• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISUALISASI WAYANG BEBER METROPOLITAN DALAM CERITA "MASYARAKAT URBAN" - UNS Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "VISUALISASI WAYANG BEBER METROPOLITAN DALAM CERITA "MASYARAKAT URBAN" - UNS Institutional Repository"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

VISUALISASI WAYANG BEBER METROPOLITAN DALAM CERITA

MASYARAKAT URBAN

TESIS

Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat magister

Program Studi Magister Seni Rupa

Disusun oleh

Muhammad Nur Hariyadi

NIM S011502004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1.

Tesis yang berjudul

visualisasi wayang beber metropolitan dalam cerita

masyarakat urban

ini adalah karya penelitian ilmuah saya sendiri dan

bebas plagiat, tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk mendapatkan gelar akademik, serta tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan

dalam sumber acuan atau daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti

terdapat plagiat dalam karya ini, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (permendiknas No. 17

Tahun 2010)

2.

Publikasi atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain

harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan

Pascasarjana UNS sebagai Institusinya. Apabila dalam waktu

sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak

melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka

Program Studi Seni Rupa, Program Pascasarjana UNS berhak

mempublikasikan pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi

Seni Rupa, Program Pascasarjana UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan

sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 11 Mei 2018

Yang membuat pernyataan

(3)

iii

VISUALISASI WAYANG BEBER METROPOLITAN DALAM CERITA

MASYARAKAT URBAN

TESIS

Oleh

Muhammad Nur Hariyadi

S011502004

Komisi

Pembimbing

Nama

Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing 1

: Prof. Dr. Narsen Afatara, MS

NIP : 19500711 197910 1 004

……….

………

Pembimbing 1I

: Dr. Agus Purwantoro, M.Sn

NIP : 19580813 198603 1 001

……….

………

Telah dinyatakan memenuhi syarat

Pada Tanggal

………

2018

Kepala Program Studi Magister Seni Rupa

Program Pascasarjana UNS

(4)

VISUALISASI WAYANG BEBER METROPOLITAN DALAM CERITA

MASYARAKAT URBAN

TESIS

Oleh

Muhammad Nur Hariyadi

S011502004

Telah dipertahankan di depan penguji

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada Tanggal

………….…

2018

Tim Penguji :

Jabatan

Nama

Tanda Tangan

Ketua

: Dr. Deny Tri Ardianto, S.Sn., MA.

NIP : 19790521 200212 1 002

………

Sekretaris

: Dr. Theresia Widyastuti, M.Sn.

NIP : 19590923 198601 2 001

………

Aanggota

Penguji

: Prof. Dr. Narsen Afatara, MS.

NIP : 19500711 197910 1 004

………

: Dr. Agus Purwantoro, M.Sn.

NIP : 19580813 198603 1 001

………

Mengetahui:

Direktur Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP : 19600727 198702 1 001

Kepala Program Studi

Magister Seni Rupa

(5)

v

MOTTO

Alam Terkembang Menjadi Guru

(6)

PERSEMBAHAN

(7)

vii

ABSTRAK

Wayang beber merupakan salah satu warisan budaya asli dari Indonesia.

Di Indonesia terdapat dua wayang beber tradisi yang masih tersimpan yaitu di

Pacitan Jawa Timur dan di Wonosari Yogyakarta. Selain wayang beber tradisi,

Indonesia juga memiliki berbagai wayang beber kontemporer yang salah satunya

terdapat di Jakarta bernama wayang beber metropolitan. Dalam penelitian ini akan

membahas tentang visualisasi wayang beber metropolitan yang berjudul

masyarakat urban. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunjungi

komunitas wayang beber metropolitan, melakukan wawancara mendalam dan

melihat pertunjukan wayang beber metropolitan. Selanjutnya dilakukan proses

merangkum, memilah hal-hal yang pokok dan mendokumentasikan wayang beber

metropolitan serta memfokuskan pada salah satu wayang beber dengan judul

masyarakat urban. Visualisasi wayang beber metropolitan yang berjudul

masyarakat urban menceritakan gambaran potret situasional dampak dari

kegagalan urbanisasi yang terjadi di Jakarta. Dibuat dengan cara penggayakan

bentuk atau stilasi pada objek dan juga pada figur tokoh wayang, bagian

background mengacu pada bentuk wayang beber tradisi Wonosari, tanpa

memberikan ornamen yang rumit. Teknik pewarnaan sungging masih

dipertahankan, karena teknik pewarnaan sungging merupakan teknik pokok

dalam pembuatan wayang beber. Wayang beber metropolitan hadir dengan

memperkenalkan kembali pertunjukan wayang beber diberbagai segi keramaian

masyarakat, selanjutnya pertunjukan dikemas dengan pertunjukan lebih

sederhana, lebih singkat, lebih menghibur, menggunakan lighting modern,

menggunakan figur baru, dan cerita yang dibawakan juga mengadopsi isu-isu

yang sedang populer saat ini. Penelitian ini penting mengingat wayang beber

merupakan sebuah warisan budaya yang patut untuk diperkenalkan kembali

kepada masyarakat luas, agar pertunjukan wayang beber tidak mengalami

kepunahan, sehingga wayang beber akan tetap lestari dan berkembang dengan

bentuk dan visual yang menarik.

(8)

ABSTRACT

A puppet beber some years previously had broken is one of the heritage of

culture native of indonesia. In indonesia there are two puppet beber tradition still

is the pacitan east java and in wonosari Yogyakarta. Besides the puppet beber

tradition, Indonesia also having a wide variety of contemporary puppet in which

one of them there are in jakarta is name wayang beber metropolitan.

In this

research going to talk about visualization wayang beber metropolitan in the story

the urban community. Technique data collection done by visiting community

wayang beber metropolitan, conducting in-depth interviews and see performance

wayang beber metropolitan. The process of summarizes done, sorting the

principal thing and documenting wayang beber metropolitan and than focused on

one puppet with title urban community. Visualization wayang beber metropolitan

titled the community urban tell picture situation the impact of failed urbanization

in Jakarta . Made by means of stilasi on object and also figure puppet,

background part reference on form of wayang beber wonosari, without giving

complex ornamentation. A staining technique sungging still retained , because a

staining technique sungging is basic technique in making wayang beber. Wayang

beber metropolitan present to reintroduce puppet show some the puppet show in

various terms of the crowd, then is show a packed with a simpler, show is shorter,

more entertaining, using lighting modern, using new figure , and stories hosted

also adopted the issue of being popular currently. This research crucial given that

wayang beber is a cultural heritage that deserve to reintroduced to the general

public, so that wayang beber show not subjected to extinction, so that will wayang

beber to preserve it and grown up with the form of and visual that draws.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan kesempatan sehingga teseis dengan judul visualisasi wayang beber metropolitan dalam cerita wayang beber dengan judul masyarakat urban ini telah selesai pada waktunya. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarak akademik guna penyelesaian studi di Program Studi Magister Seni Rupa Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya tesis ini dikarenakan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai puhak. Penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya atas segala dukungan baik langsung maupun tidak langsung, kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Deni Tri Ardianto, M.Sn, Selaku Kepala Program Studi Magister Seni Rupa Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr. Narsen Afatara, MS., selaku dosen pembimbing I, atas kesabaran dan ketelitian beliau untuk menuntun penulis fokus pada penelitian wayang beber. 5. Dr. Agus Purwantoro, M.Sn., selaku dosen pembimbing II, atas segala bimbingan

dan kreatifitas yang jitu sehingga banyak memberikan ide pada penelitian ini. 6. Dr. Theresia Widyastuti, M.Sn., selaku sekretaris penguji atas bekal untuk tindak

lanjut tesis ini.

7. Dosen dan semua karyawan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas semua bekal ilmu, bantuan dan kerjasama yang baik.

8. Seluruh anggota komunitas wayang beber di Jakarta, yang telah mengijinkan penulis untuk menguji tentang wayang bebernya.

9. Ayah dan Ibu serta Adik-adikku, atas kasih sayang dan segala do’a yang engkau berikan kepada penulis.

10. Fatimah Wahyu Sundari, SS, atas support dan kesabaranmu.

11. Teman-teman seperjuangan, seangkatan, sekostan, teman komunitas dan teman sehati, mari kita tetap berkarya

(10)

Penulis menyadari tulisan ini belum sepenuhnya sempurna, namun dengan penuh harap semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pengembangan wawasan tentang dunia perwayangan di Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta pada umumnya.

Surakarta, 11 Mei 2018 Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLISASI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN PENGUJI ... iv

MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK... ... vii

ABSTRACT... ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SKEMA ... xiv

DAFTAR TABEL ... xiv

GLOSARIUM ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

(12)

A. Kajian Pustaka ... 5

1. Pertunjukan ... 5

2. Wayang ... 7

3. Wayang Beber ... 9

4. Seni Pertunjukan Wayang Beber Tradisi ... 12

5. Unsur-unsur Dalam Pertunjukan Wayang Beber Tradisi ... 15

a. Unsur Pokok ... 15

b. Unsur Pendukung Wayang Beber Tradisi ... 23

c. Unsur Pendukung Depan Layar ... 25

6. Perkembangan Wayang Beber ... 28

7. Estetika ... 29

8. Bahasa Rupa ... 30

B. Penelitian Yang Relefan ... 32

C. Kerangka Berfikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Lokasi Penelitian ... 37

B. Waktu Penelitian... 37

C. Metode Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Keabsahan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 39

(13)

xiii

A. Pertunjukan Wayang Beber Metropolitan... 41

B. Profil Wayang Beber Metropolitan ... 44

C. Tugas Anggota Komunitas Wayang Beber Metropolitan ... 46

1. Tim Naskah Dalang ... 47

2. Tim Pembuat Wayang ... 48

3. Tim Teknis Pertunjukan ... 49

4. Tim Iringan Musik ... 49

D. Tema dan Bentuk Wayang Beber Metropolitan ... 50

1. Tema... 50

2. Bentuk Wayang Beber Metropolitan Dan Proses Pembuatan ... 51

E. Visualisasi Wayang Beber dalam Cerita Masyarakat Urban ... 55

1. Pejagong 1 ... 56

2. Pejagong 2 ... 59

3. Pejagong 3 ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Wayang beber pada daun lontar atau siwalan ... 10

Gambar 2 : Wayang beber tradisi pacitan ... 11

Gambar 3 : Wayang beber tradisi Wonosari ... 12

Gambar 4 : Posisi dalang dalam wayang beber tradisi Pacitan ... 14

Gambar 5 : Posisi dalang dalam wayang beber tradisi Wonosari ... 14

Gambar 6 : Bagian dari perangkat pertunjukan wayang beber tradisi ... 16

Gambar 7 : Bagian-bagian pada ampok wayang beber tradisi ... 17

Gambar 8 : Bentuk wayang beber tradisi Pacitan ... 17

Gambar 9 : Bentuk wayang beber tradisi Wonosari ... 19

Gambar 10 : Kotak ampok dan sesaji wayang beber tradisi ... 21

Gambar 11 : Pementasan wayang beber tradisi dan sesajian ... 23

Gambar 12 : Pementasan wayang beber dengan gamelan slendro ... 25

Gambar 13 : Sinden (waranggono) saat pementasan wayang beber ... 26

Gambar 14 : Posisi penonton saat pementasan wayang tradisi ... 27

Gambar 15 : Pertunjukan Wayang Beber Metropolitan ... 42

Gambar 16 :Pertunjukan Wayang Beber Metropolitan ... 42

Gambar 17 : ampok dan sligi wayang beber metropolitan ... 52

Gambar 18 : Bentuk tempat penyimpanan wayang beber tanpa sesaji ... 52

(15)

xv

Gambar 20 : Pejagong 1 ... 56

Gambar 21 : Pejagong 2 ... 59

Gambar 22 : Pejagong 3 ... 62

Gambar 23 : Wayang beber berjudul masyarakat urban, 3 pejagong ... 65

DAFTAR SKEMA Halaman Skema 1 : Skema Berfikir ... 36

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Waktu penelitian ... 37

(16)

GLOSARIUM

Ambeber / mbeber : Berasal dari bahasa Jawa yang artinya membentangkan

Ampok : Fondasi untuk menancapkan wayang beber, ampok ini sekaligus merupakan tempat penyimpanan gulungan wayang

Apek : Bau tidak enak karena lembab Areng balung : Arang tulang

Atal : Bahan warna kuning

Baying : Barang yang dilihat secara nyata

Bersih Desa : Upacara peringatan atau upacara dengan sesaji untuk

keselamatan desa, para danyang penjaga desa, berterimakasih kepada bumi, dan para leluhur agar desa selalu aman

Blencong : Alat penerangan yang berfungsi untuk menghidupkan bayangan wayang di kelir/layar

Candra sengkala : Rumusan tahun dengan kata-kata, yg setiap kata melambangkan angka, dibaca dari depan dan ditafsirkan dari belakang;

kronogram Jawa yg memakai sistem perhitungan bulan Ceblokan : Lubang yang berada diatas ampok yang berfungsi sebagai

tempat menancapkan seligi

Cempolo : Salah satu peralatan dalang yang paling penting yang digunakan untuk memukul kotak yang menimbulkan bunyi dog-dog. Daun Rontal/Lontar : Daun siwalan

Distorsi : Distyler / digayakan

(17)

xvii

Gedhog : Cerita yang disembunyikan atau cerita rakyat dahulu kala Galuga : Pohon So, bahan baku kertas daluang / gedhog

Gamelan : Alat musik tradisional Jawa

Ginem : Percakapan antara tokoh wayang saat pertunjukan wayang beber diungkapkan oleh dalang

Jagong/ Pejangong : Sebuah gambar / adegan pada wayang beber

Jambangan : Tempat menaruh bunga untuk hiasan dalam ukuran besar Jajan pasar : Makanan yang dibeli di pasar, jenisnya beraneka ragam untuk

sesajian

Kembang boreh : Berbagai jenis kembang yang dicampur irisan daun pandan, digunakan untuk sesajian

Kempul : Instrumen gamelan wujudnya seperti gong tapi kecil Kendhang : Instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara ditepuk Kenong : Instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara dipukul,

menyerupai bonang tapi agak besar

Kethuk : Instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara dipukul, bentuknya menyerupai bonang namun terdii dari 3-4 buah Lakon : Cerita / kisah dalam pewayangan

Langes : Jelaga dari pelita berwarna hitam pekat Lurik bang-bangan : Kain lurik atau tenun yang berwarna merah Lurub : Kain sebagai menutup batang / selimut

(18)

Ngengat : Sejenis binatang kecil yang suka memakan kertas, kain, dan sebagainya

Patri Dompet : Tokoh wayang beber metropolitan dalam cerita “Mayarakat

Urban” merupakan orang kaya di pusat kota Poco-poco

Priyayi : Orang yang memiliki kedudukan tinggi di dalam masyarakat bisa juga dibilang orang terhormat dari kalangan pegawai

Purwa : Dari bahassa Jawa Kuno, yang berarti wiwitan/pertama Rambahan : Babak dalam satu cerita wayang beber

Rebab : Instrumen gamelan yang dimainkan dengan cara digesek Robyong : Tumpeng yang digunakan untuk selamamatan, khitanan,

hajatan, dan semua bersifat suka cita Ruwat : Ritual yang dipercaya menghilangkan sial

Seligi : Gagang yang merupakan alat untuk menggulung wayang beber dan juga sebagai tiang penyangga wayang.

Serat Sastramiruda : Tulisan yang berisi percakapan antara murid dan guru pada jaman dahulu kala tentang sebuah sejarah tanah Jawa.

Slendro : Bentuk iringan pada gamelan Jawa, hanya terdiri beberapa alat gamelan dan memiliki notasi tidak lengkap (12356).

Suryasengkala : Tahun sengkalan (kronogram) yang berdasarkan peredaran matahari (surya).

Sungging : Seni lukis tradisi Jawa yang mempunyai teknik, pola dan norma tertentu pada wayang

Sesaji : Sarana ritual berupa bunga atau makanan tertentu yang ditujukan kepada roh / leluhur.

(19)

xix

Tedhak Sungging : Mengcopy / menggandakan gambar wayang beber

Tradisi : Merupakan sesuatu yang turun temurun sudah ada sejak lama dan dijadikan suatu acuan dalam kehidupan sekarang

Tutur : Ucapan dalang dalam pertunjukan wayang beber

Waranggana : Penyanyi wanita dalam karawitan atau penyanyi wanita dalam pertunjukan wayang (sinden)

WayBeMetro : Singkatan dari Wayang Beber Metropolitan

Referensi

Dokumen terkait

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Hukum Perdata, Hukum Perusahaan, Hukum Perbankan dan Investasi, Hukum Perlindungan Konsumen, Hukum Perdagangan, Hukum Property, Hukum Pertanahan, Hukum

Kegiatan yang akan dilakukan meliputi: pengecilan ukuran jerami padi, optimisasi parameter- parameter proses hidrolisa sellulosa menjadi glukosa, Hasil penelitian menunjukkan

Hasil PCA menunjukkan bahwa populasi ikan medaka Sulawesi Oryzias celebensis pada hulu dan hilir membentuk kelompok yang terpisah yang mengindikasikan terdapatnya

Kegiatan fisik Program P2KP atau PNPM Mandiri Perkotaan untuk perbaikan jalan mampu menyerap swadaya masyarakat sebesar 20,60% dari total dana kegiatan, untuk

 Suatu organisasi diperlukan karena : (1) suatu kelompok makin bertambah luas dan (2) tujuan sukar dicapai oleh kelompok yg terbatas.  Pada fase kelompok berubah menjadi

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek

Pembayaran Tiap Siswa Kelas XI ... Hasil Pengujian Efficiency komponen Halaman Transaksi Pembayaran Kelas XI………….. Hasil Pengujian Efficiency komponen Halaman Tampil Data Siswa