• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberadaan Hutan Mangrove di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberadaan Hutan Mangrove di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wilayah pesisir umumnya memiliki kompleksitas yang tinggi, baik secara ekonomi maupun secara ekologi. Berbagai ragam bentuk aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam pesisir di bidang perekonomian seperti kegiatan budidaya ikan dan udang di tambak, budidaya rumput laut, budidaya kepiting, pariwisata, industri, pemukiman, perhubungan dan aktivitas lainnya. Aktivitas masyarakat di wilayah pesisir cenderung menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap keberlanjutan ekologi diwilayah pesisir terutama di wilayah mangrove (Sarmila, 2012).

Banyaknya manfaat yang didapat dari wilayah pesisir apabila dikelola secara tepat dan benar khususnya bagi pengelolaan hutan mangrove, tetapi hal itu tidak terjadi di Kecamatan Percut Kabupaten Deli Serdang dimana mangrove mengalami kerusakan akibat ulah manusia dan alam. Diduga hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove.

(2)

dimana luas lahan mangrove yang belum mengalami pengalihan fungsi lahan hanya sekitar 30 ha dari keseluruhan luas lahan mangrove yang telah mengalami alih fungsi lahan menjadi tambak dan sawit diperkiraan luasnya 570 ha tetapi perbandingannya lebih luas lahan sawit dari pada lahan tambak.

Masyarakat Desa Percut pada umumnya berprofesi sebagai nelayan dan hasil tangkapan dijual langsung ke agen (tengkulak) atau dijual sendiri, biasanya dipajang di sisi jalan. Selain itu, terdapat TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang berdampingan dengan Rumah Makan Terapung tepat berada di sisi sungai yang cukup ramai dikunjungi pada akhir pekan. TPI ini menjual bermacam jenis ikan, hasil dari lelang dapat langsung diolah (dimasak) di RM Terapung. RM Terapung juga menyewakan sampan bagi pengunjung yang ingin menelusuri sungai sampai ke hilir dengan tarif Rp 10.000 per orang.

Banyaknya aktivitas masyarakat di desa percut mengakibatkan berkurangnya lahan mangrove dimana masyarakat seharusnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir, sehingga pentingnya diketahui partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana partisipasi masyarakat yang ada di desa Percut terhadap keberadaan hutan mangrove.

Perumusan Masalah

(3)

fungsi dan manfaat dari mangrove itu sendiri khusus di Desa Percut dimana sebagian masyarakat masih mengandalkan mencari ikan dari lahan mangrove yang masih tersisa. Akibat kerusakan lahan mangrove aliran air yang seharusnya menggenangi lahan sudah mengalami pembendungan sehingga mangrove dan tambak tidak memiliki pasokan air yang cukup untuk menggenangi lahan, hanya saat pasang air dapat mengalir ke mangrove. Oleh karena itu untuk mengetahui pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap pentingnya keberadaan hutan mangrove, dalam penelitian dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove di Desa Percut yang memiliki dampak penting bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat tersebut?

2. Bagaimana hubungan antara karakteristik masyarakat secara individu terhadap keberadaan hutan mangrove di Desa Percut?

3. Bagaimana kendala yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam menjaga keberadaan hutan mangrove di Desa Percut?

Kerangka Pemikiran

(4)

Partisipasi masyarakat Desa Percut terhadap keberadaan hutan mangrove sangat penting untuk diketahui, hal ini dilakukan demi menjamin kelestarian hutan mangrove serta menyadarkan masyarakat betapa pentingnya keberadaaan hutan mangrove. Dalam hal ini harus diketahui juga alasan masyarakat mengapa lebih banyak memilih menjual lahan mangrove dan mengalihfungsikan lahan menjadi sawit dibandingkan tetap menjaga kelestarian hutan tersebut.

(5)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Ekosistem Hutan

Mangrove

Pola Pemanfaatan Lahan Mangrove

Pembuatan Tambak

Kerusakan Ekologi Mangrove

Informasi Pengelolaan Hutan Mangrove

Lahan Sawit Pemukiman Masyarakat

Partisipasi Masyarakat

Tingkat Partisipasi Masyarakat terhadap

keberadaan hutan Mangrove

Hubungan antar Karateristik Masyarakat

(6)

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan Mangrove di Desa Percut.

2. Mengetahui hubungan karakteristik masyarakat secara individu terhadap

keberadaan hutan mangrove di Desa Percut.

3. Mengetahui kendala yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga keberadaan hutan mangrove di Desa Percut.

Hipotesis Penelitian

Berdasarakan perumusan masalah, yang jadikan sebagai hipotesis penelitian adalah:

1. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove di desa Percut, kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang adalah rendah. 2. Adanya hubungan antara karakteristik masyarakat secara individu terhadap

keberadaan hutan mangrove di desa Percut, kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang, dimana :

a. Jika umur masyarakat semakin tinggi maka tingkat pasrtisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove di desa Percut juga tinggi.

(7)

c. Jika tingginya tingkat pendapatan masyarakat maka tingkat pasrtisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove di desa Percut juga tinggi.

d. Jika masa bermukim masyarakat di desa Percut semakin lama maka semakin tinggi tingkat pasrtisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove.

e. Jika semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka akan semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove. f. Adanya hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat partisipasi

masyarakat terhadap kebradaan hutan mangrove.

Manfaat Penelitian

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Uji toksisitas yang dilakukan dengan metoda Brine Shrimps Lethality Test (BSLT) menggunakan larva Artemia salina Leach terhadap ekstrak total n-heksana, metanol,

Jumlah natrium tiosulfat 0,1 N yang diperlukan untuk mencari bobot glukosa dalam tabel adalah pengurangan volume titar blanko dengan volume titar contoh (V2 – V1).. fp adalah

Kepala Seksi Operasi & Pemeliharaan Balai PSDA Serang Lusi Juana selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan;. PEMERINTAH PROVINSI

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa

[r]

Masing-masing limbah sayuran ditimbang sesuai kebutuhan dengan perbandingan 1:1:1. Diaduk

baik untuk pelaksaanan kegiatan yang sesuai dengan sasaran ataupun tujuan

(3) Besar uang yang perlu disiapkan sebagai modal usaha untuk jenis barang dagangan tertentu, modal usaha yang dimiliki atau didapat dari “induk semang” sangat