasarkan tabel model summary diperoleh nilai probabilitas (sig.F change) = 0,000. Karena nilai sig.F change 0,000 < 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, Jadi dapat dikatakan bahwa variabel Fasilitas belajar dan Interaksi sosial dengan Kemandirian Belajar ada hubungan secara simultan dan signifikan.
4.6 Pembahasan Hasil Analisis
Pembahasan penelitian ini digunkan untuk data dan informasi hasil temuan yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Fasilitas Belajar dan Interaksi Soial dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen, menunjukan bahwa Fasilitas Belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen. Dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel (X1) Fasilitas Belajar dengan (Y) Kemandirian Belajar yang menunjukan koefisien korelasinya sebesar positif 0,548. Atau sebesar 54,8%. Sedangkan untuk tingkat signifikansi dikatakan signifikan karena dari tabel nampak bahwa sig (2-tailed) sebesar ɑ = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa Fasilitas Belajar mempunyai korelasi terhadap Kemandirian belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen, hal ini juga didukung oleh teori Fasilitas Belajar Menurut Bafadal (2004: 8) “Perlengkapan pendidikan di sekolah dapat dikelompokan menjadi (1) sarana pendidikan dan (2)
prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat perlengakapan dasar yang secara tidak langsung
Di SMA Virgo ini kelengkapan fasilias belajar sudah cukup memadai bagi siswanya sehingga bisa dimanfaatkan siswa untuk belajar dengan maksimal dan menunjang keperluan pembelajaran setiap harinya, baik fasilitas sekolah maupun fasilitas yang ada dirumah, jika digunakan secara terus menerus dan rutin makan akan berdampak pada kemandirian belajar siswa karna kebutuhan fasilitasnya terpenuhi dengan baik.
Semakin baik Fasilitas Belajar maka semakin tinggi Kemandirian Belajar Siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Widi Astuti (2017) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa Fasilitas belajar mempunyai kontribusi hubungan yang signifikan dengan kemandirian belajar siswa sebesar 47,5%. Sedangkan dalam penelitian ini fasilitas belajar dengan kemandirian belajar mempunyai kontribusi sebesar 54,8% dan signifikan.
Hasil perhitungan diketahui Interaksi Sosial (X2) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan variabel (Y) Kemandirian belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen. Hasil yang diperoleh bahwa variabel Interaksi Sosial (X2) memiliki koefesien korelasi 0,667 (positif) atau sebesar 66,7% dengan signifikansi 0,000 terhadap variabel Kemandirian belajar, sehingga semakin tinggi Interaksi Sosial maka Kemandirian Belajar akan semakin tinggi pula. hal ini juga didukung oleh teori Interaksi Sosial Menurut Kimball Young dan Raymond dalam (Pradiptasari: 2016:13) “Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Interaksi sosial tidak akan dapat terjadi jika seseorang
tidak berhubungan secara langsung dengan sesuatu yang tidak berpengaruh
dengan dirinya.”
yang positif dan signifikan dengan kemandirian belajar siswa sebesar 77,6%. Sedangkan dalam penelitian ini interaksi sosial dengan kemandirian beljar memiliki hubungan sebesar 66,7% dan signifikan.
Perhitungan korelasi berganda Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan Kemandirian menghasilkan koefisien korelasi sebesar r(hitung) = 0,680 yang menandakan bahwa hubungan antara Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar kuat. Variabel fasilitas belajar dan interaksi sosial memiliki kontribusi yang dilihat dari R square, yaitu sebesar 0,463 atau 46,3% sedangkan 53,7% ditentukan oleh variabel lain. Berdasarkan tabel model summary diperoleh nilai probabilitas (sig.F change) = 0,000. Karena nilai sig.F change 0,000 < 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, Jadi dapat dikatakan bahwa variabel Fasilitas belajar dan Interaksi sosial dengan Kemandirian Belajar ada hubungan yang simultan dan signifikan.
Hal ini didukung oleh teori dari Tirtaraharja dan La Sulo (2010: 50)
“Kemandirian Belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
disertai rasa tanggung jawab dari diri pembelajar.” Niat merupakan kunci
utama yang harus dimiliki oleh siswa karena dengan adanya niat siswa akan bisa menyelesaikan segala sesuatu yang diinginkan seperti adanya dorongan dalam diri sendiri untuk belajar secara mandiri tanpa bantuan orang lain dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada untuk memperoleh hasil yang maksimal, selain belajar secara mandiri siswa juga harus mampu bekerja dalam kelompok serta menjalin hubungan komunikasi yang baik antar anggota kelompok sehingga memiliki rasa untuk ingin berinteraksi dalam hal yang positif. Hal itu akan melatih siswa dalam pembentukkan karakter.