• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKjIP Kabupaten Purworejo Tahun 2014 KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKjIP Kabupaten Purworejo Tahun 2014 KATA PENGANTAR"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahNya, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Purworejo Tahun 2014 telah selesai disusun. LKjIP ini disusun sebagai langkah nyata Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam mewujudkan good governance dan mencerminkan adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam berupaya memenuhi tuntutan perubahan tata kelola kepemerintahan menuju ke arah kinerja instansi pemerintah yang semakin transparan dan akuntabel.

LKjIP Kabupaten Purworejo tahun 2014 ini disusun untuk memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja, serta sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban Kepala Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam mengelola pemerintahan di Kabupaten Purworejo sesuai tugas pokok dan fungsinya.

LKjIP Kabupaten Purworejo Tahun 2014 ini memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijkan program dan kegiatan, serta pencapaain sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan Visi Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015 yaitu “Menuju masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera dengan meningkatkan kemandirian serta daya saing, melalui penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, dan kemasyarakatan yang aspiratif bertumpu pada agribisnis, yang didukung birokrasi professional dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta peran serta aktif sektor swasta dan masyarakat pada umumnya”.

Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Purworejo tidak lepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yaikni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan dan partisipasi dalam penyusunan LKjIP Kabupaten Purworejo Tahun 2014.

Purworejo, 25 Maret 2015

BUPATI PURWOREJO

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..………..………....………. i

KATA PENGANTAR ………...……...………. ii

DAFTAR ISI ………...………. iii

DAFTAR GAMBAR ………...………. v

DAFTAR TABEL ………...………. vi

BAB I PENDAHULUAN ………...………....……… 1

1.1 Latar Belakang ...…...………...……….………..…… 1

1.2 Maksud dan Tujuan ...… 1

1.3 Dasar Hukum ………..…...………...…… 2

1.4 Aspek Strategis Purworejo dan Permasalahan Utama yang dihadapi Purworejo ...… 3

1.4.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Purworejo ... 3

1.4.2. Kewenangan, Tugas Pokok dan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Purworejo ... 29

1.4.3. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Purworejo ...…. 32

1.4.4. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Purworejo ... 37

1.4.5. Target Indikator Kerja Makro Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Purworejo ... 46

1.4.6. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Purworejo ... 47

1.4.7. Strategi dan Prioritas Pembangunan Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Purworejo ... 60

1.4.8. Permasalahan Utama yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Purworejo ... 63

1.5 Sistematika Penyusunan LKjIP Kabupaten Purworejo ... 76

BAB II PERENCANAAN KINERJA …………...…… 78

2.1 Definisi Perencanaan Kinerja …...….………...……….…… 78

2.2 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 …...…...………...……….…… 79

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………...……... 87

3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja ...…...…...………...…… 87

3.2 Capaian Indikator Kinerja Makro Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 ……...… 92

3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 ...……..…... 94

3.4 Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 ...……...…… 107

3.4.1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 ... 107

3.4.2. Realisasi Kinerja Tahun 2011-2014 ... 120

3.4.3. Target Kinerja Tahun 2011-2015 dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 ... 135

(3)

3.4.4. Target Kinerja Nasional dan MDG’s Tahun 2015 serta

Realisasi Kinerja Tahun 2014 ... 155 3.4.5. Analisis Faktor Pendukung Keberhasilan/ Kegagalan dan

Solusi yang telah dilakukan ... 174 3.4.6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya ... 240 3.4.7. Analisis program yang menunjang

keberhasilan/kegagalan pencapaian pernyataan kinerja . 242

3.5 Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Purworejo

Tahun 2014 ...……...……… 283

BAB IV PENUTUP ………...….…... 305

4.1 Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Purworejo

Tahun 2014 ... 305

4.2 Faktor Keberhasilan dan Kendala-kendala dalam

Pencapaian Tujuan ...……... 306

4.3 Langkah-langkah untuk Mengatasi Kendala-kendala

dalam Pencapaian Tujuan ... 424

LAMPIRAN

1. Penetapan Kinerja (PK) (Murni dan Perubahan) Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014

2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 3. Target Kinerja RKPD (Murni dan Perubahan) Pemerintah Kabupaten

Purworejo Tahun 2014

4. Ringkasan APBD (Murni dan Perubahan) dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Standar APBD dan Standar Akuntansi Pemerintah Kabupaten Purworejo tahun 2014

5. Mekanisme Revieu atas Laporan Kinerja (LKjIP) dari Inspektorat Kabupaten Purworejo dan Tindak Lanjut Hasil Revieu atas Laporan Kinerja (LKjIP) dari Inspektorat Kabupaten Purworejo

6. Capain Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 dan Daftar Prestasi yang diterima Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2014

7. SK Tim Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Purworejo Tahun 2014

8. Rekapitulasi Capaian Bulanan Kinerja Sasaran Kabupaten Purworejo Tahun 2014

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya beban penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik dari waktu ke waktu bersamaaan dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat sesuai dengan dinamika perubahan yang terus berlangsung dengan sendirinya juga memberi konsekuensi pada peningkatan kebutuhan belanja pemerintah. Dalam kondisi keterbatasan potensi sumberdaya yang dimiliki Daerah seperti Kabupaten Purworejo maka tantangan yang dihadapi menjadi semakin terasa berat.

Sementara itu seiring dengan meningkatnya wawasan dan kesadaran politik masyarakat bersamaan dengan proses globalisasi dan demokratisasi, maka tuntutan akan terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance) semakin mengemuka. Untuk dapat menyesuaikan dengan berbagai perubahan dalam masyarakat dan lingkungan nasional maupun internasional yang begitu cepat, maka menjadi keharusan bagi daerah untuk semakin meningkatkan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan pembangunan agar dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan publik serta tuntutan perubahan dalam masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan agar Pemerintah senantiasa dapat mengakomodasi kebutuhan perubahan dengan mengacu pada prinsip-prinsip good governance. LKjIP Kabupaten Purworejo ini disusun sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan prinsip-prinsip good governance tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Purworejo, dimaksudkan untuk melaporkan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Kabupaten Purworejo dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis Kabupaten Purworejo sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2011-2015 Kabupaten Purworejo.

(5)

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Purworejo adalah :

1) Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai

2) Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk meningkatkan kinerja.

1.3. Dasar Hukum

1. Ketetapan MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi dan Nepotisme;

2. Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolosi dan Nepotisme;

3. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 1998 tentang penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara;

5. Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 18 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2010 Nomor 3);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2011 Nomor 2);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 18 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2012 Nomor 18);

(6)

12. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 tanggal 30 Desember 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2012 Nomor 8 Seri A);

13. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Purworejo Tahun Anggaran 2014 Tanggal 13 Agustus 2014 (Lembaran Daerah Nomor Tahun 2014 Nomor 15 Seri A Nomor 2);

14. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 17 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2013 Nomor 17);

15. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2014 Nomor 22);

16. Instruksi Bupati Purworejo Nomor 188.5/213/2000 tentang Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo;

17. Surat Keputusan Bupati Purworejo Nomor 180.18/52/2015 tentang Pembentukan Tim Penyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2015.

1.4. Aspek Strategis Purworejo dan Permasalahan Utama yang dihadapi Purworejo

1.4.1.Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Purworejo 1.4.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah, yang terletak pada posisi antara 1090 47’ 28” - 1100 8’ 20” Bujur Timur dan 7o 32’ – 7o 54” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,82 km2 yang terdiri dari + 2/5 daerah dataran dan 3/5 daerah pegunungan dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kabupaten Wonosobo dan Magelang Sebelah timur : Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY Sebelah selatan : Samudra Indonesia

(7)

2. Topografi

Kondisi kemiringan lereng atau kelerengan Kabupaten Purworejo dapat dibedakan menjadi empat (4) kategori yaitu: a) Kemiringan 0 – 2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah

Kabupaten Purworejo,

b) Kemiringan 2 – 15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno, Bener, Loano, dan Bagelen,

c) Kemiringan 15 – 40% meliputi bagian utara dan timur wilayah Kabupaten Purworejo,

d) Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing, Loano, Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh.

Posisi ketinggian Kabupaten Purworejo berkisar antara 0 meter sampai dengan 1.064 meter di atas permukaan laut. Kondisi topografi Kabupaten Purworejo secara umum adalah sebagai berikut :

a) Bagian selatan dan barat merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 25 meter di atas permukaan air laut.

b) Bagian utara dan timur merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian antara 25 – 1064 meter di atas permukaan air laut.

3. Klimatologis

Kondisi iklim suatu daerah sangat berpengaruh pada potensi daerah bersangkutan, baik dalam potensi sumber daya alam maupun dalam potensi bencana alam. Kabupaten Purworejo beriklim tropis dengan dua musim dalam setahunnya yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Rata-rata suhu udara di Purworejo antara 19–28oC dengan curah hujan rata-rata per tahun berkisar

antara 620 mm/tahun hingga 3.720 mm/tahun. Berdasarkan perbandingan bulan basah dan bulan kering setiap tahun maka curah hujan di Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori tinggi. Curah hujan yang tinggi tersebut secara langsung dapat mengakibatkan penjenuhan pada tanah permukaan sehingga mempengaruhi drainase permukaan tanah. Hujan dengan intensitas tinggi merupakan salah satu pemicu (trigger factor) terjadinya bencana yaitu banjir dan longsor lahan di Kabupaten Purworejo.

(8)

4. Geologi

Kondisi geologi di Kabupaten Purworejo dapat dirinci menjadi bahasan mengenai lithologi/batuan, stratigrafi dan struktur geologi. Ketiga aspek geologi tersebut penting kaitannya dengan beberapa fenomena alam khususnya kebencanaan seperti longsor, banjir maupun kekeringan. Proporsi litologi batuan Kabupaten Purworejo berupa batuan sedimen dan perselingan batuan gunung api sebesar 60,1% terdapat di bagian utara dan timur wilayah Kabupaten Purworejo pada daerah dengan topografi tinggi dan 39,9% aluvium tersebar pada daerah dengan topografi rendah di bagian selatan dan barat Kabupaten Purworejo. Susunan batuan/stratigrafi yang menyusun wilayah Kabupaten Purworejo mengikuti tata stratigrafi pada Pegunungan Serayu Utara yang berada di bagian utara dan Pegunungan Menoreh yang berada di bagian timur. Kabupaten Purworejo sendiri memiliki empat bentuk lahan asal proses, meliputi bentuk lahan asal proses struktural, bentuk lahan asal proses fluvial, bentuk lahan asal proses marin dan bentuk lahan asal proses denudasional.

5. Hidrologi

Kondisi hidrologi yang dapat dilihat dari potensi air tanah dan keberadaan air permukaan satu daerah adalah tidak sama dengan daerah lainnya walaupun keduanya mempunyai curah hujan yang sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan (geologi, geomorfologi, dan tanah) setiap daerah berbeda. Perbedaan-perbedaan ini akhirnya membawa keberagaman dalam potensi sumber daya alam dan potensi kebencanaan alam sehingga pengembangan sumber daya alam daerah harus memperhatikan potensi-potensi alam tersebut.

Pengembangan sumber daya alam harus memperhatikan kesinambungan pemanfaatan dan kelestarian lingkungan. Kekeliruan pengembangan sumber daya alam selain berdampak pada degradasi sumber daya alam bersangkutan juga berperan dalam memicu terjadinya bencana alam yang berakibat sangat merugikan. Kabupaten Purworejo memiliki potensi air yang berasal dari air permukaan dan air bawah tanah. Di Kabupaten ini terdapat beberapa sungai yang mengalir di daerah ini dan bermuara di Samudera Indonesia. Sungai-sungai ini termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto, Cokroyasan dan Wawar. Hulu-hulu sungai tersebut umumnya berada di bagian timur dan utara Kabupaten Purworejo.

(9)

6. Penggunaan Lahan

Pengunanan lahan Kabupaten Purworejo dibagi menjadi dua kategori yaitu lahan kering seluas 72,854.80 Ha atau 70,40 % dan tanah sawah seluas 30,626.97 Ha atau 29,60%. Lahan kering terdiri dari 10,116.50 Ha berupa tanah bangunan dan halaman sekitarnya, 51,598.14 Ha berupa tegal/kebun /ladang/huma, 6,857.88 Ha berupa hutan negara, dan sisanya berupa padang rumput, tambak, tanah lainnya. Luas sawah beririgasi adalah 27,677.14 Ha, sedangkan sawah tadah hujan seluas 2949.83 Ha. Dinamika penggunaan lahan di Kabupaten Purworejo kurang terkendali. Sebagian besar perubahan yang terjadi berupa alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian seperti untuk perumahan dan permukiman.

7. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah Kabupaten purworejo ditetapkan menjadi kawasan stategis. Kegiatan pembangunan pada kawasan strategis akan menjadi prioritas penanganannya karena kawasan ini mempunyai karakteristik yang spesifik khususnya dalam memacu pengembangan wilayah di Kabupaten Purworejo maupun untuk pertimbangan strategis lainnya. Dengan menggarap suatu kawasan strategis secara multisektor dan terintegrasi diharapkan akan terjadi pengembangan wilayah sesuai karakteristiknya sehingga secara umum akan memberikan manfaat secara luas kepada masyarakat Kabupaten Purworejo. Kawasan strategis ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dimaksudkan untuk:

a) mengarahkan perhatian seluruh pihak terhadap perlunya pemusatan sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang ada, baik dari level Pusat hingga Daerah, maupun sumber-sumber donor lain yang memungkinkan, ke kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis, secara terintegrasi sehingga mampu memicu efek pengganda bagi perekonomian wilayah secara menyeluruh;

b) memusatkan perhatian para pemangku kepentingan pembangunan daerah pada kawasan-kawasan strategis yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunannya melihat potensi dan permasalahan yang ada.

(10)

8. Wilayah Rawan Bencana

Wilayah rawan bencana Kabupaten purworejo ditetapkan menjadi kawasan rawan bencana alam. Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan budidaya ataupun lindung yang memiliki potensi resiko degradasi lingkungan dan bencana alam.

Secara kewilayahan, wilayah-wilayah kritis lingkungan di Kabupaten Purworejo meliputi lahan kritis, erosi dan bencana tanah longsor di daerah bagian utara yaitu kecamatan Kaligesing, Loano, Bener, dan Bruno. Sedangkan daerah resiko banjir di bagian selatan, dan merupakan bagian banjir Jawa Tengah bagian selatan, yaitu di kecamatan Purwodadi, Butuh dan Grabag. Upaya penanganan banjir pada wilayah selatan Propinsi Jawa Tengah dilakukan secara terpadu dengan mengkoordinasikan kerjasama lintas wilayah administratif dan lintas sektoral.

Upaya-upaya penanganan tersebut meliputi kegiatan normalisasi sungai, rehabilitasi lahan pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air, rehabilitasi lahan kritis yang terletak di sekitar jalur lintas air serta koordinasi antar pihak yang terlibat. Kebijaksanaan pengamanan kawasan lindung ditentukan sesuai dengan tujuan pemantapannya, yaitu mencegah terjadinya bencana (lahan kritis, longsor dan banjir), meningkatkan fungsi hidroorologis, dan menjaga kelestarian kawasan bawahan maupun disekitarnya sendiri. Pengendalian dan pengarahan kegiatan yang ada dan berkembang di kawasan tersebut untuk menjaga fungsi kawasan, serta pemantapan kawasan lindung. Pengurangan atau relokasi penduduk pada kawasan rawan bencana, pemantauan dan pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang yang mengganggu fungsi lindung.

9. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Purworejo menurut hasil Sensus Penduduk pada bulan Mei 2010 adalah 694.404 jiwa. Sedangkan kondisi pada akhir tahun 2013 adalah 705.483 jiwa. Dilihat dari persebarannya, Kecamatan Purworejo dan Kecamatan Kutoarjo memiliki jumlah penduduk yang paling banyak yaitu 11,92 % dan 8,36% dari jumlah penduduk Kabupaten Purworejo. Adapun Prosentase Persebaran Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2013 sebagaimana tersaji pada gambar 1.1.

(11)

Gambar 1.1.

Prosentase Persebaran Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2013

Sumber Data : Purworejo Dalam Angka Tahun 2014

10. Usia

Sebagian besar Penduduk Purworejo berusia antara 15–64 Tahun. Rasio beban ketergantungan di Purworejo tahun 2013 adalah 54,24. Pada rtinya 100 penduduk usia produktif (15-64) rata-rata menanggung beban 54,24 penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65 keatas). Piramida Penduduk Kabupaten Purworejo tahun 2013 sebagaimana tersaji pada gambar 1.2.

Gambar 1.2.

Piramida Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2013

(12)

11. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kabupaten Purworejo rata-rata 684,65 orang/km2. Dari sisi kewilayahan, terdapat tiga kecamatan yang

kepadatan penduduknya di atas 1.000 orang/km2 yaitu Kecamatan

Purworejo dengan kepadatan penduduk sebesar 1.589,05 orang/km2, Kecamatan Kutoarjo dengan kepadatan penduduk

sebesar 1.563,56 orang/km2 dan Kecamatan Bayan dengan

kepadatan penduduk sebesar 1.067,24 orang/km2. Hal ini disebabkan karena tiga kecamatan tersebut memang merupakan kawasan Aglomerasi yaitu kawasan strategis tumbuh cepat Kota Purworejo-Kota Kutoarjo. Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Kaligesing dengan kepadatan penduduk sebesar 393,56 orang/km2 dan Kecamatan

Bruno dengan kepadatan penduduk sebesar 403,27 orang/km2. Dua kecamatan tersebut memang merupakan daerah dengan kondisi geografis berupa pegunungan yang sebagian wilayahnya memiliki hutan yang cukup luas.

12. Laju pertumbuhan penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Purworejo dari tahun 2010-2013 adalah 1,595%. Rata-rata pertumbuhan penduduk Purworejo pertahun sebesar 0,531%. Pertumbuhan penduduk Kecamatan yang di atas rata-rata Kabupaten Purworejo adalah Kecamatan Ngombol, Purwodadi, Bagelen, Purworejo, Banyuurip, Bayan, Butuh, dan Bruno.

13. Ketenagakerjaan

Salah satu prioritas pembangunan nasional adalah perluasan kesempatan kerja. Kebijakan Nasional berupaya menekan angka pengangguran menjadi 5% - 6% sampai dengan 2014. Ukurannya adalah angka pengangguran terbuka, yaitu prosentase besarnya jumlah angkatan kerja yang sedang mencari atau sedang mempersiapkan pekerjaan. Kondisi angka pengangguran terbuka pada tahun 2013 adalah 2,25%.

Berdasarkan gambar 1.3, angka pengangguran terbuka dari tahun 2008-2013 menunjukkan trend menurun yaitu berturut-turut adalah sebesar 4,32%; 4,94%; 3,40%, 4,57%, 3,28% dan menurun menjadi 2,25%. Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Purworejo tergolong baik karena masih di bawah capaian nasional (5,82%) dan provinsi (5,27%), tetapi masih di atas target RPJMD Kabupaten Purworejo 2011-2015 (2,20%).

(13)

Gambar 1.3.

Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2008-2013

Sumber : BPS, 2009-2014.

Dilihat dari distribusi pekerjaan berdasar lapangan usaha penduduk Kabupaten Purworejo, pada tahun 2013 yang terbesar adalah pada sektor pertanian mencapai 37,75% dan disusul oleh sektor perdagangan yang mencapai 26,69%. Kondisi ini mengalami perubahan di tahun sebelumnya yaitu tenaga kerja di sektor pertanian adalah 38,85% dan sektor perdagangan adalah 24,98%. Kondisi ini menunjukan terjadi pergerakan sektor dominan pertanian kearah perdagangan, yang dapat diartikan pergerakan ke arah agribisnis yang cukup baik.

14. Kesehatan

Tingkat kesehatan masyarakat antara lain dapat dilihat dari indikator rata-rata usia harapan hidup (UHH), angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per 100. 000 kelahiran hidup, dan status gizi masyarakat. Kondisi usia harapan hidup (UHH) Kabupaten Purworejo tahun 2013 adalah 71,44 tahun. Angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup Kabupaten Purworejo tahun 2014 adalah 12,27. Angka kematian balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup Kabupaten Purworejo tahun 2014 adalah 14,93. Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup Kabupaten Purworejo tahun 2014 adalah 57,88. Prevalensi gizi buruk Kabupaten Purworejo tahun 2014 adalah 0,10%.

(14)

15. Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Purworejo cenderung mengalami penurunan walaupun laju penurunannya melambat. Jumlah penduduk miskin tahun 2013 sebanyak 109.000 jiwa (15,44%) lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebanyak 114.800 jiwa (16,32%) dan lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 121.941 jiwa (17,51%), namun masih di atas rata–rata angka Nasional sebesar 11,47% dan Provinsi 14,44%. Distribusi penduduk miskin di Purworejo menunjukan bahwa penduduk miskin di Purworejo sebagian besar berada di perdesaan dengan persentase 16,55% dibanding daerah perkotaan sebesar 13,11%.

Berdasarkan gambar 2.12, Penduduk miskin Purworejo telah mengalami penurunan selama periode 2008 – 2013 yaitu 130.040 jiwa (18,22%), 121.390 jiwa (17,02%), 115.300 jiwa (16,61%), 121.941 jiwa (17,51%), 114.800 jiwa (16,32%), %), dan 109.000 jiwa (15,44%). Jumlah tersebut masih cukup tinggi karena masih di atas angka provinsi dan nasional, sehingga masih perlu upaya lebih keras untuk menurunkan jumlah penduduk miskin di Purworejo.

Gambar 1.4

Angka Kemiskinan Tahun 2008-2013

Sumber : BPS, 2009-2014.

1.4.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1. PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu bagian dari sistem neraca ekonomi regional yang di dalamnya merekam hasil-hasil dari kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu (satu tahun). PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

(15)

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar, yaitu dalam periode tahun sampai dengan tahun 2013 ini menggunakan tahun dasar tahun 2000.

PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Berdasarkan tabel 2.3., dalam kurun waktu tahun 2010-2013, PDRB Kabupaten Purworejo atas harga berlaku adalah 6.466.490,69 juta rupiah dan meningkat menjadi 7.143.081,12 juta rupiah dan meningkat lagi menjadi 7.871.108,76 juta rupiah dan meningkat lagi menjadi 8.733.568,00 juta rupiah atau meningkat tiap tahun sebesar 10,96%. Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan mencapai 3.016.597,82 juta rupiah di tahun 2010 menjadi 3.168.113,50 juta rupiah di tahun 2011, dan menjadi 3.327.675,40 juta rupiah di tahun 2012 serta menjadi 3.493.600,85 juta rupiah di tahun 2013 atau meningkat 4,99%.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian Kabupaten Purworejo selama era otonomi daerah relatif stabil dan tidak terjadi gejolak yang berarti. Tercatat perekonomian tumbuh rata-rata sebesar 5,001% selama periode 3 tahun yaitu tahun 2011-2013. Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh kondisi perekonomian secara nasional, yang secara berangsur-angsur mengalami perbaikan setelah menghadapi krisis ekonomi di tahun 2008.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purworejo pada tahun 2010 s.d. tahun 2012 adalah dari 5,01%, meningkat menjadi 5,02% dan meningkat lagi menjadi 5,04% pada tahun 2012, tetapi menurun menjadi 4,99% pada tahun 2013. Kondisi di tahun 2013 tersebut masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah yang mencapai 6,34%. Demikian juga jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang mencapai 6,23%, Kabupaten Purworejo masih berada di bawah rata-rata Nasional, yang dapat dilihat pada tabel 1.1. dan gambar 1.5.

(16)

Tabel 1.1.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, dan Indonesia Tahun 2010-2013

Cakupan Wilayah 2010 2011 2012 2013

Kabupaten Purworejo 5,01 5,02 5,04 4,99

Provinsi Jawa Tengah 5,84 6,01 6,34 5,81

Indonesia 6,10 6,50 6,23 5,17

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2011-2014

Gambar 1.5

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Purworejo Tahun 2008 – 2013 (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, 2009-2014 3. Struktur Perekonomian Daerah

Pada tahun 2010 semua sektor ekonomi di Kabupaten Purworejo menunjukan pertumbuhan positif. Pertumbuhan terendah dialami oleh sektor pertanian yang hanya mencapai 3,76% dan pertumbuhan tertinggi oleh sektor jasa yang mencapai 6,90%. Pada tahun 2011 pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yang hanya mencapai 2,30% sedangkan pertumbuhan tertinggi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 7,64%. Pada tahun 2012 pertumbuhan terendah terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian yang hanya mencapai 2,71% sedangkan pertumbuhan tertinggi oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang mencapai 6,41%. Pada tahun 2013 pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yang hanya mencapai 2,98% sedangkan pertumbuhan tertinggi oleh sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan/ Financial, Ownership & Bussiness Services yang mencapai 7,33%. Kondisi tersebut menunjukan trend positif tiap sektor dimana terjadi pergesaran lebih merata, artinya pertumbuhan distribusi nilai tambah barang dan jasa yang terjadi sepanjang tahun 2010-2013 relatif dinamis.

(17)

Terdapat pergeseran dari sektor pertanian ke arah beberapa sektor seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolah, sektor angkutan dan sektor jasa. Hal ini sejalan dengan kebijakan daerah yang mendorong terwujudnya daya saing sektor pertanian yang di dukung oleh sektor lain seperti perdagangan dan industri dalam koridor agribisnis. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Purworejo Tahun 2010-2013

Sektor 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)

Pertanian 3,76 2,30 3,51 2,98

Pertambangan dan Penggalian 3,98 3,08 2,71 3,01

Industri Pengolah 4,09 5,76 4,80 5,70

Listrik, Gas dan Air Bersih 6,66 4,51 5,38 6,56

Bangunan 5,17 5,87 6,07 5,92

Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,63 6,48 6,41 6,39

Pengangkutan dan Komunikasi 5,70 7,64 5,78 6,09

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,39 6,76 6,01 7,33

Jasa-Jasa 6,90 6,79 5,95 5,52

PDRB 5,01 5,02 5,04 4,99

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2011-2014

Sebagaimana terlihat pada tabel 1.2. menunjukkan bahwa dalam pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten Purworejo bahwa telah terjadi pola pergeseran pada sektor pertanian ke non pertanian yang lebih merata. Struktur ekonomi Kabupaten Purworejo pada tahun 2013 masih didominasi oleh sektor pertanian dimana dapat dilihat dari sumbangan dalam PDRB yang mencapai 31,13%. Adapun secara detil mengenai struktur ekonomi di Kabupaten Purworejo tahun 2011-2013 menurut lapangan usaha dapat dilihat dalam tabel 1.3.

Tabel 1.3.

Perbandingan dominasi tiap sektor berupa Distribusi PDRB atas harga berlaku Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2013

Lapangan Usaha Juta Rp 2011 % Juta Rp 2012 % Juta Rp 2013 % Pertanian 2.278.040,28 31,89 2.479.483,00 31,50 2.718.802,67 31,13

Tanaman bahan makanan 1.549.810,69 21,70 1.690.245,52 21,70 1.843.567,94 21,11 Tanaman perkebunan 323.567,11 4,53 352.659,17 4,48 390.739,25 4,47 Peternakan dan hasil-hasilnya 212.565,68 2,98 228.768,13 2,91 251.665,60 2,88 Kehutanan 117.293,51 1,64 125.956,29 1,60 141.695,81 1,62 Perikanan 74.803,29 1,05 81.853,88 1,04 91.134,06 1,04 Pertambangan 139.521,32 1,95 150.179,48 1,91 164.723,51 1,89

Minyak dan gas bumi - - - -

Pertambangan tanpa minyak - - - -

Penggalian 139.521,32 1,95 150.179,48 1,91 164.723,51 1,89 Industri Pengolahan 695.514,07 9,74 767.237,11 9,75 856.780,85 9,81

(18)

Lapangan Usaha Juta Rp 2011 % Juta Rp 2012 % Juta Rp 2013 %

Pengilangan - - - -

Gas alam - - - -

Industri tanpa migas 695.514,07 9,74 767.237,11 9,75 856.780,85 9,81 Makanan Minuman dan Tembakau 408.066,23 5,71 453.904,59 5,77 509.596,13 5,83 Tekstil Barang Kulit dan Alas Kali 16.282,49 0,23 17.892,71 0,21 20.204,83 0,23 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 220.105,54 3,08 239.816,63 3,05 266.033,36 3,05 Kertas dan Barang Cetakan 7.421,98 0,10 7.805,18 0,10 8.643,03 0,10 Pupuk Kimia dan Barang dari Karet 7.788,61 0,11 8.436,21 0,11 9.142,96 0,10 Semen dan Bahan Galian bukan Logam 25.090,59 0,35 28.081,76 0,36 30.929,44 0,35

Logam Dasar, Besi dan Baja - - - -

Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 9.664,61 0,14 10.142,64 0,13 10.974,50 0,13 Barang Lainnya 1.094,02 0,02 1.157,39 0,01 1.256,59 0,01 Listrik, gas dan air bersih 55.447,02 0,78 60.240,03 0,77 68.262,98 0,78

Listrik 49.765,44 0,70 54.184,20 0,69 61.815,73 0,71

gas kota - - 1,00 - - -

air bersih 5.681,58 0,08 6.054,83 0,08 6.447,24 0,07

Bangunan 420.359,76 5,88 459.794,54 5,84 505.141,87 5,78 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.184.838,53 16,59 1.330.439,80 16,90 1.500.746,56 17,18 Perdagangan besar dan eceran 991.606,27 13,88 1.117.878,62 14,20 1.262.692,27 14,46

Hotel 5.625,50 0,08 6.191,26 0,08 6.976,35 0,08

Restoran 187.606,76 2,63 206.369,92 2,62 231.077,93 2,65 Pengangkutan dan komunikasi 492.053,99 6,89 541.986,27 6,88 598.873,09 6,86 Pengangkutan 252.809,58 3,54 279.146,54 3,55 312.320,51 3,58 Angkutan rel 17.039,91 0,24 17.002,54 0,22 17.013,04 0,19 Angkutan jalan raya 225.804,26 3,16 251.225,85 3,19 283.417,89 3,25

Angkutan laut - - - -

Angkutan sungai danau dan penyeberangan - - - -

Angkutan udara - - - -

Jasa penunjang 9.965,41 0,14 10.918,15 0,14 11.889,58 0,14 Komunikasi 239.244,41 3,35 262.759,73 3,34 286.552,58 3,28 Pos dan telekomunikasi 227.990,24 3,19 250.752,78 3,19 273.570,10 3,13 Jasa telekomunikasi 11.254,17 0,16 12.006,95 0,15 12.982,49 0,15 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 451.007,07 6,31 497.979,27 6,33 561.103,95 6,42

Bank 197.299,86 2,76 222.260,44 2,82 255.487,26 2,93

Lembaga keuangan bukan bank 28.147,49 0,39 31.265,67 0,40 34.837,71 0,40

Jasa penunjang keuangan - - - -

Sewa bangunan 129.532,22 1,81 140.771,74 1,79 156.384,16 1,79 Jasa perusahaan 96.027,50 1,34 103.681,42 1,32 114.394,82 1,31 Jasa-jasa 1.426.298,20 19,97 1.583.849,25 20,12 1.759.132,53 20,14 Pemerintahan Umum 1.074.766,35 15,05 1.195.459,32 15,19 1.314.434,39 15,05 Administrasi pemerintahan dan pertahanan 1.074.766,35 15,05 1.195.459,32 15,19 1.314.434,39 15,05

Jasa pemerintahan lainnya - - - -

Swasta 351.531,85 4,92 388.389,94 4,93 444.698,14 5,09 Sosial kemasyarakatan 149.949,11 2,10 162.605,18 2,07 185.321,03 2,12 Hiburan dan rekreasi 16.293,01 0,23 17.521,62 0,22 19.720,54 0,23 Perseorangan dan RT 185.289,73 2,59 208.263,14 2,65 239.656,58 2,74 PDRB 7.143.080,24 7.871.108,76 8.733.568,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2012-2014

Perubahan struktur ekonomi tersebut perlu dilihat melalui data empiris dalam kurun waktu yang relatif panjang untuk mengetahui tingkat pergeseran tiap sektornya. Pergeseran dalam struktur ekonomi di Kabupaten Purworejo jika diperbandingkan antara tahun 2005 dengan tahun 2013 pada tabel 1.4, maka terlihat bahwa selama periode tersebut peranan sektor pertanian sebagai penopang struktur ekonomi kabupaten mulai bergeser ke arah jasa, perdagangan dan industri. Dengan demikian pengembangan wilayah di Kabupaten Purworejo dengan memajukan sektor agribisnis relatif sudah dapat berjalan dengan baik (on the track).

(19)

Tabel 1.4.

Struktur Ekonomi Kabupaten Purworejo menurut Tahun 2005, 2011, 2012 dan 2013

Sektor 2005 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)

Pertanian 33,41 31,89 31,50 31,13

Pertambangan dan Penggalian 2,13 1,95 1,91 1,89

Industri Pengolah 10,22 9,74 9,75 9,81

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,78 0,78 0,77 0,78

Bangunan 5,75 5,88 5,84 5,78

Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,58 16,59 16,90 17,18

Pengangkutan dan Komunikasi 6,93 6,89 6,88 6,86

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 6,14 6,31 6,33 6,42

Jasa-Jasa 18,07 19,97 20,12 20,14

PDRB 100 100 100 100

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2006, 2012-2014 4. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita berbeda dengan pendapatan per kapita. PDRB per kapita menunjukan kemampuan masyarakat dalam menghasilkan nilai tambah, sedangkan pendapatan perkapita menunjukan besarnya pendapatan yang diterima masyarakat atas penggunaan faktor produksi yang dimiliki di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu.

Pada tahun 2010 nilai PDRB per kapita Kabupaten Purworejo mencapai Rp 9.299.166,25 dan meningkat menjadi Rp 10.257.226,13 pada tahun 2011 dan meningkat menjadi Rp 11.295.966,83 pada tahun 2012 dan meningkat menjadi Rp 12.379.558,40 pada tahun 2013. Namun kondisi di tahun 2013 tersebut masih berada di bawah PDRB per kapita Provinsi Jawa Tengah yang mencapai Rp 18.751.300,52 maupun skala nasional yang mencapai Rp 36.508.486,32, yang dapat dilihat pada tabel 1.5.

Tabel 1.5.

PDRB per Kapita Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia Tahun 2011-2013

Cakupan Wilayah 2011 2012 2013

Kabupaten Purworejo 10.257.226,13 11.295.966,83 12.379.558,40 Provinsi Jawa Tengah 15.376.170,75 17.140.206,42 18.751.300,52

Indonesia 30.812.926,11 33.338.986,87 36.508.486,32

(20)

5. Inflasi

Kondisi perekonomian daerah tidak bisa lepas dari pengaruh inflasi yang terjadi dalam kurun waktu tertentu, terutama pengaruh kebijakan makro oleh pemerintah secara nasional. Inflasi menunjukan tingkat perkembangan harga serta kestabilan perekonomian di suatu wilayah. Dengan mencermati tingkat inflasi yang terjadi di suatu wilayah tertentu dari waktu ke waktu akan diketahui tingkat perkembangan harga dan kestabilan perekonomian di wilayah tersebut.

Inflasi Kabupaten Purworejo sepanjang tahun 2014 kurang baik yaitu mencapai 8,48%, diatas inflasi Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 8,22% dan inflasi Nasional yang mencapai 8,36%. Laju inflasi tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi regional dan nasional yang berimbas setiap bulan di daerah. Hal ini terlihat bahwa inflasi di tingkat regional Jawa Tengah dan Nasional juga mengalami kenaikan di tahun 2014, seperti yang terlihat pada gambar 1.6.

Gambar 1.6

Laju Inflasi Kabupaten Purworejo Tahun 2008 – 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, 2009-2014

Dilihat dari persebaran inflasi menurut kelompok barang dan jasa pada tiga tahun terakhir, maka kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan menjadi pemicu inflasi pada akhir tahun 2014 yang mencapai 16,18% dan diikuti oleh kelompok bahan makanan yang mencapai 9,49%. Distribusi inflasi per kelompok barang dan jasa dapat dilihat pada tabel 1.6.

(21)

Tabel 1.6.

Inflasi Kabupaten Purworejo menurut Kelompok Barang dan Jasa Tahun 2010-2014

No. Kelompok Barang dan Jasa 2011 2012 2013 2014

1 Bahan Makanan 3,11 3,52 13,80 9,49

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 2,53 8,09 2,94 8,52 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 2,48 2,34 5,17 6,81

4 Sandang 7,03 1,93 2,25 4,35

5 Kesehatan 2,03 3,99 1,93 2,92

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,15 1,59 0,64 0,00 7 Transport, Komunikasi dan Jasa keuangan 0,51 1,13 11,37 16,18

Inflasi Umum 2,52 3,66 7,14 8,48

Sumber: Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Purworejo dari beberapa tahun terbitan.

Secara detil mengenai Inflasi Kabupaten Purworejo menurut bulan dan kelompok barang dan jasa tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.7.

Tabel 1.7

Inflasi Kabupaten Purworejo menurut Bulan dan Kelompok Barang dan Jasa Tahun 2014

Bulan Makanan Bahan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Januari 3,58 0.20 0.00 -0.31 0.00 0.00 0.00 Februari -1,45 -0.20 -1.03 0.23 0.00 0.00 0.00 Maret -1.84 0.35 1.04 0.08 0.00 0.00 0.00 April 0.03 -0.35 0.00 -0.49 0.00 0.00 0.00 M e i -0.52 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 J u n i 3.40 1.57 0.11 0.16 0.00 0.00 0.00 J u l i 0.82 0.00 0.05 0.29 0.00 0.00 0.00 Agustus 4.66 0.88 0.05 -0.19 0.00 0.00 0.00 September -4.91 2.37 0.92 -0.11 0.00 0.00 0.00 Oktober -2.39 2.16 0.13 -0.05 0.00 0.00 0.00 November 5.03 0.90 3.00 -0.45 2.02 0.00 8.96 Desember 3.25 0.25 2.39 5.24 0.89 0.00 6.63

Sumber: Indek Harga Konsumen dan Inflasi Kota Purworejo Tahun 2014 Perkembangan laju inflasi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Sekitar, Empat Kota Survey Biaya Hidup (SBH), Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel 1.8.

(22)

Tabel 1.8

Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Sekitar, Empat Kota Survey Biaya Hidup (SBH), Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011-2014

No. Daerah 2011 2012 2013 2014 1. Kab. Purworejo 2,52 3,66 7,14 8.48 2. Empat Kota SBH Purwokerto 3,40 4,73 8,50 7.09 Surakarta 1,93 2,87 8,32 8.01 Semarang 2,87 4,85 8,19 8.53 Tegal 3,79 3,09 5,80 7.40

3. Provinsi Jawa Tengah 2,68 4,24 7,91 8.22

4. Nasional 3,79 4,30 8,38 8.36

Sumber: Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Purworejo dari beberapa tahun terbitan.

6. Indikator Ketimpangan Regional

Gini ratio merupakan ukuran kemerataan pendapatan dalam suatu daerah. Berdasarkan data Susenas 2013, Gini ratio Kabupaten Purworejo sebesar 0,34, artinya masuk sebagai pemerataan dengan ketimpangan rata-rata kategori rendah, bila dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota sekitar yang sama-sama nilainya yaitu 0,34. Dari kelima kabupaten di wilayah eks Karesidenan Kedu, Kabupaten Kebumen menduduki peringkat terendah sebesar 0,31 disusul Kota Magelang sebesar 0,33.

1.4.1.3. Aspek Pelayanan Umum

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu Angka Usia Harapan Hidup (AHH) untuk mengukur peluang hidup, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Dimensi pokok tersebut menunjukkan status tingkat pendidikan serta pengeluaran rill per kapita guna mengukur akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak.

Perkembangan IPM Kabupaten Purworejo dalam kurun waktu tahun 2008-2013 menunjukkan peningkatan. Capaian IPM Kabupaten Purworejo pada tahun 2013 sebesar 74,18 meningkat dari tahun 2012 sebesar 73,53. Jika dibandingkan target yang tercantum dalam dokumen RPJMD Kabupaten Purworejo 2011-2015, capaian IPM Kabupaten Purworejo tahun 2013 lebih tinggi, seperti terlihat pada gambar 1.7.

(23)

Gambar 1.7.

Indeks Pembangunan Manusia Purworejo Tahun 2008 – 2013

Sumber: BPSKabupaten Purworejo & Bappeda Purworejo, 2009-2014.

Komponen pembentuk indikator IPM ada 4 yaitu: Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Lama Sekolah serta Pengeluaran per Kapita. Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Standar UNDP besarnya adalah 25 < x > 85 (minimal 25 tahun dan maksimal 85 tahun). Pada tahun 2011 angka harapan hidup di Kabupaten Purworejo adalah 70,78 tahun meningkat menjadi 71,04 tahun di tahun 2012. Pada tahun 2013 meningkat menjadi 71,44. Kondisi ini masih di bawah Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 71,97 di tahun 2013.

Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin ata lainnya. Standar UNDP minimal 0% dan maksimal 100%. Pada tahun 2011 angka melek huruf di Kabupaten Purworejo mencapai 91,74% meningkat menjadi 92,79% di tahun 2012. Pada tahun 2013 meningkat menjadi 93,53. Kondisi ini lebih baik dari Provinsi Jawa Tengah yang hanya mencapai 91,71% di tahun 2013.

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki. Standar UNDP adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun. Pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah di Kabupaten Purworejo adalah 7,75 tahun meningkat menjadi 7,84 tahun di tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 7,93 tahun di tahun 2012. Pada tahun 2013 meningkat menjadi 8,02. Kondisi ini lebih baik dari Provinsi Jawa Tengah yang hanya mencapai 7,43 tahun di tahun 2013.

(24)

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan merupakan pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan untuk menggambarkan daya beli masyarakat. Standar UNDP maksimal Rp. 737.720,- yang merupakan proyeksi dari daya beli tertinggi yang dicapai Jakarta pada tahun 2018 dengan asumsi tingkat pertumbuhan daya beli sebesar 6,5% per tahun selama periode 1993-2018. Pengeluaran riil perkapita di Kabupaten Purworejo meningkat dari Rp. 634,970,- di tahun 2010 menjadi Rp. 636.340,- di tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi Rp. 638.510,- di tahun 2012. Pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 641.040,-. Namun demikian, pengeluaran per kapita Kabupaten Purworejo masih relatif sedikit lebih rendah dari Provinsi Jawa Tengah yang mencapai Rp. 646.440,- di tahun 2013.

Berikut ini disajikan perkembangan komponen pembentuk indikator IPM, sebagaimana tabel 1.9. Berdasarkan table tersebut maka indikator pembentuk IPM yang perlu kerja keras adalah Pengeluaran Perkapita.

Tabel 1.9.

Perkembangan Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Purworejo

No. Tahun IPM

Indikator Pembentuk UHH (tahun) Melek Huruf (%) Rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (rupiah) 1 2008 71.29 70.01 89.20 7.30 633.270 2 2009 71.88 70.27 89.79 7.70 633.610 3 2010 72.55 70.52 91.51 7.75 634.970 4 2011 72.91 70.78 91.74 7.84 636.340 5 2012 73.53 71.04 92.79 7.93 638.510 6 2013 74.18 71.44 93.53 8.02 641.040

Sumber: BPS Kabupaten Purworejo & Bappeda Purworejo, 2009-2014.

IPM Kabupaten Purworejo meningkat setiap tahunnya dan di atas angka propinsi maupun nasional. Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Purworejo yang perlu perhatian adalah Usia Harapan Hidup dan yang perlu kerja keras adalah Pengeluaran per Kapita Disesuaikan.

(25)

2. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Purworejo pada tahun 2012 sebesar 66,16 meningkat dari tahun 2011 sebesar 61,00. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia perempuan di Kabupaten Purworejo semakin membaik, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Meskipun IPG Kabupaten Purworejo meningkat setiap tahunnya, tetapi masih di bawah angka propinsi maupun nasional. Namun, Capaian IPG Kabupaten Purworejo telah melampai target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015, yaitu sebesar 62,00 seperti terlihat pada gambar 1.8.

Gambar 1.8

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Purworejo Tahun 2008 – 2012

Sumber: Kementerian PP dan PA, Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, 2008-2012

3. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Purworejo menunjukkan trend yang positif, walaupun tahun 2011 mengalami penurunan. Peningkatan IDG Kabupaten Purworejo masih kurang stabil sehinggga angka IDG masih dibawah angka nasional dan provinsi. Meskipun demikian capaian angka IDG tersebut telah melebihi target RPJMD Kabupaten Purworejo 2011-2015. Perkembangan capaian Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada gambar 1.9.

(26)

Gambar 1.9.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Purworejo Tahun 2008-2012

Sumber: Kementerian PP dan PA, Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, 2008-2012.

Jika diperhatikan capaiannya tiap komponen pembentuk indikator IDG, Capaian tahun 2012, untuk komponen Keterlibatan perempuan di parlemen (%) adalah 8,89%, Perempuan sebagai tenaga Manager, Profesional, Administrasi, Teknisi (%) adalah 48,21%. Sedangkan untuk komponen Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja (%) adalah 31.62%.

1.4.1.3. Aspek Daya Saing Daerah

1. Keuangan Daerah dan Investasi

Disentralisasi dipandang sebagai suatu usaha untuk melakukan reformasi dan revitalisasi baik di tingkat regional maupun di tingkat nasional. Salah satu dampak dari desentralisasi adalah adanya pengalihan tanggungjawab terhadap keuangan, administrasi, pelayan publik dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Pertanggungjawaban atas pengelolaan potensi-potensi sumber daya di daerah menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan pleh seorang kepala daerah. Adanya penekanan terhadap aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas) lebih ditegaskan dengan dikeluarkannya paket perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Salah satu azas yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah adalah azas keterbukaan. Hal ini menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat memberikan akses informasi mengenai pengelolaan keuangan daerah seluas luasnya kepada publik seperti penerbitan laporan keuangan di media massa. Laporan keuangan yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh para investor, baik investor asing maupun domestik. Laporan tersebut dapat menjadi saran akomukasi yang lebih handal daro Pemerintah Daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah.

(27)

Berdasarkan laporan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2014, menunjukkan bahwa realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar Rp 1.289.037.659.296 menjadi Rp 1.441.116.425.767. Sedangkan realisasi belanja tahun 2014 sebesar Rp 1.445.588.965.548,00 sehingga terjadi defisit sebesar (Rp 4.472.443.050,00). Realisasi pembiayaan dari sisi penerimaan pembiayaan daerah sebesar Rp 223.321.881.730 dan dari sisi pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp 12.970.389.675. Pembiayaan netto sebesar Rp 210.351.492.055. Sisa Lebih Pembiayaan Tahun 2014 sebesar Rp 205.879.049.005.

Realisasi pendapatan melampaui target sebesar Rp39.756.454.760,35 atau 102,84%. Pelampauan target pada Pendapatan Asli Daerah terutama disebabkan oleh hasil pemungutan Pajak Penerangan Jalan, BPHTB, PBB-P2, Retribusi Perijinan Tertentu, Penerimaan Jasa Giro, Penerimaan Bunga Deposito, Pendapatan BLUD RSUD. Penerimaan yang memiliki pengaruh yang signifikan pada realisasi yang tidak mencapai target untuk Pendapatan Transfer yaitu Dana Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dari Provinsi dan Dana bagi Hasil Pajak Penghasilan.

Realisasi Belanja di bawah target sebesar Rp166.503.218.106,69 atau hanya sebesar 89,67% disebabkan adanya efisiensi penggunaan anggaran pada Belanja Pegawai dan Belanja Tidak Terduga, penajaman pelaksanaan kegiatan/program serta adanya penundaan kegiatan seperti pembangunan pasar Baledono, kegiatan yang berkaitan dengan DAK Bidang Pendidikan dan Bantuan Keuangan Bidang Pendidikan.

Realisasi Pengeluaran Pembiayaan melebihi pagu sebesar Rp366.955.916,00 karena terdapat penambahan Dana Cadangan PILKADA yang berasal dari akumulasi bunga deposito dana cadangan.

2. Potensi Unggulan Daerah

Kabupaten Purworejo memiliki Potensi Unggulan Daerah diantaranya pada sektor industri, perdagangan, pariwisata, pertanian, perikanan laut, perikanan darat, peternakan dan perkebunan.

(28)

a. Industri

Pembangunan sektor industri di Kabupaten Purworejo bertujuan untuk menumbuhkembangkan industri kecil dan industri rumah tangga, meningkatkan peran industri kecil dan menengah dalam memperdayakan ekonomi kerakyatan, dan memperkuat penguasaan teknologi peralatan dalam upaya pencapaian akses pasar dan penguasaan modal.

Pembangunan sektor industri di Kabupaten Purworejo bertujuan untuk menumbuhkembangkan industri kecil dan industri rumah tangga, meningkatkan peran industri kecil dan menengah dalam memperdayakan ekonomi kerakyatan, dan memperkuat penguasaan teknologi peralatan dalam upaya pencapaian akses pasar dan penguasaan modal.Jenis industri secara umum dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu industri besar dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang, industri sedang dengan tenaga kerja 20-99 orang, industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang dan industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang.

Kabupaten Purworejo pada tahun 2010 terdapat 3 industri besar, 18 industri sedang, 188 industri kecil dan 16.291 industri rumah tangga dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 34.141 orang. Pada tahun 2011-2013 relatif lebih baik dengan 4 industri besar (bertambah perusahaan sumpit di Kec. Gebang), 19 industri sedang, 189 industri kecil dan 16.756 industri rumah tangga dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 36.599 orang.

b. Perdagangan

Salah satu kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Purworejo untuk sektor perdagangan adalah untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah, penyediaan sarana dan prasarana pemasaran, pengembangan usaha dasar sebagai penyangga sumber pendapatan asli daerah, meningkatkan pengawasan terhadap peredaran barang dan jasa dalam rangka perlindungan konsumen. Sampai pada akhir tahun 2013, sarana perdagangan di Kabupaten Purworejo menurut jenisnya terdiri dari pasar tradisional 26 tempat, pasar lokal/modern 28 tempat dan pasar hewan 2 tempat.

(29)

c. Pariwisata

Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Purworejo sampai dengan tahun 2014 tidak mengalami perubahan. Objek wisata alam berjumlah 8 buah dan objek wisata buatan berjumlah 4 buah. Kondisi wisata Kabupaten Purworejo didukung 15 hotel non berbintang (kondisi 2011), 1 buah hotel di Kecamatan Bayan, 4 buah di Kecamatan Kutoarjo, dan 10 buah hotel di Kecamatan Purworejo. Dalam kurun waktu 2006-2013 wisatawan yang datang di Kabupaten Purworejo adalah wisatawan domestik berturut-turut mencapai 146.040, 113.774, 200.817, 117.650, 94.619 dan 171.516, dan 161.953 pengunjung. Dominasi destinasi pariwisata di Kabupaten Purworejo masih didukung beberapa obyek wisata unggulan, seperti Pantai Jatimalang, Goa Seplawan, Kawasan Geger Menjangan, Museum Tosan Aji dan Kolam Renang Artha Tirta. d. Pertanian

Kabupaten Purworejo adalah daerah agraris karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah pertanian, begitu pula mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani. Potensi pertanian dapat dilihat dari ketersediaan lahan dan jumlah produksi hasil pertanian untuk beberapa komoditas unggulan seperti padi, jagung, dan kedelai.

Luas areal produksi padi dalam kurun waktu tahun 2010-2013 berturut-turut 55.859, 54.759, 58.170, dan 58.402 ha, atau tiap tahun naik rata-rata 1,55%. Jumlah produksi padi dalam kurun waktu tersebut adalah 304.155, 305.703, 324.456, dan 329.938 ton atau tiap tahun naik rata-rata 2,78%. Proporsi kebutuhan beras dan ketersediaan beras di Kabupaten Purworejo adalah kebutuhan beras lebih kecil dibandingkan ketersediaannya. Hal ini berarti Kabupaten Purworejo merupakan daerah dengan tingkat ketahanan pangan baik atau surplus beras.

(30)

Luas areal produksi jagung dalam kurun waktu tahun 2010-2013 berturut-turut 4.136, 2.969, 4.287 ha, dan 1.674 ha atau mengalami penurunan rata-rata tiap tahun 14,93%. Jumlah produksi jagung dalam kurun waktu tersebut adalah 22.507, 17.748, 25.558, dan 9.992 ton atau mengalami penurunan rata-rata tiap tahun 12,68%. Penurunan ini terkait banyaknya lahan areal jagung yang dialihfungsikan untuk pertanian padi dan tanaman hortikultura seperti tebu, kedelai dan yang lainnya.Luas areal produksi kedelai dalam kurun waktu tahun 2010-2013 berturut-turut 1.244, 3.138, 3.613, dan 2.001 ha, atau naik rata-rata tiap tahun 40,92%. Jumlah produksi kedelai dalam kurun waktu tersebut adalah 2.299, 5.210, 5.980, dan 3.063 ton atau mengalami peningkatan rata-rata tiap tahun 30,87%.

e. Perikanan Laut

Potensi unggulan sektor perikanan di Kabupaten Puworejo meliputi perikanan laut atau perikanan tangkap dan perikanan darat. Kabupaten Purworejo memiliki garis pantai sepanjang + 21,5 km dengan lima Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu di desa Jatikontal, Jatimalang, Pagak, Keburuhan, dan Kertojayan.Jumlah produksi ikan laut dalam kurun waktu tahun 2010-2013 mengalami perubahan berturut-turut adalah 42.812, 61.238, 67.998, dan 61.570 kg atau mengalami peningkatan rata-rata tiap tahun 14,87%.

f. Perikanan Darat

Masyarakat Purworejo semakin giat membudidayakan ikan guna memenuhi permintaan pasar juga dalam rangka meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Selain produksi ikan konsumsi, produksi benih ikan juga memiliki andil yang sangat besar dalam rangka keberhasilan perikanan.

Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi benih ikan yaitu dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana pembenihan ikan utamanya pada Balai Benih Ikan (BBI) yang berlokasi di Kecamatan Purworejo.

Luas tambak dalam kurun waktu tahun 2010-2013 adalah 136,25, 136, 136,3 dan 110,96 Ha. Jumlah produksi tambak dalam kurun waktu tersebut mencapai 282.381, 293.350, 312.400, dan 348.740 kg, atau mengalami kenaikan tiap tahun rata-rata 7,34%. Diperkirakan pada tahun 2013 nilai produksi tambak mencapai lebih dari Rp. 4,8 milyar.

(31)

Luas kolam dalam kurun waktu tahun 2010-2013 adalah 152,5, 158,74, 174,3 dan 183,39 ha dengan jumlah produksi ikan air tawar/kolam dalam kurun waktu tahun tersebut berturut-turut yaitu 542.508, 580.470, 663.000, dan 659.810 kg atau meningkat tiap tahun rata-rata 6,92%.

g. Peternakan

Potensi unggulan di sektor peternakan di Kabupaten Purworejo identik dengan Kambing Peranakan Etawa yang telah ditetapkan menjadi salah satu ikon daerah. Kambing PE ini oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah dinyatakan sebagai kambing asli Purworejo dengan sebutan kambing Kaligesing. Populasi kambing Kaligesing dalam kurun waktu 2010-2013 adalah 68.515, 65.515, 75.666, dan 75.689 ekor, atau meningkat tiap tahun rata-rata 3,72%.

Selain kambing Kaligesing, potensi unggulan peternakan yang lain adalah populasi sapi, kambing dan beberapa unggas seperti ayam dan itik.Jumlah populasi sapi potong dalam kurun waktu tahun 2010-2013 mengalami penurunan sebesar 3,92% berturut-turut dari 18.583, 20.488, dan 21.735 ekor menjadi 14.968 ekor. Jumlah produksi daging sapi potong dalam kurun waktu tersebut yaitu berturut-turut dari503.160, 491.967, 499.622, 547.050 kg atau relatif meningkat tiap tahun rata-rata 2,94%. Jumlah populasi kambing dalam kurun waktu tahun 2010-2013 adalah 102.747, 102.744, 113.310, dan 186.060 ekor atau naik tiap tahun rata-rata 24,83%. Produksi daging kambing dalam kurun waktu tersebut adalah 496.231, 492.336, 497.987, dan 358.526 kg, atau mengalami penurunan tiap tahun rata-rata 9,21%.

Produksi daging dalam kurun waktu 2010-2013 untuk ayam buras adalah 1.292.290, 1.041.744, 1.346.752, dan 359562 kg. Daging ayam ras mencapai 2.164.500, 2.205.380, 2.181.450, dan 151.200 kg. Sedangkan daging itik mencapai 227.937, 211.404, 210.544, dan 357.878 kg.Produksi telur dalam kurun waktu 2010-2013 untuk ayam mencapai 178.093, 184.776, 376.614, dan 367.200 kg.

(32)

h. Perkebunan

Tanaman perkebunan di Kabupaten Purworejo terdiri dari beberapa komoditas unggulan seperti kelapa, cengkeh dan tebu. Luas areal produksi kelapa dalam kurun waktu tahun 2010-2013 berturut-turut 17.967, 17.370, 17.831 ha, dan 18.100 ha atau tiap tahun meningkat rata-rata 0,30%.

Jumlah produksi kelapa dalam kurun waktu tersebut adalah 23.994, 23.720, 24.967, dan 25.317 ton atau tiap tahun meningkat rata-rata 1,83%. Luas areal produksi cengkeh dalam kurun waktu tahun 2010-2013 berturut-turut 1.525, 1.505, 1.522, dan 1.416 ha atau secara rata-rata menurun tiap tahun 2,37%. Jumlah produksi cengkeh dalam kurun waktu tersebut adalah 120, 133, 521, dan 532 ton atau mengalami lonjakan panen cengkeh rata-rata mencapai 101,56%. Luas areal produksi tebu dalam kurun waktu tahun 2010-2013 berturut-turut 467, 618, 676, dan 778 ha atau tiap tahun naik rata-rata 18,55%. Jumlah produksi tebu dalam kurun waktu tersebut adalah 2.791, 3.384, 3.275, dan 3.645 ton atau tiap tahun naik rata-rata 9,78%.

1.4.2.Kewenangan, Tugas Pokok dan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Purworejo

1.4.2.1. Kewenangan dan Tugas Pokok a. Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo, kewenangan Kabupaten Purworejo sebagai daerah otonom mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, monetr dan fiscal, agama serta keweangan lainnya yang meliputi kebijakan perencanaan nasional, pengendalian secara makro, perimbangan keuangan, system administrasi negeara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis serta konservasi dan standarisasi nasional.

(33)

Kewenangan tersebut terdiri dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Urusan Wajib terdiri 26 urusan yaitu sebagai berikut:

1) Urusan Pendidikan 2) Urusan Kesehatan 3) Urusan Pekerjaan Umum 4) Urusan Perumahan Rakyat 5) Urusan Penataan Ruang

6) Urusan Perencanaan Pembangunan 7) Urusan Perhubungan

8) Urusan Lingkungan Hidup 9) Urusan Pertanahan

10) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

11) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 12) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

13) Urusan Sosial

14) Urusan Ketenagakerjaan

15) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 16) Urusan Penanaman Modal

17) Urusan Kebudayaan

18) Urusan Kepemudaan dan Olahraga

19) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

20) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

21) Urusan Ketahanan Pangan

22) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 23) Urusan Statistik

24) Urusan Kearsipan

25) Urusan Komunikasi dan Informatika 26) Urusan Keperpustakaan

Urusan Pilihan terdiri 8 urusan yaitu sebagai berikut: 1) Urusan Pertanian

2) Urusan Kehutanan

3) Urusan Energi dan sumberdaya mineral 4) Urusan Pariwisata

5) Urusan Perikanan dan Kelautan 6) Urusan Perdagangan

7) Urusan Industri

(34)

b. Tugas Pokok

Pemerintah Kabupaten Purworejo mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera. Visi Kabupaten Purworejo yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Purworejo Tahun 2005-2025 adalah Purworejo Daerah Agribisnis yang Maju, Berdaya Saing, Mandiri, Lestari dan Sejahtera. Sedangkan visi Bupati Purworejo Tahun 2011 -2015 adalah Menuju masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera dengan meningkatkan kemandirian serta daya saing, melalui penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah, dan kemasyarakatan yang aspiratif bertumpu pada agribisnis, yang didukung birokrasi professional dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta peran serta aktif sektor swasta dan masyarakat pada umumnya.

1.4.2.2. Struktur Organisasi

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Purworejo diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo, sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 18 Tahun 2012, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo terdiri dari :

1) Sekretariat Daerah; 2) Sekretariat DPRD; 3) Staf Ahli;

4) Dinas Daerah;

5) Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga; 6) Dinas Kesehatan;

7) Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi; 8) Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika; 9) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil;

(35)

11) Dinas Sumber Daya Air Dan Energi, Sumber Daya Mineral; 12) Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan Dan Pariwisata; 13) Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan Dan Perikanan; 14) Dinas Kehutanan Dan Perkebunan; dan

15) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah; 16) Inspektorat;

17) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

18) Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Masyarakat; 19) Badan Kepegawaian Daerah;

20) Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik; 21) Kantor Lingkungan Hidup;

22) Kantor Ketahanan Pangan;

23) Kantor Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu; 24) Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah; dan 25) Rumah Sakit Umum Daerah.

26) Satpol PP; 27) Kecamatan; 28) Kelurahan; dan

29) Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

1.4.3.Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo dibentuk berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1950, merupakan salah satu dari 35 (tiga puluh lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Bupati dan Wakil Bupati Purworejo untuk periode 2010-2015 adalah:

Bupati : MAHSUN ZAIN Wakil Bupati : SUHAR

Strategi Pimpinan Daerah dalam melaksanakan kinerja pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kabupaten Purworejo dilakukan dengan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan melalui integritas tridaya, yaitu daya ekonomi, daya sosial dan daya lingkungan menuju masyarakat Purworejo yang lebih sejahtera. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan Kepala Daerah mempunyai Visi dan Misi dan telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2011 – 2015.

Gambar

Tabel 1.13 Jabatan Fungsional Khusus

Referensi

Dokumen terkait

14. Buah yang memiliki kandungan vitamin C empat kali lebih banyak dari jeruk Buah yang memiliki kandungan vitamin C empat kali lebih banyak dari jeruk adalah … adalah … a.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pembahasan tentang materi membaca melalui metode SAS pada siswa kelas I MI Darussalam ketuntasan dari

yüzyıllardaki gelişmelerin genel tablosu şudur: Bir yandan lüksün ve fiyatların yükselmesiyle, gereksinmelerinin çoğalması yüzünden senyörlerin sömürüyü

Hulu Sungai Tengah (Batang Alai Utara/ Ilung, SMPKBatang Alai Utara, Hantakan, Batang Alai Selatan/ Kapar, Batu Benawa/ Pagat, Limpasu/ Pauh, Labuan Amas Utara/

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Efektifkah model pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas

Kritik sumber dimaksudkan untuk menentukan kredibilitas dari jejak sejarah (Widja, 1988: 21). Pada tahap ini dilakukan kritik intern dan kritik ekstern terhadap data yang

menimbulkan kontroversi ulama tentang kebolehan peng gunaannya. Dapat disimpulkan bahwa di antara alasan pelarangan adalah karena orang-orang yang menggunakan tafsir al-’ilmi

spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi. Investasi hanya boleh diberikan