• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Koloid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Koloid"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN II PERCOBAAN II

Judul

Judul : : Pembuatan Pembuatan KoloidKoloid Tujuan

Tujuan : : Membuat Membuat koloid koloid dengan dengan cara cara kondensasi kondensasi dan dan dispersidispersi langsung

langsung Hari/Tanggal

Hari/Tanggal : : Jumat Jumat / / 16 16 Oktober Oktober 20092009 Tempat

Tempat : : Laboratorium Laboratorium Kimia Kimia FKIP FKIP UNLAM UNLAM BanjarmasinBanjarmasin

I.

I. DDASAR TEORIASAR TEORI S

Sistem koloid dapat dibuat dengan dua metode, yaitu dengan metodeistem koloid dapat dibuat dengan dua metode, yaitu dengan metode mengelompokkan (agregasi) partikel larutan sejati dan atau menghaluskan bahan mengelompokkan (agregasi) partikel larutan sejati dan atau menghaluskan bahan kasar kemudian mendispersikan ke dalam medium pendispersi. Metode pertama kasar kemudian mendispersikan ke dalam medium pendispersi. Metode pertama disebut kondensasi dan yang kedua

disebut kondensasi dan yang kedua disebut dispersi.disebut dispersi.

1

1.. MetodeMetodek k ondensasiondensasi

Pembuatan sistem koloid dengan metode kondensasi merupakan suatu Pembuatan sistem koloid dengan metode kondensasi merupakan suatu metode pembuatan sistem koloid dengan menggumpalkan partikel larutan sejati metode pembuatan sistem koloid dengan menggumpalkan partikel larutan sejati (atom, ion atau molekul) menjadi partikel berukuran koloid. Metode kondensasi (atom, ion atau molekul) menjadi partikel berukuran koloid. Metode kondensasi dapat berupa penggantian pelarut, reaksi dekomposisi rangkap, reaksi redoks atau dapat berupa penggantian pelarut, reaksi dekomposisi rangkap, reaksi redoks atau reaksi hidrolisis.

reaksi hidrolisis.

a.

a. Penggantian pelarutPenggantian pelarut

Belerang mudah larut dalam alkohol (misal etanol) tetapi sukar larut dalam Belerang mudah larut dalam alkohol (misal etanol) tetapi sukar larut dalam air. Jadi, untuk membuat sol belerang dalam medium pendispersi air, belerang air. Jadi, untuk membuat sol belerang dalam medium pendispersi air, belerang dilarutkan ke dalam etanol sampai jenuh.

dilarutkan ke dalam etanol sampai jenuh. SSetelah itu, larutan belerang dalam etanoletelah itu, larutan belerang dalam etanol dimasukkan ke dalam air sedikit demi sedikit. Partikel belerang akan menggumpal dimasukkan ke dalam air sedikit demi sedikit. Partikel belerang akan menggumpal menjadi koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air. Kemudian etanol menjadi koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air. Kemudian etanol dapat dipisahkan dengan d

(2)

 b. Reaksi dekomposisi rangkap

Untuk membuat sol AgCl dapat dilakukan dengan cara mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.

AgNO3(aq) + HCl(aq)  AgCl(koloid) + HNO3(aq)

Sedangkan untuk membuat sol As2S3 dapat dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.

As2O3(aq) + H2S(g)  As2S3(koloid) + H2O(l)

c. Reaksi redoks

Untuk membuat sol emas, dapat dilakukan dengan mereduksi garamnya dengan menggunakan reduktor formaldehida.

Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.

2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + H2O(l)  2Au(koloid) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)

d. Reaksi hidrolisis

Reaksi hidrolisis digunakan untuk membuat koloid pada logam besi (Fe), aluminium (Al), dan krom (Cr). Hal itu dikarenakan basa logam tersebut bersifat koloid. Pada pembuatan sol Fe(OH)3, larutan FeCl3 ditambahkan pada air panas. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut.

(3)

2. Metode dispersi

Metode dispersi merupakan cara pembuatan koloid dengan menghaluskan  partikel suspensi menjadi partikel koloid. Yang termasuk metode dispersi adalah  pembuatan koloid dengan cara mekanik, peptisasi, dan busur Bredig.

a) Cara Meani

Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.

Contoh:

Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air. b) CaraPeptisasi

 Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan  peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.

Contoh:

Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

c) CaraBusurBredig

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom-atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.

(4)

II. ALAT DAN BAHAN Alat 1. Gelas kimia 150 mL 2. Pembakaran spritus 3. Pipet tetes 4. S patula

5. Lumpang dan mortar porselin 6. Kaki tiga dan kasa

Bahan 1. Akuades

2. Larutan FeCl3 jenuh 3. Larutan HCl 2 M

4. Larutan Na2S2O3 0,05 M 5. Gula Pasir 

6. Serbuk belerang

III. PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan koloid dengan kondensasi

1. Memanaskan 100 mL akuades dalam gelas kimia, setelah mendidih menetesi dengan 10 tetes larutan FeCl3 jenuh sambil mengaduk. Menghentikan apabila larutan mulai berubah menjadi cokelat, mengamati sifatnya!

2. Mereaksikan 25 mL larutan HCl 2 M dengan 25 mL larutan Na2S2O3 0,05 M kemudian mengaduknya. Mengamati perubahan yang terjadi!

(5)

B. Pembuatan koloid dengan dispersi langsung

1. Menggerus campuran 1 sendok gula pasir dan 1 sendok belerang pada lumpang porselen hingga lembut.

2. Menyisihkan setengah gerusan belerang dan gula tersebut, kemudian menambahkan 1 sendok gula. Menggerus kembali campuran hingga lembut.

3. Menyisihkan kembali setengahnya. Menambahkan sisanya dengan 1 sendok gula dan menggerus hingga lembut.

4. Mengulangi sekali lagi langkah diatas.

5. Melarutkan seujung sendok spatula hasil gerusan akhir. Mengamati yang terjadi!

6. Mengambil serbuk belerang yang belum digerus dengan gula, kemudian memasukkan ke dalam 100 mL akuades. Membandingkan hasilnya dengan pada langkah 5.

IV. DATA PENGAMATAN

1. Pembuatan Koloid dengan Kondensasi

  No Variabel yang diamati Hasil pengamatan

1

2

3

4

5

100 mL air mendidih + 10 tetes larutan FeCl3 jenuh

Mengaduk larutan

Mengamati sifatnya

25 mL larutan HCl 2 M + 25 mL larutan Na2S2O3 0,05 M

Mengaduk larutan

Larutan menjadi agak  kecokelatan

Larutan semakin berwarna cokelat

Larutan terlihat homogen, tidak terdapat endapan walaupun sudah didiamkan dalam waktu yang lama.

Larutan bening

(6)

6 Mengamati sifatnya

keruh

Lama kelamaan berubah menjadi keputihan seperti susu

Larutan terlihat homogen, tidak terdapat endapan walaupun sudah didiamkan dalam waktu yang lama

2. Pembuatan Koloid dengan Dispersi Langsung

  No Variabel yang diamati Hasil pengamatan

1

2

3

4

5

Menggerus campuran 1 sendok gula   pasir dan 1 sendok belerang pada

lumpang porselen

Gerusan campuran 1 sendok gula   pasir dan 1 sendok belerang + 100

mL akuades

Mengaduk larutan

Serbuk belerang + 100 mL akuades

Mengaduk campuran

Campuran halus dan  berwarna kuning pudar 

Larutan mulai berwarna kuning pudar namun gerusan masih belum melarut

Gerusan mulai melarut tetapi masih ada terdapat sedikit gerusan yang belum melarut

Serbuk belerang tidak 

melarut, dan serbuk belerang mengapung di atas  permukaan akuades

Tetap tidak bisa melarut, serbuk belerang masih mengapung di atas  permukaan akuades.

(7)

V. ANALISIS DATA

Percobaan ini diawali dengan meneteskan 10 tetes FeCl3 jenuh ke dalam 100 mL akuades yang sudah mendidih, kemudian mengaduknya. Pada data pengamatan terlihat bahwa pada saat penetesan 10 tetes FeCl3 jenuh larutan mulai berwarna agak  kecoklatan kemudian diaduk agar larutan benar-benar menyatu atau lebih tepatnya agar FeCl3 terdispersi ke dalam akuades sehingga membentuk koloid. Pada   pengadukan tersebut ternyata larutan semakin berwarna cokelat. Hal ini

menunjukkan bahwa larutan sudah bercampur homogen. Kemudian didiamkan dan dapat dilihat bahwa larutan tidak mengendap walaupun sudah didiamkan lama, hal ini berarti larutan tersebut merupakan koloid. Seperti yang kita tahu bahwa larutan koloid biasanya stabil (tidak memisah). Persamaan reaksi yang t erjadi adalah:

FeCl3(aq) + H2O(l)  Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

Perlakuan yang kedua yaitu mereaksikan 25 mL larutan HCl 2 M dengan 25 mL larutan Na2S2O3 0,05 M. Pada awalnya larutan ini bening seolah-olah tidak  terjadi reaksi apapun, namun setelah diaduk larutan berubah menjadi keruh dan lama kelamaan menjadi keputihan seperti susu, setelah diamati ternyata larutan membentuk koloid dengan ditandainya larutan terlihat homogen dan tidak  membentuk endapan walaupun sudah didiamkan dalam waktu yang lama. Persamaan reaksi yang terjadi adalah:

.2HCl(aq) + Na2S2O3(aq)  2 NaCl(aq) +SO2(g) + S(koloid) + H2O(l)

Perlakuan yang ketiga yaitu mencampurkan gerusan serbuk belerang dan gula   pasir dengan 100 mL akuades. Pada perlakuan ini terlihat gerusan melarut namun

tidak seluruhnya. Ketika diaduk gerusan yang belum melarut mulai melarut namun tetap ada sedikit gerusan yang tidak melarut. Hal ini disebabkan karena gerusan   belum benar-benar halus, sehingga tidak bisa didispersikan seluruhnya ke dalam

akuades. Namun gerusan yang melarut tadi setelah diperhatikan baik-baik tidak  membentuk endapan.Sama seperti di atas bahwa hal ini menunjukkan bahwa larutan membentuk koloid.

(8)

Perlakuan yang terakhir yaitu melarutkan serbuk belerang yang tidak digerus dengan 100 mL akuades. Pada percobaan terlihat serbuk belerang tidak melarut dan serbuk belerang terdapat di atas permukaan akuades, dan ketika di aduk pun serbuk  tetap tidak bisa melarut. Hal ini disebabkan serbuk belerang terlalu besar untuk bisa didispersikan ke dalam akuades sehingga tidak bisa membentuk koloid.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah:

1. Sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan cara kondensasi melalui reaksi hidrolisis yaitu dengan mereaksikan FeCl3 dengan air.

2. Sol belerang dapat dibuat dengan cara dispersi melalui cara mekanik/penghalusan.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Fajar Partana, Crys dan Antuni Wiyarsi. 2009. K imia Mari Bel ajar untuk SMA- MA K el as XI I  P  A. Jakarta: Depdiknas.

Sudiono,Sri dkk. 2006. K  IMIA untuk  K el as XI Jil id 2B SMA. Klaten: Pariwara Utami, Budi dkk. 2009.  K   IMIA untuk SMA dan MA K el as XI. Jakarta:

(9)

LAMPIRAN Pertanyaan

1. Apakah tujuan pengadukan setelah penambahan FeCl3? Jelaskan. 2. Apa perbedaan dari metode kondensasi dengan dispersi pada proses

 pembuatan sistem koloid? Jelaskan.

3. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

Jawab:

1. Pengadukan bertujuan agar FeCl3 melarut dengan sempurna atau terdispersi ke dalam air sehingga membentuk koloid. Tanpa pengadukan larutan tidak  menjadi koloid karena zat terlarut tidak terdispersi ke dalam pelarut.

2. Perbedaanya adalah pada metode kondensasi menggunakan larutan sejati yang digumpalkan menjadi partikel berukuran koloid

3. Kesimpulan percobaan:

a) Sol Fe(OH)3 dapat dibuat dengan cara kondensasi melalui reaksi hidrolisis yaitu dengan mereaksikan FeCl3 dengan air.

 b) Sol belerang dapat dibuat dengan cara dispersi melalui cara mekanik/penghalusan.

FLOWCHART

A. Pembuatan koloid dengan kondensasi

100 mL akuades mendidih + 10 tetes larutan FeCl3 jenuh

Larutan

Mengaduk sampai larutan mulai  berubah menjadi cokelat

(10)

B. Pembuatan koloid dengan dispersi langsung

*: Mengulangi langkah hingga 2 kali

25 mL larutan HCl 2 M + 25 mL larutan Na2S2O3 0,05 M

Campuran

Mengamati perubahan yang terjadi

1 sendok gula pasir dan 1 sendok  sendok belerang

Campuran

Menggerus hingga lembut

Menyisihkan setengah gerusan

 belerang dan gula tersebut*

Menambahkan 1 sendok gula*

Menggerus kembali campuran

hingga lembut*

Melarutkan seujung sendok  spatula hasil gerusan akhir.

Mengamati yang terjadi

1 sendok sendok belerang + 100 mL akuades

Larutan

Mengamati

Membandingkan hasilnya dengan percobaan sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Praktikan menduga bahwa telah terjadi suatu kesalahan pada pengambilan data atau pada percobaan karena seharusnya seiring dengan kenaikan tekanan maka tahanan

Stressor yang mencetus perilaku kekerasan bagi setiap indi/idu bersifat unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam. @ontoh stressor yang bersal

Dapat diketahui bahwa nilai kandungan glukosa sangat berpengaruh dengan kadar ethanol yang dihasilkan, pada panjang gelombang 390,9 nm nilai kadar etanolnya rendah hal

Taxiway adalah suatu jalur tertentu di dalam lokasi Bandar udara yang menghubungkan antara landas pacu (runway) dengan landas parkir (apron) di daerah bangunan terminal

Untuk pengembangan ILOS CS lebih lanjut, disarankan untuk melengkapi paket aplikasi yang kurang yaitu aplikasi padanan WinExsys pada Linux, memperhitungkan serta

Secara Umum Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant Planning & Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun

Program berscnario, Instruktur, fasilitator, peralatan, tim medis, air mineral, banner, dokumentasi photo+CD.5. Fun

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disim- pulkan bahwa selama periode penelitian ini (2005- 2009), perbankan syariah yang paling efisien adalah Bank Syariah Mandiri dan