• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya yang didasarkan pada suatu rencana kinerja yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi.

Rencana kinerja yang disusun memuat informasi tentang sasaran, program dan kegiatan yang ingin dicapai dan akan dilaksanakan dalam bentuk dokumen perencanaan yang disebut Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang disusun setiap tahun.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang akan dijadikan acuan dalam pencapaian visi dan misi BPMPT Tahun 2015 dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga penyelenggara pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu di Jawa Barat.

Bandung, Januari 2015

KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

DR. Ir. H. DADANG MOHAMAD, MSCE. Pembina Utama Madya

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --- i DAFTAR ISI --- ii BAB I : PENDAHULUAN --- 1 1.1. Latar Belakang --- 1 1.2. Dasar Hukum --- 3

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi --- 6

BAB II : RENCANA STRATEGIS --- 10

2.1. Rencana Strategis tahun 2015-2019 --- 10

2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan --- 10

2.1.2. Sasaran, Indikator Sasaran dan Program --- 13

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2015 --- 16

2.2.1. Sasaran dan Indikator Sasaran --- 16

2.2.2. Program, Kegiatan dan Anggaran --- 19

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan. Oleh karena itu setiap Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) perlu menyusun Rencana Pembangunan Tahunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta berpedoman kepada Renstra OPD.

Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BMPT) Provinsi Jawa Barat merupakan penjabaran dan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat dan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat memuat arah kebijakan pembangunan dan prioritas pembangunan tahun 2015 yang kemudian dijabarkan dalam Program dan Kegiatan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat untuk periode 1 (satu) tahun.

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perizinan terpadu, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu meliputi aspek pelayanan perizinan, sosialisasi dan promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi.

(4)

Paradigma Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara administrasi perizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara terpadu pada tahun 2015 adalah dengan membangun komitmen publik untuk mewujudkan Reformasi Birokrasi Pelayanan Perizinan di Jawa Barat, dengan menetapkan 4 (empat) dimensi pelayanan perizinan yang saling berkesinambungan. Peningkatan daya saing ekonomi di Jawa Barat diharapkan dapat terwujud secara signifikan dengan terselenggaranya pelayanan perizinan secara terpadu. Dengan demikian meningkatkan daya tarik investasi di Jawa Barat menjadi salah satu tugas pokok sehingga penanaman modal menjadi prioritas untuk mendukung peningkatan realisasi investasi. Paradigma ini akan membawa penanaman modal dan pelayanan perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat menjadi optimal dan profesional serta terbebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Sejalan dengan adanya upaya reformasi birokrasi dalam pelayanan perizinan dengan metode satu pintu juga merupakan langkah menuju terciptanya good governance, performance accountability dan public service oriented dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya dalam bidang perizinan, disamping menjadikan Jawa Barat sebagai daya tarik investasi untuk para calon investor. Serta sebagaimana diamanatkan presiden RI untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik oleh setiap instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah, maka dalam rangka itulah, Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat sebagai Dokumen perencanaan yang menjelaskan mengenai kinerja dan tindakan yang akan dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun.

1.2. Dasar Hukum

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu mengacu kepada :

(5)

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal; 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

(6)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ;

18. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah ; 20. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik ;

21. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat ;

22. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik ;

(7)

Kep/118/M.PAN/8/2004 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah ;

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46) ;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat ;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah ;

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu ;

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E) ; 30. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2015, tanggal 25 Maret 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Rincian Tugas Unit dan Tatakerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat; 31. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 76 Tahun 2010 tentang Rencana

Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013;

32. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E) ;

33. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu.

(8)

1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi

Sebagaimana termuat dalam Renstra Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Tahun 2015 - 2018, telah ditetapkan Visi “Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Yang Andal dan Profesional” yang dituangkan kedalam 5 (lima) Misi. Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi tersebut diimplementasikan melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPMPT Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan fasilitasi penanaman modal dan pelayanan perizinan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat, merupakan lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat : menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perizinan terpadu, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu meliputi aspek pelayanan perizinan, sosialisasi dan promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi. Hal lain yang menjadi bagian tugas pokok BPMPT adalah melaksanakan kewenangan tertentu Pemerintah Provinsi sesuai dengan kebutuhan Daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan kepada Gubernur.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ;

2. Penyelengaraan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ;

3. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ;

(9)

4. Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat harus menyelenggarakan pelayanan perizinan sebanyak 21 bidang urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Provinsi.

Susunan organisasi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan untuk melaksanakan penyelenggaraan urusan administrasi perizinan dan fasilitasi penanaman modal tersebut sebagai berikut :

1. Kepala Badan

2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari tiga sub bagian :

 Sub Bagian Perencanaan dan Program

 Sub Bagian Keuangan

 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

3. Bidang Pelayanan Perizinan, yang mengkoordinasikan Tim Teknis 4. Bidang Sosialisasi dan Promosi

5. Bidang Penanaman Modal 6. Bidang Pengendalian

(10)

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PROGRAM KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM BIDANG PELAYANAN PERIJINAN BIDANG SOSIALISASI & PROMOSI SUBBIDANG SOSIALISASI PERIJINAN SUBBIDANG PROMOSI PENANAMAN MODAL BIDANG PENANAMAN MODAL SUBBIDANG PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL SUBBIDANG FASILITASI DAN KERJASAMA BIDANG PENGENDALIAN SUBBIDANG PENGENDALIAN PERIJINAN SUBBIDANG PENGENDALIAN PENANAMAN MODAL UPTB KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TIM TEKNIS

STRUKTUR ORGANISASI BPMPT

(11)

BAB II

RENCANA STRATEGIS

2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2018 2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan

Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat disusun sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan yang berorientasi pada target pencapaian hasil untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, dengan mempertimbangkan potensi, peluang maupun hambatan dan kendala yang kemungkinan dihadapi termasuk pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program instansi, untuk memberikan arah yang jelas dalam pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018.

Selaras dengan visi dan Misi Jawa Barat, BPMPT Provinsi Jawa Barat telah menetapkan visi yaitu : “Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Yang Andal dan Profesional”, dengan pengertian dalam visi BPMPT Provinsi Jawa Barat, yaitu :

 Andal dalam visi tersebut menunjukkan bahwa BPMPT Jabar dalam menyelenggarakan pelayanan penanaman modal dan perizinan akan senantiasa mengedepankan asas-asas pelayanan publik yang mengutamakan ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan, akuntabilitas, keterbukaan dan juga menghasilkan perizinan yang akurat dan mengandung kekuatan hukum.

 Profesional dalam visi tersebut menunjukkan bahwa BPMPT Jabar senantiasa menampilkan kinerja terbaik dengan mengutamakan kepuasan masyarakat dalam melayani pelayanan penanaman modal dan administrasi perizinan di Jawa Barat.

(12)

Dengan demikian, untuk mendukung pencapaian visi tersebut, maka disusun 5 (lima) misi sebagai penjabaran dari visi BPPT yang diimplementasikan dalam program dan kegiatan, antara lain :

1. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan.

2. Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat.

3. Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat.

4. Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan.

5. Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat.

Setiap rangkaian misi tersebut masing-masing mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai 5 (lima) tahun kedepan dan ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi yang disasarkan isu-isu strategis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari misi BPMPT meliputi :

Misi Pertama

Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan.

Tujuan :

1. Meningkatkan kemampuan aparatur yang professional dan andal; 2. Meningkatkan pengelolaan administrasi perkantoran dalam

(13)

Misi Kedua

Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat.

Tujuan :

1. Menerapkan prosedur dan standar mutu pengelolaan pelayanan penanaman modal dan perizinan secara optimal dan berkualitas; 2. Mewujudkan pengelolaan system informasi pelayanan penanaman

modal dan perizinan untuk kepentingan publik;

3. Meningkatkan kinerja pelayanan penanaman modal dan perizinan yang lebih baik.

Misi Ketiga

Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat. Tujuan :

Menciptakan lingkungan dan fasilitas pelayanan yang prima sehingga tercipta iklim penanaman modal yang berdaya saing dan kondusif. Misi Keempat

Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan.

Tujuan :

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan bernuansa layanan publik.

2. Menghasilkan database penanaman modal dan perizinan yang akurat untuk mendorong pembangunan dan dapat meningkatkan kualitas pengawasan.

(14)

Misi Kelima

Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat.

Tujuan :

Meningkatnya kualitas pelayanan dalam penanaman modal dan perizinan untuk memberikan kesempatan berusaha kepada investor di Jawa Barat.

2.1.2. Sasaran, Indikator Sasaran dan Program

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur dan merupakan hasil yang akan dicapai (outcome) dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan.

Dalam menetapkan sasaran harus memenuhi kriteria yang efektif sebagai berikut :

1. Spesifik

2. Terukur dan dapat dinilai (Measurable) 3. Berorientasi pada hasil (Achievable)

4. Memuat input yang dibutuhkan (Resources)

5. Dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu dalam 1 tahun (Time)

Memperhatikan sasaran yang telah ditetapkan oleh Provinsi Jawa Barat, maka BPMPT Provinsi Jawa Barat telah merumuskan sasaran yang hendak dicapai yang terangkum menjadi 8 (delapan) sasaran organisasi, antara lain :

Misi Pertama

Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan.

(15)

1. Terciptanya kualitas sumber daya aparatur yang berkompeten dalam pelayanan penanaman modal dan pengelolaan perizinan; 2. Terwujudnya fasilitas administrasi perkantoran yang sesuai dengan

standar pelayanan publik dalam menunjang pelayanan prima. Indikator Sasaran :

1. Prosentase peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui : - Jumlah fakta integritas SDA BPMPT dengan target tahun 2015

sebanyak 80 orang.

- Prosentase penilaian kompetensi aparatur dengan target 90 %. - Prosentase pelaksanaan Bimtek aparatur dengan target 90 %. 2. Prosentase penyediaan administrasi perkantoran yang memadai

serta lancarnya tugas operasional kantor dalam menunjang pelayanan dengan target 100 %.

Misi Kedua

Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat.

Sasaran yang ingin dicapai adalah :

1. Tersedianya standar pengelolaan pelayanan administrasi yang transparan, mudah dan cepat;

2. Tersedianya sistem informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan yang efektif dan efisien yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan.

3. Terwujudnya pelayanan penanaman modal dan perizinan yang professional.

Indikator Sasaran :

1. Jumlah sertifikasi ISO 9001-2008 seluruh bidang tugas dan sekretariat dengan target 2 sertifikat.

2. Jumlah dokumen SOP standar pelayanan perizinan target 1 dokumen.

3. Prosentase ketersediaan informasi peluang investasi dan pelayanan perizinan secara elektronik dan media sosial dengan target 90 %.

(16)

4. Prosentase data hasil pengolahan realisasi pelaksanaan penanaman modal dan proses penerbitan permohonan perizinan dengan target 90 %.

5. Prosentase ketepatan waktu proses pelayanan perizinan/target durasi waktu rata-rata proses penyelesaian pelayanan perizinan (kecuali izin strategis) : 97 %.

6. Prosentase peningkatan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan target nilai 79.00.

Misi Ketiga

Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

Terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif dan berdaya saing. Indikator Sasaran :

Prosentase penanganan permasalahan penanaman modal dan pengaduan proses perizinan dengan target 90 %.

Misi Keempat

Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan.

Sasaran yang ingin dicapai adalah :

1. Terwujudnya sarana dan prasarana pelayanan yang memadai sesuai Standar Pelayanan Minimal.

2. Tersedianya system informasi penanaman modal dan perizinan yang terintegrasi dengan seluruh OPD teknis.

Indikator Sasaran :

1. Prosentase pengadaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan bernuansa layanan public sesuai dengan SPM. 2. Prosentase pengintegrasian database dengan target 80 %.

3. Prosentase pelayanan penanaman modal dan perizinan yang menggunakan aplikasi dan TIK dengan target 80 %.

(17)

Misi Kelima

Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat.

Sasaran yang ingin dicapai adalah :

Terwujudnya sinergitas dan tersedianya database penanaman modal dan perizinan kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan, pembinaan, pengendalian dan bahan pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan dalam pengembangan investasi di Jawa Barat.

Indikator Sasaran :

Prosentase ketersediaan database penanaman modal dan perizinan di Jawa Barat sebagai acuan bagi investor dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan usaha di Jawa Barat dengan target 80 %. 2.2. Rencana Kinerja Tahunan 2015

2.2.1. Sasaran dan Indikator Sasaran

Sasaran yang direncanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dalam Rencana Kinerja Tahun 2015, didasarkan kepada Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2018, terdiri dari 8 (delapan) sasaran yaitu :

Misi 1 : Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan.

No Sasaran Indikator Target

1. Terciptanya kualitas sumber daya aparatur yang berkompeten dalam pelayanan

Prosentase peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui :

- Jumlah fakta integritas SDA BPMPT.

(18)

No Sasaran Indikator Target penanaman modal dan

pengelolaan perizinan

- Prosentase penilaian kompetensi aparatur.

90 %

- Prosentase pelaksanaan Bimtek aparatur.

90 %

2. Terwujudnya fasilitas administrasi perkantoran yang sesuai dengan standar pelayanan public dalam mendukung pelayanan prima.

Prosentase penyediaan administrasi perkantoran yang memadai serta lancarnya tugas operasional kantor dalam menunjang pelayanan.

100 %

Misi2 :Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat.

No Sasaran Indikator Target

1. Tersedianya standar pengelolaan pelayanan administrasi yang transparan, mudah dan cepat;

- Jumlah sertifikasi ISO 9001-2008 seluruh bidang tugas dan sekretariat.

- Jumlah dokumen SOP standard pelayanan perizinan.

2 sertifikat

1 dokumen 2. Tersedianya system informasi

penanaman modal dan pelayanan perizinan yang efektif dan efisien yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan.

Prosentase ketersediaan informasi peluang investasi dan pelayanan secara elektronik dan media social.

90 %

Prosentase data hasil pengolahan realisasi pelaksanaan penanaman modal dan proses penerbitan permohonan perizinan.

90 %

3. Terwujudnya pelayanan

penanaman modal dan perizinan yang professional.

- Prosentase ketepatan waktu

proses pelayanan

perizinan/target durasi waktu rata-rata proses penyelesaian

(19)

No Sasaran Indikator Target pelayanan perizinan (kecuali izin

strtegis).

- Prosentase peningkatan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

79.00

Misi 3 : Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat.

No Sasaran Indikator Target

1. Terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif dan berdaya saing.

Prosentase penanganan permasalahan penanaman modal dan pengaduan proses perizinan

90 %

Misi 4 : Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan.

No Sasaran Indikator Target

1. Terwujudnya sarana dan prasarana pelayanan yang memadai sesuai Standar Pelayanan Minimal.

Prosentase Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan bernuansa layanan publik sesuai dengan SPM.

80 %

2. Tersedianya system informasi penanaman modal dan perizinan yang terintegrasi dengan seluruh OPD teknis.

- Prosentase pengintegrasian database

- Prosentase pelayanan penanaman modal dan perizinan yang mengguna-kan aplikasi dan TIK.

80 %

80 %

Misi 5 : Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat.

(20)

No Sasaran Indikator Target 1. Terwujudnya sinergitas dan

tersedianya database penanaman modal dan perizinan kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan, pembinaan, pengendalian dan bahan pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan dalam pengembangan investasi di Jawa Barat.

Prosentase ketersediaan database penanaman modal dan perizinan di Jawa Barat sebagai acuan bagi investor dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan usaha di Jawa Barat.

80 %

2.2.2. Program, Kegiatan dan Anggaran

Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu serta dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai sasaran yang diinginkan. Program dibuat sebagai penjabaran dari pelaksanaan kebijakan tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Dalam menetapkan program telah ditentukan pelaksana program dan jangka waktu pelaksanaannya. Dalam penetapan program, terdapat perencanaan yang satu sama lain saling berhubungan, yaitu :

 Penentuan Kebijakan

 Penetapan Program

 Penetapan Kegiatan

Kegiatan merupakan aktifitas nyata yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan berpijak pada kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran.

(21)

Kegiatan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Kriteria kegiatan adalah sebagai berikut :  Spesifik

 Terukur  Agresif

 Berorientasi pada hasil

 Memiliki jangka waktu tertentu

Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan BPMPT Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 terdiri dari 11 (sebelas) program dan 25 (dua puluh lima) kegiatan, dengan alokasi anggaran bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat. Program dan kegiatan tersebut disusun dengan tujuan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Jawa Barat melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang menunjang penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan terpadu di Jawa Barat, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama dalam rangka reformasi birokrasi perizinan, disamping fasilitasi dan koordinasi investasi/penanaman modal di Jawa Barat. Hal ini sebagaimana tugas pokok dan fungsi BPMPT sebagai badan penyelenggara fasilitasi penanaman modal dan pelayanan administrasi perizinan di Jawa Barat. Adapun rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.

1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

2. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi 3. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi

4. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah

5. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur

6. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur 7. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

(22)

8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 9. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur

10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

11. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

Disamping usulan program/kegiatan yang didanai oleh APBD, pada tahun 2015 BPMPT mengusulkan program/kegiatan dengan alokasi anggaran yang didanai dari APBN, antara lain Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal yang diimplementasikan melalui Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV.

(23)

BAB III

PENUTUP

Pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2018 telah ditetapkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan.

Pada Tahun 2015, Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat telah merencanakan untuk melaksanakan 11 (sebelas) program yang dijabarkan kedalam 25 (dua puluh lima) kegiatan dan 8 (delapan) sasaran yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015. Untuk mencapai sasaran tersebut, program dan kegiatan yang telah direncanakan didukung dengan anggaran yang memadai yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015.

Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Tahun 2015 disusun dan selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan fasilitasi penanaman modal dan administrasi pelayanan perizinan untuk kurun waktu satu tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi persyaratan bagi alas hak atas tanah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 54 guna penyetujuan dari ketentuan tersebut maka camat atau

Acara : Pembahasan RKA K/L Tahun 2018 (Pembahasan usulan program-program yang akan didanai oleh DAK berdasarkan kriteria teknis dari komisi). 16.00-Selesai Komisi L RDP

Peningkatan terbesar ekspor menurut beberapa golongan barang HS 2 dijit pada bulan Desember 2016 tersebut, jika dibandingkan dengan bulan November 2016 terjadi pada golongan

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembinaan sumberdaya manusia, khususnya bagi

(1) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat

Manfaat apa saja yang dihasilkan dari sistem koperasi simpan pinjam

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan kesempatan sehingga teseis dengan judul visualisasi wayang

061/Kep.26.1/BPPT-2011 Tanggal 1 November 2011 Tentang Standar Pelayanan Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat.. • Keputusan Kepala BPPT Provinsi Jawa Barat