• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fogging Sebagai Upaya Untuk Memberantas Vektor Nyamuk Penyakit Malaria Dan Demam Berdara1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fogging Sebagai Upaya Untuk Memberantas Vektor Nyamuk Penyakit Malaria Dan Demam Berdara1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

FOGGING SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBERANTAS VEKTOR NYAMUK  FOGGING SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBERANTAS VEKTOR NYAMUK 

PENYA

PENYAKIT MALARIA DAN DEMAM KIT MALARIA DAN DEMAM BERDARAH (DBD) LINGKUNGANBERDARAH (DBD) LINGKUNGAN KELURAHAN GEDANGANAK,

KELURAHAN GEDANGANAK, KECAMATKECAMATAN UNGARAN TIMUR AN UNGARAN TIMUR   OLEH   OLEH  TIM IMCF

TIM IMCF (INDONESIA MALARIA CARE FOUNDATION)(INDONESIA MALARIA CARE FOUNDATION) A.

A. Latar Latar Belaa!"Belaa!" Ma

Malalariria a adadalalah ah pepenynyakiakit t yayang ng didisesebabbabkakan n ololeh eh papararasisit t plplasasmomodidium um dadann ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.untuk itu, perlu ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.untuk itu, perlu dilakukan tindakan preventif sebelum berdampak fatal pada kesehatan kita. Malaria dilakukan tindakan preventif sebelum berdampak fatal pada kesehatan kita. Malaria meman

memang g sangat berbahaysangat berbahaya, a, sepertseperti i yang telah yang telah diketdiketahui bahwa ahui bahwa malarmalaria ia itu menyerangitu menyerang semua kalangan seperti, ibu hamil,bayi, anak kecil,dan orang dewasa,

semua kalangan seperti, ibu hamil,bayi, anak kecil,dan orang dewasa,  yang disertai  yang disertai dengan gejala demam, pucat, kuning pada mata, kencing warna teh tua, kejang-kejan dengan gejala demam, pucat, kuning pada mata, kencing warna teh tua, kejang-kejan  bahkan

 bahkan berujung berujung pada pada kematian kematian . . Pada Pada keadaan keadaan yang yang parah parah bisa bisa terjadi terjadi kegagalankegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh

sirkulasi darah dan pasien jatuh syok  syok hipovolemikhipovolemik akibat kebocoran akibat kebocoran plasmplasma. a. PenyakiPenyakitt malaria kini sedang mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di malaria kini sedang mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di Masyarakat. Malaria bukanlah merupakan penyakit baru, k 

Masyarakat. Malaria bukanlah merupakan penyakit baru, k emerebakan kasus malariaemerebakan kasus malaria dan demam berdarah dengue (!" menggugah minat masyarakat untuk melindungi dan demam berdarah dengue (!" menggugah minat masyarakat untuk melindungi diri dan memerangi penyakit tersebut, karena takut

diri dan memerangi penyakit tersebut, karena takut terhadap akibatnya yang fatal.terhadap akibatnya yang fatal. #oggin

#ogging (pengasg (pengasapan"apan" memotong siklus penyebarannya dengan memberantasmemotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. $alah yang menyebabkan emam !erdarah dan Malaria. $elain itu nyamuk tersebut. $alah yang menyebabkan emam !erdarah dan Malaria. $elain itu  juga

 juga dapat dapat dilakukan dilakukan Pemberantasan Pemberantasan $arang $arang %yamuk %yamuk (P$%" (P$%" dan dan (M!$" (M!$" untuk untuk  mengetahui sampel darah penderita malaria serta memberantas jentik nyamuk.

mengetahui sampel darah penderita malaria serta memberantas jentik nyamuk. %amun %amun  bila hal

 bila hal ini tidak ini tidak dikendalikan dikendalikan bisa memicu bisa memicu ledakan ledakan masalah pada masalah pada masa datang masa datang karenakarena umumnya dikerjakan tanpa dilandasi pengetahuan yang benar. &ingginya morbiditas umumnya dikerjakan tanpa dilandasi pengetahuan yang benar. &ingginya morbiditas  penyakit

 penyakit itu itu memaksa memaksa masyarakat masyarakat bertindak' bertindak' memberantas memberantas nyamuk nyamuk anopheles,cule,anopheles,cule, Aedes aegypti sebagai serangga yang berbahaya.

Aedes aegypti sebagai serangga yang berbahaya.

Akhir-akhir ini, hampir setiap hari Minggu terdengar dengung mesin fogging Akhir-akhir ini, hampir setiap hari Minggu terdengar dengung mesin fogging dikampung dan perumahan di waktu pagi dan sore. Pengasapan atau fogging yang dikampung dan perumahan di waktu pagi dan sore. Pengasapan atau fogging yang dimaksud bertujuan untuk menyebarkan pestisida ke udara)lingkungan melalui asap, dimaksud bertujuan untuk menyebarkan pestisida ke udara)lingkungan melalui asap, yang diharapkan dapat membunuh nyamuk dewasa (yang infektif", sehingga rantai yang diharapkan dapat membunuh nyamuk dewasa (yang infektif", sehingga rantai  penularan

 penularan malaria dan malaria dan ! ! bisa diputuskan bisa diputuskan dan dan populasinya populasinya secara keseluruhan secara keseluruhan akanakan menurun.

menurun. *el

*eluraurahan +edanhan +edanganganak ak memeruparupakan salah satkan salah satu u kelkeluraurahan yang terlhan yang terletaetak k didi wilay

(2)

secara demografis maupun secara topografis memberi pengaruh yang besar terhadap secara demografis maupun secara topografis memberi pengaruh yang besar terhadap kem

kemajuaajuan n wilwilayaayah h kelkeluraurahan. &ihan. &ingkangkat t kejkejadiadian an malmalariaria a di wilaydi wilayah ah *el*eluraurahanhan +ed

+edanganganak anak mesmeskipkipun un titidak dak mermerata ata dan dan menmengalgalami ami penpenuruurunan nan sigsignifnifikaikan n   tahtahunun terak

terakhir namun hir namun angka kejadian malariangka kejadian malaria a dan emam !erdarah di dan emam !erdarah di beberabeberapa pa lingklingkunganungan dan & masih cukup dominan dengan tingkat kejadian kasus cukup tinggi, Pada tahun dan & masih cukup dominan dengan tingkat kejadian kasus cukup tinggi, Pada tahun /012 *elurahan +edanganak terdapat / kasus malaria, menjadi urutan menjadi urutan /012 *elurahan +edanganak terdapat / kasus malaria, menjadi urutan menjadi urutan  pertama.

 pertama. *etinggian tempat dari permukaan laut berkorelasi dengan suhu, semakin*etinggian tempat dari permukaan laut berkorelasi dengan suhu, semakin ti

tinggi nggi suasuatu tu wilwilayaayah, h, penpenyebyebaraaran n malmalariaria a semsemakiakin n jarjarang ang ditditemuemui, i, keckecualuali i akiakibatbat  pengaruh pemanasan

 pengaruh pemanasan global. *etinggian tertinggi yang global. *etinggian tertinggi yang masih memungkinkan transmisimasih memungkinkan transmisi malaria sekitar /300 meter di atas permukaan laut (dpl". Perubahan unsur-unsur cuaca malaria sekitar /300 meter di atas permukaan laut (dpl". Perubahan unsur-unsur cuaca  berpengaruh terhadap

 berpengaruh terhadap vektor penyakit. vektor penyakit. Peningkatan suhu, Peningkatan suhu, kelembaban dan kelembaban dan curah hujancurah hujan te

terbrbukukti ti didiikikututi i dendengagan n pepeniningkngkatatan an kakasusus s mamalalariria a yayang ng teterjrjadadi i di di *el*elururahaahann  %angaroro.

 %angaroro. Perbedaan Perbedaan karakteristik karakteristik wilayah wilayah berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap perbedaan perbedaan cuaca,cuaca, sehingga populasi vektor penyakit di satu wilayah yang berbeda karakteristiknya akan sehingga populasi vektor penyakit di satu wilayah yang berbeda karakteristiknya akan  berbeda pula kepadatannya.

 berbeda pula kepadatannya. a

ari ri lalatatar r belbelakakang ang di di atatas as memendondororong ng 4%4%55%6%6$4$4A A MAMA7A7A44A A 8A8A66 #%A

#%A&&45% 45% (4M8(4M8#"-$6M#"-$6MAA%+ AA%+ yang yang merumerupakan pakan salah salah satu satu instiinstitusi)tusi)7embag7embagaa swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pengentasan Malaria untuk melakukan swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pengentasan Malaria untuk melakukan  berbagai

 berbagai kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan yang yang berupaya berupaya untuk untuk menjadikan menjadikan *abupaten *abupaten $emarang$emarang  bebas dari demam !erdarah dan Malaria.

 bebas dari demam !erdarah dan Malaria.

B.

B. T#T#$#a! $#a! Ke"%ata!Ke"%ata! Ada

Adapun pun bebbeberaerapa pa tujtujuan uan kegkegiatiatan an fogfogginging g di di *el*eluraurahan han +ed+edangaanganak, nak, keckecamaamatantan ngaran &imur

ngaran &imur 1.

1. MemMembunubunuh nyamh nyamuk aedeuk aedes ageps agepty dan ty dan AnAnopheophelesles /.

/. Menekan Menekan penulapenularan kasuran kasus demam s demam !erdar!erdarah dan Mah dan Malarialaria di *elura di *elurahan +edahan +edanganakanganak,, kecamatan ngaran

kecamatan ngaran &im&imur ur  C.

C. De&%"! Ke"%ata!De&%"! Ke"%ata!

*erangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut' *erangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut' 1.

1. $urvei $urvei jentjentik ik dan pedan perhitrhitungan kungan kepadatepadatan jenan jentik, tik, jumljumlah dan ah dan jenis jenis tempatempatt  perindukan nyamuk 

 perindukan nyamuk  /.

/. $urvei en$urvei entomotomologi perilogi perilaku melaku menggigit nynggigit nyamuk Aamuk Anophelnopheles, culees, cule dan aedes den dan aedes dengangan  penangkapan nyamuk semalam suntuk.

(3)

. ji dosis obat fogging 2. Pembagian !actived

3. Most !lood $urvey(M!$" 9. #ogging : P$%

;. 4ndoor esidual $praying (4$" <. Pemantauan *elambu

D. T%' Pela&a!a

&im kegiatan pengambilan sediaan darah atau mass blood survey ini adalah tim dari 4ndonesia malaria care foundation

E.  Sa&ara!

$asaran kegiatan ini adalah semua umah &angga (&" yang berada di 7ingkungan *elurahan +edanganak, kecamatan ngaran &imur 

F. Pe'aa&a!

ata dan emografi Monografi *elurahan +edanganak, kecamatan ngaran &imur  7uas =ilayah ' 1/,1< *m/

!atas wilayah '

$ebelah tara berbatasan dengan esa +enuk  $ebelah $elatan berbatasan dengan esa !eji $ebelah &imur berbatasan dengan esa 7eyangan $ebelah !arat berbatasan dengan esa 8andirejo >umlah penduduk 

>umlah penduduk *elurahan +edanganak ' 10;; jiwa

7aki-laki ' 9229 5rang

Perempuan ' 991 5rang

>umlah ** ' ;1< 5rang >umlah umah tangga ' 391< !uah $arana umum terdiri dari

1. $ekolah ' < buah /. &* ' 3 buah

(4)

2. Puskesmas ' 1buah 3. Posyandu ' 9 buah 9. *antor lurah '1buah ;. +ereja ' 1 buah <. Mesjid ' ; buah

Ke%$aa! U'#' Pe'era!ta&a! *aa Pe!+a%t Me!#lar.

*ebijakan umum  pemberantasan penyakit menular antara lain dirumuskan dalam undang %o. 2 &ahun 1?<2 tentang =abah Penyakit Menular. alam ndang-undang ini dikatakan bahwa Menteri *esehatan menetapkan jenis-jenis penyakit yang dapat menimbulkan wabah (Pasal " dan daerah dalam wilayah 4ndonesia yang ditetapkan sebagai daerah wabah serta daerah yang sudah bebas wabah (Pasal 2".

paya penanggulangan wabah meliputi' (1" penyelidikan epidemiologis, yaitu melakukan  penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat penyebabnya serta faktor yang dapat menimbulkan wabah, (/" pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi  penderita termasuk tindakan karantina, (" pencegahan dan pengebalan yaitu tindakan yang dilakukan untuk memberikan  perlindungan kepada mereka yang belum sakit tetapi mempunyai risiko terkena penyakit, (2"  pemusnahan penyebab penyakit, yaitu  bibit penyakit yang dapat berupa bakteri, virus dan lain-lain, (3" penanganan  jena@ah akibat wabah, (9" penyuluhan kepada masyarakat (Pasal 3".

Penanggulangan wabah demam berdarah seperti halnya wabah pada umumnya, melibatkan  peran serta masyarakat namun sifatnya persuasif. alam penjelasan Pasal 3 ndang-undang  %o. 2 &ahun 1?<2, dikatakan bahwa penyuluhan kepada masyarakat adalah kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif tentang  penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar masyarakat mengerti sifat-sifat  penyakit, sehingga dapat melindungi diri dari penyakit, dan apabila terkena, tidak 

menular pada orang lain.

alam penjelasan Pasal 3 ndang-undang %o. 2 &ahun 1?<2, juga dikatakan bahwa  penyuluhan dilakukan agar masyarakat dapat berperan aktif dalam menanggulangi wabah. $elanjutnya dalam Pasal 9 dikatakan bahwa mengikutsertakan masyarakat

(5)

secara aktif  haruslah tidak mengandung paksaan, disertai kesadaran dan semangat gotong royong, dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. engan demikian, kebijakan pemberantasan  penyakit menular memang mendorong pelibatan masyarakat secara aktif, namun ini lebih  bersifat himbauan.

paya pemberantasan penyakit menular terkadang terhambat karena kelalaian. ndang- undang %o. 2 &ahun <2 juga mengatur tentang ketentuan pidana pelanggaran kelalaian  penanggulangan wabah penyakit. *esengajaan menghalangi pelaksanaan  penanggulangan wabah dipandang sebagai kejahatan dan diancam dengan pidana  penjara maksimal satu tahun dan)atau denda maksimal satu juta rupiah. $edangkan kealpaan yang mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan penanggulangan wabah  penyakit dipandang sebagai pelanggaran dan diancam pidana kurungan maksimal

enam bulan dan)atau denda maksimal lima ratus ribu rupiah (Pasal 12".

Pelaksanaan ndang-undang %o. 2 &ahun 1?<2 yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Pemerintah %o. 20 &ahun 1??1. alam peraturan ini, yang ditekankan juga adalah partisipasi masyarakat secara aktif namun partisipasi ini lebih dimunculkan secara persuasif.

Pr"ra' - Har% Ka%!et I!/!e&%a Ber&at# 01203. Pemerintahan Presiden $usilo !ambang udhoyono memasukkan pencegahan dan penanggulangan wabah  penyakit ! dalam Program 100 Bari *abinet 4ndonesia !ersatu /002-/00?. Program itu diperinci dalam *eputusan Menteri *esehatan %o. 1/1?)Menkes)$*)C)/002 tentang Program 100 Bari epartemen *esehatan.

alam rincian program itu, di butir 9 dirumuskan Dprogram kewaspadaan dini terhadap  penyakit dan masalah lain yang berpotensi sebagai wabah.D $asarannya adalah

Dtercegahnya kejadian luar biasa)wabah yaitu penanggulangan kejadian luar biasa untuk penyakit !, anthra, flu burung, dan penyakit lainD. $edangkan targetnya adalah Dterlindunginya seluruh masyarakat, terutama kelompok miskin dan rentan.D ntuk kewaspadaan dini penyakit menular keseluruhannya dianggarkan dana sebesar  /00 juta rupiah (*eputusan Menteri *esehatan %o. 1/1?)Menkes)$*)/002".

Ke%$aa! K#&#& Pe'era!ta&a! Pe!+a%t De'a' Ber/ara De!"#e. paya  penanggulangan *7! ! meliputi' (1" pengobatan dan perawatan penderita, (/"  penyelidikan epidemiologi dan sarang nyamuk penular !, (" pemberantasan

(6)

vektor (yaitu nyamuk penularnya", (2" penyuluhan kepada masyarakat, (3" evaluasi  penanggulangan *7! (itjen PPM : P7P 1?<;".

*eputusan Menteri *esehatan %omor 3<1)Menkes)$*)E44)1??/ tentang Pemberantasan Penyakit emam !erdarah engue menyebutkan bahwa Dupaya  pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan melalui kegiatan  pencegahan, penemuan, pelaporan,  penderita, pengamatan penyakit dan penyelidikan epidiomologi, penanggulangan seperlunya,  penanggulangan lain dan penyuluhan kepada masyarakat.D

alam !ab Pengertian dijelaskan bahwa, DPenyelidikan epidemiologi adalah kegiatan  pelacakan penderita)tersangka lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk   penular penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita)tersangka dan

rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber   penyebaran penyakit lebih lanjut.D $edangkan  penanggulangan seperlunya adalah Dpenyemprotan insektisida dan)atau  pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan  berdasarkan hasil penyelidikan

epidemiologiD.

*eputusan Menteri *esehatan %omor 3<1)Menkes)$*)E44)1??/ juga menetapkan  bahwa  pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat di bawah koordinasi *epala =ilayah)aerah.

engan perkembangan kebijakan desentralisasi kesehatan, pelaksanaan pemberantasan  penyakit demam berdarah dengue saat ini di aerah &ingkat 44 menjadi tugas dan wewenang Pemerintah aerah, sebagaimana diatur dalam ndang-undang %o. // &ahun 1??? dan Peraturan Pemerintah %o. /3 &ahun /000 Pasal / ayat 10.

Pemberantasan vektor merupakan upaya yang mutlak untuk memutuskan rantai  penularan (=B5 /002", ($uroso 1?<", ($uroso : mar 1???", (%adesul /002", (!ang : &onn 1??". $trategi yang dilakukan di 4ndonesia adalah Pemberantasan $arang %yamuk (P$%",  pengasapan ( fogging ", dan larvasiding, yaitu memusnahkan  jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk abate ke air yang tergenang di dalam

tampungan-tampungan air.

(7)

massal dan nasional. P$% dilakukan dengan menerapkan M (Menutup wadah-wadah tampungan air, Mengubur atau membakar barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan Menguras atau mengganti air di tempat tampungan air". *egiatan M dihimbau untuk  dilakukan oleh masyarakat satu minggu sekali. +erakan ini dicanangkan oleh Pemerintah setiap tahunnya pada saat musim penghujan di mana wabah demam berdarah dengue biasa terjadi..

alam program 4ndonesia $ehat, salah satu indikator kesehatan masyarakat adalah terbebasnya masyarakat dari kejadian luar biasa demam berdarah dengue. ntuk itu ditetapkan target bahwa pada tahun /010, diharapkan angka kematian karena demam  berdarah dengue, tidak lebih dari 1F dari jumlah penderita demam berdarah. ata pada tahun /000 menunjukkan angka kematian demam berdarah dengue masih sebesar //,1F (epkes /00/".

*ebijakan lainnya dalam upaya penanganan *7!-!'

• Pemerintah menginstruksikan semua rumah sakit baik negeri maupun swasta

untuk tidak  menolak pasien penderita !.

• Pemerintah merekomendasikan sejumlah rumah sakit milik pemerintah untuk 

memberikan pengobatan gratis kepada penderita ! yang dirawat di ruang  perawatan kelas 444.

• Pemerintah merekrut juru pemantau jentik (DjumantikD" untuk memeriksa

jentik- jentik  nyamuk Aedes aegypti di setiap rumah tangga.

• Pemerintah melakukan penyuluhan masyarakat melalui iklan layanan masyarakat

di media massa, brosur dan penyuluhan melalui tenaga kesehatan.

• Pemerintah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui

 perkembangan virus dengue.

• Pemerintah menerapkan sistem peringatan dini dan menetapkan status *ejadian

7uar  !iasa pada wilayah yang mengalami ledakan kejadian demam berdarah dengue.

Pemerintah memberikan perlakuan seperti pada penanganan *ejadian 7uar !iasa, walaupun kejadiannya belum sampai pada kriteria *ejadian 7uar !iasa (epkes /003b"

(8)

Pr&e& Ke%$aa!

Pada dekade 1??0an, upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan dalam kerangka kerja sama pemerintah dan masyarakat. Pengorganisasian  partisipasi masyarakat dikoordinir oleh tim yang dibentuk oleh pemerintah, yaitu *elompok *erja (Pokja" ! dan melalui &im Penggerak P** (*eputusan Menteri *esehatan %omor  3<1)Menkes)$*)E44)1??/". #ungsi dari kelompok kerja ini adalah mengorganisasikan upaya  pencegahan dan penyuluhan.

$etelah era otonomi daerah, upaya pemberantasan penyakit demam berdarah menjadi tugas  pemerintah daerah. *ebijakan yang diambil disesuaikan dengan situasi daerah masing- masing. ang berperan aktif adalah dinas kesehatan propinsi. epartemen *esehatan melalui irektorat >enderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan 7ingkungan (itjen P/M:P7" pada tahun /00 menerbitkan panduan  program peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk 

demam berdarah dengue di kabupaten)kota. (itjen P/M:P7 /00".

Menteri *esehatan *abinet 4ndonesia, melanjutkan kebijakan pemberantasan  penyakit demam berdarah dengue yang bersifat partisipatif  masyarakat. $etiap hari >umat pagi, masyarakat dihimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk  (P$%" dengan langkah M (menguras, menutup, mengubur wadah-wadah air  yang  potensial untuk perkembangbiakan jentik nyamuk". *egiatan ini disebarluaskan

dalam  bentuk himbauan melalui iklan layanan masyarakat di televisi, media cetak dan media lain.

Merespon kekuatiran dan kepedulian akan situasi genting (sense of crisis) dari masyarakat tentang kritisnya situasi berjangkitnya demam berdarah di wilayah-wilayah di 4ndonesia, Menteri *esehatan $iti #adilah $upari mengambil langkah bijaksana yaitu kebijakan memberlakukan perlakuan yang biasanya diterapkan pada kasus kejadian luar biasa pada wilayah-wilayah yang telah terjangkit demam berdarah dengue, walaupun catatan kasusnya  belum termasuk kriteria *7! !. %amun sayangnya, kebijakan ini tidak ada instruksi formalnya, hanya berupa himbauan kepada  pemerintah daerah.

ari sumber di Bumas itjen P/M:P7 epartemen *esehatan, dikatakan pula  bahwa ketentuan bahwa rumah sakit tidak boleh menolak pasien penderita demam

(9)

 berdarah dengue  juga tidak ada ketentuan formal dan sanksinya bila ketentuan itu dilanggar. Pelayanan  pengobatan penderita demam berdarah sesungguhnya juga sudah dijamin dengan ketentuan  pelayanan kesehatan merata bagi masyarakat miskin melalui rawat inap di kelas 444 rumah sakit pemerintah. %amun tidak ada sanksi yang tegas bila rumah sakit tidak mengikuti ketentuan ini, yang banyak terjadi seperti dilaporkan >aringan akyat Miskin *ota (/002".

E4al#a&% Ke%$aa!

 Paradigma sehat. $ebagian besar kebijakan pemberantasan penyakit demam  berdarah dengue masih lebih banyak berkonteks retrospektif (setelah kejadian" dan  pada upaya  pengobatan (kuratif", dibanding konteks prospektif (sebelum kejadian" dan upaya pencegahan (preventif". Misalnya kebijakan pengobatan gratis dan kebijakan larangan pada rumah sakit untuk menolak pasien demam berdarah, pengasapan ( fogging) yang menurut petunjuk  teknisnya memang dilakukan seperlunya sebatas 100 meter dari lokasi adanya penderita demam berdarah. paya pencegahan (preventif" yang dilakukan secara dini dan  berkesinambungan belum banyak  mendapat penekanan. Padahal, pemberantasan vektor  penyakit demam berdarah harus dilakukan secara dini dan berkesinambungan (!ramono /003", (=B5 /002". *ecenderungan retrospektif dan kuratif ini tidak konsisten dengan  paradigma kesehatan yang baru yaitu pendekatan yang lebih mengutamakan upaya preventif  daripada kuratif (epkes /00", ($uara Pembaruan // $eptember /002".

 Partisipasi masara!at . *ebijakan yang ada, baik tentang penanggulangan wabah  penyakit menular secara umum, maupun penanggulangan wabah demam berdarah secara khusus, diarahkan pada terdorongnya partisipasi masyarakat secara aktif. 4ni sesuai dengan paradigma  baru pembangunan kesehatan yang dirumuskan dalam visi dan misi 4ndonesia $ehat /010 (epkes /00". %amun kebijakan pelibatan  partisipasi masyarakat secara aktif yang ada cenderung lebih bersifat persuasif, sehingga seringkali tidak kuat mendorong masyarakat menyukseskan pemberantasan  penyakit menular, termasuk demam berdarah dengue.

=B5 (/002" mencatat bahwa di negara-negara di mana wabah demam berdarah masih terjadi dalam besaran yang mengkhawatirkan, program pengontrolan vektor   penular  cenderung dilakukan secara pasif oleh pemerintah. *etidakberhasilan

(10)

 pemberantasan menyeluruh dapat terjadi dikarenakan tidak semua masyarakat melakukan upaya  pemberantasan vektor penular penyakit, pemberantasan sarang nyamuk tidak mungkin dapat tuntas dilakukan bila anggota masyarakat sampai ke lingkungan terkecil rumah tangga tidak  melakukannya (%adesul /002". $urjadi (/003" mengingatkan bahwa pemberantasan sarang nyamuk dengan kegiatan M seharusnya juga dilakukan tidak hanya di rumah tapi juga di tempat umum di mana masyarakat banyak berkumpul di pagi hari seperti di sekolah, kantor, kampus, mengingat bahwa nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia pada pagi hari.

 Pe"ega!a" h#!#m. !ang : &onn (1??" juga &eng (1??;" mengemukakan bahwa faktor   penegakan hukum (law enforcement) menjadi faktor yang mendukung  pengontrolan  pemberantasan wabah demam berdarah dengue. &eng menyimpulkan  bahwa penyuluhan masyarakat dengan didukung oleh penegakan hukum atas undang-undang pemberantasan sarang nyamuk berhasil menjadikan $ingapura terhindar dari wabah dan ledakan kejadian demam berdarah dengue. !ang : &onn juga menyebutkan bahwa, selain $ingapura,  penegakan hukum juga membawa keberhasilan pengendalian wabah demam berdarah di !ombay, 4ndia dan Malaysia.  %egara-negara yang sukses melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan  penegakan hukum memberlakukan undang-undang yang secara langsung mengatur   pemberantasan sarang nyamuk. Misalnya di $ingapura,DThe Destruction of Disease  Breeding Insects Acts of  19!" diberlakukan dengan tegas beserta sanksi hukumnya  berupa ancaman denda atau  penjara benar-benar dijalankan (!ang : &onn 1??", (&eng 1??;". Pada tahun 1?<1, denda yang dikumpulkan sejumlah $G 1;.9;1 sementara jumlah penduduknya saat itu /.22.000 orang. Malaysia juga memberlakukan undang-undang DThe Destruction of Disease Bearing   Insects Act D di mana kelalaian membiarkan perkembangbiakkan nyamuk penular penyakit ditindak sebagai pelanggaran hukum dengan ancaman denda atau penjara (!ang : &onn 1??". Basilnya, $ingapura dan Malaysia hingga kini dapat mengendalikan  perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan angka indeks rumah tangga  bebas  jentik lebih dari ?3F yaitu dari 100 rumah, lebih dari ?3 rumah bebas dari  jentik nyamuk  Aedes aegypti.

$ebagai catatan, angka indeks rumah tangga bebas jentik di kota)kabupaten di 4ndonesia hingga bulan >uni /003, berkisar antara 90-<0F. Misalnya di !ogor 

(11)

tercatat ;0F, enpasar  <3F, >akarta <0F, *endari 93F, Mataram 9/F dan $urabaya 90F. Adapun target yang ingin dicapai adalah angka indeks rumah tangga bebas jentik sebesar ?3F ($ubdirektorat Arbovirosis itjen P/M:P7 /003". *omitmen politik dan penegakan perundang-undangan merupakan peran signifikan dari Pemerintah untuk mengurangi risiko kesehatan masyarakat, terutama dalam  perilaku tidak  sehat yang menyebabkan lingkungan tempat tinggal masyarakat menjadi tidak sehat (=B5 /00/". $ebetulnya, kebijakan pemberantasan penyakit menular pada umumnya dan khususnya demam berdarah di 4ndonesia, dapat diperkuat dengan kebijakan penegakan hukum, karena perangkat hukum untuk tindak   pelanggarannya sudah termuat dalam Pasal 12  %o. 2 &ahun 1?<2 tentang =abah

Penyakit Menular. ibutuhkan komitmen politik yang kuat untuk mengusahakan  perilaku sehat masyarakat secara sadar hukum. %amun,  pertanyaannya, apakah

masyarakat 4ndonesia sudah siap dengan penegakan hukum di bidang kesehatanH &idak adanya komitmen kuat dalam penegakan ndang-undang Pemberantasan =abah Penyakit berdampak pada sulitnya melaksanakan +erakan Pemberantasan $arang %yamuk  (P$%" !. &enaga kesehatan baik profesional maupun sukarelawan seringkali menghadapi kendala yaitu penolakan penghuni rumah untuk  dipantau jentik nyamuknya, atau penolakan  pengasapan (#ebia /003".

 Pe"ega!a" h#!#m da" dese"tra$isasi !esehata". &idak adanya penegakan hukum dalam  pemberantasan wabah penyakit juga membuka peluang bagi kelalaian dalam sistem  peringatan dini wabah penyakit ataupun *ejadian 7uar !iasa. *ejadian adanya pejabat yang  berwenang lalai mengawasi dan melaporkan adanya penyakit menular di wilayahnya. Pada kasus wabah penyakit #lu !urung ( Avian influen#a"  pejabat berwenang di inas Pertanian Propinsi $ulawesi $elatan.semula membantah  bahwa di daerahnya ada kejadian penyakit flu  burung, namun kemudian terbukti  bahwa penyakit itu memang ada di wilayah itu. *elalaian ini menyebabkan peternak 

tidak mendapatkan peringatan dini (*ompas 19 Maret /003". $eperti diketahui, wabah flu burung yang semula menjangkiti hewan unggas, sejak tahun /00 telah menjangkiti manusia dan menimbulkan kematian manusia (=ahono et al. /002".

(12)

!iasa ! dapat terbuka kecenderungan melalaikan atau menutupi kasus ledakan kejadian  penyakit demam berdarah di suatu wilayah. &erkait sistem desentralisasi  pemerintahan, karena Pemerintah aerah juga bertanggung jawab pada Pemerintah Pusat, dapat terjadi  bahwa Pemerintah aerah cenderung berusaha melaporkan situasi yang Ibaik-baik sajaI dari wilayahnya ($iagian /00/" sehingga menutupi adanya wabah penyakit di wilayahnya dengan sengaja atau dengan kelalaian yang dapat berakibat fatal.

 Pe"ega!a" h#!#m da" !e%erpiha!a" pada masara!at mis!i". Penegakan hukum  juga diperlukan untuk mengawal dengan ketat pelaksanaan kebijakan penanganan wabah penyakit yang berpihak pada masyarakat yang tidak mampu (option for the  poor)$ *etika kebijakan  pembebasan beaya pengobatan bagi penderita yang dirawat di

ruang perawatan kelas 444 ditetapkan, namun tidak didukung oleh penegakan hukumnya, pihak rumah sakit dapat tetap memungut beaya, yang akhirnya menghambat upaya perawatan pasien penderita demam  berdarah. *ejadian seperti ini  banyak dilaporkan terjadi di rumah sakit di >akarta (>aringan Miskin *ota /002".  &e'adia" L#ar iasa Persepsi Risi!* &esehata". Pemerintah menetapkan status

wilayah yang terjangkit wabah penyakit berdasarkan perhitungan angka kesakitan (mor%idity" dan kematian (mortalitas". !ila di suatu wilayah ditemukan jumlah  penderita demam berdarah melebihi jumlah penderita di bulan yang sama pada tahun lalu di wilayah itu, atau angka kematiannya sudah melebihi 1F, status wilayah itu dinyatakan telah terjadi *ejadian 7uar  !iasa emam !erdarah (*7! !". i sini dibutuhkan ketepatan (akurasi" dan kecepatan (up to date" data surveilans (menemukan penderita". $ayangnya, data angka penderita dan angka kematian seringkali terlambat ditemukan ataupun dilaporkan.

$tatus *ejadian 7uar !iasa ditetapkan berdasarkan angka yang dilaporkan. %amun angka yang tercatat bisa jadi hanya menunjukkan fenomena gunung es, yaitu angka yang terlapor  hanya sejumlah kecil dari jumlah penderita sesungguhnya. $eperti disebutkan dalam laporan  pencapaian 4ndonesia $ehat (epkes /002", angka penderita  penyakit yang tertera dalam laporan adalah angka yang diperoleh Ddari data yang  berasal dari masyarakat (community %ased data" yang diperoleh melalui studi morbiditas dan berasal dari sarana pelayanan kesehatan ( facility %ased data" yang

(13)

diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporanD (epkes /002 hal. 1". Padahal, !iro Pusat $tatistik (/002" menunjukkan bahwa penduduk  4ndonesia masih banyak  yang tidak pergi berobat ke tempat pelayanan kesehatan ketika mengalami gejala sakit fisik, sehingga tidak terdata ketika sakit. ata $usenas /002 menunjukkan hanya <,/1F dari penduduk yang disensus yang pergi berobat ke tempat  pelayanan kesehatan sehingga dikuatirkan angka laporan kasus penderita demam berdarah hanya mencakup sejumlah kecil jumlah penderita yang sesungguhnya. *urangnya data seperti itu dapat menyebabkan kekeliruan persepsi risiko (#ischoff  1??3", ($lovic : =eber  /00/".

ang dimaksud dengan persepsi risiko adalah penilaian kemungkinan terjadinya kerugian (potential of loss)& mencakup kemungkinan terjadinya (vulnera%ility" dan keparahannya ( severity" ($lovic 1?<;". alam masalah kesehatan, persepsi risiko adalah penilaian kemungkinan terjadinya kerugian kesehatan fisik atau mental, misalnya kemungkinan terjadinya wabah penyakit menular demam berdarah.

alam kebijakan publik yang berkaitan dengan risiko kesehatan masyarakat, peran  pemerintah menjadi signifikan karena kewenangan menyatakan status wabah atau kejadian luar biasa (*7!" ada di pemerintah. $esuai pemberlakuan sistem desentralisasi dan otonomi daerah, pelaporan dan penanganan wabah penyakit di tingkat daerah menjadi tugas dan wewenang pemerintah daerah (Peraturan Pemerintah %o. /3 &ahun /000 Pasal / ayat 10". *ebijakan penetapan status Dkejadian biasaD (Djumlah kecil, belum lebih dari kejadian yang laluD" dan Dkejadian luar biasaD, berpotensi terjadinya kesalahan memperkirakan risiko terlalu kecil (under' estimate risk perception) karena laporan data tidak akurat atau tidak transparan (menutupi, membantah, dan mereduksi temuan". alam hal ini, manajemen risiko dan  pengkomunikasian risiko (risk communication" haruslah sungguh-sungguh menjadi perhatian.

Penyakit emam !erdarah dan Malaria kini sedang mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di Masyarakat. Bal ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa. !erdasarkan 4M8# terdapat beberapa daerah dalam kurun waktu bulan januari sampai dengan maret /013 tercatat jumlah penderita sebanyak /? kasus dengan jumlah penderita positif sebanyak 1/ orang, dan terdapat / kasus demam

(14)

!erdarah. Malaria merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk anopheles  betina yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk 

anopheles. 5leh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran MA7A4A adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. $alah satu cara untuk memberantas nyamuk AA*IA adalah dengan melakukan #ogging. $elain itu juga dapat dilakukan Pemberantasan $arang %yamuk  (P$%" dan (M!$" untuk mengetahui sampel darah penderita malaria serta memberantas  jentik nyamuk.

4%5%6$4A MA7A4A 8A6 #5%A&45% (4M8#" sebagai salah satu institusi yang dapat melaksanakan fogging merasa bertanggung jawab untuk mencegah  penyebaran penyakit ini. $ebagai wujud kepedulian itu maka dilaksanakan program

fogging di beberapa desa dan kelurahan.

Pelaksanaan fogging ini didasarkan pada survey kepadatan jentik di *elurahan  %angaroro (7ingkungan Pu,uperi dan 7ingkungan Madambake". *elurahan %angaroro,

dimungkinkan termasuk salah satu daerah endemis penyakit malaria dengan indikasi kasus tinggi di tahun /012 dan meningkat jumlah kasusnya. *egiatan fogging ini didasarkan  pada adanya kasus penderita penyakit malaria yang cukup meresahkan masyarakat.

&ujuan kegiatan ini adalah untuk sebagai salah satu upaya untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri, memberantas nyamuk yang merupakan vektor penyakit malaria, sehingga rantai penularan  penyakit bisa diputuskan, untuk membunuh sebagian besar vektor infektif dengan cepat,

sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan.

alam program pemberantasan penyakit malaria racun serangga untuk fogging yang digunakan adalah golongan organophosporester insectisida seperti seruni dan lain-lain. osis yang dipakai untuk $6%4 100 68 adalah $4P6M6&4% 100 g)4. %amun untuk pelaksanaan fogging dengan $6%4 100 68 harus diencerkan dengan penambahan solar sehingga menjadi larutan dengan konsentrasi 2-3F. 8ara pembuatan larutan tersebut dapat dilakukan dengan cara' 1'10, ?9F 68 J 10 liter solar K 300 ml seruni 2,<FL atau /" 300 ml malathion 30F 68 J 10 liter solar K 300 ml seruni 2,3 F . alam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan &eam 4M8#, Pemerintahan esa dan partisipasi masyarakat desa, serta membutuhkan alat dan bahan.

(15)

&abel *ebutuhan Alat dan !ahan pada *egiatan #ogging di *elurahan +edanganak, kecamatan ngaran &imur .

-. Pe!/er%ta Me!#r#!

*egiatan fogging di laksanakan khususnya di *elurahan +edanganak, kecamatan ngaran &imur , berdasarkan survey jentik dengan angka bebas jentik masih dibawah ?3F dan angka populasi nyamuk meningkat maka berdasarkan fakta tersebut 4M8# melaksanakan fogging di daerah tersebut bertujuan untuk mengeliminasi dan terbebas dari nyamuk dewasa maupun jentik Aedes aegypti& cule+ dan Anopheles$

!erdasarkan kerangka di atas, fogging merupakan salah satu bentuk upaya untuk  dapat memutus rantai penularan penyakit malaria, dengan adanya pelaksanaan fogging diharapkan jumlah penderita emam !erdarah dan Malaria dapat berkurang. Metode yang

NO URAIAN 5UMLAH

1 Alat ' $wing #og Machine / bauh

/ >erigen $olar  / buah

 >erigen bensin 1 buah

2 $eruni 3liter  

3 !ensin 0 liter  

9 $olar 100 liter  

; >umlah rumah /30 rumah

< 7uas rumah dan pekerangan 1,23 ha

? 5perator mesin #ogging / orang

10 &im 4M8# 9orang

(16)

-dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan fogging di rumah-rumah dan lingkungannya di wilayah *elurahan %angaroro, desa %ataute. Adapun vektor sasaran diantaranya adalah %yamuk Aedes aegypty& cule+ dan anopheles di wilayah tersebut, yang nantinya perlu di tindaklanjuti dengan kegiatan P$% yang dikenal dengan program MJ (menguras, mengubur, menutup dan mebakar", 4ndoor esidual $praying (4$" dan Pemantauan *elambu

#ogging ini telah dilaksanakan dengan baik, pada bulan maret /013 dimulai  pukul 09.90 sampai 0<.00 =4!. alam pelaksanaan fogging team 4M8# terdiri dari 9 orang dengan tugas / orang sebagai operator $wing #og yang tugasnya bergantian dan satu orang sebagai operator pendamping yang bertugas memeriksa ruangan sebelum dilakukan fogging. $ebelum pelaksanaan fogging pada masyarakat telah diumumkan agar menutup makanannya dan tidak berada di dalam rumah ketika dilakukan fogging termasuk orang yang sakit harus diajak ke luar rumah dahulu, selain itu semua ternak juga harus berada di luar. %amun demikian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka dalam  pelaksanaannya fogging dilakukan oleh / orang operator. 5perator 4 (pendamping"  bertugas membuka pintu,masuk rumah dan memeriksa semua ruangan yang ada untuk 

memastikan bahwa tidak ada orang dalam rumah termasuk bayi, anak-anak, ibu hamil maupun orang tua dan orang yang sedang terbaring sakit, selain itu ternak-ternak sudah harus dikeluarkan serta semua makanan harus sudah ditutup. $etelah siap operator   pendamping ke luar dan operator 44 (5perator swing #og" memasuki rumah dan melakukan

fogging pada semua ruangan dengan cara berjalan mundur. $etelah selesai operator   pendamping baru menutup pintu. umah yang telah difogging ini harus dibiarkan tertutup

selama kurang lebih satu jam dengan harapan nyamuk-nyamuk yang berada dalam rumah dapat terbunuh semua, dengan cara ini nyamuk-nyamuk akan terbunuh karena malathion  bekerja secara knoct downD. $etelah itu fogging dilanjutkan di luar rumah)pekarangan. $etelah satu rumah beserta pekarangannya selesai di fogging maka fogging dilanjutkan ke rumah yang lain, sampai semua rumah dan pekarangan milik warga di fogging.

Bal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan fogging dengan swing fog untuk  mendapatkan hasil yang optimal adalah sebagai berikut '

1. *onsentrasi larutan dan cara pembuatannya. ntuk seruni, konsentrasi larutan adalah 2 N 3 F.

(17)

/. $eruni yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan debit keluaran yang diinginkan.

. >arak moncong mesin dengan target maksimal 100 m, efektif 30 m.

2. *ecepatan berjalan ketika memfogging, untuk swing fog kurang lebih 300 m/ atau / N  menit untuk satu rumah dan halamannya,

3. =aktu fogging disesuaikan dengan kepadatan)aktivitas puncak dari nyamuk, yaitu  jam 09.00 N 0<.00.

alam pelaksanaan fogging inipun telah diperhatikan hal-hal di atas sehingga diharapkan hasilnya juga optimal. !erdasarkan hasil survei jentik ternyata masih ditemukan jentik di semua rumah penduduk. >entik tersebut berada di kamar mandi, satu kamar mandi ditemukan di luar rumah dengan kondisi kurang bersih dan kurang terawat, sedang kamar mandi yang lain berada di dalam rumah. !ahkan satu kamar mandi terbuat dari keramik, namun demikian kamar mandi ini berhubungan langsung dengan pekarangan yang cukup luas dengan tanaman-tanaman besar yang cukup banyak, sehingga dimungkinkan nyamuk berasal dari pekarangan.

Pendapat masyarakat bahwa fogging merupakan cara yang paling tepat untuk  mencegah penyebaran emam !erdarah penyakit Malaria sangat tepat, karena cara ini sesungguhnya bertujuan untuk memberantas nyamuk Aedes Agepty, Anopheles, dan 8ule yang penularannya akan terus berlanjut dengan dewasanya jentik yang menjadi nyamuk. Apalagi siklus perubahan jentik menjadi nyamuk hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu. $ehingga jika di daerah tersebut terdapat penderita malaria baru maka dimungkinkan akan cepat menyebar pula.

7angkah yang dianggap lebih efektif adalah dengan $urvei jentik,  penangakapan nyamuk, M!$ dan P$% (Pemberantasan $arang %yamuk", serta langkah  berikutnya melakukan pengasapan atau fogging. $ebelum dilaksanaka kegiatan fogging masyarakat dinformasikan untuk secara gotong royong melaksanakan kerja bakti untuk  membersihkan rumah dan pekarangannya,selokan-selokan di samping rumah serta melakukan M (Menguras kamar mandi (termasuk mengganti air untuk minuman burung dan air dalam vas bunga",menutup tampungan ) tandon air dan mengubur barang-barang  bekas yang mungkin menjadi tempat sarang nyamuk, termasuk pecahan botol dan  potongan ban bekas". >ika diperlukan dapat ditaburkan baktivet dengan dosis 1botol ) 100 liter air, untuk membunuh jentik-jentik pada bak kamar mandi maupun kolam-kolam ikan di rumah, dalam hal ini masyarakat tidak perlu akut kalau-kalau terjadi keracunan karena

(18)

abate ini hanya membunuh jentik nyamuk dan aman bagi manusia maupun ikan. ntuk  mendapatkan hasil yang terbaik dalam memutus rantai penularan penyakit malaria adalah dengan pelaksanaan P$% oleh masyarakat, kemudian dilakukan fogging oleh petugas 4M8# dan kembali dilaksanakan P$% oleh masyarakat. >ika cara ini telah dilakukan oleh seluruh masyarakat secara merata di berbagai wilayah, artinya tidak hanya satu t atau w saja, tetapi harus dilaksanakan di semua wilayah maka pemberantasan %yamuk emam !erdarah an Malaria akan lebih cepat teratasi. $ebab jika hanya satu daerah saja yang melaksanakan program tersebut namun daerah lainnya tidak, maka dimungkinkan orang yang berasal dari wilayah yang telah bebas namun berkunjung ke daerah yang masih terdapat penderita emam !erdarah dan Malaria dan tergigit oleh nyamuk Aedes Agepty dan Anopheles akan tertular pula dengan cepat penyakit inipun akan tersebar luas kembali

Re'e!/a&%

(1" Ke"a"ala! 6e'era!ta&a! are!a 6ara/%"'a reat%7 ar#& /%ata&% /e!"a! 'e!"#a 6ara/%"'a 6rat%7. *ebijakan pencegahan dan penanggulangan wabah  penyakit demam berdarah dengue di 4ndonesia masih lebih banyak bersifat reaktif 

yaitu sebagai respon terhadap *7! atau wabah yang sudah terjadi di masyarakat dibanding secara  proaktif yaitu secara tampak nyata melakukan upaya aktif   penanggulangan sebelum *7! atau wabah terjadi. *ebijakan dan program lebih  bersifat sebagai tanggapan atas kejadian, itu  pun lebih banyak didasarkan pada kejadian yang dilaporkan)tercatat. ari kecenderungan ini, tercermin kecenderungan upaya kuratif (pengobatan" yang dikedepankan daripada upaya  preventif (promosi kesehatan dan upaya pencegahan penyakit".

mumnya, setelah demam berdarah berjangkit di banyak wilayah dan penderita di rumah sakit sudah banyak jumlahnya, barulah pemerintah berusaha menerapkan secara tegas kebijakan dan program berkaitan pemberantasan demam berdarah. 5leh karena itu, selain terkesan terlambat, kebijakan dan program yang dilaksanakan terkesan tidak berorientasi  pada antisipasi *7! !. Padahal antisipasi dapat dilakukan dengan memutus rantai  perkembangbiakan virus !, yaitu memberantas sarang nyamuk  Aedes aegipty secara terus menerus, tidak hanya saat musim penghujan saja. Pemerintah melalui irjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan 7ingkungan (P/M:P7"

(19)

!erdasarkan hal tersebut, direkomendasikan agar +erakan Pemberantasan $arang  %yamuk  (P$%" dijadikan gerakan proaktif yang dilakukan sepanjang tahun dengan intensitas menjelang musim hujan. ang juga penting diperhatikan adalah upaya sosialisasi sepanjang tahun dalam pemberantasan sarang nyamuk. Bal ini penting untuk menjamin kesadaran masyarakat bahwa pemutusan vektor nyamuk demam  berdarah harus dilakukan tuntas sepanjang tahun. paya ini bila dilakukan sepanjang tahun dan didukung oleh publikasi ke masyarakat secara sistematis dan  berkesinambungan juga diharapkan dapat menepis persepsi masyarakat tentang

keterlambatan pemerintah dalam menanggulangi wabah demam berdarah.

(/" Ke"a"ala! are!a #ra!"!+a /##!"a! 6e!"#ata! 6e!e"aa! ##' 6a/a &trate"% /a! 6r"ra' 6e'era!ta&a! /e'a' er/ara ar#& /%ata&% /e!"a! 'e!era6a! &e8ara te"a& at#ra! ##' 6e'era!ta&a! 9aa 6e!+a%t. $trategi dan program-  program yang dicanangkan diarahkan pada gerakan partisipasi masyarakat, namun lebih  banyak bersifat himbauan tanpa didukung oleh penguatan  penegakan hukum yaitu undang-undang dan peraturan tentang wabah penyakit

sehingga gerakan pemberantasan sarang nyamuk belum sepenuhnya berhasil.

5leh karena itu direkomendasikan agar Pasal 12  %o. 2 &ahun 1?<2 tentang =abah Penyakit Menular yang mengatur sanksi pelanggaran dan kelalaian dalam upaya  pemberantasan wabah penyakit menular dilaksanakan secara tegas aturan dan sanksinya sehingga masyarakat lebih bersungguh-sungguh secara sadar berpartisipasi memberantas wabah penyakit menular.

+erakan P$% tidak hanya dicanangkan sebagai himbauan, tetapi sebagai keharusan terutama menjelang musim hujan dan tidak boleh dilalaikan sepanjang tahun. &erkait dengan ini, diperlukan revisi Pasal 9  %o. 2 &ahun 1?<2 sehingga  partisipasi masyarakat merupakan keharusan, bukan hanya himbauan, dengan sanksi yang jelas dan diberlakukan dengan tegas, seperti misalnya sanksi denda uang atau  penjara bila terjadi pelanggaran atau kelalaian.

Perlu dipertimbangkan juga perangkat hukum khusus yang mengatur langsung tentang  pemberantasan sarang nyamuk. ntuk hal ini, dan juga dapat berlaku untuk   penegakan aturan hukum dalam bidang kesehatan lainnya, dapat diusulkan untuk  diadakannya perangkat  penegak hukum yang akan berfungsi sebagai Dpolisi

(20)

kesehatanD yang mengawasi pelaksanaan aturan-aturan kesehatan yang telah dibuat

(" Ke"a"ala! a&e& 'a&+araat 6a/a 6ela+a!a! 6e!a!"a!a! 6e!/er%ta DBD a%at t%/a te"a&!+a 6e!e"aa! 6erat#ra!!+a ar#& /%ata&% /e!"a! 6e'erla#a! at#ra! /a! 6e!"a9a&a! &erta 6e'er%a! &a!&% +a!" te"a& %la ter$a/% 6ela!""ara!. paya- upaya penanganan penderita dengan kebijakan  jaminan tertampungnya semua penderita di rumah sakit, termasuk pengobatan gratis  bagi yang tidak mampu, belum sepenuhnya berhasil karena tidak didukung penegakan  peraturannya. 5leh karena itu, direkomendasikan agar peraturan-peraturan teknis  penanganan penderita demam berdarah, termasuk jaminan tertampungnya dan tertanganinya semua penderita yang  berobat ke rumah sakit, harus ditegakkan dengan pengawasan ketat sehingga rumah-rumah sakit pun aktif mengantisipasi kemungkinan ledakan pasien, dan semua pasien tertangani dengan layak sehingga virus juga tidak semakin menyebar.

(2" Ke"a"ala! a!t%&%6a&% KLB DBD are!a #"der+estimate ris! estimati*" ar#& /%8e"a /e!"a! 6e!"a9a&a! 6ela&a!aa! t#"a& 6e$aat e&eata! +a!" er9e!a!" 'e!"a9a&% #6a+a 6e'era!ta&a! 9aa 6e!+a%t 'e!#lar /% /aera!+a. alam kebijakan  penetapan status wabah dan kejadian luar biasa, perlu diwaspadai kesalahan memperkirakan risiko terlalu kecil (under'estimate risk   perception) apalagi mengingat keterbatasan kemampuan dan sikap mental pejabat

kesehatan di daerah dengan kewenangan otonomi daerah. $ikap mental di sini mengacu pada antisipasi kecenderungan

kesehatan di tingkat pemerintah pusat dan daerah untuk memantau sedini mungkin dan setransparan mungkin kemungkinan berjangkitnya wabah demam berdarah.

Agar kewaspadaan dini wabah penyakit menular para pejabat kesehatan terkait dapat diandalkan, bagi mereka perlu ada program pengembangan kapasitas (capacity %uilding) di  bidang persepsi dan penilaian risiko (risk perception , risk assessment) wabah penyakit.

(3" Ke"a"ala! are!a #ra!"!+a e&%a"aa! /a! e6e/#l%a! aa! &%t#a&% "e!t%!" (se"se *, -risis) tera/a6 KLB DBD ar#& /%ata&% /e!"a! 'e!%!"ata! e6e/#l%a! 6e'er%!ta /a! 'a&+araat tera/a6 a&#& er$a!"%t!+a DBD 9ala#6#! el#' 'a&# ate"r% KLB DBD.

(21)

5leh karena itu, untuk kesiagaan masyarakat dan kepedulian pada penderita khususnya dan  juga masyarakat umumnya, salah satu kebijakan yang telah dilaksanakan yaitu penanganan kasus ! di suatu wilayah secara kasus *7! walaupun belum terhitung status *7!, perlu didukung. (itjen P/M:P7 /003". 5leh karena itu direkomendasikan agar sistem peringatan dini wabah dan kejadian luar   biasa seharusnya dilaksanakan dengan pengawasan pelaksanaan tugas dan

wewenang pejabat

SIMPULAN DAN SARAN

!erdasarkan hasil dari kegiatan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut '

a" #ogging merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memutuskan rantai  penularan penyakit Malaria dan demam berdarah.

 b" Basil yang optimum dapat dicapai jika fogging dilaksanakan bersama-sama dengan P$% dan M!$.

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah bagi masyarakat,  $urvei jentik dan  perhitungan kepadatan jentik,  jumlah dan jenis tempat perindukan nyamuk $urvei entomologi perilaku menggigit nyamuk Anopheles, cule dan aedes dengan penangkapan nyamuk semalam suntuk. ji dosis obat fogging, Pembagian !actived Most !lood $urvey(M!$", 4ndoor esidual $praying (4$", Pemantauan *elambu Bendaknya masyarakat terlibat aktif dan peduli dapat melaksanakan berbagai jenis kegiatan secara gotong royong di lingkungannya dan membudayakan  M (menguras, menutup dan mengubur" untuk memutuskan rantai penularan penyakit MA7A4A dan demam berdarah sehingga tidak menjadi wabah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini tidak lupa disampaikan ucapan terima kasih kepada '

a. 4M8# yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, *epala inas *esehatan *abupaten, *epala Puskesmas, 8amat, 7urah yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk dapat berperan dalam mengatasi  penularan emam !erdarah dan Malaria di masyarakat.

 b. $eluruh Pemerintah *elurahan yang telah berkenan memberikan ijin untuk   pelaksanaan kegiatan ini.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Tahap 5 Rapat prodi untuk menentukan dosen calon pembimbing PKL dan menentukan jadwal pengantaran mahasiswa PKL.

[r]

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bahwa baik pe- tugas halte Transjakarta Busway baik pria maupun wanita memiliki rerata ko- mitmen organisasi, rerata

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kepadatan populasi dan distribusi ukuran cangkang kerang lokan ( Rectidens sp.) di perairan Tanjung Mutiara

Setelah dilakukan proses jartest didapatkan bahwa dosis optimum untuk penyisihan COD dengan menggunakan koagulan kitosan keong sawah adalah pada dosis 250 mg/L dengan

Pemberian parit pada areal tidak meningkatkan berat biji per hektar dibandingkan tanpa parit namun pemberian bahan organik di dalam parit meningkatkan berat biji per

Dengan tujuan menghasilkan potensi gas Landfill yang dihasilkan dari penguraian limbah organik Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang Kabupaten Bekasi sebagai