• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Isu Makro Ekonomi 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Isu Isu Makro Ekonomi 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISU-ISU MAKRO EKONOMI ISU-ISU MAKRO EKONOMI y

y Pertumbuhan pendapatan dan factor yang mempengaruhinyaPertumbuhan pendapatan dan factor yang mempengaruhinya

A.

A. PertumbuhanPertumbuhan pendapatan pendapatan ekonomiekonomi

Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) adalah nilai barang dan Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) adalah nilai barang dan   jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi negara tertentu dalam arti   jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi negara tertentu dalam arti geografis (konsep kewilayahan) selama 1 tahun (kuliah MEP UGM Angkatan III). geografis (konsep kewilayahan) selama 1 tahun (kuliah MEP UGM Angkatan III). Konsep Pendapatan Nasional (PN) Konsep Pendapatan Nasional (PN) Ada dua pengertian PN, yaitu : dalam arti sempit dan arti luas. Ada dua pengertian PN, yaitu : dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, PN adalah PN, tetapi dalam arti luas, PN dapat merujuk ke PDB Dalam arti sempit, PN adalah PN, tetapi dalam arti luas, PN dapat merujuk ke PDB (Produk Domestik Bruto) atau PNB (Produk Nasional Bruto), atau PNN (Produk  (Produk Domestik Bruto) atau PNB (Produk Nasional Bruto), atau PNN (Produk    Nasional Netto). Persamaan sederhana dalam perhitungan pendapatan nasional :   Nasional Netto). Persamaan sederhana dalam perhitungan pendapatan nasional : PNB = PDB + F PNN = PNB ± D PN = PNN ± Ttl PNB = PDB + F PNN = PNB ± D PN = PNN ± Ttl

Dimana :

Dimana :

F = pendapatan netto atas faktor luar negeri atau pendapatan yang diterima dari F = pendapatan netto atas faktor luar negeri atau pendapatan yang diterima dari   pendapatan yang dibayarkan ke luar negeri atas faktor produksi. Misal, gaji TKI   pendapatan yang dibayarkan ke luar negeri atas faktor produksi. Misal, gaji TKI yang bekerja di luar negeri dan dividen dari investasi asing atau gaji konsultan asing yang bekerja di luar negeri dan dividen dari investasi asing atau gaji konsultan asing

di Indonesia.

di Indonesia.

D = depresiasi atau penyusutan D = depresiasi atau penyusutan Ttl = pajak tidak langsung netto (selisih antara pajak tak langsung dan subsidi). Ttl = pajak tidak langsung netto (selisih antara pajak tak langsung dan subsidi). Sehingga, PDB = PN + Ttl + D ± F Atau, PN = PDB + F ± D ± Ttl

Sehingga, PDB = PN + Ttl + D ± F Atau, PN = PDB + F ± D ± Ttl

  B.Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, yaitu :

  B.Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, yaitu :Faktor Faktor  Internal, yaitu : Faktor internal ekonomi : kondisi fundamental ekonomi seperti perkembangan Internal, yaitu : Faktor internal ekonomi : kondisi fundamental ekonomi seperti perkembangan inflasi, jumlah cadangan devisa, kondisi sektor perbankan, realisasi RAPBN, kebijakan ekonomi inflasi, jumlah cadangan devisa, kondisi sektor perbankan, realisasi RAPBN, kebijakan ekonomi   pemerintah di bidang fiskal dan moneter serta perkembangan ekspor nasional. Faktor internal   pemerintah di bidang fiskal dan moneter serta perkembangan ekspor nasional. Faktor internal nonekonomi : kondisi politik dan sosial, keamanan, dan hukum (berkaitan dengan kepastian hukum nonekonomi : kondisi politik dan sosial, keamanan, dan hukum (berkaitan dengan kepastian hukum di bidang kegiatan bisnis dan pelaksanaan otonomi daerah)

di bidang kegiatan bisnis dan pelaksanaan otonomi daerah)

Faktor eksternal, yaitu : Prospek perekonomian dan perdagangandunia, Faktor eksternal, yaitu : Prospek perekonomian dan perdagangandunia, Kondisi politik global dan Pertumbuhan Eko

Kondisi politik global dan Pertumbuhan Eko nomi global.nomi global.

 Permasalahan Kebijaksanaan MakroPermasalahan Kebijaksanaan Makro

a)

a) Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi; Masalah ini berkaitanMasalah jangka pendek atau masalah stabilisasi; Masalah ini berkaitan dengan bagaimana ³menyetir´ perekonomian nasional dari bulan ke bulan, dengan bagaimana ³menyetir´ perekonomian nasional dari bulan ke bulan, dari triwulan ke triwulan atau dari tahun ke tahun, agar terhindar dari tiga dari triwulan ke triwulan atau dari tahun ke tahun, agar terhindar dari tiga  penyakit:

 penyakit:

 ±

(2)

 ± Penganggguran

 ± Ketimpangan dalam neraca pembayaran

 b) Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana ³menyetir´ perekonomian agar ada keserasian antara  pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Tujuannya agar terhindar dari 3 penyakit di atas hanya saja waktunya panjang ( 5 tahun, 10 tahin bahkan 50 tahun)

Yang akan kita bahas disini adalah masalah pertama; yakni stabilisasi, masalah kedua akan dibahas selanjutnya (jika waktu memungkinkan)

 Defisit neraca perdagangan

KETIDAK SEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN/

 Kegiatan ekspor impor merupakan bagian penting dari kegiatan perekonomian suatu negara

 Disamping itu terjadinya aliran keluar dan masuk d ana/investasi

 Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi, karena permintaan  barang LN > DN

 Turunnya permintaan DN menyebabkan terjadinya pengangguran  Disamping itu modal dari dalam negeri akan mengalir keluar   Hal ini menyebabkan nilai mata uang domestik turun

NERACA PEMBAYARAN

Suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara lain dalam satu tahun tertentu

 KETIDAK SEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

Pembayaran-pembayaran yang dilakukan meliputi :

1. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa

2. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman model keluar negeri 3. Alian keluar dan masuk modal jangka pendek (seperti mendepositokan uang di luar negeri)

(3)

 Neraca Perdagangan, menunjukkan perimbangan di anatara ekspor dan impor 

 Neraca Keseluruhan, menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri.

Defisit Neraca Pembayaran

 berarti pembayaran luar negeri melebihi penerimaan dar i luar negeri

== Pengangguran ==

Pengangguran terjadi disebabkan karena adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan.<ref> Manusia dan Prilaku Ekonomi, penulis : Endro Sariono ; Slamet Subekti; Burhanuddin A. Usman; M. Jaharuddin; dan M. Alwi, penerbit : exact Ganeca</ref> Pengangguran bisa juga terjadi meskipun jumlah kesempatan kerja tinggi akan tetapi terbatasnya informasi, perbedaan dasar keahlian yang tersedia dari yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur. <ref> Manusia dan Prilaku Ekonomi, penulis : Endro Sariono ; Slamet Subekti; Burhanuddin A. Usman; M. Jaharuddin; dan M. Alwi, penerbit : exact Ganeca</ref> Pengangguran selalu saja ada dalam suatu perekonomian, maka sebenarnya   pengangguran itu bukanlah masalah berat dan membahayakan, karena sesuatu yang selalu ada dan bahka harus selalu ada termasuk hal yang sangat menguntungkan bila bisa dikelola dengan baik dalam kondisi yang juga baik.{{fact}}

Suatu keadaaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan  pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya

 Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong  sebagai penganggur 

 Contoh: Ibu rumah tangga, tidak bekerja karena mengurus rumah tangga

 Anak orang kaya, tidak mau bekerja karena gaji rendah

SEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN

 Kekurangan pengeluaran agregat, karena permintaan berkurang  Ingin mencari kerja lain yang lebih baik 

 Perusahaan mengganti tenaga kerja dengan mesin

 Ketidak sesuaian antara ketrampilan tenaga kerja dengan yang diperlukan di industri

Pengangguran

Dalam perekonomian Republik Indonesia dikenal 4 skema sector (Irsan Ashary Saleh Ph.D), yaitu:

(4)

1. Sektor Riel, Y = C + I + G + Exp ± Imp

Y=GNP=Pendapatan Nasional, C=Konsumsi Rumah Tangga, I=Investasi Swasta, BUMN,

Koperasi, G=APBN, Luar Negeri (Ekspor-Impor)

2. Sektor Monter, Y = M0 + mR/k+l k=koefisien transaksi,e=koefisien precautionary,m=koefisien spekulasi, Mo=Ms=DC0 (Domestic Credit)+Fx0(forex reserves). DC0 adalah jumlah kredit dalam basis rupiah = M1(Kartal+giral);

M2= M1+SD and/or TD; M3=M2+Quasy Money ( marketable securities 3. Sektor sumber daya dan Iptek 

4. Sektor Keuangan International

Kurva sektor riel (IS) berpotongan dengan Kurva sektor moneter (LM) menghasilkan GNP (Y) actual. Namun belum menghasilkan Y full (Y ideal). Y ideal akan di hasilkan oleh sektor sumber  daya dan terobosan teknologi.

Y ideal dikurangi dengan Y actual adalah GNP gap atau unemployment.

Pengangguran yang dibahas disini adalah pengangguran structural, terjadi akibat perubahan struktur  kegiatan ekonomi dari agraris ke industri mendorong terjadinya perubahan permintaan jenis dan sifat tenaga kerja serta perubahan teknologi yang digunakan (Kuliah MEP UGM Angkatan III Jakarta).

Akibat buruk pengangguran bagi perekonomian adalah: GNP tidak maksimal, pendapatan pajak   pemerintah berkurang dan pertumbuhan ekonomi terganggu. Bagi Individu akibat buruknya adalah

tidak memperoleh pendapatan, kehilangan keterampilan dan ketidakstabilan sosial-ekonomi. (Kuliah MEP UGM Angkatan III Jakarta).

Demand Sumber Daya Tenaga Kerja naik karena globalisasi pasar internasional dan Industrialisasi. Supply Sumber Daya Tenaga Kerja naik karena kenaikan jumlah penduduk, penemuan tambang dan peningkatan etos kerja.

(5)

1. Demografi, kenaikan immigrant/urbanisasi, penurunan tingkat kematian, kenaikan tingkat

ekspektasi hidup.

2. Sociology, meningkatnya etos kerja, partisipasi angkatan kerja wanita. 3. Legal dan institusional, batasan usia kerja, rentang usia kerja, rangkap jabatan, dimana mengurangi kesempatan kerja.

Untuk mengatasi pengangguran maka Y Ideal perlu diturunkan mendekati Y Actual. Salah satu cara adalah dengan mengurangi program gelar sehingga akan mengurangi supply tenaga kerja. Sebagai Ilustrasi, Mao Che Tung mengatur tenaga kerja di PR C (People Republic of China) dengan

menjaga tenaga kerja jangan terlalu pintar agar ekonomi tidak kolaps. PR C menurunkan Y ideal

untuk menambah kesempatan kerja.

Pengangguran diatasi dengan pengaturan di Sektor Riel dan Moneter serta menurunkan Y Ideal. Bila MBA fresh graduate masuk ke pasar tenaga kerja, maka akan terjadi Y ideal yang melebar. Akan lebih baik sudah kerja sekolah MBA kemudian kembali kepada pekerjaan atau MBA fresh graduate lakukan terobosan teknologi, buka usaha sendiri maka Y actual akan meningkat mendekati Y Ideal. Di level mikro kenaikan tenaga kerja berpendidikan akan mengurangi pengangguran.  Namun di level makro kenaikan tenaga kerja berpendidikan akan menjauhkan Y ideal dari Y actual sehingga secara makro akan lebih baik memperbanyak program keterampilan daripada program gelar.

 Menjelang akhir masa Orde Baru tahun 1998 pengangguran mencapai angka 5.5% dari total angkatan kerja produktif, kemudian setelah itu meningkat dan mencapai puncaknya pada masa Pemerintahan SBY-JK pada tahun 2006 sebesar 10,28% dari Angkatan Kerja dan menurun kembali di tahun 2008 menjadi 8,46%. Pada tahun 2008 terjadi pertumbuhan yang tinggi di Lapangan Usaha tersier yakni Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 16,7% serta Lapangan Usaha Listrik, Gas, & Air Bersih sebesar 10,9%. Ada kemungkinan penurunan   pengangguran terjadi karena banyak Angkatan Kerja terserap di Lapangan Tersier dan

kegiatan Partai Politik menjelang PEMILU (lapangan informal).MASALAH INFLASI

 INFLASI

(6)

 Tingkat inflasi rendah antara 2 ± 3 persen  Tinghkat inflasi moderat antara 4 ± 10 persen

FAKTOR PENYEBAB INFLASI

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan2 untuk menghasilkan  barang dan jasa. Permintaan > Penawaran

2. Pekerja-pekerja di berbasgai kegiatan ekonomi menuntut kenakan upah, akibatnya biaya  produksi meningkat

3. Kenaikan harga barang2 impor 

4. Penambahan penawaran uang > penawaran barang 5. Kekacauan politik dan ekonomi

Kemiskinan

Permasalahan Pokok Masalah kesenjangan distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan merupakan salah satu masalah di banyak negara berkembang (LDC¶s). Kebijakan pembangunan

ekonomi di Era Orde Baru yang hanya mengejar pertumbuhan tanpa memperhatikan pemerataan hasil-hasil pembangunan telah membawa dampak jumlah kemiskinan yang masih relatif besar  hingga saat ini. Trickle down effect (efek menetes) atau proses mengalir ke kalangan bawah dalam menikmati hasil-hasil pembangunan selama Orde Baru belum dapat dirasakan secara optimal, walaupun pernah ada pada tahun 1986, 1990, 1997 (Studi BPS dkk tahun 2001).

Akhir Pemerintahan Orde Baru 1998 Indonesia mewarisi pertumbuhan ekonomi minus 13,10% serta kemiskinan sebesar 49,5 juta orang atau 24,23% dari Total Penduduk Indonesia. Pada periode 1996-2007 jumlah penduduk miskin meningkat karena krisis ekonomi. Pada periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin cenderung menurun. Namun pada tahun 2006 terjadi jumlah kenaikan penduduk miskin yang drastic dari 35,10 juta (15,97%) bulan februari 2005 menjadi 39,90  juta (17,75%) pada bulan Maret 2006. Kenaikan tersebut terjadi karena kenaikan harga BBM yang

(7)

 berefek inflasi menjadi 17,95% selama periode Februari 2005 s/d Maret 2006. Pada saat itu banyak   penduduk berpenghasilan disekitar garis kemiskinan bergeser ke miskin.

Pada Maret 2007 63,52% penduduk miskin berada di Pedesaan. Pola distribusi yang tidak berubah, yakni kemiskinan di pedesaan. Periode Maret 2007 ± Maret 2008 penduduk miskin turun sebesar  2,21 juta, dipengaruhi oleh:

1. Inflasi stabil sebesar 8,17% (Maret 2008 terhadap Maret 2007)

2. Harga beras turun -3,01% dari Rp.6.414.,± ke Rp. 6.221,± (Maret 2008 terhadap Maret 2007)

3. 70% Penduduk Miskin di Pedesaan bekerja di sektor pertanian. Pada periode tersebut   pertanian mengalami pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan sektor pertanian diatas sektor 

industry. Rata-rata upah nominal buruh tani na ik dan juga terjadi panen raya.

4. Selama periode Februari 2007 ± Februari 2008 jumlah penganggur berkurang. Tingkat  pengangguran terbuka turun dari 10,55 juta orang (Feb 2007) menjadi 9,43 juta orang (Feb

2008). Jumlah pengangguran turun karena terbukanya sektor informal secara luas sehingga mungkin mengurangi jumlah penduduk miskin.

Persoalan kemiskinan bukan hanya jumlah penduduk miskin namun juga harus diperhatikan tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Dalam laporan BPS Maret 2008 dapat disimpulkan  bahwa tingkat kemiskinan di daerah pedesaan lebih parah daripada daerah perkotaan.

Dilihat dari Koefisien Gini, maka kesenjangan dalam pembagian pendapatan di Indonesia meningkat. Koefisien Gini Tahun 2004 sebesar 0,32, tahun 2005 sebesar 0,35, tahun 2006 sebesar  0,33, tahun 2007 sebesar 0,37 dan tahun 2008 sebesar 0,38. Maka terindikasi bahwa memang ada kesenjangan, kemungkinan antar sektor. Sektor primer yang lebih banyak kegiatan informal dengan sektor sekunder yang sebagian besar tenaga kerja berupa pekerja harian.

Untuk mengatasi kemiskinan Pemerintah membuat jaring pengaman sosial untuk mereka yang sama sekali tidak mampu mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan kesempatan pengembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik  sosial dan terisolasi secara fisik. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah Program Mandiri yang diluncurkan

(8)

oleh Presiden RI tanggal 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, dimana sesungguhnya merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja melalui konsolidasi program-program pemberdayaan masyarakat yang ada diberbagai kementerian/lembaga. Yang menjadi ciri khas dari PNPM Mandiri, program ini melakukan penyaluran pendanaan operasional ke kegiatan secara langsung ke masyarakat tidak  melalui Pemerintah Daerah. Mekanisme melalui rembuk desa dengan Fasilitator PNPM Mandiri mengangkat isu yang dijadikan kegiatan berupa kebutuhan untuk mengurangi beban-beban  pengeluaran, meningkatkan pendapatan dan mendorong peningkatan tabungan masyarakat.

  Namun dalam mengiplementasikan PNPM Mandiri masih perlu adanya sinergi dari masyarakat,  pemerintah daerah dan kelompok peduli (swasta, asosiasi, perguruan tinggi, media, LSM, dll) serta

kemitraan diantara ketiganya. Untuk itu agar semua pihak terlibat dalam program tersebut maka sosialiasi ke masyarakat luas perlu dilakukan secara intensif. BIC dalam PNPM Mandiri

mengambil peran sebagai fasilitator kebutuhan teknologi yang diperlukan dalam memperlancar  implementasi dan kegiatan masyarakat ini.

Ada dua pengertian kemiskinan, yaitu :

1. Kemiskinan Relatif, yaitu kemiskinan yang mengacu kepada garis kemiskinan. Menurut Kemiskinan ini, ukuran kemiskinan adalah kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Salah satu alat ukur yang popular digunakan untuk mengukur kesenjangan dalam pembagian   pendapatan adalah koefisien atau ratio Gini. Nilai koefisien berada antara 0 s/d 1. Angka Satu menyatakan ketidakmerataan sempurna dalam pembagian pendapatan, artinya satu orang (satu kelompok pendapatan) di suatu Negara menikmati semua pendapatan Negara tersebut. Angka 0 menyatakan kemerataan sempurna atau semua orang mendapat porsi yang sama dalam pembagian pendapatan.

2. Kemiskinan Absolut, yaitu kemiskinan yang paling bawah, di mana kebutuhan-kebutuhan minimum tidak dapat terpenuhi. Kebutuhan minimum dalam bentuk kebutuhan kalori (makanan) ditambah nonmakanan yang sangat diperlukan untuk bertahan hidup.Kemiskinan absolut juga disebut dengan ke miskinan ekstrem.

(9)

TUJUAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI :

1. Menstabilkan kegiatan ekonomia

2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi

3. Menghindai masalah inflasi

4. Mencipatakan pertumbuhan ekonomi yang teguh

5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kus valuta asing MENSTABILKAN KEGIATAN EKONOMI

 Tingkat penggunaan tenaga kerja tinggi

 Tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti

 Terdapat keseimbangan antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari / ke luar negeri

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI KEBIJAKAN FISKAL

meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian

KEBIJAKAN MONETER 

meliputi langkah-langkah pemerintah - yang dilaksanakan oleh Bank Sentral ±  untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat

KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN

  bertujuan untuk mempertinggi effisiensi kegiatan perusahaan2 sehingga dapat menawarkan barang2nya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. 

Kebijakan Segi Penawaran menekankan kepada :

1. Meningkatkan kegairahan tenaga kerja untk bekerja

2. Meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi effisiensi kegiatan produksinya 3. Mengembangkan infrastruktur 

(10)

4. Mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta Untuk itu maka:

1. Pajak pendapatan rumah tangga dikurangi

2. Pemerintah memberikan insentif (pengurangan pajak) kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi canggih

Referensi

Dokumen terkait

Konsep dasar pengendalian memandang bahwa sistem pengendalian intern bukan suatu kejadian atau keadaan yang terjadi sesaat dan mandiri, akan tetapi merupakan

Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah langkah- langkah atau rencana yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan

promosi Desain Komunikasi Visual adalah media yang sesuai sebagai perangkat. promosi dimana media ini berperan merancang dan mewujudkan ide

Tujuan perusahaan adalah untuk memproduksi kualitas tinggi. Nilai yang tinggi perlu ditambahkan pada produk berkualitas untuk memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, kita harus

Dalam beberapa pemikiran yang terkandung dalam gagasan Adam Smith telah diungkapkan bahwa imbalan jasa untuk penggunaan tanah tidak dianggap sebagai faktor yang menentukan harga,

PENGARUH SELF REGULATED LEARNING TERHAD AP D ISIPLIN SISWA D ALAM PEMBELAJARAN PEND ID IKAN JASMANI D I SMA ALFACENTAURI BAND UNG. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsumsi zat gizi dan daya terima pasien rawat inap penyakit kardiovaskular terhadap makanan yang disajikan RSUP H..

Dari Grafik BPC II diketahui bahwa residual klorin yang paling baik adalah pada konsentrasi kaporit 1134,75 mg/L, sehingga penambahan kaporit dalam bentuk kristal