LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTROPI PROSTAT HIPERTROPI PROSTAT
II.. PPeennggeerrttiiaann Hi
Hiperpertrtropi opi PrProsostatat t adaadalalah h pepembmbesesararan an dardari i kelkelenjenjar ar prprosostatat t yayangng di
disesebabbabkan kan ololeh eh berbertamtambabahnyhnya a sesel-l-sesel l glglandandulular ar dan dan inintetersrstitititial al yayangng menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan gangguan aliran urine, dan menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan gangguan aliran urine, dan kebanyakan terjadi pada umur lebih dari 50 tahun.
kebanyakan terjadi pada umur lebih dari 50 tahun. Hip
Hipertertropropi i ProProstastatat tat dari dari kelkelenjenjar ar perperiuriuretretral al ini ini kemkemudiudian an menmendesadesak k jaringan prostat yang asli ke penfer dan menjadi ka
jaringan prostat yang asli ke penfer dan menjadi ka sus.sus.
IIII.. EEttiioollooggii
Ada beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat Ada beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat antar lain :
antar lain :
1.eori sel !tem " #saa$s 1%&',1%&( ) 1.eori sel !tem " #saa$s 1%&',1%&( )
*er
*erdasdasarkaarkan n teoteori ri ini ini jarjaringingan an proprostastat t pada pada oraorang ng de+de+asa asa berberada ada padapada kese
keseimbimbangaangan n antantara ara perpertumtumbuhabuhan n sel sel dan dan sel sel yanyang g matmati.i.eadaeadaan an iniini disebut !teady !tate. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat disebut !teady !tate. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproli serasi lebih $epat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral. berproli serasi lebih $epat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral. .eori $ /eal " 1%&( )
.eori $ /eal " 1%&( )
enurut $ /eal pembesaran
enurut $ /eal pembesaran prostat jinak dimulai prostat jinak dimulai dari ona transisi ydari ona transisi yangang letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi erumen letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi erumen tatum di ona periuretral.
tatum di ona periuretral. 2.
2.eeori 3i Hidro estosteron " 3H )ori 3i Hidro estosteron " 3H ) e
estostostesteron ron yanyang g diodiohashasilkilkan an oleoleh h sel sel leyleyding ding jumjumlah lah testestostosterteron on yanyangg dih
dihasiasilkalkan n oleoleh h testestitis s kirkira-ka-kira ira %0 %0 4 4 dardari i selseluruuruh h proproduksduksi i testestostosterteron.on. !ed
!edang ang yayang ng 10 10 4 4 didihahasisilklkan an ololeh eh kelkelenenjar jar adradrenaenal. l. !eb!ebagiagian an besbesar ar testosteron dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk serum.
*endung hormon " !*H ) sekitar 0 4 testosteron berada dalam keadaan bebas dan testosteron bebas inilah yang memegang peranan peranan dalam proses terjadinya pembesaran prostat testosteron bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk 3H heseplar kompleks yang akan mempengaruhi asam /A yang menyebabkan terjadinya sintyesis protein sehingga dapat terjadi profilikasi sel.
III. Manifestasi Klinik
6ejala klinik dapat berupa :
1. 7rekuensi berkemih bertambah . /o$turia
2. esulitan dalam memulai "hesitency) dan mengakhiri berkemih '. iksi terputus "hermittency)
5. 8rine masih tetap menetes setelah selesai berkemih "terminal dribbling ) 9. Pan$aran miksi menjadi lemah " poor stream)
(. asa nyeri pada +aktu berkemih "dysuria) &. asa belum puas setelah miksi
6ejala kilinis tersebut diatas dapat terbagi ' grade yaitu : 1.Pada grade I (congestif)
a. ula-mula pasien berbulan-bulan atau bertahun-tahun susah ken$ing dan mulai mengedan.
b. alau miksi merasa tidak puas.
$. 8rine keluar menetes dan pun$uran lemah. d. /o$turia.
e. reksi lebih lama dari normal dan libido lebih dari normal.
f. Pada ;itos$opy kelihatan hiperemia dan orifreum urether internal lambat laun terjadi arises akhirnya bisa terjadi pendarahan "blooding). 2. Pada Grade 2 (residual)
a. *ila miksi terasa panas b. /o$turi bertambah berat
$. idak dapat buang air ke$il "ken$ing tidak puas) d. *isa terjadi infeksi karena sisa air ken$ing
e. ejadi panas tinggi dan bisa meninggal
f. /yeri pad daerah pinggang dan menjalar keginjal. 3. Pada grade 3 (retensi urine)
a. #s$huria paradorsal b. #n$ontinential paradorsal 4.Pada grade 4
a. andung kemih penuh. b.Penderita merasa kesakitan.
$. Air ken$ing menetes se$ara periodik "oerflo+ in$ontinential).
d. Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen ba+ah untuk meraba ada tumor kerena bendungan hebat.
e. 3engan adanya infeksi penderita bisa meninggal dan panas tinggi sekitar '0-'1 ;.
f. esadaran bisa menurun.
g.!elanjutnya penderita bisa koma
*erdasarkan gambaran klinik hipertrofi prostat dapat dikelompokan dalam empat "') derajat gradiasi sebagai berikut :
3erajat ;olok 3ubur !isa <olume 8rine
# ##
### #<
Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba.
Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat mudah di$apai.
*atas atas prostat tidak dapat diraba
= 50 ml 50 > 100 ml
? 100 ml
IV. Patofisiologi
3engan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan testoteron estrogen, karena produksi testoteron menurun dan terjadi konersi testoteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa diperifer. *ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomik. Pada tahap a+al setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi pada leher esika dan daerah prostat meningkat, dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor
kedalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut tuberkulasi. 7ase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding. Apabila kedaan ini berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi berkontraksi sehingga terjadi retensi urine.
*iasanya ditemukan gejala obstruksi dan iritasi. 6ejala obstruksi terjadi karena detrusor gagal berkontraksi sehingga kontraksi menjadi terputus.6ejala iritasi terjadi karena pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna saat miksi atau pembesaran prostat yang menyebabkan rangsangan pada kandung kemih, esika
sering berkontraksi meskipun belum penuh. Apabila esika menjadi dekompensasi, akan terjadi retensi urine sihingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urine dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. @ika keadaan ini berlanjut pada suatu saat akan terjadi kema$etan total, sehingga penderita tidak mampu lagi miksi.
arena produksi urine terus terjadi maka esika tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan intra esika terus meningkat melebihi tekanan tekanan sfingter dan obstruksi sehingga menimbulkan inkontinensia paradoks. etensi kronik menyebabkan refluk esiko-ureter, hidroueter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Prose kerusakan ginjal diper$epat apabila terjadi infeksi. !isa urine yang
terjasi selama miksi akan menyebabkan terbentuknya batu endapan yang dapat menyebabkan hematuria, sistisis dan pielonefritis.
V. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologik seperti foto polos abdomen dan pielografi intraena. . 8!6 transabdominal atau transrektal "transre$tal ultrasonography), untuk
mengetahui pembesaran prostat, menentukan olume buli-buli, mengukur sisa urine dan keadaan patologi lain "tumor, diertikel, batu).
2. !ystokopi. '. #<P
5. 8rinalisa dan ultur urine.
VI. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat dilakukan berdasarkan derajat berat-ringannya hipertrofi prostat.
1. Deraat I biasanya belum membutuhkan tindakan pembedahan. Pengobatan konseratif yang dapat diberikan adalah penghambat adrenoreseptor alfa seperti alfaosin, praosin, dan teraosin.
. Deraat II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan. *iasanya dianjurkan untuk dilakukan reseksi endoskopik melalui urethra "trans urethra resection).
2. Deraat III pada derajat ini reseksi endoskopik dapat dilakukan se$ara terbuka. Pembedaahan terbuka dapat dilakukan melalui transesikel, retropibik atau perineal.
'. Deraat I! pada derajat ini tindakan pertama adalah membebaskan klien dari retensi urine total, dengan memasang kateter atau sistostomi. !elanjutnya dapat dilakukan pembedahan terbuka. 8ntuk klien dengan keadaan umum lemah dapat diberikan pengobatan konseratif yaitu penghambat adrenoreseptor daan obat antiandrogen.
Pengobatan inasif lainnya ialah pemanasan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan kekelenjar prostat. @uga dapat digunakan $ahaya laser yang disebut transurethral ultrasound guide laser induced prostatecthomy.
VII. As!an Ke"era#atan A. Pengka$ian
1. "ir#ulasi peningkatan tekanan darah "efek pembesaran ginjal) . $liminasi penurunan kekuatan Bdorangan aliran urine
keragu-raguan berkemih a+al.
etidak mampuan mengosongkan kandung kemih /ukturia, 3isuria 3an Hematurioa
#! berulang, ri+ayat batu "stetis urine) onstipasi
assa pada diba+ah abdomen. /yeri tekan kandung kemih Hernia ingiunalis
2. %a#anan dan &airan Anoreksia, mual, muntah, Penurunan berat badan.
'. 'yeri : /yeri supra pubis, nyeri panggul,punggung ba+ah. 5. ecemasan 3emam
9. "e#sualitas :akut in$ontunesia atau menetes selama hubungan seksual
Penurunan kontruksi ejakolansi
Pembesaran, nyeri tekan pada prostat.
%. Diagnosa Ke"era#atan
1. 6angguan eliminasi retensi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan
frekuensi keraguan berkemih, ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, distensi kandung kemih.
. /yeri berhubungan dengan iritasi mukosa , ditandai : keluhan nyeri meringis, gelisah.
2. esiko kekurangan kekurangan olume $airan berhubungan dengan hilangnya $airan tubuh se$ara tidak normal, seperti pendarahan melalui kateter, muntah.
'. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kemungkinan prosedur bedah di tandai: peningkatan tekanan,ketakutan, kekha+atiran. 5. urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakitnya ditandai: klien sering menanyakan tentang keadaan penyakitnya.
&. Inter'ensi(Rasional
o Gangguan eliminasi retensi berhubungan dengan obstru#si me#ani# pembesaran prostat de#onpensasi otot destrusor .
ujuan :
- *erkemih dengan jumlah yang $ukup tak teraba disertai kandung kemih.
- enunjukkan residu pas$a berkemih kurang dari 50 ml dengan tak adanya tetesanBkelebihan aliran.
#nterensi :
1. 3orong klien untuk berkemih tiap sampai ' jam.
Rasional ) meminimalkan retensi urine berlebihan pada kandung kemih.
. Cbserasi aliran urine. Perhatikan ukuran dari kekuatan
Rasional) berguna untuk mengealuasi obstruksi dan piulihan interensi
2. A+asi dan $atat +aktu, jumlah tiap berkemih. Perhatikan penurunan pengeluaran urine dan perubahan berat jenis.
Rasional) retensi urinr meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan bagian atas yang dapat mempengaruhi
ginjal.
'. Anjurkan untuk minum air 2000 mlBhari
Rasional) peningkatan aliran $airan mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal, kandung kemih dari pertumbuhan bakteri.
5. Dakukan kateterisasi dan pera+atan parianal. Rasional) menurunkan resiko infeksi asendens.
9. olaborasi pemberian Cbat anti spasmodik, suoasitoria rektal, antibiotik
Rasional ) menghilangkan spasme kandung kemih, sedangkan antibiotik untuk mela+an infeksi.
o 'yeri berhubungan dengan iritasi mu#osa distensi #andung #emih#oli# ginalinfe#si urinaria.
ujuan :
- elaporkan nyeri hilang B terkontrol - ampak rileks.
- ampu untuk tidurBistirahat dengan tepat #nterensi :
1. aji tingkat nyeri
Rasional) memberi informasi dalam keefektifan interensi. . Plester selang drainase pada paha dan keteter pada abdomen.
Rasional) men$egah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis skrotal.
Rasional) mungkin diperlukan pada a+al retensi akut namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal.
o *esi#o #e#urangan +olume cairan berhubungan dengan drainase #andung #emih yang terlalu distensi secara #roni# .
ujuan :
- empertahankan hidrasi adekauat dibuktikan oleh tanda itat stabil, nadi perifer teraba, pengisian kapiler baik membran mukosa lembab.
#nterensi :
1. A+asi output $airan tiap jam dan $atat pengeluaran urine
Rasional) diuresis $epat dapat mengakibatkan kekurangan olume total $airan karena tidak $ukupnya jumlah natrium diabsorpsi dalam tubulus ginjal.
. Anjurkan infek oral berdasarkan kebutuhan indiidu
Rasional) hemostatis, pengurangan $adangan dan peningkatan resiko dehidrasi hipopolemik
2. A+asi tekanan darah dan nadi obserfasi pengisian kafiler dan membran mukosa oral.
Rasional ) deteksi dini adanya hipopolemik sistem
'. olaborasi pemerian $airan #< "garam faal hipertonik) sesuai kebutuhan.
Rasional ) pemberian $airan #< menggantikan $airan dan natrium yang hilang untuk men$egah B memperbaiki hipopolemik.
o ,nsietas berhubungan dengan perubahan status #esehatan #emung#inan prosedur bedah.
ujuan:
- elaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani - enyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi
#nterensi :
1. *ina hubungan saling per$aya pada pasien atau keluarganya selalu ada di dekat pasien.
Rasional) menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu
. *erikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi $ontoh kateter urine berdarah.
Rasional) membantu pasien maemahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah kesehatan karena ketidaktahuan termasuk ketakutan akan kanker.
2. 3orong pasienBorang terdekat untuk menyatakan masalah.
Rasional) mendefenisikan masalah memberikan kesempatan untuk menja+ab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi peme$ahan masalah.
o urang pengetahuan berhubungan dengan #urangnya informasi tentang proses pengobatan.
ujuan:
- enyatakan pemahaman proses penyakit. - *erpartisipasi dalam proses pengobatan #nterensi :
1. aji ulang proses penyakitb pengalaman pasien.
Rasional) memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi.
. 3orong menyatakan rasa takutBperasaan dan perhatian.
Rasional) membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitasi ital.
DA*TAR PUSTAKA
. 3oenges, oorhouse E 6eissler, 001, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit 6;, @akarta.
2. *runner E !uddarth, 001, Keperawatan Medikal Bedah $disi - !ol. 3, 6;, @akarta.
'. !jamsuhidajat E Fim de @ong, 1%%(, Ilmu Bedah, Penerbit 6;, @akarta.
5. Pri$e E Filson, 1%%5, Pathofisiologi onsep linis Prosesproses Penya#it , Penerbit 6;, @akarta.
9. !taf Pengajar Patologi Anatomi 78#, 1%%2, Patologi , @akarta.
Patofisiologi +an "en,im"angan KDM
HistologikBsifat jaringan *eligna prostat hiperplasia Penyempitan lumen uretrra dorsal
Perubahan endokrin
hormonal Proses penuaan
omplikasi -hernia hemoroid etensi urine 6rade 1 = 50 ml 6rade 50-100 ml 6rade 2 ?100 ml
6rade ' retensi urine total
/dG resiko tinggi infeksi
/dG Ansietas /yeri
ekanan intraaskuler meningkat uskulus destrossor berkontraksi kuat
Hipertropi otot distressor onpensasi otot distressor menurun
Pengeluaran urine tidak sempurnaB 8rine tersisa dalam buli-buli
omplikasi mengedan aterisasi
Penekanan pada ujung distensi kandung kemih !araf perifer
8rine keluar menetes
Perubahan status kesehatan
!tressor bagi klien dan keluarga