• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK

DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW

CARI RISTIANI

M0204021

J urusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Abstrak

Telah dibuat detektor Geiger-Müller tipe side window dengan gas isian Argon-Alkohol.

Tabung detektor terbuat dari pipa gelas dengan diameter 16 mm dan panjang daerah aktif 80 mm.

Anoda terbuat dari kawat tungsten dengan ukuran diameter 0,03 cm. Katoda terbuat dari bahan Cu

yang diuapkan dan menempel pada bagian dalam tabung gelas. Gas isian terdiri dari Argon dan

Alkohol dengan perbandingan 90% : 10%. Parameter tekanan gas isian divariasi dengan tujuan

dapat diketahui pengaruh tekanan gas isian terhadap karakteristik detektor. Dari pengukuran

diperoleh plateau, slope sebesar (75 volt, 41 % / 100 volt), (200

volt, 4,6 % / 100 volt),

(50 volt, 36 % / 100 volt) masing-masing untuk tekanan 8 cmHg, 10 cmHg dan 12 cmHg. Tekanan

optimum yang memenuhi karakteristik detektor adalah pada tekanan 10 cmHg. Hasil penelitian

menunjukkan panjang plateau dan slope berfluktuasi, dalam arti panjang plateau dan slope tidak

tergantung oleh tekanan gas isian.

Kata kunci : Geiger-Müller , plateau, slope , tekanan

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini

begitu pesat, dimana salah satunya adalah

teknologi nuklir yang penerapannya mulai

terasa dibutuhkan sangat mendesak pada

beberapa bidang antara lain : indust ri logam

(deteksi sambungan las dan kebocora n

pipa), perusahaan rokok, survey radiasi

pada suatu daerah/lokasi dan sebagainya.

Semakin tinggi suatu teknologi, maka resiko

kecelakaan yang mungkin terjadipun akan

semakin besar. Karena itu penerapan

teknologi

nuklir

yang

baik

sangat

memperhatikan seberapa jauh kemanfaatan,

keselamat an dan resiko kecelakaan bagi

kepenti ngan umum yang mungkin terjadi,

karena

pemakaian

teknologi

tersebut.

Bahaya radiasi merupakan dampak lain

dari penerapan teknologi nuklir, dimana

resiko tersebut tidak dapat dihilangkan.

Dengan adanya kenyataan itu, maka usaha

(2)

mengurangi resiko tersebut sekecil mungkin.

Radiasi nuklir tidak dapat dideteksi

dengan panca indra, maka perlu dibuat alat

bantu yang mampu mendeteksi radiasi

nuklir seawal mungkin. Alat bantu tersebut

berbentuk detektor radiasi nuklir. Semua

jenis detektor nuklir berdasarkan interaksi

radiasi dengan materi. Detektor nukli r

mempunyai jenis serta bentuk yang cukup

banyak. Salah satu da ri sekian banyak jenis

detektor nuklir adalah detektor

Geiger-Müller . Detektor Geiger-Geiger-Müller termasuk

golongan detektor radiasi nuklir dengan gas

isian sebagai medium aktifnya. Prinsip kerj a

detektor jenis gas isian adalah berdasarka n

interaksi radiasi dengan materi. Bahan

materi yang mampu berinteraksi dengan

radiasi adalah gas isian yang dalam hal ini

gas-gas mulia dan gas-gas poliatom (Irianto,

2008). Pada penelitian-penelitian terdahul u

telah dibuat detektor Geiger-Müller dengan

gas isian argon dan uap alkohol dengan hasil

kurang baik. Hal ini disebabkan oleh

banyak parameter yang berpenga ruh dalam

pembuatan detektor Geiger-Müller anta r a

lain : kebersihan tabung, tingkat kevakuma n

tabung. Untuk peningkatan karakteristik

perlu

dilakukan

penelitian

ulang.

Pembuatan tabung detektor Geiger-Müller

dengan gas isian argon dan alkohol dan

pengujiannya dilakukan optimasi terhadap

tekanan gas isian. Dengan penelitian ini

akan diperoleh tekanan gas isian yang

optimum terhadap karakteristik detektor

Geiger-Müller .

II. METODOLOGI PENELITIAN

a. Alat :

1. sistem uji detektor

2. sistem vakum pelapis tabung dan

pengisian gas

3. alat pelacak kebocoran vakum

4. multimeter

5. pesawat ultrasonik

b. Bahan

1. tabung gelas

2. tembaga murni sebagai bahan pelapis

katode

3. kawat ferniko sebagai terminal katode

4. kawat tungsten sebagai anode

Dalam penelitian ini dititik beratka n

pada pengaruh tekanan gas isian Argon

Alkohol terhadap karakteristik detektor GM

tipe Side Window. Sehingga dalam penelitian

yang perlu dilakukan adalah : Pembuat an

detektor GM tipe Side Window dengan

katoda yang dilapisi Cu dengan ukura n

panjang daerah aktif 8 cm dan diameter 16

mm serta optimasi pengisian gas unt uk

variasi tekanan 8 cmHg, 10 cmHg dan 12

cmHg dengan perbandingan 90% gas argon

dan 10% uap alkohol (Singru, 1972).

Dalam penelitian ini data yang

diamati

adalah

perubahan

tegangan

ambang, tegangan kerja (plateau), dan slope.

Detektor Geiger-Müller dikat akan bai k

apabila mempunyai daerah plateau yang

panjang dan slope yang kecil yaitu menur ut

Ortec besarnya plateau antara 100-300 volt

dan slope kurang dari 8 % per 100 volt. Dat a

yang

diperoleh ini

untuk

mengetahui

pengaruh antara variasi tekanan terhadap

karakteristik

detektor

Geiger-Müller

.

P rosedure

penelitian

secara

matematis

sebagai berikut :

(3)

III. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Data-dat a yang dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah data uji fungsi detektor

Geiger-Müller dengan cara memvariasi

tegangan terhadap perubahan cacah per

menit, sehingga diperoleh panjang plateau,

slope, dan tegangan ambang. Untuk analisa

datanya diamati pengaruh tekanan terhadap

perubahan

tegangan

ambang,

panjang

plateau dan slope. Besarnya slope dinyatakan

dalam % per 100 volt (Arya, 2007) yang

dinyatakan dengan persamaan :

Slope =

100

%

)

100

(

)

(

2 1 1 2

×

V

V

N

N

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam p roses pengujian detektor ini

diperoleh bentuk plateau yang tidak sesuai

dengan karakteristik yang diinginkan. Hal

ini disebabkan karena tingkat kebersihan

dalam tabung, bentuk geomet ri tabung

(anode tidak simet ris) dan ada kebocoran di

dalam tabung yaitu kebocoran sistem vakum

disebabkan karena banyaknya sambungan

dari sistem vakum ke tabung detektor yang

kurang rapat sehingga molekul gas yang ada

diluar masuk. Juga disebabkan ka rena

pengelasan yang kurang sempurna sehingga

terjadi keretakan pada tabung detektor

maupun sistem vakum sehingga gas argon

dan uap alkohol tidak bercampur seca r a

homogen

maka

dilakukan

pembuat an

tabung,

pelapisan,

pemvakuman,

dan

pengisian gas berulang-ulang.

Dalam

penelitian

ini

untuk

menentukan tekanan dalam pengisian gas

mengalami

kesulitan

karena

pada

manometer air raksa sangat cepat mengali r

naik turun walaupun kran tersebut sedi kit

dibuka.

Sehingga

untuk

menetukan

besarnya tekanan ha rus pelan-pelan dalam

Analisa Kegagalan Uji

Detektor

KarakterisasiDetektor Analisis data Mulai Persiapan Bahan

Pembuatan Tabung Detektor

Persiapan Pelapisan

Proses Pelapisan Bahan Katoda

Proses Pemasangan Bahan Anoda

Proses Pemvakuman Tabung Detektor

Proses PengisianGas

Tidak

(4)

Hasil ka rakterisasi detektor :

800 850 900 950 1000 0 10000 20000 30000 40000 Tanpa sumber Cs137 Dengan sumber Cs137 Cac ah per menit (cpm) Tegangan (volt)

Gambar 4.1 Grafik hubungan tegangan

dengan cacah pada tekanan 8 cmHg

Berdasarkan Gambar 4.1 penguku ran

dengan sumber diperoleh panjang plateau 75

volt dan besarnya kemiringan plateau 41 %.

Dari data tersebut terlihat bahwa tegangan

detektor dapat dioperasikan antara 875 –

950 volt.

1000 1100 1200 1300 1400 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 Tanpa sumber Cs 137 Dengan sumber Cs 137 C a c ah p er m enit (cpm ) Tegangan (volt)

Gambar 4.2 Grafik hubungan tegangan

dengan cacah pada tekanan 10 cmHg

Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat

bahwa panjang plateau yaitu 200 volt. Pada

tekanan ini detektor dapat dioperasikan

pada tegangan kerja antara 1150 – 1350 volt

dengan kemiringan plateau 4,8 %.

Pada tegangan 1000 – 1125 volt

menunjukkan belum bisa membedakan

adanya radiasi Cesium. Hal ini disebabkan

karena kebolehjadian ion elekt ron sampai

pada anode sedikit sehingga perbedaan

cacah yang dihasilkan dengan sumber dan

tanpa

sumber

kelihatan

sama.

Juga

disebabkan karena gerakan elekt ron dan ion

masih lambat sehingga sebelum elekt ron dan

ion mencapai ke elekt rode yang sesuai ada

kemungkinan antara elekt ron dan ion

bertemu dan bergabung kembali.

1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400 1450 1500 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Tanpa sumber Cs137 Dengan sumber Cs 137

C

a

c

a

h pe

r me

nit

(c

p

m)

Tegangan (volt)

Gambar 4.3 Grafik hubungan tegangan dengan

cacah pada tekanan 12 cmHg

Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat

bahwa panjang plateau sangat pendek yait u

50 volt dan kemiringan plateau diperoleh

sebesar 36 %.

Berdasarkan grafik tersebut bahwa

pengaruh tekanan 8 cmHg, 10 cmHg dan 12

cmHg terhadap karakteristik detektor yait u

panjang plateau dan slope saling berfluktuasi

dalam artian panjang plateau dan slope tidak

tergantung pada besarnya tekanan gas isian

dalam tabung.

(5)

8 9 10 11 12 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 threshold Tegan gan amba ng (v olt) Tekanan (cm Hg)

Gambar 4.4 Grafik hubungan tekanan dengan

tegangan ambang

Berdasarkan

Gambar

4.4

bahwa

semakin besar tekanan gas isian detektor

Geiger-Müller semakin besar tegangan

kedua elekt rodenya yaitu tegangan ambang.

Hal ini karena tekanan gas yang besar maka

gerak elekt ron ion untuk mencapai ke

elekt rode akan semakin lambat, sehingga

untuk menambah tenaga yang diperlukan

elekt ron maupun ion agar geraknya lebih

cepat mencapai anode dan katode maka

tegangan

antara

anoda

dan

katode

dinaikkan. Tenaga elekt ron ion tersebut

berasal dari adanya medan listrik anta r a

kedua elekt rode.

Apabila tekanan dinaikkan lebih tinggi

lagi lebih besar dari 12 cmHg maka

tegangan ambang detektor tersebut akan

semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan

kema mpuan

kerja

detektor

menjadi

berkurang yaitu seluruh gas yang ada dalam

tabung akan terionisasi dan ion tersebut

tertarik menuju elekt rode dan detektor

kehilangan gas sehingga detektor menjadi

rusak.

V.

KESIMPULAN

1. Pengaruh tekanan gas isian terhadap

panjang plateau dan kemiringan plateau

berfluktuasi dalam arti penga ruh panjang

plateau dan slope tidak tergant ung pada

besarnya tekanan gas isian dalam tabung.

Tekanan 8 cmHg : plateau 75 volt dan slope

41 % / 100 volt

Tekanan 10 cmHg : plateau 200 volt dan

slope 4,8 % / 100 volt

Tekanan 12 cmHg : plateau 50 volt dan slope

36 % / 100 volt

2. Tekanan optimum

yang

memenuhi

karakteristik detektor adalah pada tekanan

10 cmHg.

3. Adanya hubungan linieritas anta r a

tegangan ambang dengan tekanan yait u

semakin besar tekanan gas isian detektor

maka tegangan ambang yang terjadi akan

semakin tinggi.

VI.

SARAN

Untuk penelitian lebih lanj ut maka

untuk

memperoleh

hasil

ka rakteristik

detektor yang

maksimal perlu

dijaga

kebersihan

dalam

pembuatan

tabung

sehingga vakum yang diperoleh mencapai

kevakuman tingkat tinggi.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Arya, Wisnu Wardhana. 2007. Teknologi

Nuklir, Proteksi Radiasi dan Aplikasinya.

Penerbit Andi Yogyakart a.

Irianto, dkk.2008. Peningkatan spesifikasi

Kinerja Detektor Geiger-Müller . Usulan

P rogram Kerja Kegiatan Batan tahun 2009.

Singru

,

RM.1972.

Introduction

to

Experimental

Nuclear

pyisics.Wiley

Eastern Private Limited. New Delhi.

(6)

Gambar

Gambar 4.1 Grafik hubungan tegangan  dengan cacah pada tekanan 8 cmHg

Referensi

Dokumen terkait

(2) Dalam hal dana pendukung dari APBD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dianggarkan, maka Kabupaten/Kota dapat menganggarkan dana pendukung tersebut

 Menerapkan metode SMC berbasis Algoritma Genetika untuk meningkatkan stabilitas pada sistem pengaturan motor induksi 3 phasa serta meminimalkan fluktuasi ripple fluk dan torsi7.

Setelah mendapatkan Amplitudo polarisasi rasio Z/H, nilai Azimuth, dan analisa spektrum, selanjutnya data tersebut dikorelasikan dengan data gempa Ada beberapa analisa

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan partikel nanokomposit ZnO-silika yang diaplikasi sebagai bahan fotokatalis dalam mendegradasi senyawa organik.... TUJUAN

 Meen M ng geello olla a kko on nffllik ik llaah haan n d diip prriio orrit itaasskkaan n p paad da a kkeelo lom mp po okk masyarakat yang sudah kondusif sedangkan yang

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 18 responden (63,3%) yang melakukan penjadwalan pada saat menyusui atau menunggu bayinya menangis saat menyusui, hal ini

Harga diri ( self esteem) merupakan gambaran sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan